167
PENGARUH BI rate, CAR, FDR, NPF, DAN TINGKAT BONUS SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH DI BANK UMUM SYARIAH TAHUN 2011-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : IDIL ADHAR 1113085000057 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

PENGARUH BI rate, CAR, FDR, NPF, DAN TINGKAT BONUS

SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH TERHADAP TINGKAT

BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH DI BANK UMUM SYARIAH

TAHUN 2011-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

IDIL ADHAR

1113085000057

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

ii

Page 3: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Idil Adhar

Alamat :Desa Cipajang, RT 01 RW 02 Kecamatan

Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa

Tengah

Telepon : 087884641876

Email : [email protected]

Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 21 Mei 1994

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

B. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun

Masuk

Tahun

Keluar

SD SD Negeri Cipajang 04 Brebes 2001 2007

SMP SMP Negeri 3

Banjarharjo Brebes 2007 2010

SMA SMA Negeri 1 Brebes Brebes 2010 2013

Perguruan

Tinggi

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Tangerang

Selatan 2013 2017

Page 7: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

vii

C. PENGALAMAN ORGANISASI

Lembaga/ Institusi Tahun

Wakil Sekretaris OSIS SMP Negeri 3 Banjarharjo 2007-2008

Ketua OSIS SMP Negeri 3 Banjarharjo 2008-2009

Pengurus Dewan Penggalang SMP Negeri 3 Banjarharjo 2008-2009

Anggota Divisi Keagamaan OSIS SMA Negeri 1 Brebes 2010-2011

Ketua OSIS SMA Negeri 1 Brebes 2011-2012

Anggota Departemen Penelitian, Pengembangan dan

Pengabdian Masyarakat HMJ Perbankan Syariah UIN

Syarif Hidayaullah Jakarta

2014-2015

Anggota Divisi Humas dan Media LiSEnSi UIN Syarif

Hidayaullah Jakarta 2014-2015

Kordinator Divisi Keilmuan LiSEnSi UIN Syarif

Hidayaullah Jakarta 2015-2016

D. KEMAMPUAN

Mampu bekerja secara tim maupun individu

Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Wors, Excel dan Powerpoint)

Mampu berkomunikasi dengan baik

E. PENGALAMAN KERJA

Magang di Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri-Jakarta Pusat

F. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Mahpudin

Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 14 Agustus 1953

Pendidikan Terakhir : SD

Ibu : Umiyati

Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 11 November 1960

Pendidikan Terakhir : SD

Page 8: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

viii

ABSTRACT

The study aims to analyze the influence of BI rate, Capital Adequacy Ratio (CAR),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing Ratio(NPF), and rate of

Sertifikat Bank Indoenesia Syariah (SBIS) to return mudharabah deposit in Sharia Bank

period 2011 until June 2016. Data’s study is quartal financial report of seven sharia

bank in Indonesia period 2011 until June 2016. The study is using the method of analysis

oh the regression panel data by using program Eviews 9.0 and Microsoft Excel 2013.

The result show that according parcial BI rate negative significant influence

to to return mudharabah deposit wtih the sig. 0.0005<0.005. Capital Adequacy Ratio

(CAR) positive significant influence to to return mudharabah deposit wtih the sig.

0.0154<0.005. Rate of Sertifikat Bank Indoenesia Syariah (SBIS) positive significant

influence to to return mudharabah deposit wtih the sig. 0.0216<0.005. Financing to

Deposit Ratio (FDR) not influence to to return mudharabah deposit wtih the sig.

0.1853>0.005. Non Performing Financing (NPF) not influence to to return

mudharabah deposit wtih the sig. 0.1775>0.005. The result show that according simultan

BI rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non

Performing Financing (NPF), and . Rate of Sertifikat Bank Indoenesia Syariah (SBIS)

significant influence to to return mudharabah deposit wtih the sig. 0.000005<0.005.

Keyword: return mudharabah deposit, BI rate, Capital Adequacy Ratio (CAR),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing Ratio(NPF), and rate of

Sertifikat Bank Indoenesia Syariah (SBIS)

Page 9: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh BI rate, CAR, FDR, NPF,

dan Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap tigkat bagi hasil

deposito mudharabah di Bank Umum Syariah tahun 2011-2016. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data triwulan laporan keuangan Tujuh Bank

Umum Syariah di Indonesia periode Januari 2011 s.d. Juni 2016. Penelitian ini

menggunakan metode regresi panel data dengan menggunakan program Eviews 9

dan Microsoft Excel 2013.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel BI rate

berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dengan nilai sig. 0.0005<0.005. Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

dengan nilai sig.0.0154<0.005. Tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

dengan nilai sig. 0.0216<0.005. Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki

pengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan nilai sig.

0.1853>0.005. Non Performing Financing (NPF) tidak memiliki pengaruh

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan nilai sig. 0.1775>0.005.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel

BI rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non

Performing Financing (NPF) dan Tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

dengan nilai sig. 0.000005

Kata kunci : tingkat bagi hasil deposito mudharabah, BI rate, CAR, FDR, NPF,

Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Page 10: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan segala

nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Pengaruh BI rate, CAR, FDR, NPF, dan Tingkat Bonus

Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah di Bank Umum Syariah Tahun 2011-2016” dengan baik. Shalawat

serta salah penulis haturkan kepada Nabi Muhammad salllallahu alaihi wassalam

yang telah membawa dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbinagan dan bantuan serta

semangat dan doa dari semua orang disekeliling penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya izinkanlah penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Orang tua penulis, Bapak Mahpudin dan Ibu Umiyati yang selalu

memberikan dukungan, motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah memberikan ilmu yng sangat berharga selama perkuliahan

3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE., MAB. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam proses penyelesaian penulisan

skripsi hingga skripsi ini selesai.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. selaku Ketua Jurusan Perbankan

Syariah yang telah memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti

dalam penyelesaian perkuliahan strata satu ini.

5. Ibu Erika Amelia, SEI., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis selama perkuliahan serta

Page 11: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xi

jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

7. Teman-teman Perbankan Syariah 2013 yang sudah menenami dan selalu

memberikan motivasi selama kuliah.

8. Teman-teman LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu

memberikan banyak pembelajaran berorganisasi sekaligus berkeluarga.

9. Teman-teman Divisi Keilmuan LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Erna Putri L, Fitri Listianingrum, Nazla Ahabbi, Elgi Nurfalahi, Ilham Irsyad

R. dan Marsela Rahmawati yang selalu setia menemani dan memberikan

semnagat satu sama lain.

10. Para Pencari Hidayah, Ayu Andini, Fitri Eka P, Erna Putri L. atas kegirangan

dan kelucuannya. Terimakasih sudah mencaci, menghibur dan memberikan

bimbingan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Jakarta, April 2017

Idil Adhar

Page 12: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 12

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 14

A. Landasan Teori ........................................................................................... 14

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat...................... 30

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 35

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44

E. Hipotesis ..................................................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 50

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 50

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 50

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 52

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 53

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 69

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 74

Page 13: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xiii

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 74

B. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 88

C. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 102

D. Estimasi Model Panel Data ...................................................................... 106

E. Uji Statistik .............................................................................................. 111

F. Analisis Model Regresi Panel Data.......................................................... 117

G. Persamaan Model Regresi Setiap Bank ................................................... 119

H. Interpretasi................................................................................................ 122

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 129

A. Kesimpulan .............................................................................................. 129

B. Saran ......................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 132

LAMPIRAN ........................................................................................................ 139

Page 14: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan BI rate dan Return Deposito Mudharabah ...................4

Tabel 1.2 Perbandingan Return Deposito Mudharabah, NPF dan FDR

Tahun 2011-2015 ................................................................................................6

Tabel 1.3 Perbandingan Return Deposito Mudharabah, CAR dan Bonus SBIS

Tahun 2011-2015 ................................................................................................8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................35

Tabel 4.1 BI rate Triwulan I 2011 s.d Triwulan II 2016 ....................................88

Tabel 4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) Triwulan I 2011 s.d Triwulan II

2016 .....................................................................................................................90

Tabel 4.3 Financing to Deposit Ratio (FDR) Triwulan I 2011 s.d Triwulan II

2016 .....................................................................................................................93

Tabel 4.4 Non Performing Financing (NPF) Triwulan I 2011 s.d Triwulan II

2016 .....................................................................................................................95

Tabel 4.5 Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Triwulan I

2011 s.d Truwlan II 2016 ....................................................................................98

Tabel 4.6 Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Triwulan I 2011 s.d

Triwulan II 2016 .................................................................................................100

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikoleniaritas .................................................................102

Tabel 4.8 Hasil Uji White ...................................................................................103

Tabel 4.9 Hasil Uji White Rosbust Standard Error .............................................104

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................105

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Diferensial ..........................106

Tabel 4.12 Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) ...........................106

Tabel 4.13 Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) ................................107

Tabel 4.14 Hasil Uji Chow ..................................................................................108

Tabel 4.15 Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) ............................109

Tabel 4.16 Hasil Uji Hausman ............................................................................110

Tabel 4.17 Uji t ...................................................................................................112

Tabel 4.18 Uji F ..................................................................................................115

Page 15: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xv

Tabel 4.19 Koefisien Determinasi.......................................................................116

Tabel 4.20 Model Regresi ...................................................................................117

Tabel 4.21 Model Regresi Setiap Bank...............................................................119

Page 16: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................44

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................102

Page 17: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perkembangan Aset dan Pangsa Pasar Perbankan Syariah Tahun

2009 s.d 2014 ......................................................................................................2

Grafik 4.1 Grafik Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 103

Page 18: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi yaitu menerima

titipan dana, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang. (Karim, 2007:18)

Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,

meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali

bila dalam melaksanakan fungsi perbankan melakukan hal-hal yang dilarang

syariah. (Syafira, 2005:8)

Menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1, yang dimaksud

dengan Bank Umum adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara

konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri dari Bank Umum Konvensional

dan Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan yang dimaksud dengan Bank Syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah. (Wiroso, 2009:45-46)

Di Indonesia, tonggak perkembangan bank syariah di awali dengan

munculnya ide dan gagasan konsep keuangan syariah yaitu BMT Salman di

Bandung dan Koperasi Ridho Gusti pada tahun 1980. Kemudian, pada tahun

1992 berdiri bank syariah pertsama di Indonesia yaitu Bank Muamalat

Indonesia dan di tahun yang sama lahir pula Undang-undang No. 7 Tahun 1992

Page 19: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

2

tentang Perbankan yang mengakomodasi perbankan dengan prinsip bagi

hasil, baik bank umum maupun BPRS. (Soemitra, 2009:63)

Perkembangan bank syariah di Indonesia tidak hanya dilihat dari jumlah

BUS maupun UUS nya, melainkan juga dapat dilihat dari perkembangan

lainnya seperti jumlah jaringan, baik BUS maupun UUS. Pertumbuhan

signifikan tejadi setiap tahunnya, mulai tahun 2005 yang hanya 458 kantor,

pada bulan Juli tahun 2014 jumlah jaringan Perbankan Syariah sebanyak 2.564

kantor. Rilis Otoritas Jasa Keuangan akhir tahun 2015 menyebutkan bahwa

jumlah jaringan Perbankan Syariah, baik BUS, UUS, maupun BPRS sebanyak

2.574 kantor. (Keuangan J. O., 2015:4)

Grafik 1.1 Perkembangan Aset dan Pangsa Pasar Perbankan Syariah

Tahun 2009 s.d 2014

sumber: Statistik Perbankan Syariah 2014 OJK (Juli 2014)

Perkembangan perbankan syariah ini didukung oleh kinerja bank syariah

yang terus berkembang setiap tahunnya. Pertumbuhan aset Perbankan Syariah

pada tahun 2009 sampai 2010 selalu berada di atas 30%, sedangkan pada tahun

2013 mengalami penurunan hanya sebesar 24.23%. sedangkan nilai pangsa

Page 20: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

3

pasar bank syariah masih kecil hanya sebesar 4.70% dari perbankan nasional.

(Keuangan J. O., 2015:22)

Secara umum, bank syariah memiliki tiga kegiatan usaha utama salah

satunya yaitu penghimpunan dana. Dalam menghimpun dana, bank

menggunakan beberapa instrumen, baik bersifat simpanan berupa tabungan

maupun investasi berupa giro dan deposito. (Arif, 2012:33) Salah satu produk

penghimpunan dana yang paling diminati oleh masyararakat adalah deposito.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan

bahwa sampai bulan Juni 2015, komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK)

perbankan syariah masih didominsi oleh produk desposito mudharabah senilai

129.9 triliun rupiah (60%), sedangkan tabungan mudaharabah senilai 49.5

triliun rupiah (23%). Di sisi lain, produk giro wadiah lebih menarik jika

dibandingkan dengan tabuangan wadiah, giro wadiah senilai 23.3 triliun rupiah

(11%), dan tabungan wadiah hanya 12.6 triliun rupiah (6%).(Keuangan J. O.,

2015:26)

Salah satu yang mempengaruhi besarnya minat masyarakat akan deposito

mudharabah adalah return atau tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank

syariah kepada nasabah deposan lebih kompetitif jika dibandingkan dengan

produk penghimpunan dana lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Mawardi dalam

Nofianti, (Nofianti, 2015:67) bahwa nasabah penyimpan dana akan selalu

mempertimbangkan tingkat imbalan yang diperoleh dalam melakukan investasi

pada Bank Syariah. Jika tingkat bagi hasil Bank Syariah terlalu rendah maka

tingkat kepuasan nasabah akan menurun dan kemungkinan besar akan

Page 21: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

4

memindahkan dananya ke Bank lain. Karakteristik nasabah yang demikian

membuat tingkat bagi hasil menjadi faktor penentu kesuksesan Bank Syariah

dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga.

Hal tersebut diungkapkan lebih lengkap oleh Keria Kontot,dkk bahwa

sharia compliance, return, kepercayaan, keamanan, transparansi, fleksibilitas

merupakan faktor yang menentukan pengaruh nasabah dalam memilih produk

deposito mudharabah. (Kentot, 2015:173) Tingkat bagi hasil deposito

mudharabah berfluktuasi antara 7,18% hingga 14,02%, sedangkan sedangkan

tingkat bagi hasil tabungan sekitar 3,17% dan giro sekitar 0,76% (equivalent

rate). (Keuangan O. J., 2015:35) Dengan demikian sangatlah wajar apabila

produk penghimpunan dana, deposito mudharabah lebih diminati jika

dibandingkan dengan produk penghimpunan dana lainnya.

Meskipun demikian, terdapat kritik tehadap penetapan tingkat bagi hasil

deposito mudharabah. Kritik tersebut yaitu karena adanya indikasi bahwa

dalam tingkat bagi hasil bagi hasil deposito mudharabah bank-bank syariah

mengacu pada tingkat suku bunga Bank Sentral (BI rate). BI Rate adalah suku

bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter

yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Tabel 1.1

Perbandingan BI rate dan Return Deposito Mudharabah

Tahun BI Rate Return Deposito Mudharabah

2011 6.00 % 8.95%

2012 5.75 % 6.76%

2013 7.50 % 5.25%

2014 7.75 % 8.02%

2015 7.50 % 7.19% sumber : Statistik Perbankan Syariah 2015 dan BI rate, diolah.

Page 22: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

5

Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat imbal hasil deposito mudharabah

mayoritas di atas nilai BI rate. Fenomena ini diperkuat oleh pernyataan praktisi

perbankan syariah, Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono

mengungkapkan bahwa menyusul adanya penurunan suku bunga kebijakan

Bank Indonesia BI 7 Day Repo Rate, perbankan syariah akan segera

melakukan penyesuaian pada margin imbal hasil. Lebih lanjut, beliau

memperkirakan, apabila suku bunga di perbankan konvensional sudah turun,

maka di perbankan syariah akan ada jeda sekitar tiga bulan sampai mengikuti

konvensional.

Dalam beberapa penelitian juga diungkapkan tentang adanya pengaruh

tingkat suku bunga bank sentral terhadap penetapan tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Penelitian Syafira, menyatakan bahwa adanya indikasi dalam

penetapan bagi hasil deposito mudharabah bank-bank syariah mengacu pada

tingkat suku bunga bank konvensional. (Syafira, 2014:33) Pernyataan tersebut

diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Ulfah bahwa variabel suku bunga

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. (Ulfah, 2011:74) Widyastuti menyatakan bahwa suku bunga

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bagi hasil deposito

mudharabah. (Widyastuti, 2012:83)

Begitupula yang diungkapkan oleh Isna yang mengungkapkan bahwa suku

bunga berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Isna,

2012:39) Akan tetapi, hal berbeda diungkapkan oleh Tariq bahwa tingkat suku

bunga tidak berperan signifikan pengaruhnya terhadap tingkat deposito, dan

Page 23: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

6

tidak mempengaruhi tingkat imbal hasil yang diberikan bank kepada nasabah.

(Tariq, 2016:15)

Selain tingkat suku bunga bank sentral, ada faktor lain yang menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Menurut Novianti, (Nofianti, 2015:65) beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat bagi hasil deposito mudharabah diantaranya yaitu Financing to Deposit

Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF)

Tabel 1.2

Perbandingan Return Deposito Mudharabah, NPF dan FDR

Tahun 2011-2015

Tahun Return DM NPF FDR

2011 8.95% 2.52% 88.94%

2012 6.76% 2.22% 100.00%

2013 5.25% 2.62% 100.32%

2014 8.02% 4.04% 98.64%

2015 7.19% 4.84% 88.03% sumber: Statitik Perbankan Syariah 2015, diolah.

Tabel di atas menunjukan bahwa ketika dana nasabah disalurkan

meningkat otomatis likuiditas bank syariah yang digambarkan dengan

Financing to Deposit Ratio (FDR) menurun berdampak pada tingkat bagi hasil

yang akan dibagikan kepada para deposan. Financing to Deposit Ratio (FDR)

adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima.

Dalam perbankan syariah Financing to Deposit Ratio (FDR) berarti adalah

rasio antara total pembiayaan yang disalurkan dengan total dana pihak ketiga

yang berhasil dihimpun. (Dendawidjaya, 2005:118) Akan tetapi pandangan lain

dikemukakan oleh Harfiah, yang menyatakan bahwa ketika nilai FDR

meningkat, maka akan berimbas kepada meningkatnya tingkat bagi hasil yang

diterma oleh nasabah deposan. (Harfiah, 2016:28)

Page 24: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

7

Analisa sementara bahwa diduga meningkatnya Financing to Deposit

Ratio (FDR) mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil yang

diberikan kepada para deposan ketika kualitas pembiayaan juga baik. Hal ini

juga dapat dilihat data tabel di atas yang menunjukan bahwa ketika nilai Non

Performing Financing (NPF) meningkat, maka pendapatan bank syariah akan

menurun dan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil yang diberikan kepada

para deposan. Non Performing Financing (NPF) adalah jumlah pembiayaan

yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Adapun standar terbaik Non Performing Financing (NPF) adalah kurang dari

5%. (Muhammad, 2005:87)

Sesuai dengan teori Ihsan, yang mengungkapkan bahwa pembayaran

imbalan bank syariah kepada deposan dalam bentuk bagi hasil besarnya sangat

tergantung dari pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib atas

pengelolaan dana mudharabah tersebut, apabila bank syariah memperoleh hasil

usaha yang besar maka distribusi hasil usaha didasarkan pada jumlah yang

besar, sebaliknya apabila bank syariah memperoleh hasil usaha yang sangat

kecil maka distribusi hasil usaha juga akan kecil. (Ihsan, 2015:202) Dalam

penelitian Anifa mengungkapkan bahwa jika Non Performing Financing (NPF)

tinggi, maka profitabilitas menurun dan tingkat bagi hasil menurun dan jika

Non Performing Financing (NPF) turun, maka profitabilitas naik dan tingkat

bagi hasil naik. (Anifa, 2008:101)

Penelitian lain mengenai Non Performing Financing (NPF) menunjukan

hasil yang bertolak belakang antara Nofianti dan Syafira. Nofianti, (Nofianti,

Page 25: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

8

2015:82) mengungkapkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF)

tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. Sedangkan Syafira (Syafira,

2014:32) menyatakan bahwa Non Performing Financing (NPF), BOPO,

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap variabel

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Faktor lain berpengaruh terhadap penetapan tingkat bagi hasil deposito

mudharabah adalah kecukupan modal. Dalam industri keuangan, khususnya

perbankan syariah kecukupan modal digambarkan dengan Capital Adequacy

Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang

memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana

modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di

luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman atau utang, dan lain-lain.

(Dendawijaya, 2003:122) Nilai minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) yang

harus dipenuhi oleh setiap bank, baik bank umum konvensional maupun bank

umum syariah harus 8%. (Kasmir, 2009:50)

Tabel 1.3

Perbandingan Return Deposito Mudharabah, CAR dan Bonus SBIS

Tahun 2011-2015

Tahun Return DM CAR Bonus SBIS

2011 8.95% 16.63% 6.47%

2012 6.76% 14.13% 4.41%

2013 5.25% 14.42% 5.78%

2014 8.02% 15.94% 7.03%

2015 7.19% 14.65% 6.83% sumber : Statitik Perbankan Syariah 2015 dan Bonus SBIS, diolah.

Tabel di atas menunjukan bahwa ketika kecukupan modal meningkat,

tingkat bagi hasil yang diberikan kepada para deposan juga meningkat. Namun,

Page 26: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

9

ketika kecukupan modal bank syariah menurun tingkat bagi hasil yang

diberikan kepada para deposan juga menurun. Hal ini dibuktikan lagi penelitian

Amelia yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Capital Adequacy Ratio

(CAR) maka bank mampu membiayai operasi bank tersebut, keadaan yang

menguntungkan bank akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi

profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan

diterima oleh nasabah deposan. (Amelia, 2011:103)

Begitupula halnya dengan tingkat bonus SBIS yang diterima oleh bank

syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah

yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. (Bankir, 2014:260) Besar kecilnya

tingkat bonus SBIS berpengaruh terhadap pendapatan bank, dan

mempengaruhi tingkat bagi hasil yang diberikan kepada para deposan.

