10
Junrunu Peruororrnru Et Se-;ARAH September ?Ol?, Vol. P DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain MOD EL li r lr,r ldrus & 'iVj,itil,4ri,l DIK0MBINASI i,-r i',: , t,;"ifi(Ail()N .]I,'f DALAM PEMBELAJARAN IP5 SEJARAH Anna Sylvia lbrahim FAKTOR-FAKTOR PEN DORONG M U NCU LNYA RTVOLUSI 5O5IAL DI KABUPATEN BREBES Aman KLAIM MITOS HAK BIBLIKAL ATAS TANAH PALESTINA n, ll8ltf,r .E - II =I -- .-/tD -t5 KONSEP DEWA RAJA DALAM NEGARA TRADISIONAL ASIA TENGGARA Sudrajat PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS AGAMA DAN BUDAYA Dyah Kumalasari STUDI EKSPLORASI PERSEPSI GURU IP5 5MP KABUPATEN SLEMAN TTRHADAP IP5 TERPADU Anik Widiastuti &Satriyo Wibowo KEBIJAKAN TKONOMI AUSTRALIA MASA PAUL KEATING: HUBUNGANNYA DFNGAN INDONESIA Danar Widiyanta 1-15 16-32 33-37 48-73 7 4-83 84-91 92-1 0B 5N tASA-aGal BANGSA YAHUDI 109-1 19

DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

Junrunu Peruororrnru Et Se-;ARAH

September ?Ol?, Vol. P

DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIAZulkarnain

MOD ELl i r l r , r

ldrus &

' iVj , i t i l ,4r i , l DIK0MBINASI i , -r i ' , : , t , ; " i f i (Ai l ()N

.]I,'f DALAM PEMBELAJARAN IP5 SEJARAHAnna Sylvia lbrahim

FAKTOR-FAKTOR PEN DORONG M U NCU LNYA RTVOLUSI5O5IAL DI KABUPATEN BREBESAman

KLAIM MITOS HAK BIBLIKALATAS TANAH PALESTINA

n,ll8ltf,r

.E

-I I

=I--.-/tD

- t 5

KONSEP DEWA RAJA DALAM NEGARA TRADISIONALASIA TENGGARASudrajat

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS AGAMA DAN BUDAYADyah Kumalasari

STUDI EKSPLORASI PERSEPSI GURU IP5 5MP KABUPATENSLEMAN TTRHADAP IP5 TERPADUAnik Widiastuti & Satriyo Wibowo

KEBIJAKAN TKONOMI AUSTRALIA MASA PAUL KEATING:HUBUNGANNYA DFNGAN INDONESIADanar Widiyanta

1-15

16-32

33-37

48-73

7 4-83

84-91

92-1 0B

5N tASA-aGal

BANGSA YAHUDI 109-1 19

Page 2: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

STUDI EKSPLORASI PERSEPSI GURU IPS SMPKABUPATEN SLEMAN TERHADAP IPS TERPADU

ANIK WIDIASTUTI & SATRIYO WIBOWO

Program Studi Pendidikan lP5, Fakultas llmu Sosial,Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

The curriculum implementation sue the sociol studies teaching implemented in anintegrated monner emerging pro and contra in the society, especially for the social studiesteacher who have monodisipliner education like geogrophy, history, economy, andsociology. According to the problem, this research aims to investigote: 1) the perceptionof the social studies teocher in Sleman Regency to the integrated sociol studies, 2) thedifferenceof the perception of thesocialstudiesteacherinSlemon Regencytotheintegratedsociol studies based on the education level. This research is an explorative descriptivestudy. The population were 239 teacher and the sampel took 48 teachers (20o/o from thepopulation) using proportional random sampling.The result showsthot: 1) the perceptionof the social studies teacher in Sleman Regency to the integroted social studies is not good,shows with the majority of the social studies teachers in Slemon Regency (45.84o/o) hovebad perception, 2) there is no difference social studies teocher in Sleman Regency to theintegrated social studies based on education level.

