Upload
baharalexa
View
220
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nothng
Citation preview
Bab.PENGERTIAN LINGKUNGAN MENEJEMEN
PENGERTIAN DAN LINGKUNGAN MANAJEMEN
A. Arti Manajemen dan Organisasi Manajemen (Management) adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan serta mengawasi aktivitas-aktivitas sesuatu organisasi dalam rangka upaya mencapai suatu koordinasi SDM dan SDA dalam hal pencapaian sasaran secara efektif dan efisien (Robert L Trewathn & MG. Newport).
Organisasi (Organization) adalah kumpulan manusia dan sarana pendukung yang diikat pada suatu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama.
Agar organisasi dapat beroperasi dengan lancar, perlu ada manusia yang mengatur organisasi, sesuai dengan pengertiannya yang diistilahkan Manajer.
Manajer merupakan manusia yang melakukan atau melaksanakan semua fungsi manajemen yang diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
B. Fungsi Manajemen G.R Terry1. Planning (Perencanaan) Menentukan sasaran organisasi dan sarana untuk mencapainya.2. Organizing (Pengorganisasian) Menetapkan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan
tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa dalam perusahaan.
3. Actuating (Menggerakkan) Mencakup motivasi, kepemimpinan, komunikasi, pelatihan4. Controlling (Pengawasan) Tindakan mengecek dan membandingkan hasil yang dicapai dengan standar
yang t elah digariskan.C. Dimensi Manajemen
Pandangan para pakar Manajemen dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. Manajemen sebagai Suatu Proses Kerjasama Manusia berkumpul untuk mencapai tujuan bersama pasti akan terjadi suatu
proses kerjasama agar tujuan tercapai. Manajemen sebagai suatu proses ini memberikan pemahaman akan
pentingnya dinamika organisasi.2. Manajemen sebagai Suatu Seni Pengetrapan atau pelaksanaan berbagai teknik dan fungsi manajemen
didalam organisasi yang berbeda-beda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, merupakan suatu (ketrampilan) seni.
Perbedaan gaya, pemikiran dan filosofi manajer akan mempengaruhi pola kinerja yang diterapkan.
3. Manajemen sebagai Suatu Ilmu
Menganalisis, menguji dan mengukur berbagai fenomena atau kejadian dan perilaku manusia kemudian menyimpulkannya sehingga dihasilkan suatu teori, yaitu teori manajemen.
D. Tingkatan Jabatan dalam Manajemen1. Menurut Tingkatannyaa. Manajer Lini Bawah Secara langsung mengawasi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan awal
(operator). Contoh : mandor / supervisor bagian produksi.b. Manajer Menengah Tanggungjawab manajer menengah ini mengarahkan dan mengawasi
pelaksaan kebijakan pimpinan organisasi serta membantu memecahkan masalah antara keinginan supervisor dengan kapasitas dan kemampuan bawahan / operator.
c. Manajer Puncak Kumpulan manajer yang bertanggungjawab terhadap jalannya dan
keberhasilan organisasi secara keseluruhan. Merumuskan dan menetapkan kebijakan organisasi dan membimbing serta
mengarahkan interaksi organisasi dengan lingkungan.2. Menurut Fungsinya Manajer yang bertanggungjawab hanya kepada aktivitas yang terkait
dengan fungsinya, seperti : manajer produksi, manajer SDM, manajer pemasaran, manajer keuangan, dll.
E. Tingkatan Manajemen dan Keahlian Manajer1. Keahlian Teknik (Technical Skill) Kemampuan menggunakan prosedur, teknik dan pengetahuan dari bidang
yang ditekuninya.2. Keahlian Manusiawi (Human Skill) Kemampuan untuk bekerja sama, mengerti dan memahami, memotivasi dan
berinteraksi dengan orang lain baik individu maupun kelompok.3. Keahlian Konseptual (Conseptual Skill) Kemampuan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua
kepentingan dan aktivitas organisasi.F. Peran Manajer1. Peran Antar Pribadi Manajer bertindak sebagai tokoh perushaan dengan menjalankan tugas-
tugas seremonial. Sebagai pemimpin, dengan cara memotivasi dan memberi semangat kepada
karyawan. Sebagai penghubung, melalui komunikasi dengan orang lain di luar unit
kerjanya.2. Peran Sumber Informasi Manajer berperan sebagai pengamat dengan cara memantau lingkungan
mereka untuk mendapatkan informasi.
Sebagai penyalur, melalui cara berbagi informasi dengan orang lain di dalam perusahaan.
Sebagai juru bicara, melalui cara berbagi informasi dengan orang-orang di luar departemen / perusahaan.
3. Peran Pengambil Keputusan Manajer bertugas sebagai wirausahawan dengan cara menyesuaikan unit
kerjanya pada perubahan yang meningkat. Sebagai pemecah masalah, dengan cara menyelesaikan persoalan yang
lebih besar dan memerlukan tindakan cepat. Sebagai pengalokasi sumber daya, dengan cara memutuskan siapa yang
akan memperoleh sumber daya apa dan berapa banyak yang mereka dapatkan.
Sebagai ahli negosiasi, melalui perundingan dengan orang lain mengenai jadwal, proyek, sasaran, hasil akhir dan sumber daya.
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
A. Teori Manajemen Klasik Perkembangan awal teori manajemen1. Robert Owen (1771 – 1858) Seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark,
Skotlandia, pada awal abad ke 19. Berpendapat bahwa dengan memperbaiki kondisi pekerja, produksi dan
keuntungan dengan sendirinya akan meningkat. Menekankan fakta bahwa investasi yang terbaik seorang manajer adalah
pada pekerja / ’mesin vital’.2. Charles Babbage (1792 – 1871) Seorang profesor matematika Inggris yang menghabiskan banyak waktunya
untuk mempelajari cara-cara membuat pekerjaan dalam pabrik lebih efisien. Penganjur awal prinsip pembagian kerja.
