60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STRATEGI PEMB PADA KELAS AKS T FAKULTAS UN BELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH SELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATHUL JANAH K8408059 S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NIVERSITAS SEBELAS MERET SURAKARTA JULI 2012 H GURU ANYAR N

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

  • Upload
    dodung

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU

PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

SITI FATHUL JANAH

K8408059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MERET

SURAKARTA

JULI 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU

PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

SITI FATHUL JANAH

K8408059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MERET

SURAKARTA

JULI 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU

PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

SITI FATHUL JANAH

K8408059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MERET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU

PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

SITI FATHUL JANAH

K8408059

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MERET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Siti Fathul Janah. K8408059. STRATEGI PEMBELAJARAN YANGDIGUNAKAN OLEH GURU PADA KELAS AKDELERASI DI SMPNEGERI 1 KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapioleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di SMP Negeri 1Karanganyar, (2) mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan oleh gurudalam proses pembelajaran, (3) mengetahui alasan guru memilih menggunakanstrategi pembelajaran tersebut.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studikasus. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primeradalah data verbal yang diperoleh langsung dari wawancara dengan informanyang terdiri dari guru, siswa, waka kurikulum, ketua program akselerasi, danobservasi proses pembelajaran di kelas akselerasi. Data sekunder yaitu dokumenatau arsip mengenai kurikulum akselerasi. Teknik Sampling diambil melaluiteknik Purposive dengan Snowball Sampling. Teknik pengumpulan data denganwawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Uji validitas datamenggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik Analisis datamodel interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut: reduksi data, penyajiandata, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Simpulan hasil penelitian yaitu: (1) Persoalan yang dihadapi oleh gurudalam proses pembelajaran yaitu guru menghadapi beberapa siswa yang masihkekanak-kanakan, kurang mandiri atau masih bergantung pada temannya, danwaktu penyelesaian semua materi pembelajaran yang dipercepat, (2) Strategi yangdigunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu strategi pembelajaranpemecahan masalah dengan metode debat, strategi pembelajaran kooperatifdengan metode simulasi, dan strategi pembelajaran kooperatif dengan metodediskusi kelompok dilanjutkan presentasi, (3) Alasan para guru menggunakanstrategi tersebut dikarenakan untuk strategi tersebut dapat melatih siswa akselerasimenjadi lebih mandiri dan mampu berfikir secara kritis serta untuk mensiasatiwaktu pembelajaran program akselerasi yang dipercepat, selain itu karena mediapembelajaran yang digunakan cukup sederhana.

Kata kunci: Strategi pembelajaran, kelas akselerasi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Kau bisa menjadi apa pun yang kau inginkan, jika keyakinanmu cukup besar dan

tindakanmu sesuai dengan keyakinanmu, karena apa pun yang bisa diciptakan dan

diyakini oleh pikiran, hal itu bisa dicapai”.

(Napoleon Hill : penulis terlaris buku Think and grow rich)

“Segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, hasilnya pasti akan

lebih indah dan mengesankan”. (Penulis)

“Sejarah telah memperlihatkan bahwa pemenang yang paling mengesankan

biasanya menghadapi rintangan paling memilukan sebelum mencapai

kemenangan. Mereka menang karena tidak mau dibuat patah semangat oleh

kekalahan”.

(B.C Forbes : Pendiri majalah Forbes)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Persembahan karya ini sebagai wujud bakti, cinta,

dan terima kasih kepada:

Alloh SWT yang telah melimpahkan rizki dan

hidayah-Nya

Ayahanda Moh. Ikhsan Waris Santoso dan Ibu

Sujiati yang tiada lelah mencurahkan kasih

sayang serta doa di setiap hembusan nafas.

Kakak-kakak tersayang yang telah memberi

kasih sayang dan warna dalam hidupku.

Seseorang tercinta yang selalu menemani

hidupku.

Teman-teman Sos-Ant’08

Almamater

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi

kenikmatandan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH

GURU PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan serta Pembantu Dekan I,

II, dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2. Drs. H Saiful Bachri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

3. Drs. H MH. Sukarno, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Dra. Hj. Siti Rochani, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dalam penulisan skripsi ini

5. Siany Indria L. S.Ant M.Hum, Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran

memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Slamet Subagya, M.Pd, Pembimbing Akademik, serta Bapak dan ibu

Dosen Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, Siswa, dan seluruh karyawan SMP

Negeri 1 Karanganyar yang telah membantu kelancaran pelaksanaan

penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak, sangat penulis harapkan demi

perbaikan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan serta bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terimakasih.

Surakarta, 19 Juli 2012

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

PERNYATAAN............................................................................................... ii

PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................................. iii

PERSETUJUAN .............................................................................................. iv

PENGESAHAN ............................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

MOTTO............................................................................................................ viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR...................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan........................... 8

1. Kajian Teori............................................................................ 8

a. Kajian Tentang Strategi Pembelajaran............................ 8

b. Kajian Tentang Guru....................................................... 23

c. Kajian Tentang Program Akselerasi ............................... 32

d. Guru Dalam Strategi Pembelajaran Kelas Akselerasi..... 44

2. Hasil Penelitian yang relevan................................................. 46

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 46

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 48

B. Bentuk dan Strategi Penelitian.................................................... 50

C. Data dan Sumber Data ................................................................ 52

D. Teknik Pengambilan Informan.................................................... 54

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 55

F. Uji Validitas Data........................................................................ 56

G. Analisis Data ............................................................................... 58

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 62

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian.............................................. 62

B. Deskripsi Temuan Penelitian ...................................................... 68

1. Persoalan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran

di kelas akselerasi ................................................................ 68

2. Strategi yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran di kelas akselerasi .......................................... 77

3. Alasan guru menggunakan strategi pembelajaran

tersebut ............................................................................... 91

C. Pembahasan................................................................................. 97

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.......................................... 102

A. Simpulan ..................................................................................... 102

B. Implikasi...................................................................................... 103

C. Saran............................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 107

LAMPIRAN..................................................................................................... 110

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Perbandingan nilai rata-rata ujian nasional sekolah tersebut

dengan nilai rata-rata tingkat nasional tahun 2010/2011……...................... 5

2. Tabel 2. Jadwal kegiatan penelitian............................................................. 49

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar.1 : Interaksi media kegiatan belajar dan bentuk pembelajaran.... 13

2. Gambar.2 : Kerangka Pemikiran............................................................... 47

3. Gambar.3 : Model Analisis Data Model Interaktif ................................... 60

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian (interview guide dan observasi) ............................. 110

2. Catatan Lapangan (Fieldnote)................................................................... 115

3. Kalender akademik program akselerasi .................................................... 149

4. Jadwal pelajaran program kelas VII akselerasi………………………….. 154

5. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 155

6. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi................................................ 158

7. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS .......................................................... 159

8. Surat Permohonan Izin Research .............................................................. 160

9. Surat Keterangan Ijin Penelitian .............................................................. 161

10. Surat Keterangan Melakukan Penelitian.................................................... 162

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya mewujudkan cita-cita pembangunan nasional salah satunya adalah

menempatkan sektor pendidikan pada posisi dan peran yang sangat strategis

dalam pembangunan. Namun, pendidikan di negara kita belum ditempatkan pada

posisi yang sewajarnya. Kondisi seperti ini dapat dilihat dalam berbagai segi, di

antaranya sistem sekolah masih terlalu panjang yang masing-masing memakan

waktu yang cukup lama, diskriminatif, pelayanan yang masih di bawah rata-rata,

bahkan sampai kepada masalah kurang memberikan masa depan yang lebih baik

bagi peserta didik dan pengguna jasa pendidikan.

Di Indonesia, mutu pendidikan yang rendah akan membawa

permasalahan yang krusial pada sumber daya manusia (SDM). Secara nasional

Isjoni dan Firdaus (2007) menginformasikan data bahwa, “BPS Susenas (2003)

menunjukkan bukti sebanyak 83,18% lulusan Perguruan Tinggi (PT) Indonesia

bekerja sebagai buruh atau karyawan. Kemudian data dari Dikti (2005)

menunjukkan prosentase pengagguran terbuka lulusan Perguruan Tinggi

Indonesia untuk Diploma dan Sarjana, masing-masing 3,15% dan 3,61%.

Kemudian data dari IMD (2005) menyatakan bahwa pada tataran global,

kemampuan Indonesia bersaing di antara 60 negara adalah pada peringkat 59 di

atas Venezuela”(hlm.57).

Rendahnya mutu pendidikan di negara kita yang berdampak pada

rendahnya mutu SDM tersebut, dalam menghadapi globalisasi beserta dampak

yang ditimbulkan dari globalisasi itu sendiri dapat dikatakan menjadi suatu

tantangan yang cukup berat. Globalisasi pada umumnya ditandai dengan adanya

kemajuan di segala bidang terutama di bidang teknologi. Keadaan seperti ini

memaksa manusia untuk melakukan reevaluasi dan revolusi di bidang pendidikan

agar tidak terjadi ketertinggalan pendidikan dari negara-negara lain, pada akhirnya

akan berdampak pada lemahnya sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan

untuk mampu bersaing dan mampu menghadapi tantangan global.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Salah satu strategi peningkatan kualitas SDM yang dilakukan ialah

dengan upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta

didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Di dalam Undang-

undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4,

yaitu “bahwa warga Negara yang memiliki kercerdasan dan bakat istimewa

berhak memperoleh pendidikan khusus”. Hal senada juga dinyatakan dalam

Undang-undang No.2 Tahun 1989 Pasal 24 ayat 1 dan 6 yang dimuat pada SMPN

1 Karanganyar (2012) pada info sekolah berbunyi bahwa, “Setiap peserta didik

berhak mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya

dan berhak menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang

ditentukan”.

Sekolah yang memungkinkan adanya pemberian pelayanan pendidikan

bagi peserta didik berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa adalah sekolah-

sekolah yang sudah bartaraf nasional (SSN) atau sekolah yang merintis

pendidikan bertaraf internasional (RSBI). Pelayanan pendidikan khusus untuk

peserta didik berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa yaitu salah satunya dalam

bentuk program akselerasi. Pada program akselerasi ini siswa diperbolehkan naik

kelas secara meloncat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu

lebih singkat. Pada program akselerasi ini, lama pendidikan SD dapat dipersingkat

menjadi lima tahun, SMP menjadi dua tahun, demikian pula SMA/SMK hanya

dua tahun.

Siswa yang harus mendapat perhatian khusus dalam pemberian

pelayanan pendidikan ialah mereka yang memiliki potensi kecerdasan jauh

dibawah normal (memiliki skor IQ dibawah 90) dan mereka yang memiliki

potensi kecerdasan jauh di atas normal (memiliki skor IQ di atas 125)

(Tirtonegoro, 2001:25). Mereka yang memiliki potensi kecerdasan jauh di bawah

normal biasa disebut dengan anak abnormal, sedangkan mereka yang memiliki

potensi kecerdasan di atas normal biasa disebut dengan anak supernormal. Anak

supernormal cenderung lebih cepat menguasai materi pelajaran yang diberikan

disekolah. Maka cara penanganan anak supernormal ialah dengan program

akselerasi.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Jumlah sekolah yang menyelenggarakan program akselerasi di Negara

Indonesia dapat dikatakan masih tergolong sedikit bila dibandingkan dengan

jumlah keseluruhan sekolah yang ada. Dibawah ini dapat kita lihat jumlah anak

cerdas dan jumlah sekolah penyelenggara program akselerasi di Indonesia, pada

mengenal program akselerasi menurut Aning Wulandari (2010) menunjukkan

bahwa :

“…sekitar 9551 anak cerdas intelektual dan berbakat istimewa yangdapat mengikuti program akselerasi. Dari 260.471 sekolah, baru 311sekolah yang memiliki program layanan bagi anak cerdas intelektual danberbakat istimewa. Dari 42.756 madrasah, baru 7 madrasah yangmenyelenggarakan program akselerasi”.

