10
DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DWI PURWANTI1 PBNI SAWITRI2 Email : peni @ staff.gunadarma.ac.id Abstract Dividends are important for companies because it is associated with an appropriate allocation of income of the company's growth and prosperity so that shareholders can be assured. This study aims to analyze the effect on financial ratios, dividend payout ratio by five independent variables (Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Price Book Value, Return On Investment, and Total Asset Turn Over). Sampling method used was purposive random sampling. Analysis tool used is multiple linear regressionand hypothesis testing using t test and f. Sample who is 14 companieslisted in Indonesia Stock Exchangeduring the file year period2005 to 2009. The results showed that the Debt To Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI) and Total Asset Turn Over (tattoo) effect on cash dividends in the companieslisted in Indonesia Stock Exchange, while Earning Per Share (EPS) and Price Book Value (PBV) has no effect on Cash Devidend. Wile jointly (simultaneously),the firth variable is Earnings Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, Return On Investment, Total Assets Cash Turn Over striving affect dividend. Allows no variables that have a dominantinfluence on Devidend PayoutRatio (DPR). This is because the global economiccrisis. Keywords: Financial ratios (EPS, DER, PBV, ROI, and TATO), dividend PENDAHT]LUAN Dalam menanamkan modalnya, investor akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. Untuk itulah para investor memerlukan laporan keuangan perusahaan di mana mereka menanamkan modalnya guna melihat prospek keuntungan di rnsa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Pada umumnya tujuan utgma investor dalam menanamkan dananyadi perusahaan adalah untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return), yang salah satunya berupa pendapatan dividen. Dalam kondisi demikian, setiapperusahaan dituntut untuk dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi supaya tetap mempunyai keunggulan dan daya saing dalam upaya menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin Perusahaan menetapkan kebijakan laba untuk menindaklanjuti perolehan laba yang dapat dialokasikan pada dua komponen yaitu dividen dan laba ditahan. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retained earning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali I Alumni Fakultas Ekonomi Universitas GunadarmaJakarta I Dor.n Fakultas Ekonomi Universitas GunadarmaJakarta (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan. Pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayarandividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan.Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhanperusahaannya. Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan terutama untuk menentukan besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan. Selain itu, kebijakan keuanganini berdampakpada program pendanaan dan anggaran modal perusahaanyang berkaitan dengan sumber pembiayaan ffinancing) perusahaan. Faktor penentu dividen tunai menjadi sedemikian rumit dan menempatkan pihak manajemen juga pemegang saham pada posisi dilematis (Suharli dan Harahap, 2004). Terlalu banyak faktor yang menjadi pertirnbangan kebijakan dividen sebuah perusahaan. Dari sedemikian banyak faktor, sulit sekali menyimpulkan yang mana paling dominan mempengaruhi dividen kasperusahaan. Menurut Baridwan (2000: 435), apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba t25

DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

  • Upload
    danganh

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN

DWI PURWANTI1PBNI SAWITRI2

Email : peni @ staff.gunadarma.ac.id

AbstractDividends are important for companies because it is associated with an appropriate allocation of

income of the company's growth and prosperity so that shareholders can be assured. This study aims toanalyze the effect on financial ratios, dividend payout ratio by five independent variables (Earning PerShare, Debt To Equity Ratio, Price Book Value, Return On Investment, and Total Asset Turn Over).Sampling method used was purposive random sampling. Analysis tool used is multiple linear regression andhypothesis testing using t test and f. Sample who is 14 companies listed in Indonesia Stock Exchange duringthe file year period2005 to 2009.

The results showed that the Debt To Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI) and TotalAsset Turn Over (tattoo) effect on cash dividends in the companies listed in Indonesia Stock Exchange, whileEarning Per Share (EPS) and Price Book Value (PBV) has no effect on Cash Devidend. Wile jointly(simultaneously), the firth variable is Earnings Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, ReturnOn Investment, Total Assets Cash Turn Over striving affect dividend. Allows no variables that have adominant influence on Devidend Payout Ratio (DPR). This is because the global economic crisis.

Keywords: Financial ratios (EPS, DER, PBV, ROI, and TATO), dividend

PENDAHT]LUANDalam menanamkan modalnya, investor

akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknyake perusahaan mana modal akan ditanamkan.Untuk itulah para investor memerlukan laporankeuangan perusahaan di mana merekamenanamkan modalnya guna melihat prospekkeuntungan di rnsa mendatang danperkembangan perusahaan selanjutnya, untukmengetahui kondisi kerja atau kondisi keuanganjangka pendek perusahaan tersebut. Padaumumnya tujuan utgma investor dalammenanamkan dananya di perusahaan adalah untukmencari pendapatan atau tingkat kembalianinvestasi (return), yang salah satunya berupapendapatan dividen. Dalam kondisi demikian,setiap perusahaan dituntut untuk dapat beroperasidengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi supayatetap mempunyai keunggulan dan daya saingdalam upaya menghasilkan laba bersih seoptimalmungkin

Perusahaan menetapkan kebijakan labauntuk menindaklanjuti perolehan laba yang dapatdialokasikan pada dua komponen yaitu dividendan laba ditahan. Dividen merupakan bagian darilaba yang tersedia bagi para pemegang sahambiasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retainedearning) adalah bagian dari laba yang tersediabagi para pemegang saham biasa yang ditahanoleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali

I Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma JakartaI Dor.n Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta

(reinvestment) dengan tujuan untuk mengejarpertumbuhan perusahaan. Pembagian dividendalam bentuk tunai lebih banyak diinginkaninvestor dari pada dalam bentuk lain, karenapembayaran dividen tunai membantu mengurangiketidakpastian investor dalam menanamkandananya kedalam perusahaan. Dalam keputusanpembagian dividen, perusahaan harusmempertimbangkan kelangsungan hidup danpertumbuhan perusahaannya.

Kebijakan dividen merupakan keputusanyang ditetapkan oleh perusahaan terutama untukmenentukan besarnya laba yang dibagikan dalambentuk dividen. Kebijakan dividen mempunyaiarti penting bagi perusahaan. Selain itu, kebijakankeuangan ini berdampak pada program pendanaandan anggaran modal perusahaan yang berkaitandengan sumber pembiayaan ffinancing)perusahaan.