A.1 Manajemen Ilmiah Muncul karena adanya desakan kebutuhan untuk menaikkan
produktivitasnya.1. Frederick W. Taylor (1856 – 1915) Bapak Manajemen Ilmiah. Empat prinsip dasar : Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen. Seleksi ilmiah untuk karyawan. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan.
2. Henry L. Gantt (1861 – 1919) Asisten dari FW. Taylor Gagasannya : Setiap pekerja yang menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya
untuk suatu hari berhak menerima bonus 50 sen dollar untuk hari itu. Mandor akan menerima bonus apabila semua pekerja juga mencapai
standar itu.3. Frank & Lilian Gilberth (1868 – 1924 & 1878 – 1972) Mengembangkan suatu rencana tiga kedudukan (three position plan) untuk
kenaikan jabatan, yang dimaksudkan untuk berperan sebagai program pengembangan karyawan dan sekaligus pendorong semangat.
Menurut rencana ini, seorang pekerja harus mengerjakannya saat ini, bersiap-siap untuk jabatan yang lebih tinggi dan melatih penggantinya, semua dalam waktu yang sama. setiap pekerja selalu menjadi pelaku, pelajar dan guru dan berharap akan kesempatan baru.A.2 Teori Organisasi Klasik
1. Henri Fayol (1841 – 1925) Industrialis Perancis Mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi bagi pengelolaan
organisasi dalam buku ”Administration Industrielle et Generale” Memerinci manajemen dalam 5 unsur, yaitu : merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan. Membagi operasi-operasi perusahaan menjadi 6 kegiatan, yaitu : teknik,
perdagangan, keuangan, keamanan, akuntansi dan manajerial. Mengemukakan 14 prinsip manajemen : Pembagian kerja (division of labor); makin menjadi spesialis, makin efisien ia
dalam melaksanakan pekerjaannya. Otoritas/wewenang (authority); manajer harus memberikan perintah agar
pekerjaan terlaksana. Disiplin (discipline); anggota organisasi harus menghormati aturan dan
kesepakatan yang mengatur organisasi itu. Kesatuan perintah (unity of command); setiap karyawan harus menerima
petunjuk tentang kegiatan tertentu dari 1 orang saja. Kesatuan arah (unity of direction); kegiatan dalam organisasi yang
mempunyai tujuan yang sama seyogyanya diarahkan oleh 1 orang manajer dengan menggunakan 1 saja perencanaan.
Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi (subordination of individual interest to the common good); dalam tiap perusahaan, kepentingan karyawan tidak boleh diutamakan melebihi kepentingan organisasi sebagai keseluruhan.
Pemberian upah (renumeration); balas jasa atas kerja harus adil, baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan.
Pemusatan (centralization); mengurangi peranan bawahan dalam pengambilan keputusan adalah pemusatan (sentralisasi), menambah peranan berarti desentralisasi.
Jenjang jabatan (hierarchy); garis otoritas dalam suatu organisasi menunjukkan kedudukan manajer dari puncak sampai ke tingkat bawah.
Tata tertib (order); bahan-bahan dan manusia harus berada di tempat yang tepat.
Kesamaan (equity); manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua bawahannya.
Kestabilan staf (stability of staff); perputaran karyawan yang terlalu tinggi tidak baik untuk kelancaran kegiatan perusahaan.
Inisiatif (initiative); bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan rencananya sendiri, walaupun bisa saja terjadi kesalahan.
Semangat korps (esprit de corps) ; menggalakkan semangat kelompok menimbulkan rasa bersatu.
2. Mary Parker Follett (1868 – 1933) Ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang menerapkan psikologi pada
perusahaan, industri dan pemerintah. Menulis panjang lebar tentang kreativitas, kerjasama antara manajer dan
bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Menguraikan pola organisasi yang ideal (koordinasi manajer dangan
bawahan / karyawan melalui komunikasi).3. Chaster I. Barnard (1886 – 1961) Bukunya ”the function of the executive” tahun 1938 Memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.B. Aliran Hubungan Manusiawi Muncul karena ketidakpuasan bahwa apa yang dikemukakan pendekatan
klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
1. Hugo Munsterberg 91863 – 1916) Bapak Psikologi Industri Bukunya “Psikology and Industrial Efficiency” Kemukakan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas : (a) penemuan best
possible person; (b) penciptaan best possible work; (c) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.
2. Elton Mayo (1880 – 1949) Percobaan-percobaan Hawthorne. Pertama, mencoba menyelidiki hubungan antara tingkat penerangan
ditempat kerja dan produktivitas kerja. Kedua, membagi karyawan ke dalam beberapa kelompok uji coba, yang
mendapat penerangan cahaya yang berubah-ubah; dan kelompok kendali,
yang mendapatkan penerangan yang konstan selama terlaksananya eksperimen tersebut.
Hasilnya, meragukan. Penerangan pada kelompok uji coba ditingkatkan, produktivitas meningkat sebagaimana diharapkan, meskipun peningkatan tersebut tidak stabil.
Output kelompok kendali juga cenderung meningkat ketika penerangan kelompok uji coba diubah-ubah, meskipun tidak ada perubahan penerangan pada kelompok kendali tersebut.
Adanya konsep manusia sosial, yang didorong oleh kebutuhan sosial, yang menuntut penghargaan pada hubungan sosial dalam pekerjaan.
