34
Case Report Session RINITIS AKUT BAKTERIALIS Oleh : YOBI SYUMARTA 0910311019 TITA BERLIANA RIADI 1110312122 Preseptor : Dr. Sukri Rahman, Sp.THT-KL BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Crs Tita Yobi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hj

Citation preview

Page 1: Crs Tita Yobi

Case Report Session

RINITIS AKUT BAKTERIALIS

Oleh :

YOBI SYUMARTA 0910311019

TITA BERLIANA RIADI 1110312122

Preseptor :

Dr. Sukri Rahman, Sp.THT-KL

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

2015

Page 2: Crs Tita Yobi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI......................................................................................................………...2BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………3BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……..……………………………………………….4BAB III. LAPORAN KASUS …………….……………………………………….....10BAB IV. DISKUSI……………………………………………………………………23DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..................45

2

Page 3: Crs Tita Yobi

BAB I

PENDAHULUAN

Rinitis diartikan sebagai proses inflamasi yang terjadi pada membran mukosa hidung,

yang ditandai dengan gejala hidung seperti panas di rongga hidung, rinore, dan hidung

tersumbat. Secara garis besar, rhinitis dibagi menjadi 2 bagian yaitu rhinitis non alergik dan

alergi. Gejala-gejala hidung yang berlangsung kronis tanpa penyebab alergi disebut rhinitis

non alergik. Sedangkan bila didapati adanya penyebab penyebab alergi (alergen) dikenal

dengan rhinitis alergik. Karakteristik gejala pada rhinitis non alergik sering susah dibedakan

dengan rhinitis alergik. Oleh karena itu, hasil negatif dari tes sensitivitas yang diperantarai

IgE teradap aeroallergen yang relevan penting untuk digunakan dalam konfirmasi diagnosis.

Perlu diketahui, bahwa tes kulit positif pada aeroallergen yang tidak relevan dapa terjadi pada

rinitis non alergik. 1

Rinitis non alergik sangat mudah untuk dikenali. Tetapi walaupun demikian,

insidensinya belum diketahui dengan pasti. Penelitian epidemiologi dan percobaan terapi

baru-baru ini meningkatkan pengetahuan dalam mencermati frekuensi dan modalitas terapi

yang efektif untuk penyakit ini.

Rinitis non alergik dapat juga disebabkan oleh infeksi yang dibagi atas dua bagian

besar, yaitu rinitis akut dan rinitis kronis. Rinitis akut terdiri dari rinitis virus, rinitis bakteri

dan rinitis iritan. Sedangkan yang termasuk dalam rinitis kronis adalah rinitis simplek kronis,

rinitis hipertrofi, rinitis atrofi, rinitis sika, dan rinitis kaseosa. Hampir setengah dari pasien

yang datang dengan gejala-gejala hidung tersebut diatas menderita rinitis akut. 1,2

3

Page 4: Crs Tita Yobi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Hidung

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah: 1

1. pangkal hidung (bridge),

2. batang hidung (dorsum nasi),

3. puncak hidung (hip),

4. ala nasi,

5. kolumela dan

6. lubang hidung (nares anterior).

Gambar 1.6. Anatomi Hidung Bagian Luar

Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior

dan superior. Dinding medial hidung ialah septum nasi. Pada dinding lateral terdapat 4 buah

konka. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih

4

Page 5: Crs Tita Yobi

kecil adalah konka media, lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil

disebut konka suprema. Konka suprema disebut juga rudimenter. 1

Gambar 1.7. Anatomi Hidung Bagian Dalam

2.2 Definisi

Rinitis akut adalah radang akut pada mukosa hidung dapat disebabkan karena infeksi

virus, bakteri, ataupun iritan, yang sering ditemukan karena menifestasi dari rinitis simplek

