23

Click here to load reader

Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

1

Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan Pendidikan

Page 2: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahDalam usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional, cukup banyak

masalah yang sedang dan akan dihadapi, sejalan dengan perkembangan

zaman, tuntutan dan tantangan baru siap menghadang kehidupan bangsa

Indonesia yang pada saat ini sedang melaksanakan pembangunan di segala

bidang kehidupan, khususnya pembangunan manusia seutuhnya. Situasi

negara Indonesia yang sedang dilanda krisis sangat besar pengaruhnya

terhadap berbagai bidang kehidupan terutama terhadap kegiatan belajar

anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah.

Menyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang

diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang dan itu

dikhawatirkan akan terus bertambah.

Hampir seluruh negara di kawasan Asia Pasifik utamanya Indonesia

menghadapi masalah serius dalam bidang pendidikan, masalah yang

dirasakan paling menonjol adalah ketidakmampuan pemerintah membangun

sistem pendidikan yang terbuka yang dapat diakses oleh golongan

masyarakat tertinggal, perempuan dan anak-anak perempuan, anak-anak

yang berada dalam situasi rawan, serta anak-anak miskin dan terlantar.

Dari uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui

beberapa hal tentang dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan, dengan

mentapkan judul penelitian : “Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pendidikan”.

B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis

merumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : Sejauhmana

dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan ?

2

Page 3: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

C. Sistematika PenulisanMakalah ini terdiri dari tiga bab. Bab I mengemukakan latar belakang

masalah, perumusan masalah, dan sistematika penulisan. Bab II membahas

Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pendidikan, yaitu Awal Krisis Multidmensi

di Indonesia; Terjadinya Krisis Ekonomi, Dampak Krisis Ekonomi terhadap

Kegiatan Pendidikan dan Dampak Krisis Ekonomi terhadap Mutu Pendidikan.

Bab III mengemukakan kesimpulan dan saran yang dianggap perlu.

3

Page 4: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

BAB IIDAMPAK KRISIS EKONOMI TERHADAP

KEGIATAN PENDIDIKAN

A. Awal Krisis Multidmensi di IndonesiaBerbicara mengenai tatanan ekonomi dunia baru, pada hakekatnya

kita sedang membicarakan bangsa kita terhadap pola dan tata hubungan

orang dan bangsa-bangsa lainnya dibelahan bumi manapun mereka dan

bangsa itu berada. Dengan kata lain tata hubungan ekonomi dunia baru

adalah pola keterkaitan pribadi dan institusi pada berbagai dimensi

kehidupan yang sudah sangat terintegrasi keseluruhannya. Sebuah adagium

politik internasional dewasa ini mengatakan bahwasannya ketergantungan

untuk bekerjasama satu sama lain adalah suatu keharusan manakala kita

mengharapkan adanya keuntungan, sementara itu penolakan terhadap

bentuk persekutuan adalah kebuntuan dan hilangnya peluang untuk

mendapatkan keuntungan, dan tentu saja ini dibarengi dengan segala

konsekwensinya.

Sebagai contoh ketika krisis keuangan wilayah Asia (sejak 1997)

melanda kawasan ini membawa kepada resesi secara umum termasuk

Indonesia, ini adalah salah satu bukti pola keterkaitan dari lingkungan luar

dalam pengertian batasan negara bisa membawa pengaruh terhadap kondisi

dalam negara Indonesia, yang juga memang sudah mempunyai latar

belakang kondisi sosial ekonomi dan politik yang tidak on the track, alis tidak

pada jalur yang benar dalam pengertian fungsi, tugas dan pelaksanaannya

tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Sejak maraknya unjuk rasa oleh para mahasiswa, yang mendominasi

berita dan liputan di media massa adalah masalah-masalah politik dan

semuanya sepakat bahwa kulminasi dari apa yang terjadi di tanah air

terutama di Jakarata adalah dengan gugurnya beberapa mahasiswa

Universitas Trisakti, para anggota aparat keamanan dan anggota masyarakat

termasuk kaum miskin yang melakukan penjarahan sangat memilukan,

4

Page 5: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

menyedihkan, dan menakutkan. Apakah kesemua ini masih kurang dan

masih akan terjadi peristiwa destruktif yang lebih hebat lagi di hari-hari

mendatang.