C. Aliran Manajemen ModernC.1 Perilaku Organisasi
Ditandai dengan pandangan dan pendapay baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Tokohnya :
a. Abraham Maslow : Hirarki Kebutuhanb. Douglas Mc. Gregor : Teori X dan Yc. Frederick Herzberg : Teori 2 faktor
C.2 Aliran Kuantitatif Ditandai dengan berkembangnya team-team Riset Operasi dalam pemecahan
masalah-masalah industri. Prosedur Riset Operasi disebut dengan ”aliran management science”.
PROSES PERENCANAAN
A. Pengertian Perencanaan Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Fungsi dasar (fundamental) manajemen,
karena organizing, staffing, directing dan controlling harus terlebih dahulu di rencanakan.
Suatu aspek penting dari perencanaan adalah pengambilan keputusan (decision making), yaitu proses pengembangan dan pemilihan arah tindakan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Perencanan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang, dalam mana perencanaan dan kegiatan yang di putuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
B.
TUJUAN
Tahap Dasar Perencanaan
♣
http://frenziid.blogspot.com/2011/10/babpengertian-lingkungan-menejemen.html
Contoh Makalah Perencanaan Manajemen
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik
erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun
perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih
sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Tahap 1Tetapkan Tujuan
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan
proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis
kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam
setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan
yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam
menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan
dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan
dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian perencanaan ?
2. Apa saja macam-macam perencanaan ?
3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengertian
perencanaan; (2) mengetahui macam-macam perencanaan; (3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam
perencanaan dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang
dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who),
kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana(how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang
manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau
secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota
suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat
menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa
yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut
dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan
yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik
yakni :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga
penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka
tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus
begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada
dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan
organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
2.1.1. Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka
harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para
manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa
yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling
besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua
waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada
tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang
lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan
tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala
internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi
pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara
keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
2.1.2. Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis,
berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih
menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
2.1.3. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan
fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana
mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-
sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
2.2. Macam-Macam Perencanaan
Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
2.2.1. Perencanaan organisasi
Perencanaan ini terdiri dari:
1. Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis
adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
1. Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian
tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan
menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu
fokus yang lebih spesifik dan nyata
1. Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional.
Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka
pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu
rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.
Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa mendatang
: rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
: rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
Rencana tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu
: rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi tertentu
Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
2.2.1.1. Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
2. Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang.
Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer
menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun
atau kurang. Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer.
Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Rencana tindakan (action plan) merealisasikan semua jenis rencana.
Ketika sebuah pabrik Nissan siap untuk mengganti teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka pada
penggantian peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan seefisien mungkin untuk
meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan, dan
produksi hanya terhenti selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan
berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi (reaction plan) adalah rencana
yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah satu
pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi
lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang
berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.
2.2.1.2. Tanggung Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan
1. Staf Perencanaan
Khususnya staf perencanaan dapat mengurangi bban kerja manajer individual, membantu mengkoordinasikan
aktivitas perencanaan manajer individual, membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda untuk menyelesaikan
masalah tertentu, berwawasan yang lebih luas dibanding manajer individual, dan melangkah jauh melmpaui proyek
dan departemen tertentu.
2. Satuan Tugas Perencanaan
Organisasi terkadang menggunakan satuan tugas untuk membantumengembangkan rencana. Satuan tugas
semacam itu seringkali terdiri dari manajer lini dengan suatu minat khusus dalam bidang perencanaan yang
relevan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi (board of directors) bertugas menetapkan misi dan strategi perusahaan. Di beberapa perusahaan,
dewan tersebut erperan aktif dalam proses perencanaan. Di CBS, misalnya, dewan direksi biasanya berperan
dalam perencanaan. Di perusahaan lain, dewan memilih seorang eksekutif kepala yang kompeten dan
mendelegasikan perencanaan kepada individu tersebut.
4. Chief Executive Officer (CEO)
Chief Executive Officer (CEO) biasanya presiden direktur atau ketua dari dewan direksi. CEO mungkin individu
tunggal yang paling penting dalam setiap proses perencanaan organisasi. CEO memainkan suatu peran utama
dalam menyelesaikan proses perencanaan dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strateggi. Dewan
dan CEO kemudian berperan langsung dalam perencanaan. Komponen organisisional lain yang terlibat dalam
proses perencanaan memiliki peran sebagai penasihat atau konsultan.
5. Komite Executive
Komite eksekutif (executive commitee) biasanya terdiri dari eksekutif puncak dalam organisasi yang bekerja sama
sebagai suatu kelompok. Anggota komite eksekutif seringkali dibebankan pada berbagai staf komite, subkomite,
dan satuan tugas untuk berkonsentrasi pada proyek tertentu atau masalah yang mungkin dihadapi seluruh
organisasi pada suatu waktu di masa depan.
6. Manajemen Lini
Komponen terakhir dari sebagian besar aktivitas perencaanaan organisasi adalah manajemen lini (line
management). Manajer lini adalah orang yang memiliki otoritas formal dan tanggung jawab untuk manajemen
organisasi. Mereka memainkan suatu peran penting dalam proses perencanaan oranisasi karena dua alasan.
Pertama, mereka merupakan sumber informasi berharga dari dalam organisasi untuk manajer lain etika rencana
diformulasikan dan diimplementasikan. Kedua, manajer lini di tingkat menengah Dn rendah dari organisasi
biasanya harus melaksanakan rencana yang dikembangkan oleh manajemen puncak. Manajemen lini
mengidentifikasikan, menganalisis, dan merekomendasikan alternatif program, membuat anggaran, dan
mengajukannya untuk disetujui, dan akhirnya melaksanakan rencana.
