25
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perubahan Sosial Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi secara linear. Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Pada tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan ditingkat mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro sendiri terjadi perubahan interaksi, dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kekuatan fisik (entity), tetapi seperangkat proses yang saling terkait bertingkat ganda (Sztompka, 2004). Alfred (dalam Sztompka, 2004), menyebutkan masyarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sebagai proses, bukan objek semu yang kaku tetapi sebagai aliaran peristiwa terus-menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat (kelompok, komunitas, organisasi, bangsa) hanya dapat dikatakan ada sejauh dan selama terjadi sesuatu didalamnya, seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Sedangkan Farley mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan pola prilaku, hubungan sosial, lembaga , dan Universitas Sumatera Utara

DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pereubahan sosial maupun budaya menurut para ahli

Citation preview

Page 1: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Perubahan Sosial

Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua

tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat sebagai

sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi

secara linear. Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses

pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliput i pola pikir

yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan

penghidupan yang lebih bermartabat.

Pada tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan ditingkat

mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro

sendiri terjadi perubahan interaksi, dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah

kekuatan fisik (entity), tetapi seperangkat proses yang saling terkait bertingkat ganda

(Sztompka, 2004).

Alfred (dalam Sztompka, 2004), menyebutkan masyarakat tidak boleh

dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sebagai proses, bukan objek semu

yang kaku tetapi sebagai aliaran peristiwa terus-menerus tiada henti. Diakui bahwa

masyarakat (kelompok, komunitas, organisasi, bangsa) hanya dapat dikatakan ada

sejauh dan selama terjadi sesuatu didalamnya, seperti adanya tindakan, perubahan,

dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Sedangkan Farley mendefinisikan

perubahan sosial sebagai perubahan pola prilaku, hubungan sosial, lembaga , dan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

struktur sosial pada waktu tertentu. Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai

perubahan yang terjadi didalam atau mencakup sistem sosial. Oleh sebab itu, terdapat

perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.

Parson mengasumsikan bahwa ketika masyarakat berubah, umumnya

masyarakat itu tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi

masalah yang dihadapinya. Sebaliknya, perubahan sosial marxian menyatakan

kehidupan sosial pada akhirnya menyebabkan kehancuran kapitalis.

Gerth dan Mills (dalam Soekanto, 1983) mengasumsikan beberapa hal,

misalnya perihal pribadi-pribadi sebagai pelopor perubahan, dan faktor material serta

spiritual yang menyebabkan terjadinya perubahan. Lebih lanjut menurut Soekanto,

faktor-faktor yang menyebabkan perubahan adalah:

a. Keinginan-keinginan secara sadar dan keputusan secara pribadi.

b. Sikap-sikap pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah.

c. Perubahan struktural dan halangan struktural.

d. Pengaruh-pengaruh eksternal.

e. Pribadi-pribadi kelompok yang menonjol.

f. Unsur-unsur yang bergabung menjadi satu.

g. Peristiwa-peristiwa tertentu.

h. Munculnya tujuan bersama.

Selanjutnya Bottomore juga mengatakan bahwa perubahan sosial mempunyai

kerangka. Adapun susunan kerangka tentang perubahan sosial, antara lain :

a. Perubahan sosial itu dimulai pada suatu masyarakat mana yang pertama-tama

mengalami perubahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

b. Kondisi awal terjadinya perubahan mempengaruhi proses perubahan sosial

dan memberikan ciri-ciri tertentu yang khas sifatnya.

c. Kecepatan proses dari perubahan sosial tersebut mungkin akan berlangsung

cepat dalam jangka waktu tertentu.

d. Perubahan-perubahan sosial memang disengaja dan dikehendaki. Oleh

karenanya bersumber pada prilaku para pribadi yang didasarkan pada

kehendak-kehendak tertentu.

Perubahan sosial selalu mendapat dukungan/dorongan dan hambatan dari

berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan, adalah:

a. Kontak dengan kebudayaan lain

salah satu proses yang menyangkut dalam hal ini adalah difusi. Difusi

merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari perorangan kepada

perorangan lain, dan dari masyarakat kepada masyarakat lain. Dengan difusi, suatu

inovasi baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat disebarkan kepada

masyarakat luas di dunia sebgai tanda kemajuan.

b. Sistem pendidikan yang maju

c. Sikap menghargai hasil karya dan keinginan-keinginan untuk maju.

d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.

e. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerakan mobilitas sosial vertikal

secara luas yang berarti memberi kesempatan perorangan untuk maju atas dasar

kemampuan-kemampuanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

f. Penduduk yang heterogen

Masyarakat-masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang

memiliki latar belakang, ras, dan ideologi yang berbeda mempermudahkan terjadinya

kegoncangan yang mendorong terjadinya proses perubahan.