Keyword: perception, integrated social studies

Abstrak

Penerapan kurikulum yang menuntut pembelajaran IPS dilaksanakan secara terpadumenimbulkan pro dan kontra di masyarakat, terutama bagi guru-guru IPS yangmemiliki pendidikan bidang studi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Melihatpermasalahan diatas maka penel i t ian in i ingin mengetahui :1)persepsiguru IPS SMPKabupaten Sleman terhadap IPS terpadu,2) adatidaknya perbedaan persepsiguru IPSSMP Kabupaten Sleman terhadap IPS terpadu berdasar tingkat pendidikan. Penelit ianini merupakan penelit ian deskriptif eksploratif dengan populasi sebanyak 239 gurudan diambil sampel sebanyak 20o/oyaitu sebanyak43 guru dengan teknik proportionalrandom sampling. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa: 1) persepsi guru IPS SMPKabupaten S\eman termasuk da\am kategori trdak baik yang dituniukkan denganmayoritas guru IPS SMP Kabupaten Sleman 45,84o/o memiliki persepsidalam kategori

tidak baik, 2) tidak terdapat perbedaan persepsi guru IPS SMP Kabupaten Slety

terhadap IPS terpadu ditinjau berdasar tingkat pendidikan.

Kata Kunci: persepsi, IPS terPadu

(

II

(I

I5I

(

c,l

in

Page 3: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

I Anik Widiastuti & Satriyo Wibowo

PENDAHUTUAN

Perubahan dalam setiap aspek kehi-dupan perlu mendapat perhatian olehpengambil kebijakan di bidang pendi-dikan. Hal ini harus dilakukan agar pen-didikan dapat menghasilkan kualitaslulusan yang dapat bersaing di eraglobal. Pembangunan yang perlu dila-kukan yaitu pembangunan di bidangpendidikan, terutama dalam pembe-nahan kurikulum. lsu yang sering bere-dar dalam masyarakat yaitu setiap gantimenteri pendidikan akan selalu diir ingidengan pergantian kurikulum adalahtidak benar. Pada dasarnya pergantiankurikulum yang terjadi seiring denganadanya perubahan jaman.

Menurut Dion Eprijum Ginanto, kuri-kulum pendidikan yang ada di Indonesiatelah mengalami beberapa kali perubahan.Setidaknya sudah 9 kali perubahan kuri-kulum tercatat dalam sejarah, yakni Kuri-kulum 1947, 1952, 1964, 1968, 197 5, 1984,1994, 2004 dan 2006 (http://www.scribd.com/doc/15072980).

Pemberlakuan kurikulum SD, SMBdan SMA tahun 1975 memunculkanllmu Pengetahuan Sosial (lPS) sebagaimata pelajaran dalam dunia pendidikandasar dan menengah di Indonesia.Mata pelajaran IPS merupakan matapelajaran integrasi dari mata pelajaranSejarah, Geografi, dan Ekonomi sertamata pelajaran i lmu sosial lainnya(Sapiriya, 2OO9: 7). Sedangkan kaitannyadengan isti lah Pendidikan IPS menurutMuhammad Numan Somantri (2001:7a)adalah sebagai berikut:

Pendidikan IPS di Indonesia adalah penye-derhanaan disipl in i lmu-i lmu sosial dansegala sesuatu yang sifatnya sosial yangdiorganisasikan secara i lmiah dan psiko-logis dengan Pancasi la dan UUD 1945 se-bagai ni la i sentralnya untuk mencapai tu-juan pendidikan (nasional) khususnya danpembangunan nasional umumnya.

Pendapat tersebut sejalan denganapa yang dikemukakan oleh NationalCou nci I for Social Stud ies (NCSS) (Sapriya,

2009: 39) bahwa "Social studies is inte-grated study of the social sciences andh u ma n iti es to p ro m ote civ i c com peten ce".Berdasarkan pengertian tersebut dapatdiketahui bahwa ciri khas pelajaran IPSadalah adanya integrasi atau perpaduanberbagai mata pelajaran dengan materiyang bersifat kontekstual agar lebihbermakna bagi siswa dan mampu men-didik siswa menjadi warga negara yangbaik.

Pendidikan IPS dalam kepustakaanasing disebut dengan berbagai isti lahseperti Social Studies, Social Education,Citizenship Educotion, dan Social ScienceEducation. Sedangkan batasan PIPS diIndonesia adalah program pendidikanyang memilih bahan pendidikan darid is ip l in i lmu- i lmu sosial dan humanit isyang diorganisasikan dan disajikansecara i lmiah dan psikologis untuktujuan pendidikan (Muhammad NumanSomantri, 2001 : 79). Pendapat-pendapattersebut dapat disimpulkan bahwapendidikan IPS di Indonesia bersumberdari pengorganisasian i lmu-ilmu sosialdan humanit ies.