Betapa pendeknya ingatan kita dan betapa besar kesenjangan antara

kemampuan berpikir dan kemampuan berbuat, sudah lama kita mendengar

para pemimpin menyatakan bahwa : “Apabila kesenjangan sosial lebar

jurangnya antara kaya dan miskin tidak diatasi secepat mungkin niscaya

akan terjadi ledakan sosial, kerusuhan, keonaran, chaos.” (Kwik Kian Gie,

1998:110) Namun tindakan ke arah perbaikan tersebut nyaris tidak ada.

Dengan nilai rupiah yang merosot menjadi demikain rendahnya,

pendapatan nasional perkapita menjadi sekitar 300 dolar AS, yang mungkin

akan menurun lagi di bulan-bulan mendatang. Banyak yang dapat

dikemukakan tentang betapa besar kerugian yang kita derita tetapi tentu saja

semua yang kita lihat hampir sebagian besar dibiayai oleh hutang luar negeri

yang dalam dollar. Sekarang dibakar habis tetapi hutangnnya masih

menumpuk dan masih dalam dolar yang nilainya melonjak empat kali lipat.

Belum lagi kerugian akhlak, moral dan nilai karena anak-anak usia belasan

tahun menjarah dan merampas barang orang lain dan melakukan tindakan

pemerkosaan. Berbicara dalam jangka waktu kedepan utamanya bidang

pendidikan kaitannya dengan krisis ekonomi banyak anak usia sekolah mulai

dari SD sampai Perguruan Tinggi menghadapi ketidak mampuan untuk

melanjutkan studinya. Ini berarti kita menghadapi suatu kondisi yang bisa

dikatakan sebagai lost generations. Dengan perkataan lain krisis yang

sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah suatu kondisi yang in oftima forma

(multidimensi).

Menengok sejarah kehidupan ekonomi bangsa-bangsa di dunia

semakin besar hutang bangsa tertentu, semakin besar akan dimaklumi

bahwa bangsa yang bersangkutan niscaya tidak akan mampu membayarnya.

Apa yang menjadi modal kita ? kekayaan alam dan rakyat. Tetapi semua itu

hanya bisa dibangkitkan oleh pemimpin yang baik dan benar. Maka tepat

5

Page 6: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

sekali apa yang dikatakan oleh Confucius yang dikutip oleh Kwik Kian Gie,

(1998:122), bahwa :

“Bangsa yang sejahtera adalah bangsa yang mempunyai tiga hal : pemimpin yang baik, makanan, dan senjata. Kalau bangsa menjadi miskin, dan harus membuang satu dari 3, yang harus dibuang adalah senjata. Kalau bangsa masih miskin juga dan harus membuang satu dari dua, yang dibuang adalah makanan. Pemimpin yang baik tidak dapat dibuang, karena hanya dengan pemimpin yang baik dan rakyat yang potensial itulah makanan dan senjata bisa dicari lagi.”

Dari uaraian di atas, penulis berpendapat bahwa kita memerlukan

pemimpin yang bisa membawa bangsa Indonesia dari keterpurukan yang

disebabkan oleh krisis ekonomi, sehingga kita akan lepas dari kemiskinan.

B. Terjadinya Krisis Ekonomi Krisis moneter yang terjadi sejak Juli tahun 1997 telah membawa

akibat serius terhadap sendi-sendi perekonomian nasional. Pendapatan

masyarakat menurun drastis, harga barang dan jasa naik tajam sehingga

mencapai tingkat yang sebagian besar masyarakat sulit menjangkaunya.

Bahkan menurut para ahli, jika krisis ekonomi dibiarkan, akan terjadi proses

pembodohan bangsa secara massal. Pasalnya akibat krisis ekonomi, banyak

masyarakat yang tidak bisa menjangkau harga layanan pendidikan.

Media massa sering menggunakan jorgon-jorgon atau terminologi

yang pada umumnya hanya dipahami maknanya oleh kelompok ilmuwan

atau profesional tertentu. Kita kenal beberapa jorgon misalnya untuk bidang

ekonomi seperti opportinity costs, economic of sales dan kata yang

merupakan jorgon gabungan dari ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi.