Selain itu, perubahan sosial juga mendapatkan hambatan-hambatan. Adapun

faktor-faktor penghambat tersebut adalah :

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.

c. Sikap masyarakat yang masih tradisional.

d.Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali

atau vested interest.

e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.

f. Prasangka terhadap hal-hal yang asing atau baru.

g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.

h. Adat atau kebiasaan.

2.1.1 Perubahan sosial ( aspek sosial )

Perubahan dari aspek sosial merupakan suatu proses perubahan yang terjadi di

dalam masyarakat yang meliputi, aspek kehidupan sosial, interaksi sosial, status

sosial dan tindakan sosial lainnya. Perubahan kendatinya terjadi karena adanya

perubahan sikap dan perasaan bahwa ingin merubah struktur yang sudah ada menjadi

lebih baik lagi.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Mengenai masyarakat kuno, dapat diambil cina sebagai contohnya, pandangan

Hegelian yang menyatakan cina telah melampaui tingkat kemandekan struktur sosial,

tidak dapat lagi di pertahankan. Semakin jelas bahwa sejarah cina penuh pergolakan,

perubahan tiba-tiba, dan perubahan bertahap. Misalnya dalam periode yang disebut

periode revolusi, cina sangat berubah bersama dengan masyarakat besar lainnya di

zaman itu. Sejak tahun 900-200 SM, struktur masyarakat maupun pemikiran orang

cina terus-menerus mengalami perubahan. Di abad-abad berikutnya, terjadi

perbedaan secara menonjol dibanding dengan periode revolusi yang ditandai

perubahan masyarakat yang sangat cepat itu, tetapi tidak menunjukkan suatu

masyarakat kedalam kemandekan dan tidak berubah selama jangka panjang (Lauer,

1989).

Status sosial tidak bersifat statis, melainkan selalu berubah sesuai dengan

ruang dan waktu tempat seseorang itu hidup. Perubahan status itu berdampak pada

perubahan peran sosial seseorang secara mendadak pula. Kondisi ini potensial

menyebabkan konflik peran ( ketidaksesuaian peran sosial dalam dua atau lebih

status sosial yang sedang terjadi secara bersamaan ), yang menjadi akar permasalahan

sosial secara makro.

Kehidupan orang-orang tionghoa semakin berubah seiring perkembangan

zaman, baik secara kehidupan sosialnya maupun perekonomiannya. Kehidupan sosial

meliputi status sosial, interaksi tionghoa dengan pribumi serta tindakan sosial lainnya

masa ke masa semakin membaik. Jika dahulu status sosial orang tionghoa sebagai

minoritas di tengah mayoritas penduduk Indonesia sangat rendah, maka di tahun-

tahun berikutnya mereka menjadi orang-orang yang diperhitungkan status sosialnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Pada masa VOC berkuasa, orang-orang cina diijinkan berkumpul dan tinggal

di Batavia. Namun, orang-orang Cina lebih ditertibkan lagi dalam hal pemukiman.

Mereka diberi tempat yang bebas untuk menghuni pemukiman dengan batas-batas

daerah yang telah ditetapkan. Pemukiman khusus bagi orang Cina ini dimaksudkan

oleh pemerintah kolonial agar bisa lebih mudah mengawasi aktivitas ekonomi dan

segala tindakan sosial komunitas tersebut.

Dengan pemukiman yang tumbuh di sana, kehidupan sosial juga ikut

berkembang. Interaksi sosial yang terjadi dengan masyarakat pribumi memberi

kesempatan bagi orang-orang dan para pedagang Cina untuk mengenal lebih jauh

budaya Jawa. Kebanyakan dari mereka meniru pola pemukiman dan pergaulan hidup

orang Jawa. Pada kalangan elit ini orang-orang Cina juga banyak berhubungan

dengan para bangsawan dan kerabat Kraton di Surakarta. Kehidupan para bangsawan

Kraton yang sering menuntut pengeluaran melebihi pendapatannya, yang

memerlukan tingkat kebutuhan tinggi, menemukan penyelesaian pada beberapa orang

Cina kaya yang tinggal di Surakarta (http://www.politikana.com).