Tabel di atas menunjukan ketika nilai tingkat bonus SBIS yang diterima

bank syariah meningkat di saat bersamaan tingkat bagi hasil yang diberikan

kepada para deposan juga mengalami peningkatan. Begitupula sebaliknya,

ketika tingkat bonus SBIS menurun, di saat bersamaan tingkat bagi hasil yang

diberikan kepada para deposan juga mengalami penurunan. Hal ini diperkuat

oleh penelitian Okthora yang mengungkapkan bahwa Tingkat bonus SBIS

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. (Okthora, 2012:71)

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

bagi hasil deposito mudharabah telah banyak dilakukan, diantaranya adalah

Page 27: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

10

Rahmawaty, (Rahmawaty, 2015:100) menggunakan rasio Return On Asset

(ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) sebagai faktor internal yang

dianggap mempunyai pengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Hasil penelitiannnya menyatakan bahwa variabel Financing To

Deposit Ratio (FDR) dan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Berbeda dengan

penelitian Nofianti, yang mengungkapkan bahwa variabel Financing To

Deposits Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi

hasil deposito mudharabah. (Nofianti, 2015:82) (Nofianti, 2015, hal. 82) Hal

ini sejalan dalam penelitian Harfiah, (Harfiah, 2016: 28) (Harfiah, 2016, hal.

28) yang mengungkapkan bahwa variabel Financing To Deposits Ratio (FDR)

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Senada dengan yang diungkapkan oleh Hikmah, dalam

penelitiannya menunjukan bahwa Financing to Deposits Ratio (FDR) secara

parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah. (Hikmah, 2015:83)

Penelitian Diaw, mengungkapkan bahwa return deposito mudharabah

mempunyai korelasi dengan tingkat suku bunga (IR) daripada Return On

Equity (ROE). (Diaw, 2011:240) Senada dengan yang diungkapkan oleh Ismal,

bahwa suku bunga satu bulan paling signifikan berpengaruh terhadap tingkat

bagi hasil deposito. (Ismal, 2012:56) Namun, berbeda dengan pandangan

Chowdhury, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tingkat suku bunga

bank konvensional tidak berpegaruh signifikan terhadap tingkat return investasi

Page 28: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

11

pada bank syariah. Hal ini disebabkan karena kepercayaan nasabah dan

dukungan penuh untuk bank syariah. (Chowdhury, 2014:40)

Penelitian mengenai Non Performing Financing (NPF) menunjukan hasil

yang bertolak belakang antara Nofianti dan Syafira. Hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) tidak

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. (Nofianti, 2015:82) Sedangkan Syafira

menyatakan bahwa Non Performing Financing (NPF), BOPO, Financing to

Deposit Ratio (FDR) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel tingkat

bagi hasil deposito mudharabah. (Syafira, 2014:32)

Di sisi lain, penelitian mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR) dilakukan

oleh penelitian Amelia yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Capital

Adequacy Ratio (CAR) maka bank mampu membiayai operasi bank tersebut,

keadaan yang menguntungkan bank akan memberikan kontribusi yang sangat

besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil

yang akan diterima oleh nasabah deposan. (Amelia, 2011:103) Penelitian

Okthora, menyatakan bahwa tingkat imbal hasil SBIS, tingkat imbal hasil

PUAS, dan nilai kurs berpengaruh positif signifikan terhadap nisbah bagi hasil

deposito. (Okthora, 2012:71)

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

kajian ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh BI rate, CAR,

FDR, NPF, dan Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Bank Umum

Syariah tahun 2011-2016”

Page 29: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

12

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Apakah BI rate, CAR, FDR, NPF, dan Tingkat Bonus Sertifikat Bank

Indonesia Syariah berpengaruh secara parsial terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah?

b. Apakah BI rate, CAR, FDR, NPF, dan Tingkat Bonus Sertifikat Bank

Indonesia Syariah berpengaruh secara simultan terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah?

c. Variabel manakah yang paling signifikan bepengaruh terhadap tingkat bagi

hasil deposito mudharabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

a. Mengukur dan menganalisis pengaruh dari BI rate, CAR, FDR, NPF, dan

Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap penetapan

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

b. Mengukur dan menganalisis variabel yang paling signifikan bepengaruh

terhadap penetapan tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 30: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

13

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

a. Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan

serta wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

b. Bagi masyarakat umum, dengan adanya penelitian ini dapat menambah

informasi tentang konsep bagi hasil deposito mudharabah. Selain itu,

dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbe referensi

untuk penelitian selanjutnya.

Page 31: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Fungsi Bank Syariah

Menurut Tim Pengembang Perbankan Syariah IBI, fungsi dan peran bank

syariah yang tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan

oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution

(AAOIFI) adalah sebagai berikut: (IBI, 2001:21)

a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya atau

dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat

melakukan kegiatan-kegiatan jasa layanan perbankan sebagai lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank syariah juga memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, dan

mendistribusikan) zakat serta dana sosial lainnya.

Banyak pengelola bank syariah yang tidak memahami dan menyadari

fungsi bank syariah dan menyamakan dengan fungsi bank konvensional

sehingga membawa dampak pada pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh

bank syariah yang bersangkutan. Secara umum, fungsi bank syariah memilki

dua fungsi yaitu sebagai manajer investasi dan sebagai investor. Selain dua

Page 32: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

15

fungsi tersebut, bank syariah juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi sosial dan

jasa keuangan (perbankan). (Wiroso, 2005:77)

Ismail megungkapkan bahwa bank konvensional maupun bank syariah

memiliki tiga fungsi utama yaitu penghimpun dana masyarakat, penyaluran

dana masyarakat, dan pemberian pelayanan jasa perbankan. (Ismail, 2010:4-6)

a. Penghimpunan Dana dari Masyarakat

Fungsi bank yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat yang

kelebihan dana. Masyarakat mempercayai bank sebagai tempat yang aman

untuk melakukan investasi, dam menyimpan uang. Masyarakat yang kelebihan

dana sangat membutuhkan keberadaan bank untuk menyimpan dananya dengan

aman. Selain rasa aman, tujuan lainnya adalah sebagai tempat untuk melakukan

investasi. Dengan menyimpan dananya di bank, nasabah akan mendapatkan

keuntungan berupa return atas simpanannya yang besarnya tergantung

kebijakan masing-masing bank. Dalam menghimpun dana dari masyarakat,

bank menawarkan produk simpanan berupa tabungan, giro dan deposito.

Dalam menjalankan fungsi sebagai penhimpun dana, bank syariah menawarkan

produk yang hampir sama dengan bank konvensional, akan tetapi berbeda

dengan prinsip dalam menghimpun dana tersebut, baik prinsip titipan (wadiah)

maupun prinsip inevstasi (mudharabah).

b. Penyaluran Dana kepada Masyarakat

Fungsi bank yang kedua adalah menyalurkan dana keada masyarakat yang

membutuhkan dana. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat

penting bagi bank, karena akan memperoleh pendapatan bunga untuk bank

Page 33: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

16

konvensional, dan bagi hasil atau lainnya untuk bank syariah. Penyaluran dana

kepada masyarakat sebagian besar berupa kredit untuk bank konvensional dan/

atau pembiayaan untuk bank syariah. Dalam menyalurkan dananya kepada

masyarakat, bank syariah menawarkan berbagai macam pembiayaan dengan

beragam jenis akad sesuai dengan prinsipnya masing-masing, baik prinsip jual

beli, prinsip investasi, maupun prinsip sewa.

c. Pelayanan Jasa Perbankan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan

aktivitasnya, bank juga dapat memberikan beberapa pelayanan jasa. Berbagai

jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank antara lain jasa

pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga,

kliring, L/C, inkaso, garansi bank, jual beli valuta asing, dan pelayanan jasa

lainnya.

2. Produk Penghimpunan Dana

Perkembangan dan pertumbuhan dunia perbankan akan sangat dipengaruhi

oleh kemampuannya dalam menghimpun dana dari masyarakat, baik berskala

kecil maupun besar dengan masa pengendapannya yang memadai. Tanpa dana

yang cukup, bank tidak dapat berfungsi sama sekali. Sebagai sebuah lembaga

keuangan, perbankan islam juga melakukan kegiatan penghimpunan dana agar

dapat menjalankan fungsinya dengan baik. (Huda, 2010:86)

Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi dan

investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang adil

sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan

Page 34: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

17

mobilisasi dana merupakan hal penting karena Islam secara tegas mengutuk

penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif

dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi Islam. Dalam hal ini, bank

syariah melakukannya tidak dengan prinsip bunga (riba), melainkan dengan

prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan jenis akad,

produk penghimpunan dana pada bank syariah dapat dibedakan menjadi dua

prinsip, yaitu prinsip titipan (wadiah) dan prinsip investasi (mudharabah).

(Manan, 2012:214)

a. Prinsip Titipan (Wadiah)

1) Giro Wadiah

Giro wadiah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari

nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan

kemudahan pemakaiannya. (Ascarya, 2008:113) Dalam Undang-undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah bahwa giro wadiah adalah

simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu

dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti cek,

bilyet giro, sarana pembayaran, atau dengan menggunakan sarana perintah

pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan tanpa biaya. (Wiroso,

2009:124)

Sementara itu, Muhammad mengatakan bahwa giro wadiah merupakan

simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan

cek/ bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

Page 35: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

18

pemindahbukuan. (Muhammad, 2014:32) Burhanuddin mengartikan giro

wadiah sebagai simpanan dana yang bersifat titipan yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah

pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan dan terhadap titipan

tersebut tidak dipersyaratkan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian

sukarela. (Burhanuddin, 2010:58) Zulkifli mengungkapkan bahwa giro wadiah

sebagai simpanan atau titipan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank

dengan menggunkan media penarikan berupa cek, bilyet giro, kwitansi, atau

alat perintah bayar lainnya. (Zulkifli, 2007:99) Bank tidak diperkenankan

menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabsah. Selain itu, bank

dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya

yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya

bilyet giro/ cek, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening,

pembukaan dan penutupan rekening.

Nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal) dan bank

bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Bank dapat melakukan berbagai

macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. (Sholahuddin,

2008:78) Biasanya bank tidak menggunakan dana ini untuk pembiayaan bagi

hasil karena sifatnya yang jangka pendek. Keuntungan yang diperoleh bank

dari penggunaan dana ini menjadi milik bank. Demikian juga, kerugian yang

timbul menjadi tanggung jawab bank sepenuhnya. (Penyusun, 2016:17) Bank

diperbolehkan untuk memberikan insentif berupa bonus kepada nasabah,

Page 36: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

19

selama hal ini tidak disyaratkan sebelumnya. Besarnya bonus juga tidak

ditetapkan di muka. Produk giro wadiah diatur dalam Fatwa DSN-MUI No. 01/

DSN-MUI/ IV/ 2000 tentang Giro.

2) Tabungan Wadiah

Tabungan wadiah merupakan produk pendanaan bank syariah berupa

simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan untuk keamanan dan

kemudahan pemakaiannya seperti giro wadiah, tetapi tidak sefleksibel giro

wadiah karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. (Ascarya,

2008:115) Tabungan wadiah merupakan penempatan dana dalam bentuk

tabuangan dengan prinsip titipan (wadiah). Produk tabungan wadiah diatur

dalam Fatwa DSN-MUI No. 02/ DSN-MUI/ IV/ 2000 tentang Tabungan.

(Bankir, 2014:96-97) Tabungan wadiah juga dapat diartikan sebagai simpanan

dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan

tertentu untuk menariknya kembali. (Arifin, 2009:62)

Karim mengungkapkan bahwa tabungan wadiah merupakan tabungan

yang dijalankan denga akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan

dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. (Karim,

2013:357) Sementara itu, Zulkifli mengartikan tabungan wadiah sebagai

simpanan atau titipan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara bank

dan nasabah. (Zulkifli, 2007:107) Karakteristik tabungan wadiah ini juga mirip

dengan tabungan pada bank konvensional ketika kepada nasabah penyimpan

diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan

Page 37: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

20

menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti kartu ATM, dan

sebagainya tanpa biaya.

Seperti halnya pada giro wadiah, bank juga boleh menggunakan dana

nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari keuntungan dalam kegiatan

yang berjangka pendek atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank,

selama dana tersebut tidak ditarik. Bank syariah tidak memperjanjikan bagi

hasil atas tabungan wadiah, walaupun atas kemauannya sendiri bank dapat

memberikan bonus kepada para pemegang rekening wadiah. Besarnya bonus

juga tidak dipersyaratkan dan tidak ditetapkan di muka. (Arifin, 2009:63)

b. Prinsip Investasi

1) Tabungan Mudharabah

Tabungan adalah jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan

melalui syarat-syarat tertentu, serta dapat dilakukan setiap saat melalui kantor

bank, ATM, dan kartu debit. (Arthesa, 2006:63) Martono mengungkapkan

bahwa tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-sarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat

ditarik dengan bilyet giro, cek atau alat lainnya dipersamakan dengan itu.

Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian

atau kesepakatan yang telah dibuat antara pihak bank dengan deposan.

(Martono, 2009:40)

Tabungan juga dapat diartikan sebagai simpanan masyarakat pada bank,

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui buku tabungan atau

melalui ATM. (Darmawi, 2011:46) Sementara itu, Burhanuddin

Page 38: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

21

mengungkapkan bahwa tabungan mudharabah merupakan simpanan dana

nasabah pada bank yang bersifat titipan dan penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dan terhadap titipan tersebut bank tidak dipersyaratkan untuk

memberikan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian bonus secara sukarela.

(Burhanuddin, 2010:60) Tabungan mudharabah juga diartikan sebagai dana

yang disimpan nasabah yang akan dikelola oleh bank untuk memperoleh

keuntungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama.

(Janwari, 2015:64)

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, deposan bertindak sebagai

pemilik dana (shahibul mal) dan bank bertindak sebagai pengelola dana

(mudhsarib). Tabungan mudharabah, bank syariah menerima simpanan dari

nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account) untuk keamanan

dan kemudahan pemakaian, seperti rekening giro, tetapi tidak sefleksibel

rekening giro, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek.

Bank dapat menyalurkan dana terhadap berbagai usaha yang sesuai

dengan prinsip syariah. Hasil usaha tersebut dibagihasilkan kepada deposan

sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. (Karim, 2003:97) Setiap

penerimaan nasabah baru, bank per ketentuan internal diwajibkan untuk

menerangkan esensi dari tabungan mudharabah serta kondisi penerapannya.

Hal yang wajib dijelaskan antara lain meliputi esensi tabungan mudharabah

sebagai bentuk investasi nasabah ke bank, definisi dan terminologi,

keikutsertaan dalam skema penjaminan, profit sharing atau revenue sharing,

terms and conditions, dan tata cara perhitungan bagi hasil. (Ascarya, 2006:227)

Page 39: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

22

Tabungan mudharabah diatur dalam fatwa DSN-MUI Nomor 02/ DSN-MUI/

IV/2000 tentang tabungan.

2) Deposito Mudharabah

Menurut Kasmir, deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka

waktu tertentu (jatuh tempo). Jatuh tempo artinya jika nasabah menyimpan

uangnya dalam deposito berjangka untuk jangka waktu tiga bulan, maka uang

tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir yaitu

setelah tiga bulan. (Kasmir, 2014:69) Sedangkan Arthesa mengungkapkan

bahwa deposito adalah simpanan dana masyarakat dimana penarikan dana

tersebut hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan tanggal yang

telah disepakati antara nasabah dengan pihak bank. (Arthesa, 2006:66)

Menurut Anshori, deposito mudharabah merupakan simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Produk

ini ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga.

(Anshori, 2007: 93) Menurut Ikatan Bankir Indonesia, deposito mudharabah

adalah simpanan pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank yang

penarikannya dilakukan pada waktu tertentu sesuai yang diperjanjikan.

(Bankir, 2014:98) Sedangkan Hadi mengungkapkan bahwa deposito

mudharabah adalah investasi yang dilakukan pada bank syariah dengan

menambahkan dalam bentuk dana tunai untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan,

12 bulan dengan nisbah tertentu. (Hadi, 2011:52)

Page 40: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

23

Burhanuddin juga mengungkapkan bahwa deposito mudharabah dapat

diartikan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank.

(Burhanuddin, 2010:61) Janwari mengartikan deposito mudharabah sebagai

dana simpanan nasabah yang bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah

ditentukan, serta nasabah ikut menaggung keuntungan dan kerugian yang

dialami oleh bank. (Janwari, 2015:65) Deposito mudharabah diatur dalam

fatwa DSN-MUI Nomor 03/ DSN-MUI/ IV/2000 tentang deposito. (Bankir,

2014:98)

3. Teori Bagi Hasil

Menurut Rivai, bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktivitas usaha)

dari kontrak investasi dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap pada

bank Islam. Besar kecilnya perolehan return itu tergantung pada hasil usaha

yang benar-benar diperoleh bank Islam. (Rivai, 2009:76) Pembayaran imbalan

kepada pemilik dana yang dihimpun bank syariah tidak sama dengan

pembayaran imbalan kepada pemilik dana yang dilakukan oleh bank

konvensional. Imbalan yang diberikan kepada para deposan sangat tergantung

pada hasil usaha yang diperoleh atas pengelolaan atau penyaluran dana yang

dilakukan oleh bank syariah, khususnya hasil usaha yang telah diikuti dengan

aliran kas masuk (cash basis), sehingga dari bulan ke bulan berikutnya

penghasilannya tidak selalu sama. (Wiroso, 2009:87)

Page 41: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

24

4. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Bagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil,

yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank syariah. Untuk produk

pendanaan/ simpanan bank syariah, misalnya Tabungan iB dan Deposito iB.

Penentuan nisbah bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis

produk simpanan, perkiraan pendapatan investasi dan biaya operasional bank.

Hanya produk simpanan iB dengan skema investasi (mudharabah) yang

mendapatkan return bagi hasil. Indikator tingkat bagi hasil adalah presentase

bagi hasil deposito mudharabah yang diterima nasabah terhadap volume

deposito mudharabah. Penggunaan tingkat bagi hasil ini dimaksudkan untuk

menghindari fluktuasi nominal bagi hasil yang dipengaruhi oleh perubahan

saldo deposito mudharabah. (Isna, 2012:32) Hasil investasi pada deposito

mudharabah ini berfluktuasi sesuai dengan kinerja operasional bank

bersangkutan. (Hadi, 2011:52) Besar kecil imbalan (return) yang diperoleh

deposan tergantung pada:

a. pendapatan bank.

b. nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank.

c. nominal deposito nasabah.

d. rata-rata saldo deposito untuk jangka waktu yang ada pada bank.

e. jangka waktu deposito, karena berpengaruh pada lamanya investasi.

Menurut Wiroso, perhitungan bagi hasil kepada pemilik dana deposito

mudharabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (Wiroso, 2009:156)

a. dilakukan setiap ulang tanggal pembukaan deposito mudharabah.

Page 42: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

25

b. dilakukan setiap akhir bulan atau awal buan berikutnya tanpa

memperhatikan tanggal pembukaan deposito mudharabah.

Adapun pengukuran tingkat bagi hasil deposito mudharabah menggunakan

persamaan sebagai berikut:

𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 =𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑜

𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑜 𝑥 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑥 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑎ℎ ...(1.1)

5. BI rate

Menurut McConell Brue, yang dimaksud dengan suku bunga adalah harga

yang dibayarkan untuk penggunaan uang. Ini merupakan harga yang harus

peminjam bayar kepada pemberi pinjaman untuk mentransfer daya beli di masa

depan. (McConnell, 2008:259) Long mengartikan suku bunga sebagai harga

dimana daya beli dapat bergeser dari masa depan ke masa kini dipinjam hari ini

dengan janji untuk membayar kembali dengan bunga di masa depan. (Long,

2002:37)

Di sisi lain, Colander mengungkapkan bahwa suku bunga adalah harga

yang dibayarkan untuk pemakaian atau penggunaan aset keuangan. Ketika

deposan menyetorkan sejumlah dana ke dalam account/ tabungan, bank

membayarkan bunga kepada deposan untuk menggunakan atau menyalurkan

dana deposan tersebut. (Colander, 2004:265) Sedangkan Judisseno

mengungkapkan bahwa suku bunga adalah penghasilan yang diperoleh orang-

orang yang memberikan kelebihan uangnya untuk digunakan sementara waktu

oleh orang-orang yang membutuhkan dan menggunakan uang tersebut untuk

menutupi kekurangannya. (Judisseno, 2005:80-81)

Page 43: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

26

Di Indonesia, suku bunga ditetapkan oleh Bank Sentral yaitu Bank

Indonesia yang lebih dikenal dengan istilah BI rate. BI rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI rate

diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan

Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang

dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

moneter. Persamaan dari tingkat suku bunga (BI rate)yang menjadi acuan bagi

bank-bank yang beroperasi di Indonesia dapat ditulis sebagai berikut:

𝑅 = 𝑖 𝑀𝑅 ...(1.2)

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 =𝑅

12 ...(1.3)

Keterangan :

R = suku bunga nominal tahunan

i = suku bunga nominal per periode

M = jumlah periode majemuk per satu tahun

6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat

berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti

dana masyarakat, pinjaman atau utang, dan lain-lain. (Dendawijaya, 2003:122).

Page 44: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

27

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan gambaran mengenai kemampuan

bank syariah memenuhi kecukupan modalnya. (Muhammad, 2014:254)

Arthesa juga mengungkapkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah rasio perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang

mengandung risiko. (Arthesa, 2006:146) Ihsan mengungkapkan Capital

Adequacy Ratio (CAR) sebagai rasio kewajiban pemenuhan modal minimum

yang harus dimiliki oleh bank. (Ihsan, 2013:93) Sementara itu, Arifin

mengartikan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai rasio kecukupan modal

bank yang dapat diukur dengan membandingkan modal dengan dana pihak

ketiga, dan membandingkan modal dengan aktiva berisiko. (Arifin, 2009:162)

Nilai minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) yang harus dipenuhi oleh setiap

bank, baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah harus 8%.

(Kasmir, 2009:50) Adapun ketentuan menghitung nilai CAR sebuah bank

diantaranya sebagai berikut:

𝐶𝐴𝑅 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝐴𝑇𝑀𝑅𝑥 100% ...(1.4)

7. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan total kredit yang

diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh bank.