2.2.2. Perencanaan kontinjensi
Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu
penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau
dianggap tidak sesuai lagi.
2.3. Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanan
a. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham
mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga
tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak
pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan
itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan
dan perencanaan
c. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang
efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan
bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang
d. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang
merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan
kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu,
maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar
atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk menghindari usaha
perencanaan organisasi. Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak
menetapkan tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di
belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan
pengembangan mereka sebenarnya.
e. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan
pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri
bangkrut beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden
yang besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan
mulai melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat dari $3 juta menjadi
$1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong
deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama
yang lain.
2.4. Mengatasi Hambatan
a. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud
dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan
dan pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan
pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak
yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa
yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan.
Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan rencana harus didengar
pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang
berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan
mereka sangat penting orang biasanya lebih berkomitmer pada rencana yang pembentukannya mereka
bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari
berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
c. Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa
tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi
vertikal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga ke bawah organisasi : tujuan stategis,
taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang
dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat
perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
d. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif,
maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian
manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki
konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan
perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan
operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang,
jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara
lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan
keterbatasan.
3.2. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan
proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Daftar Rujukan
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan) . Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen . Penerbit Erlangga - Jakarta
Bagimana dengan Contoh Makalah Perencanaan Manajemen yang kami sampaikan diatas ini, sesuaitidak
dengan harapan anda saat ini, kalau anda sesuai anda tinggal salin dan jangan lupa edit sedikit sesuaikan dengan
makalan anda oke.
Baca juga : Contoh Kata Pengantar Makalah dan Contoh Cover Makalah disini lengkap sekali sobat.
Artikel Terkait
Contoh Makalah BK Karir Psikologi
Contoh Makalah Kesimpulan, Saran Dan Penutupan
Contoh Makalah Evaluasi Pendidikan
Contoh Makalah Entrepreneurship
Contoh Makalah Ekonomi Manajerial
Anda sedang membaca Artikel tentang Contoh Makalah Perencanaan Manajemen dan anda bisa menemukan Artikel
Contoh Makalah Perencanaan Manajemen ini dengan URL http://suratproposal.blogspot.com/2013/10/contoh-
makalah-perencanaan-manajemen.html , Terimakasih Telah membaca Artikel Contoh Makalah Perencanaan
Manajemen Anda boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste nya jika Artikel Contoh Makalah Perencanaan
Manajemen ini sangat bermanfaat bagi anda, Namun jangan lupa untuk meletakkan Link Contoh Makalah Perencanaan
Manajemen sebagai Sumbernya.
9:17 AM
0 Comments
0 comments on Contoh Makalah Perencanaan Manajemen :
Post a Comment and Don't Spam!
http://suratproposal.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-perencanaan-manajemen.html
Makalah fungsi perencanaan dalam manajmen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan(planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
1.2 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
(1) mengetahui pengertian perencanaan;
(2) mengetahui macam-macam perencanaan;
(3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara mengatasinya.
1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian perencanaan2. Apa saja macam-macam perencanaan3. Apa saja jenis perencanaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainya untuk mencapai suatu perencanaan. perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.adapaun tokoh lain mengartikan pengertian manajemen sebagai berikut:
a.) Herbert simon (1996) : perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan.
b.) Gordon Rowland (1993) : perencanaan bukan hanya membantu menciptakan solusi tapi juga membantu untuk lebih memahami permasalahan itu sendiri.
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana(where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
2.1.1 Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
2.1.2 Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
2.1.3 Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
2.2 Tujuan perencanaan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan:
a. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerjasama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanparencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
b. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
c. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yangterarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapatmengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensidalam perusahaan .
d. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yangdigunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah prosesmembandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubunganantara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Perencanaan juga bertujuan untuk:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya. 2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.7. Menyerasikan dan memadukan bebera pa subkegiatan.8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
MANFAAT PERENCANAAN1. Standar pelaksanaan dan pengawasan2. Pemilihan berbagai alternative terbaik3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
2.3 P r i n s i p – P r i n s i p P e r e n c a n a a n
Planning yang efektif didasarkan pada fakta dan informasi, bukan atas dasar emosi ataukeinginan. Fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang sedang dihadapi berhubungan eratdengan pengalaman dan pengetahuan seorang manajer. Dibutuhkan cara berfikir yang berefleksi; juga dapat dibantu oleh imaginasi dan forecast. Selanjutnya Harold Koontz danCyril O'Donnell[10] dalam buku principles of management mengemukakan prinsip-prinsip planning sebagai berikut :
a. Prinsip membantu tercapainya tujuan (principle of contribution to objective). Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditunjukkan kepada pencapaian tujuan.
b. Prinsip pengutamaan perencanaan (principle of primacy of planning). Perencanaanmerupakan keperluan utama daripada manajer, fungsi lainnya adalah organizing,staffing, directing, dan control. Seorang manajer tidak akan dapat melaksanakanfungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dan pedoman dalammelaksanakan kebijaksanaan.
c. Prinsip pemerataan perencanaan (principle of pervasiveness of planning).Walaupun fungsi manajemen itu sama pentingnya baik dalam ketentuan maupun pelaksanaannya, tetapi harus diingat bahwa prinsip pemerataan perencanaanmemegang peranan penting, mengingat manajer dalam tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggungjawab atas berhasilnya rencana tersebut.Tidak pernah ada seorang manajer yang tidak mengerjakan perencanaan
Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanan
a. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart
menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan.
c. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang.
d. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka sebenarnya.
e. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan mulai melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain.