(common cold), influenza, penyakit eksantem (seperti morbili, variola, vericela, pertusis),

penyakit spesifik, serta sekunder dari iritasi local atau trauma.1,3

2.3 Klasifikasi dan Etiologi2,4

Rinitis akut terdiri atas 3 tipe, yaitu

a. Rinitis virus

Rinitis virus terbagi 3, yaitu:

Rinitis simplek (pilek, Selesema, Comman Cold, Coryza)

Etiologi. Rinitis simplek disebabkan oleh virus. Infeksi biasanya terjadi melalui

droplet di udara. Beberapa jenis virus yang berperan antara lain, adenovirus,

5

Page 6: Crs Tita Yobi

picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus, coxsakievirus, dan ECHO. Masa

inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam 2-3 minggu.

Gambaran klinis. Pada awalnya terasa panas di daerah belakang hidung, lalu segera

diikuti dengan hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang berulang-ulang. Pasien

merasa dingin, dan terdapat demam ringan. Mukosa hidung tampak merah dan

membengkak. Awalnya, secret hidung (ingus) encer dan sangat banyak. Tetapi bisa

jadi mukopurulen bila terdapat invasi sekunder bakteri, seperti Streptococcus

Haemolyticus, pneumococcus, staphylococcus, Haemophillus Influenzae, Klebsiella

Pneumoniae, dan Mycoplasma Catarrhalis.

Pengobatan. Tirah baring sangat diperlukan untuk mencegah penyakit semakin berat.

Pasien disarankan minum air lebih dari biasanya. Gejala-gejalanya dapat diatasi

dengan pemberian antihistamin dan dekongenstan. Analgesikberguna untuk mengatasi

sakit kepala, demam dan myalgia. Analgesik yang tidak mengandung aspirin lebih

dianjurkan karena aspirin dapat menyebabkan virus semakin berkembang biak.

Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder bakteri.

Komplikasi. Rinitis akut biasanya dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan membaik

secara spontan setelah 2-3 minggu, tetapi kadang-kadang, komplikasi seperti sinusitis,

faringitis, tonsiitis, bronchitis, pneumonia dan otitis media dapat terjadi.

Rinitis Influenza

Virus influenza A,B atau C berperan dalam penyakit ini. Tanda dan gejalanya mirip

denagn common cold. Komplikasi sehubungan dengan infeksi bakteri sering terjadi.

Rinitis Eksantematous

6

Page 7: Crs Tita Yobi

Morbili, varisela, variola, dan pertusis, sering berhubungan dengan rinitis, dimana

didahului dengan eksantemanya sekita 2-3 hari. Infeksi sekunder dan komplikasi lebih

sering dijumpai dan lebih berat.

b. Rinitis Bakteri

Rinitis bakteri dibagi 2, yaitu:

Infeksi Non-spesifik

Infeksi non-spesifik dapat terjadi secara primer ataupun sekunder.

Rinitis bakteri primer. Tampak pada anak dan biasanya akibat dari infeksi

pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus. Membrane putih keabu-abuan

yang lengket dapat terbentuk di rongga hidung, yang apabila diangkat dapat

menyebabkan pendarahan.

Rinitis bakteri sekunder. Merupakan akibat dari infeksi bakteri pada rinitis viral akut

Rinitis difteri

Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Rinitis difteri dapat bersifat

primer pada hidung atau sekunder pada tenggorokan dan dapat terjadi dalam bentuk

akut atau kronis. Dugaan adanya rinitis difteri harus dipikirkan pada penderita dengan

riwayat imunisasi yang tidak lengkap. Gejala rinitis akut ialah demam, toksemia,

terdapat limfadenitis, dan mungkin ada paralisis otot pernafasan. Pada hidung ada

ingus yang bercampur darah. Membrane keabu-abuan tampak menutup konka inferior

dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat dapat terjadi

perdarahan. Ekskoriasi berupa krusta coklat pada nares anterior dan bibir bagian atas