Sama halnya seperti kehidupan sosial di komunitas cina kebun sayur di Desa

Bandar Klippa, mereka membaur dengan kebudayaan orang Jawa. Kehidupan sosial

serta interaksi mereka selalu berhubungan dengan masyarakat sekitar yang bersuku

Jawa. Bahkan kebanyakan dari orang-orang tionghoa di desa tersebut fasih

menggunakan bahasa Jawa. mereka rela melepas identitas serta bahasa mereka, dan

kemudian membaur dengan masyarakat sekitar yang mayoritas suku Jawa.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

2.1.2 Perubahan sosial ( aspek ekonomi )

Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan-

perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang

berbeda. Perubahan ini adalah merupakan fenomena sosial yang wajar. Menurut

Suwarsono (1991), bahwa kenyataan sosial selalu berada terus-menerus dalam proses

perubahan. Demikian pula yang diungkapkan oleh Soekanto (2000), bahwa setiap

masyarakat pasti pernah mengalami perubahan, ini disebabkan tidak adanya

masyarakat yang hidup secara terisolasi mutlak (http://elearn.ibrahim.bpplsp-

reg5.go.id).

Perubahan sosial dari aspek ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem di

masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakat tersebut.

Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan, bahkan

sampai peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik lagi.

Para ahli sosiologi mempercayai bahwa, masyarakat manapun pasti

mengalami perubahan berlangsung puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu.

Perbedaannya dengan yang terjadi di masa yang lalu adalah dalam hal kecepatannya,

intensitasnya, dan sumber-sumbernya. Perubahan sosial sekarang ini berlangsung

lebih cepat dan lebih intensif, sementara itu sumber-sumber perubahan dan unsur-

unsur yang mengalami perubahan juga lebih banyak.

Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin

justru suatu kemunduran. Unsur-unsur yang mengalami perubahan biasanya adalah

mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi

sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung

Universitas Sumatera Utara

Page 8: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

jawab, kepemimpinan dan sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat

berkembang, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat

dengan ciri dan bentuk perekonomiannya.

Sikap tertentu juga merintangi perubahan. Pembangunan ekonomi akan

terhambat kecuali jika mau mempelajari sikap bekerjasama, mengkehendaki

kemajuan, menghargai pekerjaan, dan sebagainya. Bahkan perubahan menjanjikan

pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemeliharaan kesehatan sekalipun, mungkin

menghadapi rintangan karena sikap tradisional.

Cina kebun sayur dapat dikatakan sebagai migran. Migran terdorong

mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mempertahankan posisi

ekonominya yang baik, karena sekali berada di kelompok kekeluargaan desa dan

tidak lagi mengharapkan akan kembali ke desa. Karena kebutuhan penting

masyarakat industri adalah tenaga kerja terampil, maka sistem kekeluargaan

tradisional membantu masyarakat industri dengan memotivasi migran menjadi

pekerja yang terampil, sehingga dapat membuat perubahan dalam kehidupannya.

2.2 Mobilitas Sosial

Menurut Horton dan Hunt, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu

gerakan perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial

juga dapat berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan biasanya

termasuk pula dari segi penghasilan yang dapat dialami oleh beberapa individu atau

keseluruhan anggota kelompok (Narwoko, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Mobilitas sosial dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari

kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainya yang tidak sederajat. Mobilitas

sosial vertikal sendirir terdiri dari;

a. Gerak sosial meningkat ( sosial climbing ), yaitu gerak perpindahan anggota

masyarakat dari kelas sosial yang rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi.

b. Gerak sosial yang menurun ( sosial slinking ), yaitu geraka perpindahan

anggota masyarakat dari kelas sosial lain lebih rendah posisinya.

2. Mobilitas sosial horizontal, adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial

lainnya dari suatu kelompok sosial yang satu ke kelompok sosial lainnya yang

sederajat. Dalam mobilitas horizontal tidak terjadi perubahan dalam derajat status

seseorang atau objek sosial lainnya.

Horton dan Hunt, menerangkan ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat

mobilitas pada masyarakat modern, yaitu:

b. Faktor struktural, yaitu jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan

harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.

c. Faktor individu, yaitu kualitas orang per orang, baik ditinjau dari segi tingkat

pendidikannya, penampilanya, keterampilan pribadi, dan termasuk faktor

kesempatan yang menentukan siapa yang akan berhasil mencapai kedudukan

itu.

Mobilitas juga dibagi menjadi 2 jenis yaitu, pertama, mobilitas intragenerasi

yang mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

misalnya dari status asisten dosen menjadi guru besar, atau perwira pertama menjadi

perwira tinggi. Kedua, mobilitas antargenerasi yang mengacu pada perbedaan status

yang dicapai seseorang dengan status orangtuanya. Misalnya, anak seorang tukang

sepatu berhasil menjadi insinyur.

Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas

adalah sebagai berikut :

a. Perubahan standar hidup

yakni, Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,

melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan

mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena

keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga

tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan

naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk

tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

b. Perkawinan

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui

perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana

menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya.

Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.

c. Perubahan tempat tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal

dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara

merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

mewah. Secara otomatis seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut

sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke

atas.

d. Perubahan tingkah laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan

status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih

tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga

pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri

dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan

dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan

pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan

menyelipkan istilah-istilah asing.

e. Perubahan nama

Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial

tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang

menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal

Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan

"Kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja

sebutan dan namanya berubah sesuai dengan kedudukannya yang baru seperti

"Raden”.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

2.3 Kehidupan Sosial dan Perekonomian Etnis Cina ( Tionghoa )

2.3.1 Kehidupan Sosial Cina Medan ( Tionghoa )

2.3.1.1 Asimilasi

Asimilasi dapat tercipta, tergantung pada kesediaan atau kemauan di satu

pihak ( orang cina ) untuk menghilangkan identitasnya, dan di pihak lain ( orang

pribumi ) bersedia menerimanya untuk hidup bersama secara harmonis. Sikap

asimilasi akan berjalan harmonis jika kedua belah pihak antara masyarakat pribumi

dan non pribumi saling bisa menerima perbedaan masing-masing.

Gordon (dalam Lubis, 1995), mengatakan ada beberapa jenis-jenis asimilasi,

antara lain :

1. Asimilasi kultural atau tingkah laku

2. Asimilasi struktural

3. Asimilasi perkawinan

4. Asimilasi identifikasi diri

5. Asimilasi penerimaan sikap

6. Asimilasi menerima tingkah laku orang lain

7. Asimilasi warganegara

Gerakan asimilasi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1932, dengan

adanya pencetusan Partai Tionghoa Indonesia ( PTI ). Selanjutnya tahun 1960, mulai

dilakukanya pertemuan–pertemuan antara pemuda peranakan cina dengan menteri

kesejahteraan sosial RI, yang membahas tentang asimilasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Asimilasi menurut Park dan Borgess adalah suatu proses penetrasi

(penerobosan), dan peleburan atau penyatuan kepada seseorang maupun kelompok

yang mempunyai pikiran, perasaan, dan sikap dari orang atau kelompok yang lain,

dengan membagi pengalaman dan cerita ( sejarah ) termasuk juga tentang kebudayaan

didalam kehidupan mereka sebagaimana biasanya (Lubis, 1995: 28).

Dari penjelasan sebelumnya, terlihat jelas adanya suatu keharusan proses

interaksi yang terjadi antara 2 pihak atau golongan, yaitu pihak migran cina dengan

pihak penerima pendatang,atau masyarakat setempat agar asimilasi dapat terwujud.

Bentuk interaksi sosial yang mengarah pada suatu proses asimilasi haruslah,

pertama, bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain dimana pada pihak itu berlaku

hal yang sama. Kedua, bersifat langsung dan primer. Ketiga, frekuensi interaksi

sosial itu harus tinggi dan tetap.

Dalam menjalani asimilasi tentulah mendapat tantangan dan rintangan.

Adapun faktor penghambat dan pendukung terjadinya asimilasi adalah:

a. Faktor pendukung

- Toleransi

- Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang

- Sikap menghormati orang asing dan kebudayaannya

- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan

- Perkawinan campuran ( amalganation )

- Adanya unsur bersama dari luar.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

b. Faktor terhambatnya asimilasi pada etnis cina di Indonesia bahkan di Asia

Tenggara, adalah :

- Adanya sikap eksklusif orang tionghoa.

- Adanya superioritas yang tinggi.

- Semangat materialisme yang serakah.

- Tidak mau berasimilasi.

2.3.1.2 Akulturasi

Akulturasi mengacu pada pengaruh satu kebudayaan terhadap kebudayaan

lain atau saling mempengaruhi antara dua kebudayaan, yang mengakibatkan

terjadinya perubahan kebudayaan. Seorang antropolog Redfield. dkk, mendefinisikan

akulturasi meliputi fenomena yang dihasilkan dua kelompok yang berbeda

kebudayaanya mulai melakukan kontak langsung, yang diikuti pola kebudayaan asli

salah satu atau kedua kelompok itu. Menurut definisi ini, akulturasi hanyalah satu

aspek saja dari perubahan kebudayaan. Sedangkan difusi hanyalah satu aspek dari

akulturasi. Difusi atau proses penyebaran inovasi ke lapisan masyarakat lain selalu

terjadi dalam proses akulturasi, tetapi tidak dapat terjadi tanpa berlanjutnya kontak

langsung yang diperlukan bagi akulturasi (Lauer, 1989) .

Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa akulkturasi mempunyai pengaruh

lebih besar dibandingkan difusi, setidaknya dalam arti kebudayaan lain yang

dipengaruhi akan lebih menyerupai kebudayaan yang mempengaruhi. Dan dapat di

jelaskan juga bahwa akulturasi sebagai pola perubahan dimana terjadi penyatuan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

antara dua kebudayaan. Penyatuan ini dihasilkan dari kontak yang berlanjut.

Mengenai jenis kontak, kedua kebudayaan dapat dikategorikan sebagai yang

kuat dan yang lemah atau sama kuatnya atau menurut kemampuan anggota

masyarakat pendukung satu kebudayaan tertentu untuk memaksakan aktivitas tertentu

terhadap anggota masyarakat pendukung kebudayaan kedua. Dominasi ekstrem satu

kebudayaan atas kebudayaan lain terjadi bila anggota masyarakat pendukung satu

kebudayaan tertentu dapat membawa anggota masyarakat pendukung kebudayaan

lain masuk kedalam aktivitas mereka sendiri dalam posisi status yang lebih rendah

dan mengucilkanya dari posisi status yang tinggi, dan pada waktu yang bersamaan

dapat memasuki aktivitas anggota masyarakat pendukung kebudayaan lain itu dalam

posisi status yang tinggi.

Menurut Dohrenwend dan Smith ( dalam Lauer, 1989 ), mengemukakan 4

kemungkinan arah perubahan yang dapat dihasilkan dari kontak antara dua

kebudayaan :

a. Pengasingan, menyangkut pembuangan cara-cara tradisional oleh

anggota pendukung satu kebudayaan tanpa menerima cara-cara

kebudayaan lain.

b. Reorientasi, menyangkut perubahan ke arah penerimaan struktur

normatif kebudayaan lain.

c. Penguatan kembali kebudayaan tradisional diperkokoh kembali.

d. Penataan kembali kemunculan bentuk-bentuk baru seperti yang

ditemukan dalam gerakan utopia.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Kesadaran berbudaya muncul bersamaan dengan munculnya loyalitas etnis

dalam diri individu tersebut ketika ia mengalami diskriminasi, yang tidak selalu

bermakna negatif. Imigran akan mengalami diskriminasi karena status minoritasnya.

Sebenarnya status minoritas inilah yang menjadi inti dari masalah status sosial.

Dengan kata lain ia harus beradaptasi dengan cara akulturasi. Jadi, proses akulturasi

terjadi mula-mula ketika sekelompok individu dari dua kelompok budaya yang

berbeda mengadakan kontak secara terus-menerus satu sama lain dan setelahnya

mengalami perubahan pola budaya pada salah satu atau keduanya seperti model

akulturasi yang dikemukakan oleh Robert Park yaitu KONTAK (dari tangan pertama)

→ AKOMODASI (menerima) → ASIMILASI (diterima/menjadi bagian).

Perbedaan reaksi adaptasi dapat terjadi antar individu dalam kelompok

minoritas yang sama atau memiliki latar belakang atau tingkat pendidikan yang sama

yang disebabkan oleh perbedaan motivasi ( pendorong ) seperti keputusan/keinginan

pribadi, motivasi ekonomi, politik, dan lainnya, yang mana yang lebih

menguntungkan/berguna baginya maupun hanya sekedar untuk mempertahankan

hidup. Reaksi adaptasi budaya ini juga selektif terhadap perilaku, nilai-nilai, dan

lainnya tergantung pada individu masing-masing. Hal lama apakah yang akan

digantinya dengan hal yang baru, dan sebaliknya hal lama yang akan tetap

dipegangnya. Contoh kasus: kelompok minoritas Tionghoa di Jakarta, akan berbeda

dengan kelompok minoritas Tionghoa di Medan yang mana masing-masing anggota

kelompok dalam sebuah keluarga juga akan mengalami perubahan pola budaya yang

berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

2.3.1.3 Konflik

Dahrendorf ( Ritzer, 2005 ), menyimpulkan bahwa masyarakat adalah statis

atau masyarakat berada dalam keadaan berubah secara seimbang. Namun, para ahli

lainnya mengatakan setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan.

