43
Demensia DEFINISI Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi. Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer stadium awal. Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama makin parah. Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi. PENYEBAB Yang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit Alzheimer. Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini tampaknya ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa kelainan gen tertentu. Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya

Demensia dari berbagai sumber

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisi artikel tentang demensia dari berbagai sumber di internet. sumber sudah tercamtum. semoga bermanfaat! ^^v

Citation preview

Page 1: Demensia dari berbagai sumber

DemensiaDEFINISI

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun.Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi.

Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer stadium awal.Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama makin parah.Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.

PENYEBAB

Yang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit Alzheimer.Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini tampaknya ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa kelainan gen tertentu.

Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak.Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi.

Demensia sosok Lewy sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi memiliki perbedaan dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di dalam otak.

Penyebab ke-2 tersering dari demensia adalah serangan stroke yang berturut-turut.Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah disebut infark.Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.

Page 2: Demensia dari berbagai sumber

Demensia juga bisa terjadi setelah seseorang mengalami cedera otak atau cardiac arrest.

Penyebab lain dari demensia adalah:- Penyakit Pick- Penyakit Parkinson- AIDS- Penyakit Creutzfeldt-Jakob

Hidrosefalus bertekanan normal terjadi jika cairan yang secara normal mengelilingi otak dan melindunginya dari cedera, gagal diserap sebagaimana mestinya.Hidrosefalus ini menyebabkan demensia yang tidak biasa, dimana tidak hanya menyebabkan hilangnya fungsi mental tetapi juga terjadi inkontinensia air kemih dan kelainan berjalan.

Orang yang menderita cedera kepala berulang (misalnya petinju) seringkali mengalami demensia pugilistika (ensefalopati traumatik progresif kronik); beberapa diantaranya juga menderita hidrosefalus.

Usia lanjut yang menderita depresi juga mengalami pseudodemensia.Mereka jarang makan dan tidur serta sering mengeluh tentang ingatannya yang berkurang; sedangkan pada demensia sejati, penderita sering memungkiri hilangnya ingatan mereka.

GEJALA

Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari.Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan benda.

Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka).

Sering terjadi perubahan kepribadian.

Demensia karena penyakit Alzheimer biasanya dimulai secara samar.Gejala awal biasanya adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi; tetapi bisa juga bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian lainnya.Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita menggunakan kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat.Ketidakmampuan mengartikan tanda-tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan.Pada akhirnya penderita tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya.

Page 3: Demensia dari berbagai sumber

Demensia karena stroke kecil memiliki perjalanan penyakit dengan pola seperti menuruni tangga.Gejalanya memburuk secara tiba-tiba, kemudian agak membaik dan selanjutnya akan memburuk kembali ketika stroke yang berikutnya terjadi.Mengendalikan tekanan darah tinggi dan kencing manis kadang dapat mencegah stroke berikutnya dan kadang terjadi penyembuhan ringan.

Beberapa penderita bisa menyembunyikan kekurangan mereka dengan baik.Mereka menghindari aktivitas yang rumit (misalnya membaca atau bekerja).Penderita yang tidak berhasil merubah hidupnya bisa mengalami frustasi karena ketidakmampuannya melakukan tugas sehari-hari.Penderita lupa untuk melakukan tugasnya yang penting atau salah dalam melakukan tugasnya.

Membedakan Delirium Dengan Demensia

Delirium DemensiaTerjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahanBerlangsung selama beberapa minggu Bisa menetapBerhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan metabolisme Bisa tanpa penyakitHampir selalu memburuk di malam hari Sering bertambah buruk di malam hariTidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya 'mengembara'Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasi Kesiagaan seringkali berkurangOrientasi terhadap lingkungan bervariasi Orientasi terhadap lingkungan tergangguBahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti & tidak tepat Kadang mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepatIngatannya bercampur baur, linglung Ingatannya hilang, terutama untuk peristiwa yang baru saja terjadi

DIAGNOSA

Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan memperhatikan usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).

Dilakukan pemeriksaan kimia darah standar.Pemeriksaan CT scan dan MRI dimaksudkan untuk menentukan adanya tumor, hidrosefalus atau stroke.

Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara bertahap, maka diduga penyebabnya adalah penyakit Alzheimer.Diagnosis penyakit Alzheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang

Page 4: Demensia dari berbagai sumber

menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal).Metode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan pungsi lumbal dan PET (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan skening otak khusus.

PENGOBATAN

Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.Obat takrin membantu penderita dengan penyakit Alzheimer, tetapi menyebabkan efek samping yang serius.

Takrin telah digantikan oleh donepezil, yang menyebabkan lebih sedikit efek samping dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer selama 1 tahun atau lebih.Ibuprofen juga bisa memperlambat perjalanan penyakit ini.Obat ini paling baik jika diberikan pada stadium dini.

Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.

Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika didiagnosis secara dini, maka demensia karena hidrosefalus bertekanan normal kadang dapat diatasi dengan membuang cairan yang berlebihan di dalam otak melalui selang drainase (shunting).

Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikosa (misalnya tioridazin dan haloperidol). Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius.Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau paranoia.

Membantu penderita demensia dan keluarganya:

1. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.2. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa membantu mencegah terjadinya kecelekaan pada penderita yang senang berjalan-jalan.3. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita.4. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu, bahkan akan memperburuk keadaan.5. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan perawatan, akan sangat membantu.

Page 5: Demensia dari berbagai sumber

PROGNOSIS

Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda.Demensia karena AIDS biasanya dimulai secara samar tetapi berkembang terus selama beberapa bulan atau tahun.Sedangkan demensia karena penyakit Ceutzfeldt-Jakob biasanya menyebabkan demensia hebat dan seringkali terjadi kematian dalam waktu 1 tahun.

Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh.Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana).Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan kemampuan berbicara.Tanya: nama saya monica, umur saya 16 thn.saat ini saya sdh duduk di kelas 11 di sebuah sma swasta di tangerang.saya mengalami gejala2 demensia sejak saya berumur 15 thn. mulai sma ingatan saya mengalami kemunduran yang sangat parah, dan saya sangat sulit menerima pelajaran di sekolah. di lingkungan sosial pun saya menyadari bahwa saya mengalami perubahan kepribadian yang sangat drastis. saya menjadi pribadi yang lamban, dan sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain. akhirnya saya memutuskan untuk menghindari pergaulan dengan berdiam di rumah. saya takut bila bersosialisasi dengan lingkungan, saya akan dicap sbg anak yang lemot dan dan tidak bisa bergaul dengan baik. saya pun akhirnya sibuk dengan halusinasi saya sendiri, saya tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia khayalan. suatu saat saya tertegun, apakah saya harus hidup dngan keadaan seperti ini terus menerus,,sedangkan saya masih muda dan mempunyai cita2 yang masih harus saya raih. saya mohon bantuan kira2 apa yang harus saya lakukan? apakah saya harus ke dokter syaraf untuk memeriksakan diri?saya takut untuk memberitahu orgtua saya, karena mereka pasti pikir tidak yang namanya penyakit demensia, hanya saya saja yang salah. saya sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan, walaupun kecil namun saya akan sangat mengahargainya..Thanks..Jawab: Penjelasan yg bagus...mozilla_solo1

Dear monica,

Berdasarkan cerita yad, Anda bukan menderita demensia karena mengingat umur Anda masih 16 th. Demensia terjadi pada lansia (>60 th) atau pun demensia presenilis di mana penderita yang seharusnya belum mengalami demensia tetapi menunjukkan gejala demensia (young onset dementia) yang terjadi pada umur <60 th dengan prevalensi 1 dari 1000 orang.

Mungkin Anda memiliki tekanan mental yang berat atau ada masalah yang direpresi yang mengakibatkan memiliki gangguan psikis yang berlebihan. Gangguan psikis seperti paranoid ataupun psikosis dapat menimbulkan gejala-gejala yang Anda alami, seperti

Page 6: Demensia dari berbagai sumber

halusinasi, bicara yang tidak jelas, perilaku yang tidak teratur dan delusi (pikiran yang salah mengenai dunia luar dan tetap dipertahankan).

Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan psikiater agar inti permasalahan dapat diselesaikan dan tidak terjadi gangguan psikis lagi.

