Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENAWARAN TENAGA WANITA BERSTATUS KAWIN DI SEKTOR
INFORMAL KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh:
Dellia Septinovita Sari
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENAWARAN TENAGA KERJA WANITA BERSTATUS KAWIN DI
SEKTOR INFORMAL KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dellia Septinovita Sari
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhipenawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal. Tenaga kerjawanita berstatus kawin perlu diteliti karena adanya kecenderungan meningkatnyaperan kerja wanita di pasar tenaga kerja. Keterlibatan wanita di pasar kerja relatiflebih besar pada sektor informal karena adanya kebebasan waktu yang dimilikiketika masuk ke pasar tenaga kerja. Lokasi penelitian ini dipilih karena wilayahperkotaan merupakan wilayah yang dinamis, dan banyak ragam pekerjaan yangdengan mudah didapatkan dibandingkan diwilayah pedesaan. Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil sebarkuisioner penelitian. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel upah,jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, usia, dan pendpatan suami berpengaruhdan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja, sedangkan variabel kepemilikananak balita tidak signifikan dan tidak mempengaruhi penawaran tenaga kerja, iniberarti bagi wanita yang berstatus kawin yang memiliki anak balita dibawah limatahun besar kemungkinan akan tetap meningkatkan jam kerjanya. Saran yangdiajukan dalam penelitian ini adalah adanya penataan sektor informal yang terkaitdengan program penyuluhan kepada tenaga kerja wanita untuk berpartisipasidalam dunia kerja, sehingga tidak bergangung pada suami dalam perbaikanperekonomian keluarga.Kata kunci : Jam Kerja, Jumlah Tanggungan Keluarga, Kepemilikan Anak Balita,
Pendapatan Suami, Pendidikan, Upah, Usia.
ABSTRACT
INTERFIERING FACTORS OF BERGAINING MARRIED WOMANLABOR IN INFORMAL SECTOR OF BANDAR LAMPUNG
By
Dellia Septinovita Sari
The purpose of this study is to analyze the factors that influence the labor supplyof married woman workers in the informal sector. The status of married womanworkers needs to be developed because it has an increasing role for workingwomen in the labor market. Concerning women in the labor market is relativelygreater in the informal sector because of the freedom of time compiled to enter thelabor market. The location of this study was chosen because the urban area is adynamic region, and there is a wide variety of jobs that are easily availablecompared to the occupied territories. The data used in this study are primary dataobtained from the results of the research questionnaire. The results of the studythat discussed wage variables, number of family dependents, education, age, andopinions about the significant effect on labor supply, while the ownership ofchildren under five years was not significant and did not affect labor supply, thisis intended for women with married status who have children toddlers It takes fiveyears to continue. Suggestions proposed in this study are about structuring theinformal sector related to programs suggested for women workers to be approvedin the world of work, so there is no need to sway for husbands in familyimprovement.Keywords: Age, Education, Husband's Income, Number of Family Dependents,
Toddler Child Ownership, Wages, Working Hours.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENAWARAN TENAGA WANITA BERSTATUS KAWIN DI SEKTOR
INFORMAL KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dellia Septinovita Sari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Dellia Septinovita Sari, penulis dilahirkan pada
tanggal 02 November 1996 di Lampung Timur. Penulis merupakan anak pertama
dari pasangan bapak Firdaus Ilyas dan ibu Supatmi.
Penulis memulai pendidikannya pada tahun 2000 di Taman Kanak-kanak (TK)
Xaverius, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar (SD)
Kristen 04 Bandar Sribhawono Lampung Timur, pada tahun 2002. Pada tahun
2008 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Bandar Sribhawono
Lampung Timur dan selesai pada tahun 2011. Tahun 2011, penulis melanjutkan
pendidikannya di SMA N I Bandar Sribhawono Lampung Timur dan selesai pada
tahun 2014. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
melalui jalur masuk SNMPTN.
Pada tahun 2017 penulis melakukan Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) ke
Bappenas, OJK, dan Kementerian Perdagangan. Pada tahun 2016 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 1 di Desa Bangun Rejo,
Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah.
Kegiatan organisasi yang pernah diikuti penulis yaitu Kelompok Studi Pasar
Modal (KSPM) dan aktif di Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
sebagai sekertaris biro kestari.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil a’lamin dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW, ku persembahkan karya sederhana ini untuk :
Ibu tercinta Ibu Supadmi, atas kasih sayang yang tak terhingga, perjuangan hidup
sebagai tulang punggung keluarga, merawat dan membesarkanku, panutan dalam
hidup dan guru terhebat, serta dukungan dari nenekku Sumiyem, nenek terhebat,
tersabar, doa serta kasih sayang yang selalu ada dalam langkah dan usahaku.
Adik – adik kandungku, Keluarga besar, sahabat, serta teman-teman
Terima kasih telah membantu dan menemani hari-hariku.
Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan yang
telah memberikan motivasi, arahan, pelajaran, dan nasihat yang sangat membantu
dan membangun. Serta almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
MOTO
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga”
( H.R Muslim)
“Hal terpenting yang harus kamu punya adalah kesabaran”
(Jack Ma)
“Sebaik baiknya pekerjaan adalah pekerjaan yang selesai”
(Dellia Septinovita Sari)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Berstatus Kawin di Sektor Informal
Kota Bandar Lampung” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak dibantu dan didukung oleh
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Seketaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Ibu Dr. Ida Budiarty, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu untuk membimbing
dengan penuh kesabaran, memberikan perhatian, motivasi, dukungan,
semangat serta memberikan arahan, ilmu dan saran kepada penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Muhiddin Sirat, S.E., M.Si. dan Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku
Dosen Penguji dan Pembahas, yang telah memberikan saran, arahan,
tambahan ilmu dengan kesabaran dan penuh ketelitian agar skripsi ini dapat
selesai dengan hasil yang baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan: Prof. Sahala,
Pak Nairobi, Pak Yoke, Pak, Toto, Pak Wayan, Pak Ambya, Pak Husaini, Pak
Imam, Pak Yudha, Pak Asrian, Ibu Betty, Ibu Irma, Ibu Emi, Ibu Marselina,
Ibu Zulfa, Ibu Ratih, serta seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat
selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
7. Ibu tercinta, Supadmi yang memberiku kekuatan hidup serta semangat untuk
selalu berjuang untuk kebahagiaan keluarga, dan yang selalu memberikan doa,
nasehat dan kasih sayang tiada tara kepada penulis untuk sabar menikmati
proses dan memberikan yang terbaik. Terimakasih untuk segala doa dan
dukungan yang selalu dicurahkan disepanjang jalanku.
8. Pamanku Hartoyo yang memberiku kasih sayang layaknya seorang ayah
kandung, yang menjadi wali dari setiap jejak pendidikanku, serta nasehat dan
dukungan yang selalu dicurahkan
9. Adik-adikku Ayuni Lisda Fitriani dan Angelina Oktaviana. Terima kasih atas
semangat dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis untuk terus
berjuang.
10. Ibu Yati, Mas Ma’ruf, Pak Rully, Pak Sanudin, Kyai, serta seluruh staf dan
pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas seluruh
bantuan yang selama ini diberikan kepada penulis.
11. Sahabat terbaikku: Intan Wulandari, Febrina Risha Asmara, Lupita Indah Sari,
Jeng Lara, Annisa Adelina, Alin Hafiza Amanda, Pandu Wijaya, Malik Al
Hafiz, Fatcul Bais, Aldianka, Ahmad Saprudin, Sofie Maghfira, Nita
Anggraini, Dody Darmawan, Wahyuni Ria, Gatrin Shara Caritta. Terima kasih
sudah ada, mau mengengerti dan tetap bertahan hingga sampai saat ini.
12. Sahabat-sahabat seperjuanganku Ekonomi Pembangunan Dekka Hutami,
Benni Prayudi, Rachma, Cucu, Fibriani, dll . Terima kasih telah memberikan
dukungan, semangat serta keceriaan dan mau bertahan dari awal semester
hingga berjuang menuju sarjana.
13. Sahabat Zumba Lovers: Mommy Echi, Gatrin Shara, Reka agustin, Aras
Trianda, Agnez Ratih, Puspita, Tante Tati, Bunda Rita, Fenni Monica, Yunita
dll. Terima kasih atas canda tawa dan energi positif.
14. EP 14: Anong, Mamat, Afwan, April, Safa, Citra, Agus, Andri, Afwan, Dewi,
Gusroni, Zafran, Agung, Oyi, Soraya, Tiwi, Ukhtia, Via, Sofyan, Rendra,
Ruly, dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas kekompakkan dan keseruannya.
15. Keluarga EP 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih
atas kekompakkan dan kekeluargaannya.
16. Rekan-rekan KKN Bangun Rejo: Ayu, Kadek, Galang, Desti, Dewi dan
Andre.
17. Kakak-kakak Tingkat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu Terima kasih
atas bantuan dan pencerahaannya selama ini.
18. Adik-adik angkatan 2015, 2016, dan 2017 yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
19. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam
penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak. Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan, dan
doa yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin.