Dari data di atas menunjukkan bahwa program kelas akselerasi bagi anak

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat intelektual penting dan perlu untuk

diselenggarakan. SMP Negeri 1 Karanganyar merupakan Sekolah Menengah

Pertama yang pertama kali menyelenggarakan program akselerasi untuk tingkat

SLTP di daerah Karanganyar sejak tahun 2006. Selain terkenal karena para

gurunya yang profesional juga prestasi para siswa disekolah tersebut juga sangat

membanggakan. Pada website SMP N 1 Karanganyar (2012) pada prestasi

kelulusan ditunjukkan tabel perbandingan nilai rata-rata UAN sekolah tersebut

dengan nilai rata-rata tingkat nasional pada tahun pelajaran 2010/2011, hasilnya

membuktikan nilai rata-rata ujian nasional SMP Negeri 1 Karanganyar jauh lebih

tinggi dari nilai rata-rata tingkat nasional untuk semua mata pelajaran yang

diujikan pada UAN yaitu dengan perincian sebagai berikut:

MATAPELAJARAN

SMP NEGERI 1KRA

NASIONAL KET.

Bahasa Indonesia 8.60 7.12 Lebih Tinggi

Bahasa Inggris 8.78 7.52 Lebih Tinggi

Matematika 9.05 7.30 Lebih Tinggi

IPA 9.26 7.42 Lebih Tinggi

JUMLAH 35.69 29.36 Lebih Tinggi

Rata-rata 8.92 7.34 Lebih Tinggi

Tabel 1 : Perbandingan nilai rata-rata ujian nasional sekolah tersebutdengan nilai rata-rata tingkat nasional tahun 2010/2011.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Prestasi yang membanggakan juga dapat kita lihat pada koran Suara

Merdeka (Senin, 25 Juni 2007), dikabarkan bahwa pada UAN tahun 2007 terdapat

104 siswa memperoleh nilai 10 dan 4 siswa dari kelas akselerasi meraih nilai

terbaik se-Kabupaten Karanganyar yakni 29,6. Tidak hanya siswa akselerasi saja

yang menonjol dalam prestasi, namun siswa reguler juga tidak mau kalah. Hal ini

dibuktikan dari perolehan juara dalam berbagai perlombaan. Antara lain seperti

perolehan juara II tingkat Nasional dalam perlombaan Olimpiade sains RSBI pada

tahun 2011, kemudian juara I Tingkat Nasional untuk perlombaan renang pada

tahun 2009, juara II Tingkat Nasional untuk perlombaan Tae Kwon Do pada tahun

2010, dan lain sebagainya. Dimuat dalam SMP N 1 Karanganyar (2012) pada

prestasi sekolah.

Harapan pemerintah dari adanya program akselerasi itu sendiri tidak lain

ialah memberikan pelayanan bagi para siswa yang memiliki bakat dan kecerdasan

tinggi untuk dapat menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dari yang

ditentukan dan mampu berfikir komprehensif, optimal, serta kreatif. Selain itu,

tujuan dari adanya program akselerasi ialah “Untuk mengembangkan seluruh

potensi yang dimiliki seorang anak agar dapat mencapai prestasi seoptimal

mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik dan anak didik serta

dapat berfaedah bagi masyarakat dan negara” (Tirtonegoro, 2001:102).

Namun pada kenyataannya, penyelenggaraan akselerasi dewasa ini

belum berjalan sesuai dengan harapan pemerintah, baik dari manajemen, sistem

penerimaan siswa (rekrutmen siswa), proses pembelajaran maupun output yang

dihasilkan. Dimuat dalam LKAS (2010) pada strategi manajemen pembelajaran

program akselerasi SMP swasta harapan 2 Medan, menyatakan bahwa:

Dari beberapa kali grand tour yang dilakukan, terlihat beberapa gejala-gejala umum antara lain:1. Sistem pembelajaran belum sepenuhnya mengacu pada sistem

akselerasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.2. Penyelenggaraan manajemen pembelajaran belum sepenuhnya

berlangsung secara efektif dan efisien;3. Penyediaan guru khusus kelas akselerasi belum sepenuhnya

terpenuhi.

Dari gejala-gejala umum yang muncul dalam penyelenggaraan program

akselerasi di atas merupakan suatu permasalahan dalam dunia pendidikan. Perlu

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan program tersebut mulai dari sistem

pembelajaran, penyelenggaraan manajemen pembelajaran serta penyediaan guru

khusus kelas akselerasi. Hal tersebut perlu diperhatikan karena mengingat sistem

pembelajaran di kelas akselerasi kondisinya sudah pasti jauh berbeda dari kelas

reguler umumnya. Dengan kondisi siswa pada kelas akselerasi ialah siswa yang

memiliki potensi kecerdasan di atas normal, maka perlu adanya kesesuian antara

siswa yang dihadapi dengan strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan

dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran juga tidak dapat

disamakan dengan cara mengajar di kelas-kelas lainnya (reguler). Perlu adanya

strategi pembelajaran yang khusus untuk diterapkan guru dalam proses

mengajarnya agar penyelenggaraan pembelajaran pada kelas program akselerasi

dapat terwujud sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan.

Dari permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melihat

bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru serta persoalan-

persoalan yang dihadapi ketika proses pembelajaran dilakukan, dan alasan para

guru akselerasi memilih menggunakan strategi pembelajaran tersebut ketika

mengajar dikelas akselerasi. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Strategi Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru

Pada Kelas Akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar, Tahun Pelajaran

2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja persoalan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran pada kelas

akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran pada

kelas akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Mengapa guru menggunakan strategi tersebut dalam mengajar kelas

akselerasi di SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja persoalan yang dihadapi guru dalam proses

pembelajaran pada kelas akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran pada kelas akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui alasan mengapa guru menggunakan strategi tersebut

dalam mengajar kelas akselerasi di SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat PenelitianSetelah berbagai masalah yang dirumuskan di atas diperoleh jawabannya,

maka diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan

tentang strategi pembelajaran khususnya pada kelas akselerasi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pokok acuan

mata kuliah Strategi Belajar Mengajar di FKIP.

c. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai masukan atau

pedoman bagi penelitian lebih lanjut yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat dijadikan acuan untuk menerapkan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan kelas yang

diampunya.

b. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan bahan pertimbangan untuk

memperbaiki kualitas pelaksanaan pembelajaran pada program kelas

akselerasi.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Bagi masyarakat, diharapkan mampu memberikan informasi bagi

masyarakat terkait dengan kualitas pembelajaran kelas akselerasi

yang diselenggarakan di sekolah tersebut.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Kajian Tentang Strategi Pembelajaran

Kata strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau Strategus.

Strategos berarti jenderal atau berarti pula perwira negara (state officer). Jenderal

yang bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan

pasukannya untuk mencapai kemenangan. Berhubungan dengan strategi, Sumantri

dan Permana (mengutip simpulan J.Salusu, 1996) merumuskan bahwa, “Strategi

sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai

sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang

paling menguntungkan” (2001: 35).

Pendapat lain dikemukakan oleh Hamdani (2011) (mengutip simpulan

Joni, 1983) bahwa, “Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran” (hlm.18). Strategi memiliki arti yang berbeda dengan taktik.

Strategi dalam dunia kemiliteran berkaitan dengan perang, yaitu suatu cara yang

paling efektif untuk memperoleh kemenangan dalam perang, sedangkan taktik

berhubungan dengan pertempuran yang harus dilakukan untuk melaksanakan

peperangan itu. Dengan demikian dikatakan bahwa strategi adalah ilmu

peperangan, dan taktik adalah ilmu pertempuran. Pengertian tersebut kemudian

diterapkan dalam dunia pendidikan (W.Gulo, 2002:1).

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001) menyatakan bahwa,

“Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagai

situasi, termasuk untuk situasi pendidikan”. (hlm.35-36). Strategi kini sudah

berkembang menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Strategi

diartikan sebagai a plan of operation achieving something, artinya rencana

kegiatan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan metode diartikan sebagai a way in

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

achieving something, artinya cara untuk mencapai sesuatu. Metode pengajaran

termasuk dalam perencanaan kegiatan atau strategi. (W.Gulo, 2002:3)

Apabila dihubungkan dengan proses pembelajaran, maka Gerlach dan

Ely dalam Hamdani (2011) menyatakan bahwa, “Strategi pembelajaran adalah

cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan

pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman belajar kepada siswa” (hlm.19). Pendapat lain

dikemukakan oleh Nasution (1999) menyatakan bahwa, “Strategi mengajar adalah

pendekatan umum dan tidak begitu terinci dan bervariasi dibanding kegiatan

belajar siswa seperti yang dicantumkan dalam rencana instruksional atau

persiapan satuan pelajaran” (hlm.79).

Masih berhubungan dengan definisi strategi pembelajaran, Suradji (2008)

juga mengemukakan bahwa, “Strategi pembelajaran berhubungan dengan

pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dan efisien dalam

memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan

instruksional yang ditetapkan” (hlm.1). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Wena

(mengutip simpulan Reigeluth, 1983 dan Dengeng, 1989) bahwa, “Strategi

pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil

pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda” (2009: 5).

Pendapat lain dikemukakan oleh Prawiladilaga (2008) menyatakan

bahwa, “Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang

dalam menentukan teknik penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur

isi pembelajaran, serta interaksi antara pelajar dan peserta didik” (hlm.37). Begitu

pula pernyataan Riyanto (mengutip Hamalik, 2000) bahwa, “Strategi

pembelajaran adalah metode dan prosedur yang ditempuh oleh siswa dan guru

dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan

materi pengajaran tertentu dan dengan bantuan unsur penunjang tertentu pula”.

(2009:134).

Dari uraian tentang pengertian-pengertian strategi pembelajaran di atas,

dengan kata lain strategi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya

dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu seni dan ilmu mengenai siasat

guru untuk membawakan pengajaran di kelas serta mengoptimalkan interaksi

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

antara peserta didik dengan komponen-komponen lain secara konsisten, dalam

upaya untuk menghidupkan suasana pembelajaran dan merupakan salah satu

upaya yang dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah direncanakan

dalam proses pembelajaran itu dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan

demikian strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan seperangkat kegiatan

menentukan prosedur pembelajaran yaitu meliputi penentuan pendekatan,

pemilihan metode, serta pemilihan teknik pembelajaran. Berikut dibawah ini akan

dijelaskan perbedaan pengertiannya masing-masing.

“Pendekatan pembelajaran merupakan seperangkat asumsi yang

berkenaan dengan hakikat pembelajaran” (Madjid, 2006:132). Suatu pendekatan

yang diterapkan dalam pembelajaran tidak hanya sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga sesuai dengan perkembangan dalam

psikologi belajar sistemik, dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologi behavioristik

dan humanistik, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri (Hamalik, 2001).

“Metode pembelajaran yaitu suatu rencana kegiatan menyeluruh tentang

bagaimana penyajian materi ajar secara sistematis atau teratur dan berdasarkan

pendekatan yang telah ditentukan” (Madjid, 2006:132). Ada beberapa metode

pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas antara lain : metode ceramah,

metode tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode debat, metode kisah,

metode perumpamaan atau simulasi, metode pemahaman dan penalaran, metode

suri teladan, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode praktik, metode

karyawisata, dan metode pemberian ampunan dan bimbingan.

“Teknik pembelajaran adalah suatu kegiatan spesifik yang diwujudkan

nyata dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan metode yang dirumuskan dan

pendekatan yang dipilih” (Madjid, 2006:132). Teknik pembelajaran menurut

Madjid dibagi menjadi tiga, yaitu: pertama, teknik pembelajaran yang berorientasi

pada pengembangan kecakapan kognitif, misalnya : teknik mnemonic yaitu

menghafal bagian-bagian awal huruf atau suku kata dari beberapa hal yang

hendak dihafalkan. Kedua, teknik pembelajaran yang berorientasi pada

pengembangan kecakapan psikomotor, misalnya : teknik drill and practice yaitu

mempraktekkan materi yang sedang diajarkan, kemudian yang ketiga yaitu teknik

pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afektif), misalnya : teknik indoktrinasi,

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

teknik moral reasoning, teknik meramalkan konsekuensi, teknik klarifikasi, dan

teknik internalisasi (2006).