Telah menjadi kebiasaan diantara warga masyarakat membicarakan

suatu topik atau isu yang sedang hangat dipermasalahkan masing-masing

pembicara telah memahami apa arti dan maksud serta isi kandungan topik

yang dibicarakan. Padahal sangat mungkin persepsi dan pandangan mereka

berbeda baik tentang arti, maksud atau isi kandungan. Dan tidak jarang

diakhiri dengan polemik. Oleh karena itu ada baiknya kita definisikan apa

yang dimaksud krisis moneter.

6

Page 7: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

Terminologi atau jorgon ilmu psikologi, seperti : tension (ketegangan),

panic dan disaster (malapetaka) atau cathastrophic (bencana) yang

merupakan bagian-bagian dan konsep teori sosial itu semuanaya telah bisa

kita saksikan dalam wujud empiriknya sebagaimana yang telah dialami

bangsa Indonesia.

Menurut Kwik Kian Gie, (1998:9) mengemukakan bahwa : “Krisis

adalah the upper turning point dalam kurva gelombang pasang surut ekonomi

atau konjungtor atau business cycle. Maka dengan sendirinya diikuti oleh

resesi, kalau resesinya lambat terbuka terhadap pengimporan inflasi

sehingga terjadi stagplasi.

Kata krisis itu sendiri bagi sebagian warga masyarakat mengandung

arti suatu kondisi krisis yang mengancam sebagian perikehidupan bangsa

tergantung bidang atau sektor apa yang sedang mengalami krisis. Setelah

melihat pengertian krisis menurut para ahli dan wara masyarakat, penulis

dapat menyimpulkan bahwa krisis ekonomi adalah malapetaka atau suatu

bencana yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa sehingga

masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya atau terpuruk

kehidupannya. Seperti dekemukakan oleh Bambang Suwarno, (1999:43)

bahwa : “Dalam waktu yang amat singkat jumlah penduduk miskin meningkat

dari 20 juta menjadi 90 juta”.

Indikator untuk melihat naik turunnya krisis ekonomi dikemukakan oleh

Ace Partadireja, (1990:89) bahwa : “Indikator naik turunya konjungtor

ekonomi adalah produk nasional, produk industri, pengangguran, harga

barang konsumsi, dan produksi, persediaan barang jadi, setengah jadi dan

bahan mentah, jumlah investasi, tingkat konsumsi dan penerimaan

pemerintah dari jumlah pajak tertentu yang mencerminkan keuntungan

perusahaan-perusahaan.”

Namun ternyata bahwa kenaikan kegiatan perekonomian ini tidak

terus menerus melainkan akan sampai kepada puncaknya untuk kemudian

mulai menurun, penjualan barang-barang dan jasa mulai menurun dan terus

meluas dengan dahsyatnya.

7

Page 8: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

Sedangkan menurut Kwik Kian Gie, (1999:3) mengemukakan ada dua

karakteristik krisis yaitu :

a. Krisis yang tidak sepandan antara kenaikan konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas produksi sehingga terjadi kelebihan kapasistas produksi, krisis ini dinamakan underconsumtion crisis.

b. Krisis yang disebabkan oleh terlampau besarnya investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional sudah lebih dari habis untuk berinvestasi dimana kemunigkinan untuk memperoleh modal asing pada suatu ketika akan tersendat. Kalau ini yang terjadi maka investasi akan menut\run yang mengakibatkan krisis dinamakan Overeinvestment crisis.

Dari gambaran seperti ini, penulis berpendapat bahwa masalah besar

yang dihadapi bangsa Indonesia hanya dapat diatasi dengan bantuan dari

luar negeri dengan bunga yang sangat lunak. Bantuan dana yang sifatnya

berbentuk sumbangan atau hutang sangat lunak, hanya merupakan bom

waktu saja yang akan meledak ketika jatuh tempo.

Sejak awal sudah dikenali, bahwa faktor penentu buat pengurangan

keparahan krisis ekonomi kita adalah nilai rupiah yang harus stabil pada

tingkat yang wajar, maka para ahli melakukan perhitungan nilai rupiah yang

realistik dan wajar, sebenarnya berapa, setelah nilai mata uang dari negara-

negara sekitarnya mengalami penurunan. Ketika nilai rupaiah berpluktuasi

dengan kecenderungan merosot terus, juga sudah dikenali bahwa kalau kurs

dollar stabil pada Rp. 10.000/dollar, sebagian besar pabrik akan tutup.