Bandar Lampung, 18 Agustus 2019Penulis,
Dellia Septinovita Sari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 8
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis .................................................................................. 9
1. Teori Alokasi Waktu .................................................................... 9
a. Labour Leisure Choice........................................................... 9
b. Utilitas Maksimum ................................................................ 10
c. Fungsi Utilitas Keluarga ........................................................ 12
d. Efek Pendapatan Subtitusi dan Efek Dari Perubahan
Tingkat Upah.......................................................................... 16
2. Konsep Penawaran ....................................................................... 18
a. Teori Penawaran Tenaga Kerja.............................................. 18
b. Kurva Penawaran Tenaga Kerja............................................. 18
3. Penawaran Tenaga Kerja Wanita Berstatus Kawin ...................... 21
4. Sektor Informal............................................................................. 22
5. Determinan Penawaran Tenaga Kerja Wanita Sektor Informal ... 24
a. Pendapatan ............................................................................. 24
b. Jumlah Tanggungan Keluarga................................................ 25
c. Kepemilikan Anak Balita....................................................... 25
d. Pendidikan ............................................................................. 26
e. Umur ...................................................................................... 26
f. Pendapatan Suami .................................................................. 27
6. Pengaruh Variabel Dependen Terhadap Penawaran Tenaga
Kerja Wanita sektor Informal ...................................................... 28
a. Hubungan antara Pendapatan dan Penawaran Tenaga
Kerja Wanita Sektor Informal................................................ 28
b. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluargadengan Penawaran Tenaga Kerja Wanita SektorInformal.................................................................................. 28
c. Hubungan antara Kepemilikan Anak Balita denganPenawaran Tenaga Kerja Wanita Sektor Informal................. 29
d. Hubungan antara Pendidikan dengan PenawaranTenaga Kerja Wanita Sektor Informal ................................... 29
e. Hubungan antara Umur dengan Penawaran TenagaKerja Wanita Sektor Informal................................................ 30
f. Hubungan antara Pendapatan Suami denganPenawaran Tenaga Kerja Wanita Sektor Informal................. 30
B. Tinjauan Empiris .................................................................................. 31
C. Analisis Penelitian Terdahulu ............................................................. 35
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 36
E. Hipotesis .............................................................................................. 38
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 40
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian............................................... 41
C. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 41
D. Populasi ................................................................................................ 43
E. Sampel .................................................................................................. 43
F. Metode Analisis Data ........................................................................... 46
1. Analisis Deskritif............................................................................ 46
2. Analisis Linier Berganda................................................................ 47
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 47
a. Uji Normalitas........................................................................ 47
b. Uji Heterokedastisitas ............................................................ 48
c. Uji Autokorelasi ..................................................................... 49
d. Uji Multikolinieritas .............................................................. 49
4. Pengujian Hipotesis........................................................................ 50
5. Koofisien Determinasi.................................................................... 52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................. 53
B. Objek Penelitian ................................................................................ 54
C. Karakteristik Responden.................................................................... 55
D. Hasil Penelitian .................................................................................. 59
1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 59
2. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 61
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 62
a. Uji Normalitas ......................................................................... 62
b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 63
c. Uji Autokotrelasi ..................................................................... 63
d. Uji Heterokedastisitas ............................................................. 64
4. Uji Statistik.................................................................................... 65
a. Uji t Statistik............................................................................ 65
b. Uji F Statistik .......................................................................... 66
c. Uji Koefisien Determinasi....................................................... 67
E. Pembahasan........................................................................................ 68
1. Pengaruh Pendapatan Terhadap Penawaran Tenaga
Kerja Wanita ................................................................................ 68
2. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap
Tenaga Kerja Wanita ................................................................... 69
3. Pengaruh Kepemilikan Balita Terhadap Penawaran
Tenaga Kerja Wanita ................................................................... 70
4. Pengaruh Pendidikan Terhdap Penawaran Tenaga
Kerja Wanita ................................................................................ 70
5. Pengaruh Umur Wanita Terhadap Penawaran Tenahga
Kerja Wanita ................................................................................ 71
6. Pengaruh Pendapatan Suami Terhadap Penawaran
Tenaga Kerja Wanita ................................................................... 72
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 74
B. Saran .................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penduduk Usia 15 Th Bekerja di SektorInformal Menurut Jenis Kelamin dan statusPerkawinan di Bandar Lampung....................................................................4
2. Tabel Tinjauan Empiris..................................................................................313. Penyebaran Kuisioner Penelitian ...................................................................554. Usia Sampel Penelitian ..................................................................................555. Jumlah Tanggungan Keluarga Sampel Penelitian..........................................566. Pendidikan Sampel Penelitian........................................................................577. Pendapatan Responden per Bulan..................................................................578. Pendapatan Suami per Bulan .........................................................................589. Frekuensi Pendapatan dan Pendapatan Suami per Bulan ..............................5810. Hari dan Jam Kerja.........................................................................................5911. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................................................6012. Tabel Hasil Estimasi Regresi .........................................................................6113. Tabel Hasil Normalitas ..................................................................................6214. Tabel Uji Multikolinieritas ............................................................................6315. Tabel Uji Autokorelasi ...................................................................................6416. Tabel Uji Heterokedastisitas ..........................................................................6417. Hasil Uji Parsial ............................................................................................6518. Tabel Uji F Statistik .......................................................................................6719. Pengujian Koefisien Determinasi...................................................................68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Persentase Penduduk Bekerja Formal / Informal Bandar Lampung.............42. Utilitas Maksimum Terhadap Barang Konsumsi dan Waktu Luang .............103. Kurva Indeferen .............................................................................................134. Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan ..............................................................165. Kurva Penawaran Tenaga Kerja yang Membelok .........................................206. Kerangka Pemikiran.......................................................................................38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuisioner ........................................................................................................L-12. a Rangkuman Jawaban Responden ...............................................................L-4
b Proses Transformasi Linier dengan Logaritma Natural .............................L-73. Hasil Perhitungan Deskriptif dan Tabulasi Silang .........................................L-104. Hasil Perhitungan Uji Asumsi Klasik ............................................................L-105. Hasil Uji Hipotesis .........................................................................................L-116. Tabel Uji F .....................................................................................................L-127. Tabel Uji t ......................................................................................................L-138. Table t.............................................................................................................L-149. Table F ...........................................................................................................L-1610. Tabel Chi Square............................................................................................L-1811. Dokumentasi Penelitian .................................................................................L-20
v
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita adalah salah satu dari komponen penduduk yang dapat menjadi sumber
tenaga kerja potensial, dan telah lama diperhitungkan peranannya dalam
pembangunan. Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang
semakin maju, kini wanita Indonesia diberi kesempatan serta peran yang sama
dengan pria untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Masuknya
angkatan kerja wanita ke berbagai sektor pembangunan berarti tidak ada batasan
bagi wanita untuk bekerja (Reikha Habibah, 2014:1).
Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah semakin banyaknya wanita yang
membantu suami untuk mencari tambahan penghasilan. Keterlibatan ini selain
didorong oleh kebutuhan ekonomi keluarga, juga wanita sebagian dapat
mengekspresikan dirinya ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Hal tersebut
mengindikasikan adanya peran ganda wanita sebagai ibu rumah tangga sebagian
pencari nafkah keluarga dalam usaha meningkatkan taraf hidup keluarga terutama
wanita yang berstatus kawin. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), partisipasi
wanita dalam lapangan kerja saat ini ada 43 juta pekerja wanita yang membantu
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
lapangan pekerjaan yang paling menarik bagi wanita umumnya adalah pada sektor
2
informal. Keterlibatan wanita di sektor informal merupakan salah satu alternatif
kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan
tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Secara umum wanita
yang telah menikah lebih menyukai sektor informal, karena di sektor informal
lebih dapat beradaptasi, tidak terganggu manajemen oprasional yang kaku, dan
memiliki fleksibilitas jam kerja yang lebih tinggi dibandingkan di sektor formal.
Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang memudahkan tenaga kerja wanita
berstatus kawin untuk masuk ke sektor informal (Sri Hastuti, 2006) .
Sektor informal di Indonesia saat ini memiliki peran yang cukup besar dipasar
kerja dengan menampung hampir 70% angkatan kerja, sedangkan sisanya 30%
berada di sektor formal. Akan tetapi berdasarkan penelitian Glienmounrinsie
(2016) pada Februari 2015 penyerapan sektor formal telah mencapai 41,72% dan
di sektor informal 57,94%. Pada Februari 2016 persentase pekerja informal telah
bertambah menjadi 58,28 %. Hal ini menunjukkan semakin tahun semakin
bertambah banyak pekerja di sektor informal.
Konsep sektor informal pada awalnya dikemukakan oleh Hart, seorang
Antropolog Inggris pada tahun 1973 (Chris Manning dan Tadjuddin Noer
Effendi;1985). Hart membedakan kegiatan penduduk kota dalam memperoleh
kesempatan kerja ke dalam dua sektor yaitu sektor formal dan informal. Hart
membedakan kedua sektor tersebut berdasarkan sumber penghasilan yaitu
pendapatan yang bersumber dari gaji atau pendapatan dari usaha sendiri.
Sektor informal sangat berkaitan dengan sektor formal terutama di wilayah
perkotaan. Sektor formal tergantung pada sektor informal terutama dalam hal
input murah dan penyediaan barang-barang kebutuhan sehari - hari bagi pekerja di
3
sektor formal. Sebaliknya, sektor informal juga dapat tergantung dari
pertumbuhan di sektor formal. Semakin maju sektor formal dapat memberikan
“spillover effect” pendapatan bagi pekerja sektor informal. Sektor informal dapat
mempunyai peran yang penting dalam mengurangi tingkat pengangguran karena
pelaku sektor informal menciptakan lapangan kerja sendiri dan memiliki
pendapatan yang cukup untuk menghidupi semua tanggungan mereka.
Menurut BPS (2013) komponen pekerja informal terdiri dari; penduduk bekerja
dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas,
dan pekerja keluarga/tak dibayar. Pada Agustus 2017 pekerja sektor informal di
Bandar Lampung menurun sebanyak 0,81 persen dari tahun 2016. Namun secara
keseluruhan, jumlah pekerja di sektor informal masih jauh lebih banyak
dibandingkan pekerja di sektor formal.
Berikut ini grafik presentase pasar tenaga kerja sektor formal dan informal di
Bandar Lampung seperti terlihat pada Gambar 1. Berdasarkan grafik tersebut
dapat diketahui bahwa menurut perbedaan jenis kelamin dan status perkawinan,
menunjukkan pekerja sektor informal Kota Bandar Lampung masih didominasi
pekerja yang berstatus kawin.
4
Sumber :Badan Pusat Statistik Lampung, Publikasi Pasar Tenaga Kerja 2017
Gambar 1. Persentase Penduduk Bekerja Formal/Informal di Kota BandarLampung, 2016-2017
Tabel 1 memperlihatkan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja
disektor informal menurut status perkawinan.
Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja di Sektor Informalmenurut Jenis Kelamin dan Satatus Perkawinan di Kota Bandar LampungTahun 2017
No Jenis kelaminStatus Perkawinan
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati1 Laki-Laki 12.962 60.666 1.841 2.1182 Wanita 4.070 44.769 2.154 5.162
Jumlah 17.032 105.435 3.995 7.280Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017
Berdasarkan Tabel 1, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di
sektor informal menurut status perkawinan, pekerja laki-laki yang berstatus kawin
sebesar 60.666 jiwa sedangkan pekerja laki laki yang berstatus cerai hidup sebesar
1.841 jiwa dan yang berstatus cerai mati sebesar 2.118 jiwa. Pekerja wanita yang
berstatus kawin sebesar 44.769 jiwa sedangkan pekerja wanita yang berstatus
cerai hidup sebesar 2.154 dan yang berstatus cerai mati sebesar 5.162 jiwa.
5
Tenaga kerja wanita bersatus kawin dihadapkan pada adanya tuntutan untuk
berperan ganda, sebagai ibu dan pekerja. Mereka harus pandai membagi waktu
seperti berapa banyak waktu yang akan dihabiskan untuk bekerja dan berapa
banyak waktu yang digunakan untuk aktivitas dalam rumah tangga per hari, per
minggu, atau per bulannya yang merupakan pilihan antara kedua aktivitas
tersebut. Oleh karena itu setiap individu memiliki preferensi tersendiri atas
pendapatan yang akan diterima serta pengalokasian waktu antara bekerja dan
menikmati waktu luang.
Faktor dominan yang menyebabkan angkatan kerja wanita masuk ke pasar kerja
sektor informal yaitu adanya fleksibilitas jam kerja. Jam kerja merupakan
indikator penting untuk menganalisis dinamika pasar tenaga kerja. Dimana
indikator ini berpengaruh untuk mengukur antara waktu luang dan jam kerja
tenaga kerja. Selain itu diikuti faktor lainnya yaitu upah dan pendapatan suami,
dan faktor sosial budaya, psikologi, kependudukan dan terdapat pula faktor yang
mempengaruhi motif seseorang untuk bekerja dan waktu yang ingin
dialokasikannya, seperti variabel umur, kepemilikan anak balita, jumlah
tanggungan keluarga, serta tingkat pendidikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kiranasari (2011) pada variabel
jumlah tanggungan keluarga pengaruhnya positif terhadap curahan jam kerja
sektor informal di Kabupaten Tegal. Dimana semakin banyak jumlah tanggungan
keluarga responden akan semakin meningkatkan curahan jam kerja yang diberikan
oleh responden guna mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
Putra (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa variabel umur memiliki
pengaruh yang negatif terhadap penawaran tenaga kerja. Dimana semakin
6
bertambah umur responden akan semakin bertambahnya jam kerja pekerja. Tetapi
pada suatu titik tertentu umur responden, curahan jam kerja akan berkurang
seiring dengan bertambahnya umur responden. Pada variabel tingkat pendidikan
pengaruhnya signifikan terhadap penawaran jam kerja, dimana semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi keputusan seseorang tersebut
untuk menambah jam kerjanya guna memaksimalkan pendapatan atau justru
sebaliknya menikmati waktu luang.
Bagi tenaga kerja wanita yang sudah menikah, dan memiliki anak balita,
pemilihan kombinasi alokasi waktu menjadi semakin kompleks. Tenaga kerja
wanita yang memiliki balita harus mampu memilih pengalokasian waktu untuk
berbagai aktifitas rumah tangga yang dianggap tidak produktif karena tidak
menghasilkan pendapatan dengan aktivitas produktif seperti bekerja untuk
memperoleh pendapatan serta waktu senggang untuk beristirahat.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian ini akan mengkaji tentang
karakterisik pekerja di sektor informal dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi curahan jam kerja dikota Bandar Lampung. Maka penelitian ini
akan mengambil judul. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penawaran Tenaga Kerja Wanita Berstatus Kawin di Sektor Informal Kota
Bandar Lampung”.