Sehingga dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan

pembelajaran bersifat aksiomatis, metode pembelajaran bersifat prosedural, dan

teknik pembelajaran bersifat operasional. Pendekatan pembelajaran bersifat

aksiomatis mengandung arti bahwa suatu pendekatan pembelajaran dapat diterima

sebagai kebenaran dan tanpa harus ada pembuktian yang menyatakan pendirian,

filosofis dan keyakinan yang berkaitan dengan asumsi. Pendekatan pembelajaran

masih ada pada angan-angan dan menjadi suatu kerangka pemikiran.

Komponen strategi pembelajaran lainnya yaitu metode pembelajaran,

komponen ini bersifat prosedural yaitu masih berupa susunan proses yang

memiliki pola kerja tetap dan teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama

lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan dalam melaksanakan dan

memudahkan kegiatan. Sedangkan teknik pembelajaran dikatakan lebih bersifat

operasional karena pada teknik ini akan terlihat suatu penerapan dalam

mewujudkan apa yang masih menjadi kerangka pemikiran guru. Sehingga di

dalam strategi pembelajaran, antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

tidak dapat dilepaskan. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan

dengan strategi pembelajaran, antara lain meliputi: variabel strategi pembelajaran,

jenis-jenis dan klasifikasi strategi pembelajaran, serta bagaimana cara melakukan

pemilihan strategi pembelajaran.

1) Variabel Strategi Pembelajaran

Sebelum mengajar, seorang pengajar hendaknya melakukan beberapa

perencanaan. Di mana setiap melakukan perencanaan pembelajaran akan

melibatkan beberapa komponen pembelajaran. Salah satu komponen dalam

pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran, yaitu merupakan komponen

yang sangat penting dalam pembelajaran, karena pada strategi pembelajaran inilah

yang nantinya akan membawa kemana arah pembelajaran dilakukan. Di dalam

strategi pembelajaran terdapat beberapa variabel. Variabel strategi pembelajaran

menurut Wena diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu strategi pengorganisasian,

strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan (2009). Berikut di bawah ini

adalah rincian mengenai variabel-variabel dalam strategi pembelajaran.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Strategi pengorganisasian (organizational strategy) merupakan cara

menata ulang isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungn dengan tindakan

pemilihan isi atau materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan

sejenisnya. Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilih menjadi dua,

yaitu strategi mikro dan strategi makro. Menurut Wena (mengutip simpulan

Reigeluth, 1983) bahwa, “Strategi makro merupakan strategi untuk menata urutan

keseluruhan isi bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah

strategi untuk menata urutan sajian pada suatu ide tunggal antara lain konsep dan

prinsip”. (2009:27).

Variabel selanjutnya yaitu strategi penyampaian (delivery strategy),

merupakan suatu cara dalam menyampaikan pembelajaran pada siswa, serta cara

untuk menerima serta merespons masukan dari siswa. Strategi penyampaian

meliputi lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan

satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Maka dari itu,

media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi penyampaian

(delivery strategy).

Menurut Wena mengutip dari Degeng (1989) secara lengkap ada tiga

komponen yang perlu diperhatikan dalam strategi penyampaian pembelajaran,

antara lain sebagai berikut : (1) Media pembelajaran, merupakan komponen dari

strategi penyampaian yang dapat berisi pesan yang hendak disampaikan kepada

siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan, (2) Interaksi siswa dengan media,

komponen ini lebih mengarah pada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan

bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar, (3) Bentuk

(struktur) pembelajaran, komponen ini memperlihatkan apakah siswa belajar

dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar mandiri

(2009). Berikut di bawah ini adalah gambar atau skema interaksi media kegiatan

belajar dan bentuk pembelajaran.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 1 : Interaksi media kegiatan belajar dan bentuk pembelajaran(Degeng (1989) dikutip oleh Wena, 2009:11)

Variabel strategi pembelajaran yang ketiga yaitu strategi pengelolaan

(management strategy), merupakan suatu cara dalam menata interaksi antara

siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya (variable strategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi pengelolaan pembelajaran

selalu berkaitan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi

penyampaian yang hendak digunakan selama dalam proses pembelajaran

berlangsung. Strategi pengelolaan meliputi penetapan kapan suatu strategi atau

komponen strategi tepat dipakai dalam situasi pembelajaran. Menurut Wena

mengutip dari Degeng, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam

strategi pegelolaan, yaitu: penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,

pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, pengelolaan motivasional, dan kontrol

belajar (2009).

Pada kegiatan penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, seorang

guru dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa

kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Kemudian pada kegiatan pembuatan catatan kemajuan belajar siswa merupakan

suatu hal sangat penting dilakukan bagi guru, karena dengan melakukan kegiatan

ini dapat digunakan untuk melihat seberapa efektif dan efisien pembelajaran yang

dilakukan, sehingga dari sini guru dapat menentukan langkah-langkah

selanjutnya, seperti apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai atau

belum, apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru atau

siswa, dan apakah penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sudah sesuai

atau belum.

Media Pembelajaran

Kegiatan belajar Bentuk belajar mengajar

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Hal penting lainnya untuk diperhatikan adalah pengelolaan motivasional,

kegiatan ini berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Menurut Wena mengutip dari Degeng (1989) bahwa,

“Dalam peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar lebih

nyata dibanding dengan strategi pengorganisasian” (2009:13). Sehingga dengan

demikian dapat diartikan bahwa seni dan cara penjadwalan penggunan strategi

penyampaian dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu maka

seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusus dalam melakukan

penjadwalan penggunaan strategi penyampaian.

Kontrol belajar merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam

strategi pengelolaan. “Kegiatan ini terkait dengan kebebasan siswa untuk

melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen

strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan” (Degeng

(1989) dikutip oleh Wena, 2009:13). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran

dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu

merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif

pilihan belajar bagi siswa.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam strategi pembelajaran ada

beberapa variabel-variabel yang perlu diperhatikan sebelum melakukan

pembelajaran antara lain bagaimana strategi yang dilakukan dalam

mengorganisasikan pembelajaran, kemudian bagaimana strategi yang dilakukan

dalam penyampaian isi pembelajaran, dan strategi apa yang digunakan dalam

pengelolaan kedua variabel antara stretegi pengorganisasian dan strategi

penyampaian.

Ketiga variabel tersebut diatas apabila benar-benar dilakukan sesuai

dengan keadaan pembelajaran yang sebenarnya maka kegiatan pembelajaran akan

dapat berjalan dengan baik serta akan tercipta suasana yang kondusif, sehingga

dari variabel strategi pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa strategi

pembelajaran memiliki peranan yang paling menentukan keberhasilan dalam

berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan merumuskan perencanaan yang

matang dan pelaksanaan perwujudan pada masing-masing variabel, maka suatu

kegiatan pembelajaran juga akan berhasil dengan baik.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Dalam strategi pembelajaran ada banyak macam atau jenis-jenisnya. Dari

beberapa ahli pendidikan mengklasifikasikan jenis-jenis atau macam-macam

strategi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dikarenakan strategi

pembelajaran ada banyak jenisnya, maka seorang guru dapat memilih satu atau

beberapa strategi sekaligus untuk digunakan dalam pembelajarannya, dan bahkan

dapat pula strategi tersebut diterapkan secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai, materi yang disampaikan, keadaan siswa, kondisi lingkungan,

serta kemampuan pengajar itu sendiri dalam melaksanakannya. Aqib (2000)

dikutip oleh Riyanto, mengelompokkan strategi pembelajaran berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu: berdasarkan proses pengelolaan

pesan, berdasarkan pertimbangan pihak pengelola pesan, berdasarkan

pertimbangan pengaturan guru, berdasarkan pertimbangan jumlah siswa, dan

berdasarkan pertimbangan interaksi guru dengan siswa (2009). Berikut di bawah

ini adalah rincian masing-masing jenis strategi pembelajaran.

a) Berdasarkan proses pengelolaan pesan. Ada dua macam yaitu: strategi

deduktif dan strategi induktif.

Strategi deduktif yaitu pengolahan materi atau bahan ajar dimulai

dari umum ke khusus atau bagian-bagian. Menurut W.gulo (2002) bahwa,

“Strategi pembelajaran deduktif yaitu pesan diolah mulai dari umum menuju

kepada khusus, dari hal-hal yang abstrak menuju hal-hal yang konkret, dari

konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang konkret” (hlm.11).

Sedangkan strategi induktif yaitu pengolahan materi atau bahan ajar dimulai

dari khusus ke umum. Menurut W.Gulo bahwa, “Strategi pembelajaran

induktif yaitu pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus

menuju kepada hal-hal yang umum, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat

individual menuju kepada generalisasi, dari pengalaman-pengalaman empiris

yang individual menuju kepada konsep yang bersifat umum” (hlm.12).

b) Berdasarkan pihak pengelola pesan. Ada dua macam yaitu strategi

ekspositorik dan strategi heuristik atau kurioristik.

Strategi ekspositorik yaitu seorang guru mencari dan mengolah

bahan pengajaran, lalu disampaikan kepada siswa, dimana guru mengolah

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

secara tuntas pesan atau materi sebelum disampaikan di kelas sehingga

peserta didik tinggal menerima saja. Kemudian strategi heuoristik atau

kurioristik yaitu di mana seorang guru hanya menjadi fasilitator untuk

memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada siswa. Siswa yang aktif

mencari dan mengolah bahan atau materi pengajaran, di mana peserta didik

mengolah sendiri pesan atau materi dengan pengarahan dari guru.

c) Berdasarkan segi pengaturan guru, ada dua macam jenis yaitu strategi seorang

guru dan strategi pengajaran beregu (team teaching).

Strategi seorang guru artinya seorang guru melakukan pembelajaran

kepada sejumlah siswa. Pada pembelajaran ini seorang guru membutuhkan

tenaga yang ekstra, karena siswa yang dihadapi biasanya jumlahnya lebih

besar dari pada pembelajaran secara beregu. Sedangkan strategi pengajaran

beregu (team teaching) dilakukan dengan dua orang atau lebih guru mengajar

sejumlah siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam satu kelas atau

ruang terdapat beberapa guru yang melakukan pembelajaran terhadap

beberapa jumlah atau sebagian siswa.

d) Berdasarkan jumlah siswa, ada tiga yaitu strategi klasikal, kelompok

kecil,dan individu.

Pembelajaran klasikal dilakukan dengan jumlah siswa yang banyak

dan pembelajaran ini dirasakan kurang begitu efektif, karena dalam

melakukan pembelajaran seorang guru menangani banyak siswa, sehingga

perhatiannya tidak penuh pada semua siswa. Strategi kelompok kecil yakni

pembelajaran dilakukan hanya dengan sejumlah siswa, dan tidak sebanyak

pada pembelajaran klasikal, namun juga tidak sesedikit seperti pembelajaran

individual. Sedangkan pembelajaran individu yaitu pembelajaran yang

dilakukan secara individual, dimana seorang guru mengajar seorang siswa

saja. dalam pembelajaran ini perhatian guru dapat benar-benar terpusat pada

siswanya, namun terkadang apabila pembelajarannya kurang menarik siswa

akan cepat merasa bosan.

e) Berdasarkan interaksi guru dengan siswa, ada dua jenis yaitu strategi tatap

muka dan melalui media.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Strategi tatap muka yaitu seorang guru dalam melakukan

pembelajaran dengan bertemu langsung dengan para siswa, sehingga antara

guru dan siswa dapat melakukan interaksi secara langsung tanpa melalui

media ataupun perantara. Strategi pengajaran melalui media yakni guru tidak

menjalin kontak langsung dengan siswa, sehingga siswa berinteraksi dengan

media.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo menerangkan bahwa, Strategi

pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, tergantung dari segi

apa kita mengelompokkannya. Dalam hal ini dikenal tiga macam strategi

pembelajaran, yaitu: Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran,

strategi pembelajaran yang berpusat pada guru, dan strategi pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik (2002).

a) Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran. Jenis strategi

pembelajaran ini menurut Gulo bahwa, sering disebut dengan Material

Centre Strategy. Dalam strategi ini perlu diperhatikan dua hal, yakni

kecenderungan pada dominasi kognitif dimana pendidikan afektif dan

keterampilan kurang mendapat perhatian yang memadai dalam kerangka

peningkatan kualitas manusia seutuhnya, dan materi pelajaran yang

disampaikan di kelas serta yang dimuat dalam buku teks, akan makin usang

dengan makin pesatnya perkembangan dalam bidang pengetahuan dan

teknologi. Materi pelajaran lebih berfungsi sebagai masukan (input) yang

akan berbaur dalam proses pembelajaran (2002).

Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi

informal. Materi formal adalah pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi

di sekolah, sedangkan materi informal adalah bahan pelajaran yang

bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang

bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual atau

berdasarkan situasi nyata. Pendidikan yang berlangsung di lembaga

pendidikan formal adalah pendidikan yang terarah pada tujuan tertentu. Salah

satunya berorientasi pada disiplin ilmu pengetahuan, yang mengantar peserta

didik pada penguasaan ilmu pengetahuan atau materi pengajaran.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, strategi

pembelajaran yang berpusat pada materi dapat berkembang seiring dengan

pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang disertai arus

globalisasi yang berakibat guru tidak lagi menjadi sumber informasi. Sekolah

juga bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, karena banyak media

yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, seperti melalui media

massa dan elektronik.

b) Strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning /

TCL). Teacher Centred Learning merupakan sebuah cara pandang mengenai

proses pembelajaran berupa metode pembelajaran dalam dunia pendidikan di

mana guru selaku pakar (expert) di bidangnya memfokuskan diri untuk

menyampaikan (transfer) ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada siswa-

siswanya selaku orang awam (novice). Firdaus (2007) menyatakan bahwa,

“Pola proses pembelajaran di mana dosen (guru) lebih aktif dibandingkan

dengan mahasiswa (siswa). Dosen (guru) menjadi pusat peran dalam

pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber

ilmu” (hlm.62).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh W.Gulo (2002) bahwa,

“Teacher Centred Strategies adalah suatu strategi pembelajaran yang

berpusat pada guru” (hlm.5). Dengan demikian maka dapat disimpulkan

bahwa, sebenarnya pembelajaran yang berpusat pada guru sudah cukup baik,

namun ketika harus berhadapan dengan kondisi siswa-siswa yang berbeda-

beda, guru akan banyak mengalami kesulitan karena sulitnya mengatur dan

memfasilitasi seluruh potensi siswa. Guru yang berada dalam lingkungan

TCL lebih memfokuskan dirinya dan siswa-siswanya untuk memahami

materi-materi yang sudah ditetapkan di dalam kurikulum dari pada

memperhatikan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa-siswanya

sendiri.

c) Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered

Learning / SCL). “Student Centered Leearning (SCL) adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada aktivitas belajar siswa

atau mahasiswa” (Firdaus, 2007:60). Rasional dari efektivitas SCL dapat

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dinyatakan melalui formulasi matematik, K= f(E,C,O), dimana K adalah

kinerja proses pembelajaran, E (effect) adalah besarnya upaya untuk

menjadikan proses pembelajaran efektif serta harapan-harapan peserta didik

untuk memperoleh manfaat dalam mengikuti proses pembelajaran seperti

yang dicita-citakan, C (courage) merupakan faktor pendorong untuk

melakukan pembelajran dengan baik, dan O (opportunity) menyatakan

peluang untuk berkinerja dengan baik (Firdaus, 2007).

Dengan demikian Student Centered Learning merupakan metode

pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga

mendorong siswa untuk belajar lebih aktif (active learning) dan bermakna

(experiental learning). Dimana guru dan penyelenggara pendidikan

memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan

materi pelajaran, model pembelajaran dan cepat atau lambat tahapan dalam

pembelajaran. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mendorong

perkembangan siswa, dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.

Keaktifan siswa telah dilibatkan sejak awal dalam bentuk disain belajar yang

memperhitungkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar siswa

yang telah didapatkan sebelumnya.

Dari uraian mengenai jenis-jenis strategi pembelajaran di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran yang kita kenal dan ketahui ada

banyak jenisnya, namun dalam melakukan kegiatan atau proses pembelajaran

maka seorang guru harus mampu memilih salah satu atau beberapa jenis strategi

sekaligus yang sesuai dengan keadaan kelas dan siswa yang dihadapi, serta

seorang guru juga harus mampu menentukan jenis strategi apa yang harus

digunakan dalam pembelajaran dengan mengingat bahwa kondisi sekarang ini

yaitu globalisasi yang pengaruhnya sangat besar pada dunia pendidikan.

Sekian banyak jenis strategi pembelajaran di atas ada yang membawa

pengaruh positif pada siswa, namun juga ada yang membawa pengaruh kurang

baik pada siswa. Contoh jenis strategi pembelajaran yang membawa pengaruh

baik pada siswa yaitu jenis pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana suatu

pembelajaran dengan menggunakan jenis strategi ini siswa menjadi lebih aktif dan

dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitasnya dalam

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pembelajaran dengan baik. Sedangkan contoh jenis strategi pembelajaran yang

membawa pengaruh kurang baik pada siswa yaitu jenis pembelajaran yang

dominan berpusat pada guru, karena jenis pembelajaran seperti ini hanya akan

membuat siswa menjadi manja dan enggan menggunakan otaknya untuk berfikir

secara optimal, siswa tinggal menerima segala pengetahuan yang diberikan oleh

guru. Oleh sebab itu dalam kaitannya dengan menentukan strategi pembelajaran

yang hendak dipilih perlu diperhatikan pula bagaimana pengaruhnya bagi peserta

didik.

3) Klasifikasi Strategi Pembelajaran

Klasifikasi strategi pembelajaran disini berbeda dengan jenis strategi

pembelajan. Apabila dilihat dari lingkup pemahamannya, klasifikasi strategi

pembelajaran lebih luas dari jenis strategi pembelajaran. Pada klasifikasi strategi

pembelajaran pembagiannya lebih condong pada isi kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru bersama siswa. Menurut Yatim Riyanto bahwa pada

umumnya strategi pembelajaran diklasifikasikan atas empat sistem pembelajaran

atau proses pembelajaran, antara lain sebagai berikut : enquiry-discovery learning,

expository learning, mastery learning, dan humanistic education (2009). Untuk

lebih jelasnya masing-masing dapat dijabarkan maksudnya seperti di bawah ini.

Enquiry-Discovery Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan

dengan mencari dan menemukan sendiri, maksudnya anak diberi peluang untuk

mencari, memecahkan, hingga menemukan cara-cara penyelesaian dan jawaban-

jawabannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah

(problem solving approach). Pendekatan ini lebih banyak mengandung proses

mental. Secara garis besar prosedurnya adalah : simulation (mengajukan

permasalahan), problem statement (penentuan hipotesis), data collection

(mengumpulkan data), data processing (olah data), verification (pembuktian), dan

generalization (penarikan kesimpulan).

Expository Learning, dalam sistem ini, guru telah menyiapkan bahan

pelajaran secara rapi, lengkap, dan sistematis, siswa tinggal menyimak dan

mencerna. Secara garis besar prosedurnya adalah : preparasi (persiapan bahan

ajar), apersepsi, presentasi, resitasi tentang pokok-pokok permasalahan yang telah

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dipelajari. Mastery Learning merupakan upaya-upaya pembelajaran yang

dilakukan untuk dapat menghantarkan siswa kearah tercapainya penguasaan

penuh terhadap materi pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah dengan

melakukan remedial (perbaikan) kepada siswa yang belum menguasai materi

pelajaran, dan dengan melakukan pengayaan diberikan kepada siswa kelompok

cepat agar memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang lebih kaya, dan lebih

mendalami bahan pelajaran. Kemudian yang terakhir adalah Humanistik

Education yaitu upaya-upaya pembelajaran yang dilakukan untuk membantu

siswa agar dapat mencapai perwujudan dirinya (self realization) sesuai dengan

kemampuan dasar dan keunikan yang dimilikinya. Cara pendekatannya masih

bersifat enquiry-discovery based approaches.

Dari uraian mengenai klasifikasi strategi pembelajaran tersebut, pada

dasarnya semua jenis strategi pembelajaran yang dipilih baik itu metode, model

dan teknik pembelajaran semua dalam prakteknya mengacu pada empat sistem

atau proses pembelajaran di atas. Dari penjelasan keempat sistem atau proses

pembelajaran di atas dapat kita lihat bahwa pada sistem enquiry-discovery

learning siswa dididik untuk dapat mencari dan menemukan sendiri suatu

permasalahan, sehingga dapat membuat siswa lebih mampu berfikir kritis serta

menyeluruh, karena pada sistem tersebut siswa mencari suatu permasalahan,

hingga menemukan sendiri solusinya. Siswa tidak hanya diajarkan untuk mencari

dan menganalisis sesuatu saja, namun juga siswa diajarkan bagaimana mencari

jalan keluar atau solusi yang baik dari permasalahan itu.

Di sisi lain pada sistem atau proses pembelajaran expository learning

siswa lebih condong untuk menjadi pendengar pengetahuan dari guru, siswa

kurang begitu aktif dalam mencari pengetahuan, karena pada proses pembelajaran

ini siswa hanya menyimak dan mencerna apa yang diberikan atau dsampaikan

oleh guru. Sistem pembelajaran atau proses pembelajaran ini sifatnya sangat

tradisional, seperti pembelajaran yang dilakukan pada jaman-jaman dahulu dan

apabila diterapkan pada jaman dan kondisi sekarang sangat tidak cocok dan

kurang menjadikan mutu pendidikan lebih maju. Alhasil mutu pendidikan negara

kita akan tertinggal jauh dari negara-negara lain.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Apabila pembelajaran yang dilakukan secara terpadu, artinya tidak hanya

mengacu pada salah satu sistem pembelajaran saja (mengacu pada keempat sistem

pembelajaran tersebut diatas) maka tidak akan ada salah satu pengaruh yang

mendominasi pada siswa. Selain siswa hanya menjadi penerima dan pencerna

ilmu yang diberikan oleh guru, namun siswa juga dilatih untuk belajar mencari

dan menemukan pengetahuan sendiri sehingga siswa lebih aktif.

4) Pemilihan Strategi Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan strategi bagaimana yang

hendak digunakan, karena penggunaan strategi pembelajaran sangat berpengaruh

sekali terhadap hasil dan proses keberlangsungan pembelajaran itu sendiri. Oleh

sebab itu maka sebelum menentukan strategi yang akan digunakan maka seorang

guru terlebih dahulu melihat dan menganalisis materi pembelajaran yang hendak

diberikan serta kondisi siswa dan kondisi lingkungan pembelajaran yang ada

seperti sarana prasarana maupun fasilitas yang tersedia. Menurut Twelker (2000)

dikutip oleh Riyanto mengemukakan bahwa pada dasarnya strategi pembelajaran

mencakup empat hal, yaitu penetapan tujuan pengajaran, penetapan sistem

pendekatan pembelajaran, pemilihan dan penetapan metode, teknik dan prosedur

pembelajaran, penetapan kriteria keberhasilan proses pembelajaran dari dan

dengan evaluasi yang digunakan (2009).

Dalam proses pembelajaran, guru harus menetapkan terlebih dahulu

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran ini terbagi atas

tujuan pembelajaran ranah kognifit, afektif dan psikomotorik. Adanya perbedaan

tujuan pembelajaran maka berimplikasi pula pada perbedaan strategi

pembelajaran yang harus diterapkan, jadi dalam penerapan suatu strategi

pembelajaran tidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Selain itu pendekatan pembelajaran dan pemilihan serta penetapan

metode, teknik dan prosedur pembelajaran pun juga harus diperhatikan untuk

menentukan suatu strategi pembelajaran yang diterapkan. Dalam pemilihan

metode, teknik dan prosedur meliputi penetapan alat, media, sumber dan fasilitas

pengajaran serta penetapan langkah-langkah strategi pembelajaran (kegiatan

pembelajaran dan manajemen waktu). Penetapan kriteria keberhasilan suatu

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pembelajaran juga harus diperhatikan, karena untuk mengukur seberapa

perkembangan kemajuan siswa.