Dalam bank syariah, istilah LDR dikenal dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah kredit

yang diberikan dengan dana yang diterima. (Riyadi, 2006:165) Menurut

Dendawijaya, Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio

Page 45: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

28

ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank. Dengan kata lain, seberapa

jauh penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban

bank syariah untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik

kembali uangnya yang telah disalurkan oleh bank syariah. (Dendawijaya,

2003:118) Sementara itu, Kasmir mengartikan FDR sebagai rasio untuk

mengukur jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. (Kasmir, 2004:319) Rumus

untuk menghitung nilai FDR sebuah bank diantaranya sebagai berikut:

𝐹𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑖𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡+𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑥 100% ...(1.5)

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baiknya fungsi

intermediasi bank yang bersangkutan. FDR yang tinggi mengindikasikan

tingkat pembiayaan tinggi dan ini berdampak pada meningkatnya return yang

akan dihasilkan dari pembiayaan. FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar penarikan kembali yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan. Ketika nilai FDR meningkat, maka akan

beirmbas kepada meningkatnya tingkat bagi hasil yang diteirma oleh nasabah

deposan. (Harfiah, 2016:28)

8. Non Performing Financing (NPF)

Non Peforming Financing (NPF) adalah rasio untuk mengukur tingkat

pembiayaan macet yang terdapat di suatu bank yang merupakan salah satu

indikator kunci menilai kinerja keuangan bank. (Setiadi, 2013:217) Non

Performing Financing (NPF) juga dapat diartikan sebagai jumlah pembiayaan

yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Page 46: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

29

(Muhammad, 2005:87) Ihsan mengungkapkan bahwa Non Performing

Financing (NPF) adalah alat ukur tingkat permasalahan pembiayaan yang

dihadapi oleh bank syariah. (Ihsan, 2013:96) Adapun ketentuan menghitung

nilai NPF suatu bank menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑁𝑃𝐹 =𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛𝑥 100% ...(1.6)

Adapun standar terbaik Non Performing Financing (NPF) adalah kurang

dari 5%. Jika Non Performing Financing (NPF) tinggi, maka profitabilitas

menurun dan tingkat bagi hasil menurun dan jika Non Performing Financing

(NPF) turun, maka profitabilitas naik dan tingkat bagi hasil naik. (Anifa,

2008:101)

9. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah

yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. (Bankir, 2014:260) Menurut PBI

Nomor: 10/ 11/ PBI/ 2008 pasal 11 dinyatakan bahwa pihak-pihak yang dapat

ikut serta dalam penerbitan SBIS adalah Bank Umum Syariah (BUS), atau Unit

Usaha Syariah (UUS), atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/

UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak langsung. (Ihsan,

2015: 117)

Tujuan SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai salah satu

instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang

dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Adapun tingkat imbalan yang diberikan

mengacu kepada tingkat diskonto hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Page 47: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

30

berjangka waktu sama yang diterbitkan bersamaan dengan penerbitan SBIS.

Selain itu, BUS dan UUS yang mengajukan penawaran memiliki FDR paling

kurang 80% berdasarkan perhitungan Bank Indonesia dan tidak sedang

dikenakan sanksi pemberhentian sementara untuk mengikuti lelang SBIS.

(Ihsan, 2015:18)

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1. Hubungan BI rate dengan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap

atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik.

Pernyataan tersebut diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Ulfah bahwa

variabel suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat tingkat

bagi hasil deposito mudharabah. (Ulfah, 2011:74) Widyastuti menyatakan

bahwa suku bunga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bagi

hasil deposito mudharabah. (Widyastuti, 2012:83)

Begitupula yang diungkapkan oleh Isna yang mengungkapkan bahwa suku

bunga berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Isna,

2012:39) Akan tetapi, hal berbeda diungkapkan oleh Tariq bahwa tingkat suku

bunga tidak berperan signifikan pengaruhnya terhadap tingkat deposito, dan

tidak mempengaruhi tingkat imbal hasil yang diberikan bank kepada nasabah.

(Tariq, 2016:15)

2. Hubungan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Page 48: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

31

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat

berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti

dana masyarakat, pinjaman atau utang, dan lain-lain. (Dendawijaya, 2003:122)

Nilai minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) yang harus dipenuhi oleh setiap

bank, baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah harus 8%.

(Kasmir, 2009:50)

Penelitian Amelia yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Capital

Adequacy Ratio (CAR) maka bank mampu membiayai operasi bank tersebut,

keadaan yang menguntungkan bank akan memberikan kontribusi yang sangat

besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil

yang akan diterima oleh nasabah deposan. (Amelia, 2011:103) Hal ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umiyati, (Umiyati, 2016:62)

menyatakan bahwa variabel CAR secara parsial berpengaruh terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah dengan tingkat signifikansi 0,000. Akan tetapi

bertolak belakang dengan penelitian Rahayu, (Rahayu, 2012:12)

mengungkapkan bahwa variabel CAR tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 49: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

32

3. Hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang

diberikan dengan dana yang diterima. (Riyadi, 2006:165) Menurut

Dendawijaya, Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio

ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank. Dengan kata lain, seberapa

jauh penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban

bank syariah untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik

kembali uangnya yang telah disalurkan oleh bank syariah. (Dendawijaya,

2003:118) Sementara itu, Kasmir mengartikan FDR sebagai rasio untuk

mengukur jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. (Kasmir, 2004:319)

Menurut Rahmawaty menyatakan bahwa variabel Financing To Deposit

Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. (Rahmawaty, 2015:100) Berbeda dengan penelitian Nofianti,

yang mengungkapkan bahwa variabel Financing To Deposits Ratio (FDR)

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. (Nofianti, 2015:82) Senada dengan yang diungkapkan oleh

Hikmah, dalam penelitiannya menunjukan bahwa Financing to Deposits Ratio

(FDR) secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Hikmah, 2015:83)

Page 50: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

33

4. Hubungan Non Performing Financing (NPF) dengan Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah

Non Peforming Financing (NPF) adalah rasio untuk mengukur tingkat

pembiayaan macet yang terdapat di suatu bank yang merupakan salah satu

indikator kunci menilai kinerja keuangan bank. (Setiadi, 2013:217) Non

Performing Financing (NPF) juga dapat diartikan sebagai jumlah pembiayaan

yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

(Muhammad, 2005:87) Ihsan mengungkapkan bahwa Non Performing

Financing (NPF) adalah alat ukur tingkat permasalahan pembiayaan yang

dihadapi oleh bank syariah. Adapun standar terbaik Non Performing Financing

(NPF) adalah kurang dari 5%. (Ihsan, 2013:96)

Dalam penelitian Anifa mengungkapkan bahwa jika Non Performing

Financing (NPF) tinggi, maka profitabilitas menurun dan tingkat bagi hasil

menurun dan jika Non Performing Financing (NPF) turun, maka profitabilitas

naik dan tingkat bagi hasil naik. (Anifa, 2008:101)

Penelitian lain mengenai Non Performing Financing (NPF) menunjukan

hasil yang bertolak belakang antara Nofianti dan Syafira. Nofianti

mengungkapkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) tidak

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Nofianti,

2015:82) Sedangkan Syafira menyatakan bahwa Non Performing Financing

(NPF), BOPO, Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan

terhadap variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Syafira, 2014:32)

Page 51: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

34

5. Hubungan Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dengan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah

yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. (Bankir, 2014:260) Tujuan SBIS

diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai salah satu instrumen operasi

pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan

prinsip syariah.

Adapun tingkat imbalan yang diberikan mengacu kepada tingkat diskonto

hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu sama yang

diterbitkan bersamaan dengan penerbitan SBIS. Selain itu, BUS dan UUS yang

mengajukan penawaran memiliki FDR paling kurang 80% berdasarkan

perhitungan Bank Indonesia dan tidak sedang dikenakan sanksi pemberhentian

sementara untuk mengikuti lelang SBIS. (Ihsan, 2015:18)

Penelitian Okthora, menunjukan bahwa tingkat imbal hasil SBIS, tingkat

imbal hasil PUAS, dan nilai kurs berpengaruh positif signifikan terhadap

nisbah bagi hasil deposito. (Okthora, 2012:71)

Page 52: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

35

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan beberapa sumber referensi sebagai kajian

penelitian terdahulu, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Laila Mugi

Harfiah,

Atiek Sri

Purwati,

Permata

Ulfah.

(Jurnal

Etikonomi-

2016)

The Impact of

ROA, BOPO,

and FDR to

Indonesian

Islamic

Bank’s

Mudharabah

Deposit

Profit

Sharing

Variabel X:

Return On

Asset (ROA),

BOPO,

Financing to

Deposit Ratio

(FDR).

Variabel Y:

Tingkat Bagi

Hasil Deposito

Mudharabah.

Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa variabel

ROA, BOPO dan

FDR berpengaruh

positif signifikan

terhadap tingkat

bagi hasil deposito

mudharabah.

Anam Tariq

and Mansur

Masih

(MPRA

Paper-

2016).

Risk-sharing

deposits in

islamic

banks: do

interest rates

have any

influence on

them?

Variabel X :

Risk Sharing

Financing

(RSF), Bank

size, Interest

Rates (INT),

Growth in

GDP

(GDPGR),

Exchange Rate

Values (EXR).

Variabel Y:

Risk-Sharing

Deposits

(RSD).

Dynamic

Panel

Techniques

dan

khsusunya

menggunakan

the

Generalized

Method of

Moments

(GMM)

technique

dalam

analisis data

panel.

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa

tingkat suku bunga

tidak berperan

signifikan

pengaruhnya

terhadap tingkat

deposito, dan tidak

mempengaruhi

tingkat imbal hasil

yang diberikan

bank kepada

nasabah.

bersambung ke halaman berikutnya

Page 53: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Umiyati,

Shella

Muthya

Syarif

(Jurnal

Akuntansi

dan

Keuangan

Islam 2016)

Kinerja

Keuangan

dan Tingkat

Bagi Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada Bank

Umum

Syariah Di

Indonesia

Variabel X:

Return On

Asset (ROA),

Capital

Adequacy

Ratio (CAR),

Biaya

Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

Variabel Y:

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah

Regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variabel ROA dan

CAR secara parsial

memiliki pengaruh

terhadap tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah.

Sementara itu,

variabel BOPO secara

parsial tidak memiliki

pengaruh terhadap

tingkat bagi hasil

deposito mudharabah.

Rahmawaty

, dan

Tiffany

Andari

Yudina.

(Jurnal

Dinamika

Akuntansi

dan Bisnis-

2015)

Pengaruh

Return On

Asset (ROA)

dan

Financing To

Deposit Ratio

(FDR)

terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

pada Bank

Umum

Syariah

Variabel X:

Return On

Asset (ROA)

dan Financing

To Deposit

Ratio (FDR)

Variabel Y:

Tingkat Bagi

Hasil Deposito

Mudharabah

Regresi Linier

Berganda

Hasil penelitian

menyebutkan bahwa

variabel ROA dan

FDR secara simultan

mempengaruhi tingkat

bagi hasil deposito

mudharabah pada

bank umum syariah di

Indonesia periode

2008-2012. Variabel

ROA tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat bagi hasil

deposito mudharabah

pada bank umum

syariah di Indonesia

periode 2008-2012.

Variabel FDR tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat bagi hasil

deposito mudharabah

pada BUS

bersambung ke halaman berikutnya

Page 54: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Nana

Nofianti,

Tenny

Badina,

Aditiya

Erlangga.

(Jurnal

Bisnis dan

Manajemen

ESENSI-

2015)

Analisis

Pengaruh

Return On

Asset (ROA),

Biaya

Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(BOPO),

Suku Bunga,

Financing To

Deposit Ratio

(FDR) dan

Non

Performing

Financing

(NPF)

terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Variabel X:

Return On

Asset (ROA),

BOPO, Suku

Bunga,

Financing to

Deposit

Ratio (FDR)

dan Non

Performing

Financing

(NPF).

Variabel Y:

tingkat bagi

hasil

deposito

mudharabah

Regresi

berganda

Hasil penelitian

menyebutkan

bahwa variabel

Return On Asset

(ROA)

berpengaruh positif

signifikan terhadap

tingkat bagi hasil.

Variabel Biaya

Operasional

Terhadap

Pendapatan

Operasional

(BOPO) tidak

berpengaruh

terhadap tingkat

bagi hasil. Variabel

Suku Bunga tidak

berpengaruh

terhadap tingkat

bagi hasil. Variabel

Financing To

Deposits Ratio

(FDR) berpengaruh

positif signifikan

terhadap tingkat

bagi hasil. Variabel

Non Performing

Financing (NPF)

tidak berpengaruh

terhadap tingkat

bagi hasil.

bersambung ke halaman berikutnya

Page 55: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

38

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Tugiantoro,

and Suyanto

(Jurnal

China-USA

Business

Review-

2014).

The Factors

Affecting

Profit

Distribution:

An Empirical

Study on

Islamic

Banking.

Variebel X:

Third Party

Fund (TPF),

IFO, AQR,

FDR, central

bank’s (Bank

of Indonesia)

Rate/ BI Rate

(Bir), and

three-month

term deposit

rate in

conventional

banks.

Variabel Y:

Profit

Distribution

Metode

deskriptif

korelasi

dalam

menganalisis

hasil

peneleitian,

Sementara

itu, data

dianalisis

dengan

menggunakan

metode

analisis data

panel.

Hasil penelitian ini

menyebutkan

bahwa Income

From Operation

(IFO), Central

Bank’s (Bank of

Indonesia) rate,

dan tingkat bunga

depsotio berjangka

tiga bulan

berpengaruh

signifikan terhadap

pembagian

keuntungan.

Sementara itu,

Third Parties’

Fund, (TFP), Asset

Quality Ratio

(AQR), dan

Financing to

Deposit Ratio

(FDR) tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

pembagian

keuntungan.

bersambung ke halaman berikutnya

Page 56: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Rahmah

Syafira.

(Skripsi

IPB-2014)

Faktor-Faktor

yang

Memengaruhi

Tingkat Bagi

Hasil pada

Produk

Deposito

Mudharabah

Bank Umum

Syariah

Variabel X:

Net

Operational

Margin

(NIM), Non

Performing

Financing

(NPF), BOPO,

Financing to

Deposit Ratio

(FDR) dan

suku bunga.

Variabel Y:

Tingkat Bagi

Hasil pada

Produk

Deposito

Mudharabah

Regresi panel

statis dengan

menggunakan

Fixed Effect

Model

(FEM).

Hasil penelitian

menyebutkan

bahwa secara

simultan variabel

independen

berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat bagi hasil.

Secara parsial,

variabel Net

Operational

Margin (NIM),

Non Performing

Financing (NPF),

BOPO, Financing

to Deposit Ratio

(FDR) dan suku

bunga berpengaruh

signifikan terhadap

variabel tingkat

bagi hasil.

Net Operational

Margin (NIM) dan

suku bunga

berpengaruh positif

terhadap tingkat

bagi hasil,

sedangkan Non

Performing

Financing (NPF)

dan BOPO

berpengaruh

negatif terhadap

tingkat bagi hasil.

bersambung ke halaman berikutnya

Page 57: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Mila

Okthora

(Tugas

Akhir D4

Polban-

2012)

Faktor-faktor

yang

Mempengaru

hi Penetapan

Nisbah Bagi

Hasil

Deposito

Syariah

Mandiri

(Studi Kasus

PT Bank

Syariah

Mandiri

periode 2006-

2011)

Variabel X:

Sertifikat

Bank

Indonesia

Syariah

(SBIS), Pasar

Uang Antar

Bank Syariah

(PUAS), Giro

Wajib

Minimum

(GWM),

Inflasi, Kurs,

BI rate.

Variabel Y:

Nisbah Bagi

Hasil Deposito

Mudharabah

Metode

Analisis

Regresi

Tingkat Imbal

Hasil SBIS,

Tingkat Imbal

Hasil PUAS, dan

nilai kurs

berpengaruh positif

signifikan terhadap

nisbah bagi hasil

deposito.

Sedangkan BI rate

dan Giro Wajib

Minimum

berpengaruh

negatif signifikan

terhadap nisbah

bagi hasil deposito

mudharabah.

Mohammad

Ashraful

Ferdous

Chowdhur

and Syed

Mohammad

Khaled

Rahman

(Asia-

Pacific

Journal of

Business-

2012).

The Effect of

Conventional

Bank’s

Interest Rate

& Islamic

Bank’s Profit

Rate on

Investment &

Return: An

Empirical

Investigation

in

Bangladesh

Variabel X :

Conventional

Bank’s

Interest Rate

Variabel Y :

Islamic Bank’s

Profit Rate on

Investment &

Return

Regresi linier

berganda

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa

tingkat suku bunga

bank konvensional

tidak berpegaruh

signifikan terhadap

tingkat return

investasi pada bank

syariah. Hal ini

disebabkan karena

kepercayaan

nasabah dan

dukungan penuh

untuk bank syariah

bersambung ke halaman berikutnya

Page 58: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

41

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Jurnal

Saiful

Anwar,

Rifki Ismal,

Kenji

Watanabe

(Journal of

Islamic

Finance-

2012)

Behavior

Investigation

of Islamic

Bank Deposit

Return

Utilizing

Artificial

Neural

Networks

Model

Variabel X:

variabel

makroekonomi

yaitu rata-rata

tingkat suku

bunga satu

bulan (INTR),

kurs (EXCH),

perputaran

uang (M1),

Bursa Efek

Jakarta

(STIN), dan

inflasi (INFR).

Variabel Y:

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah 1

bulan.

Artificial

Neural

Networks

Model

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

variabel tingkat

suku bunga satu

bulan (INTR) dan

variabel perputaran

uang (M1) paling

signifikan

berpengaruh

terhadap tingkat

bagi hasil deposito

yaitu sebesar

51.43% dan

31.71%.

Sedangkan variabel

Bursa Efek Jakarta

(STIN), sebesar

12.76%, kurs

(EXCH) sebesar

3.62% dan variabel

inflasi (INFR)

sebsar 0.46%,

Andryani

Isna K, dan

Kunti

Sunaryo.

(Jurnal

Ekonomi

dan Bisnis-

2012)

Analisis

Pengaruh

Return On

Asset, BOPO,

dan Suku

Bunga

terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada Bank

Umum

Syariah.

Variabel X:

Return On

Asset, BOPO,

dan Suku

Bunga

Variabel Y:

Tingkat Bagi

Hasil Deposito

Mudharabah

Regresi liner

berganda

Hasil menunjukkan

bahwa secara

parsial variabel

Return on Asset

(ROA) dan suku

bunga berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat bagi hasil

deposito

mudharabah,

sedangkan variabel

BOPO tidak

berpengaruh

terhadap bagi hasil

deposito

mudharabah.

bersambung ke halaman berikutnya

Page 59: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Siti Rahayu

(Jurnal

Nasional

2012)

Pengaruh

Return on

Asset, BOPO,

Suku Bunga

dan Capital

Adequacy

Ratio

terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada

Perbankan

Syariah

Variabel X: Return on

Asset (ROA),

BOPO, Suku

Bunga, dan Capital

Adequacy

Ratio (CAR).

Variabel Y:

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah.

Regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

variabel ROA dan

Suku Bunga

memiliki pengaruh

positif signifikan

terhadap tingkat

bagi hasil deposito

mudharabah.

Sementara itu

variabel BOPO dan

CAR tidak

memiliki pengaruh

signifikan terhadap

tingkat bagi hasil

deposito

mudharabah.

Rizky

Amelia

(Skripsi

UIN Syarif

Hidayatulah

Jakarta-

2011)

Skripsi

Pengaruh

CAR, FDR

dan NPF

terhadap

Return Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada

Perbankan

Syariah.

Variabel X:

CAR, FDR,

dan NPF

Variabel Y:

Return

Deposito

Mudharabah

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

secara parsial

variabel CAR,

FDR, dan NPF

berpengaruh

signifikan terhadap

return Deposito

Mudharabah.

Secara simultan

CAR, FDR dan

NPF secara

bersama-sama

berpengaruh

signifikan terhadap

return Deposito

Mudharabah.

bersambung ke halaman berikutnya

Page 60: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

43

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Analisis Kesimpulan

Abdou

Diaw and

Abdoulaye

Mbow

(Jurnal

Humanomic

s 2011).

A

comparative

study of the

returns on

Mudharabah

deposit and

on equity in

Islamic banks

Membandingk

an antara

Variabel

Return On

Equity (ROE)

and Return On

Mudharabah

Deposit

(ROMD).

Regresi linier Hasil penelitian

tersebut

menyetakan bahwa

Return On Equity

(ROE) cenderung

lebih tinggi

dibandingkan

dengan Return On

Mudharabah

Deposit (ROMD).

Lebih lanjut,

bahwa Return

Deposito

Mudharabah

mempunyai

korelasi dengan

Tingkat Suku

Bunga (IR)

daripada Return On

Equity (ROE).

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Page 61: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

44

Uji t Uji F Adusjedt R2

Interprestasi

Uji Hausman Uji Chow

Uji Statistik

Pemilihan Model Regresi Panel Data

Objek Penelitian

Variabel Dependen (Y) Variabel Independen (X)

Metode Estimasi Panel Data

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Asumsi Klasik

D. Kerangka Pemikiran

Dari pemaparan tinjauan pustaka di atas, maka susunan kerangka berpikir

teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Page 62: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

45

E. Hipotesis

Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan hipotesis

alternatif sebagai berikut:

1. Menurut McConell Brue, yang dimaksud dengan suku bunga adalah harga

yang dibayarkan untuk penggunaan uang. Ini merupakan harga yang harus

peminjam bayar kepada pemberi pinjaman untuk mentransfer daya beli di

masa depan. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan

sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

dan diumumkan kepada publik. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar,

(Anwar, 2012:56) yang menyatakan bahwa variabel tingkat suku bunga

satu bulan (INTR) signifikan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil

deposito dengan nilai sebesar 51.43%. Namun, hal ini bertolak belakang

dengan penelitian Nofianti, (Nofianti, 2015:78) yang mengungkapkan

bahwa variabel suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah dengan nilai signifikansi sebesar -0,290. Hal ini

diungkapkan pula dalam penelitian Tariq, (Tariq, 2016: 16) yang

menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berperan signifikan

pengaruhnya terhadap tingkat deposito, dan tidak mempengaruhi tingkat

imbal hasil yang diberikan bank kepada nasabah. Berdasarkan pemikiran

teoritis dan studi empiris yang pernah dilakukan dengan penilitian di

bidang ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel BI rate terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 63: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

46

Ha: Terdapat pengaruh secara parsial variabel BI rate terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan

surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal

sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar

bank, seperti dana masyarakat, pinjaman atau utang, dan lain-lain.