7

Page 8: Crs Tita Yobi

dapat terlihat. Terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik, dan antitoksin

difteri.

c. Rinitis Iritan

Tipe rinitis akut ini disebabkan oleh paparan debu, asap atau gas yang bersifat iritatif

seperti ammonia, formalin, gas asam dan lain-lain. Atau bisa juga disebabkan oleh trauma

yang mengenai mukosa hidung selama masa manipulasi intranasal, contohnya pada

pengangkatan corpus alienum. Pada rinitis iritan terdapat reaksi yang terjadi segera yang

disebut dengan “immediate catarrhal reaction” bersamaan dengan bersin, rinore, dan hidung

tersumbat. Gejalanya dapat sembuh cepat dengan menghilangkan faktor penyebab atau dapat

menetap selama beberapa hari jika epitel hidung telah rusak. Pemulihan akan bergantung

pada kerusakan epitel dan infeksi yang terjadi karenanya.

2.4 Tanda dan Gejala

Rasa panas, kering dan gatal di dalam hidung, bersin, hidung tersumbat, dan

terdapatnya ingus yang encer hingga mukopurulen. Mukosa hidung dan konka berubah warna

menjadi hiperemis dan edema. Biasanya diikuti juga dengan gejala sistemik seperti demam,

malaise dan sakit kepala.1

Pada rinitis influenza, gejala sistemik umumnya lebih berat disertai sakit pada otot.

Pada rinitis eksantematous, gejala terjadi sebelum tanda karekteristik atau ruam muncul.

Ingus yang sangat banyak dan bersin dapat dijumpai pada rinitis iritan.

2.5 Diagnosis

Rinitis akut umumnya didiagnosis dari gambaran klinisnya. Walaupun pada dasarnya

memiliki tanda dan gejala yang hampir sama, tetapi terdapat juga beberapa karekteristik yang

8

Page 9: Crs Tita Yobi

khas membedakannya. Pada rinitis bakteri difteri, diagnosis pasti ditegakkan dengan

pemeriksaan kuman dari secret hidung.1

2.6 Terapi dan Pencegahan

Rinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara spontan setelah

kurang lebih 12 minggu. Karena itu umumnya terapi yang diberikan lebih bersifat

simptomatik, seperti analgetik, antipiretik, nasal dekongestan dan antihistamin disertai

dengan istirahat yang cukup. Terapi khusus tidak diperlukan kecuali bila terdapat komplikasi

seperti infeksi sekunder bakteri, maka antibiotik perlu diberikan.1,3,4

2.7 Komplikasi

a. Otitis media akut

b. Sinusitis Paranasalis

c. Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laring, tracho bronchitis,

pneumonia

d. Akibat tidak langsung pada penyakit-penyakit lain yaitu jantung dan asma

bronkial

9

Page 10: Crs Tita Yobi

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.SA

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Suku Bangsa : Minang

Alamat : Batusangkar

ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berumur 20 tahun datang ke Poli THT RS DR.M Djamil Padang

pada tanggal 3 September 2015, dengan :

Keluhan Utama :

Pilek sejak 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Pilek sejak 2 minggu yang lalu, ingus kental berwarna kekuningan, berbau.

- Demam sejak 2 minggu yang lalu, tidak tinggi, hilang timbul, menggigil tidak ada,

kejang tidak ada.

- Telinga kanan dan kiri berair sejak ± 15 tahun yang lalu, hilang timbul warna

kekuningan, tidak bercampur darah, kental dan berbau. Pasien mengalami batuk pilek

1 minggu sebelumnya dan tidak diobati.

10

Page 11: Crs Tita Yobi

- Telinga kanan dan kiri kembali berair sejak 3 tahun yang lalu, hilang timbul warna

kekuningan, tidak bercampur darah, kental dan berbau. Tidak diobati

- Pendengaran telinga kiri dan kanan berkurang sejak 3 tahun yang lalu

- Telinga kiri dan kanan terasa penuh, hilang timbul

- Telinga berdenging hilang timbul

- Riwayat nyeri telinga tidak ada

- Riwayat mengorek-ngorek telinga tidak ada

- Riwayat bengkak dibelakang telinga kanan kiri tidak ada

- Riwayat bersin-bersin di pagi hari tidak ada.