Semoga dapat membantu.http://www.indonesiaindonesia.com/f/9956-demensia/ 18.01 / 28 april 2009

Kiat Mencegah Kepikunanan Demensia Alzheimer 

YOGYAKARTA – Alzheimer merupakan penyakit degeneratif akibat kematian sel-sel otak dan umumnya menyebabkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang meliputi kemunduran daya mengingat dan proses berpikir. Perilaku yang sering dialami demensia ini adalah mudah lupa atau pikun. Saat ini saja, dari yang berusia 60-65 tahun diperkirakan mencapai 500.000 kasus alzheimer di Indonesia Oleh karena itu, upaya pencegahan sejak dini tak bisa ditunda lagi agar para lansia sebagai warga senior yang berpengalaman itu dapat hidup tetap sehat dan produktif.Faktor-faktor yang dapat menyebabkan demensia Alzheimer (DA) dan individu yang berpotensi terkena DA telah dikaji dan diidentifikasi (Tabel 1). Informasi tersebut sangat bermanfaat untuk memberikan tindakan preventif alzheimer. Cara yang paling efektif mencegah alzheimer tentu saja menghindar dari faktor-faktor penyebabnya, meski hal ini tak mudah dipraktikkan, apalagi dengan faktor usia. Walau demikian, berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan klinis, penyakit alzheimer terbukti dapat dicegah dan ditunda melalui pendekatan preventif yang terintegrasi dan terpadu. Pendekatan tersebut setidaknya mencakup empat pilar program, yaitu diet dengan rendah lemak, konsumsi nutrien spesifik untuk otak, meditasi, serta olahraga dan latihan untuk otak.

Kurangi Konsumsi LemakDiet dengan membatasi total kalori serta konsumsi lemak sebesar 15 – 20% dapat membantu mencegah DA. Efek negatif konsumsi lemak tinggi adalah menyebabkan terciptanya plak aterosklerosis, berkembangnya penyakit-penyakit kardiovaskuler, arteri koronari, dan cerebrovaskuler.Konsumsi ikan yang kaya asam lemak omega 3 dokosaheksaenoat (DHA), seperti ikan tuna dan salmon, dapat mengurangi penurunan kinerja kognitif pada orang-orang tua. Di otak, DHA berperan dalam mengatur fluiditas dan permeabilitas membran sel, menjaga aktivitas enzim-enzim yang terikat membran dan kinerja neurotransmiter (dopamin dan serotonin). Neurotransmiter ini bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendali seluruh fungsi tubuh.Beberapa nutrien yang diketahui menjaga kesehatan otak adalah vitamin kompleks, vitamin C dan E, fosfatidilserin, ubiquinon, asetil – L – karnitin dan ginkgo biloba.Vitamin B kompleks berperan aktif mengatur kinerja neurotransmiter dan metabolisme karbohidrat untuk produksi energi. Folat dapat menurunkan kadar homosistein, yang mana pada kadar yang tinggi memiliki implikasi terhadap penyakit jantung dan DA. Kolin berfungsi sebagai substrat untuk pembentukan neurotransmiter, asetilkolin.Vitamin C dan E dapat bertindak sebagai antioksidan. Antioksidan dapat mencegah kerusakan oksidatif neurotransmiter, seperti dopamin di dalam otak.Fosfatidilserin merupakan fosfolipid bermuatan negatif yang hampir selalu ditemukan pada membran sel. Senyawa ini berperan penting dalam memelihara kerja saraf, misalnya dalam menstimulasi pelepasan neurotransmiter dan proses transpor ion serta meningkatan kadar glukosa dan adenin monofosfat di otak. Dari beberapa studi diketahui fosfatidilserin memperbaiki

Page 7: Demensia dari berbagai sumber

memori, ”mood”, kewaspadaan dan aktivitas seharihari. Ubiquinone (koenzim Q10) merupakan agen neuroprotektif yang potensial. Senyawa ini bertindak sebagai antioksidan yang dinamis selama berlangsungnya produksi senyawa-senyawa fosfat berenergi tinggi (ATP/ADP).Asetil L-karnitin merupakan senyawa yang sangat penting dalam proses regenerasi energi di dalam mitokondria sel otak. Senyawa ini menyediakan gugus asetil untuk asetil koenzim A, dan memfasilitasi pelepasan asetilkolin, neuropeptida dan neurotransmiter lainnya, serta dapat menurunkan level kortisol. Ginkgo biloba mengandung senyawa flavonoid (ginkgoflavon glikosida) dan atau terpenoid (ginkgolida dan bilobalida) yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Konsumsi ginkobiloba diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah mikrovaskuler, menangkap radikal-radikal bebas dan membantu memperbaiki kewaspadaan (konsentrasi) dan memori pada penderita DA.

Meditasi dan LatihanMeditasi telah berhasil menurunkan level kortisol dan memperbaiki mekanisme pelepasan kortisol. Kortisol dalam aksinya akan mencegah/menahan penggunaan glukosa oleh hipokampus, menghambat transisi sinapsis dan menyebabkan neuron/sel saraf luka (injury) serta kematian sel. Di samping itu, meditasi dapat menurunkan level lipid peroksidase, yaitu suatu enzim yang dapat menghasilkan radikal-radikal bebas dan meningkatkan level dehidroepiandrosteron, yaitu suatu hormon yang penting untuk optimalisasi fungsi otak. Bagaimana dengan berdzikir secara khusuk? Mungkin efeknya sama dengan meditasi.Pemeliharaan suasana aerobik ternyata dapat memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif sebesar 20 – 30%. Oleh karena itu, olahraga sangat disarankan karena dapat menahan laju demensia alzheimer. Orang tua yang berusia 40 – 60 tahun dan mau melakukan olahraga secara teratur memiliki resiko DA yang lebih rendah dibanding mereka yang tak berolahraga. Olahraga diketahui meningkatkan aliran darah otak dan produksi faktor-faktor pertumbuhan untuk syaraf.Latihan otak yang ditujukan memberikan stimulasi kognitif, seperti berdiskusi tentang topik aktual, mengisi teka-teki, main catur, mendengarkan musik dan berkesenian, dapat membantu mempertahankan kemampuan kognitif. Latihan tersebut mendorong berkembangnya dendrit dan meningkatnya plastisitas sistem syarat pusat.Meskipun kebanyakan DA diderita lansia di atas 60 tahun, sangatlah bijak jika yang berusia kurang dari 60 tahun pun mewaspadai dan mencegah munculnya alzheimer. Pencegahan secara terintegrasi tersebut di atas belum cukup memberikan jaminan terhindar DA. Namun demikian, menyikapi pertumbuhan lansia yang sangat pesat di Indonesia, melalui upaya pencegahan terintegrasi setidaknya dapat mengerem laju demensia alzheimer. (Wisnu Adi Yulianto)

http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0822/kes2.html 18.03

Waspadai Demensia Alzheimer, Kenalilah Gejalanya Sejak Dini

KapanLagi.com - Demensia Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia atau kepikunan akibat degenerasi otak yang tersering ditemukan dan paling ditakuti.

Demensia yang disebabkan oleh alzheimer, biasanya diderita oleh pasien usia lanjut dan merupakan penyakit yang tidak hanya menggerogoti daya pikir dan kemampuan aktivitas bagi penderitanya, namun juga menimbulkan beban bagi keluarga yang merawatnya.

Meski deteksi dan penanganan demensia alzheimer sejak dini dapat menekan dampak gangguan kesehatan yang diakibatkannya, namun gejala awal dari penyakit itu masih sering diabaikan.

Page 8: Demensia dari berbagai sumber

Pasien dan keluarga pasien sering kali kurang menaruh perhatian pada gejala yang timbul serta menyangkal kondisinya sendiri. Padahal kegagalan mendiagnosis dini dapat mengakibatkan penanganan yang tidak tepat dan memberikan beban tambahan berupa beban ekonomi, sosial dan emosi pada penderita dan keluarga.

Demensia alzheimer merupakan keadaan klinis seseorang yang mengalami kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.

Gejalanya dimulai dengan gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan, kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan dan berbahasa, gangguan pengenalan waktu dan tempat, kesulitan mengambil keputusan yang tepat, kesulitan berpikir abstrak, sering salah meletakkan barang, perubahan tingkah laku, perubahan kepribadian serta kehilangan inisiatif.

Gangguan yang terjadi akibat proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis itu juga ditandai dengan gangguan perilaku seperti agresif (menjadi galak, kasar, tidak jarang menyerang secara fisik).

Gejala lain, orang tersebut sering gelisah, suka menimbun barang, sering berteriak pada tengah malam, kekhawatiran, delusi, sikap impulsif dan kecenderungan mengulang-ulang pertanyaan.

Setelah gejala awal ini terdeteksi sebaiknya yang bersangkutan segera berkonsultasi dengan dokter supaya bisa segera didiagnosis jenis gangguannya dan diobati sesuai dengan tingkat keparahan gangguannya.

Dalam pengobatan demensia alzheimer, diagnosa dini yang diikuti pengobatan dini secara berkelanjutan dan menetap akan memberikan manfaat yang bermakna bagi pasien dan keluarga.