(Dendawijaya, 2003:122). Arthesa juga mengungkapkan bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio perbandingan antara modal risiko

dengan aktiva yang mengandung risiko. (Arthesa, 2006:146) Penelitian

Amelia, (Amelia, 2011:100) yang mengemukakan bahwa secara parsial

variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

return deposito mudharabah dengan tingkat signifikansi 0.003. Hal ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umiyati, (Umiyati, 2016:62)

menyatakan bahwa variabel CAR secara parsial berpengaruh terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan tingkat signifikansi 0,000

Akan tetapi bertolak belakang dengan penelitian Rahayu, (Rahayu,

2012:12) mengungkapkan bahwa variabel CAR tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Berdasarkan

pemikiran teoritis dan studi empiris yang pernah dilakukan dengan

penilitian di bidang ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel Capital Adequacy Ratio

(CAR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 64: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

47

Ha: Terdapat pengaruh secara parsial variabel Capital Adequacy Ratio

(CAR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

3. Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang

diberikan dengan dana yang diterima. (Riyadi, 2006:165) Menurut

Dendawijaya, Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.

Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank. Dengan kata

lain, seberapa jauh penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat

mengimbangi kewajiban bank syariah untuk segera memenuhi permintaan

deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah disalurkan oleh

bank syariah. (Dendawijaya, 2003:118) Menurut Rahmawaty menyatakan

bahwa variabel Financing To Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Rahmawaty,

2015:100) Berbeda dengan penelitian Nofianti, yang mengungkapkan

bahwa variabel Financing To Deposits Ratio (FDR) berpengaruh positif

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. (Nofianti,

2015:82) Senada dengan yang diungkapkan oleh Hikmah, dalam

penelitiannya menunjukan bahwa Financing to Deposits Ratio (FDR)

secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah. (Hikmah, 2015:83) Berdasarkan

pemikiran teoritis dan studi empiris yang pernah dilakukan dengan

penilitian di bidang ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 65: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

48

H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel Financing to Deposit

Ratio (FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Ha: Terdapat pengaruh secara parsial variabel Financing to Deposit Ratio

(FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

4. Non Peforming Financing (NPF) adalah rasio untuk mengukur tingkat

pembiayaan macet yang terdapat di suatu bank yang merupakan salah satu

indikator kunci menilai kinerja keuangan bank. (Setiadi, 2013:217) Non

Performing Financing (NPF) juga dapat diartikan sebagai jumlah

pembiayaan yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar,

diragukan dan macet. (Muhammad, 2005:87) Penelitian Nofianti, (Nofianti,

2015:80) yang mengungkapkan bahwa variabel Non Performing Financing

(NPF) tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil dengan nilai

signifikansi sebesar 0.074. Namun, bertolak belakang dengan penelitian

Syafira, (Syafira, 2014: 31) yang mengungkapkan bahwa variabel Non

Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi

hasil deposito mudharabah dengan nilai signifikansi 0.0021. Berdasarkan

pemikiran teoritis dan studi empiris yang pernah dilakukan dengan

penilitian di bidang ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel Non Performing

Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Ha: Terdapat pengaruh secara parsial variabel Non Performing Financing

(NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 66: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

49

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang

rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Penelitian yang dilakukan

oleh Okthora, (Okthora, 2012:71) yang mengemukakan bahwa tingkat

imbal hasil SBIS berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah. Berdasarkan pemikiran teoritis dan studi empiris

yang pernah dilakukan dengan penilitian di bidang ini, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel tingkat bonus Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah.

Ha: Terdapat pengaruh secara parsial variabel tingkat bonus Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

6. H0: Tidak terdapat pengaruh secara simultan variabel BI rate, Capital

Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non

Performing Financing (NPF) dan tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Ha: Terdapat pengaruh secara simultan variabel BI rate, Capital Adequacy

Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing

Financing (NPF) dan tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 67: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini mengambil data laju tingkat

suku bunga Bank Indonesia (BI rate), tingkat bonus Surat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) dari website yang terdapat di Bank Indonesia dari tahun 2011

s.d Juni 2016. Selain itu, penelitian ini juga mengambil data dari laporan

keuangan tujuh Bank Umum Syariah yang di publikasikan di website resmi

bank bersangkutan. Sumber data ini dipilih karena dianggap sebagai sumber

yang valid dan dapat dipercaya.

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data BI rate data

Capital Adequacy Ratio (CAR), data Financing to Deposit Ratio (FDR), data

Non Performing Financing (NPF), data tingkat bonus Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), serta data tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono, (Sugiyono, 2010:117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Suharyadi, (Suharyadi,

2013:7) populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan

Page 68: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

51

seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi dari penelitian ini adalah Bank

Umum Syariah di Indonesia sampai dengan waktu bulan Juni 2016.

Menurut Sugiyono, (Sugiyono, 2010:118) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti

melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin

meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel,

sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang

diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut. Sementara

itu, Suharyadi, (Suharyadi, 2013:8) mengungkapkan arti sampel sebagai suatu

bagian dari populasi tertentu yag menjadi perhatian.

Ada beberapa metode penarikan sampel dalam sebuah penelitian. Pada

dasarnya, metode pengambilan sampel dapat dikelompokan menjadi dua

bagian, yaitu sampel probabilitas (probability sampling) dan sampel

nonprobabilitas (nonprobability sampling). Metode penarikan sampel

probalitas (probability sampling) adalah suatu metode yang memberikan

kesempatan sama terhadap anggota populasi untuk menjadi sampel.

(Suharyadi,2013:9) Sedangkan metode sampel nonprobabilitas (nonprobability

sampling) adalah kebalikan dari metode penarikan sampel nonprobabilitas

yaitu tidak setiap anggota populasi memiliki probabilitas yang sama. Hal ini

karena sampel diambil dengan pertimbangan khsusus atau susunan sampling

yang sistematis. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan sampelnya adalah

nonprobalibility sampling. Sampel yang diambil adalah tujuh Bank Umum

Page 69: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

52

Syariah di Indonesia periode 2011 sampai Juni 2016. Adapun pertimbangan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Bank Umum Syariah yang sudah mempublikasikan laporan keuangan

bersifat triwulan, antara triwulan I 2011 sampai dengan triwulan II 2016.

2. Bank Umum Syariah yang sudah memiliki data yang terkait dengan

variabel penelitian, seperti deposito mudharabah, CAR, FDR, NPF dan

SBIS.

Bank Umum Syariah tersebut diantaranya yaitu Bank Mandiri Syariah,

Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA

Syariah, dan Panin Dubai Bank Syariah.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan dua metode

yang digunakan, diantaranya sebagai berikut:

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia)

dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut meliputi Statistik Perbankan

Syariah, Outlook Perbankan Syariah yang diperoleh dari publikasi Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) periode 2011 s.d 2016, data tingkat suku bunga (BI rate) yang

diperoleh dari publikasi Bank Indonesia serta data dari laporan keuangan Bank

Umum Syariah yang di publikasikan di website resmi Bank Umum Syariah

yang bersangkutan periode 2011 s.d Juni 2016.

Page 70: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

53

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang

dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis

literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan

dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Analisis deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau

populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu,

organisasional, industri atau perspektif lain. (Nur, 2002:88) Sedangkan metode

kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan

analisis data dengan prosedur statistik.

Analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi panel

data. Menurut Baltagi, (Baltagi, 2005:1) regresi panel data adalah penelitian

yang menggabungkan antara cross section seperti rumah tangga, negara,

perusahaan, dan sebagainya dengan periode waktu. Sementara itu, Suliyanto

mengungkapkan yang dimaksud dengan analisis regresi panel data adalah

regresi yang menggunakan panel data atau pool data yang merupakan

kombinasi dari data time series dan data cross section. (Suliyanto, 2011:229)

Penulis menggunakan software Eviews 9.0 dan Microsoft Excel 2013 sebagai

bantuan dalam melakukan analisis data.

Page 71: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

54

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai

distribusi yang normal atau tidak. (Ghozali, 2009:160) Sementara itu

Suliyanto, (Suliyanto, 2011:70) mengatakan bahwa uji normalitas

dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi

pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan uji

nromalitas, terdapat beberapa metode yaitu uji normalitas dengan analisis

grafik, uji normalitas dengan metode signifikansi Skewness dan Kurtois,

uji normalitas dengan Jarque-Bera (JB Test) dan uji normalitas dengan

Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas

metode signifikansi Skewness dan Kurtois. Adapun persamaan uji

normalitas dapat ditulis sebagai berikut:

𝑍𝑠𝑘𝑒𝑤 =𝑆−0

√6 𝑁⁄ 𝑍𝑘𝑢𝑟𝑡 =

𝐾−0

√24 𝑁⁄

Keterangan:

S - Nilai Skewness

N - Jumlah sampel

K - Nilai Kurtosis

JB = N [Sk²

6+

(K−3)²

24] …(3.1)

Keterangan:

JB - Statistik Jarque Bera

N - jumlah sampel

Page 72: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

55

Sk - Skewness (kemencengan)

K - Kurtosis (peruncingan)

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dengan

menggunakan Uji Jarque-Bera dengan pengambilan keputusan sebagai

berikut:

H0 = data berdistribusi normal

Ha = data tidak berdistribusi normal

Jika probability JB lebih > 0.05, maka berdistribusi normal

Jika probability JB lebih < 0.05, maka tidak berdistribusi normal

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Suliyanto, (Suliyanto, 2011:81) multikolinearitas

merupakan peristiwa dimana terjadi linier yang mendekat sempurna antar

dua variable bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atauu sempurna

diantara variable bebas atau tidak. menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Adanya

multikolinieritas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen dapat

dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini menggunakan uji

multikolinieritas metode Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

dimana nilai batas korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0.90.

(Ghazali, 2013:80) Adapun persamaan uji multikolinearitas sebagai

berikut:

Page 73: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

56

𝑉𝐼𝐹 = 1

(1−𝑅12)

....(3.2)

Keterangan :

VIF - Variance Inflation Factor

R12 - Estimasi regresi parsial variabel penjelas

Untuk mengetahui data memiliki gejala multikolinearitas dengan

pengambilan keputusan sebagai berikut:

H0 = tidak ada multikolinearitas

Ha = ada multikolinearitas

Jika r < 0.9, maka tidak ada multikolinearitas

Jika r > 0.9 maka ada multikolinearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Suliyanto, (Suliyanto, 2011:81) Heteroskedastisitas berarti

ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu

kesamaan varians dan residual. (Ghozali, 2009:139) Ada dua cara untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu metode grafik dan

metode statistik. Metode grafik rellatif lebih mudah dilakukan namun

memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan

mempengaruhi tampilannya. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin

Page 74: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

57

sulit menginterprestasikan hasil grafik plots. Sementara itu, metode

statistic memiliki beberapa cara dalam mendeteksi heteroskedastisitas

diantaranya yaitu Glesjer, White, Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey, Park.

Dalam penelitian ini, cara yang digunakan dalam mendeteksi

heteroskedastisitas adalah metode statistik cara Uji White. Adapun

persamaan deteksi heteroskedastisitas dengan Uji White dapat ditulis

sebagai berikut:

𝑈12 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ʋi ...(3.3)

Keterangan:

Ui - Nilai Residual

X1 - Variabel Bebas

Pendeteksian heteroskedasitas yang penulis gunakan adalah melalui

Uji White dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

H0 = tidak ada heteroskedasitas

Ha = ada heteroskedasitas

Bila probabilitas Obs* > 0.0 maka signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs* < 0.0 maka signifikan, H0 ditolak

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan

residual observasi lainnya. (Winarno, 2015:145) Uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang

Page 75: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

58

berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time

series) karena “gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada individu kelompok yang sama pada

periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah

autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang

berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. (Ghazali, 2013:137) Ada

beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi diantaranya yaitu metode Durbin-Watson (DW test), metode

Lagrange Multiplier (LM test), metode Breusch-Godfrey (B-G test) dan

metode Run Test. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji

Lagrange Multiplier (LM test) untuk mendeteksi autokorelasi. Hal ini

dilakukan karena pengamatan dalam penelitian ini lebih dari 100

observasi. Adapun rumus uji autokorelasi secara umum dapat dituliskan

sebagai berikut:

y = β0 + β1x + u ...(3.4)

Sementara itu, untuk deteksi autokorelasi dengan uji Lagrange

Multiplier (LM test) dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

LM = (n − q)R²u ...(3.5)

Keterangan:

LM - Lagrange Multiplier

Page 76: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

59

n - jumlah sampel

q - quantity

R2 - Estimasi regresi parsial variabel penjelas

u - Nilai residual umum

Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat juga menggunakan

Uji Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut Uji Breusch-

Godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan

alpha = 0.05.

H0 = tidak ada autokorelasi

Ha = ada autokorelasi

Bila probabilitas Obs* > 0.0 maka signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs* < 0.0 maka signifikan, H0 ditolak

2. Model Estimasi Regresi Panel Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis regresi panel

data. Regresi panel data merupakan penelitian yang menggabungkan antara

cross section (data silang) dengan time series (runtut waktu). Dalam

menganalisis data menggunakan metode analisis regresi panel data, diawali

dengan melakukan pooling data dalam bentuk workfile. Berikut ini langkah-

langkah dalam estaimasi model regresi panel data, diataranya yaitu: (Ghazali,

2013:252)

a. Model dengan Semua Koefisien Konstan terhadap Waktu dan Individu

(Common Effect)

Page 77: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

60

Model seperti ini diakatakan sebagai model paling sederhana,

dimana pendekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang

dimiliki oleh data panel. Metode yang digunakan untuk mengestimasi

dengan pendekatan ini seperti metode regresi OLS (Ordinary Least

Square). sehingga sering disebut pooled OLS atau common OLS model.

Bila kita punya asumsi bahwa α dan ß akan sama (konstan) untuk setiap

data time series dan cross section, maka α dan ß dapat diestimasi dengan

model berikut: (Suliyanto, 2011:231)

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + εit ...(3.6)

Keterangan :

Y - Variabel dependen

X - Variabel independen

β - Koefisien slope atau koefisien arah

β0 - Intersep model regresi

i - Unit cross section

t - Periode waktu

ɛ - Komponen eror

b. Koefisien Slope Konstan tetapi Intersep Bervariasi Antar Individu (Fixed

Effect Model)

Pendekatan ini merupakan cara memasukkan “individualitas” setiap

perusahaan atau setiap unit cross-sectional adalah dengan membuat

intersep bervarisi untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap berasumsi

Page 78: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

61

bahwa koefisien slope konstan untuk setiap perusahaan. Model regresinya

sebagai berikut: (Suliyanto, 2011:234)

Yit = β0i + βX1it + εit ...(3.7)

Keterangan :

Yit - Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit - Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β - Koefisien slope atau koefisien arah

β0i - Intersep model regresi

εit - Komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Istilah Fixed Effect menunjukkan walaupun intersep mungkin

berbeda untuk setiap individu tetapi intersep setiap individu tersebut tidak

bervariasi terhadap waktu (time invariant). Dalam model ini juga

disumsikan bahwa koefisien slope tidak bervariasi baik terhadap individu

maupun waktu (konstan). Pemikiran inilah yang menjadi dasar pemikiran

pembentukan model tersebut.

c. Uji Chow

Uji chow bertujuan untuk memilih model terbaik antara model

Common Effect dengan Fixed Effect Model. Nilai yang harus diperhatikan

pada uji chow adalah nilai probabilitas dari F-Statistik. Hipotesis yang

digunakan dalam uji chow adalah sebagai berikut:

H0 : Common Effect Model (CEM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Page 79: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

62

Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi

(5%), maka tolak H0. Begitu pula sebaliknya jika nilai probabilitas F-

statistik lebih besar dari tingkat signifikasi (5%), maka menerima H0.

Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan menggunakan F-

statistik seperti yang dirumuskan sebagai berikut:

CHOW =N−1

NT−N−K …(3.8)

Keterangan:

N - Jumlah data cross section

T - Jumlah data time series

K - Jumlah variabel penjelas

d. Model Efek Random (Random Effect)

Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antar-individu dan atau

waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random,

perbedaam tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini juga

memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series

dan cross section. Model persamaan regresinya sebagai berikut:

(Suliyanto, 2011:243)

Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada model

ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam

persamaan:

β0 = β0 + ui , i = 1,…,n

Sehingga persamaan model yang digunakan adalah:

Yit = β0i + βX1it + ui + εit …(3.9)

Page 80: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

63

Keterangan:

Yit - Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit - Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β - Koefisien slope atau koefisien arah

β0i - Intersep model regresi

ui - Komponen eror pada unit ke-i dan waktu ke-t

εit - Komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

e. Uji Hausman

Uji Hausman bertujuan untuk memilih antara Fixed Effect Model

(FEM) atau Random Effect Model (REM). Nilai yang harus diperhatikan

pada uji hausman adalah nilai probabilitas dari Cross-section random.

Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model (REM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi

0.005 (5%), maka menolak H0. Begitu pula sebaliknya jika nilai

probabilitas F-statistik lebih besar dari tingkat signifikasi (5%), maka

menerima H0. Adapun persamaan uji hausman dapat ditulis sebagai

berikut:

H = (βRE − βFE)¹(∑FE − ∑RE)⁻¹(βRE − βFE) …(3.10)

Keterangan:

βRE - Random Effect Estimator

βFE - Fixed Effect Estimator

Page 81: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

64

∑FE - Matriks Kovarians Fixed Effect

∑RE - Matriks Kovarians Random Effect

3. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan

variabel dependen. (Ghozali, 2009:177) Apabila thitung > ttabel, maka H0

ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan

menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai thitung > ttabel maka

secara satu persatu variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai

probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%),

maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap

variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada

0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

H0 : ß = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : ß ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

Page 82: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

65

Jika Probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak

Jika Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima

Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two

tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan H yaitu

terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa

digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak

sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak

menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah.

Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis

dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Apabila thitung < ttabel atau thitung

> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen, variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh

siginifikan Apabila thitung ≤ ttabel atau thitung ≥ ttabel maka H0 diterima dan Ha

ditolak artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga

dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil

daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%), maka variabel independen

secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan

jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen

secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

(Purwanto, 2009:88-89) Adapun persamaan uji t dapat dituliskan sebagai

berikut:

Page 83: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

66

ti =bj

sbj …(3.11)

Keterangan:

ti - Nilai t hitung

bj - Koefisien regresi

Sbj - Kesalahan baku koefisien regresi

b. Uji F

Uji f digunakan bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen (X) secara simultan bersama-sama pempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Y). Apabila Fhitung > Ftabel, maka H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan

munggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai Fhitung > Ftabel,

maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi

variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas.

Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi

5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar

daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Ho : ß = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 84: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

67

Ha : ß ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara

varibel independen terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika Probabilitas < 0.05 maka ditolak

Jika Probabilitas > 0.05 maka diterima

Adapun persamaan uji signifikansi simultan dapat ditulis sebagai berikut:

F =R² (K−1)⁄

1−R² (n−k)⁄ ...(3.12)

Keterangan:

F - Nilai F hitung

R² - Koefisien determinasi

k - Jumlah variabel

n - Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

4. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Menurut Ghozali, menyatakan Uji koefisien determinasi bertujuan untuk

melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat

yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² ini digunakan karena variabel

bebas dalam penelitian ini lebih dari dua.Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika

hasil yang diperoleh >0,5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal

dalam membuat estimasi. Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin

baik model yangdigunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas

terhadap variabelterikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin

lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.

Page 85: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

68

(Ghozali, 2009:177) Adapun persamaan koefisien determinasi dapat dituliskan

sebagai berikut:

𝑅2 = 1 −𝛴(𝑌−𝑌)²

𝛴(𝑌−𝑌)² ....(3.13)

Keterangan:

R2 - koefisien determinasi

(𝑌 − 𝑌)² - Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediksi

(𝑌 − 𝑌)² - Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata

5. Koefisien Persamaan Regresi Panel Data

Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterikatan

dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya.

(Santoso, 2010:163) Variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat (Y) dan

variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari satu variabel, yaitu tingkat bagi

hasil deposito mudharabah, dan variabel bebas yang terdiri dari BI rate,

Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non

Performing Financing (NPF), Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS). Dari variabel-variabel tersebut akan diteliti suatu analisa

apakah adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam analisis regresi

panel data. Berikut ini model dasar persamaan data panel:

Yit = β1X1it + β2X2it + β3X3it + μit ...(3.14)

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah:

return = β0 − β1BI rateit + β2CARit − β3FDRit − β4NPFit + β5SBISit + εit

...(3.15)

Keterangan:

Page 86: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

69

return - tingkat bagi hasil deposito mudharabah

β0 - Konstanta

β1,β2,β3,β4β5 - Koefisien Variabel Independen

CAR - Capital Adequacy Ratio

FDR - Financing to Deposit Ratio

NPF - Non Performing Financing

SBIS - tingkat bonus SBIS

ε - Koefisien Eror

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti

dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh

pengamatan dan penelitian terdahulu.

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variebel yang di pengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat bagi hasil

depsosito mudharabah jangka 6 (enam) bulan pada Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2011 s.d Juni 2016.

Menurut Anshori, deposito mudharabah merupakan simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Produk

ini ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga.