- Riwayat mata merah, gatal dan berair tidak ada

- Riwayat nyeri pada wajah tidak ada.

- Riwayat nyeri tenggorokan tidak ada

- Riwayat suara serak tidak ada

- Nyeri kepala hebat tidak ada

- Pusing berputar tidak ada

- Nyeri menelan tidak ada

- Riwayat penurunan kesadaran tidak ada

- Wajah mencong tidak ada

- Riwayat bersin – bersin, lebih dari lima kali di pagi hari tidak ada

- Pasien sebelumnya sudah pernah berobat ke dokter, kontrol tidak teratur, berobat jika

ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien pernah menderita telinga berair saat berusia 5 tahun, saat itu demam,

batuk pilek kemudian telinga kiri dan kanan nyeri dan berair. Sejak saat itu

11

Page 12: Crs Tita Yobi

pasien sering mengeluhkan telinga nyeri dan keluar air terus menerus terutama

jika demam.

- Riwayat nyeri menelan berulang ada sejak TK

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama seperti pasien.

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita riwayat atopi.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan:

- Pasien tidak bekerja

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : CMC

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Frekuensi nadi : 72 x/menit

Frekuensi nafas : 18 x/menit

Suhu : 37,4 ˚C

Pemeriksaan Sistemik

Kepala : normocephal

Mata : Konjungtiva tidak anemis

Sklera tidak ikterik

Paru : dalam batas normal

Jantung : dalam batas normal

Abdomen : hepar dan lien tidak teraba

Extremitas : CRT < 2 dtk, edem (–/-)

12

Page 13: Crs Tita Yobi

STATUS LOKALIS THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Daun Telinga

Kel. Kongenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Dinding Liang

Telinga

Cukup lapang (N)

/Sempit

Cukup lapang Cukup lapang

Hiperemi Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Membran timpani

Sekret

Bau Tidak ada Tidak ada

Warna - -

Jumlah - -

Jenis - -

Utuh

Warna Putih Putih

Refleks cahaya - -

Bulging Tidak ada Tidak ada

Retraksi Tidak ada Tidak ada

Atrofi Tidak ada Tidak ada

Perforasi

Jumlah perforasi Satu Satu

Jenis Sentral Sentral

Kwadran Antero-inferior Postero-inferior

Pinggir Rata, memutih,

menebal

Rata, memutih,

menebal

Gambar

13

Page 14: Crs Tita Yobi

Mastoid

Tanda radang Tidak ada Tidak ada

Fistel Tidak ada Tidak ada

Sikatrik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Tes Garpu tala

Rinne Negatif Negatif

Schwabach Memanjang Memanjang

Weber Tidak ada lateralisasi

Kesimpulan Gangguan pendengaran konduktif ADS

Audiometri

Hidung

Pemeriksaan Kelainan

Hidung luar

Deformitas Tidak ada

Kelainan kongenital Tidak ada

Trauma Tidak ada

Radang Tidak ada

Massa Tidak ada

Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dextra Sinistra

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Rinoskopi Anterior

Vestibulum Vibrise Ada Ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Kavum nasi Cukup lapang