Anamnesis yang teliti harus meliputi riwayat medik umum, riwayat neurologis, riwayat neurobehavior, riwayat pemakaian obat-obatan, riwayat psikiatris dan riwayat keluarga.

Menurut panduan dari American Academy of Neurology (AAN) untuk penanganan demensia obat yang digunakan dalam penanganan demensia alzheimer merupakan obat asetilkolinesterase inhibitor, vitamin, antioksidan dan donepezil.

Di samping terapi obat, juga perlu terapi non farmakologis, yakni rehabilitasi medik, psikoterapi, terapi bicara dan terapi okupasional juga diperlukan dalam penanganan demensia alzheimer.

Selain itu, untuk menunda kemunduran kognitif penderita demensia harus menjalankan perilaku hidup sehat dan `stimulasi otak` sedini mungkin. Stimulasi otak ini bisa dilakukan dengan tetap melakukan kegiatan rutin sehari-hari.

Page 9: Demensia dari berbagai sumber

Aspek lain yang juga memegang peranan penting dalam penanganan demensia alzheimer adalah keperawatan. Tindakan keperawatan pada pasien dengan demensia alzheimer sebaiknya dilakukan dengan membina hubungan saling percaya.

Selain itu, dengan menciptakan lingkungan yang terapeutik (tenang, tidak bising, sejuk, aman, warna dinding kamar teduh), reorientasi WTO (waktu, tempat, orang) serta memberi perhatian cukup, termasuk dengan memenuhi kebutuhan dasar, menepati janji, empati dan melakukan kontak dengan pasien singkat tapi sering.

Merawat penderita demensia Alzheimer tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Pemahaman yang cukup tentang penyakit ini, kesiapan mental dan motivasi untuk berbagi merupakan modal utama dalam memberikan asuhan. Kasih sayang dan perhatian merupakan pintu masuk untuk memberikan asuhan yang utuh dan menyeluruh sehingga penderita merasa aman dan nyaman.

Fakta Penderita Demensia ALzheimer

Menurut data Asia Pasifik tahun 2006, jumlah orang yang menderita demensia di wilayah Asia Pasifik pada 2025 diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat dan peningkatan ini akan lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara barat. Sementara di dunia, pada tahun 2040 jumlah penderita demensia diperkirakan menjadi sekitar 80 juta orang.

Guna menekan dampak sosial ekonomi demensia alzheimer, upayakan peningkatan kepedulian terhadap demensia alzheimer. Upaya itu antara lain dilakukan melalui kegiatan kampanye yang dilakukan setiap peringatan Hari Alzheimer Sedunia pada 21 September.

Tahun 2008, kampanye peringatan Hari Alzheimer Sedunia mengambil tema No Time To Lose, yang artinya adalah tidak ada waktu yang terbuang percuma bagi lansia.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk membangun kepedulian akan kesehatan lansia di Indonesia, terutama untuk kesehatan otak mereka, mengingat jumlah lansia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.

Karena itu, waspadailah gejala penyakit ini dan bersiaplah untuk mengantisipasinya. (kpl/rif)

http://www.kapanlagi.com/a/waspadai-demensia-alzheimer-kenalilah-gejalanya-sejak-dini.html 18.04Demensia DEFINISIDemensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau

Page 10: Demensia dari berbagai sumber

zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi.

Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer stadium awal. Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama makin parah. Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.

PENYEBABYang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit Alzheimer. Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini tampaknya ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa kelainan gen tertentu.

Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak. Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi.

Demensia sosok Lewy sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi memiliki perbedaan dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di dalam otak.

Penyebab ke-2 tersering dari demensia adalah serangan stroke yang berturut-turut. Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah disebut infark. Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.

Demensia juga bisa terjadi setelah seseorang mengalami cedera otak atau cardiac arrest.

Penyebab lain dari demensia adalah: - Penyakit Pick - Penyakit Parkinson - AIDS - Penyakit Creutzfeldt-Jakob

Page 11: Demensia dari berbagai sumber

Hidrosefalus bertekanan normal terjadi jika cairan yang secara normal mengelilingi otak dan melindunginya dari cedera, gagal diserap sebagaimana mestinya. Hidrosefalus ini menyebabkan demensia yang tidak biasa, dimana tidak hanya menyebabkan hilangnya fungsi mental tetapi juga terjadi inkontinensia air kemih dan kelainan berjalan.

Orang yang menderita cedera kepala berulang (misalnya petinju) seringkali mengalami demensia pugilistika (ensefalopati traumatik progresif kronik); beberapa diantaranya juga menderita hidrosefalus.

Usia lanjut yang menderita depresi juga mengalami pseudodemensia. Mereka jarang makan dan tidur serta sering mengeluh tentang ingatannya yang berkurang; sedangkan pada demensia sejati, penderita sering memungkiri hilangnya ingatan mereka.

GEJALADemensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan benda.

Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka).

Sering terjadi perubahan kepribadian.

Demensia karena penyakit Alzheimer biasanya dimulai secara samar. Gejala awal biasanya adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi; tetapi bisa juga bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian lainnya. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita menggunakan kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. Ketidakmampuan mengartikan tanda-tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada akhirnya penderita tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya.

Demensia karena stroke kecil memiliki perjalanan penyakit dengan pola seperti menuruni tangga. Gejalanya memburuk secara tiba-tiba, kemudian agak membaik dan selanjutnya akan memburuk kembali ketika stroke yang berikutnya terjadi. Mengendalikan tekanan darah tinggi dan kencing manis kadang dapat mencegah stroke berikutnya dan kadang terjadi penyembuhan ringan.

Beberapa penderita bisa menyembunyikan kekurangan mereka dengan baik. Mereka menghindari aktivitas yang rumit (misalnya membaca atau bekerja).

Page 12: Demensia dari berbagai sumber

Penderita yang tidak berhasil merubah hidupnya bisa mengalami frustasi karena ketidakmampuannya melakukan tugas sehari-hari. Penderita lupa untuk melakukan tugasnya yang penting atau salah dalam melakukan tugasnya.

Membedakan Delirium Dengan Demensia

Delirium Demensia

Terjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahan

Berlangsung selama beberapa minggu Bisa menetap

Berhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan metabolisme

Bisa tanpa penyakit

Hampir selalu memburuk di malam hariSering bertambah buruk di malam hari

Tidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya 'mengembara'

Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasi

Kesiagaan seringkali berkurang

Orientasi terhadap lingkungan bervariasiOrientasi terhadap lingkungan terganggu

Bahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti & tidak tepat

Kadang mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepat

Ingatannya bercampur baur, linglungIngatannya hilang, terutama untuk peristiwa yang baru saja terjadi

DIAGNOSADiagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan memperhatikan usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).

Dilakukan pemeriksaan kimia darah standar. Pemeriksaan CT scan dan MRI dimaksudkan untuk menentukan adanya tumor, hidrosefalus atau stroke.

Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara bertahap, maka diduga penyebabnya adalah penyakit Alzheimer.

Page 13: Demensia dari berbagai sumber

Diagnosis penyakit Alzheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal). Metode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan pungsi lumbal dan PET (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan skening otak khusus.

PENGOBATANSebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan. Obat takrin membantu penderita dengan penyakit Alzheimer, tetapi menyebabkan efek samping yang serius.

Takrin telah digantikan oleh donepezil, yang menyebabkan lebih sedikit efek samping dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer selama 1 tahun atau lebih. Ibuprofen juga bisa memperlambat perjalanan penyakit ini. Obat ini paling baik jika diberikan pada stadium dini.

Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.

Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika didiagnosis secara dini, maka demensia karena hidrosefalus bertekanan normal kadang dapat diatasi dengan membuang cairan yang berlebihan di dalam otak melalui selang drainase (shunting).

Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikosa (misalnya tioridazin dan haloperidol). Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius. Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau paranoia.

Membantu penderita demensia dan keluarganya:1. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap

memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.

2. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa membantu mencegah terjadinya kecelekaan pada penderita yang senang berjalan-jalan.

3. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita.

4. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu, bahkan akan memperburuk keadaan.

5. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan perawatan, akan sangat membantu.

Page 14: Demensia dari berbagai sumber

PROGNOSIS

Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda. Demensia karena AIDS biasanya dimulai secara samar tetapi berkembang terus selama beberapa bulan atau tahun. Sedangkan demensia karena penyakit Ceutzfeldt-Jakob biasanya menyebabkan demensia hebat dan seringkali terjadi kematian dalam waktu 1 tahun.

Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh. Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana). Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan kemampuan berbicara.

http://medicastore.com/penyakit/699/Demensia.html 18.06

Latih Otak, Singkirkan Demensia

DEMENSIA (pikun) banyak menyerang mereka yang telah memasuki usia lanjut. Bahkan, penurunan fungsi kognitif ini bisa dialami pada usia kurang dari 50 tahun. Untuk mengurangi risiko, otak perlu dilatih sejak dini disertai penerapan gaya hidup sehat.

Dr Suryo Dharmono dari Divisi Psikiatri Geriatri Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Kamis (19/2), di Jakarta, menjelaskan, demensia adalah gangguan fungsi kognitif menyeluruh dari otak. Hal ini ditandai gangguan fungsi memori atau daya ingat.

Awalnya memori jangka pendek yang terganggu disusul jangka menengah dan panjang, tergantung tingkat keparahannya, ujarnya. Kondisi ini disertai satu atau lebih gangguan fungsi kognitif lain di antaranya kemampuan berbahasa, orientasi, eksekutif atau kemampuan bertindak secara berencana dan mengambil keputusan, berhitung dan pengenalan benda.

Gangguan fungsi kognitif ini bisa disebabkan alzheimer yang dikenal sebagai demensia alzheimer. Penyebab lain adalah, gangguan pembuluh darah otak yang dikenal sebagai demensia vaskular di antaranya stroke, sumbatan kecil pada pembuluh darah otak yang meluas sehingga banyak sel-sel otak yang mati. "Kemunduran fungsi kognitif ini bersifat menetap," ujarnya.

Menurut Suryo, kemunduran fungsi kognitif pada alzheimer umumnya kronik dan progresif. Jadi, prosesnya perlahan dan bertahap. Adapun penurunan fungsi kognitif pada

Page 15: Demensia dari berbagai sumber

demensia vaskular tergantung pada jenis gangguannya, bisa akut bila terjadi gangguan pembuluh darah secara mendadak, dan akan menurun lagi bila serangan itu berulang.

Ada beberapa faktor risiko terjadinya demensia yaitu genetik, pola hidup tidak sehat di antaranya kebiasaan merokok, hipertensi, kadar gula darah berlebih, dan depresi yang berlangsung terus-menerus atau berulang. Infeksi HIV dan defisiensi vitamin B juga meningkatkan risiko terkena demensia.

"Prevalensi demensia adalah, 3 persen dari populasi penduduk usia 60 tahun ke atas, makin tua angka kejadiannya akan terus meningkat," kata dia.   

Namun, demensia juga bisa dialami mereka yang berusia di atas 40 tahun atau disebut demensia onset dini. Hal ini bisa terjadi pada seseorang yang ada riwayat keluarga terserang demensia alzheimer atau faktor genetik, dan juga menderita gangguan pembuluh darah, apalagi bila ditambah dengan adanya depresi berkepanjangan.   

Gejala awal demensia adalah, kemunduran fungsi kognitif ringan di antaranya kemampuan mempelajari hal baru mundur sekali, ingatan terhadap peristiwa jangka pendek menurun, kesulitan menemukan kata-kata yang tepat. Pada tahap lanjut, gejalanya antara lain sulit mengenali benda, tidak bisa bertindak secara berencana, sukar mengenakan pakaian, dan sulit memperkirakan jarak. Saat mengemudi, penderita demensia sulit menjaga jarak dan mengkoordinasi anggota tubuh, ujarnya.

Untuk mencegah terjadinya demensia, Suryo menganjurkan agar kita aktif melatih otak. Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan antara lain, banyak membaca, terlibat kegiatan keilmuan, membiasakan diri mengisi teka-teki silang, dan beberapa aktivitas berkaitan kerja otak lainnya. Hal ini diimbangi dengan menerapkan pola hidup sehat dan berolahraga secara teratur. Ini juga bisa dilakukan oleh seseorang saat memasuki masa pensiun. "Jadi, meski sudah lanjut usia, bukan berarti kita tidak perlu lagi melatih otak kita dengan berbagai aktivitas," kata Suryo.       

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/02/19/22050114/latih.otak.singkirkan.demensia. 18.10

DEMENSIA ( KEPIKUNAN )Dr. Subaidah Metta Yani, Sp SRS MITRA KEMAYORAN

Dengan meningkatnya usia harapan hidup karena kemajuan ilmu kesehatan, maka jumlah penduduk usia lanjut meningkat. Dengan bertambah usia, tubuh mengalami proses penuaan termasuk otak akan mengalami perubahaan fungsi intelektual, berupa sulit mengingat kembali, berkurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan bertindak lebih lamban.

Page 16: Demensia dari berbagai sumber

Ada kondisi normal yang disebut mudah lupa ( forgetfulness ) yang banyak ditemukan pada warga usia lanjut yang timbul secara fisiologis. Kondisi yang terletak antara mudah lupa ( forgetfulness ) yang fisiologis dan dimensia Alzheimer yang patologis. Disebut Gangguan kognitif ringan atau Mild Cognitive Impairment ( MCI ).

Dua jenis demensia yang paling umum adalah Demensia multi infark yang disebabkan karena stroke berulang dan Demensia Alzheimer atau kombinasi keduanya. Penyebab dari kepikunan yang lain adalah disebabkan karena faktor organik seperti kekurangan vitamin, infeksi, keracunan obat, cedera / trauma kepala, atau depresi.

Mudah lupa ( forgetfulness )Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori mulai menurun secara wajar.Ciri-ciri mudah lupa (forgetfulness ) :

1. Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya.2. Terdapat gangguan dalam mengingat kembali (recall)3. Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan

dalam memori ( retrieval )4. Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat

( cue )5. Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya.

Gangguan kognitif ringan atau Mild Cognitive Impairment ( MCI )Pada umumnya diagnosa gangguan kognitif ringan dibuat apabila pada seseorang ditemukan kriteria berikut ini ;

1. Ada gangguan memori2. Gangguan memori abnormal untuk usia dan pendidikan3. Aktivitas sehari-hari normal4. Fungsi kognisi umum normal5. Tidak ada demensia ( kepikunan )

Penderita gangguan kognitif ringan terutama mengalami gangguan memori jangka pendek (recent memory ). Mereka masih mampu berfungsi normal dalam kehidupan sehari – hari, mampu memperoleh kemampuan kognisi ( seperti berfikir, pemahaman dan membuat keputusan ).

Usia lanjut diatas 65 tahun beresiko tinggi untuk mengalami kepikunan. Gejala demensia yang umum, ialah berupa gangguan daya ingat ( memori ), gangguan prilaku dan berkurangnya kemampuan berfungsi sehari-hari. Bila gejala ini tidak ditanggulangi secara dini, maka gejala – gejalanya akan cepat memburuk.

Orang dikatakan demensia atau kepikunan bila menunjukan tiga atau lebih dari gejala-gejala berupa gangguan dalam : perhatian ( atensi ), daya ingat ( memori ), orientasi tempat dan waktu, kemampuan konstruksi dan eksekusi ( seperti mengambil keputusan,

Page 17: Demensia dari berbagai sumber

memecahkan masalah ). Gejala-gejala tersebut dapat disertai gejala gangguan emosi, cemas, depresi dan agresivitas.

Demensia AlzheimerDefinisi kepikunan adalah gangguan intelektual dan kemampuan kognitif yang progresif dan cukup mengganggu penampilan sosial dan pekerjaan. Gejala kepikunan pada penyakit Alzheimer adalah akibat proses degeneratif yang menyebabkan kematian sel-sel neuron di korteks serebral.

Penanganan mudah lupa dan kepikunanMudah lupa :Gejala mudah lupa yang sering dikeluhkan adalah lupa menaruh benda ( kunci, kaca mata dll ), lupa nama orang, lupa wajah orang. Penanganannya berupa : Latihan mengingat, mengulang, memperhatikan dan mengasosiasikan.Gangguan Kognitif Ringan ;Gejala ini merupakan perantara antara normal dan pikun, maka perlu diberikan pelatihan “direct retraining” yaitu latihan praktis yang diulang atau memberikan strategi bagaimana mengingat informasi yang diberikan.

Kepikunan ( Dimensia )Dapat diberikan obat-obatan untuk memperlambat proses keparahan, atau pemberian obat pada penyakit yang mendasarinya.http://www.mitrakeluarga.net/kemayoran/kesehatan008.html 18.11

Manajemen Demensia Alzheimer dan Demensia Vaskuler

”Pada usia lanjut, demensia merupakan penyebab kematian ke-4 setelah penyakit jantung, kanker dan stroke,” demikian diungkapkan Dr. Silvia Francina Lumempouw, SpS (K) dari Divisi Neurobehavior-Neurogeriatri, Bagian Neurologi FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan makalah berjudul”Management of Alzheimer’s Dementia” pada ”Neurodegenerative Update Seminar”. Seminar itu diselenggarakan dalam rangka Dies Natalies ke-6 Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan di Kampus UPH Lippo Karawaci, Tangerang , Sabtu, 1 September 2007 lalu.