2.4 JENIS-JENIS PERENCANAAN
Ada beberapa macam perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi,yaitu:
A. Jenis perencanaan menurut prosesnya :
(1) Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
(2) Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:(a) Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan(b) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan(c) Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan(d) Prosedur kerja yang harus dipatuhi(e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi
(3) Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan(a) Penetapan prosedur kerja(b) Metode-metode kerja(c) Tenaga-tenaga pelaksana(d) Waktu, dan sebagainya
B. Jenis perencanaan menurut jangka waktunya :
(1) Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
(2) Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
(3) Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
C. Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya :
(1) National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah Negara
(2) Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
(3) Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
D. Jenis perencanaan menurut penggunaannya :
(1) Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi
(2) Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
E. Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :
1. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenai keegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPS.
Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya,kualitas atau unsur-unsur penting lainnya.
Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan menjadi:a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga limatahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendekdan rencana jangka panjang.Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana. Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,merupakan hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut.
2.5 TIPE-TIPE PERENCANAAN
Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda. Meskipun proses dasar perencanaan adalah sama bagi setiap menejer, dalam praktek perencanaan dalam mengambil berbagai bentuk. Ini disebabkan beberapa alasan. Pertama, perbedaan tipe organisasi mempunyai perbedaan misi, dimana pendekatan perencanaan yang digunakan berbeda pula. Kedua, bahkan dalam suatu organisasi yang sama dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk waktu-waktu yang berbeda. Ketiga, manajer-manajer yang berlainan akan mempunyai gaya perencanaan yang berbeda.
Ada lima dasar yang digunakan dalam mengklasifikasikan perencanaan, yaitu:
1. Bidang fungsional : Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia. Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda. Misalnya: rencana produksi meliputi perencanaan kebutuhan bahan,scheduling atau penjadwalan produksi, jadwal pemeliharaan mesin, dan sebagainya.
2. Tingkatan organisasional : termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan yang berbeda pula. Perencanaan organisasi keseluruhan akan lebih kompleks daripada rencana kerja organisasi.
3. Karakteristik (sifat) rencana : meliputi faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif. Misalnya : rencana pengembangan produk biasanya bersifat rahasia, rencana produksi lebih bersifat kuantitatif dibanding rencana personalia.
4. Waktu : menyangkut rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
1.Jangka pendek < 1 tahun
2.Jangka menengah 1 – 5 tahun
3.Jangka panjang > 5 tahun
5. Unsur-unsur rencana: dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan dan sebagainya. Perencanaan berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan bagian dari tingkatan yang lebih tinggi.
Ada dua tipe utama rencana yaitu:
1. Rencana-rencana strategik (strategic plans), yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas, mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi.
2. Rencana-rencana operasional (operational plans), penguraian lebih terperinci bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai.
Ada dua tipe rencana-rencana operasional, yaitu:
a.) Rencana sekali pakai (single-use plans) dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah dicapai. Tipe-tipe pokok rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.b.)
b.) Rencana tetap (standing plans) merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang- ulang. Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, program dan aturan.
2 . 6 L a n g k a h – L a n g k a h P e r e n c a n a a n
Perencanaan membutuhkan pemkiran yang mendalam dengan pemikiran yang mendalamakan membantu proses perencanaan yang akan buat. Pemikiran tersebut dilandasi dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan suatu sebuah perencanaan bersama. Lebih dari dalam proses perencanaan hendaknya memperhatikan pendapat dan aspirasi bersama, Islam menurut Asnawir dalam bukunya Manajemen Pendidikan, paling tidak dalam menyusun perencanaan pendidikan, termasuk perencanaan pendidikan Islam, perlu memperhatikan empat unsure:
· Pertama tujuan hendaknya jelas, yang tercakup perumusan sasaran untuk mencarisolusi dari problem yang ada.
· Kedua, menetapkan teknik pengumpulan dan pengolahan data.
· Ketiga, berorentasi ke masa depan yang bersifat prediksi. Keempat, adanya kegiatan yang tersusun, terangkai untuk mencapai tujuan.
· Keempat unsur tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi manajer sebelum menyusun perencanaan. Hal ini perlu karena berhubungan dengan kualitas, efektifitas dan efesiensi dalam isi kebijakan yang tersusun dalam perencanaan.
Langkah-langkah perecanaan diantaranya:
a. Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat diformulir tanpa ditetapkanterlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
b. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
c. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarnya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
d. Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyaikelemahan-kelemahan.
Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
2. Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer.
Menurut Louis A.Allen(1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berfikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktub yang akan datang. Berikut ini aktivitas tersebut.
1. Prakiraan (forecasting) merupakan suatu usaha yang sistematis untuk memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
2. Penetapan Tujuan (estabilishing objective) merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemograman(pr0graming) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:
langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.
Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah
Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah
4. Penjadwalan (scheduling) adalah penetapan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5. Penganggaran (budgeting) merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan(funansial recoures) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6. Pengembangan Prosedur(developing procedure) adalah suatu aktivitas menormalisasikan cara teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
7. Penetapan dan interpretasi kebijakan(establishing and interpreting policies) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan bawahannya akan berkerja. Suatu kebijakan adalah suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.