Pendidikan IPS untuk t ingkat sekolahbisa diart ikan sebagai: (1) PendidikanIPS yang menekankan pada tumbuhnya

75

Page 4: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

tn

estd,n1e?d/e1e,nd,/e1e

I Anik Widiastuti & Satriyo Wibowo

PENDAHULUAN

Perubahan dalam set iap aspek kehi -dupan perlu mendapat perhatian olehpengambil kebijakan di bidang pendi-dikan. Hal ini harus di lakukan agar pen-d id ikan dapat menghasi lkan kual i taslu lusan yang dapat bersaing d i eraglobal . Pembangunan yang per lu d i la-kukan yai tu pembangunan d i b idangpendidikan, terutama dalam pembe-nahan kurikulum. lsu yang sering bere-dar dalam masyarakat yaitu setiap gantimenter i pendid ikan akan se la lu d i i r ing idengan pergant ian kur iku lum adalahtidak benar. Pada dasarnya pergantiankur iku lum yang ter jad i se i r ing denganadanya perubahan jaman.

Menurut Dion Epr i jum Ginanto, kur i -kulum pendidikan yang ada di Indonesiatelah mengalami beberapa kali perubahan.Setidaknya sudah 9 kali perubahan kuri-kulum tercatat dalam sejarah, yakni Kuri-kulum 1 947, 1952, 1964, 1968, 1 97 5, 1984,1994, 2004 dan 2006 (http://www.scribd.com/docl1507298C|,.

Pember lakuan kur iku lum SD, SMBdan SMA tahun 1975 memunculkanl lmu Pengetahuan Sosia l ( lPS) sebagaimata pela jaran dalam dunia pendid ikandasar dan menengah d i Indonesia.Mata pelajaran IPS merupakan matapelajaran integrasi dari mata pelajaranSejarah, Geografi, dan Ekonomi sertamata pelajaran i lmu sosial lainnya(Sapriya, 2009: 7). Sedangkan kaitannyadengan is t i lah Pendid ikan IPS menurutMuhammad Numan Somantri (2001:7a)adalah sebagai berikut:

Pendidikan IPS di Indonesia adalah penye-derhanaan d is ip l in i lmu- i lmu sos ia l dansegala sesuatu yang sifatnya sosial yangdiorganisasikan secara i lmiah dan psiko-logis dengan Pancasila dan UUD 1945 se-bagai ni lai sentralnya untuk mencapai tu-juan pendidikan (nasional) khususnya danpembangunan nasional umumnya.

Pendapat tersebut sejalan denganapa yang dikemukakan oleh NationalCouncil for Social Studies (NCSS) (Sapriya,2009: 39) bahwa "Social studies is inte-grated study of the social sciences andh u m a n iti es to p ro m ote civ i c co m pete n ce".Berdasarkan pengertian tersebut dapatdiketahui bahwa cir i khas pelajaran IPSadalah adanya integrasi atau perpaduanberbagai mata pelajaran dengan materiyang bersifat kontekstual agar lebihbermakna bagi siswa dan mampu men-didik siswa menjadi warga negara yangbaik .

Pendid ikan IPS dalam kepustakaanasing d isebut dengan berbagai is t i lahseperti Social Studies, Social Education,Citizenship Education, dan Social ScienceEducation. Sedangkan batasan PIPS diIndonesia adalah program pendid ikanyang memi l ih bahan pendid ikan dar id is ip l in i lmu- i lmu sos ia l dan humani t isyang d iorganisas ikan dan d isa j ikansecara i lmiah dan ps iko logis untuktu juan pendid ikan (Muhammad NumanSomantri , 2001 :79). Penda pat-pendapattersebut dapat d is impulkan bahwapendid ikan IPS d i Indonesia bersumberdar i pengorganisas ian i lmu- i lmu sos ia ldan humani t ies.

Pendidikan IPS untuk t ingkat sekolahbisa diart ikan sebagai: ( l ) PendidikanIPS yang menekankan pada tumbuhnya

uIltP'5

nur lPnrin

/5

Page 5: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

ni lai-ni la i kewarganegaraan, moral ideo-logi negara dan agama; (2) Pendidikan IPSyang menekankan pada is i dan metodeberpikir i lmuan sosial ; (3) pendidikan IPSyang menekankan pada reflective inquiry;dan (4) Pendidikan IPS yang mengambilkebaikan-kebaikan dari butir 1, 2, 3, di atas"(Muhammad Numan Somantri, 2001 : 44).