7
B. Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah upah responden berpengaruh signifikan secara statistik terhadap
penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar
Lampung?
2. Apakah jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan secara statistik
terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal
Kota Bandar Lampung?
3. Apakah kepemilikan anak balita berpengaruh signifikan secara statistik
terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal
Kota Bandar Lampung?
4. Apakah pendidikan berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penawaran
tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung?
5. Apakah umur berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penawaran
tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung?
6. Apakah pendapatan suami berpengaruh signifikan secara statistik terhadap
penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar
Lampung?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh upah responden terhadap penawaran tenaga kerja wanita
berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
2. Mengetahui pengaruh jumlah tangunggan keluarga terhadap penawaran tenaga
wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
3. Mengetahui pengaruh kepemilikan anak balita terhadap penawaran tenaga
wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
4. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
5. Mengetahui pengaruh umur responden terhadap penawaran tenaga kerja wanita
berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
6. Mengetahui pengaruh pendapatan suami responden terhadap penawaran tenaga
kerja wanita berstatus kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi, serta dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam penerapan
ilmu yang telah dipelajari di bidang ekonomi.
2. Memberi referensi tentang factor-faktor yang mempengaruhi penawaran
tenaga kerja sektor informal yang mungkin akan berguna dikalangan akademis
dalam melakukan penelitian yang sama.
9
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori Alokasi Waktu
a. Labor Leisure Choice
Teori alokasi waktu didasarkan pada teori utilitas, dimana seorang kosumen akan
memaksimumkan kepuasannya dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Dalam
megalokasikan waktunya individu dihadapkan pada dua pilihan, yaitu bekerja dan
tidak bekerja untuk menikmati waktu luangnya. Bekerja berarti menghasilkan
upah dan selanjutnya, akan meningkatkan pendapatan yang akan dipergunakan
membeli barang - barang konsumsi untuk meningkatkan kepuasannya. Kepuasan
yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang dan jasa disebut utilitas.
Utilitas total merupakan kepuasan total karena mengkonsumsi sejumlah barang
ataupun jasa. Sedangkan utuilitas marjinal merupakan perubahan kepuasan yang
dihasilkan dengan mengkomsumsi lebih banyak atau lebih sedikit barang atau jasa
(Budiarty, 2006).
Tingkat kepuasan yang diperoleh oleh pekerja dalam mengambil keputusan antara
pilihan untuk bekerja atau menikmati waktu luang dapat digambarkan dengan
menggunakan kurva indiferen, setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda - beda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Pertambahan
pendapatan meningkatkan utilitas baik melalui pertambahan konsumsi, maupun
10
melalui penambahan waktu senggang. Menambah waktu senggang berarti
mengurangi jam kerja (Payaman, 2001).
b. Utilitas Maksimum
Untuk menunjukkan utilitas maksimum antara pilihan konsumsi dan waktu luang,
pertama – tama kita harus membuat grafik garis anggaran. Seorang konsumen
akan memaksimumkan tingkat kepuasannya pada kombinasi tertinggi yang dapat
diperolehnya dengan pendapatan yang dimilikinya. Secara grafis, kombinasi
tersebut adalah kombinasi terjauh dari titik origin yang masih berada dalam garis
anggaran. Berikut ini grafik yang menggambarkan kombinasi C dan H pada
ulititas maksimum sepanjang garis anggaran.
Sumber : Nicholson, 2010
Gambar 2. Utilitas maksimum terhadap barang konsumsi dan waktu luang
*0
C*
24w
24
C
U1
U2
U3
Hours of leisureHours of work
11
Gambar 2 memperlihatkan kurva indiferen yang menyinggung garis anggaran,
seorang individu akan memaksimalkan utilitas nya dengan memilih jam kerja
sebesar C* dan menikmati waktu luang sebesar H*. Jika seorang individu tidak
bekerja sama sekali, maka dia akan menikmati 24 jam waktu luang, dapat dilihat
pada sumbu horizontal. Sedangkan jika individu bekerja selama 24 jam, maka dia
dapat membeli barang – barang konsumsi sebanyak (24.w) yang membentuk
sumbu vertikal. Slope pada garis anggara adalah w. Hal ini menggambarkan biaya
kesempatan setiap penambahan waktu luang, maka kita harus membeli barang
konsumsi sebesar w.
Berdasarkan garis anggaran, seseorang akan memaksimalkan utilitasnya dengan
memilih untuk berapa jam yang digunakan untuk waktu luang dan berapa jam
yang digunakan untuk bekerja. Dengan pendapatan yang diperoleh seseorang
individu dapat membeli barang konsumsi sebesar C*. Pada titik utilitas maksimal,
kemiringan dari garis anggaran sama dengan kemiringan dari kurva indiferen pada
U2. Dengan kata lain upah rill sama dengan tingkat substitusi marjinal dari waktu
luang untuk barang konsumsi.
Dalam menyusun model ini digunakan beberapa asumsi berikut :
1. Para pekerja menggunakan waktunya 24 jam perhari, baik untuk bekerja
ataupun beristiraat. Jika W dinotasikan sebagai banyaknya waktu yang
digunakan untuk bekerja dan l dinotasikan sebaga banyaknya waktu yang
digunakan untuk waktu luang makan W = 24 – l.
2. Pekerja memaksimalkan utilitasnya dengan kendala pendapatan.
3. Pasar berada pada truktur pasar persaingan sempurna.
4. Para pekerja mempunyai fungsi utilitas yang sama.
12
c. Fungsi Utilitas Keluarga
Keluarga merupakan suatu unit pengambilan keputusan yang menentukan :
b. Berapa orang dan siapa diantara anggota keluarga yang harus bekerja dan
berapa jam seminggu tiap orang tersebut perlu bekerja.
c. Berapa orang dan siapa yang harus mengurus rumah tangga.
d. Berapa orang dan siapa yang meneruskan sekolah.
Keluarga sebagai satu unit pengambilan keputusan kerja menyusun strategi seperti
dikemukakan di atas untuk memaksimumkan tingkat kepuasan secara
keseluruhan:
Kesempatan yang terbuka bagi tiap- tiap anggota keluarga.
Keterbatasan yang dihadapi oleh masing – masing anggota serta oleh keluarga
sebagai keseluruhan.
Kesempatan yang terbuka dapat tercermin dalam bentuk tersedianya lowongan
kerja ( penuh atau tidak penuh, kesempatan kerja untuk ibu dan anak, tingkat upah
dll ) kesempatan pendidikan dan latihan ( sekolah sekitar tempat tinggal, jurusan
yang dikendaki dan relatif murah). Dilain pihak, kekurangan dalam kesempatan
kerja dan fasilitas pendidikan merupakan keterbatasan. Disamping itu
keterbatasan dapat berbentuk penghasilan keluarga yang kecil sehingga semakin
banyak anggota keluaga yang harus turut bekerja dan atau semakin sedikit yang
dapat meneruskan sekolah.
Keputusan dan tingkat ulititas keluarga tersebut tergantung dari tingkat
penghasilan keluarga, tingkat upah yang berlaku dan cita rasa (taste) dari keluarga
yang bersangkutan. Komoditas yang akan dikonsumsi keluarga dengan tingkat
pendapatannya kita misalkan terdiri dari dua yaitu barang – barang konsumsi
13
(goods) dan waktu senggang (leisure). Barang-barang konsumsi dapat dibeli
dengan upah yang kita peroleh di pasar kerja untuk bekerja disebut waktu pasar
(Tw). Sisa waktu yang ada (TL) dari 24 jam total waktu dalam sehari semalam (T)
dimanfaatkan untuk istirahat. Dimana T = Tw + TL .
Tingkat utiliti seseorang bertambah bila :
a. Barang konsumsi bertambah sedang waktu senggang tetap, atau
b. Waktu senggang bertambah dalam hal jumlah barang yang dikonsumsi tidak
berubah, atau
c. Bila jumlah yang dikonsumsi dan waktu senggang sama – sama bertambah.
Hal ini dapat diperhatikan dari kurva Indiferen yang menggambarkan kombinasi
antara pilihan barang kosumsi yang diperoleh dari tingkat pendapatan terhadap
jumlah waktu senggang yang dapat dinikmatinya.
Sumber : Payaman, 1985Gambar 3. Kurva Indiferens
BarangKonsumsi,Upah
Waktu senggang0
E E2
E3
E1
U3
U2
U1
A C F
D
G
B
14
Kurva indeferen menunjukkan berbagai kombinasi barang X dan Y yang
memberikan kepuasan total yang sama. U1 disebut kurva indiferen karena di
semua titik pada kurva U1 tingkat utilitas adalah sama. Tingkat utilitas U2 lebih
tinggi dari U1 dan tingkat utilitas U3 lebih tinggi dari U2 dan U1. Utilitas (dari titik
E) dapat ditingkatkan dengan menambah barang konsumsi sebesar BD=EE1
menjadi E1 pada U2 atau dengan menambah waktu senggang sebesar AC=E2
(menjadi E2 pada U2).
Tingkat utilitas U2 dapat diperoleh dengan mengkonsumsi barang konsumsi
sejumlah OD dan menikmati waktu senggang sebanyak OA (posisi dititik E1),
atau dengan mengkonsumsi barang konsumsi sebanyak OB dan menikmati waktu
senggang sebanyak OC (posisi E2).
Asumsikan waktu luang sebagai barang normal, maka meningkatnya pendapatan
(dengan tingkat upah konstan) akan meningkatkan permintaan akan waktu luang.
Berarti semakin tinggi pendapatan non kerja (transfer, tabungan, investasi),
individu merasa tidak perlu bekerja terlalu keras sehingga mengurangi waktu
kerja dan menambah permintaan waktu luang.
Rumah tangga bisa merubah tingkat kepuasan dari E2 ke E1, tetapi perubahan
kepuasan itu diikuti dengan perubahan kombinasi konsumsi. Perpindahan posisi
E2 ke E1 (dalam tingkat utilitas yang sama) keluarga harus mengorbankan waktu
senggang sebesar AC guna memperoleh tambahan barang konsumsi BD.
Perbandingan antara perubahan barang konsumsi dengan perubahan waktu
senggang (dalam tingkat utilitas yang sama) dinamakan marginal rate of
15
substitution (MRS). Karena bila hal yang positif (bertambah) maka yang lain
negatif (berkurang) maka MRS selalu negatif.
= ∆∆Tingkat utilitas dari U2 (dalam posisi E2) dapat diperbesar menjadi U3 dengan
kenaikan pendapatan yang memungkinkan sekeluarga dapat menambah barang
konsumsi dan waktu senggang bersama-sama.
Rumah tangga keluarga merupakan pelaku ekonomi yang memiliki ruang lingkup
terkecil. Anggota pelaku ekonomi ini biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Setiap anggota keluarga seperti ayah, ibu maupun anak masing-masing perlu
diatur berapa lama waktu kerja yang harus dialokasikan dan berapa lama waktu
senggang yang akan dialokasikan. Pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga
umumnya tanggung jawab seorang ayah sebagai kepala keluarga, namun
seringkali yang terjadi seorang ibu rumah tangga selain berkewajiban mengurus
segala keperluan rumah tangga yang ada didalam keluarga kini juga harus ikut
membantu suami dalam mencari nafkah apabila pendapatan suami tidak
mencukupi. Artinya peningkatan pertisipasi tenaga kerja wanita akan terjadi.
Terjadinya peningkatan partisipasi tenaga kerja wanita berstatus kawin, maka
pendapatan rumah tangga akan meningkat. Kenaikan tingkat upah di pasar kerja
(asumsi pendapatan konstan) menyebabkan nilai per unit waktu dalam aktivitas
kerja semakin meningkat dan individu cenderung untuk memilih nemanbah waktu
kerja dan mengurangi waktu luang.