Unsur – Unsur Perencanaan
Unsur - unsur dari perencanaan : hasil akhir karena hasil akhir merupakan tujuan atausasaran yang akan dicapai dalam suatu perencanaan ,Alat - alat sebagai pemilihan dari kebjaksanaan strategis prosedur dan prakteknya,Sumber mencakup kwantitas mendapatkan dan mengalokasiakan bermacam macam sumber antara lain tenaga kerja keuangan, Pelaksanaan, Pengawasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis
dan operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Daftar pustaka
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Siswanto , bedjo,.2005.Pengantar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2077093-tujuan-perencanaan-dan-manfaat-perencanaan/#ixzz2N2OgH9Dq
Diposkan oleh Ari Ramadhani di 01.27
0 komentar:
http://3sobatman.blogspot.com/2013/03/makalah-fungsi-perencanaan-dalam_7069.html
PROSES ORGANISASIDalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali
ini saya akan membahas proses organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan.
1. Proses Mempengaruhi
-Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang
dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta
kebiasaan, baik itu individu atau kelompok.
-Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain :
Orang yang mempengaruhi
Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan
Orang yang di pengaruhi
- Metode mempengaruhi
Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi
individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok,
sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam
mempengaruhi individu maupun kelompok.
Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang
mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi
maupun keahlian.
-Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
Antar perseorangan
Kelompok dengan seseorang,dan
Seseorang dengan Kelompok
- Analisis French-Raven
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan
psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap
orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam)
sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan).
French- Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan:
Kekuasaan Balas jasa
Kekuasaan Paksaan
Kekuasaan Sah
Kekuasaan Ahli
Kekuasaan Panutan
Contoh Kasus :
Pada tahun 2011 lalu, nama Muhammad Nazaruddin ramai diperbincangkan. Selain dikenal sebagai politisi
karena jabatannya sebagai Bendahara Umum Demokrat, dia ternyata dikenal juga sebagai pengusaha. Dia
bertambah terkenal belakangan sejak namanya kembali disebut-sebut di berbagai pemberitaan karena tersangkut
masalah hukum. Kasus yang terbaru yang membelit Nazaruddin dan sekaligus mengegerkan Partai Demokrat
adalah dugaan keterlibatannya dalam kasus suap kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda
dan Olahraga. Kasus itu membuat para anggota Partai Demokrat bersikap malu dan telah mempengaruhi juga
organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam) yang dimana Nazaruddin tersebut pernah menjadi anggota organisasi
tersebut. Membuat HMI merasa malu, dan banyak komentar yang pedas dilontarkan tentang perilaku Nazaruddin
tersebut. Kasus itu juga kabarnya mengusik Istana (Presiden SBY). Sehingga beredar pula kabar, Nazaruddin bisa
saja dipecat dari jabatannya di partai.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk
mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam
mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana
cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi
(authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after
discussion), dan kesepakatan (consensus).
Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa
keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat,
maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai
oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan
yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan
keputusan.
Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan
lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang
dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga
sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kewenangan Setelah Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya
pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu
mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan
keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi
pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat
anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan
telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota
sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan
menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi
yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan
metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana
yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor :
Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.
- Menurut Fisher pada hakekatnya ada dua model proses pengambilan keputusan yaitu :
a. Model preskriptif (pemberian resep perbaikan) :
Menerangkan bagaimana kelompok seharunya mengambil keputusan.
Memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus.
Di ambil berdasarkan pada proses yang ideal.
Contoh : model pemikiran reflektif yang di kemukakan oleh Dewey yaitu PERT.
b. Model deskriptif :
Meneruskan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan tertentu.
Berhubungan dengan observasi kelompok yang mengambil keputusan-keputusan dan menggambarkan proses
tersebut.
Diambil berdasarkan realitas observasi
- Konsep Pengambilan Keputusan, yaitu:
Identifikasi dan diagnosis masalah
Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Pengembangan dan evaluasi alternatif
Pemilihan alternatif terbaik
Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil -hasil.
- Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
Keputusan- keputusan perseorangan dan strategi
Kepusan- keputusan pribadi dan strategi
Keputusan- keputusan dasar dan rutin
-Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik- teknik kreatif: Brainstorming & Synectics
Teknik- teknik partisipatif
Teknik- teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Contoh Kasus:
Pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi
dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah
(Depdiknas, 2000). Otonomi dalam si … keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka
pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk
mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pen … organisasi. Begitu juga dalam
organisasi kependidikan, keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan kebijakan-kebijakan
pendidikan. Oleh karena itu sebuah keputusan pendidikan perlu ditentukan melalui proses pengambilan keputusan
…
Dalam era desentralisasi, sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya yang menuntut peran serta
masyarakat secara optimal. Bentuk nyata dari otonomi pendidikan dan otonomi sekolah adalah manajemen berbasis
sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based Management merupakan
pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan
semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari
MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah
(Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992). Konsep ini merupakan suatu bentuk
pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah memiliki otonomi yang luas dalam mengelola pembelajaran, sumber
dayanya, menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan masyarakat, serta dalam
pengelolaannya melibatkan orang tua dan masyarakat, dan tidak mengabaikan kebijakan nasional. Melalui kebijakan
ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum,
dan peningkatan profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan guru dan karyawan dalam
berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan
kurikulum yang ketat.