Sempit

Lapang

Sempit Sempit

14

Page 15: Crs Tita Yobi

Sekret Lokasi KOM KOM

Jenis Mukopurulen Mukopurulen

Jumlah Sedikit Sedikit

Bau Ada Ada

Konka inferior Ukuran eutrofi Eutrofi

Warna Hiperemis Hiperemis

Permukaan Licin Licin

Edema Ada Ada

Konka media Ukuran eutrofi Eutrofi

Warna Hiperemis Hiperemis

Permukaan Licin Licin

Edema Ada Ada

Septum Cukup lurus/deviasi Cukup lurus

Permukaan Licin

Warna Merah muda

Spina Tidak ada

Krista Tidak ada

Abses Tidak ada

Perforasi Tidak ada

Massa Lokasi

Tidak ada Tidak ada

Bentuk

Ukuran

Permukaan

Warna

Konsistensi

Mudah digoyang

Pengaruh

vasokonstriktor

Gambar

Rinoskopi Posterior

15

Page 16: Crs Tita Yobi

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Koana

Cukup lapang (N)

Sempit

Lapang

Cukup lapang Cukup lapang

Mukosa

Warna Hiperemis Hiperemis

Edem Ada Ada

Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada

Konka inferior

Ukuran eurtrofi Eutrofi

Warna Hiperemis Hiperemis

Permukaan Licin Licin

Edem Ada Ada

Adenoid Ada/tidak Tidak ada Tidak ada

Muara tuba

eustachius

Tertutup sekret Tidak Tidak

Edem mukosa Tidak ada Tidak ada

Massa

Lokasi

Tidak ada Tidak adaUkuran

Bentuk

Permukaan

Post Nasal Drip Ada/tidak Tidak ada Tidak ada

Jenis Tidak ada Tidak ada

Orofaring dan Mulut

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Palatum mole +

Arkus faring

Simetris/tidak Simetris Simetris

Warna Merah muda Merah muda

Edema Tidak ada Tidak ada

Bercak/eksudat Tidak ada Tidak ada

Dinding Faring Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Tonsil Ukuran T1 T1

Warna Merah muda Merah Muda

Permukaan Rata Rata

Kripti Tidak melebar Tidak melebar

Detritus Tidak ada Tidak ada

16

Page 17: Crs Tita Yobi

Eksudat Tidak ada Tidak ada

Perlengketan

dengan pilar

Tidak ada Tidak ada

Peritonsil Warna Merah muda Merah muda

Edema Tidak ada Tidak ada

Abses Tidak ada Tidak ada

Tumor Lokasi

Tidak ada

Bentuk

Ukuran

Permukaan

Konsistensi

GigiKaries/radiks Tidak Ada Tidak ada

Kesan Hygiene mulut baik

Lidah

Warna Merah muda

Bentuk Normal

Deviasi Tidak ada

Massa Tidak ada

Gambar

Laringoskopi Indirek

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Epiglotis

Bentuk Kubah

Warna Merah muda

Edema Tidak ada

Pinggir rata/tidak Rata

Massa Tidak ada

Ariteniod

Warna Merah muda Merah muda

Edema Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Gerakan Simetris Simetris

17

Page 18: Crs Tita Yobi

Ventrikular band

Warna Merah muda Merah muda

Edema Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Plica vokalis

Warna Merah muda Merah muda

Gerakan Simetris Simetris

Pinggir medial Rata Rata

Massa Tidak ada Tidak ada

Subglotis/trakea Massa Tidak ada Tidak ada

Sekret Tidak ada Tidak ada

Sinus piriformis Massa Tidak ada Tidak ada

Sekret Tidak ada Tidak ada

Valekula Massa Tidak ada Tidak ada

Sekret ( jenisnya ) Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher

Inspeksi : Tidak tampak pembesaran KGB di regio kolli dextra et sinistra

Palpasi : Tidak teraba pembesaran KGB di regio kolli dextra et sinistra

DIAGNOSIS KERJA

Rhinitis Akut Bakterialis

Otitis media supuratif kronis tipe aman fase tenang

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Anjuran : Audiometri

Terapi

Medikamentosa :

- Cefadroxil 2 x 500 mg

18

Page 19: Crs Tita Yobi

- Hcl Efedrin 3 x 25 mg

- Paracetamol 3 x 500 mg

Pembedahan :

Tympanoplasti ADS

Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Nasihat

Hindari masuk air ke telinga

Jaga telinga tetap kering

Jika menderita demam, batuk, pilek, gigi berlubang segera berobat.