16
d. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi Dari Perubahan Tingkat Upah
Perubahan tingkat upah menimbulkan efek pendapatan dan efek substitusi. Jika
upah naik maka harga dari waktu luang akan naik. Juka waktu luang diasumsikan
barang normal, maka kenaikan tingkat upah dapat menurunkan pilihan akan waktu
luang (efek substitusi) atau menaikkan pilihan akan waktu luang (efek
pendapatan). Hal ini berakibat pada curahan jam kerja yang ditawarkan akan
mengalami kenaikan atau penurunan ketik tingkat upah naik. Untuk memperjelas
dampak dari perubahan tingkat upah , dapat diliat pada gambar a dan b.
Consumption
C1
Co
H1 Ho Lesure hoursper day
U1
Uo
Wage = w1
Wage = wo
S
a. Efek Substitusi Dominan
S
17
Sumber : Nicholson, 2010
Gambar 4. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
Gambar 4 memperlihatkan 2 grafik yang berbeda terhadap peningkata upah. Pada
kedua grafik tersebut tingkat upah awal adalah wo , dan pilihan optimal dari
konsumsi dan waktu luang adalah Co dan Ho . Ketika tingkat upah meningkat ke
w1 , kombinasi untuk memksimumkan utilitas bergerak ke C1 dan H1 . Pergerakan
ini dapat menimbulkan dua efek, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan pada
kurva indiferen Uo dari Ho ke S. Efek ini menggambarkan berkurangnya waktu
luang pada bagian kedua bagian grafik a dan b.
Pergerakan dari S ke C1 dan H1, menggambarkan efek pendapatan dari tingkat
upah yang lebih tinggi. Karena waktu luang adalah barang normal, maka
peningkatan pendapatan menyebabkan lebih banyak permintaan untuk waktu
luang. Konsekuensinya efek substitusi dan efek pendapatan yang disebabkan oleh
peningkatan w, bergerak dengan arah yang berlawanan. Grafik a memperlihatkan
C1
Co
Ho H1 Lesure hoursper day
U1
Wage = w1
Wage = wo
b. Efek Pendapatan Dominan
Uo
S
Consumption
18
permintaan untuk waktuu luang berkurang karena peningkatan pada tingkat upah,
hal ini efek substitusi lebih dominan dibandingkan dengan efek pendapatan.
Sedangkan grafik b memperlihatkan efek pendapatan lebih dominan dan
permintaan akan waktu luang meningkat dikarenakn peningkatan tingkat upah.
Seorang individu lebih memilih untuk bekerja dengan jam kerja yang lebih sedikit
ketika upah meningkat.
2. Konsep Penawaran
Penawaran dalam teori ekonomi adalah hubungan antara kuantitas barang yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Secara fungional adalah hubungan antara
harga barang dengan kuantitas barang yang ditawarkan.
a. Teori Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah jam kerja
yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah. Dalam jangka panjang tidak
tanya upah yang berpengaruh pada penawaran tenaga kerj, namun perlu
diperhitungkan pula faktor – faktor lain yang memang berperan dalam fungsi
upah. Bila seorang tenaga kerja siap untuk bekerja dan masuk ke pasar kerja pada
tingkat upah tersebut sesungguhnya merupakan “reservation wage” pekerja yang
bersangkutan. Pendekatan lain untuk memahami penawaran tenaga kerja dapat
ditinjau dari dua aspek yaitu mikro dengan unit analisisnya seseorang dan makro
dengan menganggap masyarakat sebagai satu kesatuan.
b. Kurva Penawaran Tenaga Kerja
Kurva penawaran tenaga kerja yaitu hubungan antara jam kerja dan tingkat upah.
Efek substitusi dan pendapatan yang ditimbulkan akibat kurva penawaran tenaga
kerja backward-bending seperti diilustrikan pada gambar 5. Pada gambar 5 kurva
19
bagian atas, konsumen mengkonsumsi lebih sedikit istirahat ketika upah real naik
dari w1 ke w2 . Sedangkan ketika upah real naik dari w2 ke w3 konsumen justru
mengkonsumsi lebih banyak istirahat. Upah real yang terkandung pada grafik atas
diturunkan sepanjang sumbu vertikal pada masing-masing grafik bagian bawah.
Pilihan utilitas maksimum terhadap waktu istirahat ( ∗ , ∗ , ∗ ) digambarkan
sepanjang sepanjang grafik sebelah kiri bawah. Dengan menghubungkan titik –
titik (w1 , ∗),( w2 , ∗ ) dan ( w3 , ∗ ) maka diperoleh kurva permintaan konsumen
terhadap istirahat. Dari hubungan L = 24 – l maka pilihan utilitas maksimum
terhadap waktu bekerja ( ∗ , ∗ , ∗ ) dapat digambarkan sepanjang sumbu
horizontal pada grafik sebelah kanan bawah. Kurva penawaran tenaga kerja
backward-bending menghubungkan titik- titik (w1 , ∗),( w2 , ∗ ) dan ( w3 , ∗ ).
20
Sumber : Budiarty, 2006
Gambar 5. Kurva penawaran tenaga kerja
C
W3
W2
W1
m
l2* l1* l3* 24 l
U3*
U2*
U1*
W
W3
W2
W1
l2* l1* l3* 24 l
W
W3
W2
W1
L3* l1* l2* L
L* = 24 – I*
Ws (L*)
Wd (l*)
Hours of leisureHours of work
Hours of leisureHours of work
21
Backward bending supply curve atau kurva penawaran tenaga kerja yang
membalik dapat terjadi pada penawaran tenaga kerja yang bersifat perorangan.
Gejolak membeloknya kurva penawaran tenaga kerja lebih sesuai untuk negara-
negara berkembang saja, karena menunjukkan lebih banyak kasus yang demikian
terdapat di negara berkembang. Bentuk pasar kerja di negara berkembang masih
disebut “Employment market” di tandai dengan dominasi sektor informal.
Sementara di negara maju bentuk pasar kerjanya disebut “Labor marker” dan
sektor formal lebih banyak ditemukan dalam bentuk pasar ini.
Perbedaan yang lebih terlihat antara negara maju dengan negara yang belum maju
adalah pada tingginya pendapatan yang merupakan batas membalikkan kurva. Ciri
sama, yaitu pendapatan yang dianggap cukup untuk memenuhi semua
kebutuhannya. Pada titik ini nilai waktu non kerja menjadi begitu tinggi sehingga
hubungan antara waktu senggang dengan pendapatan menjadi komplomenter
(keinginan pendapatan yang tinggi dengan beban yang ringan). Sebelum titik
belok tercapai, antara waktu senggang dengan waktu kerja terdapat hubungan
substitusi, kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan seseorang bersedia
mengurangi waktu senggangnya dan menambah jumlah jam kerja.
3. Penawaran Tenaga Kerja Wanita Kawin
Partisipasi kaum wanita dalam angkatan kerja di negara-negara dunia ketiga telah
meningkat secara dramastis semenjak tahun 1990 di mana untuk negara-negara
Asia meningkat sampai 4,3%. Tetapi kebanyakan kaum wanita tersebut hanya
bekerja di tempat-tempat yang tidak banyak menghasilkan pendapatan, mereka
terpusat di sektor pertanian sebanyak 80% atau sektor-sektor informal perkotaan
22
25 hingga 40%. Kaum wanita hampir selalu mengalami diskriminasi dalam hal
perolehan imbalan dan peningkatan dalam pekerjaan (Todaro, 2011).
Peningkatan jumlah wanita yang bekerja disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
terjadinya peningkatan dari penawaran dan pemintaan. Dari sisi penawaran
disebabkan oleh semakin membaiknya tingkat pendidikan wanita. Hal tersebut
didorong oleh kondisi dimana semakin besarnya masyarakat yang menerima
wanita bekerja di luar rumah. Sedangkan dari sisi permintaan, tenaga kerja wanita
diperlukan dalam proses produksi. Sedangkan fenomena lain yang mendorong
masuknya wanita ke lapangan pekerjaan adalah karena semakin tingginya biaya
hidup jika hanya ditanggung oleh pendapatan keluarga yang rendah sebagai akibat
dari efek substitusi (ILO, 2015).
Wanita bekerja yang telah berkeluarga juga merupakan asset atau sumberdaya
manusia yang produktif dalam pembangunan baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat maupun negara. Secara teori tenaga kerja wanita yang berstatus kawin
termasuk dalam golongan angkatan kerja potensial. Hal ini berarti jika sewaktu –
waktu dibutuhkan wanita yang berstatus kawin dapat masuk kepasar kerja.
4. Sektor Informal
Sektor informal adalah sebutan bagi sektor usaha yang memiliki perbedan engan
sektor formal, tertama dalam masalah perizinan. Struktur status hubungan
kerjanya ada hubungan setelah pengangguran dan produktifitas sektor ini secara
rata – rata rendah. Sektor informal cukup banyak terdapat di negara-negara
berkembang dan membantu dalam menyerap pengangguran yang ada sehingga
sektor informal dikenal sebagai “katup pengaman”.
23
Sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart (1973) yang membagi secara
tegas kegiatan ekonomi yang formal dan informal. Istilah sektor informal sendiri
dicetuskan oleh Keith Hard pada tahun 1971 dalam penelitiannya tentang unit –
unit usaha kecil di Ghana. Kemudian terminologi Hard tersebut digunakan oleh
ILO (International Labor Organization) dalam suatu misi ke Kenya. Hasil dari
misi tersebut adalah sebuah kesimpulan bahwa sektor informal telah memberikan
tingkat ongkos yang rendah, padat karya, barang dan jasa kompetitif dan
memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kenya untuk mendorong sektor
informal ( Gilbert dan Josef Gugler, 1996). Salah satu diskripsi sektor informal
diberikan oleh V.Sethuraman (1975) yang melakukan penelitian tentang sektor ini
di beberapa negara Asia ( termasuk Indonesia) dan Afrika antara lain sebagai
berikut:
1. Menggunakan teknologi poduksi tradisional
2. Memproses bahan mentah lokal
3. Kurang mempunyai akses terhadap permodalan
4. Tidak terjangkau oleh sistem perizinan dan perpajakan
5. Bermodal kecil
Meskipun deskripsi ini belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi sektor informal
yang ada karena ditemukannya penggunaan teknologi non tradisinal, bahan
mentah berasal dari lokal, sumber permodalan dari luar bukan lembaga resmi dll
(BR Afrida, 2003).Secara umum dapat dikatakan bahwa sektor informal adalah
unit – unit usaha yang tidak atau sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara
resmi dari pemerintah.
24
5. Determinan Penawaran Tenaga Kerja Wanita Berstaus Kawin
Hasil penelitian sebelumnya tentang penawaran tenaga pekerja wanita,
mendeskripsikan beberapa determinan yang akan mempengaruhi penawaran
tenaga kerja wanita sebagai berikut :
b. Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang berbentuk uang maupun bentuk lain
yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang. Pendapatan
juga dapat mempengaruhi partisipasi kerja atau alokasi waktu seseorang. Hal ini
dapat dibuktikan pada kurva penawaran tenaga kerja yang berslope positif (artinya
jika variabel yang ada pada garis horisontal mengalami kenaikan, maka
berbanding lurus pada variabel yang ada pada garis vertikal). Pertambahan tingkat
upah akan mengakibatkan pertambahan jam kerja bila substitution effect lebih
besar daripada income effect. Semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan akan
menyebabkan seseorang berpikir kembali untuk memasuki dunia kerja dengan
penawaran upah tersebut. .
Pendapat lain dikemukakan oleh Simanjuntak (2005), menyatakan bahwa
pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang atas jasa yang
diberikannya bagi pihak lain, diberikan seluruhnya dalam bentuk uang atau
sebagian dalam bentuk uang dan sebagian dalam bentuk natural. Pendapatan
merupakan faktor yang penting bagi pekerja, karena bagaimanapun juga
pendapatan bagi pekerja merupakan tempat bergantung bagi kelangsungan hidup
pekerja beserta keluarganya.
