CRS SARAF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CRS SARAF

Citation preview

LAPORAN KASUS SARAFTrainer : dr. Arum Kartika Dewi

Oleh :1. Wendhi Haryo Suwarno H2A0080442. Alifia AssyifaH2A0100023. Anita Mayasari H2A0100064. Devi Yanuar PermatasariH2A0100115. Eka Budhiarti H2A0100146. Fitria Wijayanti H2A0100197. Hera Dwi Priharti H2A0100238. Iqbal Donarika Widagdo H2A0100269. Oktavia Candra Utami H2A01003810. Syarifah Alfi Azzulfa A. H2A010048

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2014

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, karena pasokan darah ke otak terganggu, yang terjadi secara cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian.1Stroke merupakan masalah utama kesehatan di negara maju, stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak dan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Di Amerika serikat ada 500.000 populasi yang terserang stroke baru dan 200.000 serangan stroke ulang pertahun.2Stroke menduduki posisi ketiga di Indonesia setelah jantung dan kanker. Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan bahwa 63,52 per 100.000 penduduk indonesia berumur di atas 65 tahun ditaksir menderita stroke. Sebanyak 28.5 % penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total hanya lima belas persen saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke atau kecacatan. Di Indonesia kejadian stroke iskemik lebih sering ditemukan dibandingkan stroke hemoragik.2Setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, preventif, dan prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnya serupa. secara garis besar stroke dapat dibagi menjadi Stroke iskemik (sekitar 80% - 85% stroke terjadi) dan stroke haemoragik (sekitar 15% - 20% stroke terjadi).1,3Stroke iskemik terjadi akibat obstruksi atau bekuan disatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Stroke haemoragik terjadi akibat tekanan darah yang sangat tinggi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan peredaran darah otak.1,3

KASUSSeorang laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan secara tiba-tiba.

1. IDENTITAS PASIENNama: Tn.suyatnoUmur: 64thAgama: islam Status: menikahAlamat: Mrican Pekerjaan: pensiunan PNS

2. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada istri pasien dan autoanamnesis pada hari Senin 7 april 2014 jam 10.00 WIB. a. Keluhan Utama : Tubuh bagian kiri tidak bisa digerakan.b. Riwayat Penyakit Sekarang :Kurang lebih 4 jam yang lalu pasien mengeluh tangan dan kaki kiri tidak bisa digerakkan. Keluhan timbul secara tiba-tiba pada saat menonton televisi. Keluhan dirasakan terus-menerus sampai mengganggu kegiatan. Pasien mengeluh bicara pelo, mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), demam (-),Gangguan BAK dan BAB (-) dan kehilangan kesadaran (-). c. Riwayat Penyakit Dahulu :Dulu belum pernah seperti ini. Riwayat stroke: disangkal Riwayat hipertensi: diakui tapi tidak terkontrol, terakhir kontrol 1 minggu yang lalu. Riwayat DM: disangkal Riwayat kolesterol: disangkal Riwayat jantung: disangkal Riwayat trauma kepala: disangkal Riwayat mondok sebelumnya: disangkal Alergi makanan: disangkal Alergi obat: disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga :1. Riwayat stroke:diakui (ayah) 2. Riwayat hipertensi: diakui (ayah) 3. Riwayat jantung: disangkal4. Riwayat DM: disangkal5. Alergi makanan: disangkal6. Alergi obat: disangkal

e. Riwayat Pribadi :1. Kebiasaan olah raga: seminggu 1 kali2. Riwayat merokok: diakui (kadang-kadang)3. Riwayat minum alkohol: disangkal4. Konsumsi makanan berlemak: disangkal5. Riwayat stress: disangkal

f. Riwayat Sosial Ekonomi :Pasien sebagai pensiunan PNS. Biaya pengobatan ditanggung asuransi (ASKES).Kesan Ekonomi : cukup

3. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 april 2014 Pukul 10.15 WIBKeadaan umum: tampak lemah Kesadaran: compos mentis, GCS 15 (E4V5M6)Status gizi: kesan baik Vital sign1. TD : 170/110 mmHg (hipertensi grade II)2. Nadi: 86 x/menit (regular, isi dan tegangan cukup)3. RR: 14 x/menit (reguler)4. Suhu: 37 C (aksiler)B. Status Internus1. Kulit: warna sawo matang, turgor kulit turun (-), ikterik (-), petekie (-)2. Kepala: kesan mesosefal, rambut hitam lurus, luka (-)3. Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, central, reguler dan isokor 3mm, reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+), 4. Hidung: nafas cuping hidung (-), sekret (-)5. Telinga :serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)6. Mulut:bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-), bibir tampak tertarik ke arah kanan.7. Leher:pembesaran kelenjar limfe (-),pembesaran kelenjar tyroid (-), deviasi trakea (-), kaku kuduk (-), tes lhermite (tidak bisa dilakukan).8. Thorax:Paru Paru depan Paru belakang

Inspeksi Statis

DinamisNormochest, simetris, kelainan kulit (-/-), sudut arcus costa dalam batas normal, ICS dalam batas normal

Pengembangan pernafasan paru Normal Normochest, simetris, kelainan kulit (-/-)

Pengembangan pernapasan paru normal

Palpasi

Simetris (N/N), Nyeri tekan (-/-), ICS dalam batas normal, taktil fremitus dalam batas normalSimetris (N/N), Nyeri tekan (-/-), ICS dalam batas normal, taktil fremitus dalam batas normal

PerkusiKanan

KiriSonor seluruh lapang paru

Sonor seluruh lapang paru.Sonor seluruh lapang paru

Sonor seluruh lapang paru.

Auskultasi

Suara dasar vesicular, Ronki (-/-), Wheezing (-/-)Suara dasar vesicular, Ronki (-/-), Wheezing (-/-)

Tampak anterior paruTampak posterior paru

SD : vesikuler SD : vesikulerST : ronki (-), wheezing (-) ST :ronki (-), wheezing (-)Jantung Inspeksi: ictus cordis tidak tampak Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)Perkusi : batas atas : ICS II linea parasternal sinistrapinggang jantung: ICS III linea parasternal sinsitra batas kanan bawah: ICS V linea sternalis dextrakiri bawah : ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistraKonfigurasi jantung (dalam batas normal)Auskultasi : regularSuara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)

Abdomen Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)Auskultasi : Bising usus 10x/menit (normal) Perkusi : Timpani seluruh regio abdomenPekak sisi (+) normal, pekak alih (-) Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistraPalpasi: Nyeri tekan epigastrum (-),Tidak teraba pembesaran heparLien dan ginjal tidak teraba

F. Status NeurologisUMUM1. Kesadaran: Compos mentis2. Kuantitas: GCS 15 (E4V5M6)3. Kualitas: Tingkah laku: wajarPerasaan hati: baik4. Orientasi: Tempat: baik, Waktu: baik, Orang: baik, Sekitar: baik5. Jalan pikiran: baik6. Kecerdasan: baik7. Daya ingat baru: baik8. Daya ingat lama: baik9. Kemampuan bicara: disatria10. Sikap tubuh: sulit dinilai11. Cara berjalan: sulit dinilai12. Gerakan abnormal: tidak ada

BADAN1. Trofi otot punggung : atrofi (-) , hipertrofi (-)2. Trofi otot dada : atrofi (-) , hipertrofi (-)3. Nyeri membungkukkan badan : tidak dilakukan4. Palpasi dinding perut : nyeri tekan (-), eutoni.5. Sensibilitas : ++ / +6. Vertebra : Bentuk : normal Nyeri tekan : tidak ada Gerakan : tidak dilakukan Reflek dinding perut : (+)ANGGOTA GERAK ATASInspeksiKananKiri

Drop hand(-)(-)

Pitchers hand(-)(-)