Faktor penentu dividen tunai menjadisedemikian rumit dan menempatkan pihakmanajemen juga pemegang saham pada posisidilematis (Suharli dan Harahap, 2004). Terlalubanyak faktor yang menjadi pertirnbangan

kebijakan dividen sebuah perusahaan. Darisedemikian banyak faktor, sulit sekalimenyimpulkan yang mana paling dominanmempengaruhi dividen kas perusahaan.

Menurut Baridwan (2000: 435), apabilaperusahaan memilih untuk membagikan laba

t25

Page 2: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

sebagai dividen maka akan mengurangi totalsumber dana intern atau internal financing.Sebaliknya, jika perusahaan memilih untukmenahan laba yang diperoleh, maka kemampuanpemenuhan kebutuhan dana dari sumber danaintern akan semakin besar dan hal ini akanmenjadikan posisi financial dai perusahaan yangbersangkutan semakin kuat karena ketergantungankepada sumber dana ekstern menjadi semakinkecil.

Sedangkan menurut Warsono (2003: 273),kebijakan dividen melibatkan dua pihak yangberkepentingan dan saling bertentangan, yaitukepentingan para pemegang saham dengandividennya dan kepentingan perusahaan dengansaldo labanya. Setiap perusahaan selalumenginginkan adanya pertumbuhan sehingga labaditahan menjadi sangat berarti bagi pemenuhankebutuhan dana intern dan di lain pihakperusahaan juga ingin tetap dapat membayarkandividen kepada pemegang saham demitercapainya peningkatan nilai perusahaan melaluipeningkatan harga saham perusahaan. Apabilasemakin besar tingkat dividen yang dibayarkan,berarti semakin kecil saldo laba yang ditahan dansebagai akibatnya dapat menghambat tingkatpertumbuhan perusahaan. Jika perusahaan inginmenahan sebagian besar dari pendapatan agartetap didalam perusahaan, berarti jumlah yangtersedia untuk membayar dividen semakin kecil.

Selain itu, kepentingan kreditur juga dapatmempengaruhi besarnya dividen kas yangdibayarkan. Hutang yang meningkat akanmempengaruhi besar kecilnya laba bersih yangtersedia bagi para pemegang saham termasukdividen yang diterima karena kewajiban tersebutlebih diprioritaskan daripada pembagian dividen.

' Oleh karena itu, manajemen harus memperhatikankesejahteraan para pemegang saham, selain harusmenjaga pertumbuhan perusahaan danmempertahankan kelangsungan hidupnya dalammenentukan kebij akan dividen.

Studi terdahulu mengenai kebijakandeviden diantaranya Dyckman (2001)menemukan faktor-faktor yang mempengaruhikebijakan deviden yaitu lingkungan internalperusahaan atau yang dapat dikontrol manajemen,seperti posisi likuiditas, hutang, profitabilitas yangmuupakan unsur dari kinerja keuangan, danlingkungan eksternal perusahaan atau diluarkontrol manajemen, anta.ra lain seperti inflasi,pajak atas dividen, hukum, dan lain sebagainya,dimana perusahaan harus selalu menyesuaikandiri terhadap perubahan faktor-faktor tersebut.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu) ang membahas tentang pengaruh kinerjakeuansan terhadap kebijakan dividen yang

menggunakan rasio keuangan sebagai variabel.Penelitian Sunarto dan Kartika Andi (2003)menunjukan ada beberapa variabel yangmempengaruhi penentuan deviden kas, yaituprofitabilitas yang diukur dengan menggunakanROI ( Return On Investment ),likuiditas yang diukur dengan menggunakan cash ratio dan curentratio, leverage yang dapat diukur denganmenggunakan DTA (debt to total asset),' danearning yang diukur dengan menggunakan (EPS)earning per share.

Aivazian, Booth, dan Clearly dalam Kaniadan Bacon (2005) dalam penelitiannyamenggunakan ROE( return on equity), DebtRatio, dan ukuran perusahaan sebagai variabelindependen dalam penelitiannya. Kania danBacon (2005) memfokuskan pada beberapa faktoryang terdiri dari lima faktor Jinancial yaitupertumbuhan profit yang diukur denganpertumbuhan EPS, profitabilitas yang diukurdengan ROE, likuiditas yang diukur dengancurrent ratio, financial leverage yang diukurdengan debt ratio, dan tingkat ekspansi yangdiukur dengan capital spending.

Robbi (2002) dan Wilujeng (2005)menggunakan lima variabel yang sama yaitucurrent ratio, DER(debt to equity ratio) , EPS,NPM(nel profit margin), dan ROE sedangkanNasharuddin (2002) menggunakan delapanvariabel independen dalam penelitiannya yangmeliputi EPS, NPM, ROE, RoA(return on asset),debt ratio, DEP., current ratio, dan sustainablegrowth rate.

Berbeda dengan penelitian - penelitian yangtelah disebutkan, Poerwadi (2002) menggunakanDividend Per Share (DPS) sebagai variabeldependen dalam penelitiannya. Variabelindependen yang digunakan dalam penelitianPoerwadi (2002) menggunakan EPS, ETAR(earning to total assets), current ratio, DER,ROE, dan pertumbuhan dividen sebagai variabelindependen dalam penelitiannya.

Penelitian oleh Toni Setiawan ( 2007 )meneliti tentang analisis pengaruh faktorfundamental dan teknikal terhadap deviden indeksLQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (periode Februari 2002 Januari 2006 ),menyimpulkan bahwa secara simultan faktorfundamental dan teknikal berpengaruh signifikanterhadap deviden Sedangkan secara parsialvariabel fundamental emiten (yaitu : PER, EPS,PBV, DER, OPM, NPM, TATO, dan ROI) danvariabel fundamental ekonomi (yaitu : SukuBunga SBD berpengaruh signifikan terhadapdeviden.