Teoritis konflik dan fungsionalisme disejajarkan. Fungsionalis menekankan

keteraturan masyarakat, sedangkan teoritis konflik melihat pertikaian dan konflik

dalam sistem sosial. Fungsionalis juga menyatakan bahwa setiap elemen masyarakat

berperan dalam menjaga stabilitas. Teoritis konflik melihat berbagai elemen

kemasyarakatan menyumbang terhadap disintegrasi dan perubahan.

Dahrendorf juga menganggap fungsi konservatif dari konflik hanyalah satu

bagian realitas sosial dan konflik juga menyebabkan perubahan dan perkembangan.

Secara singkat Ia menyatakan bahwa setelah kelompok konflik muncul, kelompok itu

melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan dalam struktur sosial. Bila konflik

itu terjadi dengan hebat, maka perubahan bersifat radikal. Bila konflik disertai

tindakan kekerasan, akan terjadi perubahan struktur secara tiba-tiba.

Soekanto (1984), menyatakan konflik sosial dapat ditelaah dari pelbagai

aspek, antara lain adalah :

a. Secara historis, maka konflik antara masyarakat–masyarakat memainkan suatu

peranan penting dalam pembentukan unit-unit sosial yang lebih besar dan lebih

luas, memperkuat sistem stratifikasi sosial dan memperluas difusi penemuan-

penemuan baru di bidang sosial budaya. Di zaman modern konflik internasional

Universitas Sumatera Utara

Page 18: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

telah mempengariuhi struktur ekonomi dan politik dari berbagai masyarakat,

kebijaksanaan-kebijaksanaan politik, maupun norma-norma.

b. Konflik antara golongan mungkin mendorong terjadinya perubahan dan

penemuan-penemuan baru

c. Adanya atau kemungkinan terjadinya konflik antargenerasi.

Sebagai contoh, kerusuhan Mei tahun 1998, yang menyebabkan diskrimanasi,

munculnya tindak kekerasan dan pembunuhan pada etnis tionghoa di medan dan di

daerah di Indonesia lainnya. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan

dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak

dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998. Dalam kejadian ini terdapat ratusan

etnis Tionghoa yang mendapat kekerasaan bahkan pemerkosaan. Sebab dan alasan

kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini.

Namun, demikian umumnya masyarakat setuju bahwa peristiwa ini merupakan

sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia. sementara beberapa pihak terutama pihak

Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian orang-orang tersebut.

Konflik seperti ini pernah menjadi ketakutan tersendiri bagi etnis Tionghoa di

Medan dan daerah lainnya, Karena kebrutalan untuk menindas orang yang beretnis

Tionghoa memberikan trauma tersendiri bagi mereka. Konflik tersebut adalah konflik

terbesar pribumi terhadap komunitas non pribumi.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

2.4 Kehidupan Perekonomian Orang Cina ( Tionghoa ) Tahun 1950-Kini

Pada masa pasca Belanda, orang-orang cina telah mengembangkan kehebatan

ekonominya terutama di bidang yang telah ditinggalkan Belanda, yaitu kegiatan

ekspor impor. Hal tersebut terjadi juga walaupun ada usaha-usaha yang tidak

terencana dengan baik dan tidak produktif untuk mempribumikan ekonomi. Pada

masa sistem demokrasi parlementer, walaupun berada dibawah ancaman dan

perasaan tidak tentram sebagian besar warga cina yang WNI maupun yang bukan

menikmati kemakmuran. Masa itu berakhir, pada waktu ada pergolakan akhir tahun

1950-an. Pada tahun 1959, kelas pedagang cina yang WNI dan WNA, berada dalam

kesulitan setelah ada larangan bergadang untuk orang asing.

Dalam masa percobaan ( 30 September 1965 ) telah banyak hasil yang positif.

Citra cina sebagai elite ekonomi tidak bisa dihindarkan lagi, karena anggapan seperti

itu ada benarnya walaupun tidak seluruhnya benar. Banyak orang cina yang miskin

dan ada beberapa kelompok kecil yang keberhasilanya dalam bidang ekonomi sangat

mencolok. Pada kenyataanya tidak semua orang cina kaya, orang pribumi pun ada

yang berhasil dalam usahanya. Pendidikan dan tekadlah kuncinya bukan ras atau

persengkongkolan ekonomi.

Tahun 1973 merupakan awal dari himbauan pemerintah dalam menganjurkan

orang-orang Cina di Indonesia yang mempunyai kelebihan dalam bidang ekonomi

untuk berusaha membantu warga pribumi lainnya yang masih dikatakan miskin.