Warna kulitSawo matangSawo matang

Claw hand(-)(-)

Kontraktur(-)(-)

GerakanNTertinggal

Kekuatan5/5/53/3/3

TonusEutonihipertoni

Trofieutrofi eutrofi

Sensibilitas(++)(+)

Nyeri(++)(+)

Termis(++)(+)

Diskriminasi(+)(++)

Posisi(+)(+)

Vibrasi(++)(+)

Reflek fisiologisa. Bicepsb. Tricepsc. Radiusd. Ulna (+)(+)(+)(+)(++)(++)(++)(++)

Perluasan reflek(-)(+)

Reflek Patologisa. Hofmanb. Tromer(-)(-)(-)(-)

ANGGOTA GERAK BAWAHInspeksikananKiri

Drop footSulit dinilaiSulit dinilai

Warna kulitSawo matangSawo matang

Kontraktur--

GerakanNTertinggal

Kekuatan5/5/53/3/3

TonusEutoniHipertoni

TrofieutrofiEutrofi

Sensibilitas(++)(+)

Nyeri(++)(+)

Termis(++)(+)

Diskriminasi(+)(++)

Posisi(+)(+)

Vibrasi(++)(+)

Reflek fisiologisa. Patellab. achiles(+)

(+)(++)

(++)

Perluasan reflek(-)(+)

Reflek Patologisa. oppenheimb. gordonc. schaefferd. gondae. babinskyf. chaddockg. mendel bachterewh. rossolimo(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

(+)(+)(+)(+)(+)(+)(+)(+)

NERVUS CRANIALISNervus KranialisKananKiri

N. I (Olfactorius)Daya PenghiduNormosmiaNormosmia

N.II (Opticus)a. Daya penglihatanb. Pengenalan warna c. Medan penglihatand. Perdarahan arteri/venae. Fundus okulif. Papil g. Retina Baik t.d.lSulit dilakukanBaikt.d.lt.d.lt.d.lBaik t.d.lSulit dilakukanBaikt.d.lt.d.lt.d.l

N.III (Oculomotorius) a. Ptosisb. Gerak mata keatasc. Gerak mata kebawahd. Gerak mata mediae. Ukuran pupilf. Bentuk pupilg. Reflek cahaya langsungh. Reflek cahaya konsesuili. Reflek akmodasij. Strabismus divergenk. Diplopia(-)(+)(+)(+)3 mmbulat(+)(+)(+)(-)(-)(-)(+)(+)(+)3 mmbulat(+) (+)(+)(-)(-)

N.IV (Trochlearis) : a. Gerak mata lateral bawahb. Strabismus konvergenc. Diplopia (+) (-)(-)(+)(-)(-)

N.V (Trigeminus)a. Menggigitb. Membuka mulutc. Sensibilitas muka atasd. Sensibilitas muka tengahe. Sensibilitas muka bawahf. Reflek korneag. Reflek bersinh. Reflek masseteri. Reflek zigomatikusj. Trismus(+)(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-)(+)(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)(+) (-)

N.VI (Abducens) :a. Pergerakan mata (ke lateral)b. Strabismus konvergenc. Diplopia (+)(-)(-)(+)(-)(-)

N. VII (Facialis)a. Kerutan kulit dahib. Kedipan matac. Lipatan nasolabiad. Sudut mulute. Mengerutkan dahif. Mengangkat alisg. Menutup matah. Meringis i. Tik fasialj. Lakrimasi k. Daya kecap 2/3 depanl. Reflek fasio-palpebram. Reflek glabellan. Reflek aurikulo-palpebrao. Tanda Myersonp. Tanda Chovstek(+)(+) MendatarLebih rendah (+) (+) (+) (+) (-)t.d.l(+) NNNNN(+)(+)(+) (+) (+) (+) (+) (-)(-)t.d.l(-)NNNN N