Penelitian lain dilakukan oleh RizkyPebriani Utami ( 2008 ) meneliti tentang pengaruh

126

Page 3: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

rasio keuangan terhadap deviden pada sektorindustri manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2003bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktorkeuangan yang diukur dengan rasio keuanganbaik secara simultan maupun secara parsialterhadap kebijakan dividen yang diukur denganDividend Payout Rarlo (DPR). Terdapat delapanrasio keuangan yang digunakan sebagai variabelindependent yaitu Earning Per Share (EPS),Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM),Total Assets Turn Over (TATO), Return OnEquity (ROE), Return On Investment (ROI), DebtRalio (DR), dan Debt-toEquity Ratio (DER).Hasil penelitiannya diketahui bahwa delapan rasiokeuangan tersebut secara serentak memberikanpengaruh yang signifikan terhadap DPRsedangkan secara parsial, variabel yangberpengaruh secara signifikan terhadap DPRhanya EPS dan TATO.

Penelitian ini akan membahas faktor

financial yang diukur dengan menggunakanunsur-unsur kinerj a keuangan perusahaan. Kinerj akeuangan perusahaan mampu memberikangambaran baik kepada manajemen maupun parainvestor mengenai pertumbuhan danperkembangan perusahaan serta kondisi keuanganperusahaan pada periode tertentu. Rasio keuangandigunakan sebagai variabel penelitian karena rasiokeuangan merupakan salah satu alat analisis yangdiperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensioperasi perusahaan dalam mencapai tujuanperusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaanmerupakan unsur dasar kebijakan dividenperusahaan. Rasio keuangan merupakan hasilperbandingan pos pos dalam laporan keuangan(financial statement) pada suatu periode tertentu.

Untuk menganalisis kinerja perusahaandapat digunakan rasio keuangan yang terbagidalam empat kelompok, yaitu rasio nilai pasar,rasio leverage / hutang, rasio profitabilitas, rasioaktivitas. Dengan analisis tersebut, para analisismencoba memperkirakan deviden di masa yangakan datang dengan mengestimasi nilai dari rasio-rasio keuangan perusahan yang mempengaruhideviden dimasa yang akan datang danmenerapkan hubungan faktor-faktor tersebutsehingga diperoleh taksiran deviden.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuipengaruh rasio keuangan terhadap kebijakandividen pada perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia telah dilakukan.Persaingan terjadi dalam dunia bisnis yangsemakin ketat di Indonesia. Meningkatnya jumlahproduk manufaktur impor dengan harga yang jauhlebih rendah memberikan pukulan berat bagiperusahaan manufaktur di Indonesia terutama bagi

perusahaan manufaktur go public yangmempublikasikan kinerjanya kepada masyarakatmelalui Bursa Efek Indonesia untuk memperolehtambahan dana melalui penerbitan saham.Keadaan inilah yang mendorong para investoruntuk merubah arah investasi pada bisnis-bisnisbaru. Kebijakan dividen merupakan satu dari tigakeputusan keuangan perusahaan yang mempunyaiarti penting terhadap reaksi investor karenaberhubungan dengan return yang diharapkan parapemegang saham. Unsur utama return parapemegang saham adalah laba bersih (EAT) yangdiperoleh perusahaan manufaktur. Selain itu rasiokeuangan yang digunakan sebagai variabel bebasakan dibandingkan antar rasio apakah berbandinglurus atau terbalik dengan rasio keuangan tahun2005-2009.

Dengan melihat pentingnya informasi rasio-rasio keuangan, maka dipandang penting untukmencari jawaban apakah earning per share, clebtto equity ratio,price book value, return oninvestment dan total assets turnover mempunyaihubungan terhadap deviden tunai, juga berlakupada perusahaan lain yang berbeda periodedengan penelitian terdahulu. Dengan demikian halini menarik minat peneliti untuk mengetahuipengaruh Earning Per Share ( EPS ), Debt ToEquity Ratio( DER ), Price Book Value ( PBV ),Return On Investment ( ROI ), dan Total AssetTurn Over( TATO ) terhadap kebijakan devidenpada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2005-2009.

METODE PENELITIANDalam penelitian ini mengambil objek

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek lndonesia ( BEI ). Populasi padapenelitian ini adalah perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEDberdasarkan pengklasifi ka sian Indone sian C apit alMarket Directory (ICMD) tahun 2005 - 2009.Teknik pengambilan sampel yang digunakanadalah teknik purposive sampling yaitupengambilan sampel dari target spesifik yangakan mampu menyediakan informasi yangdiinginkan dengan kriteria telah menyajikanlaporan keuangan tahunan (annual report) selamaperiode tahun 2005 sampai dengan 2009.

Variabel-variabel penelitian ini terdiri darivariabel dependen yait:u Dividend Payout Ratio(DPR), dan variabel independen yaitu EarningPer Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER),Price Book Value (PBY), Return on Investment (ROI ), Total Assets Turn Over (TATO).

Adapun variabel dalam penelitian inidiukur dengan cara :

127

Page 4: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

a) Dividen tunai merupakan dividen yangdibayarkan secara tunai oleh perusahaankepada setiap pemegang saham. Dividen tunaidapat diukur dengan membandingkan antaratotal dividen tunai dengan jumlah lembarsaham. Dalam penelitian ini, cash dividendberfungsi sebagai variabel terikat. Cashdividend dalam perhitungan analisa datadilambangkan dengan simbol Y.

b) Earning Per Share (EPS) adalah hasilatau pendapatan yang akan diterimaoleh pemegang saham untuk lembarsaham yang dimilikinya ataskeikutsertaan dalam perusahaan.Salah satu indikator keberhasilansuatu perusahaan ditunjukkan olehbesarnya EPS dari suatu perusahaanyang bersangkutan. EPS dapatdiperoleh dengan membagi laba bersihperusahaan dengan jumlah sahamberedar. Apabila perusahaan mampumeningkatkan laba untuk tiap lembarsahamnya maka investor menganggapbahwa perusahaan dapat memberikankeuntungan yang besar, hal ini akanbedampak pada kenaikan harga saham.Namun sebaliknya apabila perusahaandengan laba perlembar saham yangkecil akan memberikan keuntunganyang sedikit kepada para pemegangsaham dan hal ini akan berakibat padapenurunan saham.