Strategi pembelajaran selalu berkaitan dengan pemilihan model

pembelajaran dan pendekatan proses pembelajaran yang didasarkan atas

karakteristik dan kebutuhan belajar siswa dan kondisi lingkungan serta tujuan

yang akan dicapai. Dari uraian mengenai pemilihan strategi pembelajaran diatas

dapat dikatakan bahwa guru dapat memilih satu atau beberapa strategi sekaligus

dan diterapkan secara bervariasi dengan ketentuan bahwa strategi yang digunakan

tersebut sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, materi yang disampaikan,

lingkungan, serta kemampuan pengajar atau guru untuk melaksanakan strategi

yang dipilih tersebut.

b. Kajian Tentang Guru

Dalam dunia pendidikan kita tidak bisa terlepas dari perjuangan seorang

guru. Secara sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sagala (2009) menjelaskan bahwa, “Guru

adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan

murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di

luar sekolah” (hlm.21). Sedangkan menurut Hidayatulloh (2008) bahwa, “Guru

harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan pendidikan secara

holistik yang berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik” (hlm.3).

Undang-undang No.2 Tahun 1989 dikutip oleh Sahertian (1994) mengenai sistem

pendidikan nasional mengemukakan bahwa, “Guru adalah pembimbing, pengajar,

dan pelatih” (hlm.8). Berhubungan dengan hal tersebut, Uno (2007) menyatakan

bahwa, “…orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan

merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar

peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan

sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan” (hlm.15).

Seorang guru memiliki tanggung jawab yang sangat berat terhadap

peningkatan mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, terutama di

negara kita Indonesia yang masih sangat jauh tertinggal dari negara-negara lain.

Oleh sebab itu maka seorang guru harus benar-benar mampu mengentaskan

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kebodohan dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar supaya

negara kita mampu bersaing atau setidaknya mampu mengikuti perkembangan

dunia global.

Dari uraian mengenai pengertian guru di atas dapat kita simpulkan bahwa

seorang guru adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa,

baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah,

dan memiliki komitmen yang kuat dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

Dikatakan harus bertanggung jawab terhadap pendidikan baik disekolah maupun

diluar sekolah karena pendidikan tidak hanya disekolah saja. pendidikan dapat

terjadi di mana saja. Oleh karenanya seorang guru harus memiliki kompetensi

dasar yang harus ditanamkan dalam dirinya. Berikut di bawah ini dijelaskan

beberapa hal yang berkaitan dengan profesi keguruan, antara lain meliputi:

kompetensi, kode etik, tugas, dan tanggung jawab seorang guru, serta peranan

seorang guru di dalam pembelajaran.

1) Kompetensi yang Harus dimiliki Guru

Dalam bahasa Inggris, istilah kompetensi mengandung tiga makna atau

definisi, yaitu definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya

menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan suatu

pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi

itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten)

ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan),

kemahiran (ketrampilan), pengetahuan, dan sebagainya untuk mengerjakan apa

yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga lebih jauh lagi ialah bahwa kompetensi

itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-

tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan

(Saud, 2009). Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005

dikutip oleh Mulyasa (2007) bahwa, “Kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya” (hlm.25).

Dengan demikian maka kompetensi itu dipandang sebagai pilarnya atau

teras kinerja dari suatu profesi. Sementara itu Mulyasa (2007) menyimpulkan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

bahwa, “Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang

diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada performance

dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam

pelaksanaan tugas-tugas pendidikan” (hlm.26). Menurut Sudarwan Danim

setidaknya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ada 4 (empat), yaitu

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional (2010). Berikut dibawah ini akan dijelaskan masing-

masing kompetensi.

a) Kompetensi Pedagogik. Terdapat lima sub kompetensi dalam kompetensi

pedagogik ini, yaitu: memahami peserta didik secara mendalam, merancang

pembelajaran yang didalamnya meliputi memahami landasan pendidikan

untuk kepentingan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi

penbelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensinya.

b) Kompetensi Personal (Kepribadian). Kompetensi kepribadian terdiri dari

lima sub kompetensi, yaitu kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa,

arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. Berkepribadian mantap dan stabil

disini maksudnya adalah bertindak sesuai dengan norma hukum, norma

sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak

sesuai dengan norma. Sedangkan berkepribadian dewasa maksudnya adalah

memiliki kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos

kerja sebagai guru. Menampilkan tindakan yang didasarkan pada

kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan

keterbukaan dalam berpikir dan bertindak merupakan indikator esensial dari

sub kepribadian yang arif.

Memiliki kepribadian yang berwibawa maksudnya adalah memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki

perilaku yang disegani. Sub kompetensi selanjutnya ialah memiliki

kepribadian yang berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan yaitu bertindak

sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka

menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Sudarwan Danim (2010)

menyatakan bahwa “Kompetensi personal guru adalah kemampuan guru

untuk memiliki sikap/kepribadian yang ditampilkan dalam perilaku yang

baik dan terpuji, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri dan dapat

menjadi panutan atau teladan bagi orang lain terutama bagi siswanya”

(hlm.58). Kompetensi kepribadian guru sangat penting untuk diperhatikan,

karena dari kompetensi inilah akan sangat mewarnai kinerja dalam

mengelola kelas dan berinteraksi dengan siswa.

c) Kompetensi sosial. Kompetensi sosial meliputi tiga sub kompetensi.

Pertama, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik. Kedua, mampu berkomunikasi dan bergaul dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan. Ketiga mampu berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan orangtua/wali peserta didik dan masyarakat. Menurut Uno

(2007) bahwa, “Kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru adalah

menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan

lingkungan mereka (seperti orangtua, tetangga, dan sesama teman)”

(hlm.19).

d) Kompetensi profesional. Kompetensi ini terdiri dari dua sub kompetensi.

Pertama, menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi,

yaitu mampu memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,

memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau

koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata

pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari. Kedua, menguasai struktur dan metode keilmuan,

yaitu menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk

memperdalam pengetahuan ataupun materi bidang studi. Menurut Uno

(2007) bahwa, “Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses

pembelajaran, harus memiliki kemampuan merencanakan sistem

pembelajaran, melaksanakan sistem pembelajaran, mengevaluasi sistem

pembelajaran, dan mengembangkan sistem pembelajaran” (hlm.19).

Jadi dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kompetensi guru lebih

bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan yang

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menggambarkan potensi yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan

nilai yang dimiliki seorang guru yang terkait dengan profesinya yang dapat

direpresentasikan dalam amalan dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran

di sekolah. Sehingga untuk menjadi guru profesional yang memiliki kemahiran

dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan

yang kuat dalam diri setiap calon guru atau guru untuk mewujudkannya.

2) Kode Etik, Tugas, dan Tanggung Jawab Seorang Guru

Dalam menjalankan suatu profesi, seseorang harus dibatasi oleh kode

etik tertentu supaya suatu profesi tersebut betul-betul dijalankan sesuai norma dan

aturan yang ditetapkan. Pada dasarnya penetapan kode etik juga bersangkutan

dengan tugas yang dilaksanakan. Dalam hal ini kode etik dibuat untuk mengatur

tugas keprofesian seseorang. Apabila kode etik yang telah disepakati tersebut

dilanggar oleh seseorang yang bersangkutan maka suatu profesi tersebut mendapat

penilaian yang tidak baik di mata masyarakat luas. Dalam kaitannya dengan

profesi keguruan tidak terlepas dari adanya kode etik dalam mendidik siswa.

Seorang guru memiliki kekuasaan dan kendali penuh dalam mengajar, namun

seorang guru tidak diperbolehkan menguasai siswa dengan tindak kekerasan,

karena tindakan tersebut merupakan tidakan yang melanggar kode etik seorang

guru. Oleh sebab itu perlu diperhatikan batasan-batasannya baik itu kode etik,

tugas maupun tanggung jawab yang harus diembannya.

Syaefudin (2009) mendefinisikan bahwa “Kode etik keprofesian pada

hakekatnya merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsip

keperilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung

dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu” (hlm.78). Sedangkan menurut

Mulyasa (2007) menyatakan bahwa, “Kode etik suatu profesi merupakan norma-

norma yang harus diindahkan dan diamalkan oleh setiap anggotanya dalam

pelaksanan tugas dan pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat” (hlm.43).

Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik adalah untuk menjamin

agar tugas-pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagaimana mestinya dan

kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berikut ini adalah kode etik guru Indonesia yang dikutip dari AD/ART

PGRI (1994) oleh Syaefudin. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk

membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila; guru memiliki

dan melaksanakan kejujuran profesional; guru berusaha memperoleh informasi

tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan; guru

menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses

belajar mengajar; guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab

bersama terhadap pendidikan; guru secara pribadi dan bersama-sama

mengembangkan dan mengingkatkan mutu dan martabat profesinya; guru

memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan

sosial; guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian; guru melaksanakan segala

kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan (2009).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi

menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga

dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota

profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi. Kode etik

hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di

kalangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut

bergabung dalam profesi yang bersangkutan. Karena kode etik merupakan

landasan moral, pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan, maka sanksi

terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi moral yaitu akan mendapat celaan

dari rekan-rekannya dan sanksi yang dianggap terberat adalah pelanggar

dikeluarkan dari organisasi profesi. Mengingat kode etik profesi guru di atas maka

seorang guru yang profesional juga akan betul-betul memahami apa yang telah

menjadi tugas dan tanggung jawab terhadap profesinya. Profesi guru dalam

kaitannya dalam proses pembelajaran ialah pengendalian proses pembelajaran itu

sendiri merupakan tugas dan tanggung jawab guru.

Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari guru agar dapat

menumbuhkan minat dalam proses pembelajaran menurut Sudjana dan Arifin

(1989) dikutip oleh Uno adalah sebagai berikut : mampu menjabarkan bahan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara penyampaian; mampu merumuskan

tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi;

menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya belajar

yang dimiliki oleh peserta didik secara individual; memiliki sikap yang positif

terhadap tugas profesinya dan mata pelajaran yang dibinanya; terampil dalam

membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesuai dengan kebutuhan dan

tuntutan materi mata pelajaran yang dibinanya; terampil dalam menggunakan

berbagai model dan metode pembelajaran; terampil dalam melakukan interaksi

dengan dengan para peserta didik; memahami sifat dan karakteristik peserta didik;

terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang ada sebagai bahan

maupun media belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran; terampil

dalam mengelola kelas ataupun memimpin peserta didik dalam belajar (2007).

Menurut Uno, terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas guru dalam

bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan (2007). Dengan

demikian agar seorang guru dapat melaksanakan taggung jawabnya, pihak-pihak

yang berwenang hendaklah mendirikan dan menggunakan secara teratur melalui

alat konsultasi yang diakui, yakni organisasi-organisasi guru mengenai hal-hal

seperti kebijakan pendidikan, organisasi sekolah, dan perkembangan baru dalam

jasa pendidikan.

Apabila tugas dan tanggung jawab profesi keguruan betul-betul

dilaksanakan sesuai dengan kode etik yang telah disepakati maka dunia

pendidikan kita tidak akan lagi mendengar kata kekerasan seorang guru terhadap

murid seperti yang sering kita dengar pada siaran-siaran berita di televisi, radio

maupun surat kabar-surat kabar yang beredar. Kekerasan yang dilakukan oleh

seorang guru terhadap siswanya merupakan suatu hal yang sangat tidak enak

sekali kita dengar, seharusnya seorang guru dapat menjadi teladan bagi para anak

didiknya. Sehingga dengan demikian seorang guru harus menunjukkan tingkah

laku yang baik dan terpuji.