N. VIII (Vestibulocochlearis)a. Mendengarkan suara berbisikb. Mendengarkan detik arlojic. Tes rinned. Tes weber

e. Tes schwabachNNt.d.ltdk ada lateralisasi t.d.l NNt.d.ltdk ada lateralisasit.d.l

N IX (Glossopharyngeus)a. Arkus faringb. Uvulac. Daya kecap 1/3 belakangd. Reflek muntahe. Sengauf. TersedakSimetrisSimetris(++)t.d.l(-)(-)

SimetrisSimetris(+)t.d.l(-)(-)

N X (Vagus)a. Arkus faringb. Daya kecap 1/3 belakangc. Bersuarad. MenelanSimetris (++) (+)(+)Simetris (+) (+)(+)

N XI (Accesorius)a. Memalingkan mukab. Sikap bahuc. Mengangkat bahud. Trofi otot bahu(+)(+)(+)N(+) menurun(+) menurun(+) menurunN

N XII (Hypoglossus)a. Sikap lidahb. Artikulasic. Tremor lidahd. Menjulurkan lidahe. Kekuatan lidahf. Trofi otot lidahg. Fasikulasi lidahLidah asimetris ke arah kiriKurang jelas (disartria)-+Lemah sisi kiriN-

Refleks KhususKananKiri

Tes lasegueTes OconnealTes patrickTes kontra patrickTes gaenslenTes homanTes lhermiteTes nafsigerTes brudzinski IITes valsava--------------------

KOORDINASI LANGKAH DAN KESEIMBANGAN Cara berjalan: t.d.l Tes romberg: t.d.l Ataksia: t.d.l Disdiakokinesis: normal Romberg phenomen: t.d.l Nistagmus: (-)

Dismetri: tes telunjuk hidung: Ntes telunjuk telunjuk: Ntes hidung - telunjuk hidung: N

FUNGSI VEGETATIF Miksi: inkontinensia urin (-), retensio urin (-), anuria (-), poliuria (-) Defekasi: inkontinensia alvi (-), retensio alvi (-)

SIRIRAJ STROKE SCORENO. GEJALA/TANDAPENILAIANINDEKSSCORE

1. Kesadaran(0) Kompos mentis(1) Mengantuk(2) Semi koma/komax 2,50

2. Muntah(0) Tidak (1) Ya x 20

3. Nyeri Kepala(0) Tidak (1) Ya x 20

4. Tekanan DarahDiastolicx 10%11

5. Ateromaa. Diabetes Mellitusb. Angina Pectorisc. Klaudikasio intermiten(0) Tidak (1) Ya x (-3)-3

6. Konstanta-12-12

HASIL SSS-4

Hasil Siriraj Stroke Score = -4 Suspek Stroke Non-Hemorhagic

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Laboratorium: darah rutin, kimia darah (kolesterol, kolesterol total, trigliserid, LDL, HDL gula darah, ureum kreatinin), fungsi ginjalb. CT-Scanc. EKGVI. RESUMEPasien datang dengan tangan dan kaki sebelah kiri sulit digerakkan secara tiba- tiba sewaktu nonton televisi. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan merokok.Pada pemeriksaan fisik inspeksi dari keadaan umum ditemukan tampak compos mentis. Pasien tampak lemah dengan status gizi tampak baik, tekanan darah 170/ 110 mmhg. Pada pemeriksaan motorik didapatkan adanya kelemahan pergerakan tubuh pada sisi kiri. Lipatan nasolabil mendatar bagian kanan, sudut mulut bagian kanan lebih rendah, lidah asimetris ke arah kiri, artikulasi kurang jelas, kelemahan lidah bagian kiri. Pemeriksaan reflek patologis didapatkan adanya reflek Babinsky pada sisi kiri. Eksteroseptif menurun pada ekstremitas sinistra. Propioseptif, menurun pada ekstremitas dekstra. Berdasarkan Siriraj Stroke Score (S3) pasien tersebut suspek stroke non-hemoragi.VII. DAFTAR ABNORMALITASAnamnesis1. Anggota gerak bagian kiri sulit digerakkan sejak 4 jam lalu2. Riwayat hipertensiPemeriksaan Fisik3. Tampak lemah4. Tekanan darah 170/110 mmHgPemeriksaan Neurologis5. Kemampuan bicara disartria6. Gerakan anggota gerak atas bagian kiri tertinggal7. Kekuatan anggota gerak atas bagian kiri 3/3/38. Gerakan anggota gerak bawah bagian kiri tertinggal9. Kekuatan anggota gerak bawah bagian kiri 3/3/310. Reflek patologis babinsky sebelah kiri (+)11. Lipatan nasolabial wajah bagian kiri mendatar12. Sudut mulut bagian kiri lebih rendah13. Lidah asimetri ke kiri14. Kekuatan lidah lemah sisi kiri15. Hasil Siriraj Stroke Score -4 (suspek stroke non-hemoragik)