19

Page 20: Crs Tita Yobi

RESUME

1. Anamnesis

Pilek sejak 2 minggu yang lalu, ingus kental berwarna kekuningan, berbau.

Demam sejak 2 minggu yang lalu, tidak tinggi, hilang timbul, menggigil tidak ada,

kejang tidak ada.

Telinga kanan dan kiri berair sejak ± 15 tahun yang lalu, hilang timbul warna

kekuningan, tidak bercampur darah, kental dan berbau. Pasien mengalami batuk pilek

1 minggu sebelumnya dan tidak diobati.

Telinga kanan dan kiri kembali berair sejak 3 tahun yang lalu, hilang timbul warna

kekuningan, tidak bercampur darah, kental dan berbau. Tidak diobati

Pendengaran telinga kiri dan kanan berkurang sejak 3 tahun yang lalu

Telinga kiri dan kanan terasa penuh, hilang timbul

Telinga berdenging hilang timbul

Pasien pernah menderita telinga berair saat berusia 5 tahun, saat itu demam, batuk

pilek kemudian telinga kiri dan kanan nyeri dan berair. Sejak saat itu pasien sering

mengeluhkan telinga nyeri dan keluar air terus menerus terutama jika demam.

Riwayat nyeri menelan berulang ada sejak SD

Pasien sebelumnya sudah pernah berobat ke dokter, kontrol tidak teratur, berobat jika ada keluhan.

2. Pemeriksaan Fisik

Telinga :

AD : liang telinga lapang, sekret tidak ada,serumen tidak ada, membran timpani

perforasi jumlah satu, jenis sentral, lokasi antero-inferior, pinggir rata, warna memutih

dan menebal

20

Page 21: Crs Tita Yobi

AS : liang telinga lapang, sekret tidak ada, serumen tidak ada, membran timpani

perforasi jumlah satu, jnis sentral, lokasi postero-inferior, pinggir rata, warna memutih

dan menebal.

Hidung :

KND : kavum nasi sempit, sekret ada, jenis mukopurulen, lokasi di KOM, konka

inferior edema dan hiperemis, konka media edema dan hiperemis, septum cukup lurus

KNS : kavum nasi sempit, sekret ada, jenis mukopurulen, lokasi di KOM, konka

inferior edema dan hiperemis, konka media edema dan hiperemis, septum cukup

lurus.

Tenggorok :

Uvula letak ditengah, arkus faring simetris, tonsil T1-T1, dinding posterior faring

tenang.

3. Pemeriksaan Penunjang

Anjuran : Audiometri

4. Diagnosis Kerja

Rhinitis Akut Bakterialis

Otitis media supuratif kronis tipe aman fase tenang

5. Rencana Terapi

Medikamentosa :

- Cefadroxil 2 x 500 mg

- Hcl Efedrin 3 x 25 mg

- Paracetamol 3 x 500 mg

Edukasi :

- Hindari masuk air ke telinga

- Jaga telinga tetap kering

21

Page 22: Crs Tita Yobi

- Jika menderita demam, batuk, pilek, gigi berlubang segera berobat.

Pembedahan :

Tympanoplasti ADS

22

Page 23: Crs Tita Yobi

BAB IV

DISKUSI

Pasien wanita 20 tahun datang ke poli THT-KL RSUP DR. M. DJAMIL Padang pada

tanggal 3 September 2015 dengan keluhan utama pilek sejak 2 minggu yang lalu. Dari

anamnesis didapatkan adanya pilek sejak 2 minggu yang lalu, ingus kental berwarna

kekuningan, berbau. Demam sejak 2 minggu yang lalu, tidak tinggi, hilang timbul. Riwayat

bersin-bersin di pagi hari tidak ada, riwayat mata merah, gatal, dan berair tidak ada. Riwayat

nyeri pada wajah tidak ada, riwayat nyeri tenggorokan dan suara serak tidak ada. Terasa

menelan dahak tidak ada.