3) Peranan Guru

Peranan guru memiliki arti yang berbeda dengan tugas serta tanggung

jawab guru. Peranan guru lebih condong pada fungsi seorang guru di dalam suatu

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kegiatan pembelajaran, sedangkan tugas dan tanggung jawab guru memiliki arti

lebih pada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam hubungannya

dengan peningkatan mutu atau kualitas sumber daya manusia. Bahkan dalam arti

lebih luas, dimana sekolah merupakan/berfungsi juga sebagai penghubung antara

ilmu dan teknologi dengan masyarakat, dimana sekolah merupakan lembaga yang

turut mengemban tugas memodernisasi masyarakat dan dimana sekolah turut serta

aktif dalam pembangunan. Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh

Adams & Dickey dalam Hamalik bahwa, peran guru sesungguhnya sangat luas

(2003), meliputi :

1) Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)

2) Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)

3) Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist)

4) Guru sebagai pribadi (teacher as persons)

5) Guru sebagai penghubung (teacher as communicator)

6) Guru sebagai modernisator

7) Guru sebagai pembangun (teacher as contructor)

Guru sebagai seorang pengajar lebih memfokuskan pada kegiatan

mencerdaskan siswa secara akademik, yaitu menjadikan siswa lebih cerdas dan

memiliki pengetahuan yang luas, sedangkan membimbing memiliki arti lebih

pada kegiatan menuntun siswa yang mengalami kesulitan sehingga dalam

kegiatan membimbing inilah seorang guru harus memiliki kesabaran yang ekstra.

Guru berperan sebagai ilmuwan artinya seorang guru harus memiliki pengetahuan

yang lebih luas dan banyak, karena dalam peran ini seorang guru dipercaya

sebagai seorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Guru sebagai pribadi

artinya seorang guru ialah sama dengan insan yang lainnya, memiliki

kepribadian, dan kehidupan sama seperti manusia lainnya. Dalam hal ini guru

dituntut harus mempunyai kepribadian baik, sehingga dapat menjadi contoh bagi

anak didiknya.

Menurut Hidayatulloh (2009) menyatakan bahwa, “Dalam proses

pembelajaran seorang guru/pendidik sebagai cermin” (hlm.107). Makna cermin

secara filosofi disini antara lain pendidik dijadikan tempat yang tepat untuk

instropeksi, menerima dan menempatkan apa adanya, menerima kapan pun dan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dalam keadaan apa pun, tidak pilih kasih atau tidak diskriminatif, dan pandai

menyimpan rahasia. Hal senada juga diungkapkan oleh Suwarna bahwa, guru

tidak hanya bertugas menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga

harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate

of learning) kepada seluruh peserta didik agar dapat belajar dalam suasana

menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani

mengemukakan pendapat secara terbuka (2005).

Selain itu guru juga harus dapat berperan sebagai motivator, yakni seperti

yang dijelaskan oleh Suwarna (2005) bahwa, “Guru diharapkan dapat

membangkitkan gairah belajar siswa sehingga situasi tersebut tidak berlarut-larut

dan pada akhirnya akan merugikan siswa sendiri” (hlm.13). “Guru juga berperan

sebagai pelopor, artinya seorang guru hendaknya memiliki daya AKREP (Aktif

dalam kegiatan, Kreatif dalam menciptakan ide-ide baru, dan Produktif dalam

berkarya)” (Suwarna, 2005:15). Dengan demikian peran guru sebagai “ing ngarso

sung tuladha” dapat terwujud. Sebagai pelopor guru senantiasa di depan, dapat

digugu dan ditiru. Sehingga seorang guru tidak hanya sebagai pengajar saja,

namun peranan guru lebih dari itu, antara lain seorang guru harus dapat menjadi

fasilitator bagi para anak didiknya, seorang guru juga harus dapat menjadi

motivator ketika siswa sedang enggan belajar, guru juga harus dapat menjadi

pelopor dimana guru harus dapat dicontoh bagi para murid-muridnya.

c. Tinjauan Tentang Akselerasi

Dewasa ini sering kita jumpai para anak-anak yang cerdas. Hal ini

dikarenakan kesejahteraan jaman sekarang dibandingkan jaman dahulu sangat

berbeda jauh. Anak-anak jaman sekarang saat masih dalam kandungan sudah

mendapatkan asupan gizi yang cukup. Sedangkan orang-orang jaman dahulu

untuk makan sehari-hari masih sangat terbatas. Peningkatan kesejahteraan dari

jaman dahulu hingga sekarang juga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas

sumber daya manusianya. Melihat peningkatan kualitas hidup inilah maka

pemerintah juga memperhatikan pula kualitas pendidikannya, yaitu dengan

memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki bakat

dan kecerdasan luar biasa. Adanya hak bagi peserta didik untuk mendapatkan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pelayanan pendidikan khusus bagi yang memiliki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa, maka untuk mewujudkan sistem pendidikan tersebut dibuatlah program

yang sering kita sebut dengan program akselerasi (percepatan).

Dalam bukunya Hawadi mengutip pada Celangelo (1991) menyebutkan

bahwa, istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service

delivery), dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai model

pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau

perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran tertentu

pada kelas di atasnya (2004). Djarwono (2008) menjelaskan bahwa, “Program

akselerasi adalah program pelayanan yang diberikan kepada siswa dengan tingkat

keberbakatan tinggi, agar dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari

siswa yang lain (program regular)” (hlm.33). Sedangkan Menurut Tirtonegoro

(2001), “Percepatan (acceleration) yaitu cara penanganan anak supernormal

dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program

reguler didalam jangka waktu yang lebih singkat” (hlm.104).

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa akselerasi adalah suatu

program pembelajaran yang dilakukan dalam jangka waktu yang dipersingkat dan

diperuntukkan bagi siswa atau peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat

istimewa dengan manajemen pengelolaan khusus, mulai dari kurikulum, strategi

pembelajaran, dan strandar minimal kelulusan hasil belajar. Dan umumnya

pendidikan di SMP ditempuh selama tiga tahun dapat ditempuh selama dua tahun.

Dari setiap program yang sedang maupun akan dijalankan sudah pasti ada

kelemahan, kelebihan atau manfaat, dan tujuannya. Berikut ini akan dijelaskan

beberapa tujuan, manfaat, dan kelemahan dari program akselerasi itu sendiri.

1) Tujuan, manfaat, dan kelemahan program akselerasi

Suatu program apapun yang dibuat dan dilaksanakan, sudah dipastikan

memiliki tujuan, manfaat, serta kelemahan. Begitu pula dengan penyelenggaran

program akselerasi pendidikan yang ditujukan bagi siswa yang memiliki bakat

dan kecerdasan istimewa baik dibidang akademik maupun non akademik. Dalam

pelaksanaan program percepatan belajar sebelumnya telah dirumuskan beberapa

tujuan dari diadakannya program tersebut, serta dipikirkan secara matang-matang

apa menfaatnya bagi pemerintah, sekolah dan masyarakat, kemudian sampai pada

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

akhirnya akan diketahui kelemahan-kelemahan dari program ini. Berikut dibawah

ini diuraikan beberapa tujuan, manfaat, serta kelemahan dari penyelenggaraan

program akselerasi.

Dalam penyelenggaraan program percepatan (akselerasi) memiliki tujuan

yang menjadi harapan dari pemerintah, yaitu Menurut Hawadi penyelenggaraan

program akselerasi bertujuan: memberikan pelayanan pendidikan kepada anak

berbakat akademik untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara optimal;

memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan program pendidikan di

tingkat SLTP lebih cepat, yaitu dalam waktu 2 tahun; mengembangkan

kemampuan berfikir dan bernalar siswa secara lebih komprehensif dan optimal;

serta mengembangkan kreativitas siswa secara optimal (2002).

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa tujuan dari adanya program

akselerasi itu sendiri yaitu memberikan pelayan bagi siswa berbakat untuk dapat

menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dan mampu berfikir

komprehensif serta optimal dan kreatif. Penyelenggaraan program percepatan ini

semata-mata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

pendidikan, sehingga dengan meningkatnya kualitas SDM di Indonesia negara

kita mampu bersaing dengan negara lain dalam menghadapi tantangan global.

Apabila suatu negara tidak mampu bersaing serta tidak mampu menghadapi

tantangan global, maka negara tersebut akan menduduki prestasi dibawah serta

akan tertinggal dari negara lain. Oleh sebab itu sebelum menyelenggarakan suatu

program maka perlu dipertimbangkan pula manfaat-manfaat dari penyelenggaraan

program tersebut.

Southern dan Jones (1991) dikutip oleh Hawadi menyebutkan beberapa

keuntungan atau manfaat dari dijalankanya program akselerasi bagi anak

berbakat, antara lain sebagai berikut: meningkatkan efisiensi, maksudnya siswa

yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada

tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih efisien; meningkatkan

efektifitas, yakni siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan

dan menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumya merupakan siswa yang paling

efektif; penghargaan, maksudnya siswa yang telah mampu mencapai tingkat

tertentu sepantasnya memperoleh penghargaan atas perestasi yang dicapainya;

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

meningkatkan waktu untuk karier, dengan adanya pengurangan waktu belajar

akan meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya

pada waktu yang lain; membuka siswa pada kelompok barunya, karena dengan

program akselerasi siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang

memiliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama; ekonomis, maksudnya

keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk

mendidik guru khusus anak berbakat (2004).

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat dari program

akselerasi ditinjau dari berbagai hal, terutama yang paling dapat dirasakan ialah

meningkatkan waktu untuk berkarir, dikarenakan waktu penyelesaian belajar yang

lebih cepat dari waktu belajar pada proses pembelajaran reguler lainnya. Dengan

waktu penyelesaian belajar yang lebih cepat dapat menciptakan generasi muda

yang cerdas, sehingga bagi mereka yang memiliki bakat serta kecerdasan yang

istimewa tidak perlu mengikuti pembelajaran seperti pada umumnya yaitu

menempuh pendidikan selama tiga tahun, karena dirasa hanya akan membuang-

buang waktu.

Seiring berjalannya waktu, suatu penyelenggaran program pendidikan

dalam hal ini program percepatan belajar (akselerasi) akan diketahui kelemahan-

kelemahannya. Diharapkan dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut

dapat menjadi suatu refleksi untuk memperbaiki suatu program. Southern dan

Jones (1991) dikutip oleh Hawadi, menyebutkan empat hal yang berpotensi

negatif dalam (kelemahan) proses akselerasi bagi anak berbakat, yaitu ditinjau

dari segi akademik, penyesuaian sosial, kesempatan kegiatan ekstrakurikuler, serta

dari segi penyesuaian emosional (2004).

Sisi negatif dilihat dari segi akademik yaitu terletak pada bahan ajar yang

terlalu tinggi bagi siswa akseleren. Hal ini akan membuat mereka menjadi siswa

yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, dan akan menjadi siswa

yang berprestasi sedang-sedang saja, bahkan siswa akseleren yang gagal. Selain

itu tuntutan sebagai siswa sebagian besar pada produk akademik konvergen

sehingga siswa akseleren akan kehilangan kesempatan mengembangkan

kemampuan berfikir kreatif dan divergen, dll.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dilihat dari segi penyesuaian sosial, siswa akan didorong untuk

berprestasi dalam bidang akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu

beraktivitas dengan teman sebayanya. Siswa juga akan kehilangan aktivitas sosial

yang penting dalam usia sebenarnya. Hal ini menyebabkan mereka menyesal

kehilangan kesempatan tersebut dan akan mengarahkannya dalam social mal

adjustment selaku orang dewasa kelak.

Dilihat dari kesempatan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa

akselerasi umumnya dituntut menggunakan waktunya untuk belajar, sehingga

waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berkurang. Sedangkan dari segi

penyesuaian emosional, siswa akseleren pada akhirnya akan mengalami burn out

dibawah tekanan yang ada dan mungkin menjadi underachiever. Siswa akseleren

akan mudah frustasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi. Siswa yang

mengalami sedikit kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya

akan menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain. Adanya tekanan untuk

berprestasi membuat siswa akseleren kehilangan kesempatan untuk

mengembangkan hobi.