VIII. DFTAR MASALAHASSESMENT TanggalAKTIFTanggalPASIF

07/04/20141. Stroke non hemoragik2. Hipertensi grade II07/04/2014-

Diagnosis Klinis: 1. Hemiparesis sinistra2. Paresis N VII dan N XII3. Hipertensi grade II Diagnosis Topis: Hemispherium cerebri dextra, capsula internadextra Diagnosis Etiologi: Suspect stroke non hemoragikDD: Stroke hemoragik

IX. INISIAL PLAN1. Diagnosis : Stroke non hemorrhagic Dx S: alergi obat, riwayat trauma Dx O: CT scan, profil lipid, ureum kreatinin, GD1, GD2 dan EKG2. Ip Tx: Medika mentosa: IV line: RL (1500-2000 ml) Oksigen rt-PA (recombinant tissue-plasminogen activator) Asam salisilat (aspirin 80-300 mg/hari)Non medika mentosa: Bed rest Diet rendah garam, lemak dan kolesterol Fisioterapi paresis N. VII dan N. XII Fisioterapi ekstremitas sinistra3. Ip Mx: - Keadaan umum- Tanda vital- Defisit neurologis4. Ip Ex- pasien disarankan untuk di rawat inap- Menyarankan pasien untuk jangan stress- Menyarankan kepada keluarga pasien untuk mengawasi pasien dalam minum obat secara teratur- Makan makanan sehat dan bergizi, diet rendah garam dan lemak- Menjelaskan rencana fisioterapi pada pasien dan menyarankan pada keluarga untuk melatih pasien menggerakkan bagian tubuh sisi kiri.