c) Debt to Equity Ratio ( DER ) dipergunakanuntuk mengukur tingkat penggunaanutang terhadap total shareholder's equityyang dimiliki perusahaan. Dalam halini terjadinya likuidasi, kreditormempunyai prioritas kliamdibandingkan dengan pemegangsaham, kreditor memiliki hak pertamaatas asset perusahaan. Semakin tinggiDER menunjukkan tingginyaketergantungan permodalanperusahaan terhadap pihak luarsehingga beban perusahaan jugasemakin berat.

d) Price Book Value ( PBV ) merupakant perbandingan antara harga pasar per

lembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Semakin rendah nilaiPBV suatu saham maka sahamtersebut dikategorikan underv alued y angmana sangat baik untuk investasijangka panjang.PBV menggambarkanseberapa besar pasar menghargai nilai

buku saham suatu perusahaan. Makintinggi rasio ini berarti pasar percayaakan prospek perusahaan tersebut.

e) Return On Inuestment (ROI) digunakanuntuk mengukur efektifrtas perusahaandidalam menghasilkan keuntungandengan memanfaatkan aktiva yangdimiliki. ROI merupdkan perkalianantara faktor net income margin denganperputaran aktiva dimana net incomemargin menunjukkan kemampuanmemperoleh laba dari setiap penjualanyang diciptakan oleh perusahaan,sedangkan perputaran aktiva

' menunjukkan seberapa jauhperusahaan mampu menciptakanpenjualan yang dimilikinya. ROIdiperoleh dengan cara mbmbandingkanlaba bersih setelah pajak terhadap totalaktiva.

f) Total Assets Turn Over (TATO)menunjukkan efektivitas perusahaandalam menggunakan seluruh aktivayang dimilikinya untuk menghasilkanpenjualan. semakin tinggi rasio totalassets turnover berarti semakin efisienpenggunaan keseluruhan aktiva dalammenghasilkan penjualan. Dengan katalain jumlah ossefs yang sama dapatmemperbesar volume penjualan apabilatotal assest turouer ditingkatkan.

Alat Analisis yang digunakan adalah ModelRegresi Linier Berganda.Y =80 + B1Xl + B2X2 t 93X3 tp4

X4 + B5X5 + e

Dimana:Y = Dividen

B = KonstantaXl = EPS (Earning Pershare)X2 = DER (Debt to Equty Ratio)X3 = PBV ( Price Book Value)X4 = ROI ( Return on Investment )X5 = TATO (Total Assets Turn Over)e = Residual (variabel kesalahan).

Pengujian Model Regresi dan KoefesienRegresiUji Regresi Secara Parsial (Uji-$

Uji r digunakan untuk menguji koefisienregresi secara parsial dari variabel bebas terhadapvariabel terikat. Untuk menentukan t2o6"6 tarafsignifikan yang digunakan sebesar 5Vo denganderajad kebebasan, d/ = (n - k - 1) di mana kmerupakan jumlah variabel bebas. Penghitungan11" dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

t28

Page 5: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

kaef,isienregrr"esd f,+-&hiruvlg -

standard, deviasi B,Il, ditolak bilamana tnuunrlebih besar dari

tp6"1, artinya terdapat pengaruh signifikan darivariabel bebas secara parsial terhadap variabelterikat.

Uji Regresi Secara Simultan (Uji-F)Uji ini merupakan pengujian terhadap

koefisien regresi secara betsama-sama, yaknimelihat pengaruh dari seluruh variabel bebasterhadap variabel terikat. Adapun rumus F1;1un*adalah sebagai berikut:

F{ hier,n4gr -Fzl#{ - r}

{1-aE}/{n-fr)

Kriteria pengambilan keputusan dengan tarafsignifikan a:5 Yo adalah sebagai berikut :JikaF >F berartiH ditolakdanH

hitung tabel 0 a

diterima.

Uji DeterminasiTingkat ketepatan suatu garis dapat diketahui daribesar kecilnya koefisien determinasi ataukoefisien (R Square). Nilai koefisien R Squaredalam analisis regresi dapat digunakan sebagaiukuran menyatakan kesesuaian garis regresi yangdiperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASANObjek dari penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia. Populasi dalam penelitian ini adalahperusahaan manufaktur yang sahamnya terdaftardi Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Sesuai denganpublikasi menunjukkan bahwa jumlah perusahaanmanufaktur yang terdaftar pada periode 2005-2009 sejumlah 156 perusahaan. Sehinggapenelitian ini menggunakan sampel 14 perusahaanmanufaktur dengan kriteria perusahaan-perusahaan yang tingkat perolehan laba yangdiperolehnya paling tinggi pada tahun 2005sampai tahun 2009 yang bergerak dibidang Foodand Beverages, Pharmaceuticals, Apparel andOther Textile Products, Basic industry andchemicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiauntuk periode tahun 2005 sampai tahun 2009.

Dividen tunai dapat diukur denganmembandingkan antara total dividen tunaidengan jumlah lembar saham. Dalampenelitian ini, cash dividend berfungsisebagai variabel terikat Hasil perhitungancash dividend pada perusahaanmanufaktur selama 5 tahun menggunakandividend yield sebagai suatu ukuran risiko

dan sebagai suatu penyaring investasi,yaitu mereka akan berusahamenginvestasikan dananya dalam sahamyang menghasilkan dividend yield yangtinggi, sehingga DPR pengestimasiandividen untuk periode yang akan datang,sedangkan kebanyakan analismengestimasikan pertumbuhan denganmenggunakan laba ditahan lebih baikdaripada dividen.

Earning Per Share ( EPS ) rata-rata dari14 perusahaan manufaktur selama 5 tahunsebesar 523.99 , dan dari 14 perusahaanmanufaktur tersebut terdapat 3perusahaan dengan rilai Earning Per Share (EPS ) di atas rata-rata yaitu PT. AquaGolden Mississippi Tbk sebesar 3974.37,PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk sebesar827.46, dan PT. Surya Toto Indonesia, Tbksebesar L796.97. Jika rasio yang didapattinggi berarti perusahaan yang sudahmapan (mature) atau memilki lembarsaham terbatas. Sangat tergantung padakeadaan ekonomi secara umum, industrikhusus, usia perusahaan, dan jumlahsaham yang beredar. Maka dapatdisimpulkan bahwa ketiga perusahaanmanufaktur tersebut paling mapan, Hal inimenunjukkan bahwa hanya 3 perusahaanmanufaktur yang sudah mapan, danperusahaan manufaktur yang lainnyabelum bisa membagikan deviden.

