9
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia adalah : 1. Demensia Idiopatik A. 1. Penyakit Alzheimer 2. Demensia senilis jenis Alzheimer B. Penyakit Pick C. 1. Khorea Hungtinton 2. Parkinsonisme dengan Demensia 3. Palsy Supranuklear Progresif 4. Sklerosis lateral amiotropik dengan Demensia 2. Demensia Vaskuler A. Multi Infark : - Subkortikal - Kortikal - Campuran kortikal – subkortikal - Hipoksia - CVD dengan demensia B. Infark yang letaknya strategis C. Ensefalopati Hipertensif D. Demensia hipoksi / hemodinamis E. Perdarahan otak non traumatik dengan demensia

Demensia

  • Upload
    peri

  • View
    226

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia adalah :1. Demensia IdiopatikA. 1. Penyakit Alzheimer2. Demensia senilis jenis Alzheimer B. Penyakit Pick C. 1. Khorea Hungtinton 2. Parkinsonisme dengan Demensia 3. Palsy Supranuklear Progresif 4. Sklerosis lateral amiotropik dengan Demensia2. Demensia VaskulerA. Multi Infark : - Subkortikal Kortikal Campuran kortikal subkortikal Hipoksia CVD dengan demensia B. Infark yang letaknya strategis C. Ensefalopati Hipertensif D. Demensia hipoksi / hemodinamis E. Perdarahan otak non traumatik dengan demensia F. Bentuk Campuran3. Demensia SekunderA. Infeksi, misalnya : EnsephalitisB. NeoplasmaC. IntoksikasiD. AutoimunE. Gangguan metabolik dan endokrin, misalnya DM1. Hipoglikemik2. Penyakit Ginjal dan hepar3. Gangguan elektrolitF. Gangguan nutrisi, Misalnya : defisiensi Vit B1,B6,B12, Asam FolatG. ObatH. TraumaI. Stres

Gangguan pemikiran abstrak dapat dites dengan menyuruh pasien menerangkan arti dari suatu pepatah. Atau pasien disuruh menceritakan persamaan dan perbedaan antara dua objek. Tes kemampuan konstruksional dapat dilakukan dengan menyuruh penderita menggambarkan jam dengan kedudukan jarum jam pada pukul tertentu.Tingkah laku dapat dipengaruhi oleh kemunduran kognitif. Penderita menjadi tidak tertarik lagi terhadap banyak hal. Ia menjadi kaku dan terikat pada rutinitas yang sterotipik. Perubahan mood dapat mencakup : ansietas, iritabilitas dan depresiPada penderita demensia juga bisa ditemui afasia ( kesulitan menyebutkan nama orang atau benda ), apraxia ( ketidakmampuan melakukan gerakan meskipun motorik dan sensoriknya msih baik ), agnosia ( ketidakampuan mengenali benda, meskipun fungsi sensorik masih baik ), dan gangguan fungsi eksekutif ( merencanakan dan mengambil keputusan )Secara garis besar ada 10 gejala yang biasa didapatkan pada penderita demensia, yaitu :1. Lupa kejadian yang baru saja dialami2. Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari3. 4. Kesulitan berbahasa5. Disorientasi waktu dan tempat6. Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat7. Sulit berpikir abstrak8. Salah menaruh barang9. perubahan suasana hati10. Perubahan perilaku atau kepribadian11. Hilang inisiatif

2.4 Patofisologi Demensia VaskulerTerjadinya demensia pada infark di otak bergantung pada beberapa faktor, diantaranya : Lokasi infrakInfark di lobus temporal dapat mengakibatkan deficit memory, lesi di lobus parietal dapat mengakibatkan gangguan orientasi spasial, apraksia, agnosia, serta gangguan fungsi luhur lain. Depresi lebih sering terjadi pada lesi hemisfer kiri daripadadi hemisfer kanan. Gangguan depresi lebih berat bila lesi lebih mendekati lobus frontal kiri. Lesi yang kecil di tempat yang strategis dapat mengakibatkan banyak gangguan. Infrak di girus angularis kiri dapat mengakibatkan suatu sindroma gertsman (agrafia, akalkulia, disorientasi kanan kiri, agnosia), anomia, gangguan memori verbal dan deficit konstruksional. Jumlah lesiBila seseorang telah mempunyai lesi di otak dan kemudian lesinya bertambah karena ia mengalami stroke berulang, maka deficit yang timbul bukan aditif, melainkan berlipat ganda. Umumnya deficit yang diakibatkan oleh tambahan lesi pada lesi yang sudah ada akan melipatgandakan jenis serta beratnya deficit. Ukuran lesiGangguan mental cenderung terjadi bila volum infark melebihi 50ml. Tomsilon dkk (1970) mendapatkan volum rata rata dari infak adalah 48,9 ml pada dementia vaskuler. Pada dementia dengan infark yang letaknya strategis, lesi yang kecil dapat mengakibatkana gangguan kongnitif yang berat. Letak infark lebih penting daripada volumenya.