Menurut wanita kelahiran Prabumulih, Sumatera Selatan, 3 Juli 1954 itu, demensia adalah sindrom klinik penurunan fungsi intelektual akibat penyakit di otak. Sindrom ini ditandai oleh gangguan kognitif, emosional dan psikomotor yang menyebabkan penderita tak mampu mengikuti aktifitas sosial dan mengurus diri sendiri.Gangguan kognitif pada demensia menyebabkan perubahan tingkah laku yang sederhana pada demensia tingkat ringan, sampai perubahan tingkah laku yang sangat mengganggu dan melelahkan fisik dan psikis bagi yang merawat.

Pada negara-negara maju terjadi perubahan dramatik demografi penduduknya, yaitu meningkatnya populasi usia lanjut. Populasi usia diatas 65 tahun di Amerika Serikat diduga meningkat dari 33,5 juta pada tahun 1995 menjadi 39,4 juta pada tahun 2010 dan diperkirakan menjadi lebih dari 69 juta pada tahun 2030. Dengan peningkatan ini muncul

Page 18: Demensia dari berbagai sumber

masalah-masalah penyakit pada usia lanjut.

Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta).

Peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi .

Kira-kira 5 % usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 –1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 – 15% atau sekitar 3 – 4 juta orang.

Pada tahun terkini banyak hasil penelitian dan penemuan dibidang genetika, patofisiologi dan riwayat alamiah dari penyakit ini.

Demensia adalah sindrom gangguan daya ingat disertai dua atau lebih domain kognitif lainnya (atensi, fungsi bahasa, fungsi visuospasial, fungsi eksekutif, emosi) yang sudah mengganggu aktivitas kehidupan sehari hari dan tidak disebabkan oleh gangguan pada fisik.

Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia terbanyak di negara maju Amerika dan Eropa sekitar 50-70%. Demensia vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15- 35% disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler 50 – 60 % dan 30 – 40 % demensia akibat penyakit Alzheimer.

Demensia Alzheimer berlangsung progresif, gangguan yang tidak dapat membaik yang menyerang otak dan akibatnya kehilangan daya ingat, kebingungan, gangguan penilaian dan perubahan kepribadian.

Penyakit ini adalah penyebab yang paling umum dari gangguan intelektual yang berat pada orang lanjut usia dan kenyataannya merupakan suatu masalah dalam perawatan orang usia lanjut di rumah.

Harus dapat dibedakan apakah penurunan daya ingat normal sesuai usia (’age associated memory impairment’ disingkat AAMI) atau menderita gangguan kognitif ringan (’Mild

Cognitive Impairment’ disingkat MCI), yang mana pada hasil penelitian, 20 – 60 % MCI akan ber lanjut setelah 3-4 tahun menjadi demensia. Gangguan kognitif ringan merupakan kontinuum dari demensia Alzheimer.

Kriteria MCI antara lain adanya keluhan gangguan memori, aktifitas hidup sehari-hari normal, fungsi kognitif umum normal, tidak ada demensia serta penurunan fungsi memori tidak normal sesuai usia dan pendidikan.

Adapun gejala dari Demensia Alzheimer adalah kehilangan daya ingat secara perlahan-

Page 19: Demensia dari berbagai sumber

lahan dan progresif, kesulitan dalam mengikuti perintah dan melakukan kegiatan sehari-hari, gangguan penilaian, penalaran, konsentrasi dan orientasi, kebingungan dan kegelisahan, perubahan kepribadian an kehilangan kemampuan untuk mengurus diri sendiri.

Faktor resiko Demensia Alzheimer (DA) terjadi pada usia lanjut, wanita, trauma kapitis berat, pendidikan rendah dan menyangkut faktor genetik kasusnya 1- 5%.

Sementara, pembahasan mengenai Demensia Vaskuler disampaikan Dr. Hartono Prabowo, Sp.S dari RS Honoris dan RS Usada Insani, Tangerang serta Staf Pengajar FK UPH dan FK Untar dengan judul malakah "Management of Vascular Dementia."

Menurut pria kelahiran Pekalongan, Agutus 1957 ini, demensia vaskuler diartikan sebagai demensia yang disebabkan oleh gangguan serebrovaskuler (iskemik / perdarahan), anoksik atau hipoksik otak dengan penurunan kognitip ringan sampai berat dan meliputi semua domain, tidak harus gangguan gangguan memori yang menonjol.

Secara klinis, kemungkinan diagnosa demensia vaskuler (probable, possible atau definit demensia vaskuler) ditegakkan apabila didapatkan penderita dengan demensia yang berkaitan dengan latar belakang CVD (riwayat CVD, klinis adanya deficit neurologis dan diperkuat dengan pencitraan otak). Oleh karenanya demensia vaskuler sering disebut sebagai demensa pasca stroke atau demensia multi-infark.

Sekitar 70% penderita stroke mengalami gangguan kognitif (ringan – berat) dan sekitar 25-30% diantaranya berkembang menjadi demensia. Stroke kemungkinan secara langsung menyebabkan demensia atau stroke merupakan factor presipitasi proses degeneratip pada demensia seperti pada demensia Alzheimer.

Demensia vaskuler merupakan jenis demensia terbanyak ke 2 setelah demensia Alzheimer, dengan angka kejadian demensia vaskuler tidak berbeda jauh dengan angka kejadian demensia Alzheimer.

Jellinger,dkk (2002) mengutarakan bahwa angka kejadian demensia vaskuler sekitar 47% dari populasi demensia secara keseluruhan (demensia Alzheimer 48% dan demensia oleh sebab lain 5%).

Erkinjutti (2004) melaporkan kejadian demensia vaskuler pada populasi usia lebih dari 65 tahun sekitar 1,2 – 4,2% dan pada kelompok usia diatas 65 tahun menunjukkan peningkatan angka kejadian dari 0,7% dalam kelompok usia 65 – 69 tahun hingga mencapai 8,1% pada kelompok usia diatas 90 tahun. Angka kejadian demensia vaskuler ini kemungkinan akan bertambah seiring dengan meningkatnya kejadian CVD.

Demensia vaskuler dan demensia Alzheimer merupakan penyebab utama demensia, bahkan diantara keduanya sering terjadi bersamaan 6. Erkinjutti (2005) melaporkan hasil penelitian patologi melalui proses otopsi, pada 50% penderita demensia Alzheimer terlihat adanya CVD dan pada 80% penderita demensia vaskuler didapatkan kelainan

Page 20: Demensia dari berbagai sumber

sesuai dengan Alzheimer.

Gejala klinis demensia vaskuler bervariasi, tergantung pada lokasi lesi kelainan vaskuler pada otak. Gangguan memori tidak selalu menonjol dan terjadi secara bertahap dan relatip dalam masa yang lebih singkat dibandingkan dengan proses terjadinya demensia Alzheimer. Onset gejala demensia vaskuler dapat bersifat gradual ataupun dramatik yang secara garis besar dapat berupa gangguan kognitip (gangguan konsentrasi, memori, disorientasi), gangguan komunikasi (afasia, apraksia, agnosia), gangguan kemampuan eksekusi atau pengambilan keputusan, dan gangguan fisik (paresis, gangguan kontrol kandung kencing) dan lain-lain.

Diagnosa demensia vaskuler ditegakkan dengan sarana yang tidak berbeda dengan sarana diagnosa demensia Alzheimer 1,2,7,8. Sebagai test penyaring (setelah pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan neurologis) dilakukan pemeriksaan MMSE (sensitivity 71% to 92% dan specificity 56% to 96%7), CDT (Clock Drawing Test), Activity Daily Living (ADL)

dan Instrumental Activity Daily Living (IADL), Disability Assessment fo Dementia (DAD), Ischemic Hachinski Score (IHS) yang dapat membedakan demensia vaskuler dengan demensia Alzheimer, dan jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan neuropsikiatri. Adanya riwayat CVD (stroke) dan adanya kelainan neurologis yang diperkuat adanya kelainan pada pencitraan otak (Brain CT-scan / MRI) memastikan adanya demensia vaskuler.

Secara klinis demensia vaskuler dibedakan dalam demensia vaskuler pasca stroke (infark / perdarahan), demensia vaskuler subkortikal, dan demensia vaskuler tipe campuran (Alzheimer dan vaskuler), yang dikaitkan dengan penurunan neurotransmitter kolinergik (Acethylcoline). Dengan dasar hal tersebut maka beberapa preparat Acethylcoline Esterase Inhibitor (Donepezil, Rivastigmin, Galantamine) dapat digunakan dalam penatalaksanaan penderita demensia vaskuler dan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Meskipun demikian, hingga kini belum ada preparat yang diakui Badan Pengawasan Obat AS ( FDA ) sebagai bahan untuk pengobatan demensia vaskuler.