(Anshori, 2007: 93) Sedangkan Hadi mengungkapkan bahwa deposito

Page 87: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

70

mudharabah adalah investasi yang dilakukan pada bank syariah dengan

menambahkan dalam bentuk dana tunai untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan,

12 bulan dengan nisbah tertentu. (Hadi, 2011:52)

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen. Variabel yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini

adalah:

a. BI rate (X1)

Menurut McConell Brue, yang dimaksud dengan suku bunga adalah

harga yang dibayarkan untuk penggunaan uang. Ini merupakan harga yang

harus peminjam bayar kepada pemberi pinjaman untuk mentransfer daya

beli di masa depan. (McConnell, 2008:259)

Di Indonesia, suku bunga ditetapkan oleh Bank Sentral yaitu Bank

Indonesia yang lebih dikenal dengan istilah BI rate. BI rate adalah suku

bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter

yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI

rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat

Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter

yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

moneter.

b. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X2)

Page 88: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

71

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang

memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai

dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman atau

utang, dan lain-lain. Dendawijaya, 2003, hal. 122. Capital Adequacy Ratio

(CAR) merupakan gambaran mengenai kemampuan bank syariah

memenuhi kecukupan modalnya. (Muhammad, 2014:254)

Nilai minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) yang harus dipenuhi

oleh setiap bank, baik bank umum konvensional maupun bank umum

syariah harus 8%. (Kasmir, 2009:50)

c. Financing to Deposit Ratio (FDR) (X3)

Menurut Dendawijaya, Financing to Deposit Ratio (FDR)

merupakan rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana

yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian

likuiditas bank. Dengan kata lain, seberapa jauh penyaluran pembiayaan

kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank syariah untuk segera

memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang

telah disalurkan oleh bank syariah. (Dendawijaya, 2003:118) Sementara

itu, Kasmir mengartikan FDR sebagai rasio untuk mengukur jumlah kredit

yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal

sendiri yang digunakan. (Kasmir, 2004:319)

Page 89: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

72

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baiknya fungsi

intermediasi bank yang bersangkutan. FDR yang tinggi mengindikasikan

tingkat pembiayaan tinggi dan ini berdampak pada meningkatnya return

yang akan dihasilkan dari pembiayaan.

d. Non Performing Financing (NPF) (X4)

Non Peforming Financing (NPF) adalah rasio untuk mengukur

tingkat pembiayaan macet yang terdapat di suatu bank yang merupakan

salah satu indikator kunci menilai kinerja keuangan bank. (Setiadi,

2013:217) Non Performing Financing (NPF) juga dapat diartikan sebagai

jumlah pembiayaan yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet. (Muhammad, 2005:87) Ihsan

mengungkapkan bahwa Non Performing Financing (NPF) adalah alat ukur

tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah.

Adapun standar terbaik Non Performing Financing (NPF) adalah kurang

dari 5%. (Ihsan, 2013:96)

e. Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).(X5)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang

rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. (Bankir, 2014:260) Menurut

PBI Nomor: 10/ 11/ PBI/ 2008 pasal 11 dinyatakan bahwa pihak-pihak

yang dapat ikut serta dalam penerbitan SBIS adalah Bank Umum Syariah

(BUS), atau Unit Usaha Syariah (UUS), atau pialang yang bertindak untuk

Page 90: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

73

dan atas nama BUS/ UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta

tidak langsung. (Ihsan, 2015: 117)

Page 91: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

74

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Tiga tahun terakhir sektor perbankan syariah menunjukkan tingkat

pertumbuhan aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga yang cenderung

menurun. Beberapa tahun sebelumnya pertumbuhan ketiga indikator tersebut

cukup baik bahkan mencapai 50 persen di tahun 2011. Namun memasuki tahun

2012, terjadi penurunan pertumbuhan yang alurnya semakin menurun terutama

di triwulan II tahun 2015 ini. Sepertinya sektor perbankan syariah sedang

memasuki fase baru yang penuh tantangan untuk mempertahankan

eksistensinya.

Sementara itu, di lihat dari kontribusi perbankan syariah terhadap industri

perbankan di tanah air, market share dari perbankan syariah stagnan di angka

4.70 persen dari keseluruhan total aset perbankan nasional. Bahkan bisa

dibilang telah terjadi penurunan pangsa pasar perbankan syariah dari posisi

sebelumnya di level 4.86 persen pada triwulan II tahun 2014 (yoy). Hal ini

memperlihatkan pertumbuhan aset perbankan syariah belum dapat melewati

ambang batas 5 persen.

Dari sisi penghimpunan dana, perbankan syariah di triwulan-II 2015

berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 215,34 Triliun atau

mengalami kenaikan sebesar 12,4 persen dari posisi triwulan II 2014 (yoy).

Dari jumlah dana pihak ketiga (DPK) tersebut, proporsi terbanyak adalah

Page 92: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

75

dalam bentuk deposito mudharabah (60 persen) diikuti tabungan mudharabah

(23 persen), giro wadiah (11 persen) dan tabungan wadiah (6 persen).

Sementara berdasarkan jatuh tempo, mayoritas deposito (78.2%) yang ada di

perbankan syariah adalah deposito dengan jangka waktu 1 bulan. Jadi

berdasarkan komposisi DPK ini perbankan syariah di tanah air cukup rentan

terhadap risiko mismatch karena kewajiban (liability) yang sensitif terhadap

pergerakan imbal hasil didominasi oleh dana jangka pendek.

Dari sisi penyaluran pembiayaan perbankan syariah Agustus 2016

mencatat angka Financing to Deposit Ratio (FDR) 87.53 persen. Angka

tersebut masih lebih lebih baik dari perbankan konvensional yang memiliki

Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 79.89 persen. Meskipun lebih baik disisi

penyaluran pembiayaan (FDR), namun tren peningkatan kredit bermasalah

(NPF) pada beberapa tahun terakhir perlu diberi perhatian khusus oleh

manajemen bank syariah.

Berdasarkan data per Agustus 2016 nilai NPF bank syariah mencapai 5.55

persen meningkat dari tahun 2015 senilai 3.70 persen dengan periode yang

sama. Dengan kata lain kinerja FDR yang tinggi seharusnya dibarengi oleh

kualitas pembiayaan yang juga baik sehingga akan bermuara ke tingkat

keuntungan yang lebih meningkat. Namun, ketika terjadi peningkatan FDR

yang sejalan dengan kenaikan NPF maka perbankan syariah justru tidak dapat

menikmati hasil yang diinginkan secara maksimal. Kemudian, peningkatan

NPF juga dapat menggerus rasio kecukupan modal (CAR) bank syariah dimana

beberapa tahun terakhir nilainya lebih rendah dari perbankan konvensional.

Page 93: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

76

Untuk periode Agustus 2016 CAR perbankan syariah sudah jatuh ke titik

14.87 persen.

Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Agustus 2016, jumlah Bank Umum Syariah telah mencapai

12 BUS, dengan jumlah 451 Kantor Cabang, 1.149 Kantor Cabang Pembantu

dan 176 Kantor Kas. Tidak hanya Bank Umum Syariah, perkembangan

tersebut juga diikuti oleh jumlah Unit Usaha Syariah yang hingga saat ini

tercatat sudah mencapai 22 Unit Usaha Syariah dengan 149 Kantor Cabang,

135 Kantor Cabang Pembantu dan 44 Kantor Kas yang tersebar diseluruh

wilayah di Indonesia. Adapun objek penelitian ini terdiri dari tujuh Bank

Umum Syariah diantaranya sebagai berikut:

1. Bank Mandiri Syariah

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan

intergritas telah tertanam kuat pada segenap insa Bank Syatiah Mandiri sejak

awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya

merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-

1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997,

yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik

nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat

terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.

Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh

bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya

Page 94: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

77

mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi

sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari

situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank

lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan,

pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang

Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru

bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan

syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas

diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum

untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh

karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan

sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank

Page 95: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

78

konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta

Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/

KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi

Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui

perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan

dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai

beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih bank.

(www.syariahmandiri.co.id)

2. Bank Bukopin Syariah

PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai bank

yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium

PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia

(sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi

Page 96: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

79

tersebut berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana

PT Bank Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank

Swansarindo Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur

berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum

yang memperolah Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/

KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan

Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum

dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan

operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr

tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum

dan Pemindahan Kantor Bank.

Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi

Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo

Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh

persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari

2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003.

Dalam perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia

melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka

pada tahun 2008 setelah memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27

Oktober 2008 tentang Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank

Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank

Page 97: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

80

Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara

resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008.

Kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf

Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai

dengan akhir Desember 2014. Perseroan memiliki jaringan kantor

yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor

Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu)

unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam) Kantor Layanan Syariah,

serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan

ATM Bank Bukopin. (www.syariahbukopin.co.id)

3. Bank Mega Syariah

Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang

didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI

No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group)

melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan

Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham memang ingin

mengonversi bank umum konvensional itu menjadi bank umum syariah.

Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu

dikonversi menjadi bank syariah melalui Keputusan Deputi Gubernur Bank

Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia

(BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank

Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004.

Page 98: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

81

Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia

sebagai upaya pertama pengonversian bank umum konvensional menjadi

bank umum syariah. Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir

tiga tahun kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan

perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang

menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda

warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, melalui

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT.

Bank Syariah Mega Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega

Syariah.

Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa", CT

Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan

tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank

umum syariah terbaik di industri perbankan syariah nasional. Komitmen

tersebut dibuktikan dengan terus memperkuat modal bank. Dengan demikian,

Bank Mega Syariah akan mampu memberikan pelayanan terbaik dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di industri

perbankan nasional. Misalnya, pada 2010, sejalan dengan perkembangan

bisnis, melalui rapat umum pemegang saham (RUPS), pemegang saham

meningkatkan modal dasar dari Rp 400 miliar menjadi Rp 1,2 triliun dan

modal disetor bertambah dari Rp 150,060 miliar menjadi Rp 318,864 miliar.

Saat ini, modal disetor telah mencapai Rp 787,204 miliar.

Page 99: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

82

Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh jajaran manajemen Bank

Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang teguh prinsip kehati-

hatian, serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan profesionalisme dalam

melakukan kegiatan usahanya. Beragam produk juga terus dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta didukung infrastrukur layanan

perbankan yang semakin lengkap dan luas, termasuk dukungan sejumlah

kantor cabang di seluruh Indonesia.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus

mengukuhkan semboyan "Untuk Kita Semua", pada 2008, Bank Mega

Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai. Strategi tersebut

ditempuh karena ingin berperan lebih besar dalam peningkatan perekonomian

umat yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa.

Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa dan terlibat

dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah memperluas

jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya menjangkau ranah domestik,

tetapi juga ranah internasional. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa

itu akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah

satu bank umum syariah terbaik di Indonesia.

Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari

Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank penerima

setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan demikian,

bank ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung

Page 100: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

83

secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat)

Depag RI. Izin itu tentu menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk

semakin melengkapi kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.

(www.megasyariah.co.id)

4. BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,

transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap

sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha

Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus

berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor

Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500

outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan

operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap

aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai

oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui

pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha

kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun

Page 101: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

84

2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin

off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010

dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS).

Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal

berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19

tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan

syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk

perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI

Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17

Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.

(www.bnisyariah.co.id)

5. BCA Syariah

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam

beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi

syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan

layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009

yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank

Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank

(Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat

Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji

Page 102: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

85

Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan

usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA

Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02

tanggal 14 Januari 2010.

Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke

BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997%

dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT

BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi

bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui

Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010.

Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah

resmi beroperasi sebagai bank umum syariah. (www.bcasyariah.co.id)

6. BRI Syariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap

Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari

Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya

o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.

Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah

merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional,

kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip

syariah Islam.

Page 103: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

86

Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah

bank ritel modern terkemuka dengan layanan fi-nansial sesuai kebutuhan

nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan

menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip

syariah. Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan

nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo

perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat

terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu

melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang

digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang

merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19

Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI

Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1

Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak

Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.

Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi

aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus

pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi

Page 104: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

87

bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan

layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi

dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan

jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor

Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada

kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan

prinsip Syariah. (www.brisyariah.co.id)

7. Panin Dubai Bank Syariah

Panin Dubai Syariah Bank hadir untuk melayani dan memenuhi kebutuhan

transaksi syariah seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Perbankan

syariah Indonesia adalah perbankan yang modern, terbuka bagi semua segmen

masyarakat dan melayani seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa

terkecuali, baik muslim maupun non muslim.

Perbankan Syariah dengan logo iB (baca ai-Bi) adalah ikon atau singkatan

dari Islamic Banking (di Indonesia dikenal dengan Perbankan Syariah)

dengan menawarkan produk serta jasa bank yang lebih beragam dengan

skema keuangan yang lebih bervariasi. Produk titipan maupun investasi Panin

Dubai Syariah Bank dijamin sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004

tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga nilai maksimal Rp.2

miliar. (www.paninbanksyariah.co.id)

Page 105: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

88

B. Analisis Deskriptif

1. BI rate

Menurut McConell Brue, yang dimaksud dengan suku bunga adalah harga

yang dibayarkan untuk penggunaan uang. Ini merupakan harga yang harus

peminjam bayar kepada pemberi pinjaman untuk mentransfer daya beli di masa

depan. (McConnell, 2008:259) Long mengartikan suku bunga sebagai harga

dimana daya beli dapat bergeser dari masa depan ke masa kini dipinjam hari ini

dengan janji untuk membayar kembali dengan bunga di masa depan. (Long,

2002:37) Adapun data BI rate periode triwulan I 2011 s.d. triwulan II 2016

sebagai berikut:

Tabel 4.1

BI rate

Triwulan I 2011 s.d Triwulan II 2016 (dalam persen)

TRIWULAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 6.75 5.75 5.75 7.5 7.5 6.75

2 6.75 5.75 6.5 7.5 7.5 6.5

3 6.00 5.75 7.25 7.5 7.5

4 5.75 5.75 7.5 7.75 7.5

sumber: Bank Indonesia, 2011-2016

Berdasarkan tabel di atas tingkat suku bunga atau BI rate terendah terjadi

pada triwulan IV tahun 2011 s.d triwulan I tahun 2013 sebesar 5.75 persen,

sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan IV tahun 2014 sebesar 7.75

persen.

Pada tahun 2011 nilai BI rate terendah pada triwulan IV dengan nilai 5.75

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan I dan II dengan nilai 6.75

persen. Pada tahun 2012 nilai BI rate cenderung stabil dengan nilai tetap yaitu

Page 106: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

89

sebesar 5.75 persen. Pada tahun 2013 nilai BI rate cenderung fluktuatif dengan

nilai terendah pada triwulan I sebesar 5.75 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada triwulan IV sebesar 7.5 persen. Pada tahun 2014 nilai BI rate

terendah pada triwulan I-III sebesar 7.5 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi

pada triwulan IV sebesari 7.75 persen.

Pada tahun 2015 nilai BI rate terendah pada triwulan IV dengan nilai 5.75

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan I dan II dengan nilai

6.75 persen. Sementara itu, untuk tahun 2016 hanya sampai bulan Juni dimana

nilai BI rate terendah terjadi pada triwulan II sebesar 6.5 persen.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat

berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti

dana masyarakat, pinjaman atau utang, dan lain-lain. (Dendawijaya, 2003, hal.

122).

Arthesa juga mengungkapkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah rasio perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang

mengandung risiko. (Arthesa, 2006:146) Ihsan mengungkapkan Capital

Adequacy Ratio (CAR) sebagai rasio kewajiban pemenuhan modal minimum

yang harus dimiliki oleh bank. (Ihsan, 2013:93)

Sementara itu, Arifin mengartikan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai

rasio kecukupan modal bank yang dapat diukur dengan membandingkan modal

Page 107: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

90

dengan dana pihak ketiga, dan membandingkan modal dengan aktiva berisiko.

(Arifin, 2009:162) Nilai minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) yang harus

dipenuhi oleh setiap bank, baik bank umum konvensional maupun bank umum

syariah harus 8%. (Kasmir, 2009:50) Adapun data Capital Adequacy Ratio

(CAR) periode triwulan I 2011 s.d. triwulan II 2016 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Triwulan I 2011 s.d Triwulan II 2016 (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 11.88 13.91 15.23 14.83 12.63 13.39

Triwulan 2 11.24 13.66 14.16 14.86 11.97 13.69

Triwulan 3 11.06 13.15 14.16 15.53 11.84

Triwulan 4 14.57 13.82 14.1 14.76 12.85

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 12.12 14.58 12.63 11.24 14.5 15.62

Triwulan 2 17.46 13.25 11.84 10.74 14.1 14.82

Triwulan 3 17.72 12.28 11.18 16.15 16.26

Triwulan 4 15.29 12.78 11.1 15.85 16.31

Mega

Syariah

Triwulan 1 15.07 12.9 13.49 15.28 15.62 22.22

Triwulan 2 14.75 13.08 13.01 15.93 16.54 22.86

Triwulan 3 13.77 11.16 12.7 16.34 17.81

Triwulan 4 13.51 13.51 12.99 18.82 18.74

BNI

Syariah

Triwulan 1 25.91 19.07 14.02 15.67 15.4 15.85

Triwulan 2 22.24 17.56 18.9 14.53 15.11 15.56

Triwulan 3 20.86 16.55 16.63 19.35 15.38

Triwulan 4 20.67 14.1 16.23 18.42 15.48

BCA

Syariah

Triwulan 1 64.29 44.5 30.7 21.68 25.53 39.16

Triwulan 2 61.72 41.33 27.93 21.83 23.56 37.93

Triwulan 3 51.78 34.05 24.75 35.18 36.6

Triwulan 4 45.94 31.47 22.35 29.57 34.3

BRI

Syariah

Triwulan 1 21.72 14.74 11.81 14.15 13.21 14.66

Triwulan 2 19.99 13.59 15.00 13.99 11.03 14.06

Triwulan 3 18.33 12.92 14.66 13.86 13.82

Triwulan 4 14.74 13.59 11.49 12.89 13.94

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 44.66 59.72 27.09 31.15 24.80 19.77

Triwulan 2 100.63 45.65 23.11 25.52 21.88 19.51

Triwulan 3 81.98 34.48 19.75 26.16 21.44

Triwulan 4 61.98 32.30 20.83 25.69 20.30

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

Page 108: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

91

Berdasarkan tabel di atas nilai Capital Adequaty Ratio (CAR) terendah

terjadi pada Bank Bukopin Syariah saat triwulan II tahun 2012 sebesar 10.74

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat

triwulan II tahun 2011 sebesar 100.63 persen.

Pada tahun 2011 terdapat ketimpangan nilai Capital Adequaty Ratio

(CAR) dimana nilai terendah terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan

III sebesar 10.06 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Panin Dubai

Bank Syariah saat triwulan II dengan nilai 100.63 persen. Pada tahun 2012

nilai Capital Adequaty Ratio (CAR) terendah terjadi pada Bank Bukopin

Syariah saat triwulan III sebesar 12.28 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi

pada Panin Dubai Bank Syariah saat triwulan I sebesar 59.72 persen.

Pada tahun 2013 nilai Capital Adequaty Ratio (CAR) terendah pada Bank

Bukopin Syariah saat triwulan IV sebesar 11.1 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada Bank BCA Syariah saat triwulan I sebesar 30.7 persen. Pada tahun

2014 nilai Capital Adequaty Ratio (CAR) terendah terjadi pada pada Bank

Bukopin Syariah saat triwulan II sebesar 10.74 persen, sedangkan nilai

tertinggi terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat triwulan I sebesar 31.15

persen.

Pada tahun 2015 nilai Capital Adequaty Ratio (CAR) terendah pada Bank

BRI Syariah saat triwulan II sebesar 11.03 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada BCA Syariah saat triwulan III sebesar 36.6 persen. Kemudian,

tahun 2016 nilai Capital Adequaty Ratio (CAR) hanya sampai bulan Juni,

dimana nilai terendah terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan I

Page 109: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

92

sebesar 13.39 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BCA Syariah saat

triwulan I sebesar 39.16 persen.

3. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan total kredit yang

diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh bank.

Dalam bank syariah, istilah LDR dikenal dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah kredit

yang diberikan dengan dana yang diterima. (Riyadi, 2006:165) Menurut

Dendawijaya, Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio

ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank. Dengan kata lain, seberapa

jauh penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban

bank syariah untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik

kembali uangnya yang telah disalurkan oleh bank syariah. (Dendawijaya,

2003:118)

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baiknya fungsi

intermediasi bank yang bersangkutan. FDR yang tinggi mengindikasikan

tingkat pembiayaan tinggi dan ini berdampak pada meningkatnya return yang

akan dihasilkan dari pembiayaan. FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar penarikan kembali yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan. Ketika nilai FDR meningkat, maka akan

beirmbas kepada meningkatnya tingkat bagi hasil yang diteirma oleh nasabah

Page 110: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

93

deposan. (Harfiah, 2016:28) Adapun data FDR periode triwulan I 2011 s.d.

triwulan II 2016 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Triwulan I 2011 s.d Triwulan II 2016 (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 84.06 87.25 95.61 90.34 81.67 80.16

Triwulan 2 88.52 92.21 94.22 89.91 85.01 82.31

Triwulan 3 89.86 93.9 91.29 85.68 84.49

Triwulan 4 86.03 94.4 89.37 82.13 81.99

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 95.18 90.34 87.8 97.14 95.12 92.14

Triwulan 2 93.45 93.58 92.43 102.84 93.82 92.25

Triwulan 3 81.12 99.33 95.15 103.66 91.82

Triwulan 4 83.66 92.29 100.29 92.89 90.56

Mega

Syariah

Triwulan 1 79.2 79.2 98.37 95.53 95.21 95.85

Triwulan 2 81.48 92.09 104.19 95.68 94.92 95.97

Triwulan 3 83.00 88.03 102.89 90.5 98.86

Triwulan 4 88.88 88.88 93.37 93.61 98.49

BNI

Syariah

Triwulan 1 76.53 78.78 80.11 96.67 90.1 86.26

Triwulan 2 84.46 80.94 92.13 98.96 96.65 86.92

Triwulan 3 86.13 85.36 96.37 94.29 89.65

Triwulan 4 78.6 84.99 97.86 92.58 91.94

BCA

Syariah

Triwulan 1 76.83 74.14 86.35 89.53 100.11 92.76

Triwulan 2 77.69 77.41 85.86 85.31 94.13 99.6

Triwulan 3 79.92 91.67 88.98 93.02 102.09

Triwulan 4 78.84 79.91 83.48 91.17 91.4

BRI

Syariah

Triwulan 1 97.44 101.15 100.9 102.13 88.24 82.73

Triwulan 2 93.34 102.77 103.67 95.14 92.05 87.92

Triwulan 3 95.58 99.99 105.61 94.85 86.61

Triwulan 4 90.55 103.07 102.7 93.9 84.16

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 78.64 140.35 120.91 112.84 96.43 94.03

Triwulan 2 97.85 127.88 123.60 140.48 96.43 89.60

Triwulan 3 205.31 149.82 112.46 111.79 96.10

Triwulan 4 162.97 123.88 90.40 94.04 96.43

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

Berdasarkan tabel di atas nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) terendah

terjadi pada Bank Bukopin Syariah saat triwulan I tahun 2012 sebesar 74.14

Page 111: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

94

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat

triwulan III tahun 2011 sebesar 205.31 persen.