Inflansi meroket, yang juga ini berarti kemampuan daya beli masyarakat

menurun akan menimbulkan berbagai macam permasalahan kehidupan

termasuk masalah pendidikan.

C. Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan Pendidikan Krisis moneter yang terjadi sejak Juli tahun 1997 sampai sekarang

telah membawa akibat yang serius terhadap sendi-sendi perekonomian

nasional. Pendapatan masyarakat menurun drastis, harga-harga barang juga

naik tajam sehingga mencapai tingkat yang sebagian warga masyarakat sulit

menjangkaunya. Bahkan menurut para ahli, jika krisis ekonomi ini dibiarkan,

8

Page 9: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

akan terjadi proses pembodohan bangsa secara massal. Pasalnya akibat

krisis ekonomi, banyak masyarakat yang tidak bisa menjangkau harga

layanan pendidikan.

Secara khsus dampak krisis ekonomi yang terjadi pada masyarakat

dapat dikelompokan menjadi beberapa kemungkinan, diantaranya :

a) kemampuan ekonomi rendah dengan aspirasi pendidikan rendah;

b) kemampuan ekonomi rendah dengan aspirasi pendidikan tinggi; c)

kemampuan ekomomi tinggi dengan aspirasi pendidikan rendah; dan d)

kemampuan ekonomi tinggi dengan aspirasi pendidikan tinggi.

Kemampuan menyekolahkan anak bagi yang kemampuan

ekonominya rendah sangat rentan atas dampak krisis moneter. Keadaan ini

bisa dipahami karena struktur pengeluaran mereka sebagian besar adalah

untuk memenuhi kebutuhan primer. Hanya sebagian kecil pengeluaran

mereka yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder, seperti

untuk membiayai pendidikan. Oleh karena itu begitu penghasilan mereka

menurun atau bahkan hilang, maka untuk pembiayaan pendidikan akan

dikurangi atau bahkan dihentikan. Lebih dari itu, bagi kelompok ini,

penurunan dan hilangnya pendapatan keluarga akan menggerakan mereka

untuk mengarahkan kegiatan anak kepada sesuatu kegiatan produktif bagi

keluarga, daripada merngirim mereka ke sekolah. Kecendrungan ini terjadi

apabila angka putus sekolah atau drop out (DO) sebagian dari kelompok ini

meningkat.

Untuk membendung terjadinya drop out besar-besaran diperlukan

adanya kebijakan khusus dan cepat diantaranya : a) Bidang sosial ekonomi

kemasyarakatan yang mengembangkan proyek padat karya merupakan

salah satu alternatif yang sangat diharapkan; dan b) Bidang pendidikan,

pengembangan dan penambahan program-program beasiswa dapat

merupakan katup pengaman terjadinya gelombang drop out (DO).

Bagi kelompok yang kemampuan ekonominya rendah tetapi aspirasi

pendidikan tinggi, dapak krisis ekonomi mirip sebagaimana kelompok

pertama. Kelompok ini akan mengalami penurunan pendapatan atau bahkan

9

Page 10: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

hilang, yang menyebabkan mereka tidak lagi memiliki uang untuk membiayai

anak-anaknya sekolah. Hanya dikarenakan memiliki aspirasi pendidikan yang

tinggi, mereka tidak langsung drop out, melainkan mempertahankan anak-

anak mereka tetap bersekolah. Tetapi, upaya mempertahankan anak-anak

mereka untuk tetap bersekolah ada batasnya, karena itu ancaman drop out

membayangi kelompok ini. Jika mereka dihadapkan pada pilihan antara anak

meneruskan sekolah ke jenjang sekolah yang lebih tinggi atau tidak sekolah

dulu, mereka akan cenderung memilih yang kedua karena ketidakmampuan

menyediakan biaya.