Guna memaksimalkan fungsi kognisi yang masih ada, terapi non-farmakologik harus diprogramkan, baik program yang ditujukan kepada penderita, maupun pengasuh (caregiver), keluarga maupun lingkungannya.

Peran keluarga dan caregiver sangat menentukan keberhasilan program penanganan penderita demensia, baik demensia Alzheimer, demensia vaskuler ataupun demensia tipe lain. Terhadap penderita dapat dibuat program agar penderita menjalani perilaku hidup sehat, terapi rehabilitasi termasuk stimulasi kognitip, olah raga, edukasi, konseling, terapi musik serta terapi wicara dan okupasi, disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Terhadap lingkungan antara lain dengan menyediakan fasilitas bagi penderita untuk melakukan akitivitas yang dibutuhkan, tata ruang yang memadai, penyediaan fasilitas perawatan dan lain-lain.

Pengarahan kepada pengasuh (caregiver) adalah suatu hal yang tidak dapat diabaikan, oleh karena pengasuhlah yang sangat berperan dalam keberhasilan pelaksanaan program-

Page 21: Demensia dari berbagai sumber

program yang direncanakan baik terhadap penderita maupun lingkungan.

Bagaimana pendapat Anda? (ASW)

http://abgnet.blogspot.com/2007/09/manajemen-demensia-alzheimer-dan.html 18.14

Demensia Alzheimer Si Pembunuh OtakApakah kepikunan (demensia) dapat menyebabkan kematian? Ya. Hal itulah yang dibahas pada talk show yang bertema Tua Oke, Pikun No Way! di Graha Niaga, Jakarta, (16/9) yang diadakan oleh Asosiasi Alzheimer Indonesia.

Proses penuaan identik dengan penyakit dan kepikunan. Banyak orang akan segera mencari bantuan medis jika terserang salah satu dari penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular. Namun, tidak demikian halnya jika seseorang mengalami kepikunan.

Salah satu tipe demensia adalah demensia alzheimer, yaitu proses penurunan daya ingat yang sangat parah sehingga mengganggu kehidupan sosial penderitanya. Di Amerika Serikat, demensia alzheimer merupakan penyakit keempat penyebab kematian setelah penyakit jantung, kanker, dan stroke.

Penyakit alzheimer merupakan penyakit demensia tersering dan menurunkan hingga 50 persen tingkat harapan hidup penderitanya. Karena itu, sangat disayangkan jika masyarakat menganggap remeh penyakit ini.

"Meski tidak menyebabkan kematian secara langsung seperti kanker, pasien yang mengalami penurunan daya ingat bisa meninggal akibat berbagai hal, misalnya kecelakaan," kata Prof. Dr. Sidiartc Kusumoputro, Sp.S.

Secara teoretis, 5 persen dari populasi golongan lanjut usia berisiko terkena demensia. Demensia alzheimer ini biasanya menyerang golongan lansia di atas 65 tahun. Penyebabnya faktor genetik, virus, radikal bebas, dan pencemaran.

Akhir-akhir ini ditemukan gejala keterkaitan erat antara kepikunan dengan penyakit hipertensi; diabetes, hiperkolesterolemia, jantung, dan stroke. Karena itu, penyandang penyakit ini meskipun masih berusia pralansia perlu mewaspadai kemungkinan munculnya gejala demensia alzheimer.

Yang disayangkan, biasanya orang yang terkena demensia alzheimer tidak menyadari dirinya adalah penderita. Kalaupun mengetahui, tidak segera mencari bantuan medis.

"Pikun adalah penyakit, seperti alzheimer. Lansia normal tidak akan pikun, hanya mengalami penurunan daya ingat karena proses penuaan," tutur Prof. Sidiarto lagi.

Demensia alzheimer sebenarnya dapat dicegah dengan menjaga pikiran tetap tenang, melakukan gerak badan teratur, clan menjalani gaya hidup sehat. Menjadi tua tidak harus dibarengi kepikunan jika kita memiliki pengetahuan tentang penyakit ini.

Page 22: Demensia dari berbagai sumber

Tidak perlu menunggu hingga lansia untuk mencegah penyakit agar nantinya kita dapat menjadi lansia yang mandiri clan tetap produktif.

http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=479&Itemid=1

DEMENSIA: BOLEH TUA, ASAL JANGAN PIKUN

Semakin bertambahnya tahun, semakin bertambah pula orang yang didiagnosis menderita penyakit Demensia. Jika diartikan, menurut buku Gaya Hidup Penghambat Alzheimer, demensia merupakan himpunan gejala penurunan fungsi intelektual, umumnya ditandai terganggunya minimal tiga fungsi, yaitu bahasa, memori visuospasial, dan emosional. Jadi, demensia bukan suatu penyakit, tetapi kumpulan gejala-gejala yang menyertai berbagai penyakit. Menurut buku ini, terdapat 70 penyakit atau keadaan yang menyebabkan demensia.Penuaan ternyata tidak hanya untuk kulit, tetapi juga untuk otak. Demensia juga disebut sebagai proses penuaan pada otak. Secara structural, semakin sedikit hubungan antar sel yang dibuat otak, sebagai akibat dari berkurangnya fungsi otak, juga potensi ingatan tidak didukung pelatihan, pemakaian, serta asupan gizi, ternyata semakin beresiko menderita penurunan. Zat kimia dalam otak akan menurun hingga membuat volume otak mengecil dan rongga-rongga dalam otak menjadi lebar.PENYEBAB DEMENSIABeberapa bagian otak yang tugasnya terkait dengan ingatan– prefrontal cortex untuk mengingat hal-hal yang sudah lama dan hippocampus untuk hal-hal baru yang ingin diingat – akan kehilangan kira-kira 20 persen sel-sel syarafnya seiring dengan bertambahnya usia. Demensia atau berkurangnya fungsi-fungsi kognitif dan perilaku akibat hal-hal fisiologis, akhirnya menjadi penyakit yang populer di usia lanjut dan menjadi ‘gerbang’ bagi penyakit-penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.Banyak hal yang menyebabkan demensia ini. Demensia dapat disebabkan oleh cedera kepala, infeksi otak, keracunan, kekurangan zat nutrisi, serta stroke yang meluas, tumor otak, dan lainnya. Bisa pula disebabkan oleh gizi buruk, gangguan system saraf, penggunaan narkotika, alcohol, kecemasan atau depresi, dan pelepasan kortisol berlebihan akibat stress.Beberapa hal tidak terlalu serius turut berperan dalam menyebabkan demensia, tetapi perlu diwaspadai. Seperti, di bawah pengaruh narkotika dan alcohol, diburu waktu, ketakutan, kurang perhatian, lelah fisik dan mental, merasa bingung, marah, dan tertekan, perhatian terganggu, terlalu banyak bekerja, dan terlalu tegang.PROSES PENUAAN OTAK

Proses penuaan membikin kemunduran kemampuan otak. Kemampuan yang mundur biasanya adalah daya ingat dan inteligensi dasar. Kemunduran daya ingat ini berupa penuruan kemampuan penamaan dan proses mencari kembali informasi yang telah tersimpan di dalam memori. Jadi, memori harus tetap eksis. Caranya tak sulit, kok. Pokoknya, jangan pernah membiarkan otak menganggur. Membaca, mendengar berita, atau cerita dari berbagai media cukup membantu dalam mencegah pengangguran otak. Namun, kalau ingin otakmu menganggur, caranya juga tak sulit. Tinggal ongkang-