PEMBAHASANA. STROKE1. Definisi Sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa defisit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.12. Faktor resiko4 Non-modifiable risk faktor:a. Usiab. Jenis kelaminc. Berat badan lahir rendahd. Ras/etnise. GenetikModifiable risk factor:a. HipertensiHipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbulah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel sel otak akan mengalami kematian.b. Diabetes MellitusDiabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan penyempitan tersebut kemudian akan mengganggu kelancaran aliran ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel sel otak.c. Penyakit JantungBerbagai penyakit jantung berpotensi untuk menimbulkan stroke. Faktor risiko ini akan menimbulkan hambatan/sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepas gumpalan darah atau sel sel/jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah.d. DislipidemiaMeningginya angka kolesterol dalam darah, terutama low density lipoprotein (LDL), merupakan faktor risiko penting untuk terjadinya arteriosklerosis (menebalnya dinding pembuluh darah yang kemudian diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah). Peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL (High Density Lipoprotein) merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner.e. InfeksiPenyakit infeksi yang mampu berperan sebagai faktor risiko stroke adalah tuberkulosis, malaria, lues, leptospirosis, dan in feksi cacing.f. ObesitasObesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.g. MerokokMerokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya infark jantung.h. Kelainan pembuluh darah otakPembuluh darah otak yang tidak normal suatu saat akan pecah dan menimbulkan perdarahan.i. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi)j. Penyalahgunaan obat ( kokain)k. Konsumsi alcoholl. Lain lain, Lanjut usia, penyakit paru paru menahun, penyakit darah, asam urat yang berlebihan, kombinasi berbagai faktor risiko secara teori.3. Klasifikasi Stroke1Stroe dibagi menjadi dua berdasarkan klinis, yaitu:a. Stroke hemoragikStroke hemoragik adalah defisit otak mendadak akibat pecah pembuluh darah otak sehingga menimbulkan gangguan fokal maupun global 24 jam. Perdarahan intraserebral biasanya disebabkan suatu aneurisma yang pecah ataupun karena suatu penyakit yang menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh seperti pada hipertensi dan angiopati amiloid. Penyebab lainnya adalah arteriovenous malformation, angioma kavernosum, venous angioma, dural venous thrombosis, neoplasma intracranial, koagulopati, penggunaan kokain dan alkohol.Stroke hemoragik dibagi menjadi dua macam, yaitu:i. Perdarahan intraserebral (PIS) : perdarahan otak primer yang berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak.ii. Perdarahan subarachnoid (PSA) : keadaan terdapatnya atau masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid karena pecahnya aneurisma, AVM, atau sekunder dari PIS. Terbagi atas:a. Perdarahan Subaraknoidal spontan primer (spontan non-trauma dan non-hipertensif), yakni perdarahan bukan akibat trauma atau dari perdarahan intraserebral.b. Perdarahan Subaraknoidal sekunder, adalah perdarahan yang berasal dari luar subaraknoid, seperti dari perdarahan intraserebral atau dari tumor otak.Grade Gejala perdarhan subarachnoida. Kelas I Asimptomatik atau sakit kepala ringanb. Kelas II Sakit kepala sedang atau berat atau occulomotor palsy c. Kelas III Bingung, mengantuk atau gejala fokal ringand. Kelas IV Stupor (respon terhadap rangsangan nyeri)e. Kelas V Koma (postural atau tidak respon terhadap nyeri)Kelas I dan II memiliki prognosis yang baik, kelas III memiliki prognosis yang menengah, kelas IV dan V memiliki prognosis yang buruk.

Gejala KlinisPerdarahan Intraserebral (PIS)Perdarahan Subarachnoid (PSA)

1. gejala defisit fokal2. awitan (onset)3. nyeri kepala4. muntah pada awalnya5. hipertensi6. kaku kuduk7. kesadaran8. hemiparesis9. deviasi mata10. likuorberatmenit/jamhebatseringhampir selalujarangbiasa hilangsering sejak awalbisa adasering berdarahringan1-2 menitsangat hebatseringbiasanya tidakbiasa adabisa hilang sebentarawal tidak adajarangberdarah

b. Stroke non-hemoragikStroke non-hemoragik adalah defisit otak akibat penyumbatan pembuluh darah otak sehingga menimbulkan hipoksia jaringan otak.Stroke non hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu:i. Transient Ischemic Attack (TIA)/Serangan Iskemi SepintasTIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler, dengan lama serangan sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24 jam dan dapat sembuh sempurna. TIA dipengaruhi oleh faktor pembuluh darah, susunan darah, dan aliran darah.ii. Defisit Neurologis Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurologi Deficit (RIND)Gangguan pembuluh darah otak yang sifatnya sementara, dengan onset yang cepat dan adanya defisit neurologis fokal yang menetap lebih dari 24 jam tetapi sembuh sempurna dalam waktu kurang dari tiga minggu.iii. In Evolutional atau Progressing StrokeMerupakan Gejala gangguan neurologis yang progresif dalam waktu enam jam atau lebih. Perkembangan stroke terjadi perlahan lahan sampai akut, munculnya gejala makin memburuk.iv. Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke )Merupakan Gejala gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil selama periode waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesifitas lanjut. Gangguan neurologis yang timbul bersifat menetap atau permanent, dari sejak awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan.Berdasarkan Kausal:i. Stroke TrombotikStroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.ii. Stroke Emboli/Non TrombotikStroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.