Kebijakan yang diperlukan untuk kelompok ini diantaranya : a)

Membebaskan siswa dari segenap beban biaya pendidikan, baik SPP, BP3,

maupun untuk buku dan seragam; b) Pemberian beasiswa; dan c)

Pendayagunaan kemampuan sekolah sendiri dengan meningkatkan

solidaritas sosial di lingkungan sekolah.

Bagi kelompok yang mempunyai kemampuan ekonomi tinggi tetapi

aspirasi pendidikan rendah, dampak krisis ekonomi relatif tidak terlalu terasa.

Pendapatan kelompok ini juga akan menurun atau bahkan hilang, tetapi apa

yang dimiliki masih dapat menopang kehidupannya dengan baik dalam waktu

yang relatif lama. Demikian pula konsumtif, primer dan sekunder, bukan

merupakan masalah bagi kelompok ini. Namun, karena aspirasi pendidikan

mereka ini rendah, kenaikan biaya pendidikan bagi mereka akan

menekankan kemauan dan semangat menyekolahkan anak-anaknya.

Terutama, biaya pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Kebijakan

yang diperlukan agar kelompok ini tetap mempertahankan anak-anaknya

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi adalah menunda kenaikan uang

sekolah dari iuaran sekolah yang lain. Sampai batas waktu tertentu yang

diperkirakan gejolak ekonomi dapat dikendalikan, maka segala kebijakan

untuk menaikan biaya sekolah perlu dipertimbangkan masak-masak.

Bagi kelompok yang kemampuan ekonominya tinggi tetapi aspirasi

pendidikan tinggi, dampak krisis ekonomi tidak nampak. Artinya kemauan

dan kemampuan mereka menyekolahkan anak-anaknya tidak akan

10

Page 11: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

terganggu. Kemampuan ekonomi mereka bahkan harus bisa dimanfaatkan

bagi kebutuhan yang lain. Oleh karena itu, kebijakan yang diperlukan untuk

kelompok ini adalah mendorong mereka agar aktif membantu siswa yang

tidak mampu, terutama yang ada di sekolah masing-masing seperti Gerakan

Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA).

D. Dampak Krisis Ekonomi terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan

Krisis ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan,

seperti diungkapkan oleh Budiono dalam Mimbar Pendidikan No. 4 tahun

XVII, 1999:11) bahwa : “Mutu pendidikan ditentukan antara lain oleh kualitas

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, kualitas kepala sekolah

dalam memimpin dan menciptakan kultur sekolah yang kondusif, kualitas staf

administrasi dalam menjalankan tugasnya dengan baik, benar, tertib dan

cepat serta kualitas siswa dalam arti memiliki motivasi belajar yang tinggi

serta kualitas dukungan lingkungan khususnya dari orang tua siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berpendapat bahwa mutu

pendidikan akan berhasil jika semua komponen sekolah seperti kepala

sekolah, guru, siswa dan orang tua murid dapat bekerja sama dengan baik,

antara lain guru yang berkualitas dan siswa yang memiliki motivasi untuk

belajar serhingga proses belajar mengajar akan berhasil.

Krisis moneter menyebabkan pendapatan sktor riil yang diterima guru

semakin kecil, dikarenakan dengan menerima pendapatan yang tetap sama

harus digunakan membeli kebutuhan dengan harga yang sudah naik.

Menyusutnya pendapatan riil guru tersebut akan berpengaruh terhadap

proses belajar mengajar yang mereka laksanakan. Salah satu contohnya

banyak guru yang berdemonterasi menuntut kenaikan gaji.

Kehidupan guru sekarang ini termasuk dalam kelompok marginal atau

pas-pasan, itupun sebagian besar guru bersedia kerja ekstra, mengajar tidak

hanya disatu sekolah. Semakin mahalnya harga-harga barang kebutuhan

sehari-hari merupakan tambahan persoalan yang harus dihadapi guru. Tidak

pelak lagi, semangat kerja guru dapat merosot dan konsentrasi mereka

11

Page 12: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

mengajar akan terganggu karena persoalan hidup sehari-hari yang

meningkat, kalau dalam kondisi normal saja, kualitas guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar masih perlu untuk ditingkatkan,

apalagi dalam kondisi krisis moneter dewasa ini. Oleh karena itu, merosotnya

semangat kerja dan konsentrasi kerja guru merupakan ancaman langsung

terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Krisis ekonomi dan moneter mengharuskan pengkajian ulang atau

reorientasi kebijaksanaan pembiayaan lama disusun berdasarkan keadaan

sebelum krisis. Pelaksanaan harus secara sadar berpihak kepada lapisan

masyarakat miskin. Upaya tersebut mencakup untuk siswa, guru, kepala

sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.