Dari hasil perhitungan Debt to EquityRatio ( DER ) rata-rata 14 perusahaanmanufaktur selama 5 tahun diperolehsebesar 1.15 , dan dari J-4 perusahaanmanufaktur tersebut terdapat 5perusahaan dengan nilai Debt to Equity Ratio( DER ) di atas rata-rata yaitu PT. IndofoodSukses Makmur, Tbk sebesar 2.63, PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk sebesar 3.L8,PT. figa Raksa Satria, Tbk sebesar 2.9L,PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sebesar 1.96dan PT. Goodyear Indonesia, Tbk sebesar1.27. fingginya DER akan mempengaruhiminat investor terhadap sahamperusahaan tertentu, karena investor pastilebih tertarik pada saham yang tidakmenanggung terlalu banyak beban hutang.Dengan kata lain DER berpengaruhterhadap kinerja perusahaan. Tentunyahal ini akan mengurangi hak pemegangsaham (dalam bentuk deviden).

Sementara hasil perhitungan PriceBookValue ( PBV ) rata-rata 14 perusahaan

129

Page 6: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

manufaktur selama 5 tahun diperoleh nilaisebesar 1.98, dan dari L4 perusahaanmanufaktur tersebut terdapat 8perusahaan dengan tilai Price Book Value (PBV ) di atas rata-rata yaitu PT. AquaGolden Mississippi Tbk sebesar 3.21, PT.Fast Food Indonesia, Tbk sebesar 2.78,m.Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar2.41, PT. Multi Bintang Indonesia, Tbksebesar 3.91, PT. Lionmesh Prima, Tbksebesar 2.50, PT. Delta Djakarta, Tbksebesar 3.56, PT. Merck, Tbk sebesar 2.12,dan FT. Kimia Farma, Tbk sebesat 2.94.Semakin rendah nilai PBV suatu sahammaka saham tersebut dikategorikanundervalued yang mana sangat baik untukinvestasi j angka panj ang pada perusahaan.

Hasil perhitungan variabelindependen lainnya yaitu Return OnInuestment (ROI) rata-rata 15 perusahaanmanufaktur selama 5 tahun sebesar 0.36,dan dari 15 perusahaan manufakturterdapat 4 perusahaan dengan nilai ReturnOn Inuestment (ROI) di atas rata-rata yaituFT. Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar1.71, PT. Lion Metal Works, Thk sebesar0.39, FT. Uniliver Indonesia, Tbk sebesar0.38, dan PT. Goodyear Indonesia, Tbksebesar 1.64. Semakin tinggi ROI, kinerjaperusahaan semakin efektif. Hal iniselanjutnya akan meningkatkan daya tarikperusahaan kepada investor, karenatingkat pengembalian akan semakin besar

Hasil perhitungan nilai Total AssetsTurn Over (TATO) rata-tata 14 perusahaanmanufaktur selama 5 tahun sebesar 1.43,dan dari 15 perusahaan manufakturtersebut perusahaan dengan nilai TotalAssets Turn Over (TATO) d i atas rata-rataterdapat 8 perusahaan dengan rilai TotalAssets Turn Over (TATO) di atas rata-ratayaitu PT. Aqua Golden Mississippi Tbksebesar 2.22, PT.Fast Food Indonesia, Tbksebesar 2.56, PT. Tiga Raksa Satria, Tbksebesar 2.72, PT. Uniliver Indonesia, Tbksgbesar 2.45, PT. Delta Djakarta, Tbksebesar 1.49, PT.Merck, Tbk sebesar 1.71,PT. Goodyear Indonesia, Tbk sebesar 1.66,PT. Kimia Fanrna, Tbk sebesar L.74.Sehingga dapat disimpulkan semakintinggi TATO berarti semakin efisienpenggunaan keseluruhan aktiva dalammenghasilkan penjualan. Dengan kata lainjumtah assets yang sama dapat

memperbesar volume penjualan apabilatotal assets turouer ditingkatkan.

Asumsi Dasar KlasikUji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untukmengetahui distribusi data dalam variabel yangakan digunakan dalam penelitian. Data yang baikdan layak digunakan dalam penelitian adalah datayang memiliki distribusi normal. Normalitas suatudata juga dapat diketahui dengan melihat grafiknormal Plot of Regression Statistic sebagaiberikut:

. Nom.l P-P Plot ol R.fE!.lon Stand.rdhed

Gambar 1Uji Normalitas

Dari grafik normal plot tersebut dapatterlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garisdiagonal dan mengikuti arah garis diagonal.Sehingga dalam penelitian ini tidak terjadigangguan normalitas, yang berarti databerdistribusi normal.

Uj i M ult ikolini e arit a sUji Multikolinearitas diperlukan untuk

mengetahui ada tidaknya variabel independenyang memiliki kemiripan dengan variabelindependen lain dalam satu model. Deteksimultikolinearitas pada suatu model dapat dilihatdari nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidaklebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari0,1, maka model dapat dikatakan terbebas darimultikolinearitas.Pada tabel 1 dalam lampiran dapat dilihat bahwanilai VIF dari ke 5 variabel independen adalahmemiliki VIP tidak lebih dari 10 dan nilaiTolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapatdinyatakan model regresi linier berganda terbebasdari uji Multikolinieritas.

Uji AutokorelasiUntuk mempercepat proses ada tidaknya

autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan

EeEt

o

€s

130

Dopand.nt V.rl.bl.: DEVIDEN

Page 7: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

II

patokan nilai Durbin Watson hitung mendekatiangka 2. Jika nilai Durbin Watson hitungmendekati angka 2 maka model tersebut terbebasdari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2pada uji Durbin Watson terletak di daerah noautocorrelation.