25
b. Jumlah Tanggungan Keluarga
Semakin banyak jumlah keluarga yang ditanggung, maka semakin besar pula
kebutuhan yang harus dipenuhi. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan positif
terhadap partisipasi wanita berstatus kawin. Maka hal ini, dapat dijadikan alasan
wanita berkeluarga untuk bekerja (Anwar, 2009).
Jumlah tanggungan keluarga menyebabkan pengeluaran konsumsi rumah tangga
bertambah, dengan pengeluaran konsumsi bertambah maka yang bersangkutan
mengurangi waktu luangnya dan memilih lebih banyak untuk bekerja, khususnya
di sektor informal. Keputusan wanita untuk masuk ke pasar kerja dipengaruhi oleh
efek substitusi, wanita cenderung mensubstitusikan waktu luang nya dan memilih
untuk lebih banyak bekerja. Pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga
umunya tanggung jawab suami sebagai kepala rumah tangga, namun yang sering
terjadi di masyarakat adalah wanita yang berstatus kawin ikut membantu suami
mencari nafkah apabila pendapatan suami tidak mencukupi.
d. Kepemilikan Anak Balita
Variabel kepemilikan anak balita merupakan variabel yang memiliki karakteristik
khusus dalam penawaran tenaga kerja wanita. Variabel ini menjadi determinan
penawaran tenaga kerja wanita khususnya wanita yang berstatus kawin. Pada
umumnya, kepemilikan anak balita memiliki hubungan negatif dengan penawaran
tenaga kerja wanita menikah. Hal ini disebabkan semakin banyak jumlah anak
balita, semakin menyita waktu yang akan digunakan di pasar kerja, karena adanya
tanggung jawab untuk mengurus tumbuh kembang anak. Selain itu adanya anak
balita, dapat meningkatkan konsumsi untuk anak, sehingga biaya pengeluaran
26
bulanan juga semaki tinggi. Dengan ukuran keluarga yang kecil, mengakibatkan
waktu wanita untuk mengurus anak balita bertambah dan waktu yang digunakan
untuk waktu luang berkurang. Permintaan untuk waktu luang berkurang karena
peningkatan konsumsi mengakibatkan efek substitusi lebih dominan dibandingkan
dengan efek pendapatan.
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan menunjukan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan
seseorang maka peluang untuk bekerja sangat terbatas. Tingkat pendidikan
sesorang sangatlah dibutuhkan dalam persaingan dunia kerja. Semakin tinggi
pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. Pendidikan
menimbulkan keinginan untuk mengembangkan apa yang telah dipelajari serta
menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan bakatnya. Keterkaitan antara
tingkat pendidikan dengan kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga bahwa
investasi pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai stok
manusia.
Payaman (2001) menjelaskan semakin tinggi pendidikan maka akan menjadikan
waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan keinginan untuk bekerja semakin tinggi.
Seseorang yang waktunya relatif mahal cenderung menggantikan waktu
senggangnya untuk bekerja (substitusion effek).
f. Umur
Usia dan jam kerja merupakan faktor yang berkaitan langsung dengan
produktivitas kerja. Usia dan jam kerja yang dirasakan oleh tenaga kerja dapat
27
menurunkan produktivitas ataupun meningkatkan produktivitas kerja. Semakin
bertambah umur responden akan semakin bertambah curahan jam kerja. Tetapi
pada suatu titik umur responden tertentu, produktivitas individu semakin menurun
dan curahan jam kerja akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur
responden. Berkurangnya curahan kerja di sektor informal mengakibatkan
pendapatan yang diperoleh juga semakin berkurang.
Menurut Simanjuntak (2005), umur mempunyai hubungan terhadap
responsibilitas seseorang akan penawaran tenagakerjanya. Semakin meningkat
umur seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Sedangkan selama
masih dalam usia produktif, semakin tinggi usia seseorang semakin besar
tanggung jawab yang harus ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran
akan menurun seiring dengan usia yang bertambah tua.
g. Pendapatan Suami
Pendapatan suami merupakan salah satu faktor penting wanita menikah memasuki
pasar kerja. Menurut Asyiek, et.al (1994) hal ini dikarenakan penghasilan suami
dirasa belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga yang terus meningkat, dan
tidak seimbang dengan pendapatan riil yang tidak ikut meningkat. Kondisi seperti
ini lebih banyak terjadi pada lapisan masyarakat bawah. Semakin rendah
pendapatan suami, maka partisipasi kerja wanita menikah akan lebih tinggi, atau
adanya hubungan yang negatif antara pendapatan suami dengan partisipasi wanita
dalam angkatan kerja.
28
6. Pengaruh Variabel Dependen Terhadap Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Sektor Informal
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, serta berbagai teori yang bersumber dari penelitian
sebelumnya.
a. Hubungan antara Upah dengan Penawaran Tenaga Kerja
Adanya perubahan tingkat upah dipasar kerja dan pengaruhnya terhadap jumlah
jam kerja yang ditawarkan akan menyebabkan efek substitusi (substitution effect)
dan efek pendapatan (income effect).
Hasil penelitian yang dilakukan Roshima (2008) menyatakan bahwa upah
memiliki pengaruh positif terhadap curahan jam kerja yang dilakukan oleh pekerja
wanita berstatus berstatus kawin di Sumatera Selatan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2002), mengemukakan bahwa
upah sangat berpengaruh terhadap partisipasi kerja umumnya mempengaruhi
seorang wanita yang bekerja. Dengan demikian tingkat upah berpengaruh positif
terhadap partisipasi kerja wanita, yaitu jika tingkat upah yang dibayarkan tinggi
maka partisipasi tenaga kerja wanita akan meningkat.
b. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan PenawaranTenaga Kerja
Tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi para ibu rumah
tangga turut serta dalam membantu suami untuk memutuskan diri untuk bekerja
untuk memperoleh penghasilan. Besarnya jumlah tanggungan keluarga
merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan pekerjaan.
Karena semakin banyak responden mempunyai anak dan tanggungan, maka waktu
yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif. Efektivitas waktu ini
29
adalah berguna untuk meningkatkan penghasilan responden sendiri (Sihol
Situngkir dkk, 2007).
c. Hubungan antara Kepemilikan Anak Balita dengan Penawaran TenagaKerja
Berdasarkan penelitan terdahulu menyebutkan bahwa efek dari wanita yang
memiliki anak yang berusia <5 tahun terhadap (labor supply) berpengaruh negatif,
yaitu dimana wanita lebih memilih mengasuh dan meluangkan waktu untuk anak-
nya dan menunda untuk bekerja, paling tidak hingga usia anak tersebut dirasa
cukup tidak merepotkan dan tidak mengganggu aktivitas si wanita atau dengan
mencari alternatif lain untuk menambah penghasilan (Timmer, Eccles dan O’Brie
2004).
d. Hubungan antara Pendidikan dengan Penawaran Tenaga Kerja
Tingkat pendidikan wanita mempunyai hubungan yang positif terhadap
partisipasi wanita dalam dalam proses kerja artinya makin tinggi pendidikan
seseorang makin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja, terutama bagi
wanita. Sehingga dengan makin tinggi tingkat pendidikan kecenderungan untuk
bekerja makin tinggi (Tumanggor, 2009). kesempatan yang lebih terbuka pada
wanita untuk melanjutkan pendidikannya membawa konsekuensi untuk tidak
segera memasuki jenjang perkawinan (Damayanti 2011). Pada gilirannya dengan
semakin tinggi pendidikan akan semakin besar partisipasinya dalam angkatan
kerja. Pendidikan yang diperoleh wanita juga akan memperkuat persiapannya
untuk memasuki kehidupan keluarga yang sejahtera.
30
e. Hubungan antara Umur dengan Penawaran Tenaga Kerja
Seorang wanita yang sedang berada pada usia produktif yaitu usia kerja memiliki
peluang yang lebih besar untuk bekerja dari pada yang berada diluar usia kerja.
Keputusan ibu rumah tangga untuk bekerja salah satunya dipengaruhi oleh usia.
Wanita yang sedang berusia aktif atau produktif akan meningkatkan keinginan
mereka untuk bekerja dan mengenal banyak hal. Wanita berkeluarga yang berusia
produktif dapat menjadi alasan untuk memutuskan bekerja (Anwar, 2009).
Diduga tingkat usia mempunyai pengaruh yang positif dan negatif terhadap
partisipasi tenaga kerja wanita berstatus kawin.
f. Hubungan antara Pendapatan Suami dengan Penawaran Tenaga Kerja
Pendapatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam hubungannya dengan
tingkat partisipasi angkatan kerja. Menurut Watson dalam Ariska (2011), bahwa
tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja memiliki hubungan yang negatif
dalam tingkat pendapatan atau penghasilan suami. Ini berarti jika pendapatan
suami meningkat akan mengakibatkan penurunan tingkat partisipasi wanita dalam
angkatan kerja. Wanita yang sudah berstatus kawin merupakan tenaga kerja ekstra
akan memasuki angkatan kerja bila pendapatan suami mereka mengalami
penurunan karena kehilangan pekerjaan. Hal ini karena wanita yang sudah
berstatus kawin merupakan kelompok pekerja sekunder yaitu yang beranggapan
bahwa bekerja bukan merupakan kebutuhan primer.
31
B. Tinjauan Empiris
Tujuan pustaka dari penelitian terdahulu dijelaskan secara sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian terdahulu diuraikan pada Tabel
sebagai berikut :
Tabel 2. Tinjauan Empiris
No Judul dan Penulis Metodologi Hasil Penelitian
1 Judul:Analisis penawarantenaga kerja wanitaberstatus kawinsektorinformal di KotaMakassarPenulis:Lidya KurniatiTahun: 2012
Variabel:- Variabel Dependen:a. Penawaran TenagaKerja Wanita (JamKerja)- Variabel Independen:a. Pendapatanb. Pendidikanc. Umurd. Jumlah tanggunganAlat Analisis:Ordinary least square(OLS)
Model Analisis:WLS = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 +β5X5 + μDimana:Y = Penawaran tenagakerja (jam kerja)X1 = Pendapatanresponden (rupiah)X2 = Pendidikan(Tahun)X3 = Umur (orang)X4 = Jumlah tanggungan(orang).X5 = Pengalaman Kerjaβ0 = konstantaβ1,β2,β3,β4 = koefisienparameterμ = residu
a. Pendapatan respondendan jumlah tanggunganmemiliki pengaruhpositif dan signifikan
b. Pendidikan bepengaruhpositif tetapi tidaksignifikan terhadap jamkerja wanita berstatuskawin sektor informal diKota Makassar.
c. Umur memiliki pengaruhyang negatif dan tidaksignifikan tehadapjamkerja angkatan kerjawanita berstatus kawinsektor informal KotaMakassar.
d. Tidak ada perbedaannyata jam kerja antaraangkatan kerja wanitayang memilikipengalaman kerjadengan yang tidakmemiliki pengalamankerja
2 Judul :Analisis PenawaranTenaga Kerja
Variabel:- Variabel Dependen:a. Penawaran Tenaga
a. Pendapatan/ pendapatanwanita berstatus kawinberpengaruh positif
32
Wanita Berstatuskawin Dan FaktorYangMempengaruhinyaDi KabupatenBrebesPenulis:Nadia MaharaniPutriTahun:2012
Kerja Wanita Berstatuskawin- Variabel Independen:a. Pendapatan /Pendapatanb. Penghasilan Suamic. Usiad. Pendidikane. Jumlah Anak Balitaf. Pengeluaran RumahTanggaAlat Analisis:Ordinary least square(OLS)Model Analisis:
terhadap penawarantenaga kerja wanitaberstatus kawin
b. Pendapatan suami wanitaberstatus kawinberpengaruh negatifterhadap penawarantenaga kerja berstatuskawin.
c. Usia wanita berstatuskawin berpengaruhterhadap penawarantenaga kerja berstatuskawin.