1. Siswa. Sasaran beasiswa harus ditingkatkan dan diperluas. Beasiswa ini

ditujukan bagi mereka yang putus sekolah dan mereka yang akan

melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pengembangan

beasiswa ini sangat mendesak, untuk itu perlu dukungan birokrasi, yang

memberikan kemudahan di bidang administrasi keuangan. Pembebasan

pembayaran yang seharusnya dibayar siswa secara bulanan, caturwulan,

maupun tahunan dapat diberikan dalam jangka waktu tertentu, misalnya

satu atau dua tahun terutama dalam tahun-tahun keadaan ekonomi sulit.

Pebebasan biaya sekolah ini bisa juga diberikan secara multi years

seperti beasiswa. Pembebasan biaya sekolah ini tidak selalu di darah

terpencil tetapi juga dialami oleh orang tua siswa yang orang tuanya di

PHK (putus Hubungan Kerja).

2. Guru. Program peningkatan mutu guru melalui pelatihan perlu

ditingkatkan sehingga guru mampu mengelola kelas dengan baik,

meskipun kondisi siswa kurang memadai. Kegiatan MGMP (Musyawarah

Guru Mata Pelajaran) yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

guru diperkaya dengan pemberian insentif transport dan sebagainya yang

dapat meringankan bukan hanya pekerjaan tetapi juga kehidupan guru.

3. Kepala Sekolah. Kualitas manajemen kepala sekolah harus ditingkatkan.

Sasaran pada komponen ini adalah mengembangkan sekolah menjadi

12

Page 13: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

suatu unit mandiri yang bercorak sistem organik bukannya bercorak

sistem mekanik. Pada sistem mekanik kerusakan pada suatu alat dapat

segera diganti dengan alat lain dan sistem akan berfungsi kembali. Tetapi

tidak demikian pada sistem organik. Kalau sekolah tidak berfungsi dengan

baik tidak hanya dapat diperbaiki dengan mengganti onderdil yang tidak

baik, misalnya guru dilatih agar kualitanya semakin tinggi. Melainkan

fungsi sekolah harus didukung oleh semua orang yang ada pada sekolah.

Inti dari sistem organik adalah semua komponen sekolah, mulai dari

kepala sampai siswa dan bahkan orang tua siswa harus terlibat dan

bertanggung jawab utuk terlaksananya program pendidikan yang baik di

sekolah.

4. Orang tua siswa. Bertambahnya orang tua siswa dengan penghasilan

semakin rendah dan bahkan tidak berpenghasilan karena PHK dan

terjadinya krisis moneter. Oleh karena itu, pembangunan sekolah atau

ruang kelas baru serta kegiatan tehabilitasi gedung sekolah, baik di kota

maupun di desa akan menambah lapangan kerja bagi para penganggur

tersebut.

5. Masyarakat. Peran BP3 atau yang sekarang telah berubah nama menjadi

Dewan Sekolah untuk menunjang kegiatan sekolah harus ditingkatkan

sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat. Hal ini dimungkinkan

kalau terjadi kerjasama yang baik antara masyarakat dengan sekolah.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa usaha

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya akan mengalami hambatan yang cukup berarti, sehingga tujuan

membentuk pribadi-pribadi yang mantap, mandiri dan bertanggung jawab

dalam segi yang dilakukan oleh anak meningkat. Untuk mengatasi persoalan

itu, maka prioritas program pendidikan harus diarahkan pada pemerataan

pendidikan. Pendidikan harus diarahkan pada pembentukan mental yang

kuat serta pembentukan jiwa kewirausahaan, supaya ketergantungan kepada

orang lain menjadi berkurang.