Dari uraian mengenai kelemahan akselerasi di atas, kelemahan dari

program akselerasi juga dapat kita lihat dari berbagai hal. Kita tahu bahwa setiap

program yang sedang, akan, atau telah dilaksanakan pasti memiliki kelebihan dan

juga kelemahan. Sama halnya dengan penyelenggaraan akselerasi ini walaupun

hanya sedikit, namun program ini juga memberi pengaruh negatif baik dari segi

akademik, sosial, maupun emosional. Oleh sebab itu seorang guru atau pihak-

pihak yang bersangkutan langsung dengan siswa yaitu orangtua harus mampu

menghadapi dan membimbing siswa akselerasi dengan benar. Harus mampu

menyesuaikan diri dengan siswa serta guru juga harus mampu menjadi orangtua

pengganti di sekolah. Di sini peran seorang guru konseling sangat penting dan

harus mampu mencarikan solusi terhadap apa yang dikeluhkan siswa. Guru

konseling harus berperan lebih aktif dalam melakukan pendekatan terhadap siswa

akselerasi.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Panduan dan Manajemen Program Kelas Akselerasi

Sejarah awal munculnya program akselerasi di Indonesia diawali dari

pemberian Beasiswa Bakat dan Prestasi oleh pemerintah pada tahun ajaran

1974/1975, ini dianggap sebagai upaya awal pemerintah dalam merintis

pemberian perhatian khusus bagi anak didik yang berbakat intelektual dan

prestasi. Pada tahun 1982, Balitbang Dikbud membentuk Kelompok Kerja

Pengembangan Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB). Tahun 1984 Balitbang

Dikbud menyelenggarakan perintisan pelayanan pendidikan anak berbakat dari

tingkat SD, SMP, dan SMA di satu daerah perkotaan (Jakarta) dan satu daerah

pedesaan (Kabupaten Cianjur). Perintisan pelayanan pendidikan bagi anak

berbakat ini pada tahun 1986 dihentikan seiring dengan pergantian pimpinan dan

kebijakan di jajaran Depdikbud.

Pada tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

mengembangkan program Sekolah Unggul (Schools of Excellence) di seluruh

propinsi sebagai langkah awal kembali untuk menyediakan program pelayanan

khusus bagi peserta didik dengan cara mengembangkan aneka bakat dan

kreativitas yang dimilikinya. Namun akhirnya, program ini dianggap tidak cukup

memberikan dampak positif pada siswa berbakat untuk mengembangkan potensi

intelektualnya yang tinggi. Menurut Hawadi (2004) menyatakan bahwa,

Keluhan yang muncul di lapangan secara bersamaan didukung olehtemuan studi oleh Reni Akbar- Hawadi, dkk pada tahun 1997 terhadap 20SMA Unggulan di Indonesia yang menunjukkan 21,75 % siswa SMAUnggulan hanya mempunyai kecerdasan umum yang berfungsi pada tarafdi bawah rata-rata, sedangkan mereka yang tergolong anak memilikipotensi kecerdasan dan bakat istimewa hanya 9,7 % (hlm.5).

Pada tahun 2000 program dimaksud dicanangkan oleh Menteri

Pendidikan Nasional pada Rakernas Depdiknas menjadi program pendidikan

nasional. Pada kesempatan tersebut Mendiknas melalui Dirjen Dikdasmen

menyampaikan Surat Keputusan (SK) Penetapan Sekolah Penyelenggara Program

Percepatan Belajar kepada 11 (sebelas) sekolah yakni satu SD, lima SMP, dan

lima SMA di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kemudian pada tahun pelajaran

2001/2002 diputuskan penetapan kebijakan pendiseminasian program percepatan

belajar pada beberapa sekolah di beberapa propinsi di Indonesia. Pada tahun 2001,

seiring perkembangan otonomi daerah maka Direktorat Pendidikan Luar Biasa

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

membatasi uji coba penyelenggaraan program akselerasi kepada 56 sekolah yang

telah mendapatkan SK, dan selanjutnya penetapan sekolah penyelenggara

program akselerasi diserahkan kewenangannya kepada Dinas Pendidikan Propinsi

dan Kabupaten/Kota (Akbar Hawadi, 2002).

Dari uraian sejarah munculnya akselerasi di Indonesia di atas, maka

dapat dilihat bahwa sebenarnya pemerintah telah memperhatikan para siswa yang

memiliki bakat dan kecerdasan intelektual di atas rata-rata siswa pada umumnya

yaitu dimulai dari pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi hingga

sekarang dapat kita rasakan dan lihat perhatian pemerintah tersebut yang terlihat

dengan dibuat kebijakan pada sekolah yang memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan untuk membuka program kelas akselerasi untuk memfasilitasi mereka

para peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Sehingga agar

program ini tidak hanya sekedar konsep saja, perlu adanya standart penjaminan

mutu dari pelaksanaan program akselerasi ini, dengan demikian apa yang menjadi

rencana, harapan dan realitas dapat berjalan seimbang.

Pada dasarnya Standar Penjaminan Mutu Pendidikan Program Akselerasi

sama dengan SPMP sekolah RSBI/SBI. Sistem belajar mandiri menurut Ika

Umaya (2009) menjelaskan bahwa, Sekolah-sekolah yang telah bertaraf

Internasional, Standar Penjaminan Mutu Pendidikannya ialah telah memenuhi

Standar Nasional Pendidikan (SNP) + X (OECD), artinya tambahan X (OECD)

disini ialah OECD singkatan dari Organization for Economic Co-operation and

Development atau sebuah organisasi kerjasama antar negara dalam bidang

ekonomi dan pengembangan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat (1) yang

dimuat pada Sistem belajar mandiri ditulis oleh Ika Umaya (2009) memberikan

pengertian bahwa, “Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang

sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia”.

Dari uraian di atas bermaksud bahwa sekolah atau madarasah

internasional adalah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasioanl Pendidikan

dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara

anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum Internasional. Menurut

Felhusen, Proctor, dan Black (1986) dalam bukunya Hawadi, akselerasi diberikan

untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah, mendorong agar mencapai

prestasi akademis yang baik, dan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat yang

lebih tinggi bagi keuntungan dirinya maupun masyarakat (2004).

Beberapa panduan yang perlu diperhatikan agar program akselerasi

tercapai secara memadai adalah sebagai berikut: dilakukan evaluasi psikologis

yang komprehensif untuk mengetahui berfungsinya kemampuan intelektual dan

kepribadian siswa, disamping tingkat penguasaan akademiknya; dibutuhkan IQ

diatas 125 bagi siswa yang kurang menunjukkan prestasi akademiknya; bebas dari

problem emosional dan sosial, yang ditunjukkan dengan adanya persistensi dan

motivasi dalam derajat yang tinggi; memiliki fisik sehat; tidak ada tekanan dari

orang tua, tetapi atas kemauan anak sendiri; guru memiliki sikap positif terhadap

siswa akseleren; guru concern terhadap kematangan sosial emosional siswa, yang

dibuktikan dari masukan orang tua dan psikolog; sebaiknya dilakukan pada awal

tahun ajaran dan didukung pada pertengahan tahun ajaran; ada masa percobaan

selama enam minggu yang diikuti dengan pelayanan konseling (Hawadi, 2004).

Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa diperlukan kegiatan

untuk memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan panduan-panduan

dalam penyelenggaraan akselerasi agar tetap terjaga kualitas dan makna dari

konsep akselerasi itu sendiri. Selain itu dalam penyelenggaraan program

akselerasi juga telah ditentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika suatu

sekolah atau madrasah hendak membuka program kelas akselerasi. Tidak hanya

syarat saja yang diperhatikan, namun manajemen penyelenggaraannya pun juga

penting untuk diperhaikan dan betul-betuk dilaksanakan. Berikut dibawah ini

dijelaskan beberapa syarat atau prosedur mendirikan akselerasi dan manajemen

penyelenggaraan akselerasi.

1) Syarat atau Prosedur Mendirikan Program Kelas Akselerasi

Menurut prosedur yang terdapat pada website asosiasi CIBI Nasional

(2011) Prosedur pembukaan program akselerasi bahwa, Setiap

sekolah/madrasah diberi peluang untuk menyelenggarakan program layanan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

akselerasi untuk peserta didik yang cerdas dan memiliki bakat intelektual,

dengan melakukan tahapan sebagai berikut:

1) Melakukan sosialisasi, persiapan, dan pelatihan. Narasumber kegiatan:

Asosiasi CI+BI Nasional, pejabat dinas Pendidikan dan pihak lain terkait.

2) Melakukan analisis SWOT

3) Menyusun studi kelayakan, yang mencakup komponen-komponen: Latarbelakang dan tujuan pendirian program, sumber input peserta didik,kurikulum dan pengembangannya, model pembelajaran dan sistempenilaian, ketersediaan dan serta kesiapan tenaga pendidik dankependidikan, ketersediaan fasilitas, lingkungan penunjangpenyelenggaraan program, ukungan masyarakat dan perguruan tinggi, dansumber pembiayaan yang mencakup biaya operasional dan pengembangan.

4) Mengajukan proposal kepada Dinas Pendidikan Propinsi dengan

rekomendasi dari Dinas Kabupaten/Kota dan Asosiasi anak cerdas dan

berbakat istimewa setempat.

Sekolah atau madrasah yang dapat membuka layanan program

akselerasi adalah sekolah/madrasah yang telah memiliki nilai akreditasi A.

Sehingga dengan demikian terlihat bahwa pemerintah tidak membebaskan

semua sekolah atau madrasah dapat membuka program kelas akselerasi, namun

pemerintah juga menentukan syarat-syarat dan prosedur pada sekolah ataupun

madrasah yang hendak mendirikan sekolah dengan membuka program kelas

akselerasi. Sekolah yang dapat membuka kelas akselerasi ialah sekolah yang

benar-benar memiliki akreditasi A dan sekolah yang sudah RSBI (Rintisan

Sekolah Berstandar Internasional).

Alasan pemerintah menentukan kriteria sekolah diperbolehkannya

menyelenggarakan program akselerasi adalah sekolah yang telah dinyatakan

sebagai sekolah SSBI maupun RSBI serta memiliki akreditasi A, karena

sekolah-sekolah tersebut telah memiliki peralatan atau saranan dan prasarana

serta fasilitas penunjang pembelajaran yang lebih maju dari pada sekolah-

sekolah yang tarafnya lebih rendah dari sekolah tersebut, sehingga

pembelajaran menjadi lebih lancar.

2) Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi

Di dalam menyelenggarakan program percepatan belajar atau

akselerasi ini perlu diperhatikan bagaimana manajemen penyelenggaraan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

program ini supaya dalam penyelenggaraannya benar-benar dapat terwujud

sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta menghasilkan output yang mampu

menghadapi tantangan global. Manajemen tersebut antara lain meliputi: sistem

rekrutmen siswa akselerasi, kegiatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan

sistem evaluasi pembelajaran. Berikut dibawah ini akan diuraikan masing-

masing.

Menurut Latifah Lubis dalam Hawadi menerangkan bahwa,

Rekrutmen peserta program akselerasi didasarkan atas dua tahap, yaitu tahap 1

dan tahap 2. Tahap 1 dilakukan dengan meneliti dokumen data seleksi

penerimaan siswa baru dan kriteria lolos pada tahap ini didasarkan atas kriteria

tertentu yang berdasarkan skor data tersebut, antara lain: Nilai Ebtanas Murni

Sekolah Dasar, Skor tes seleksi akademis, Skor tes psikologi yang terdiri atas

tiga kluster, yaitu inteligensi, kreativitas dan task commitment (2004).

Tahap 2: Penyaringan. Tahap penyaringan ini dilakukan dengan dua

strategi berikut : Pertama, strategi informasi data subjektif yaitu diperoleh dari

proses pengamatan yang bersifat kumulatif. Informasi dapat diperoleh melalui

check list perilaku, nominasi oleh guru, nominasi oleh orang tua, teman sebaya,

dan nominasi dari diri sendiri. Kedua, strategi informasi data objektif yaitu

diperoleh melalui alat-alat tes lebih lengkap yang dapat memberikan informasi

yang lebih beragam, seperti tes weschler Intelligence Scale for Children

adaptasi Indonesia dengan sepuluh subtes, dan Baterai Tes Kreativitas verbal

dengan enam subtes.