Y = a + β1WAGE +β2YHUSBAND +β3AGE + β4EDU +β5TOD + β6EXP + eiDimana :Y = Penawaran TenagaKerja (jam/bulan)a = Konstantaβ = Koefisien regresiWAGE =Pendapatan/PendapatanResponden(rupiah/bulan)YHUSBAND =Pendapatan Suami(rupiah/bulan)AGE = Usia (tahun)EDU = pendidikanresponden (tahun)TOD = pemilikan anakbalita (orang)EXP = pengeluaranrumah tangga(rupiah/bulan)ei = kesalahanpengganggu, berupavariabel atau faktorlain yang tidak diamatioleh model.
d. Pendidikan wanitaberstatus kawinberpengaruh positifterhadappenawarantenaga kerjaberstatus kawin
e. Jumlah anak balitawanita berstatus kawinberpengaruh negatifterhadap penawarantenaga kerja berstatuskawin.
f. Pengeluaran rumahtangga wanita berstatuskawin berpengaruhpositif terhadappenawaran tenaga kerjaberstatus kawin
3. Judul :Pengaruh FaktorPendapatan, Usia,Pendapatan Suami,Usia Anak Terakhir,Dan PengeluaranRumah Tangga
Variabel:- Variabel Dependen:a.JamKerja Wanita- Variabel Independen:a. Usiab. Pendapatanc. Pendapatan Suami
a. Tingkat pendapatanberpengaruh positifterhadap jam kerjawanita berstatus kawin diKota Magelang.
b. Usia berpengaruh negatifterhadap jam kerja
33
Terhadap CurahanJam Kerja WanitaBerstatus kawin DiKota MagelangPenulis:Reikha HabibahYusfiTahun:2013
d. Usia Anak Terahire. Pengeluatan RumahTanggaAlat Analisis:Ordinary least square(OLS)Model Analisis:Ln Hours = β0 + Ln β1Wage + Ln β2 Age + Lnβ3 YHusband + Ln β4AChild + Ln β5 Exp +uDimana :Hours = Jam kerjawanitaWage = usia respondenAge = pendapatanrespondenYHusband = pendapatansuami repondenAChild = usia anakterakhir respondenExp = pengeluaranrumah tangga respondenβ0 = konstantaβ1- β5 = koefisienmasing-masing variabelindependen
wanita berstatus kawin diKota Magelang
c. Pendapatan suamiberpengaruh negatifterhadap jam kerjawanita berstatus kawin diKota Magelang.
d. Usia anak terakhirberpengaruh positifterhadap jam kerjawanita berstatus kawin diKota Magelang.
e. Pengeluaran rumahtangga wanita berstatuskawin berpengaruhpositif terhadap c jamkerja wanita berstatuskawin di Kota Magelang.
4. Judul:Faktor-Faktor YangMempengaruhiTenaga KerjaWanitaBerstatus kawinUntuk Bekerja PadaSektor Usaha KecilDan Mikro(Studi Kasus WanitaBerstatus kawin DiPulau Pasaran)Penulis:Epsi TrismeliaTahun :2016
Variabel:- Variable Dependen:Jumlah Jam KerjaWanita Berstatus kawin- Variabel Independen:1. Pendapatan Suami2. Pendapatan3. Jumlah TanggunganKeluarga4. Tingkat PendidikanAlat Analisis:Ordinary least square(OLS)Model Analisis:Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ b4X4 + etDimana :Y = Jumlah Jam TenagaKerja Wanita Berstatuskawin (Jumlah jam kerjaPer Bulan)a = Nilai Konstantabi = Koefisien regresiX1 = Pendapatan Suami
a. Pendapatan suamiberpengaruh negatifterhadap jumlah jamkerja wanita berstatuskawin.
b. Pendapatan respondenberpengaruh positifterhadap jumlahjamkerjawanita berstatus kawin.
.c. Jumlah tanggungankeluarga berpengaruhpositif terhadap jumlahjam kerja wanitaberstatus kawin
d. Pendidikan berpengaruhpositif terhadap jumlahjam kerja wanita berstatuskawin.
34
(Rupiah Per bulan)X2 = PendapatanResponden (Rupiah Perbulan)X3 = JumlahTanggungan Keluarga(Jiwa)X4 = Tingkat Pendidikan(Tahun)et = Variabel penggangu
5. Judul:Analisis TingkatPendapatan,Pendidikan,Umur, Dan JumlahTanggunganKeluarga, TerhadapCurahan JamKerja SektorInformal Di KotaSemarangPenulis:Dody PranataTahun: 2014
Variabel:- Variabel Dependen:a. Curahan Jam KerjaSektor Informal-Variabel Independen:a. Tingkat Pendapatanb. Tingkat Pendidikanc. Umure. Jumlah TanggunganKeluargaAlat Analisis:Ordinary LeastSquared(OLS)Model Analisis:HOW = β0 + β1WAG +β2EDU + β3AGE +β4KTK + eDimana:HOW = Curahan jamkerja Per Bulan (jam)WAG = Pendapatan PerBulan (Rupiah)EDU = Pendidikan(Tahun)AGE = Umur Responden(Tahun)JTK = JumlahTanggungan Keluarga(orang)e = errorβ0 = konstantaβ1-β4 = koefisienmasing-masing variabelindependenMetodologi
a. Variabel pendapatanberpengaruh positif dansignifikan terhadapcurahan jam kerja sektorinformal di KotaSemarang.
b. Variabel pendidikanberpengaruh positifterhadap curahan jamsektor informal di KotaSemarang.
c. Variabel umurberpengaruh negatifterhadap curahan jamkerja sektor informal diKota Semarang.
d. Variabel jumlahtanggungan keluargaberpengaruh positif dansignifikan terhadapcurahan jam kerja sektorinformal di KotaSemarang.
35
C. Analisis Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan wilayah penelitian penawaran tenaga
kerja dilakukan pada level provinsi, dan kota. Dilihat dari jenis penelitian tentang
penawaran tenaga kerja wanita, sebagian besar penelitian penawaran tenaga kerja
menunjukkan tema penelitian pada wanita berstatus kawin yang bekerja disektor
informal dan memiliki tanggungan keluarga
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi
2 yaitu variabel dependennya penawaran tenaga kerja yang direpresentasikan oleh
jumlah curahan jam kerja yang bersedia bekerja di pasar kerja. Sedangkan
variabel independen adalah upah, jumlah tanggungan, kepemilikan anak balita,
pendidikan, umur, dan pendapatan suami. Income / wages, number of dependents,
ownership of children under five, education, age, and husband's income.
Data yang digunakan diantaranya adalah cross section, dan alat analisis yang
dipergunakan adalah ordinary least square (OLS). Ordinary least square (OLS)
digunakan dalam penelitian untuk mengestimasi fungsi regresi karena terdapat
variabel independen yang merupakan variabel penjelas dan variabel dependen
yaitu variabel yang dijelaskan dalam suatu persamaan linier.
Beberapa penelitian diatas berikut temuan yang di dapat dalam penelitian,
diantaranya adalah variabel upah dan jumlah tanggungan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita (Kurniati, 2012).
Variabel usia berpengaruh negatif terhadap jam kerja wanita berstatus kawin di
Kota Magelang (Yusfi, 2013). Variabel pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap curahan jam kerja sektor informal di Kota Semarang (
36
Pranata, 2014). Pendapatan suami wanita berstatus kawin berpengaruh negatif
terhadap penawaran tenaga kerja berstatus kawin (Putri, 2012).
Kesimpulan dari penelitian sebelumnya , variabel independen yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap jam kerja adalah variabel upah, karena variabel upah
memiliki nilai koefisien yang tinggi dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu
penawaran tenaga kerja wanita. Adapun faktor-faktor lainnya yang berpengaruh
dalam penawaran tenaga kerja wanita sektor informal adalah jumlah tanggungan,
tingkat pendidikan usia wanita, pendapatan suami dan kepemilikan anak balita.
D. Kerangka Pemikiran
Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah dia mau
bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung pula pada tingkah laku seseorang
untuk menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk bekerja, atau digunakan
untuk kegiatan lain yang sifatnya santai (tidak produktif tetapi konsumtif), atau
merupakan kombinasi keduanya. Apabila dikaitkan dengan tingkat upah, maka
keputusan untuk bekerja seseorang akan dipengaruhi pula dengan tinggi
rendahnya penghasilan seseorang.
Upah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan seseorang
untuk masuk pasar tenaga kerja. Kenaikan upah dapat memiliki pengaruh
subsitusi dan pengaruh pendapatan yang saling berlawanan. Pengaruh substitusi
akan membuat pekerja menambah jam kerjanya karena menganggap harga leisure
semakin mahal. Sedangkan di sisi lain pengaruh pendapatan akan pengurangi
waktu kerja karena leisure dianggap juga sebagai barang konsumsi yang dapat
dinikmati semakin banyak dengan pendapatan yang semakin tinggi.
37
Pendapatan suami dalam hubungannya dengan penawaran tenaga keja wanita
memiliki pengaruh negatif. Karena apabila semakin besar pendapatan kepala
rumah tangga, maka wanita menikah akan mengurangi jumlah jam kerjanya untuk
aktivitas di pasar kerja.
Pendapatan, umur, kepemilikan anak balita, pendapatan suami, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi jam kerja
yang akan dilakukan oleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat menentukan jumlah
jam kerjanya untuk memperoleh tingkat kesejahteraannya.
Variabel lain yang diperkirakan akan mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita
menikah adalah usia, tingkat pendidikan, kepemilikan anak balita, dan jumlah
tanggungan keluarga. Usia pekerja dapat mempengaruhi secara negatif terhadap
penawaran tenaga kerja. Variabel tingkat pendidikan diperkirakan memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap curahan jam kerja. Begitu pula dengan variabel jumlah
tanggungan keluarga.
Berdasarkan suatu asumsi bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi dalam
penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di Kota Bandar Lampung
dipengaruhi oleh faktor tingkat upah, umur, pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga dan pendapatan suami maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran
sebagaimana pada gambar 4.
38
Upah (X1)
Penawaran Tenaga KerjaWanita Berstatus Kawin(Jam Kerja ) (Y)
Jumlah TanggunganKeluarga (X2)
Kepemilikan anak balita(X3)
Pendidikan (X4 )
Pendapatan Suami (X6)
Usia (X5)
Gambar 4. Kerangka Pikir
E. Hipotesis Kerja
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini :
1. Diduga upah berpengaruh signifikan secara statistik dan hubungannya positif
terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal
Kota Bandar Lampung.
2. Diduga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan secara statistik dan
hubungannya positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin
di sektor informal Kota Bandar Lampung.
3. Diduga kepemilikan anak balita berpengaruh signifikan secara statistik dan
hubungannya positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin
di sektor informal Kota Bandar Lampung.
4. Diduga tingkat pendidikan berpengaruh signifikan secara statistik dan
hubungannya positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin
di sektor informal Kota Bandar Lampung.
39
5. Diduga usia responden berpengaruh signifikan secara statistik dan
hubungannya negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin
di sektor informal Kota Bandar Lampung.
6. Diduga pendapatan suami berpengaruh signifikan secara ststistik dan
hubungannya negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin
di sektor informal Kota Bandar Lampung.
40
III. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian (Ghojali, 2006).