Groos (Sekar Purbarini Kawuryan,2008: 24) menyatakan bahwa tujuanutama pembelajaran IPS adalah untukmelatih siswa bertanggung jawab se-bagai warga negara yang baik. Hal inisejalan dengan yang dikemukakan olehSapriya (2009: 12) bahwa tujuan pen-didikan IPS di t ingkat sekolah adalahuntuk "mempersiapkan para peserta di-dik sebagai warga negara yang mengu-asai pengetahuan (knowledge), kete-rampilan (skills), sikap dan nilai (attit-udes and values) yang dapat digunakanuntuk memecahkan masalah pribadiatau masalah sosial serta kemampuanmengambil keputusan dan berpart i-sipasi dalam berbagai kegiatan kema-syarakatan agar menjadi warga negarayang baik' i Pendapat-pendapat di atasdapat disimpulkan bahwa PendidikanIPS mempunyai tu juan untuk memben-tuk warga negara yang baik.

l lmu Pengetahuan Sosia l ( lPS) me-rupakan integrasi dari berbagai cabangilmu-i lmu sosial sepert i : sosiologi, se-jarah, geografi, ekonomi, pol i t ik, hu-kum, dan budaya. IPS dirumuskan atasdasar reali tas dan fenomena sosialyang mewujudkan satu pendekataninterdisipl iner dari aspek dan cabang-cabang i lmu-i lmu sosial (sosiologi, seja-rah, geografi, ekonomi, pol i t ik, hukum,dan budaya). IPS atau studi sosial i tu

l5T0RlA, Vol. 2, September 20121

merupakan bagian dari kurikulum seko-lah yang diturunkan dari isi materi ca-bang-cabang i lmu- i lmu sos ia l : sos io log i ,sejarah, geografi, ekonomi, politik, antro-pologi, f i lsafat, dan psikologi sosial.

Program pendidikan IPS merupakanprogram yang mencakup empat di-mensi mel iput i d imensi pengetahuan,d imensi ket rampi lan, d imensi n i la i dansikap serta dimensi t indakan (Sapriya,2OO9: 48). Dimensi tersebut berbeda-beda satu sama lain. Di dalam kegiatanpembelajaran hendaknya dimensi-di-mensi tersebut dapat tercakup dan sa-l ing melengkapi demi tercapainya tu-juan pembelajaran lPS.

Perubahan kurikulum juga berdampakpada mata pelajaran lPS. l lmu Penge-tahuan Sosial merupakan mata pelajaranyang bersumber dari kehidupan sosialmasyarakat yang diseleksi dengan meng-gunakan konsep-konsep i lmu sosial yangdigunakan untuk kepentingan pembe-lajaran (Bali tbang Pusat Kajian KurikulumDepdiknas, 2007:5). Pasal 37 UU No. 20tahun 2003 tentang SISDIKNAS meng-amanatkan bahwa kurikulum pendi-dikan dasar dan menengah wajib me-muat IPS yang merupakan i lmu bumi,sejarah, ekonomi, kesehatan dan seba-gainya, yang dimaksud untuk mengem-bangkan pengetahuan, pemahaman,dan kemampuan analisis peserta didikterhadap kondisi sosial masyarakat(ht tp : / /www. i n herent-d i k t i .net / f i les /sisdiknas.pdf ).

Berdasarkan ketentuan umum struk-tur kurikulum SD/Ml dan SMP/MTssubstansi mata pelajaran IPS merupa-

76

Page 6: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

faktor yang mempengaruhi persepsiseseorang berbeda antara satu denganyang lainnya adalah:

. Faktor intern, antara lain: pera-saan, sikap dan kepribadian indi-vidual, prasangka, keinginan atauharapan, perhatian (fokus), prosesbelajar, keadaan fisik, gangguankejiwaan, nilai dan kebutuhan jugaminat dan motivasi dari individu.

. Faktor ekstern, antara lain: latar be-lakang keluarga, informasi yangdiperoleh, pengetahuan dan kebu-dayaan sekitar intensitas, ukuran,keberlawanaan, pengulangan ge-rakan, hal-hal baru dan familiaratau ketidakasingan suatu objek.

Berdasarkan latar belakang masalahdiatas, maka penelit i mengajukan peru-musan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi guru IPS SMPKabupaten Sleman terhadap IPSterpadu?