13

Page 14: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil kajian yang penulis lakukan mengenai pengaruh krisis ekonomi

terhadap kegiatan pendidikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Krisis ekonomi dan moneter mengharuskan pengkajian ulang atau

reorientasi kebijaksanaan pembiayaan lama disusun berdasarkan

keadaan sebelum krisis. Pelaksanaan harus secara sadar berpihak

kepada lapisan masyarakat miskin. Upaya tersebut mencakup untuk

siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.

2. Krisis ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia hanya dapat diatasi

dengan bantuan dari luar negeri dengan bunga yang sangat lunak. Tetapi

bantuan dana yang sifatnya berbentuk sumbangan atau hutang sangat

lunak, hanya merupakan bom waktu saja yang akan meledak ketika jatuh

tempo.

3. Dampak krisis ekonomi yang terjadi pada masyarakat dapat

dikelompokan menjadi beberapa kemungkinan, diantaranya : a)

kemampuan ekonomi rendah dengan aspirasi pendidikan rendah;

b) kemampuan ekonomi rendah dengan aspirasi pendidikan tinggi; c)

kemampuan ekomomi tinggi dengan aspirasi pendidikan rendah; dan d)

kemampuan ekonomi tinggi dengan aspirasi pendidikan tinggi.

4. Kemampuan menyekolahkan anak bagi yang kemampuan ekonominya

rendah sangat rentan atas dampak krisis moneter. Hal ini karena struktur

pengeluaran mereka sebagian besar adalah untuk memenuhi kebutuhan

primer. Hanya sebagian kecil pengeluaran mereka yang dipergunakan

untuk memenuhi kebutuhan sekunder, seperti untuk membiayai

pendidikan. Oleh karena itu begitu penghasilan mereka menurun atau

bahkan hilang, maka untuk pembiayaan pendidikan akan dikurangi atau

bahkan dihentikan. Penurunan dan hilangnya pendapatan keluarga akan

14

Page 15: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

menggerakan mereka untuk mengarahkan kegiatan anak kepada sesuatu

kegiatan produktif bagi keluarga, daripada merngirim mereka ke sekolah.

Sehingga menimbulkan angka putus sekolah atau drop out (DO).

B. SaranSelain kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis juga dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi terjadinya drop out besar-besaran

diperlukan adanya kebijakan khusus dan cepat diantaranya : a) Bidang

sosial ekonomi kemasyarakatan yang mengembangkan proyek padat

karya merupakan salah satu alternatif yang sangat diharapkan; dan b)

Bidang pendidikan, pengembangan dan penambahan program-program

beasiswa dapat merupakan katup pengaman terjadinya gelombang drop

out (DO).

2. Bagi kelompok yang kemampuan ekonominya tinggi tetapi

aspirasi pendidikan tinggi, dampak krisis ekonomi tidak nampak. Artinya

kemauan dan kemampuan mereka menyekolahkan anak-anaknya tidak

akan terganggu. Kemampuan ekonomi mereka bahkan harus bisa

dimanfaatkan bagi kebutuhan yang lain. Oleh karena itu, kebijakan yang

diperlukan untuk kelompok ini adalah mendorong mereka agar aktif

membantu siswa yang tidak mampu, terutama yang ada di sekolah

masing-masing seperti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA).

3. Bagi pembuat kebijakan, prioritas program pendidikan

harus diarahkan pada pemerataan pendidikan. Pendidikan harus

diarahkan pada pembentukan mental yang kuat serta pembentukan jiwa

kewirausahaan, supaya ketergantungan kepada orang lain menjadi

berkurang.

15

Page 16: Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kegiatan … · Web viewMenyusul krisis multidimesi jumlah anak putus sekolah sekarang diperkirakan sudah mencapai angka kritis yaitu 12 juta orang

DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadiredja, 1990, Pengantar Ekonomika, Jakarta : BPFE.

Cristianto Wibisono, 1998, Menelusuri Krisis Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ian J. Humphreys, 1995, Pengetahuan Ekonomi untuk Orang Awam, Jakarta : Arcan.

Kwik Kian Gie, 1999. Ekonomi Indonesia dalam Krisis dan Transisi Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Paul Hirst dan Graham Thompson, 1996, Globalization in Question, Peling Press.

Sjahrir, 1995, Analisis Ekonomi Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mimbar Pendidikan . 1998. Nomor 4, Kantor Ikatan Alumni IKIP Bandung .

16