Pada tahun 2011 terdapat ketimpangan nilai Financing to Deposit Ratio

(FDR) dimana nilai terendah terjadi pada BCA Syariah saat triwulan I sebesar

76.83 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah

saat triwulan III dengan nilai 205.31 persen. Pada tahun 2012 nilai Financing

to Deposit Ratio (FDR) terendah terjadi pada BCA Syariah saat triwulan I

sebesar 74.14 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Panin Dubai Bank

Syariah saat triwulan III sebesar 149.82 persen.

Pada tahun 2013 nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) terendah pada

BCA Syariah saat triwulan IV sebesar 83.48 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat triwulan II sebesar 123.60 persen.

Pada tahun 2014 nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) terendah terjadi pada

pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan IV sebesar 82.13 persen, sedangkan

nilai tertinggi terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat triwulan II sebesar

140.48 persen.

Pada tahun 2015 nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) terendah pada

Bank Mandiri Syariah saat triwulan I sebesar 81.67 persen, sedangkan nilai

tertinggi terjadi pada BCA Syariah saat triwulan III sebesar 102.09 persen.

Kemudian, tahun 2016 nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) hanya sampai

bulan Juni, dimana nilai terendah terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat

triwulan I sebesar 80.16 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BCA

Syariah saat triwulan II sebesar 99.6 persen.

Page 112: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

95

4. Non Performing Financing (NPF)

Non Peforming Financing (NPF) adalah rasio untuk mengukur tingkat

pembiayaan macet yang terdapat di suatu bank yang merupakan salah satu

indikator kunci menilai kinerja keuangan bank. (Setiadi, 2013:217) Non

Performing Financing (NPF) juga dapat diartikan sebagai jumlah pembiayaan

yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

(Muhammad, 2005:87) Ihsan mengungkapkan bahwa Non Performing

Financing (NPF) adalah alat ukur tingkat permasalahan pembiayaan yang

dihadapi oleh bank syariah. (Ihsan, 2013:96) Adapun standar terbaik Non

Performing Financing (NPF) adalah kurang dari 5 persen. Adapun data NPF

periode triwulan I 2011 s.d. triwulan II 2016 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Non Performing Financing (NPF)

Triwulan I 2011 s.d Triwulan II 2016 (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 3.3 2.52 3.44 4.88 6.81 6.42

Triwulan 2 3.49 3.04 2.9 6.46 6.67 5.58

Triwulan 3 3.21 3.1 3.4 6.76 4.34

Triwulan 4 2.42 2.82 4.32 6.84 4.05

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 1.57 3.12 4.62 4.61 4.52 2.89

Triwulan 2 1.32 2.88 4.32 4.31 3.03 2.88

Triwulan 3 1.67 4.74 4.45 4.27 3.01

Triwulan 4 1.74 4.57 4.27 4.07 2.99

Mega

Syariah

Triwulan 1 4.29 2.96 2.83 3.22 4.33 4.18

Triwulan 2 3.84 2.88 3.67 3.48 4.86 4.16

Triwulan 3 3.78 2.86 3.3 3.77 4.78

Triwulan 4 2.67 2.67 2.98 3.89 4.26

BNI

Syariah

Triwulan 1 4.44 4.27 2.13 1.96 2.22 2.77

Triwulan 2 3.65 2.45 2.11 1.99 2.42 2.8

Triwulan 3 3.60 2.33 2.06 1.99 2.54

Triwulan 4 3.62 2.02 1.86 1.86 2.53

bersambung ke halaman berikutnya

Page 113: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

96

Tabel 4.4 (Lanjutan) (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

BCA

Syariah

Triwulan 1 0.11 0.15 0.09 0.15 0.92 0.59

Triwulan 2 0.23 0.14 0.01 0.14 0.6 0.55

Triwulan 3 0.32 0.12 0.07 0.14 0.59

Triwulan 4 0.15 0.1 0.1 0.12 0.7

BRI

Syariah

Triwulan 1 2.43 3.56 3.04 4.04 4.96 4.84

Triwulan 2 3.4 2.88 2.89 4.38 5.31 4.87

Triwulan 3 2.8 2.87 2.98 4.79 4.9

Triwulan 4 2.77 3.00 4.06 4.6 4.86

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 0.00 0.74 0.62 1.03 0.88 2.70

Triwulan 2 0.16 0.29 0.57 0.76 0.91 2.70

Triwulan 3 0.38 0.19 1.05 0.81 1.76

Triwulan 4 0.88 0.20 1.02 0.53 2.63

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

Berdasarkan tabel di atas nilai Non Peforming Financing (NPF) terendah

terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat triwulan I tahun 2011 sebesar 0.00

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat

triwulan IV tahun 2014 sebesar 6.84 persen. Hal ini menunjukan bahwa nilai

pembiayaan bermasalah Bank Mandiri Syariah dapat dikatakan buruk karena di

atas nilai ambang batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5 persen.

Pada tahun 2011 terdapat ketimpangan nilai Non Peforming Financing

(NPF) dimana nilai terendah terjadi pada Panin Dubai Bank Syariah saat

triwulan I sebesar 0.00 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BNI

Syariah saat triwulan I dengan nilai 4.44 persen. Pada tahun 2012 nilai Non

Peforming Financing (NPF) terendah terjadi pada BCA Syariah saat triwulan

IV sebesar 0.1 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Bank Bukopin

Syariah saat triwulan III sebesar 4.74 persen.

Page 114: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

97

Pada tahun 2013 nilai Non Peforming Financing (NPF) terendah pada

BCA Syariah saat triwulan IV sebesar 0.1 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada Bank Bukopin Syariah saat triwulan I sebesar 4.62 persen. Pada

tahun 2014 nilai Non Peforming Financing (NPF) terendah terjadi pada pada

BCA Syariah saat triwulan IV sebesar 0.12 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan IV sebesar 6.84 persen. Hal ini

menunjukan bahwa buruknya pengelolaan pembiayaan yang disalurkan oleh

Bank Mandiri Syariah karena nilai pembiayaan bermasalahnya sudah di atas

ambang batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).

Pada tahun 2015 nilai Non Peforming Financing (NPF) terendah pada

BCA Syariah saat triwulan IV sebesar 0.59 persen, sedangkan nilai tertinggi

terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan I sebesar 6.81 persen.

Kemudian, tahun 2016 nilai Non Peforming Financing (NPF) hanya sampai

bulan Juni, dimana nilai terendah terjadi pada BCA Syariah saat triwulan II

sebesar 0.55 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Bank Mandiri

Syariah saat triwulan I sebesar 6.42 persen.

5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah

yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. (Bankir, 2014:260) Menurut PBI

Nomor: 10/ 11/ PBI/ 2008 pasal 11 dinyatakan bahwa pihak-pihak yang dapat

ikut serta dalam penerbitan SBIS adalah Bank Umum Syariah (BUS), atau Unit

Usaha Syariah (UUS), atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/

Page 115: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

98

UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak langsung. (Ihsan,

2015: 117) Adapun data tingkat bonus SBIS periode triwulan I 2011 s.d.

triwulan II 2016 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Triwulan I 2011 s.d Truwlan II 2016 (dalam persen)

TRIWULAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 6.71 3.82 4.86 7.12 6.65 6.6

2 7.36 4.32 5.27 7.13 6.66 6.4

3 6.28 4.67 6.95 6.88 7.1

4 5.03 4.8 7.21 6.9 7.1

sumber: Bank Indonesia, 2011-2016

Berdasarkan tabel di tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terendah terjadi pada triwulan II tahun 2012 sebesar 3.82 persen,

sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan II tahun 2011 sebesar 7.21

persen.

Pada tahun 2011 nilai tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terendah pada triwulan IV dengan nilai 5.03 persen, sedangkan nilai

tertinggi terjadi pada triwulan II sebesar 7.36 persen. Pada tahun 2012 tingkat

bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) nilai terendah pada triwulan I

sebesar 3.82 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan IV sebesar

4.8 persen.

Pada tahun 2013 nilai tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) cenderung mengalami kenaikan dari awal tahun, dimana nilai terendah

pada triwulan I sebesar 4.86 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada

triwulan IV sebesar 7.21 persen. Pada tahun 2014 nilai tingkat bonus Sertifikat

Page 116: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

99

Bank Indonesia Syariah (SBIS) cenderung fluktuatif, dimana nilai terendah

terjadi pada triwulan III sebesar 6.88 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi

pada triwulan sebesari 7.13 persen.

Pada tahun 2015 nilai tingkat bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terendah terjadi pada triwulan I dengan nilai 6.65 persen, sedangkan

nilai tertinggi terjadi pada triwulan III dan IV dengan nilai 7.1 persen.

Sementara itu, untuk tahun 2016 hanya sampai bulan Juni dimana nilai tingkat

bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) relatif stabil berada di angka

6.4 persen.

6. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Bagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil,

yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank syariah. Untuk produk

pendanaan/ simpanan bank syariah, misalnya Tabungan iB dan Deposito iB.

Penentuan nisbah bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis

produk simpanan, perkiraan pendapatan investasi dan biaya operasional bank.

Hanya produk simpanan iB dengan skema investasi (mudharabah) yang

mendapatkan return bagi hasil. Indikator tingkat bagi hasil adalah presentase

bagi hasil deposito mudharabah yang diterima nasabah terhadap volume

deposito mudharabah. Adapun data tingkat bagi hasil (return) deposito

mudharabah jangka watu 6 bulan periode triwulan I 2011 s.d. triwulan II 2016

sebagai berikut:

Page 117: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

100

Tabel 4.6

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Triwulan I 2011 s.d Triwulan II 2016 (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 6.16 5.24 4.85 4.37 4.85 4.51

Triwulan 2 5.67 5.87 4.79 4.74 3.73 4.89

Triwulan 3 5.8 5.56 4.19 4.52 3.94

Triwulan 4 5.04 5.18 4.47 4.59 4.59

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 8.21 6.34 6.2 6.63 6.48 6.52

Triwulan 2 8.06 5.97 6.39 6.46 6.61 6.32

Triwulan 3 7.42 6.05 6.4 6.42 6.55

Triwulan 4 7.35 6.05 6.62 6.53 6.65

Mega

Syariah

Triwulan 1 5.87 5.63 5.00 4.67 4.66 4.6

Triwulan 2 5.74 5.55 4.83 4.63 4.66 4.91

Triwulan 3 5.41 5.00 4.24 4.35 4.63

Triwulan 4 4.95 4.95 5.04 4.67 4.07

BNI

Syariah

Triwulan 1 7.67 6.72 7.16 5.86 5.04 5.08

Triwulan 2 6.74 6.37 7.03 5.81 4.92 5.18

Triwulan 3 6.85 6.77 7.1 5.87 4.84

Triwulan 4 6.76 7.18 5.59 5.92 5.00

BCA

Syariah

Triwulan 1 6.04 5.65 5.37 5.44 5.3 5.44

Triwulan 2 5.92 5.66 5.39 5.08 5.44 5.42

Triwulan 3 5.93 5.91 5.47 5.45 5.44

Triwulan 4 5.92 5.46 5.47 5.44 5.44

BRI

Syariah

Triwulan 1 7.75 7.49 6.19 8.62 7.87 7.07

Triwulan 2 7.77 7.44 6.26 8.62 7.53 7.07

Triwulan 3 7.92 7.21 6.33 8.62 7.41

Triwulan 4 8.2 7.12 6.53 8.62 7.35

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 7.17 5.54 5.07 4.63 4.96 5.19

Triwulan 2 6.25 5.03 5.00 4.95 5.20 5.13

Triwulan 3 6.50 5.98 5.00 5.15 5.28

Triwulan 4 6.75 5.16 4.63 5.37 5.28

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

Berdasarkan tabel di atas tingkat bagi hasil deposito mudharabah terendah

terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan II tahun 2015 sebesar 3.73

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BRI Syariah saat triwulan I s.d IV

tahun 2014 sebesar 8.62 persen.

Page 118: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

101

Pada tahun 2011 nilai tingkat bagi hasil (return) deposito mudharabah

terendah terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan IV sebesar 5.04

persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada Bank Bukopin Syariah saat

triwulan I dengan nilai 8.21 persen. Pada tahun 2012 nilai atas tingkat bagi

hasil (return) deposito mudharabah terendah terjadi pada Bank Mega Syariah

saat triwulan IV sebesar 4.95 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BRI

Syariah saat triwulan I sebesar 7.49 persen.

Pada tahun 2013 nilai atas tingkat bagi hasil (return) deposito mudharabah

terendah pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan III sebesar 4.19 persen,

sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BNI Syariah saat triwulan I sebesar 7.16

persen. Pada tahun 2014 nilai atas tingkat bagi hasil (return) deposito

mudharabah terendah terjadi pada pada Bank Mega Syariah saat triwulan III

sebesar 4.35 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BRI Syariah saat

triwulan I s.d IV tahun 2014 sebesar 8.62 persen.

Pada tahun 2015 nilai atas tingkat bagi hasil (return) deposito mudharabah

terendah terjadi pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan II tahun 2015 sebesar

3.73 persen, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada BRI Syariah saat triwulan I

sebesar 7.87 persen. Kemudian, tahun 2016 nilai atas tingkat bagi hasil (return)

deposito mudharabah hanya sampai bulan Juni, dimana nilai terendah terjadi

pada Bank Mandiri Syariah saat triwulan I sebesar 4.51 persen, sedangkan nilai

tertinggi terjadi pada BRI Syariah saat triwulan I s.d II sebesar 7.07 persen.

Page 119: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

102

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: ResidualsSample 1 154Observations 153

Mean -6.27e-16Median -0.002813Maximum 0.454089Minimum -0.398981Std. Dev. 0.174361Skewness 0.270293Kurtosis 2.647725

Jarque-Bera 2.654101Probability 0.265259

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel uji normalitas setelah transformasi di atas dapat

diketahui bahwa nilai probability JB lebih > 0.05 (0.265259>0.05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Multikoleniaritas

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikoleniaritas

BI CAR FDR NPF SBIS BI 1.000000 -0.121096 -0.019032 0.139385 0.868458

CAR -0.121096 1.000000 0.292437 -0.755685 -0.043808

FDR -0.019032 0.292437 1.000000 -0.120915 -0.046110

NPF 0.139385 -0.755685 -0.120915 1.000000 0.128316

SBIS 0.868458 -0.043808 -0.046110 0.128316 1.000000

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar variabel

independen (BI rate, SBIS, CAR, FDR, dan NPF) tidak ada yang menunjukkan

nilai korelasi > 0.9. Nilai korelasi tertinggi sebesar 0.873776 yaitu antara SBIS

Page 120: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

103

dengan BI rate, karena 0.868458 < 0.9 maka diputuskan bahwa H0 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastis

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1.2

1.4

1.6

1.8

2.0

2.2

25 50 75 100 125 150

Residual Actual Fitted

Grafik 4.1

Grafik Uji Heteroskedastisitas

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik tidak membentuk

pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak bersifat

heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan grafik, untuk mendeteksi

masaah heteroskedastisitas juga dapat digunakan dengan mengunakan uji

statistik yatu dengan menggunakan uji white. Berikut ini hasil uji

heteroskedastis menggunakan metode uji white:

Tabel 4.8

Hasil Uji White Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 4.926783 Prob. F(5,147) 0.0003

Obs*R-squared 21.95946 Prob. Chi-Square(5) 0.0005

Scaled explained SS 16.70046 Prob. Chi-Square(5) 0.0051 sumber: hasil output Eviews 9.0

Page 121: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

104

Berdasarkan tabel uji heteroskedatis dengan mengunakan uji statistik di

atas dapat diketahui bahwa probability chi-square sebesar 0.0005<0.05,

dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hasil uji white

tersebut menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas maka perlu

dilakukan perbaikan. Peneliti akan melakukan koreksi heteroskedastisitas

dengan White Rosbust Standard Error. Berikut ini hasil koreksi

heteroskedastisitas:

Tabel 4.9

Hasil Uji White Rosbust Standard Error

Dependent Variable: RETURN

Method: Least Squares

Date: 03/23/17 Time: 10:11

Sample: 1 154

Included observations: 153

Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=4) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BI -0.740162 0.371603 -1.991806 0.0482

SBIS 0.259925 0.155377 1.672864 0.0965

CAR -0.035925 0.056836 -0.632090 0.5283

FDR 0.050752 0.126951 0.399773 0.6899

NPF 0.009358 0.020901 0.447750 0.6550

C 2.558826 0.686048 3.729804 0.0003 R-squared 0.073900 Mean dependent var 1.750000

Adjusted R-squared 0.042400 S.D. dependent var 0.181184

S.E. of regression 0.177301 Akaike info criterion -0.583506

Sum squared resid 4.621055 Schwarz criterion -0.464666

Log likelihood 50.63824 Hannan-Quinn criter. -0.535231

F-statistic 2.346021 Durbin-Watson stat 0.343840

Prob(F-statistic) 0.044009

sumber: hasil output Eviews 9.0

Hasil di atas telah mengoreksi standard error secara ototmatis sehingga

nilai t-statistic dan nilai p (prob) juga telah dikoreksi. Secara esensi, White’s

Heteroscedasticity-Consistent Variance and Standard Error hanya mengoreksi

Page 122: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

105

nilai standar eror, nilai t, dan nilai p sedangkan besaran koefisien tetap sama.

Menurut Ghazali, masalah heteroskedastisitas juga bukan masalah serius dalam

model regresi, sehingga peneliti bias melanjutkan uji selanjutnya.

4. Uji Autokorelasi

Tabel 4.10

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 163.3343 Prob. F(2,145) 0.0000

Obs*R-squared 105.9649 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa nilai

probability Chi-Square < 0.05 (0.0000<0.05) maka dapat disimpulkan bahwa

terjadi gejala autokorelasi dalam model. Untuk mengatasi adanya gejala

autolokerasi, penulis menggunakan metode Diferensial. Berikut ini hasil

pengolahan dengan metode Diferensial:

Tabel 4.11

Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Diferensial

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.476665 Prob. F(2,143) 0.6218

Obs*R-squared 0.999996 Prob. Chi-Square(2) 0.6065

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa nilai

probability Chi-Square >0.05 (0.6065>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi gejala autokorelasi dalam model.

Page 123: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

106

D. Estimasi Model Panel Data

Dari analisa model panel data dikenal tiga macam pendekatan estimasi

yaitu pendekatan kuadrat terkecil atau Common Effect Model (CEM),

pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM) dan pendekatan efek

acak atau Random Effect Model (REM).

1. Common Effect Model (CEM)

Langkah pertama dilakukan pengolahan data menggunakan pendekatan

Common Effect Model (CEM) secara sederhana menggabungkan (pooled)

seluruh data times series dan cross section, kemudian mengestimasikan model

dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) sebagai salah satu

syarat melakukan Uji-F Restricted. Hasil pengolahan menggunakan program

Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:

Tabel 4.12

Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/17 Time: 10:48

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.558826 0.554729 4.612754 0.0000

BI? -0.740162 0.265013 -2.792932 0.0059

SBIS? 0.259925 0.154252 1.685060 0.0941

CAR? -0.035925 0.053684 -0.669196 0.5044

FDR? 0.050752 0.111557 0.454939 0.6498

NPF? 0.009358 0.018662 0.501479 0.6168 R-squared 0.073900 Mean dependent var 1.750000

Adjusted R-squared 0.042400 S.D. dependent var 0.181184

S.E. of regression 0.177301 Akaike info criterion -0.583506

Sum squared resid 4.621055 Schwarz criterion -0.464666

Log likelihood 50.63824 Hannan-Quinn criter. -0.535231

F-statistic 2.346021 Durbin-Watson stat 0.201170

Prob(F-statistic) 0.044009

Page 124: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

107

sumber: hasil output Eviews 9.0

2. Fixed Effect Model (FEM)

Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan pendekatan

Fixed Effect Model (FEM) untuk membandingkan dengan metode Common

Effect Model (CEM). Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0

didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:

Tabel 4.13

Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/17 Time: 11:10

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.602132 0.373454 6.967754 0.0000

BI? -0.545651 0.147017 -3.711483 0.0003

SBIS? 0.183481 0.083244 2.204150 0.0291

CAR? 0.073494 0.033737 2.178432 0.0310

FDR? -0.077481 0.076988 -1.006405 0.3159

NPF? -0.011413 0.015187 -0.751501 0.4536

Fixed Effects (Cross)

BCAS--C -0.124059

BMS--C -0.142597

BNIS--C 0.061737

BRIS--C 0.287347

BSB--C 0.167850

BSM--C -0.142776

PDBS--C -0.112621 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.745338 Mean dependent var 1.750000

Adjusted R-squared 0.725471 S.D. dependent var 0.181184

S.E. of regression 0.094932 Akaike info criterion -1.796120

Sum squared resid 1.270713 Schwarz criterion -1.558438

Log likelihood 149.4032 Hannan-Quinn criter. -1.699570

F-statistic 37.51589 Durbin-Watson stat 0.685173

Prob(F-statistic) 0.000000

sumber: hasil output Eviews 9.0

Page 125: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

108

3. Uji Chow

Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan Uji

Chow untuk memilih antara Common Effect Model (CEM) atau Fixed Effect

Model (FEM). Di bawah ini adalah hasil Uji Chow, diantaranya sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 61.959730 (6,141) 0.0000

Cross-section Chi-square 197.529862 6 0.0000

sumber: hasil output Eviews 9.0

Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai probabilitas dari

F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah sebagai berikut:

H0 : Common Effect Model (CEM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi (5%),

maka tolak H0. Nilai probabilitas F-statistik model pertama adalah 0.0000,

dengan demikian metode data panel yang tepat antara Common Effect Model

(CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM) adalah Fixed Effect Model (FEM).

Hasil uji Chow menunjukan tingkat signifikansi pada 0.0000, sehingga

kesimpulan yang diambil adalah menolak H0 dan model yang dipilih adalah

Fixed Effect Model (FEM).