2. Adakah perbedaan persepsi guruIPS SMP Kabupaten Sleman ter-hadap IPS terpadu ditinjau ber-dasar tingkat pendidikan?

Berdasarkan latar belakang masalahdan rumusan masalah di atas, makatujuan penelit ian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsiguru IPS SMP Kabupaten Slemanterhadap IPS terpadu.

2. Untuk mengetahui adanya per-bedaan persepsi guru IPS SMP

lST0RlA, Vol. 2, September 20121

Kabupaten Sleman terhadap IPSterpadu ditinjau berdasar tingkatpendidikan.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yangdiajukan, dil ihat dari sifat dan tujuan-nya penelit ian ini termasuk penelit iandeskriptif eksploratif, karena hanya be-rtujuan menggambarkan keadaan ataufenomena yang terjadi di lapangan. Des-kriptif eksploratif dalam penelit ian iniyaitu menggambarkan persepsi guru IPSSMP Kabupaten Sleman terhadap IPSterpadu. Metode yang digunakan da-lam penelit ian ini adalah metode kuan-titatif karena data yang terkumpul ber-wujud angka-angka dan diolah denganmenggunakan analisis statistic denganbantuan program SPSS 17 forwindows.

Penelit ian ini dilakukan di SMP yangterletak di Kabupaten Sleman dengansubjek penelit ian guru IPS SMP da-lam lingkup Dinas Pendidikan. Pene-lit ian dilakukan pada bulan Juli sam-pai dengan bulan September 2Q12.Populasi dalam penel i t ian in i adalahseluruh guru IPS SMP Kabupaten Sle-man yang termasuk dalam lingkup DinasPendidikan Kabupaten Sleman. Berda-sarkan data dari Dinas Pendidikan Kabu-paten Sleman, guru IPS SMP berjumlah239 orang. Penelit ian ini mengambilsampef sebanyak 20o/o daritotal populasiyaitu sebanyak 48 guru yang diambildengan teknik random sampling. Pe-ngumpulan data penelit ian dilakukandengan angket yang berisi seperangkatpertanyaan atau pernyataan yang

7B

Page 7: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

guru t idak bersungguh-sungguh da-lam mengajar, yang tentunya hal inidapat menghambat jalannya prosespembelajaran di kelas. Jika proses pem-belajaran t idak optimal maka kuali tass iswa juga menjadi t idak baik dan dapatmenghambat pencapaian tu juan pen-d id ikan nasional .

Persepsi guru yang t idak baik ter-hadap IPS terpadu dapat disebabkanoleh kurangnya pemahaman terhadaphakikat IPS terpadu, kurangnya pema-haman tu juan pembela jaran lP5, danjuga kurangnya sosial isasi dari peme-rintah mengenai IPS terpadu. Padahalseharusnya pemerintah dapat berperanaktif dan menjadi motor penyuksesankegiatan pendidikan dalam upaya men-capai tu juan pendid ikan nasional .

IPS yang d ipandang sebagai matapelajaran yang merupakan gabungandari berbagai bidang studi geografi, eko-nomi, sejarah, dan sosiologi belum dite-r ima sebagai mata pelajaran yang sifat-nya terpadu. Guru IPS masih terd i r i dar iguru berbagai b idang studiyang berd i r isendi r i -sendi r i , yang sesuai dengan la-tar belakang pendidikan yang merekami l ik iya i tu guru geograf i , guru ekonomi,guru se jarah, dan guru sos io log i bukanguru lPS. Sehingga guru pun belummemahami hak ikat IPS yang seharusnyaatau yang biasa disebut sebagai IPSterpadu, yang menyebabkan t idak baik-nya persepsi terhadap IPS terpadu.

Dalam mel ihat persepsi guru terhadapIPS terpadu, dikategorikan menjadi 8

|SIOR|A, Vol. 2, September )0121

ind ikator yang mel iput i : pemahamanke-lPS-an, pendekatan pembelajaranlPS, kebijakan IPS terpadu, pelaksanaanpembelajaran IPS terpadu, perangkatpembelajaran, materi, part isipasi siswa,dan evaluas i . Dar i kedelapan ind ikatortersebut yang memil iki skor tert inggiadalah pada ind ikator pemahaman ke-IPS-an dan skor terendah pada indikatorpera ngkat pembelajaran.

