2
Demam Demam (Pireksia/Febris) merupakan suatu keadaan atau kondisi suhu tubuh yang tinggi melebihi batas suhu normal tubuh karena adanya perubahan pada pusat termoregulasi di otak (Hipotalamus Anterior). Salah satu penyebabnya adalah Inflamasi (infeksi yang menimbulkan radang).Terkait dengan peradangan, sebenarnya demam merupakan hasil atau efek yang ditimbulkan oleh peradangan tersebut. Dan terjadinya demam merupakan suatu respon atau mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap infeksi radang ini. Jika tidak terjadi demam atau peradangan sebelumnya, maka fungsi fisiologis tubuh akan terganggu.Patofisiologi demam karena inflamasi terjadi diawali dari masuknya mikroorganisme penyebab infeksi. Mikroorganisme ini akan menginfeksi dengan cara memproduksi toksinnya (berupa pirogen eksogen) ke jaringan- jaringan dalam tubuh, sehingga jaringan akan meradang dan terjadilah inflamasi. Sebagai akibat terjadinya inflamasi, maka tubuh akan merespon dengan cara melawan infeksi ini dengan mengeluarkan leukosit agranuler, yaitu monosit (makrofag) dan limfosit. Makrofag akan memakan (fagositosis) mikroorganisme penyebab radang dan jaringan yang telah diinfeksinya. Akibatnya, leukosit ini juga akan mengeluarkan Pirogen Endogen Interleukin-1 (IL-1), TNF alfa (Tumor Necrosis Factor alfa), Interleukin-6 (IL- 6) dan Interferon (INF). IL-1 ini akan mengalir dalam sirkulasi darah, dan akan bergerak dari tempat produksinya menuju sistem saraf pusat yaitu otak, khususnya bagian otak yang berperan sebagai pengatur suhu tubuh (hipotalamus anterior). Pirogen endogen (IL-1) yang sudah berada pada hipotalamus anterior, akan merangsang sel-sel epitel hipotalamus anterior untuk mensekresikan asam arakhidonat. Pensekresian asam arakhidonat akan menstimulasi pengeluaran Prostaglandin E2. Prostaglandin E2 inilah yang secara fisiologisnya (secara fungsi normalnya) yang menyebabkan demam.Tetapi, cara kerja Prostaglandin E2 menyebabkan demam adalah dengan cara menaikkan batas normal atau titik patokan suhu tubuh, sehingga tubuh akan mengira suhu tubuh yang

Demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

14-59

Citation preview

Page 1: Demam

Demam

Demam (Pireksia/Febris) merupakan suatu keadaan atau kondisi suhu tubuh yang tinggi melebihi batas suhu normal tubuh karena adanya perubahan pada pusat termoregulasi di otak (Hipotalamus Anterior). Salah satu penyebabnya adalah Inflamasi (infeksi yang menimbulkan radang).Terkait dengan peradangan, sebenarnya demam merupakan hasil atau efek yang ditimbulkan oleh peradangan tersebut. Dan terjadinya demam merupakan suatu respon atau mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap infeksi radang ini. Jika tidak terjadi demam atau peradangan sebelumnya, maka fungsi fisiologis tubuh akan terganggu.Patofisiologi demam karena inflamasi terjadi diawali dari masuknya mikroorganisme penyebab infeksi. Mikroorganisme ini akan menginfeksi dengan cara memproduksi toksinnya (berupa pirogen eksogen) ke jaringan-jaringan dalam tubuh, sehingga jaringan akan meradang dan terjadilah inflamasi. Sebagai akibat terjadinya inflamasi, maka tubuh akan merespon dengan cara melawan infeksi ini dengan mengeluarkan leukosit agranuler, yaitu monosit (makrofag) dan limfosit. Makrofag akan memakan (fagositosis) mikroorganisme penyebab radang dan jaringan yang telah diinfeksinya. Akibatnya, leukosit ini juga akan mengeluarkan Pirogen Endogen Interleukin-1 (IL-1), TNF alfa (Tumor Necrosis Factor alfa), Interleukin-6 (IL-6) dan Interferon (INF). IL-1 ini akan mengalir dalam sirkulasi darah, dan akan bergerak dari tempat produksinya menuju sistem saraf pusat yaitu otak, khususnya bagian otak yang berperan sebagai pengatur suhu tubuh (hipotalamus anterior). Pirogen endogen (IL-1) yang sudah berada pada hipotalamus anterior, akan merangsang sel-sel epitel hipotalamus anterior untuk mensekresikan asam arakhidonat. Pensekresian asam arakhidonat akan menstimulasi pengeluaran Prostaglandin E2. Prostaglandin E2 inilah yang secara fisiologisnya (secara fungsi normalnya) yang menyebabkan demam.Tetapi, cara kerja Prostaglandin E2 menyebabkan demam adalah dengan cara menaikkan batas normal atau titik patokan suhu tubuh, sehingga tubuh akan mengira suhu tubuh yang normal (36,7 - 37,2 derajat Celcius) menjadi suhu yang berada dibawah normal. Maka tubuh akan merespon dengan cara menggigil (merasa kedinginan), sehingga akan terjadi kontraksi otot untuk menghasilkan panas dalam tubuh dan terjadilah demam tersebut. Dengan menaikkan titik patokannya, maka suhu tubuh akan meningkat pula.