Materi Referensi:
http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/contoh-kasus-dan-contoh-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
http://lanicitraagustini.blogspot.com/2011/10/proses-yang-mempengaruhi-pengambilan.html
http://zzzfadhlan.wordpress.com/2011/05/27/proses-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi-2/
http://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/proses-mempengaruhi-dan-pengambilan-keputusan-dalam-
organisasi/
http://nurulnorri.blogspot.com/2011/10/proses-pengambilan-keputusan-menurut.html
2 KOMENTAR*
posted on 1 April 2012
by Knowledge Lover
filed under Uncategorized
tagged as proses mempengaruhi dalam organisasi, proses mempengaruhi dan pengambilan keputusan, proses mempengaruhi dan pengambilan
keputusan dalam organisasi,
MAKALAH PERENCANAAN – PENGANTAR MANAJEMEN
(semoga bermanfaat)
MAKALAH
PERENCANAAN
PENGANTAR MANAJEMEN
Disusun oleh:
Kelompok 1 Kelas Manajemen II B
Fitri Ayu Meriana 201310160311082
Arlita Aprilia Dewi 201310160311062
Sulviana Bandia 201310160311099
Sarah Pusparini 201310160311109
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Bisnis
2014 / 2015
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………. 3
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………. 3
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………… 3
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………….. 5
2.1. Pengertian dan Pentingnya Perencanaaan ………………………………………. 5
2.2. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen lainnya …………. 7
2.3. Tipe-Tipe Perencanaan ……………………………………………………………………… 7
2.4. Proses Penyusunan Perencanaan ……………………………………………………. 8
2.5. Pendekatan dalam Perencanaan ………………………………………………………. 8
2.6. Perbedaan Tujuan dan Rencana ………………………………………………………. 9
2.7. Masalah Kontemporer dalam Perencanaan ………………………………………. 9
2.8.Perencanaan yang efektif dalam Lingkungan …………………………………… 10
2.9. Hambatan dalam Penetapan, Perencanaan dan Cara Mengatasinya.. 11
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………… 13
3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………… 13
3.2. Saran …………………………………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik
perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan
harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses
perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-
fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam
menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan
dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi
untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi
lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian perencanaan ?
2. Apa saja tipe-tipe perencanaan ?
3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengertian
perencanaan; (2) mengetahui macam-macam perencanaan; (3) mengetahui apa saja hambatan yang
ada dalam perencanaan dan cara mengatasinya.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan
1. Pengertian perencanaan
Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan bidang yang mereka kaji
dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks ini perencanaan diartikan sebagai suatu proses
menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan
mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:
Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan
berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam
perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana organisasi
dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun
tujuan jangka pendek.
Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang
efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif
Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik namun bisa saja
tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik
apabila dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh
organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik
kualitatif maupun kuantitatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang mencoba untuk
memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai.
Dengan demikian perncanaan paling tidak harus memiliki tiga aspek utama yaitu,
I. Menyangkut masa yang akan datang.
II. Harus menyangkut tindakan.
III. Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan diambil oleh perencana.
1. Pentingnya Suatu Perencanaan
Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan. Alasan ini didasarkan
pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti. Lingkungan yang berubah begitu
cepat menuntut siapa pun baik perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa
membuat perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman
perubahan lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu perencanaan antara lain; perubahan
ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan
sistem keamanaan yang tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun
penuh dengan resiko.
Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya, perencanaan juga
memiliki peranan penting lainnya, seperti:
a) Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha
Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok yang memiliki tujuan
dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan koordinasi, agar tujuan dan kepentingan
itu tidak keluar dari tujuan organisasi.
b) Untuk mengatasi perubahan
Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial yang akan terjadi
akan dapat diantisipasi secepat mungkin.
c) Untuk pengembangan manajer
Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan sebaliknya, bertindak rekatif
dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer
untuk berfikir ketika mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi.
d) Untuk pengembangan standar kinerja
Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk masa yang akan
datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi tidak rasional dan subjektif.
2.2 Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi-Fungsi Manajemen Lainnya .
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.
- Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan,
phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-
sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
- Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang
paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan
yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
- Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut sebagai
“kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif.
Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
2.3 Tipe-Tipe Perencanaan
Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk pengklasifikasian
itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe
perencanaan yang dimaksud
¨ Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara keseluruhan dan
mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana strategis dapat dipandang sebagai
rencana secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari sebuah
organisasi.
¨ Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3 tahun.
Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.
¨ Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak memberikan ruang
bagi interpretasi.
Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak
membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan
¨ Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk memenuhi
kebutuhan dalam situasi yang unik.
Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang
dilakukan
2.4 Proses Penyusunan Perencanaan
Perencanaan sebagai suatu proses merupakan suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu
pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling terkait untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses penyusunan perencanaan itu terdiri dari:
1. Merumuskan misi dan tujuan
2. Memahami keadaan saat ini
3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan
4. Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
2.5 Pendekatan Dalam Perencanaan
Terdapat berbagai macam pendekatan-pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses
penyusunan perencanaan. Pendekatan tersebut diantaranya adalah:
- Pendekatan perncanaan Inside – out Dan perencanaan outside – in.
- Pendekatan perencanaan Top – Down dan perencanaan bottom – up.
- Pendekatan perncanaan contingency
2.6 Perbedaan Tujuan Dan Rencana
Perencanaan sering disebut fungsi manajemen yang utama karena menentukan dasar untuk semua
hal lainnya yang dilakukan para manajer ketika mengelola,memimpin,dan
mengendalikan.perencanaan melibatkan dua aspek penting yaitu,tujuan dan rencana.
Tujuan adalah hasil yang diingankan atau target.hal itu memandu keputusan manajemen dan
membentuk kriteria terhadap hasil kerja yang diukur.karena itulah tujuan sering disebut dasar
perencanaan. Sedangkan, rencana adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu
akan terpenuhi.
Jenis-Jenis Tujuan
Tujuan yang dinyatakan adalah pernyataan resmi tentang apa yang dikatakan organisasi dsn yang
ingin diyakini para pemangku kepentiingan tentang tujuannya.
Tujuan riil adalah tujuan yang secara aktual dikejar oleh organisasi,seperti yang di definisikan oleh
tindakan para anggotanya.