Page 126: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

109

4. Random Effect Model (REM)

Setelah melakukikan uji chow, dilakukan pengolahan data dengan metode

pendekatan Random Effect Model (REM) untuk dibandingkan dengan Fixed

Effect Model (FEM). Hasil pengolahan program Eviews 9.0 didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.15

Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/17 Time: 11:12

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.606896 0.379519 6.868940 0.0000

BI? -0.555375 0.146676 -3.786407 0.0002

SBIS? 0.186191 0.083206 2.237712 0.0267

CAR? 0.069106 0.033463 2.065178 0.0407

FDR? -0.073187 0.076633 -0.955035 0.3411

NPF? -0.008962 0.014899 -0.601491 0.5484

Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.113513

BMS--C -0.142831

BNIS--C 0.060931

BRIS--C 0.282093

BSB--C 0.164139

BSM--C -0.143678

PDBS--C -0.107141 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics

Page 127: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

110

R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0

5. Uji Hausman

Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan lagi

Uji Hausman untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau Random

Effect Model (REM). Di bawah ini adalah hasil Uji Hausman, diantaranya

sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.636629 5 0.7558 sumber: hasil output Eviews 9.0

Nilai yang harus diperhatikan pada uji hausman adalah nilai probabilitas

dari Cross-section random. Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman

adalah sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model (REM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitas < 0.05, maka menolak Ho, sebaliknya jika nilai

probabilitas > 0.05 maka menerima Ho. Nilai probabilitas statistik hausman

model pertama adalah 0.7558, dengan demikian metode data panel yang tepat

antara Random Effect Model (REM). Hal ini dikarenakan hasil uji hausman

menunjukkan tingkat signifikasi di atas 0.05 sehingga kesimpulan yang diambil

Page 128: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

111

adalah menolak H0 dan model yang dipilih adalah Random Effect Model

(REM).

E. Uji Statistik

1. Pengaruh BI rate, CAR, FDR, NPF dan Tingkat Bonus SBIS terhadap

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Secara Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 maka H0

ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila

probabilitas > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari tabel berikut:

Page 129: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

112

Tabel 4.17

Uji t Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/17 Time: 11:12

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.606896 0.379519 6.868940 0.0000

BI? -0.555375 0.146676 -3.786407 0.0002

SBIS? 0.186191 0.083206 2.237712 0.0267

CAR? 0.069106 0.033463 2.065178 0.0407

FDR? -0.073187 0.076633 -0.955035 0.3411

NPF? -0.008962 0.014899 -0.601491 0.5484

Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.113513

BMS--C -0.142831

BNIS--C 0.060931

BRIS--C 0.282093

BSB--C 0.164139

BSM--C -0.143678

PDBS--C -0.107141

sumber: hasil output Eviews 9.0

a. Pengaruh BI rate terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient BI rate sebesar -0.555375 menunjukkan

bahwa arah koefisien negatif, sedangkan probabilitas BI rate sebesar

0.0002<0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa BI rate memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah.

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar

Page 130: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

113

0.069106 menunjukkan bahwa arah koefisien positif, sedangkan

probabilitas Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0.0407<0.05 sehingga

H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah.

c. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar -

0.073187 menunjukkan bahwa arah koefisien negatif, sedangkan

probabilitas Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 0.3411>0.05

sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

d. Pengaruh Non Performing Ratio (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Non Performing Ratio (NPF) sebesar -

0.008962 menunjukkan bahwa arah koefisien negatif, sedangkan

probabilitas Non Performing Ratio (NPF) sebesar 0.5484>0.05 sehingga

H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Non

Performing Ratio (NPF) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Page 131: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

114

e. Pengaruh Tingkat Bonus SBIS terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient tingkat bonus SBIS sebesar 0.186191

menunjukkan bahwa arah koefisien positif, sedangkan probabilitas tingkat

bonus SBIS sebesar 0.0267<0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat bonus SBIS memiliki pengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

2. Pengaruh BI Rate, CAR, FDR, NPF, Dan Tingkat Bonus Sertifikat

Bank Indonesia Syariah Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah Secara Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan atau uji F digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila

probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan

bahwa variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

variabel dependen. Sedangkan apabila nilai probabilitas >0.05 maka H0

diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

independen secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

independen. Uji hipotesis secara simultan dapat diihat dari tabel berikut:

Page 132: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

115

Tabel 4.18

Uji F

S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0

Dengan Hipotesis:

H0 :Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen (BI

rate, , CAR, FDR, NPF, tingkat bonus SBIS) terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah secara simultan.

Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen (BI rate, ,

CAR, FDR, NPF, tingkat bonus SBIS) terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah secara simultan.

Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas F-statistik sebesar 7.197106,

dengan menggunakan tingkat keyakinan = 5%, dimana tingkat signifikansi

0.000005 berarti ditemukan siginifikasi antara terdapat pengaruh BI rate, CAR,

FDR, NPF, dan Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

secara simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Maka, keputusan yang diambil adalah menolak H0 karena terdapat

pengaruh yang signifikan antara BI rate, CAR, FDR, NPF, dan Tingkat Bonus

Page 133: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

116

Sertifikat Bank Indonesia Syariah secara simultan terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel dependen.

Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19

Koefisien Determinasi S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas besarnya niai Adjusted R-squared adalah

0.194730. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dapat dijelaskan oleh variabel independen (BI rate, , CAR, FDR,

NPF dan tingkat bonus SBIS) sebesar 16.93%, sedangkan sisanya (100% -

16.93% = 83.07%) dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi penelitian.

Faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito diantaranya Return On

Asset (ROA), dan BOPO. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Page 134: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

117

Umiyati, dan Mugi dimana kedua variabel tersebut berpengaruh signifikan

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

F. Analisis Model Regresi Panel Data

Berikut ini persamaan model regresi panel data dengan Random Effect

Model (REM), yaitu:

Tabel 4.20

Model Regresi Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/17 Time: 11:12

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.606896 0.379519 6.868940 0.0000

BI? -0.555375 0.146676 -3.786407 0.0002

SBIS? 0.186191 0.083206 2.237712 0.0267

CAR? 0.069106 0.033463 2.065178 0.0407

FDR? -0.073187 0.076633 -0.955035 0.3411

NPF? -0.008962 0.014899 -0.601491 0.5484

Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.113513

BMS--C -0.142831

BNIS--C 0.060931

BRIS--C 0.282093

BSB--C 0.164139

BSM--C -0.143678

PDBS--C -0.107141 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics

Page 135: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

118

R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan model reresi antara

variabel dependen (tingkat bagi hasil deposito mudharabah) dan variabel

independen (BI rate, , CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) sebagai

berikut:

Returnit= 2.606896 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 2.606896 menunjukkan bahwa jika variable independen

(BI rate, tingkat bonus SBIS, CAR, FDR, dan NPF) pada observasi ke i

dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil deposito

mudharabah adalah 2.606896.

2. Koefisien regresi sebesar -0.555375 menunjukkan jika nilai BI rate pada

observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan menurunkan

tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada observasi ke i dan periode ke

t sebesar -0.555375.

3. Koefisien regresi sebesar 0.069106 menunjukkan jika nilai Capital

Adequacy Ratio (CAR) pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar

1%, maka akan menaikan tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.069106.

4. Koefisien regresi sebesar -0.073187 menunjukkan jika nilai Financing to

Deposit ratio (FDR), pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar

Page 136: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

119

1%, maka akan menaikan tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar -0.073187.

5. Koefisien regresi sebesar -0.008962 menunjukkan jika nilai Non

Performing Financing (NPF), pada observasi ke i dan periode ke t naik

sebesar 1%, maka akan menaikan tingkat bagi hasil deposito mudharabah

pada observasi ke i dan periode ke t sebesar -0.008962.

6. Koefisien regresi sebesar 0.186191 menunjukkan jika tingkat bonus SBIS

pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan menaikan

tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada observasi ke i dan periode ke

t sebesar 0.186191.

G. Persamaan Model Regresi Setiap Bank

Tabel 4.21

Model Regresi Setiap Bank Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.113513

BMS--C -0.142831

BNIS--C 0.060931

BRIS--C 0.282093

BSB--C 0.164139

BSM--C -0.143678

PDBS--C -0.107141

sumber: hasil output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi tiap

bank umum syariah sebagai berikut:

1. Persamaan Model Regresi BCA Syariah

Returnit= -0.113513 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar -0.113513 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

Page 137: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

120

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada BCA Syariah menurun sebesar 0.113513.

2. Persamaan Model Regresi Bank Mega Syariah

Returnit= -0.142831 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar -0.142831 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Mega Syariah menurun sebesar

0.142831.

3. Persamaan Model Regresi BNI Syariah

Returnit= 0.060931 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar 0.060931 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada BNI Syariah meningkat sebesar 0.060931.

4. Persamaan Model Regresi BRI Syariah

Returnit= 0.282093 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar 0.282093 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

Page 138: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

121

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada BRI Syariah meningkat sebesar 0.282093.

5. Persamaan Model Regresi Bank Syariah Bukopin

Returnit= 0.164139 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar 0.164139 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Syariah Bukopin meningkat sebesar

0.164139.

6. Persamaan Model Regresi Bank Syariah Mandiri

Returnit= -0.143678 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar -0.143678 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri menurun sebesar

0.143678.

7. Persamaan Model Regresi Panin Dubai Syariah Bank

Returnit= -0.107141 - 0.555375BIit + 0.069106CARit - 0.073187FDRit -

0.008962NPFit + 0.186191SBISit

Konstanta sebesar -0.107141 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS) pada

Page 139: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

122

observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri menurun sebesar

0.107141.

H. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh BI rate terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel BI rate memiliki pengaruh

negatif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Dengan

demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa BI rate

berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal

ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih

kecil dari nilai α (0.0002<0.05).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar, (Anwar,

2012:56) yang menyatakan bahwa variabel tingkat suku bunga satu bulan

(INTR) signifikan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito dengan

nilai sebesar 51.43%. Hal ini juga diungkapkan dalam penelitian Isna,

(Isna,2012:37) yang menunjukkan bahwa secara parsial variabel suku bunga

berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Namun, hal ini bertolak belakang dengan penelitian Nofianti, (Nofianti,

2015:78) yang mengungkapkan bahwa variabel suku bunga tidak berpengaruh

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan nilai signifikansi

sebesar -0,290. Hal ini diungkapkan pula dalam penelitian Tariq, (Tariq, 2016:

16) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berperan signifikan

Page 140: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

123

pengaruhnya terhadap tingkat deposito, dan tidak mempengaruhi tingkat imbal

hasil yang diberikan bank kepada nasabah.

Jadi, hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel BI rate

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Ini berarti bahwa ketika BI rate mengalami kenaikan maka

tingkat bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan, demikian pula

sebaliknya ketika BI rate mengalami penurunan maka tingkat bagi hasil

deposito mengalami peningkatan.

Menurut penulis, hal ini disebabkan karena dalam penentuan tingkat bagi

hasil deposito mudharabah di bank umum syariah, tidak hanya memperhatikan

dari aspek pasar, namun mempertimbangkan tingkat laba perusahan. Semakin

besar laba yang diperoleh bank syariah, maka semakin besar pula tingkat bagi

hasil yang diberikan oleh perusahaan kepada para deposan. Selain itu, dalam

tingkat bagi hasil deposito mudharabah dilakukan di awal akad pembuatan

deposito sama jumlah nya sampai dengan jatuh tempo deposito mudharabah

tersebut. Jadi besarnya tingkat bagi hasil yang diberikan sama dengan yang

ditetapkan di awal akad.

2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio

(CAR) memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang

menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif

Page 141: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

124

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α

(0.0407<0.05).

Hal ini sesuai dengan penelitian Amelia, (Amelia, 2011:100) yang

mengemukakan bahwa secara parsial variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh signifikan terhadap return deposito mudharabah dengan tingkat

signifikansi 0.003. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umiyati, (Umiyati, 2016:62) menyatakan bahwa variabel CAR secara parsial

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan tingkat

signifikansi 0,000. Akan tetapi bertolak belakang dengan penelitian Rahayu,

(Rahayu, 2012:12) mengungkapkan bahwa variabel CAR tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Jadi, hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh

positif signikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Menurut

penulis, hal ini disebabkan karena modal perusahaan selain sebagai penunjang

operasional bank syariah juga untuk melindungi para deposan dengan

menyanggah semua kerugian pada perusahaan. Selain itu modal juga sebagai

upaya peningkatan kepercayaan masyarakat mengenai kemampuan bank

memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo.

3. Pengaruh Fnancing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Fnancing to Deposit Ratio

(FDR) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

Page 142: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

125

mudharabah. Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis yang

menyatakan bahwa Financing to Deposits Ratio (FDR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai α

(0.3411>0.05).

Hal ini sejalan dengan penelitian Rahmawaty, (Rahmawaty,2015: 98) yang

mengungkapkan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan nilai signifikansi sebesar 0.128.

Namun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Harfiah, (Harfiah, 2016:28)

yang mengungkapkan bahwa variabel Financing To Deposits Ratio (FDR)

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

dengan nilai signifikansi sebesar 0.001. Senada dalam penelitian Nofianti,

(Nofianti, 2015: 79) yang mengungkapkan bahwa Financing to Deposits Ratio

(FDR) berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil dengan nilai

signifikansi sebesar 0.027.

Jadi, hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel FDR tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Menurut penulis hal ini dikarenakan meskipun penyaluran dana pihak ketiga

merupakan kegiatan usaha bank dalam memperoleh laba, akan tetapi bank

tidak serta merta menyalurkan semua dana pihak ketiga dalam satu sektor,

melainkan ke berapa sektor seperti sektor properti, pertambangan, pertanian,

ritel, dan lain-lain. Dengan upaya tersebut bank syariah dapat mereduksi risiko

gagal bayar. Dalam penelitian Rahmawaty, (Rahmawaty, 2015:100)

Page 143: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

126

mengungkapkan bahwa penentuan return bagi hasil deposito mudharabah

muthlaqah, tingkat FDR tidak menjadi acuan utama. Dalam prakteknya, hal ini

bisa saja terjadi karena sumber dana pembiayaan tidak hanya berasal dari

deposito (yang termasuk dalam DPK), sehingga bagi hasil yang diterima dari

seluruh pembiayaan tidak hanya disalurkan ke investor deposito, tetapi juga ke

nasabah tabungan, giro dan pemegang saham. Sehingga, walaupun jumlah

pembiayaan dan DPK tinggi, tidak berpengaruh ke tingkat bagi hasil yang

diterima depositor mudharabah.

4. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Non Performing Financing

(NPF) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis yang

menyatakan bahwa Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai α

(0.5484>0.05).

Hal ini sejalan dengan penelitian Nofianti, (Nofianti, 2015:80) yang

mengungkapkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) tidak

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil dengan nilai signifikansi sebesar 0.074.

Namun, bertolak belakang dengan penelitian Syafira, (Syafira, 2014: 31) yang

mengungkapkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF)

Page 144: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

127

berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan

nilai signifikansi 0.0021.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel NPF tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Menurut penulis

hal ini terjadi karena penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah

kepada nasabah telah dilakukan dengan cukup baik. Bank syariah menerapkan

prinsip kehati-hatian dalam penyaluran dananya, dengan mengunakan prinsip 5

C yaitu Capital, Character, Capacity, Collateral, dan Condition. Semakin baik

kualitas penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah, berpotensi

menambah laba bank semakin besar pula tingkat bagi hasil yang diberikan

kepada para deposan. Menurut Nofianti, (Nofianti, 2015:81) ada beberapa

alasan NPF tidak mempengaruhi tingkat bagi hasil yang diberikan oleh Bank

Syariah adalah sebagai berikut:

a. Permintaan pembiayaan di bank syariah cukup tinggi.

b. Penanganan pembiayaan bermasalah pada bank syariah.

c. Kecilnya moral hazard pada bank syariah.

5. Pengaruh Tingkat Bonus SBIS terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat bonus SBIS

memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa

tingkat bonus SBIS berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

Page 145: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

128

mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai

signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.0267<0.05).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Okthora, (Okthora,

2012:71) yang mengemukakan bahwa tingkat imbal hasil SBIS berpengaruh

positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel tingkat bonus SBIS

berpengaruh poisitif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Menurut

penulis hal ini dikarenakan bonus yang diterima oleh bank syariah dalam

menginvestasikan dananya telah menambah laba perusahaan. Semakin besar

tingkat bonus yang diterima oleh bank, berpotensi menambah laba perusahaan.

Hal ini tentu berdampak pada tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh bank

syariah kepada para deposan.

6. Pengaruh BI rate, CAR, FDR, NPF, dan tingkat bonus SBIS terhadap

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel BI rate, CAR, FDR, NPF,

dan tingkat bonus SBIS secara simultan memiliki pengaruh terhadap Tingkat

Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis

dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.000005<0.05). Maka,

keputusan yang diambil adalah menolak H0 karena terdapat pengaruh yang

signifikan antara BI rate, CAR, FDR, NPF, dan Tingkat Bonus Sertifikat Bank

Indonesia Syariah secara simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah.

Page 146: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

129

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan data yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi panel data ditemukan bahwa variabel independen BI rate

dengan tingkat signifikan sebesar 0.0002, tingat bonus SBIS dengan tingkat

signifikan sebesar 0.0267, Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan tingkat

signifikan sebesar 0.0407, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Hasil uji regresi panel data ditemukan bahwa variabel Finance to Deposit

Ratio (FDR) dengan tingkat signifikan sebesar 0.3411, Non Performing

Financing (NPF) dengan tingkat signifikan sebesar 0.5484, secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah.

2. Hasil uji regresi panel data juga ditemukan bahwa variabel independen BI

rate, tingkat bonus SBIS, Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) secara simultan atau

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah.

3. Hasil uji regresi panel data, variabel yang paling dominan terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah adalah BI rate.

Page 147: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

130

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka peneliti mencoba mengemukakan implikasi yang dapat

bermanfaat, diantaranya sebaga berikut:

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan refrensi

mengenai bank syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti selanjutnya yang tertarik

untuk meneliti tentang topik sejenis yaitu independen BI rate, tingkat bonus SBIS,

Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non

Performing Financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Selain itu juga dapat dijadikan bahan refrensi tambahan bagi kepustakaan

pihak kampus. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya objek penelitian, disini hanya

tujuh Bank Umum Syariah bisa ditambah menjadi delapan atau lebih Bank Umum

Syariah. Periode penelitian juga dapat diperbaharui atau lebih lama agar hasil yang

didapat lebih dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan dengan

penelitian ini. Selain itu, bisa menggunakan metode analisis yang berbeda

misalnya metode analisis VAR VECM. Dengan metode analisis ini, peneliti dapat

menganalisis dampak dan pengaruh secara jangka panjang maupun jangka panjang

antara variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat sebagai acuan ketika ingin

melakukan investasi khsusunya di produk deposito mudharabah agar

memperhatikan BI rate, tingkat bonus SBIS, dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

sebelum melakukan investasi di produk deposito mudharabah tersebut karena BI

Page 148: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

131

rate, tingkat bonus SBIS, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

3. Bagi Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa BI rate, tingkat bonus SBIS,

dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh tingkat bagi hasil deposito

mudharabah, oleh karena itu pihak Bank Umum Syariah disarankan untuk

memperhatikan faktor tersebut dengan cara memperhatikan nilai BI rate yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia, meningkatkan penempatan dana pada intsrumen

SBIS, dan meningkatkan modal yang dimiliki Bank Umum Syariah, sehingga

tingkat bagi hasil deposito mudharabah dapat bersaing antar Bank Umum Syariah

maupun Bank Umum Konvesnional dan menarik banyak nasabah.

Selain itu, dalam melakukan penyaluran dana bank syariah juga harus

memperhatikan sektor yang jadi tujuan penyaluran dana. Penyaluran dana di

berbagai sektor ini, bertujuan untuk mereduksi risiko yang dihadapi oleh bank

syariah sehingga risiko yang dihadapi dapat diatasi oleh perusahaan. dengan

kualitas kredit yang baik, maka laba perusahaan akan bertambah sehingga tingkat

bagi hasil yang diberikan kepada para deposan semakin kompetitif.

Page 149: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

132

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. 2008

Amelia, R. “Pengaruh CAR, FDR dan NPF terhadap Return Bagi Hasil Deposito

Mudharabah Pada Perbankan Syariah.” 2011

Anifa, U. “Pengaruh Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio

Terhadap Presentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah Muthlaqah pada

Bank Muamalat Indonesia”. Skripsi. Program Studi Muamalat. Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2008

Anshori, A. G. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2007

Anwar, S. “Behavior Investigation of Islamic Bank Deposit Return Utilizing

Artificial Neural Networks Model.” Journal of Islamic Finance. 2012

Arif, N. R. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta. 2012

Arifin, Z. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher. 2009

Arifin, Z. Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher. 2009

Arthesa, A. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT Indeks.2006

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah:Konsep dan Praktek di Beberapa

Negara. Jakarta: Bank Indonesia. 2006

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008

Baltagi. Econometric Analysis of Panel Data. London: John Wiley & Sons Ltd.

2005

Bankir, I. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2014

Page 150: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

133

Boedijoewono, N. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN. 2007

Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2010

Chowdhury, M. A. “The Effect of Conventional Bank’s Interest Rate & Islamic

Bank’s Profit Rate on Investment & Return: An Empirical Investigation in

Bangladesh.” 2014

Colander, D. C. Macroeconomics. New York: McGraw-Hill. 2004

Darmawi, H. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011

Dendawidjaya, L. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Putra. 2005

Dendawijaya, L. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003

Diaw, A. “A Comparative Study of the Returns on Mudharabah deposit and on

Equity in Islamic Banks.” 2011

Fathurrahman, A. “Pengaruh Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAr) Dan Loan To

Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank

Sulselbar Makassar.” Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. 2012

Ghazali, I. Analisis Multivariat dan Ekonometrika. Semarang: UNDIP. 2013

Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. 2009

Gujarati, D. N. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga. 2006

Hadi, A. C. Investasi Syariah. Tangerang Selatan: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2011

Hanan, A. Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan

Agama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012

Page 151: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

134

Harfiah, L. M. “The Impact of ROA, BOPO, and FDR to Indonesian Islamic

Bank’s Mudharabah Deposit Profit Sharing.” Jurnal Etikonomi Volume 15

(1), April 2016. Universitas Jenderal Soedirman. 2016

Harfiah, L. M. “The Impact Of ROA, BOPO, and FDR to Indonesian Islamic

Bank’s Mudharabah Deposit Profit Sharing.” Etikonomi. 2016

Hikmah, N. “Analisis Pengaruh ROA, NPF dan FDR terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah. (Studi Kasus Bank Umum Syariah periode 2011-

2013.” Skripsi. Prodi Keuangan Islam. Fakultas Syariah dan Hukum. UIN

Sunan Kalijaga. 2015

Huda, N. Lembaga Keuangan Islam:Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2010

IBI, T. P. Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta:

Djambatan. 2001

Ihsan, D. N. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Ciputat: UIN

Jakarta Press. 2013

Ihsan, D. N. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN Press. 2015

Ismail. Manajemen Perbankan:Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana.