Sudah beberapa kali himbauan ini kita dengan, terakhir ialah konferensi

Jimbaran, Bali, tetapi masih banyak hambatan-hambatan serta kendala-kendala dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 20: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

perwujudan keseimbangan kekuatan ekonomi antara pribumi dengan non-pribumi.

Sejarah singkat mengenai politik peranakan Cina Indonesia yang tertera

diatas merupakan suatu penjelasan bahwa sejarah Cina

di Indonesia bisa dikatakan kurang baik. Pengalaman buruk ini tentu sulit

dilupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Memang PKI sudah tidak

ada lagi dan propaganda ajaran komunisme RRC diragukan bisa muncul

kembali, tetapi bentuk perbedaan lainnya, seperti jenjang ekonomi yang sangat

jauh berbeda antara pri dan non-pri masih ada. Mungkin untuk sebagian

pribumi berpendapat bahwa sesungguhnya Belanda, Jepang, PKI dan kemudian

Pemerintah orde baru adalah sebagai alat saja bagi Cina untuk menguasai

politik dan ekonomi Indonesia. Tanpa adanya usaha pembaruan, asimilasi

yang terencana dengan baik, mustahil anggapan tersebut akan hilang.

Asimilasi bukanlah hanya kehidupan sosial semata melainkan segala

aspek termasuk ekonomi, pendidikan dan lain-lain.

Dan akhir-akhir ini terasa bahwa etnik cina ekonominya seakan-akan

meningkat dengan “ deret ukur”, sedangkan si pribumi hanya dengan “deret hitung”

disamping masih ada ada 30 juta yang hidup dibawah garis kemiskinan, bisa saja

secara ekonomis Negara tertolong tapi di bidang sosial-politik keadaan kritis sekali

tidak memanfaatkan swasta ( etnis cina ), ekonomi akan gawat. Tetapi walaupun

kesulitan-kesulitan ekonomi dimasa depan teratasi, ada bahaya gejolak-gejolak sosial

yang dahsyat (Greif, 1991).

Kemudian tahun 1980-an, ketika ekonomi Indonesia mulai memasuki era

industri dan jasa keadaan mulai berubah. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 21: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

yang mencapai 8% per tahun, telah mendorong peningkatan belanja masyarakat.

Sektor jasa, perdagangan, dan industri melaju sesuai laju permintaan. Karenanya,

para kuli kontrak dan keluarganya sebagian mulai bergerak ke kota. Pekerjaan seperti

buruh pabrik, pelayan toko, kuli bangunan, penjual pecel, sampai pembantu rumah

tangga sekalipun mereka kerjakan.

Di tahun 1980-an juga, perusahan-perusahan konglomerat milik Soedono

Salim, sebagai pemilik BCA dan Indofood, dan William Soeryadjaya, sebagai

pemilik Astra dan Summa, yang menjadi pusat perhatian secara nasional maupun

internasional. Sejak tahun 1970 mereka yang sebagai etnis cina dikenal sebagai

“cukong” ( penyandang dana ). Keluarga-keluarga dari etnis cina banyak yang dekat

dengan keluaraga Cendana. Namun pada tahun 1998, perlahan mulai kekurangan

pengaruhnya ( Liem, 2000 ).

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa peran etnik cina dalam bisnis dan

ekonomi Indonesia cukup besar dan terlalu dominan. Alasannya, jika kita hitung

jumlah pengusaha besar di Indonesia maka yang terlihat adalah para pengusaha

Tionghoa. Bahkan mereka memegang pusat-pusat komersil seperti, pertokoan dan

perkantoran yang ada disekeliling kita.

Pada tahun 1993, dalam skala regional, 55 juta etnik cina tersebar di

Indonesia, Malasyia, Singapura, Thailand, Hongkong, Filiphina, dan Taiwan akan

menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Bahkan investasi cina

perantauan diseluruh Asia mencapai US$ 26,0 milyar jauh dibanding investasi FDI

(foreign direct investment) yang mencapai US$ 3,7 milyar di tahun yang sama (Lubis,

1995: 51).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Seperti di kota lain, perekonomian di Medan juga dikuasai orang Cina.

Mereka itu umumnya tinggal di pusat kota dan kawasan bisnis lain yang sedang

tumbuh. Agak sulit menafsirkan berapa besar aset mereka karena bersifat tertutup.

Subaninyo Hadiluwi menyebutkan bahwa dibanding dengan etnik sejenis di Pulau

Jawa, Cina Medan lebih sering bepergian untuk urusan keluarga dan bisnis ke negara

tetangga. Terutama ke Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Hong Kong. Ada sebuah

tradisi bahwa Cina Medan yang telah bereksepsi tak pernah melepaskan akarnya.