2.7 Masalah Kontemporer Dalam Perencanaan
Perencanaan formal organisasi telah menjadi populer pada tahun 1960 an dan sebagaian besar masih
populer hingga dewasa ini.Masuk akal bagi sebuah organisasi untuk menetapkan target dan beberapa
arahan.tetapi kita telah menentang beberapa asumsi dasar perencanaan :
1. Perencanaan dapat menyebabkan kekakuan.
Perencanaan formal dapat mengunci organisasi ke tujuan spesifik yang akan dicapai dalam jangka
waktu tertentu.
2. Rencana tidak dapat dikembangkan untuk lingkungan yang dinamis.
Lingkungan bisnis saat ini sering kali bersifat acak dan tidak dapat diprediksi. Mengelola pada kondisi
seperti ini akan membutuhkan fleksibiltas dan hal itu dapat berarti tidak terikat pada rencana formal.
3. Rencana formal tidak dapat mengganti intuisi dan kreatifias.
Organisasi sering kali mengalami kesuksesan karena visi inovatif sesorang dan usaha perencanaan
mungkin menghalangi visi seperti itu.
4. Perencanaan memfokuskan perhatian manajer pada persaingan dewasa ini,bukan
kemampuan bertahan hidup esok.
Perencanaan formal mempunyai kecendurungan untuk berfokus pada bagaimana mengkapitalisasi
peluang bisnis yang ada dalam sebuah industri, tetapi tidak memungkinkan manajer untuk
mempertimbangkan penciptaan atau penciptaan-ulang sebuah industri.konsekuensinya, rencana
formal dapat menghasilkan kesalahan yang mahal pada saat kompetitor lain mengambil alih pimpinan.
5. Perencanaan formal memeperkuat kesuksesan,yang dapat menimbulkan kesalahan.
Kesuksesan dapat melahirkan kegagalan dalm melahirkan kegagalan dalam lingkungan yang
tidakpasti.sulit untuk mengubah rencana yang telah terbukti di masa lalu. Rencana yang berhasil
dapat memberikan perasaan yang palsu tentang keamanan, yang mempertebal keercayaan diri atas
rencana formal ketimbang yang dijaminkan.
6. Hanya perencanaan belumlah cukup
Tidak cukup bagi manajer cukup hanya merencanakan. Anda harus mencanangkan rencana ke dalam
gerakan dan melakukannya.
2.8 Perencanaan Yang Efektif Dalam Lingkungan Dinamis
Lingkungan eksternal berubah terus-menerus. Sebagai contoh, WiFi telah merevolusi semua jenis
industri, mulai dari penerbangan hingga manufaktur mobil ke manufaktur mobil ke super market.
Perusahaan menggunakan internet untuk desain produk yang diinginkan pelanggan. Jumlah yang di
belanjakan untuk makan di luar ketimbang memasak rumah diperkirakan akan turun. Harga minyak
mentah telah mencapai rekor tertingginya. Dan para ahli percaya bahwa China dan India akan
mentransformasikan perokonomian global pada abad dua puluh satu. Bagaimana manajer
merencanakan secara efektif apabila lingkungan eksternal berubah terus-menerus?
Dalam lingkungan yang tidak pasti, manajer harus mengembangkan rencana yang spesifik tetapi
fleksibel. Walaupun hal ini mungkin terlihat bertolak belakang, namun rencana membutuhkan
spesifikasi. Rencana berfungsi sebagai peta jalan, walaupun tujuannya dapat berubah karena kondisi
pasar yang dinamis. Manajer harus siap untuk mengubah arah apabila kondisi lingkungan
mengharuskannya.
2.9 Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan Cara Mengatasinya
1. Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan
Efektifitas penting bagi seorang manajer, seringkali dalam pengembangan perencanaan yang efektif
manajer mengalami hambatan – hambatan. Terdapat dua hambatan utama dalam pengembangan
rencana yang efektif, yaitu :
Penolakan dari dalam diri perncanaan terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana
untuk mencapainya.
David A. Kolb dan kawan – kawan mengemukakan beberapa alasan mengapa manajer ragu – raguatau
seringkali gagal dalam menetapakan tujuan organisasi
a.) Keengganan melepaskan tujuan alternatif
b.) Ketakutan akan kegagalan
c.) Minimnya pengetahuan tentang organisasi
d.) Minimnya pengetahuan tentang lingkungan
e.) Kurangnya percaya diri
Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena
perubahan yang akan ditimbulkan.
Terdapat tiga alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan – perubahan yang akan
terjadi.
a.) Ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan
b.) Kengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada
c.) Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan
B. Mengatasi Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perncanaan
1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah
dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada
efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan,
penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
1. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan
kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan
seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi
tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan dan mengimplementasikan rencana harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan
strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan /
dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting
orang biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika
suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai
tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
1. Konsistensi /revisi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal
berarti bahwa tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen
lainnya. Konsistensi vertikal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga ke bawah
organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan
perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan
diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan
frekuensi yang semakin sering.
1. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana
yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-
faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam
mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-
macam perencanaan, yaitu Perencanaan berdasarkan jangkauan, Perencanaan berdasarkan kerangka
waktu, Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan. Suatu
perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara
lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan
dan keterbatasan.
2. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan
proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang
diinginkan
DAFTAR PUSAKA
L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.
Drucker Peter F. Pengantar Manajemen. Jaya Pirusa, Jakarta, 1982
Gibson, Donnelly, Ivancevich, manajemen edisi kesembilan, Airlangga, Jakarta, 1997.
Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004.
Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002.