Page 23: Demensia dari berbagai sumber

ongkang kaki sambil merenungi nasib yang tak kunjung berubah. Tapi, konsekuensinya, kamu akan mengalami penurunan daya ingat dalam waktu dekat. Pilih yang mana?Sedangkan, inteligensi dasar merupakan penurunan fungsi otak bagian kanan, berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal. Misalnya, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi. Tak ingin seperti itu, kan? Mencegahnya juga gampang, kok. Cukup dengan mempertahankan proses belajar, meskipun sudah lansia. Bagi lansia, caranya tentu tak harus mengulang pelajaran-pelajaran di sekolah dulu. Tapi, perlu mengasah otak. Misalnya, dengan memecahkan masalah sederhana, mengenal tulisan, symbol, dan angka, serta tetap menggerakkan anggota tubuh secara wajar.Nah, penuaan otak ini menyebabkan lupa, maka banyak pula jenis lupanya. Pertama, lupa wajar karena factor usia. Jenis lupa ini biasanya butuh waktu yang lama untuk menjawab dengan akurat jika ditanyakan sesuatu. Lupa ini tidak semakin memburuk dari waktu ke waktu. Ada pula lupa karena gejala gangguan kognisi ringan (pra pikun). Orang-orang yang lupa seperti ini mandiri dalam kesehariannya, tidak mengalami gangguan fungsi social dan pekerjaan. Lupa jenis ini mengalami penuruan fungsi memori jangka pendek. Hingga mereka kerap membuat keputusan berulang-ulang yang isinya sama. Jenis lupa berikutnya adalah gejala dini demensia (pikun). Banyak kemuduran yang terjadi pada demensia, seperti bahasa, memori, pengenalan ruang dan tempat. Hal itu membuat fungsi social dan pekerjaannya terganggu. Makanya, demensia bukanlah lupa biasa.GEJALA DEMENSIAPenderita demensia mengalami hilang ingatan baru-baru ini, bukan sekedar lupa. Kadang juga lupa kata-kata atau bahasa yang tepat. Mungkin pula, penderita demensia ini mengalami perasaan yang berubah-ubah (moody), mendadak tak berminat melakukan aktivitas. Parahnya lagi, mereka tak ingat lagi jalan pulang ke rumah, bahkan lupa bagaimana caranya melakukan tugas sehari-hari.Contoh yang dekat dengan keseharian kita misalnya, sulit menghitung uang kembalian, sulit melakukan hal-hal biasa yang dilakukan sehari-hari (mandi, menelepon, mengancingkan baju), serta lebih banyak menyendiri.SELAMATKAN OTAK, CEGAH DEMENSIAAgar tidak terkena demensia di usia lanjut nanti, kita harus menyelamatkan otak mulai sekarang untuk mencegahnya. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah gaya hidup. Mereka yang kurang tidur, jam tidurnya tak beraturan, biasanya mudah terkena penyakit lupa. Begitu pula dengan fast food, yang bisa mengakibatkan pembuluh darah kaku dan menebal hingga aliran darah ke otak itu berkurang. Pola makan juga harus diperhatikan agar sehat dan bergizi. Pilihlah makanan-makanan yang baik untuk otak, seperti ikan, daging, ayam, susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, jeruk, teh hijau, dan lainnya. Konsumsi pula hidangan penguat daya ingat setiap hari, seperti makanan yang mengandung vitamin E, B6, B12.Ternyata, jus sayur dan buah juga menyelamatkan otak, loh! Misalnya, jus anggur mencegah penuaan otak, pisang memenuhi kebutuhan vitamin B6, jus apel juga bagus untuk pikiran kita. Sayuran tak kalah penting. Makan banyak sayuran membantu menyelamatkan ingatan dan perhatian di usia lanjut.Melatih otak, penting sekali. Mereka yang beringatan kuat senang sekali bermain teka-teki silang, membaca, bermain bridge, dan lain-lain. Jangan lupa untuk mengaktifkan otak kiri dan kanan secara bersamaan. Misalnya, dengan melakukan gerakan menyilang

Page 24: Demensia dari berbagai sumber

atau mencoba melatih kesabaran dengan menulis menggunakan tangan kiri.Menangkal kepikunan bisa juga dengan berpikiran positif, rasional, rileks, dan berinteraksi dengan banyak orang. Hindari pikiran negative, emosional, karena pikiran seperti itu dapat menimbulkan distress (stress yang buruk). Happy dan gaul, kuncinya. Melestarikan hobby, boleh juga tuh! Misalnya, berkaraoke, berkebun, berolahraga, membaca, dan hal seru lainnya.Jangan lupa untuk menjaga kesehatan otak. Memberikan oksigen yang cukup, menjaga tekanan darah agar tetap normal, hindari kebiasaan tidak sehat (misal, merokok), mencoba aromaterapi, dan meditasi merupakan beberapa hal yang bisa kita lakukan agar otak tetap sehat.Proses penuaan memang tidak dapat dihambat. Kita perlu menyadari bahwa berat otak akan berkurang seiring bertambahnya usia. Tetapi, paling tidak kita mampu menghadapinya dengan sehat. (Maghriza Novita Syahti/ berbagai sumber)

Banyak berlatih bahasa asing dapat memperlambat demensia (pikun) …

Demensia merupakan suatu sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran intelegensi. Gejala demensia meliputi melemahnya daya ingat dan penilaian, disorientasi waktu dan tempat, serta hilangnya fungsi-fungsi intelek lainnya yang terjadi tanpa gangguan tingkat kesadaran. Demensia usia lanjut adalah sebuah gejala penyakit global, menurut statistik badan demensia usia lanjut Internasional dan WHO, bahwa saat ini terdapat lebih dari 8 juta penderita demensia usia lanjut di seluruh dunia. Dan diprediksi sampai pada tahun 2020 nanti, penderita demensia usia lanjut sedunia akan mencapai 34 juta orang.

Bagaimana mencegah demensia usia lanjut kini telah menjadi topik kesehatan umum setiap negara. Menurut hasil penelitian terbaru peneliti asal Kanada menyebutkan, bahwa sesering mungkin berlatih bahasa asing dapat menunda efek demensia usia lanjut.

Peneliti asal Kanada telah melakukan survei terhadap 184 manula yang menderita demensia usia lanjut tahun 2005 lalu, dari hasil survei tersebut sebanyak 91 orang diantara jumlah terkait hanya berbicara dalam satu bahasa. Sedang 93 orang lainnya sering menggunakan dua bahasa. Peneliti terkait mendapati, bahwa mereka yang hanya berbicara dalam satu bahasa rata-rata memanifestasikan keadaan demensia saat berusia 71.4 tahun. Sedang mereka yang berbicara dalam dua bahasa rata-rata baru memanifestasikan gejala demikian saat berusia 75.5 tahun. Menurut peneliti terkait, bahwa mereka yang menggunakan dua bahasa, suplai darah otak besar secara relatif lebih banyak, hubungan antar saraf dan otak lebih mudah terpelihara dengan baik, kedua sebab ini dianggap dapat membantu memperlambat terjadinya demensia usia lanjut. Namun, sang peneliti juga menegaskan bahwa mereka yang kerap menggunakan dua bahasa, hanya dapat membantu memperlambat atau menunda masa munculnya demesia usia lanjut. Tidak bisa secara tuntas mencegah terjadinya demensia usia lanjut.

Page 25: Demensia dari berbagai sumber

Forkhes Clark, seorang pakar psikologi yang turut serta dalam peneltian ini mengatakan, penelitian terkait di atas hanya sebuah hasil penelitian awal, adapun mengenai manfaat dari seringnya menggunakan bahasa asing, masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Namun, hasil penelitian sebelumnya di Amerika Serikat menyebutkan, bahwa mereka yang menguasai bahasa asing dengan baik saat muda, lebih tidak mudah mengidap penyakit demensia usia lanjut.

http://www.erabaru.or.id/k_03_art_291.html 18.26

Mengenal Penyakit Demensia (2)Mudah Lupa, Harus Diwaspadai

Oleh : Dr Nora Sondakh, MAMENYERANG USIA MANULA: Bertambahnya usia, makin besar peluang menderita penyakit Demensia.

PENINGKATAN angka kejadian dan prevalensi kasus demensia mengikuti meningkatnya usia seseorang. Dan menurut Dr Nora Sondakh, MA, lebih dari 50 % kasus demensia tergolong pada demensia tipe Alzheimer (AD). Setelah lewat usia 60 tahun, prevalensi dari demensia Alzheimer berlipat dua setiap kenaikan 5 tahun usia. 

“Dengan meningkatnya usia harapan hidup suatu populasi diperkirakan akan meningkat pula prevalensi demensia,” ujar Dr Nora sambil menambahkan kalau di seluruh dunia, diperkirakan lebih dari 30 juta penduduk menderita demensia dengan berbagai sebab. “Di Indonesia sendiri, menurut data profil kesehatan yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan tahun 1998, terdapat 7,2 % populasi usia lanjut 60 tahun ke atas, memang belum ada data pasti tentang prevalensi kasus demensia,” imbuhnya lagi.GEJALA KLINIS DEMENSIA/PIKUNTipe demensia ini sendiri ada 2 yang paling banyak ditemukan, yaitu tipe Alzheimer dan Vaskuler.Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia akibat gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif. Kematian sel-sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun. Awalnya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar, berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan barang-barang sekalipun yang termudah. Hal ini menurut Dr Nora Sondakh, disebabkan adanya gangguan kognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampai menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan, agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan gangguan aktifitas psikomotor, berkelana.