Sehingga cina tidak bisa melepas rantai bisnisnya dimana pun mereka berada

(http://jurnalis.wordpress.com/abdulmanan).

Kehidupan sosial dan ekonomi cina kebun sayur kini tidak terlepas dari

bayang-bayang kehidupan masa lalu mereka terdahulu. Dari hasil penelusuran dari

berbagai literatur mengenai perbedaan antara cina masa lalu dan cina masa kini dapat

dilihat pada gambar 1 berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 23: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Gambar 1 : Aspek Sosial Ekonomi Pada Etnis Cina Masa Dahulu Dan Masa

Kini

Gambar 1 menjelaskan bahwa perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi

cukup signifikan. Cina kebun sayur sendiri telah menampakan perubahan itu sendiri

baik didalam kehidupan perekonomian maupun kehidupan sosial mereka. Cina kebun

sayur berubah dari yang dahulunya termasuk dalam kategori miskin menjadi kaya,

dari nasionalis ke internasional, dari ekonomi perencanaan ke ekonomi pasar. Semua

perubahan itu merupakan proses panjang yang telah dilalui (http://www.rnw.nl/id).

Lerner mengatakan perubahan sosial itu mencakup tiga hal, yaitu kemana arah

perubahan, siapa yang berubah dan kecepatannya seperti apa. Lerner mengungkapkan

Cina masa lalu Cina masa kini

Komunitas cina kebun sayur

Aspek sosial:

- peningkatan status sosial -asimilasi -konflik berkurang -interaksi pribumi & non pribumi membaik

Aspek ekonomi:

- gaya hidup eksklusif

- pemegang perkonomian (pembisnis dan pengusaha)

Aspek sosial:

-Status social marginal -individualisme -mendapat kekerasan fisik (zaman belanda). - diskriminasi - konflik

Aspek ekonomi

- miskin - terikat kontrak dengan belanda

Universitas Sumatera Utara

Page 24: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

perubahan tersebut pada masyarakat di timur tengah yang mengalami pemudaran

didalam masyarakatnya yang masih tradisional. Arah perubahan adalah sama

diseluruh timur tengah. Dimana-mana berlalunya tata hidup tradisional tampak nyata,

kecenderungan sekuler adalah menuju kepada mobilitas jasmaniah, sosial, mobilitas

psikologis. Yang berubah adalah didalam setiap Negara timur tengah manusia

peralihan lebih banyak menunujukkan karakteristik yang kita telah identifikasikan

dengan gaya partisipan urbanisme, kemampuan membaca dan menulis, konsumsi

media dan kesanggupan empati. Kita akan menyaksikan seperti tampak pada data,

bahwa kesemua itu mengakibatkan sederetan ciri-ciri sosiologi umum seperti umur,

jenis kelamin, pekerjaan, misalnya pemuda yang mampu membaca dan menulis

bukan tani. Kecepatan lajunya perubahan sosial dimana-mana adalah suatu fungsi

(fungsi linear) dari jumlah orang yang mencapai strata peralihan. Semakin banyak

orang yang menjadi modern didalam setiap Negara, semakin tinggi prestasi dalam

indeks-indeks kemodernan yang lain. Karena itu, tingkat perubahan yang dicapai

berbeda dari tiap Negara di timur tengah (Lerner, 1983).

Semua gerakan perubahan sosial (dalam Lerner, 1983) mengubah cara-cara

didalam mana manusia hidup sehari-hari. Perubahan kehidupan yang tidak asing lagi

dan benar-benar pribadi misalnya suatu keluarga petani di desa terpencil kepada

suatu kerja yang asing dan dingin didalam suatu kota yang ramai dan padat dengan

manusia yang tidak dikenal, merupakan suatu dampak perubahan.

Konsep Daniel Lerner sendiri dapat diterapkan kepada perubahan sosial yang

terjadi pada komunitas cina kebun sayur, dimana adanya sistem kehidupan yang

masih tradisional berubah menjadi lebih maju. Pada komunitas cina kebun sayur

Universitas Sumatera Utara

Page 25: DocumentsTeori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

sendiri telah mengalami perubahan perekonomian. Bila dahulunya sangat sengsara

karena terikat dengan Belanda, sekarang mereka telah memperbaiki nasib dengan

mencari pekerjaan yang lebih layak. Sedangkan kehidupan sosial yang dahulunya

sering terjadi diskriminasi etnis, marginalisasi, konflik etnis, sampai kesenjangan

sosial sekarang telah berubah menjadi lebih baik.

Universitas Sumatera Utara