A. Jenis dan Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber utama dan dikumpulkan secara
khusus, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner
yang dikirim langsung sesuai dengan sampel yang telah di tetapkan. Kuisioner ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara tertulis dari responden yang
berkaitan dengan tujuan penelitian, dan dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang memuat variabel-variabel yang akan ditanyakan. Variabel tersebut mengenai
alokasi jam kerja sebagai variabel terikat, sedangkan daftar pertanyaan yang
memuat variabel-variabel bebas yang ditanyakan tentang nama responden, umur
responden, alamat responden, kepemilikan anak balita, pendapatan responden,
jumlah tanggungan keluarga, pendidikan responden, pekerjaan suami responden,
dan pendapatan suami responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur, catatan-catatan, dan data-data
dari instansi yang dapat mendukung kelengkapan informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
41
diperoleh dari BPS atau Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung dan dinas
ketenagakerjaan Kota Bandar Lampung.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
1. Pemilihan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kecamatan Tanjung Karang
Pusat, Kecamatan Kedamaian, Kecamatan Tanjung Karang Barat, dan Kecamatan
Bumi Waras. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa wilayah
tersebut memiliki proporsi tenaga kerja wanita sektor informal yang paling tinggi.
Informasi tersebut diperoleh dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandar Lampung,
akan tetapi tidak ada catatan secara spesifik mengenai jumlah tenaga kerja wanita
berstatus kawin sektor informal perwilayah kecamatan, yang diperoleh adalah
data keseluruhan di Kota Bandar Lampung. Maka dalam perumusan sampel
penelitian ini menggunakan metode cluster.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data primer dilakukan pada jam istirahat, dimana mereka sedang
tidak melakukan aktivitas atau bekerja. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
14 - 23 September 2018.
C. Definisi dan Operasional Variabel
1. Variable Dependen
a. Penawaran Tenaga Kerja (Y)
Penawaran tenaga kerja adalah jam kerja yang dicurahkan oleh pemilik jasa kerja
pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu.
42
2 Variabel Independen
Dalam penelitian ini melibatkan enam variabel independen, yaitu sebagai
berikut:
a. Upah (W)
Upah wanita adalah besarnya nilai nominal upah yang diperoleh pekerja wanita
berstatus kawin sebagai hasil atau imbalan dari kerjanya di sektor informal dan
bisa digunakan untuk membiayai tanggungan keluarga setiap bulan dan
dinyatakan dalam ribuan rupiah.
b. Tanggungan Keluarga (JTK)
Tanggungan keluarga adalah jumlah Anggota Rumah Tangga (ART) yang tinggal
dalam satu rumah yang sama dan masih menjadi tanggungan kepala rumah
tangga. Anggota rumah tangga dinyatakan dalam satuan jiwa.
c. Kepemilikan Anak balita (UNDER)
Kepemilikan Anak Balita adalah jumlah anak dibawah usia lima tahun yang
dimiliki oleh responden dan tinggal satu rumah dengan responden dan dinyatakan
dalam satuan jiwa.
d. Tingkat Pendidikan (EDU)
Tingkat Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang ditempuh responden
berdasarkan lama waktu yang ditamatkan dalam satuan tahun dan dibuktikan
dengan adanya ijazah.
43
e. Usia (AGE)
Usia responden adalah umur dari responden pada saat diwawancarai berdasarkan
informasi ulang tahun yang terahir dan diukur dalam tahun.
f. Pendapatan suami (YH)
Pendapatan suami adalah pendapatan atau hasil kerja yang diterima oleh suami
per bulan, baik pendapatan dari pekerjaan utama maupun pendapatan dari
pekerjaan sampingan. Jumlah pendapatan suami diukur dalam satuan rupiah.
D. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Populasi dalam penelitian ini adalah data penduduk yang bekerja dan berstatus
kawin menurut jenis kelamin (wanita) di Kota Bandar Lampung tahun 2017 yang
berjumlah 44.769 orang.
E. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang
juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi (Arikuntoro, 2002).
1. Teknik Pengambilan sampel.
Dalam pengambilan sampel ini digunakan metode multistage sampling, yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap.
a. Teknik Cluster, merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan
terhadap sampling unit (individu), dimana sampling unitnya berada dalam
satu kelompok (Arikuntoro, 2002).
44
Teknik Cluster atau sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk
dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
1. Wilayah dengan jumlah pekerja wanita berstatus kawin usia produktif
terbanyak yaitu di Kecamatan Kemiling, Kecamatan Tanjung Karang
Pusat, Kecamatan Kedamaian, Kecamatan Tanjung Karang Barat, dan
Kecamatan Bumi Waras.
2. Responden yang akan diwawancarai adalah mereka yang bekerja non
pegawai atau bekerja dengan orang lain di sektor infomal.
3. Responden yang akan diwawancarai adalah seorang yang memiliki usaha
sendiri, pedagang kaki lima, buruh londry dan lain sebagainya. Tetapi
pendapatan yang diterimanya dibawah upah minimum.
b. Teknik Simple Random Sampling, merupakan metode pengambilan sampel
yang dilakukan secara acak dan sederhana. Sampel random (acak) sederhana
adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan atau
peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Wahyuni dkk, 2007).
Kepentingan tujuan penelitian ini ialah melihat hubungan peran ganda wanita
dengan pengembangan karier wanita dengan semua persyaratan sampel yang
akan diperlukan (Arikuntoro, 2002). Tahapannya adalah sebagai berikut:
Dari tiap sub populasi, diambil sebuah sampel secara random dengan
kriteria pekerja wanita berstatus kawin usia (15-64) tahun, pekerja wanita
45
yang memiliki anak usia kurang dari lima tahun dan pekerja wanita yang
tidak memiliki anak usia kurang dari lima tahun.
Hasil pengambilan sampel tiap sub populasi digabungkan menjadi satu
sampel yang diperlukan.
Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode rumus Slovin (Husein, 2001 : 120), yaitu :
= 1 +Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir
Dalam penelitian ini diketahui jumlah populasi sebesar 44.769 orang, data
tersebut diambil dari Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung dan
kelonggaran (error) ditetapkan sebesar 10%.
No Jenis kelaminStatus Perkawinan
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
1 Laki-Laki 12.962 60.666 1.841 2.118
2 Wanita 4.070 44.769 2.154 5.162
Jumlah 17.032 105.435 3.995 7.280Sumber : Badan Pusat Sratistik Kota Povinsi Lampung, Publikasi Indikator Pasartenaga kerja2017.
Jadi jumlah minimal sampel yang diambil oleh peneliti menggunakan rumus
Slovin adalah sebesar : = 1 +
46
= 44.7691 + 44.769 (0,1)= 99,77
Jumlah minimal sampel yang diambil sebesar 99,77 yang dibulatkan menjadi 100
orang.
F. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode OLS
(Ordinary Least Square) yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variable terikat. Pada penelitian ini, menggunakan Software yang
digunakan dalam menganalisis data yaitu Microsoft Ecxel 2007 dan kemudian
diolah menggunakan E-Views 9.
1. Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan
angka-angka maupun kata-kata (Punaji Setyosari:2010:89).
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat gambaran,
deskipsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat
serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. Langkah-langkah
penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis
data, membuat kesimpulan, dan laporan. Jenis penelitian deskriptif yang dipakai
adalah metode survei. Survei adalah suatu cara penelitian deskriptif yang
47
dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka
waktu tertentu.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitiian ini menggunakan teknik regresi linier berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Regresi linier
berganda digunakan karena dalam penelitian ini mencakup lebih dari dua variabel
(termasuk variabel terikat Y), dimana dalam regresi linier berganda variable
terikat Y tergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Model regresi yang
digunakan sebagai berikut (Gujarati, 2010):
LN = + + + + ++ + t
Keterangan :
Ls = Penawaran tenaga kerja wanita ( jam kerja)= Konstanta, , , = Koefisien regresi
LnW = PendapatanLnJTK = Jumlah Tanggungan KeluargaDummyUNDER = Kepemilikan Anak BalitaLnEDU = Pendidikan RespondenLnAGE = Umur respondenLnYH = Pendapatan Suami Respondenet = Error term
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas menurut Gujarati (2010) adalah untuk mengetahui apakah residual
terdistribusi secara normal atau tidak, pengujian normalitas dilakukan
menggunakan metode Jarque-Bera. Residual dikatakan memiliki distribusi normal
jika nilai Jarque Bera>Tabel Chi-square (Gujarati, 2010).
48
Kriteria pengujiannya adalah :
1. Jika Jarque Bera stat < Tabel Chi-square maka residual berdistribusi dengan
normal.
2. Jika Jarque Bera stat >Tabel Chi-square maka residual tidak berdistribusi
dengan normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gujarati (2010) heteroskedastisitas adalah varian dari residual model
regresi yang digunakan dalam penelitian tidak homokedastis atau dengan kata lain
tidak konstan. Data yang diambil dari pengamatan satu ke lain atau data yang
diambil dari observasi satu ke yang lain tidak memiliki residual yang konstan atau
tetap. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka dapat digunakan
metode uji White. Uji keberadaan heteroskedastisitas dilakukan dengan menguji
residual hasil estimasi menggunakan metode White Heteroskedasticity Test (No
Cross Term) dengan membandingkan nilai Obs*R-square dengan nilai Chi-
square. Jika Obs*R-square (χ2 -hitung) > Tabel Chi-square (χ2–tabel), berarti
terdapat masalah heteroskedastisitas didalam model. Dan jika Obs*R-square (χ2-
hitung) < Chi-square (χ2–tabel), berarti tidak ada masalah heteroskedastisitas.
Dalam hal ini kriteria pengujiannya adalah :
1. Jika Obs*R-square (χ2 -hitung) > Tabel Chi-square (χ2–tabel) maka
mengalami masalah heteroskedastisitas
2. Jika Obs*R square (χ2 -hitung) < Tabel Chi-square (χ2–tabel) maka terbebas
dari masalah heteroskedastisitas.
49
c. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2010) autokolerasi adalah keadaan dimana faktor-faktor
pengganggu yang satu dengan yang lain tidak saling berhubungan, pengujian
terhadap gejala autokorelasi dalam model analisa regresi dilakukan dengan
pengujian Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan membandingkan
nilai Obs*R-Square dengan nilai Chi-square. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung) >
Tabel Chi-Square (χ2–tabel), berarti hasil uji Breusch-Godfrey Serial Correlation
LM Test mengindikasikan bahwa terdapat masalah autokolerasi di dalam model.
Dan jika Obs*R-Square (χ2 -hitung) < Tabel Chi-Square (χ2–tabel),berarti hasil uji
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test mengindikasikan bahwa tidak ada
masalah autokolerasi. Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah :
1. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung )> Tabel Chi-Square (χ2–tabel) maka
mengalami masalah autokorelasi
2. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung )< Tabel Chi-Square (χ2–tabel) maka
terbebas dari masalah autokorelasi.
d. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas menurut Gujarati (2010) adalah hubungan linier yang terjadi
diantara variabel-variabel independen, meskipun terjadinya multikolinearitas tetap
menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian
terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung Variance
Inflation Factor (VIF) dari hasil estimasi.
Jika VIF < 10 maka antara variabel independen tidak terjadi hubungan yang linier
atau tidak ada multikolinearitas. Dalam buku Gujarati (2010), cara menghitung
VIF adalah sebagai berikut:
50
VIF =( )VIF menunjukkan bagaimana varians dari sebuah estimator ditingkatkan oleh
keberadaan multikolinearitas. Seiring dengan mendekati 1, VIF mendekati
tidak terhingga. Hal tersebut menunjukkan sebagaimana jangkauan kolinearitas
meningkat, varians dari sebuah estimator juga meningkat, dan pada suatu nilai
batas dapat menjadi tidak terhingga. Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah:
1. Jika VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas antar variabel bebas
2. Jika VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji t statistik
Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat (Gujarati, 2010). Dalam penelitian ini
menggunakan uji t dua arah karena objek dalam penelitian ini adalah industri kecil
dimana dalam industri kecil tingkat upah, modal, dan tingkat output dapat
berpengaruh positif ataupun negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan
nilai ∝ yaitu tingkat keyakinan sebesar 10% = 0,1.