“Demensia Alzheimer ini terbagi atas 3 stadium,” ujar Dr Nora, seraya menjelaskan kalau stadium I, berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang terganggu

Page 26: Demensia dari berbagai sumber

adalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami,” ujar Sondakh, sambil meyakinkan kalau ini tidak mengganggu aktivitas rutin dalam keluarga. Sedangkan stadium II, dijelaskan oleh Dr Nora, berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanya antara lain, disorientasi, gangguan bahasa (afasia), penderita mudah bingung, penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi. “Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan  penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,” tutur Sondakh. Dan untuk Stadium III, menurut Dr Nora, stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun. “Penderita menjadi vegetatif, tidak bergerak dan membisu, daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri, tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil, kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lain dna kematian terjadi akibat infeksi atau trauma,” jelas Dr Nora panjang lebar.Untuk gejala klinisdemensia tipe Vaskuler, menurut Dr Nora, disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia,” ujarnya. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler. “Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskuler daripada Alzheimer. “Hal ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler,” jelas Sondakh lagi.Berikut rincian penyebab Demensia oleh Dr Nora Sondakh, MA :A.    Kelainan sebagai penyebab Demensia :1.    penyakit degenaratif2.    penyakit serebrovaskuler3.    keadaan anoksi/ cardiac arrest, gagal jantung, intioksi CO4.    trauma otak5.    infeksi (Aids, ensefalitis, sifilis)6.    Hidrosefaulus normotensif7.    Tumor primer atau metastasis8.    Autoimun, vaskulitis9.    Multiple sclerosis10.    Toksik11.    kelainan lain : Epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple diseaseB.    Kelainan/ keadaan yang dapat menampilkan demensia1.    Gangguan psiatrik :•    Depresi •    Anxietas•    Psikosis 2.    Obat-obatan :•    Psikofarmaka •    Antiaritmia•    Antihipertensi•    Antikonvulsan•    Digitalis3.    Gangguan nutrisi :•    Defisiensi B6 (Pelagra)

Page 27: Demensia dari berbagai sumber

•    Defisiensi B12•    Defisiensi asam folat•    Marchiava-bignami disease4.    Gangguan metabolisme :•    Hiper/hipotiroidi•    Hiperkalsemia•    Hiper/hiponatremia•    Hiopoglikemi•    Hiperlipidemia•    Hipercapnia•    Gagal ginjal•    Sindromk Cushing•    Addison’s disesse•    Hippotituitaria•    Efek remote penyakit kanker.

http://mdopost.com/news/index.php?option=com_content&task=view&id=8056&Itemid=9

Mengenal Penyakit Demensia (1)Bukan Penyakit Biasa

Oleh : Dr Nora Sondakh, MA

DEMENSIA atau pikun bukan merupakan hal atau kejadian alamiah, tapi adalah suatu kondisi sakit (medical illness) yang disebabkan oleh kematian atau rusaknya sel-sel otak. Demikian diungkapkan Dr Nora Sondakh, MA, yang merupakan Kepala Seksi Survailans Dinkes Manado. ditambahkan lagi, kalau Demensia ini, adalah gangguan yang terdiri dari kumpulan gejala. “Gangguan memori, penurunan kemampuan berbahasa, ketidak mampuan mengenali benda atau mengartikan persepsi sensorik, dan gangguan fungsi eksekusi mmisalnya perencanaan, pengaturan, abstraksi, kalkulasi dsb,” jelas Sondakh, seraya menambahkan kalau gejala tersebut terjadi perlahan-lahan, makin lama makin berat dan kebanyakan tidak dapat kembali ke keadaan semula (irreversible).Criteria Demensia ini adalah juga sindrom neurobehavioral yang secara klinis  ditandai oleh menurun atau hilangnya fungsi intelektual yang pernah didapat sebelumnya dan dapat juga disertai gangguan perilaku. Bisa juga penyakit ini kehilangan fungsi intelektual (kognitif) meliputi memori, bahasa, fungsi eksekutif dan gangguan motorik kompleks. “Serta gangguan perilaku (behavioral) yang timbul pada keadaan yang sudah berat dan dapat berbentuk kelainan perilaku, menurunnya fungsi kemandirian, depresif, agresif, berkelana (wandering), mengulang hal yang sama, buang air kecil/besar tidak pada tempatnya,” beber Dr Nora lagi.http://mdopost.com/news/index.php?option=com_content&task=view&id=7950&Itemid=9

Demensia Meningkat Seiring Populasi Lansia

Page 28: Demensia dari berbagai sumber

New York - Masyarakat luas kini harus mulai memikirkan perencanaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan para warganya yang mengalami proses demensia (pikun) dan berkurangnya kemampuan mentalnya bersamaan dengan kenaikan usia harapan hidup dan hal ini berarti semakin banyak lagi orang-orang yang mengalami persoalan dalam hal kemampuan kognitifnya (daya ingat dan daya tangkap), para ilmuwan Inggris mengingatkan.

Demensia adalah kelainan kronik dari proses mental yang diakibatkan penyakit organik otak. Keadaan itu ditandai dengan kemunduran dalam daya ingat, daya tangkap dan perobahan kepribadian, kemunduran dalam kemampuan untuk mengurus diri sendiri, keterbatasan dalam kemampuan fisik serta mengalami disorientasi.

Agaknya masih sulit bagi para ahli kedokteran untuk mencari cara mencegah terjadinya demensia dan kemunduran dalam kemampuan kognitif diantara para lanjut usia demikian dikatakan oleh Dr Carol Brayne dan rekan-rekannya dalam makalah ilmiahnya yang dimuat di jurnal PLoS Medicine, yang diterbitkan pada akhir pekan ini..

“Para ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap kelompok lanjut usia berharap dapat membuktikan kepada masyarakat luas bahwa demensia dan kemunduran daya kognitif mungkin dapat dicegah bersamaan dengan seiring waktu umur yang harapan hidupnya semakin panjang,? kata Brayne dan rekan-rekannya.

Para ilmuwan berupaya kuat untuk mengetahui bagaimana terjadinya proses demensia yang menimpa pada akhir hidup sebagian orang dan faktor-faktor apa saja yang dapat mengurangi risiko demensia dan kemunduran daya kognitif seiring dengan bertambahnya usia seperti misalnya dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan status sosial yang lebih tinggi sekiranya pula dapat memberi dampak menurunkan risiko demensia pada tingkat masyarakat tertentu.

Brayne dan rekan-rekan tim menganalisa data selama sepuluh tahun yang melibatkan 13.004 pria dan wanita dengan usia 65 tahun atau lebih tinggi, yang hidup di Wales dan Inggris .

Fakta yan ditemukan sebanyak 30 persen diantara meninggal dalam keadaan demensia. Kemungkinan untuk mengalami demensia pada akhir hayat seseorang semakin tinggi bersamaan dengan bertambahnya umur ; enam persen bagi mereka yang meninggal pada usia 65 tahun dibandingkan dengan 58 persen pada mereka yang mencapai usia 95 atau lebih ketika meninggal.

Memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi disertai berada di strata social yang lebih tinggi diasumsikan dapat mengurangi kemungkinan risiko menutup usia dalam keadaan demensia, namun sejauh ini faktor-faktor tersebut hanya memiliki dampak yang sangat kecil saat para peneliti tersebut mengikut sertakan faktor-faktor lain yang dianggap juga memiliki pengaruh cukup besar.

Page 29: Demensia dari berbagai sumber

Mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan hidup jauh lebih sejahtera umumnya hidup lebih lama, jadi panjang umur seseorang tampaknya melemahkan pengaruhnya bagi faktor pendididkan dan status sosial terhadap penurunan risiko demensia, kata Brayne.

Selanjutnya Brayne dan teman-temannya mengatakan ?Hasil temuan penelitian kami menyarankan tindakan pencegahan agaknya masih merupakan hal yang sangat kecil kemungkinannya dapat dilakukan, untuk mengatasi dampak bertambahnya usia dan berkurangnya kemampuan mental maupun fisik serta kemunduran daya kognitif yang dialami sebagian orang pada sisa masa hidupnya.

Berdasarkan penemuan penelitian tersebut maka para ilmuwan menarik kesimpulan bahwa masyarakat harus membuat prioritas utama untuk mempelajari cara meningkatkan kualitas hidup sebagian orang yang mengalami demensia atau kehilangan daya kognitif seiring bertambahnya usia yang kemungkinan jumlahnya akan semakin meningkat dimasa-masa mendatang, demikian Reuters. antara (03.11.2006)

http://zigma.wordpress.com/2006/11/24/demensia-meningkat-seiring-populasi-lansia/