Pada tabel 2 dalam lampiran terlihatbahwa nilai Durbin Watson hitung sebesar 1,725terletak di daerah no autocorrelation karenamendekati angka 2. Sehingga dapat disimpulkanbahwa model regresi linier berganda terbebas dariasumsi klasik statistik autokorelasi.

Uj i H ete ro ske sdastisitasTujuan dari Uji Heteroskesdastisitas

untuk mengetahui ada atau tidaknyapenyimpangan klasik Heteroskesdastisitas, yaituadanya ketidaksamaan varian dari residual untuksemua pengamatan pada model regresi.

Gambar 2Uji Heteroskedastisitas

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwapenyebaran plot yang terpencar dan tidakmembentuk pola tertentu. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa tidak terjadi gejala UjiHeteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linear BergandaPersamaan atau model regtesi linear

berganda berdasarkan hasil pengolahan data padapenelitian ini adalah :Y = -0.101-3.296EPS+0.138DER+

0.021P8V+0.298ROI+0.163TAT0

Dari persamaan ini diperoleh :a) Koefisien regresi variabel EPS (X1) sebesar -

3.296 dan bertanda negatif berarti jika EPS(X1) naik sebesar 1 satuan, maka deviden (Y)akan mengalami penurunan sebesar 3.265satuan. Dengan anggapan DER (X2), PBV(X3), ROI (X4), TATO (X5) tetap. Hal inimenandakan penurunan pendapatan perlembar saham menunjukan adanya penurunanlaba perusahaan dan menyita perhatian lebih

banyak terhadap pertumbuhan danprofitabilitas perusahaan.Koefisien regresi variabel DER (X2) sebesar0,138 dan bertanda positif berarti jika DER(X2) naik sebesar 1 satuan, maka deviden (Y)akan mengalami kenaikan 0,138satuan.Dengan anggapan EPS (X1), PBV(X3), ROI (X4), TATO (X5) tetap. Hal inimenandakan kenaikan ketergantunganpermodalan perusahaan terhadap pihak luarsejalan dengan kenaikan deviden.Koefisien regresi variabel PBV (X3) sebesar0,021 dan bertanda positif berarti jika PBV(X3) naik sebesar 1 satuan, maka deviden (Y)akan mengalami kenaikan 0,021 satuan.Dengan anggapan EPS (X1), DER (X2), ROI(X4), TATO (X5) tetap. Hali ini menandakankenaikan ketergantungan pada rendahnyanilai PBV suatu saham maka saham tersebutdikategorikan undervalued yang mana sangatbaik untuk investasi jangka panjang.Koefisien regresi variabel ROI (X4) sebesar0,298 dan bertanda positif berarti jika ROI(X4) naik sebesar 1 satuan, maka deviden (Y)akan mengalami kenaikan sebesar 0,298satuan. Dengan anggapan EPS (Xl), DER(X2), PBV (X3), TATO (X5) tetap. Hal inimenandakan kenaikan, bahwa perusahaansemakin efektif dalam memanfaatkan aktivauntuk menghasilkan laba bersih setelahpajak.

e) Koefisien regresi variabel TATO ( X5 )sebesar 0,163 dan bertanda positif. Hal inimenandakan kenaikan jumlah assets yangsama dapat memperbesar volume penjualanapabila total assest turover ditingkatkan.

Berdasar hasil analisis regresitersebut maka prediksi cash dividend dapatdirumuskan dalam suatu persamaansebagai berikut:Cash Dividend = -0.10L-3.296 EPS +0.138DER +0.021PBV +0.298 ROI+0.079 TATO

Dari hasil persamaan tersebutmenunjukkan bahwa selama periodepengamatan 5 tahun (2005 - 2009) rata-rata cash dividend sebesar -0,10L.Sedangkan tanda positif DER, PBV, ROI,

dan TATO sesuai dengan konsep yangmendasarinya, dimana jika variabel DERmeningkat maka cash dividend jugameningkat.

Hal ini dikarenakan DER merupakanukuran efektifitas perusahaan untuk

b)

c)

d)

!t

!

!5

{B

131

Page 8: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

mengukur tingkat penggunaan utangterhadap total shareholder's equity yangdimiliki perusahaan, maka semakin tinggiDER menunjukkan tmgglnyaketergantungan permodalan perusahaanterhadap pihak luar sehingga bebanperusahaan juga semakin berat. Tentunyahal ini akan mengurangr hak pemegangsaham (dalam bentuk deviden). fingginyaDER selanjutnya akan mempengaruhiminat investor terhadap sahamperusahaan tertentu, karena investor pastilebih tertarik pada saha"r yang tidakmenanggung terlalu banyak beban hutang.Dengan kata lain DER berpengaruhterhadap kinerj a perusahaan.

Begr\to. atu\a {errga.n .lana\e\ RB\nen\trgka\ rnalca ccrsh dilidend \lrganeningkat. tla\ ini dikarendran PB\merupakan perbandingan nilai pasar suatu

sa-ham terhadap nilai bukunlr.a ,sendtrz)semakin rendah nilai PBV suatu sahammaka saham tersebut dikategorikanundervalued yang mana sangat baik untukinvestasi j angka panj ang.

Hasil yang sama ditunjukkan olehvariabel ROI yaitu semakin meningkatROI maka cash dividend }uga meningkat.Hal ini dikarenakan ROI menunjukkanbahwa perusahaan semakin efektif dalammemanfaatkan aktiva untuk menghasilkanlaba bersih setelah pajak, semakin tinggiROI kinerja perusahaan semakin efektifdan akan meningkatkan daya tarikperusahaan kepada investor, karenatingkat pengembalian akan semakin besar.

Sedangkan variabel TATO meningkatmaka cash dividend }uga meningkat. Hal inidikarenakan TATO merupakan efektivitasperusahaan dalatn menggunakan seluruhaktiva yang dimilikinya untukmenghasilkan penjualan, semakin tinggiTATO berarti semakin efisien penggunaankeseluruhan aktiva dalam menghasilkanpenjualan. Dengan kata lain jumlah assetsyang sama dapat memperbesar volumepdnjualan apabila total assest turouerditingkatkan.