Hal in i menunjukkan bahwa gurumemi l ik i pemahaman terhadap IPS ter-padu dengan baik namun perangkatpembela jaran yang d igunakan belumdisusun dalam keterpaduan sebagai -mana pembelajaran IPS seharusnya. Gurubelum memil iki ketrampilan menyusunperangkat pembelajaran seperti silabus,RPB dan bahan a jar lmoduldalam bentukIPS terpadu karena pada kenyataannyamasih mengajar secara monodis ip l inerdalam bidang studi geografi, sejarah,ekonomi, dan sos io log i .

Berdasarkan hal tersebut perlu ki-ranya guru meningkatkan kemampu-annya dalam menyusun perangkatpembelajaran IPS terpadu yang dapatd i tempuh dengan ser ing mengikut ipelatihan-pelatihan IPS terpadu atau-pun mengikut i seminar dan workshopmengenai IPS terpadu. Sela in i tu d ibu-tuhkan pula semangat dan kemauanyang t inggi dar i guru untuk melakukanpembaharuan dalam pembela jarannyakarena pembelajaran IPS terpadu me-rupakan hal yang tergolong baru bagipembelajaran IPS di sekolah yang selamain i d i lakukan secara monodis ip l iner .

BO

Page 8: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

I Anik Widiastuti & Satriyo Wibowo

2. PersepsiGuru IPS SMP KabupatenSleman terhadap IPS TerpaduDitinjau Berdasar Tingkat Pendidikan

Untuk memperoleh data tentang per-sepsi guru IPS SMP Kabupaten Slemanterhadap IPS terpadu dit injau berdasart ingkat pendid ikan d i lakukan dengananalisis crosstabs atau tabulasi si langyang dapat di l ihat pada tabel di bawahin i .

IPS terpadu termasuk dalam kategorit idak baik , untuk guru berpendid ikanterakhir diploma 3 (D3)terdapat 3 orangguru yang memil iki persepsi terhadapIPS terpadu dalam kategori cukup baik.Bagi guru berpendidikan tert inggi ataumagister (S2) terdapat 1 guru (2,08o/o)yang memil iki persepsi terhadap IPSterpadu dalam kategori baik. Melihathasil analisis crosstabs di atas, dapat

Tabel 2. Persepsi Guru Terhadap IPSIerpadu Berdasar Tingkat Pendidikan

nna]-

1ira

Berdasarkan tabel 2 yang dianalisisdengan perhitungan persentase secaratotal dari seluruh responden, dapat di-ketahui bahwa sebagian besar guru IPSSMP Kabupaten Sleman berpendidikanterakhi r sar jana (S1 ) , dan d idominasi o lehguru yang memil iki persepsi terhadapIPS terpadu dalam kategori t idak baikyaitu sebanyak 21 guru atau 43,75o/o.Sedangkan untuk guru berpendid ikandip loma satu (Dl ) terdapat 1 orangguru (2,080/o) dengan persepsi terhadap

disimpulkan bahwa mayoritas gurumemil iki persepsi terhadap IPS terpadudalam kategori t idak baik j ika dit injauberdasar t ingkat pendidikan.

Untuk mengetahui ada t idaknya per-bedaan persepsi terhadap IPS terpaduantara guru berpendidikan terakhir di-ploma, sarjana, dan magister berdasaranalisis statist ik, di lakukan uj i beda de-ngan Chi Square yang hasilnya dapatd i l ihat da lam tabel 3 .

B1

Tingkatpendidikan

PerseDsi JumlahBaik Cukun baik Tidak baik

F o F o/o F o/o F o/o

DI 0 0.00 0 0.00 I 2.08 I 2.48D3 0 0.00 .1 6.25 0 0.00 a-) 6.2sSI 6 r2,51 t6 33,33 2I 43.75 43 89.59S2 I 2.08 0 0.00 TJ 0.00 I 2.08Jumlah 14.59 t9 39.58 22 45,83 48 100,0

Sumber: Data Primeryang Diolah, 2012

Page 9: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

Tabel 3. Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)rearson Chi-Square

-ikelihood Ratio

-inear- by- Linear Association

\ of Valid Cases

11.775'11j29

92048

A

1

.067

.084- J J /

l5T0R|A, Vol. 2, September 2012 |

a. I cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expectedcount is .15.