Pemeriksaan hidung didapatkan KND : kavum nasi sempit, sekret ada, jenis

mukopurulen, lokasi di KOM, konka inferior edema dan hiperemis, konka media edema dan

hiperemis, septum cukup lurus. KNS : kavum nasi sempit, sekret ada, jenis mukopurulen,

lokasi di KOM, konka inferior edema dan hiperemis, konka media edema dan hiperemis,

septum cukup lurus.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dipikirkan adanya rhinitis akut, berdasarkan

etiologi dipikirkan kemungkinan penyebab ialah infeksi bakteri, karena ditemukan adanya

sekret yang berjenis mukopurulen. Pada pasien juga tidak ditemukan tanda-tanda penyebaran

infeksi ke sinus paranasal, faring dan laring. Sehingga ditegakkan diagnosis utama rhinitis

bakterialis.

Dari literature didapatkan bahwa komplikasi yang sering dari infeksi saluran nafas

atas pada anak-anak adalah OMA yang bisa berlanjut menjadi OMSK bila tidak diobati. Hal

ini terjadi karena anatomi tuba eustachius pada anak-anak yang lebih datar dan pendek., juga

keadaan kelenjar adenoid yang kebanyakan masih mengalami hipertrofi.

23

Page 24: Crs Tita Yobi

Pada pasien ini didapatkan riwayat telinga kanan dan kiri berair sejak lebih kurang 15

tahun yang lalu, hilang timbul warna kekuningan, tidak bercampur darah, kental dan berbau.

Pasien mengalami batuk pilek 1 minggu sebelumnya dan tidak diobati. Dari pemeriksaan

fisik didapatkan adanya : telinga kanan : liang telinga lapang, sekret tidak ada, serumen tidak

ada, membran timpani perforasi jumlah satu, jenis sentral, lokasi antero inferior, pinggir rata,

warna memutih dan menebal. Telinga kiri : liang telinga lapang, sekret tidak ada, serumen

tidak ada, membran timpani perforasi jumlah satu, jenis sentral, lokasi postero inferior,

pinggir rata, warna memutih dan menebal. Sehingga didapatkan diagnosis sekunder OMSK.

Keluhan telinga berair dirasakan hilang timbul, serta jenis perforasi yang sentral dan

tidak ditemukannya koleasteatom pada pasien sesuai dengan gejala dari OMSK tipe jinak.

Saat pemeriksaan tidak ditemukan adanya sekret pada kedua telinga, sehingga ditegakkan

diagnosis sekunder OMSK tipe jinak fase tenang.

Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan antibiotik cephadroxil 2 x 500 mg, karna

dicurigai penyebab rhinitis akutnya adalah bakteri. Pemberian efedrin HCL 3 x 25 mg

bertujuan untuk mengurangi edema dan membuka sumbatan pada tuba eustachius.

Terapi operatif berupa timpanoplasty bertujuan untuk menghentikan infeksi secara

permanen, memperbaiki merbran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi

atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. Oleh karena

itu disarankan untuk melakukan tindakan timpanoplasty ADS.

24

Page 25: Crs Tita Yobi

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA., et al, 2007. editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI

2. Boies., 1997. Buku ajar Penyakit THT. Edisi keenam.EGC. Jakarta: EGC

3. Dhingra, 2007. Acute and Chronic Rhinitis. Dalam Dhingra P.L. Disease of Ear, Nose

and Throat. Edisi 4. New Delhi. Hal: 145-2

4. Adam G.L., Boeis L.R., Hingler P.A., 1997. Rinitis. Dalam Buku Ajar Penyakit THT.

Edisi 6. Jakarta. ECG. Hal: 206-8

25