Kegiatan pembelajaran meliputi: guru kelas akselerasi, kurikulum

akselerasi, strategi pembelajaran, dan evaluasi belajar serta laporan hasil

belajar. Guru yang mengajar di kelas akselerasi adalah guru-guru yang biasa

yang juga mengajar program reguler. Namun sebelumnya mereka telah

dipersiapkan dalam suatu lokakarya dan workshop sehingga mereka memiliki

pemahaman tentang perlunya layanan pendidikan bagi anak-anak berbakat,

ketrampilan menyusun Program Kerja Guru (PKG), pemilihan strategi

pembelajaran, penyusunan catatan lapangan, serta melakukan evaluasi

pengajaran bagi program akselerasi.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Menurut Hamalik (2003) menyatakan bahwa, “Kurikulum adalah

program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi

siswa” (hlm.65). Muatan meteri kurikulum untuk program akselerasi tidak jauh

berbeda dengan kurikulum standart yang digunakan untuk program reguler.

Perbedaannnya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran

dalam alokasi waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan

menjadikan kurikulum standar yang biasanya ditempuh siswa SLTP dalam tiga

tahun menjadi hanya dua tahun. Pada tahun pertama, siswa akan mempelajari

seluruh materi kelas 1 ditambah dengan setengan materi kelas 2. Kemudian di

tahun kedua, mereka akan memepelajari materi kelas 2 yang tersisa dan seluruh

materi kelas 3.

Pengaturan kembali program pembelajaran pada kurikulum dilakukan

tanpa mengurangi isi kurikulum. Kuncinya terletak pada analisis materi

kurikulum dengan kalender akademis yang dibuat khusus. Seperti diketahui

untuk siswa yang berbakat intelektual dengan keberbakatan tinggi, tidak semua

materi kurikulum standar perlu disampaikan dalam bentuk tatap muka dan atau

dengan irama belajar yang sama dengan siswa reguler. Oleh karena itu, setiap

guru yang mengajar dikelas akselerasi perlu terlebih dahulu melakukan analisis

materi yang esensial dan kurang. Suatu materi dikatakan memiliki konsep

esensial bila memenuhi kriteria berikut ini: konsep dasar, konsep yang menjadi

dasar untuk konsep berikut, konsep yang berguna untuk aplikasi, konsep yang

sering muncul pada ujian nasional. Materi pelajaran yang diidentifikasi sebagai

konsep-konsep yang esensial diprioritaskan untuk diberikan secara tatap muka,

sedangkan materi-materi non-esensial, kegiatan pembelajarannya dapat

dilakukan dalam bentuk kegiatan mandiri.

Harus disadari bahwa pendidikan untuk siswa berbakat intelektual

tinggi berbeda dengan siswa lainnya (reguler) dan seharusnya menekankan

aktivitas intelektual. Pembelajaran untuk program akselerasi harus diwarnai

kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan tingkat

kemampuan yang lebih tinggi dari pada siswa reguler, serta menekankan

perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi. Kegiatan pembelajaran

selanjautnya yaitu kegiatan mengevaluasi pembelajaran. Evaluasi belajar yang

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dilakukan pada program akselerasi pada dasarnya tidak berbeda dengan siswa

kelas reguler. Perbedannya hanya terletak pada jadwal tes karena untuk

program akselerasi mengacu pada kalender pendidikan yang dibuat khusus.

Dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat mencolok pada

sistem kurikulum dan strategi pembelajarannya. Perbedaan tersebut

dikarenakan oleh peserta didik memililki tingkat kecerdasan akademik yang

berbeda dari peserta didik kelas reguler. Selain itu juga dikarenakan waktu

pembelajaran yang ditempuh tidak sama dengan kelas reguler. Sehingga

membuat guru dan pihak-pihak yang bersangkutan harus menyusun kurikulum

dan strategi mengajar yang berbeda pula. Dengan demikian dalam

penyelenggaraan program kelas akselerasi harus benar-benar memiliki

manajemen yang khusus dan telah diperhitungkan secara matang-matang, baik

mulai dari sistem rekrutmen siswa, hingga sistem kegiatan pembelajaran dalam

kelas akselerasi itu sendiri yang meliputi guru pengajar kelas akselerasi,

kurikulum yang digunakan, strategi pembelajaran yang dipilih, hingga sistem

evaluasi untuk siswa akselerasi.

3) Sekolah Akselerasi di Indonesia Masa Kini.

Menurut Ari Kristianawati (2010) pada Integritas dunia pendidikan kita

bahwa, dunia pendidikan di negeri ini semakin memprihatinkan, tidak lain hanya

menjadi lembaga bisnis yang mencari keuntungan setinggi-tingginya dari para

konsumennya, yaitu para siswa dan orangtua siswa. Menarik perhatian konsumen

dengan menjanjikan penempatan dunia pendidikan sebagai sesuatu yang unggul

dan berkualitas, ternyata dinilai oleh pemerhati pendidikan kritis sebagai suatu

strategi untuk menaikkan biaya pendidikan setinggi langit. Apabila ditelaah

kualitas berbagai unit pendidikan semacam sekolah berstandar internasional,

sekolah unggulan, kelas akselerasi sebagian besar masih diragukan karena dalam

fakta kualitas pendidikan nasional negara kita masih tertinggal dari negara-negara

lain, bahkan ketinggalan dengan indeks mutu pendidikan negara lainnya seperti

Vietnam atau Malaysia.

Di atas telah dijabarkan beberapa syarat-syarat ketentuan menjadi siswa

akselerasi. Begitu banyak syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah, namun

pada kenyataannya dalam penyaringan siswa akselerasi hanya berlaku sebagian

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

saja. banyak siswa akselerasi dewasa ini yang dalam penerimaanya tidak

memenuhi syarat-syarat dan ketentuan perekrutan siswa akselerasi. Namun bagi

mereka para pejabat yang menginginkan anaknya masuk di kelas akselerasi dapat

dengan mudah dilakukannya. Mereka dengan membayar sejumlah uang kepada

pihak sekolah, maka keinginan itupun dapat terkabulkan. Sehingga dari realitas ini

dapat dilihat bahwa individu yang memiliki kekayaan itulah mereka yang akan

berkuasa, begitu pula berlaku untuk sistem pendidikan kita.

Pendidikan di Indonesia dewasa ini dijadikan lahan politik uang bagi

mereka pihak yang berwenang. Dengan dalih dibuka program pendidikan yang

mengadopsi dari luar negeri yaitu akselerasi yang bertujuan untuk menghasilkan

generasi muda yang cerdas dan mampu menjawab persoalan tantangan global,

namun pada kenyataannya dibalik tujuan tersebut sebagian besar pendidikan

hanyalah dijadikan ajang untuk bermain politik bagi mereka yang memiliki

kekayaan dan kekuasaan. Mengingat negara kita yang juga kapitalis maka

pendidikan negara kita kini sudah tidak lagi sungkan-sungkan untuk dibeli. Dari

sini dapat dikemukakan bahwa, mereka yang memiliki kekayaan dapat

mengabulkan keinginannya termasuk pula dalam sistem pendidikan.

d. Guru Dalam Strategi Pembelajaran Kelas Akselerasi

Pada dasarnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan

sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan

pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar,

sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta

didukung oleh kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah (Mulyasa, 2007).

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam suatu proses pembelajaran,

karena ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, iklim

pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Seorang

guru memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan, yaitu

menentukan keberhasilan peserta didik dan terciptanya proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas.

Keberhasilan program percepatan belajar (akselerasi) sangat ditentukan

oleh kemampuan guru dan pengelola. Guru merupakan ujung tombak

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan. Oleh karena itu dalam

perencanaan, sekolah memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan guru

yang mengajar siswa berbakat dan berkemampuan luar biasa, karena guru

merupakan komponen yang langsung terkait dalam program pengembangan

potensi individu anak berbakat dan dituntut untuk melayani kebutuhan individu

yang berintelegensi tinggi. Guru tidak hanya sebagai pengajar yang

menyampaikan pengetahuan, namun harus mampu sebagai pendidik yang

mentransfer nilai-nilai dan sekaligus menjadi pembimbing yang memberikan

pengarahan kepada siswa di dalam belajar. Sehingga di dalam berlangsungnya

proses pembelajaran kelas akselerasi seorang guru memiliki peran dan tugas

dalam menentukan strategi pembelajaran yang hendak ditampilkan dalam

kegiatan mengajar.

Dalam menentukan strategi pembelajaran seorang guru juga harus

menyesuaikan kondisi siswa yang hendak dihadapi, yaitu siswa kelas akselerasi

yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Dengan melihat kondisi ini,

seorang guru harus benar-benar menentukan strategi pembelajaran yang

bagaimanakah yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran kelas akselerasi.

Agar suatu pembelajaran mudah diterima oleh siswa akselerasi, maka di dalam

menentukan strategi pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu

metode apa yang hendak digunakan, kemudian teknik dan penerapan pendekatan

pembelajarannya.

Selain itu, guru juga harus benar-benar memahami apakah strategi yang

digunakan tersebut sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, materi yang

disampaikan, lingkungan, serta kemampuan pengajar atau guru untuk

melaksanakan strategi yang dipilih tersebut. Pemilihan atau penentuan strategi

pembelajaran inilah yang nantinya akan membawa pada berhasil atau tidaknya

pembelajaran yang dilakukan dalam kelas akselerasi. Apabila seorang guru

menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada siswa

akselerasi, maka dimungkinkan pembelajaran juga akan berhasil. Namun apabila

strategi yang digunakan itu tidak tepat atau tidak sesuai untuk siswa akselerasi,

maka peluang proses pembelajaran untuk berhasil pun juga sangat tipis.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI ... fileTujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya penelitian telah ada acuan yang mendasari atau penelitian

yang sejenis. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenal penelitian yang terdahulu

yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Berikut dibawah ini adalah beberapa

contoh penelitian yang relevan :

Penelitian sejenis yang berkaitan dengan strategi pembelajaran yaitu di

lakukan oleh Suwartono (2002) dengan judul “Strategi Belajar Siswa Berprestasi

Bahasa Inggris Di SMU Negeri 1 Purwokerto”, menyatakan bahwa secara umum

siswa menggunakan strategi belajar secara bervariasi. Siswa berprestasi bahasa

Inggris memiliki kemampuan menjaga keseimbangan dalam menggunakan

strategi belajar, bukan hanya strategi-strategi untuk memproses informasi bahasa,

tetapi juga strategi-strategi yang berkait dengan pengaturan pembelajaran,

interaksi sosial, serta aktifasi fungsi afektif.

Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan akselerasi yaitu dilakukan

oleh Haritsatul Fitriyah (2010) dengan judul “Pelaksanaan Program Kelas

Akselerasi di SMP Negeri I Sragen Tahun Ajaran 2009-2010”, menyatakan

bahwa pelaksanaan program kelas akselerasi di SMP Negeri I Sragen belum

sepenuhnya berjalan baik. Terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan

kurikulum berdiferensiasi. Pelaksanaan program kelas akselerasi berjalan baik

adalah pada aspek perekrutan peserta didik, tenaga didik, PBM, pembiayaan dan

sarana prasarana.

B. Kerangka Berpikir

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu kerangka berfikir yang

bertujuan untuk memudahkan peneliti serta pembaca memahami alur penelitian

dengan lebih mudah. Alur berfikir pada penelitian ini dimulai dari pelaksanaan

pembelajaran pada kelas akselerasi. Dalam berlangsungnya proses pembelajaran

sudah dipastikan akan menemui adanya hambatan-hambatan atau persoalan-

persoalan . Persoalan-persoalan tersebut antara lain misalnya : seorang guru akan

menghadapi siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda yaitu beberapa dari

mereka masih memiliki kepribadian kekanak-kanakan, selain itu persoalan

lainnya yaitu beberapa siswa akselerasi masih kurang mandiri atau