Sementara variabel EPS yangbertanda negatif menunjukkanmenunjukkan adanya reaksi yang negatifdari para manajemen perusahasnterutnma EPS. Hasil ini dikarengknnperusahaan mempunyai EPS yang rendahberarti perusahan tidak menghasilkan

kinerja yang baik dengan memperhatikanpendapatan. Pendapatan yang rendahkarena penjualan yang tidak lancar atauberbiaya tinggi. Jika EPS didapat tinggiberarti perusahaan yang sudah mapan(mature) dan atau memilki lembar sahamterbatas. Sangat tergantung pada keadaanekonomi secara umum, industri khusus,usia perusahaan, dan jumlali saham yangberedar. Biasanya para pemegang sahamkurang menyukai penurunan pendapatanper lembar saham. Penurunan pendapatanper lembar saham menunjukan adanyapenurunan laba perusahaan dan menyitaperhatian lebih banyak terhadappertumbuhan dan profitabilitas

\er\sdNrb\

lengulian\tip6tesisUji Regresi Secara Parsial (Uji-t)

U1i t atau ry? keberatttbn koe.frsien yang,digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatsecara individual (parsial).

Hasil uji dapat dilihat dalam lampiran padatabel 3, secara parsial (Ujit) dapat diketauibahwa dari 5 variabel yang berpengaruh hanya 3variabel yaitu DER, ROI, dan TATO, sementaraEPS dan PBV tidak berpengaruh yang dapatdiuraikan di bawah ini.

Variabel earnings per share memilikikoefesien positif dan tidak berpengaruhsecara signifikan terhadap dividen tunai.Hal ini dapat dimungkinkan karena tidakselamanya perusahaan yang memperolehlaba akan memutuskan untuk melakukanpembagian dividen kepada pemegangsaham. Salah satu alasannya adalahkonsep laba itu sendiri. Laba tidakmenggambarkan arus kas yang diterimaoleh perusahaan. Sedangkan dividen padaumumnya dibayar dengan menggunakanuang kas (cash dividen). Hasil penelitian inimenyangkal penelitian yang dilakukanoleh Hidayati (2007) yang menyatakanbahwa nilai EPS berpengaruh terhadapkebijakan dividen perusahaan. Danmendukung penelitian yang sebelumnyadilakukan oleh Wahana (2009) yangmenyatakan bahwa nilai EPS tidakberpengaruh terhadap nilai DPR.

Sementara variable orice book tallrrsebneh tufrhtu !!tinrcCed nfqrzuilah Inrang relerm

Page 9: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

fI

dimm Ra--ro PBV ini di definisikansebagai perbandingan nilai pasar suatusaham terhadap nilai bukunya sendiri.Dalam penelitian ini variabel PBV tidakberpengaruh secara signifikan terhadapdeviden tunai. Hal ini disebabkan beberapafaktor seperti keputusan investasidipengaruhi oleh perubahan sentimenreha',pun pertimbangan bisa berupa[@1]ft,rpl,' rational, perkembangan indeks::€:. regional, momentum-momentum

,rerg akan menggerakkan pasar, tingkatkeamanan, kepastian hukum dan recoveryindustri pasar modal. Dan Secara teori,perusahaan dengan rasio PBV yang rendahakan mengungkapkan lebih banyakinformasi, karena rendahnya rasio PBV inimengindikasikan kurangnya informasirelevan yang sampai ke pasar, sehinggamanajer akan berusaha mengungkapkaninformasi privat yang dimilikinya untukmeningkatkan nilai perusahaannya.Semakin rendah nilai PBV suatu sahammaka saham tersebut dikategorikanundervalued yang mana sangat baik untukinvestasi jangka panjang pada perusahaan.

L-,ii Regresi Secara Simultan (Uji-F)Uji Koefisiensi bersama-sama dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 17.Digunakan untuk mengetahui pengaruh secarasimultan (bersamaan) antara EPS (X1), DER (X2),PBV (X3), ROI (X4) dan TATO (X5) terhadapD i v i d e nd P ay out Ratio (Y).

Pada tabel 4 terlampir menunjukkan hasilpengujian ANOVA sebesar 14.416 menggunakantarif signifikan a= 0.05 dan derajat kebebasan (df)=(5:64) sehingga diketahui F tabel adalah 2.358.Jadi kelima variabel tersebut signifikanberpengaruh terhadap c ash dividend.

Uji DeterminasiUji determinasi digunakan untuk

mengatahui variabel mana bebas mana yangmemiliki pengaruh paling dominan dalam suatumodel regresi linier, maka digunakan koefisienbeta berikut pada tabel 5 dalam lampiran.

Pada tabel ini terlihat bahwa kemampuanprediksi dari lima variabel tersebut earnings pershare, Debt to Equity Ratio, Price Book Value,Return On Investment, Total Assets Turn Overindependent, yaitu secara bersama-sama terhadapdividen tunai sebesar 0,493 seperti ditunjukkanoleh (Adjusted R Square), sedangkan sisanya0,507 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidakmasuk dalam model resresi.

KESIMPULANSimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanterhadap 14 perusahaan manufaktur di Bursa EfekIndonesia dan diperoleh sampel sebanyak 70selama periode 2005 sampai dengan 2009, makadapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

Pada uji regresi secara parsial, dimana uji-tdilakukan untuk mengetahui kemampu{npengaruh dari masing-masing variabel - bebasterhadap variabel tergantung/terikat (DPR),Diketahui bahwa variabel Debt to Equity Ratio(DER), variabel Return On Investment (ROI),variabel Total Assets Turn Over (TATO)signifikan berpengaruh terhadap cash dividerrclpada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansebesar 5Vo (0,05).

Hasil ini menunjukkan Debt to Equity Ratio(DER) tidak dipertimbangkan oleh manajemenperusahaan dalam pembayaran dividen tunai.dimana variabel debt to equity ratio terbuktimempunyai pengaruh terhadap besarnya deviden.Sementara itt Return On Investmenl (ROI) yangrendah pada saat ini berpengaruh terhadapkenaikan dividen tunai dan perusahaan akanmeningkatkan atau menurunkan dividen tunaisebagai respon terhadap fluktuasi keuntunganyang sifatnya sementara, sehingga para pemegangsaham sangat penting untuk mempertimbangkanreturn on invesment ketika pemegang sahamtersebut mengharapkan besarnya dividen tunaiyang akan dibayarkan oleh perusahaan.