2010

Ismal, R. “Behavior Investigation of Islamic Bank Deposit Return Utilizing

Artificial Neural Networks Model.” 2012

Isna, A. “Analisis Pengaruh Return On Asset, BOPO, dan Suku Bunga Terhadap

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah.”

Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 11. Nomor 01. 2012

Janwari, Y. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015

Judisseno, R. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. 2005

Page 152: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

135

Karim, A. Bank Islam. Jakarta: IIIT Indonesia. 2003

Karim, A. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo

Persada. 2007

Karim, A. Bank Islam: Analisis FIqih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada. 2013

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. 2004

Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2004

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. 2009

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. 2014

Kentot, K. “Determining Factors of Customers’ Preferences: A Case of Deposit

Products in Islamic Banking.” International Journal 6th International

Research Symposium in Service Management.2015

Keuangan, J. O. Statistik Perbankan Syariah Indonesia Desember 2015. Jakarta:

Otoritas Jasa Keuangan. 2015

Keuangan, O. J. Statistik Perbankan Syariah Indonesia Juni 2015. Jakarta:

Otoritas Jasa Keuangan. 2015

Kurnia, N. Islamic Finance Outlook 2015. Jakarta: Karim Consulting Indonesia.

2015

Long, J. B. Macroeconomics. New York: McGraw-Hill. 2002

Manan, A. Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana. 2012

Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonesia. 2009

McConnell, C. R. Macroeconomics. New Yrok: McGraw-Hill. 2008

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2005

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers. 2014

Page 153: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

136

Nofianti, N. “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga, Financing To

Deposits Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.” Jurnal Esensi. 2015

Nur, I. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2002

Okthora, M. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Nisbah Bagi Hasil

Deposito Syariah Mandiri. (Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri

periode 2006 s.d 2011).” Tugas Akhir D4 Politeknik Negeri Bandung, 71.

2012

Penyusun, T. Buku Saku Perbankan Syariah. Jakarta: Dirketorat Urusan Agama

Islam dan Pembinaan Syariah. 2013

Penyusun, T. Industri Jasa Keuangan Syariah:Seri Literasi Keuangan Perguruan

Tinggi. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. 2016

Purwanto, S. D. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat. 2009

Rahmawaty. “Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio

(FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank

Umum Syariah.” Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis Vol. 2, No. 1,

Maret 2015. Universitas Syiah Kuala. 2015

Rahayu, Siti. “Pengaruh Return on Asset, BOPO, Suku Bunga dan Capital Adequacy

Ratio terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan

Syariah” Jurnal Nasional. 2012.

Rivai, V. Islamic Banking. Jakarta: Bumi Aksara. 2009

Riyadi, S. Banking Assets an Liability Management. Jakarta: LPFE UI. 2006

Santoso. Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2010

Page 154: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

137

Setiadi, E.Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2013

Sholahuddin, M. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah Kontemporer.

Surakarta: Muhammadiyah Surakarta Press. 2008

Soemitra, A. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Prenadamedia

Group. 2009

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2010

Suharyadi. Statistika Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. 2013

Suliyanto. Ekonometrika Terapan - Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:

ANDI. 2011

Syafira, R.“Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Bagi Hasil pada Produk

Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah.” Skripsi Departemen Ilmu

Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajeman Institut Pertanian Bogor.

2014

Syariah, P. K. e-book Perbankan Syariah. Jakarta: PKES Publishing. 2005

Tariq, A. “Risk-sharing deposits in islamic banks: do interest rates have any

influence on them?” 2016

Tugiantoro, S. “The Factors Affecting Profit Distribution: An Empirical Study on

Islamic Banking.” 2014

Ulfah, R. “Pengaruh Makroekonomi terhadap Penetapan Bagi Hasil Deposito

Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia (2006-2010). Skripsi

Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011. 2011

Umiyati, dkk. “Kinerja Keuangan dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam.

2016

Page 155: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

138

Widyastuti, R. “Pengaruh Rasio Keuangan, Suku Bunga dan Inflasi terhadap Bagi

Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah (Bank Muamalat

Indonsia Dan Bank Syariah Mandiri Periode 2007-2011).” Skripsi

Keuangan Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2012

Winarno, W. W. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2015

Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:

PT. Grasindo. 2005

Wiroso. Produk Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE USAKTI. 2009

Zulkifli, S. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim. 2007

Website:

www.bi.go.id diakses pada tanggal 11 November 2016

www.bcasyariah.co.id diakses pada 11 November 2016

www.bnisyariah.co.id diakses pada 11 November 2016

www.brisyariah.co.id diakses pada 11 November 2016

www.megasyariah.co.id diakses pada 10 November 2016

www.ojk.go.id diakses pada tanggal 11 November 2016

www.paninbanksyariah.co.id diakses pada 11 November 2016

www.syariahmandiri.co.id diakses pada 10 November 2016

www.syariahbukopin.co.id diakses pada 10 November 2016

Page 156: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

a. BI rate (dalam persen)

TRIWULAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 6.75 5.75 5.75 7.5 7.5 6.75

2 6.75 5.75 6.5 7.5 7.5 6.5

3 6.00 5.75 7.25 7.5 7.5

4 5.75 5.75 7.5 7.75 7.5

sumber: Bank Indonesia, 2011-2016

b. Capital Adequacy Ratio (CAR) (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 11.88 13.91 15.23 14.83 12.63 13.39

Triwulan 2 11.24 13.66 14.16 14.86 11.97 13.69

Triwulan 3 11.06 13.15 14.16 15.53 11.84

Triwulan 4 14.57 13.82 14.1 14.76 12.85

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 12.12 14.58 12.63 11.24 14.5 15.62

Triwulan 2 17.46 13.25 11.84 10.74 14.1 14.82

Triwulan 3 17.72 12.28 11.18 16.15 16.26

Triwulan 4 15.29 12.78 11.1 15.85 16.31

Mega

Syariah

Triwulan 1 15.07 12.9 13.49 15.28 15.62 22.22

Triwulan 2 14.75 13.08 13.01 15.93 16.54 22.86

Triwulan 3 13.77 11.16 12.7 16.34 17.81

Triwulan 4 13.51 13.51 12.99 18.82 18.74

BNI

Syariah

Triwulan 1 25.91 19.07 14.02 15.67 15.4 15.85

Triwulan 2 22.24 17.56 18.9 14.53 15.11 15.56

Triwulan 3 20.86 16.55 16.63 19.35 15.38

Triwulan 4 20.67 14.1 16.23 18.42 15.48

BCA

Syariah

Triwulan 1 64.29 44.5 30.7 21.68 25.53 39.16

Triwulan 2 61.72 41.33 27.93 21.83 23.56 37.93

Triwulan 3 51.78 34.05 24.75 35.18 36.6

Triwulan 4 45.94 31.47 22.35 29.57 34.3

BRI

Syariah

Triwulan 1 21.72 14.74 11.81 14.15 13.21 14.66

Triwulan 2 19.99 13.59 15.00 13.99 11.03 14.06

Triwulan 3 18.33 12.92 14.66 13.86 13.82

Triwulan 4 14.74 13.59 11.49 12.89 13.94

Page 157: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

140

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 44.66 59.72 27.09 31.15 24.80 19.77

Triwulan 2 100.63 45.65 23.11 25.52 21.88 19.51

Triwulan 3 81.98 34.48 19.75 26.16 21.44

Triwulan 4 61.98 32.30 20.83 25.69 20.30

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

c. Financing to Deposit Ratio (FDR) (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 84.06 87.25 95.61 90.34 81.67 80.16

Triwulan 2 88.52 92.21 94.22 89.91 85.01 82.31

Triwulan 3 89.86 93.9 91.29 85.68 84.49

Triwulan 4 86.03 94.4 89.37 82.13 81.99

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 95.18 90.34 87.8 97.14 95.12 92.14

Triwulan 2 93.45 93.58 92.43 102.84 93.82 92.25

Triwulan 3 81.12 99.33 95.15 103.66 91.82

Triwulan 4 83.66 92.29 100.29 92.89 90.56

Mega

Syariah

Triwulan 1 79.2 79.2 98.37 95.53 95.21 95.85

Triwulan 2 81.48 92.09 104.19 95.68 94.92 95.97

Triwulan 3 83.00 88.03 102.89 90.5 98.86

Triwulan 4 88.88 88.88 93.37 93.61 98.49

BNI

Syariah

Triwulan 1 76.53 78.78 80.11 96.67 90.1 86.26

Triwulan 2 84.46 80.94 92.13 98.96 96.65 86.92

Triwulan 3 86.13 85.36 96.37 94.29 89.65

Triwulan 4 78.6 84.99 97.86 92.58 91.94

BCA

Syariah

Triwulan 1 76.83 74.14 86.35 89.53 100.11 92.76

Triwulan 2 77.69 77.41 85.86 85.31 94.13 99.6

Triwulan 3 79.92 91.67 88.98 93.02 102.09

Triwulan 4 78.84 79.91 83.48 91.17 91.4

BRI

Syariah

Triwulan 1 97.44 101.15 100.9 102.13 88.24 82.73

Triwulan 2 93.34 102.77 103.67 95.14 92.05 87.92

Triwulan 3 95.58 99.99 105.61 94.85 86.61

Triwulan 4 90.55 103.07 102.7 93.9 84.16

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 78.64 140.35 120.91 112.84 96.43 94.03

Triwulan 2 97.85 127.88 123.60 140.48 96.43 89.60

Triwulan 3 205.31 149.82 112.46 111.79 96.10

Triwulan 4 162.97 123.88 90.40 94.04 96.43

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

Page 158: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

141

d. Non Performing Financing (NPF) (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 3.3 2.52 3.44 4.88 6.81 6.42

Triwulan 2 3.49 3.04 2.9 6.46 6.67 5.58

Triwulan 3 3.21 3.1 3.4 6.76 4.34

Triwulan 4 2.42 2.82 4.32 6.84 4.05

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 1.57 3.12 4.62 4.61 4.52 2.89

Triwulan 2 1.32 2.88 4.32 4.31 3.03 2.88

Triwulan 3 1.67 4.74 4.45 4.27 3.01

Triwulan 4 1.74 4.57 4.27 4.07 2.99

Mega

Syariah

Triwulan 1 4.29 2.96 2.83 3.22 4.33 4.18

Triwulan 2 3.84 2.88 3.67 3.48 4.86 4.16

Triwulan 3 3.78 2.86 3.3 3.77 4.78

Triwulan 4 2.67 2.67 2.98 3.89 4.26

BNI

Syariah

Triwulan 1 4.44 4.27 2.13 1.96 2.22 2.77

Triwulan 2 3.65 2.45 2.11 1.99 2.42 2.8

Triwulan 3 3.60 2.33 2.06 1.99 2.54

Triwulan 4 3.62 2.02 1.86 1.86 2.53

BCA

Syariah

Triwulan 1 0.11 0.15 0.09 0.15 0.92 0.59

Triwulan 2 0.23 0.14 0.01 0.14 0.6 0.55

Triwulan 3 0.32 0.12 0.07 0.14 0.59

Triwulan 4 0.15 0.1 0.1 0.12 0.7

BRI

Syariah

Triwulan 1 2.43 3.56 3.04 4.04 4.96 4.84

Triwulan 2 3.4 2.88 2.89 4.38 5.31 4.87

Triwulan 3 2.8 2.87 2.98 4.79 4.9

Triwulan 4 2.77 3.00 4.06 4.6 4.86

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 0.00 0.74 0.62 1.03 0.88 2.70

Triwulan 2 0.16 0.29 0.57 0.76 0.91 2.70

Triwulan 3 0.38 0.19 1.05 0.81 1.76

Triwulan 4 0.88 0.20 1.02 0.53 2.63

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

e. Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (dalam persen)

TRIWULAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 6.71 3.82 4.86 7.12 6.65 6.6

2 7.36 4.32 5.27 7.13 6.66 6.4

3 6.28 4.67 6.95 6.88 7.1

4 5.03 4.8 7.21 6.9 7.1

sumber: Bank Indonesia, 2011-2016

Page 159: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

142

2. Variabel Dependen

a. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (dalam persen)

BANK WAKTU TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Mandiri

Syariah

Triwulan 1 6.16 5.24 4.85 4.37 4.85 4.51

Triwulan 2 5.67 5.87 4.79 4.74 3.73 4.89

Triwulan 3 5.8 5.56 4.19 4.52 3.94

Triwulan 4 5.04 5.18 4.47 4.59 4.59

Bukopin

Syariah

Triwulan 1 8.21 6.34 6.2 6.63 6.48 6.52

Triwulan 2 8.06 5.97 6.39 6.46 6.61 6.32

Triwulan 3 7.42 6.05 6.4 6.42 6.55

Triwulan 4 7.35 6.05 6.62 6.53 6.65

Mega

Syariah

Triwulan 1 5.87 5.63 5.00 4.67 4.66 4.6

Triwulan 2 5.74 5.55 4.83 4.63 4.66 4.91

Triwulan 3 5.41 5.00 4.24 4.35 4.63

Triwulan 4 4.95 4.95 5.04 4.67 4.07

BNI

Syariah

Triwulan 1 7.67 6.72 7.16 5.86 5.04 5.08

Triwulan 2 6.74 6.37 7.03 5.81 4.92 5.18

Triwulan 3 6.85 6.77 7.1 5.87 4.84

Triwulan 4 6.76 7.18 5.59 5.92 5.00

BCA

Syariah

Triwulan 1 6.04 5.65 5.37 5.44 5.3 5.44

Triwulan 2 5.92 5.66 5.39 5.08 5.44 5.42

Triwulan 3 5.93 5.91 5.47 5.45 5.44

Triwulan 4 5.92 5.46 5.47 5.44 5.44

BRI

Syariah

Triwulan 1 7.75 7.49 6.19 8.62 7.87 7.07

Triwulan 2 7.77 7.44 6.26 8.62 7.53 7.07

Triwulan 3 7.92 7.21 6.33 8.62 7.41

Triwulan 4 8.2 7.12 6.53 8.62 7.35

Panin

Dubai

Bank

Syariah

Triwulan 1 7.17 5.54 5.07 4.63 4.96 5.19

Triwulan 2 6.25 5.03 5.00 4.95 5.20 5.13

Triwulan 3 6.50 5.98 5.00 5.15 5.28

Triwulan 4 6.75 5.16 4.63 5.37 5.28

sumber: Laporan BUS, diolah 2011-2016

Page 160: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

143

Lampiran 2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: ResidualsSample 1 154Observations 153

Mean -6.27e-16Median -0.002813Maximum 0.454089Minimum -0.398981Std. Dev. 0.174361Skewness 0.270293Kurtosis 2.647725

Jarque-Bera 2.654101Probability 0.265259

2. Uji Multikolinearitas

BI CAR FDR NPF SBIS BI 1.000000 -0.121096 -0.019032 0.139385 0.868458

CAR -0.121096 1.000000 0.292437 -0.755685 -0.043808

FDR -0.019032 0.292437 1.000000 -0.120915 -0.046110

NPF 0.139385 -0.755685 -0.120915 1.000000 0.128316

SBIS 0.868458 -0.043808 -0.046110 0.128316 1.000000

sumber: hasil output Eviews 9.0

3. Uji Heteroskedastis

a. Heteroskedastis Grafik

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1.2

1.4

1.6

1.8

2.0

2.2

25 50 75 100 125 150

Residual Actual Fitted

Page 161: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

144

b. Heteroskedatis Statistik (Metode White)

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 4.926783 Prob. F(5,147) 0.0003

Obs*R-squared 21.95946 Prob. Chi-Square(5) 0.0005

Scaled explained SS 16.70046 Prob. Chi-Square(5) 0.0051

sumber: hasil output

Eviews 9.0

sumber: hasil output Eviews 9.0

c. Heteroskedatis White Rosbust Standard Error

Dependent Variable: RETURN

Method: Least Squares

Date: 03/23/17 Time: 10:11

Sample: 1 154

Included observations: 153

Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=4) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BI -0.740162 0.371603 -1.991806 0.0482

SBIS 0.259925 0.155377 1.672864 0.0965

CAR -0.035925 0.056836 -0.632090 0.5283

FDR 0.050752 0.126951 0.399773 0.6899

NPF 0.009358 0.020901 0.447750 0.6550

C 2.558826 0.686048 3.729804 0.0003 R-squared 0.073900 Mean dependent var 1.750000

Adjusted R-squared 0.042400 S.D. dependent var 0.181184

S.E. of regression 0.177301 Akaike info criterion -0.583506

Sum squared resid 4.621055 Schwarz criterion -0.464666

Log likelihood 50.63824 Hannan-Quinn criter. -0.535231

F-statistic 2.346021 Durbin-Watson stat 0.343840

Prob(F-statistic) 0.044009

sumber: hasil output Eviews 9.0

4. UJi Autokorelasi

a. Autokorelasi Metode LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 163.3343 Prob. F(2,145) 0.0000

Obs*R-squared 105.9649 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

sumber: hasil output Eviews 9.0

Page 162: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

145

b. Autokorelasi Metode Diferensial

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.476665 Prob. F(2,143) 0.6218

Obs*R-squared 0.999996 Prob. Chi-Square(2) 0.6065

sumber: hasil output Eviews 9.0

Page 163: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

146

Lampiran 3. Estimasi Model Data Panel

1. Common Effect Model (CEM)

Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/17 Time: 10:48

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.558826 0.554729 4.612754 0.0000

BI? -0.740162 0.265013 -2.792932 0.0059

SBIS? 0.259925 0.154252 1.685060 0.0941

CAR? -0.035925 0.053684 -0.669196 0.5044

FDR? 0.050752 0.111557 0.454939 0.6498

NPF? 0.009358 0.018662 0.501479 0.6168 R-squared 0.073900 Mean dependent var 1.750000

Adjusted R-squared 0.042400 S.D. dependent var 0.181184

S.E. of regression 0.177301 Akaike info criterion -0.583506

Sum squared resid 4.621055 Schwarz criterion -0.464666

Log likelihood 50.63824 Hannan-Quinn criter. -0.535231

F-statistic 2.346021 Durbin-Watson stat 0.201170

Prob(F-statistic) 0.044009

sumber: hasil output Eviews 9.0

2. Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/17 Time: 11:10

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.602132 0.373454 6.967754 0.0000

BI? -0.545651 0.147017 -3.711483 0.0003

SBIS? 0.183481 0.083244 2.204150 0.0291

CAR? 0.073494 0.033737 2.178432 0.0310

FDR? -0.077481 0.076988 -1.006405 0.3159

NPF? -0.011413 0.015187 -0.751501 0.4536

Fixed Effects (Cross)

BCAS--C -0.124059

BMS--C -0.142597

BNIS--C 0.061737

BRIS--C 0.287347

BSB--C 0.167850

Page 164: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

147

BSM--C -0.142776

PDBS--C -0.112621 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.745338 Mean dependent var 1.750000

Adjusted R-squared 0.725471 S.D. dependent var 0.181184

S.E. of regression 0.094932 Akaike info criterion -1.796120

Sum squared resid 1.270713 Schwarz criterion -1.558438

Log likelihood 149.4032 Hannan-Quinn criter. -1.699570

F-statistic 37.51589 Durbin-Watson stat 0.685173

Prob(F-statistic) 0.000000

sumber: hasil output Eviews 9.0

3. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 61.959730 (6,141) 0.0000

Cross-section Chi-square 197.529862 6 0.0000

sumber: hasil output Eviews 9.0

4. Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/17 Time: 11:12

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.606896 0.379519 6.868940 0.0000

BI? -0.555375 0.146676 -3.786407 0.0002

SBIS? 0.186191 0.083206 2.237712 0.0267

CAR? 0.069106 0.033463 2.065178 0.0407

FDR? -0.073187 0.076633 -0.955035 0.3411

NPF? -0.008962 0.014899 -0.601491 0.5484

Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.113513

BMS--C -0.142831

BNIS--C 0.060931

BRIS--C 0.282093

BSB--C 0.164139

Page 165: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

148

BSM--C -0.143678

PDBS--C -0.107141 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.636629 5 0.7558 sumber: hasil output Eviews 9.0

Page 166: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

149

Lampiran 4. Uji Statistik

1. Uji t

Dependent Variable: RETURN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/17 Time: 11:12

Sample: 2011Q1 2016Q2

Included observations: 22

Cross-sections included: 7

Total pool (unbalanced) observations: 153

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.606896 0.379519 6.868940 0.0000

BI? -0.555375 0.146676 -3.786407 0.0002

SBIS? 0.186191 0.083206 2.237712 0.0267

CAR? 0.069106 0.033463 2.065178 0.0407

FDR? -0.073187 0.076633 -0.955035 0.3411

NPF? -0.008962 0.014899 -0.601491 0.5484

Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.113513

BMS--C -0.142831

BNIS--C 0.060931

BRIS--C 0.282093

BSB--C 0.164139

BSM--C -0.143678

PDBS--C -0.107141

sumber: hasil output Eviews 9.0

2. Uji F

S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0

Page 167: Disusun oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35550/1/IDIL... · vii C. PENGALAMAN ORGANISASI Lembaga/ Institusi Tahun Wakil Sekretaris

150

3. Koefisien Determinasi

S.D. Rho Cross-section random 0.196703 0.8111

Idiosyncratic random 0.094932 0.1889 Weighted Statistics R-squared 0.196658 Mean dependent var 0.179666

Adjusted R-squared 0.169333 S.D. dependent var 0.103639

S.E. of regression 0.094491 Sum squared resid 1.312499

F-statistic 7.197106 Durbin-Watson stat 0.662234

Prob(F-statistic) 0.000005 Unweighted Statistics R-squared -0.043324 Mean dependent var 1.750000

Sum squared resid 5.205980 Durbin-Watson stat 0.166958

sumber: hasil output Eviews 9.0