Dementia vaskuler dapat terjadi melalui berbagai mekanisme. Lesi vaskuler pada parenkim otak dapat terjadi melalui iskemia, hemoragi atau edema atau gabungan faktor ini.Beberapa subtipe demensia vaskuler yang dikenal belakangan ini meliputi : Kerusakan kognitif vaskuler yang ringan Multi infark demensia Demensia vaskuler yang disebabkan oleh satu serangan infark Demensia vaskuler karena lesi lakuner Demensia vaskuler karena lesi hemoragik Penyakit Binswanger Demensia vaskuler subkortikal Mixed demensia

Demensia vaskuler juga kadang dikelompokkan sebagai demensi kortikal dan subkortikal.Penyakit vaskuler menyebabkan efek baik fokal maupun difuse pada otak dan menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Penyakit cerebrovaskuler fokal terjadi sekunder karena trombotik atau emboli. Bagian otak yang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif adalah bagian putih dari hemisfer cerebral dan nuclei abu abu bagian dalam, khususnya striatum dan thalamus. Hipertensi adalah penyebab utama dari berbagai penyakit, dan pada banyak pasien baik penyakit fokal maupun difuse ditemukan bersama. 3 mekanisme paling sering yang menyebabkan demensia vaskuler adalah multipel infak korteks, single infark di daerah tertentu, dan penyakit pembuluh darah kecil. Kerusakan kognitif vaskuler yang ringan dapat terjadi pada lansia. Ini berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif yang tidak sesuai dengan umur dan tingkatan pendidikan, tapi gejala ini tidak masuk dalam kriteria demensia dan tidak berhubungan dengan faktor resiko penyakit pembuluh darah atau bukti dari silent stroke atau infark bagian putih otak pada CT scan. Pada penderita ditemukan bukti secara subjektif dan objektif akan adanya masalah memori, tapi kemampuan fungsi untuk hidup sehari hari masih dalam batasan normal.Pada multi infak demensia, kombinasi berbagai gejala dari berbagai infark menyebabkan penurunan fungsi kongnitif karena mempengaruhi jaringan saraf.Pada demensia single infark, bagian otak yang lain yang dipengaruhi, yang berakibat kerusakan yang signifikan. Ini dapat dijumpai pada infark arteri cereberal anterior, infark lobus parietal, infark thalamus, dan infark girus singular. Penyakit pembuluh darah kecil mempengaruhi pembuluh darah kecil di otak dan menyebabkan 2 gejala mayor, penyakit Binswanger dan lacunar. Penyakit pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan dinding arteri, perluasan area Virchow-Robin, dan rarefaksi dan gliosis dari parenkim perivaskuler.Penyakit lakuner disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah kecil dan menghasilkan rongga lesi di parenkim otak sekunder dari penyumbatan cabang arteri dalam yang kecil. Rongga ini ditemukan terlebih di kapsula interna, nuklei abu abu yang dalam, dan bagian putih. Penyakit Binswanger (juga dikenal sebagai subkortikal leukoencephalopaty) disebabkan kearena penyakit pada area putih otak yang difuse. Pada penyakit Binswanger, perubahan vaskuler yang ditemukan berupa fibrohyalinosis dari arteri kecil dan nekrosis fibrinoid dari pembuluh darah yang lebih besar di dalam otak.Pada cerebral amiloid angiopaty berhubungan dengan vaskulopati, pembentukan aneurisma dan stenosis di leptomenigeal dan pembuluh darah korteks menyebabkan kerusakan bagian putih subkoteks. Pada amiloid angiopati cystatin-C, pasien mengalami pendarahan otak berulang sebelum umur 40 tahun yang dapat berakhir dengan demensia. Arteriopati cereberal autosomal dominan dengan infak subkorteks dan leukoenscepalopathy adalah suatu kondisi autosom dominan yang terletak di lengan kromosom 19q12 yang mempengaruhi suplai pembuluh darah kecil di daerah putih otak. Infak kecil multiple ditemukan di bagian putih otak, thalamus, ganglia basal, dan pons.Sindrom lain yang lebih jarang juga dapat menyebabkan demensia vaskuler. Arteriopati yang jarang, seperti inflamasi arteriopaty (poliarteritis nodosa, temporal arteritis) dan arteriopati noninflamasi (penyakit moyamoya, fibromuskuler displasia) dapat menyebabkan infark multipel dan dapat menyebabkan demensia vaskuler. Hipoperfusi karena penyakit pembuluh darah besar atau penyakit jantung dapat menyebabkan demensia vaskuler.Mixed demensia didiagnosa bila pasien mempunyai bukti demensia Alzheimer dan penyakit cerebrovaskuler, yang lesinya dapat dibuktikan secara klinis atau neuroimaging. Banyak penelitian sekarang yang membuktikan bahwa demensia vaskuler dan Alzheimer sering terjadi bersamaan, terlebih pada pasien yang lebih tua.Studi otopsi telah menunjukkan hubungan antara penyakit Alzheimer dengan lesi vaskuler. 3 studi atau lebih telah menyatakan bahwa resiko Alzheimer meningakat pada pasien yang terpapar faktor resiko vaskuler seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri perifer, dan merokok, yang biasanya berhubungan dengan penyakit cerebrovskuler dan demensia vaskuler. Bukti bukti terbaru menyatakan bahwa proses vskuler di kedua kelainan ini saling mempengaruhi satu sama lain. Apolipoprotein E mungkin memainkan peranan penting pada Alzheimer dan demensia vaskuler. Apolipoprotein E-IV juga meningkatkan resiko demensia pada orang yang pernah mengalami stroke dan merupakan faktor resiko yang kuat untuk perkembangan cerebral amyloid angiopaty pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Pada individu yang lebih tua, banyak kasus demensia yang disebabkan oleh efek kumulatif dari proses patologi cerebrovaskuler dan Alzheimer.Pada sepertiga dari pasien demensia vaskuler juga ditemukan proses patologis Alzheimer yang signifikan dengan berkurangnya kolinergik di nukleus basalis Meynert 4.Kelainan kognitif vaskuler adalah suatu istilah baru yang digunakan untuk menggambarakan kumpulan dari kerusakan kognitif dan fungsi yang mencakup dari kerusakan kognitif vaskuler sampai demensia vaskuler subkortikal, demensia poststroke dan mixed demensia.