Dalam penelitian ini diperoleh juga TotnlAssets Tum Over (TATO) memiliki koefisienpositif dan berpengaruh secara signifikan terhadapdeviden yang mengidentifikasikan bahwa semakintinggi nilai TATO, maka semakin efektifperusahaan dalam memperdayakan seluruh aktivayang dimilikinya

Pada uji regresi secara bersama-sama(simultan), dimana uji-f kelima variabel tersebutearnings per share, Debt to Equity Ratio, PriceBook Value, Return On Investment, Total AssetsTur.rn Over, Karena F hitung (14,416) > F tabel(2,358) maka I{o ditolak dan Hu diterima,Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhsignifikan terhadap cash dividend dengan tingkatsignifikan sebesar 5Vo (0,05).

Hasil lainnya adalah tidak ada variabel yangmempunyai pengaruh dominan torhadap DPR,Hal ini dikarenakan adanya kondisis krisisekonomi global.

Saran

frI#ffiVi,,tt

?$#q

133

Page 10: DAMPAK RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN t25

perIebimel

Derterl

mel

terldinDEketterlperhalsahDEmir

mel

mel

mel

sahsenma.und,invr

varROHalbahmellabrROdarpertinl

ma.dikperaktmel

TA'kespenyanpenditi

bermeldarterl

Berdasarkan hasil penelitian yang telahpenulis kemukakan, saran-saran yang kiranyadapat penulis berikan adalah sebagai berikut:a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi yangbermanfaat bagi investor serta pengambilankeputusan yang tepat sehubungan denganinvestasinya. Selain itu, investor juga harusmempertimbangkan faktor di luar kebijakanperusahaan seperti kondisi pasar yang terjadiserta faktor-faktor eksternal yang lain karenahal ini secara tidak langsung akanmempengaruhi keuntungan yang diperolehdalam melakukan investasi.

b. Bagi penelitian selanjutnya agar melakukanpenelitian dengan menggunakan data berupalaporan keuangan dan rasio keuangan dariperusahaan yang berbeda jenis.

DAFTAR ACUANAni Wilujeng,2005, Analisis Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Kebijakan DividenKas, Skripsi, Jurusan Akuntansi, FakultasEkonomi, Universitas Brawijaya, Malang.

B aridwan, Zaki, 2000, Inte rme diate Ac o ountin g,Edisi Ketujuh, BPIiE, Yogyakarta.

Bambang Riyanto, 1995, Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan, EdisiKeempat,BPFE, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 1998,Financial Managemenr, Jilid Dua,Edisi Kedelapan, Terjemahan olehHerman Wibowo, 200I, Erlangga,Jakarta.

Dyckman, Thomas R, Roland E. Dukes, danCharles J. Davis, 1996, AkuntansiIntermediate, Jilid Dua, Edisi Ketiga,Terjemahan oleh Herman Wibowo,2001, Erlangga, Jakarta.

Diah Andarini. 2007. Analisis Pengaruh FaktorFundamental Dan Resiko SistematikTerhadap Harga Saham PadaPerusahaan Manufaknr Di BEJ. SkripsiS-1. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Gill, James O. dan Moira Chatton, 1999,Memahami Laporan Keuangan,Terjemahanoleh Dwi Prabaningtyas, 2005, PPM,Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri, 1998, Teori Akuntasi:Analisis Kritis Terhadap LaporanKeuangan, Edisi Revisi, Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Kania, Sharon dan Frank W. Bacon, 2005, WhatFactors Motivate The Corporate

Dividend Decision?. Journal of Finance.Volume I, 9'1, Business Index ASAP,Farmville, VA: Longwood University.

Lukas Setia Atmaja.1999. Manajemen Keuangan.Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta.

Nasharuddin Mas, 2002, Pengaruh KinerjaKeuangan Terhadap P erubahan Dividen(Studi pada Perusahaan ManufacturingListed di BEJ), Program StudiManajemen, Pascasarjana, UniversitasBrawijaya, Malang.

Njoo Silvia Puji Lestari. 2007. Pengaruh RasioKeuangan Terhadap Kebijakan DevidenPada Perusahaan Manufaktur YangTerdafiar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi.Malang

Rizky Pebriani Utama, 2008, Pengaruh RasioKeuangan Terhadap Deviden pada SektorIndustri ilfanufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia tahun 2003 - 2007.Skripsi S-1. Jakarta : UniversitasGunadarma.

R. Gunawan Sudarmanto. 2003. Analisis RegresiLinear Ganda Dengan SPSS. Jakarta :Graha Ilmu.

Robbi Anshori, 2004, Pengaruh VariabelKeuangan Terhadap DPR (Studi Kasuspada Perusahaan yang Listing di BEJ),Skripsi, Jurusan Akuntasi, FakultasEkonomi, Universitas Brawijaya, Malang.

S. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan.Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.

Suharli dan Harahap, Sofyan Safri, 2004, TeoriAkuntansi, Edisi Revisi, Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Sunarto dan Kartika Andi. 2003. Analisis FaktorYang Mempengaruhi Dividen Kas DiBEJ. Jumal Bisnis Dan Ekonomi Vol10.No I :67-82.

Toni Setiawan , 2008, Analisis Pengaruh FaktorFundamental Dan Teknikal TerhadapDeviden Indeks LQ 45 Yang Tercatat DiBursa Efek Jakarta ( Periode Februari2002-J anuarl). Skripsi S-1.

Poerwadi Anton Harry, 2002, Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi KebijakanPembayaran Dividen, Program StudiManajemen, Tesis, Pascasarjana,Universitas Brawij aya, Malang.

Warsono. 2003, Manajemen KeuanganPerusahaan Jilid Satu, Bayumedia,Malang.

http://web2. infotrac. galegroup.comwww.wisdommarket.comwww.geocities.comwww.idx.co.idwww.forumspss.com

perber

134