Dari hasi l analisis Chi Square di atas,perhitungan uj i beda signif ikansi diper-oleh ni lai signif ikansi sebesar 0,067.Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilaisignif ikansi yang diperoleh lebih besardari ni lai signif ikansi yang telah dite-tapkan sebesar 0,05 maka Ho diterimadan Ha d i to lak sehingga dapat d is im-pulkan t idak ada perbedaan persepsiguru berpendid ikan terakhi r d ip loma,sarjana, dan magister terhadap IPS ter-padu. Perbedaan yang terlihat pada tabel2 t idak terlalu signif ikan sehingga t idakdianggap berart i , atau dapat dikatakanbahwa t idak terdapat perbedaanpersepsi guru terhadap IPS terpadudit injau berdasar t ingkat pendidikan.

Hasil analisis chi square yang me-nunjukkan bahwa t idak terdapat per-bedaan persepsi guru dit injau berdasart ingkat pendidikan atau dapat dika-takan bahwa t ingkat pendidikan t idakberpengaruh pada persepsi guru ter-hadap IPS terpadu. Tingkat pendidikanyang berbeda-beda mulai dari D1, D3,

S1, dan 52 ternyata t idak memberikandampak pada persepsi guru. Hal in idimungkinkan karena latar belakang pen-didikan yang dimil iki guru memang bu-kan berasal dari IPS terpadu, melainkanguru bidang studi geografi, sejarah, eko-nomi, dan sosiologi sehingga persepsimereka terhadap lP5 terpadu masih da-pat dikategorikan sama.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan yang telah diuraikan di atasdapat ditarik kesimpulan sebagai be-rikut:

1. Persepsi guru IPS 5MP KabupatenSleman terhadap IPS terpadu ter-masuk dalam kategori t idak baik.Hal in i d i tun jukkan dalam hasi lpeneli t ian yang menyatakan bah-wa 45,84o/o dari responden memi-l iki persepsi t idak baik.

2. Tidak terdapat perbedaan per-sepsi guru IPS SMP Kabupaten

82

Page 10: DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA Zulkarnain ldrus

I AnikWidiastuti & Satriyo Wibowo

Sleman terhadap IPS terpadu an-tara guru yang memil iki t ingkatpendid ikan terakhi r D1, D3, S1dan 52.

Dalam rangka memberikan alter-natif pemecahan terhadap per-sepsi guru terhadap IPS terpaduterdapat beberapa halyang perlud i lakukan antara la in :

Guru IPS SMP yang memil iki per-sepsi t idak baik terhadap IPS ter-padu harus dapat mengubah per-sepsinya menjadi lebih baik agardalam menjalankan kewajibannyasebagai guru t idak terhambat.

Guru IPS SMP harus memi l ik i ke-yakinan dan berpikiran posit i f ter-hadap kebijakan IPS terpadu, wa-laupun guru d i tuntut untuk dapatmengajar IPS secara terpadu dant idak sesuai dengan b idang i lmuyang d imi l ik inya.

DAFTAR PUSTAKA

Dion Eprijum Ginanto. (2006). Perjalanankurikulu m di I ndonesia. http://www.scri bd.co m / doc/ 1 507 2980 / P erja-l a na n -Ku r i ku l u m-D i - l ndones ia .d iunduh pada 11 Februar i 2010.Puku l 8 .17 WIB

Departemen Pendidikan Nasional. (2003).UU Sisdiknas. http://www. inhe-rent-d i k t i .net / f i I es/s i sd i kna s .pdf .Diunduh pada tanggal 18 Juni 2011,Pukul 8.27 WlB.

Bi mo Wa I g i to. (1 997). Pe n g a nta r Psi ko I og iU m u m. Yogyakarta: And i Offset

MiftahThoha. (1 996). Perilaku organisasi,Konsep Dasar dan Aplikasinya. Ja-karta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhammad Numan Somantr i . (2001) .Menggagas pembaharuan pendidi-kan lPS. Bandung: Remaja Rosda-karya.

Sapriya. (2009). Pendidikan lPS. konsepdan pembelajaran. Bandung: RemajaRosda karya.

Sekar Purbarini Kawuryan. (Mei 2008)."Pentingnya pendidikan IPS di Seko-lah Dasar sebagai kerangka dasarnation and character building' idalam Dinamika Pendidikan. Majalohllmu Pendidikan, 1 ,21-33.

4.

5.

"l-

tse-

ener-rik.rs i lah-mi-

)er-rt€l"l

B3

;l

fl