Hipotesis yang digunakan :
1. Ho : β1 = 0 artinya variabel tingkat upah tidak berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja.
Ha : β1 ≠ 0 artinya variabel tingkat upah berpengaruh terhadap penyerapan
tenaga kerja.
2. Ho : β2 = 0 artinya variabel modal kerja tidak berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja.
51
Ha : β2 ≠ 0 artinya variabel modal kerja berpengaruh terhadap penyerapan
tenaga kerja.
3. Ho : β3 = 0 artinya variabel tingkat output tidak berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja.
Ha : β3 ≠ 0 artinya variabel tingkat output berpengaruh terhadap penyerapan
tenaga kerja.
Kriteria pengujiannya adalah:
1. Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
b. Uji F Statistik
Menurut Gujarati (2010) bahwa pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau
pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini menggunakan nilai ∝ yaitu tingkat keyakinan sebesar
10% = 0,1.
Hipotesis yang digunakan :
Ho : βi = 0 artinya variabel upah, modal kerja, dan tingkat output secara bersama
sama tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Ha : βi ≠ 0 artinya variabel upah, modal kerja, dan tingkat output bersama sama
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Kriteria pengujiannya adalah:
52
1. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
upah, modal, dan tingkat output secara bersama sama berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja.
2. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
upah, modal, dan tingkat output secara bersama sama tidak berpengaruh
terhadap penyerapan tenaga kerja.
5. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) atau goodnes of fit menurut Gujarati (2010) bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh variasi variabel bebas dapat menerangkan dengan
baik variasi variabel terikat atau untuk mengukur kebaikan suatu model. Koefisien
Determinasi (R2) merupakan angka yang memberikan proporsi atau presentase
variasi total dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X).
Koefisien Determinasi (R2) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Nilai R2 yang sempurna adalah satu, yaitu apabila keseluruhan variasi terikat
dapat dijelaskan sepenuhnya oleh variabel bebas yang dimasukkan di dalam
model. Dimana 0 < R2 < 1 sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas.
2. Nilai R2 yang mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel bebas
menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk memprediksi
variasi variabel terikat.
74
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Beberapa simpulan hasi penelitian ini mengetahui pengaruh pendapatan, jumlah
tanggungan keluarga, kepemilikan anak balita, tingkat Pendidikan, usia dan
pendapatan suami terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di
sektor informal Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil penelitian maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel upah berpengaruh signifikan secara statistik dan hubungannya positif
terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal
Kota Bandar Lampung.
2. Variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan secara statistik
dan hubungannya positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus
kawin di sektor informal Kota Bandar Lampung.
3. Variabel kepemilikan anak balita tidak signifikan secara statistik.
4. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan secara statistik dan hubungannya
positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di Kota
Bandar Lampung.
5. Variabel usia wanita berpengaruh signifikan secara statistik dan hubungannya
negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor
informal Kota Bandar Lampung.
75
6. Variabel pendapatan suami berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik
terhadap penawaran tenaga kerja wanita berstatus kawin di sektor informal
Kota Bandar Lampung.
B. Saran
1. Tingkat upah berpengaruh secara positif terhadap penawaran tenaga kerja
perempuan menikah di Kota Bandar Lampung, dengan demikian disarankan
bagi pemerintah Kota Bandar Lampung tetap menjaga tingkat upah di sektor
informal agar tidak terlalu rendah, sehingga diharapkan bisa memotivasi
wanita yang berstatus kawin agar meluangkan lebih banyak waktu di pasar
kerja.
2. Pemerintah Kota Bandar Lampung disarankan memberikan penataan sektor
informal dalam perekonomian di Kota bandar Lampung. Dualisme
perekonomian sektor formal dan sektor informal harus tetap ada. Dengan
demikian wanita yang berstatu kawin yang memiliki tanggungan keluarga
dapat dengan mudah berpartisipasi ke pasar kerja sektor informal dengan
lokasi yang sudah disediakan oleh pemerintah.
3. Pemerintah Kota Bandar Lampung disarankan untuk memberikan perhatian
pada peningkatan mutu modal manusia. Karena semakin tinggi pendidikan,
maka akan meningkatkan jam kerja wanita. Selain itu akses pendidikan harus
seimbang, tidak ada diskriminasi antara gender, umur, dan status sosial.
4. Pada usia yang lebih tinggi, penawaran tenaga kerja wanita kawin akan
semakin menurun. Artinya kebijakan pasar kerja untuk wanita yang berstatus
kawin harus lebih diarahkan kepada kebijakan yang relatif lebih tepat
76
terutama untuk wanita yang berusia diatas 30 tahun, dengan cara
pemberdayaan perekonomian mandiri termasuk pembukaan akses terhadap
perolehan modal bagi sektor informal untuk menciptakan perekonomian yang
lebih mandiri.
5. Keseimbangan tingkat upah suami dan tingkat upah istri perlu dijaga, dengan
cara besaran upah pekerja suami dan upah istri harus terjaga agar tidak
menimbulkan kesan terjadinya kesenjangan upah yang berdampak pada
munculnya diskriminasi pengupahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Asyiek, Fauzia., Marcelinus Molo, Syahri. 1994. Wanita : Aktivitas Ekonomi danDomestik: Kasus Pekerja Industri Rumah Tangga Pangan di SumatraSelatan. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Study KependudukanUniversitas Gajah Mada.
Badan Pusat Statistik. 2012. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Industri Usahadi Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) tentang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KotaBandar Lampung,2017.
Badan Pusat Statistik Lampung, Publikasi Pasar Tenaga Kerja 2017
Badan Pusat Statistik Lampung. 2013. Keadaan Angkatan Kerja ProvinsiLampung
Becker, Gary S. 1976. “An Economic Analysis of Fertility”. Dalam Becker, GaryS. The Economic Approach to Human Behaviour. The University ofChicago, pp. 171-194.
Budiarty, Ida. 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Bandar Lampung:Universitas Negeri Lampung.
BR, Afrida.2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit Ghalia Indoneisa.
Curahan Jam Kerja Perempuan Menikah di Kota Magelang. Diponegoro DalamProduktivitas. Universitas Kristen PETRA : Surabaya
Damayanti, Ariska. 2011. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah dandan Faktor Yang Mempengaruhinya di Kabupaten Brebes. Jurnal Ilmu
Disnakertrans Lampung. 2017. Buku Profil Ketenagakerjaan Provinsi LampungTahun 2017Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.8
Elfindri. 2001. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Padang: Andalas UniversityPress.
Ellitan, L., 2003. Peran Sumber Daya Dalam Meningkatkan Pengaruh TehnologiFaktor faktor yang Mempengaruhinya (Studi kasus 30 Responden Wanita
Ghojali, Ridwan. 2006. Metode Dan Pengujian Hipotesis. DalamPenelitian Isty Laura. 2013. Analisis Keputusan wanita MenikahUntuk Bekerja. Journal. Semarang. Undip. (Cdhi/Journal.AnalisisKeputusan Waniita Menikah.Com)
Ghojali, Ridwan. 2006. Metode Dan Pengujian Hipotesis. DalamPenelitian Isty Laura. 2013. Analisis Keputusan wanita MenikahUntuk Bekerja. Journal. Semarang. Undip. (Cdhi/Journal.AnalisisKeputusan Waniita Menikah.Com)
Glienmounrinsie, Disfiyant. 2016. Artikel Online diakses melalui
Gujarati. 2007. Ekonometrika Ekonomi. Jakarta.Hart, Keith, 1973. “Informal Income opportunities and urban employment in
Ghana”, Journal of Modern African Studies. 11 (1): 61 -69
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.https://ekbis.sindonews.com/read/1106183/34/bps-banyak-pekerja-sektor-formal-lari-ke-informal-1462354604 pada tanggal 25 Maret 2017 pukul12.00 WIB).
Haryanto, Sugeng. 2008. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan RumahTangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di PucanganakTrenggalek. Jurnal Penelitian Universitas Merdeka Malang. Vol 9 No. 2Tahun 2008.
Kaufman & Hotchkiss. 1999. Mikro Ekonomi
Kaufman, Bruce E. dan Julie L. Hotchkiss. 2000. The Economics of Labor
Khan, Ali et. al. 2009. Labor Force Participation Married Women In Punjab.Journal. Economic and Social Research. Pakistan.
Kiranasari, Yoshinta. 2011. Pengaruh UPah Per Bulan, Umur, Jenis Kelamin danJumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan
Kurniati, Lidya. 2012. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah Sektor
Maharani, Putri.2012. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah danFaktor Yang Mempengaruhinya di Kabupaten Brebes.Journal. Journal ofEconomich. UNDIP.
Mankiw N, Gregory. 2000. Teori makroekonomi. Edisi keempat. AlihBahasa : Imam nurmawan. Jakarta Erlangga.
Mankiw, Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba EmpatMarkets. Orlando: The Dryden PressMenikah di Kota Semarang) . Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan Vol.15,
Mulyadi Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam PerspektifPembangunan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Nadia, (2012). Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah Dan FaktorYang Mempengaruhinya di Kabupaten Brebes.Fakultas Ekonomika DanBisnis Universitas Diponegoro Tahun 2012.
Nicholson, Walter & Christopher Snyder. (2010). Intermediate Microeconomicsand Its Application 11E. Mason: South-Western Cengage Learning.
Panca Mandala Putra. 2008. “Pengaruh Upah per Bulan, Umur, Jenis Kelamin,Tingkat Pendidikan, Jenis Jabatan, dan Jumlah Anggota Keluarga terhadapCurahan Jam Kerja di Kota Semarang”. Skripsi S1 Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro. Semarang.
Payaman, J. Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta: Penerbit FE UI.
Payaman J. Simanjuntak, 2001, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi2001, Jakarta: FE UI.
Payaman J. Simanjuntak, 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Pitma Pertiwi. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PendapatanTenaga Kerja di Daerah Istimewah Yogyakarta. Skripsi. UniversitasNegeri Yogyakarta.
Pranata, Dody. 2014. Analisis Tingkat Upah, Pendidikan, Umur, dan JumlahTanggungan Keluarga, Terhadap Curahan Jam Kerja Sektor Informal diKota Semarang. Jurnal Ilmia. Program Sarjana Ekonomi UniversitasNegeri Semarang.
Rini, J.F, 2002 Wanita Bekerja (on-line) Available FTP; e-psikologi.com
Setyosari, Punaji, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengembangannya,Jakarta: Kencana 2010
Simanjuntak, Payaman, J.2005. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. (Http/Download.Piyaman.Sumber DayaManusia).
Siswidiyanto. 2004. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Wanita.
Soemarsono, Sonny (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan.Yogyakarta : Graha Ilmu
Sihol Situngkkir,dkk. 2007. “Peranana Ibu Rumah Tangga Dalam meningkatkanpendapatan Keluarga (Kasus Pedadang Sayur Di Kotamadya Jambi)’’.Jurnal Manajemen Dan Pembangunan, Edisi-7, 2007. Jambi.
Soeratno. 2000. Teori mikroekonom. Teori dan soal-soal. Erlangga.Jakarta.
Soeroto,2002 dalam Isty Laura.2013.Analisis Keputusan Wanita Menikah UntukBekerja. Journal. Semarang. UNDIP.
Timmer, Eccles Dan O’brien Dalam Rahmatia.2004. SupplyWomen.Journal.Semarang UNDIP.
Todaro, M. P. (2011). Pembangunan Ekonomi. Jakarta. Erlangga.
Tumanggor, D.S,. 2009. Analisis Faktor-Faktoryang mempengaruhi ProduksiCokelat di Kabupaten dairi. Sekolah Pasca Sarjana Universitas SumatraUtara.
Wardhono, A. 2004. Mengenal Ekonometrika. Jember. FE Universitas Jember
Yusfi, Reikha Habibah.2014. Pengaruh Faktor Upah,Usia,Pendapatan