4. Patofisiologi

5. Manifestasi Klinis Stroke3Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas:a. Defisit Lapang Penglihatani. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan), sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh.ii. Kehilangan penglihatan perifer, Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau batas objek.iii. Diplopia (Penglihatan ganda).b. Defisit Motoriki. Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh)ii. HemiparesisKelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).iii. AtaksiaBerjalan tidak mantap atau tegak, Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas.iv. Disartria (kesulitan berbicara)Kesulitan dalam membentuk kata, ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.v. DisfagiaKesulitan dalam menelan.c. Defisit Verbali. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif : ii. Afasia EkspresifTidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon kata tunggal.iii. Afasia Reseptif Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.iv. Afasia GlobalKombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.v. ApraksiaKetidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.d. Defisit Kognitif dan efek psikologisPada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi , alasan abstrak buruk, perubahan penilaian dan kurang motivasie. Defisit EmosionalPenderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasif. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.g. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia urinarius karena kerusakan kontrol motorik.6. Pemeriksaan Penunjang4a. Pemeriksaan diagnostici. CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.ii. MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk menunjukkan area yang mengalami infark, hemoragik.iii. Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.iv. Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.v. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.vi. Elektro Encephalografi (EEG)Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.b. Pemeriksaan laboratoriumi. Fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak mengandung darah atau jernih.ii. Pemeriksaan darah rutiniii. Pemeriksaan kimia darah: glukosa, LDL, trigliserid, kolesterol, kolesterol total, HDL, dll.iv. Laboratorium (fungsi ginjal, elektrolit, analisis urin, analisis gas darah, dan faal hemostasis)v. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

B. MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN LETAK TOPIS LESI2Kelainan Klinis berdasarkan topis1. Hemiplegia akibat hemilesi di korteks motorik primerHal ini menyebabkan kerusakan pada belahan tubuh sisi kontralateral. Walaupun belahan tubuh kanan atau kirai yang lumpuh, pada umumnya terdapat perbedaan derajat kelunpuhan antara lengan dan tungkai yang terkana. Perbedaan lebih nyata jika hemiplegia disebabkan oleh lesi vaskuler ditingkat korteks dan hampir tidak ada perbedaan jika lesi penyebabnya bersifat kapsuler di kapsula interna. Pada tahap pertama hemiparesis karena lesi kortikal sesisi, otot-otot wajah yang berada di atas fisura palpebrale masih dapat digerakkan secara wajar. Lidah menunjukkan kelumpuhan pada sisi yang lumpuh pada penderita.2. Hemiplegia akibat hemilesi di kapsula internaTergantung dari lesi yang tersumbat, maka lesi vaskular yang merusak kapsula interna dapat melibatkan bangunan-bangunan fungsional lainnya juga, yaitu radiasio optika, nucleus kaudatus dan putamen. Oleh karena itu, maka hemiplegia akibat lesi di kapsular memperlihatkan tanda-tanda kelumpuhan UMN yang dapat disertai oleh rigiditas, atetosis, distonia, tremor atau hemoanopia. Gangguan berbahasa tidak menyertai hemiplagia kapsular, oleh karena mekanisme neuralnya terjadi di tingkat kortikal melulu. Karena lidah ikut terkena hemiparesis, maka artikulasi kata-kata terganggu, yang biasanya disebut disartria.3. Hemiplegia alternans akibat hemilesi di batang otak yang dapat dirinci dalam :a. Sindrom hemiplegia alternans di mesencefalonNervus okulomotorius (n. III) yang hendak meninggalkan mesencepfalon melalui permukaan ventral melintasi daerah yang terkena lesi, sehingga ikut terganggu fungsinya. b. Sindrom hemiplegia alternans di ponsHemiplegia alternans akibat lesi di pons adalah selamanya kelumpuhan UMN yang melibarkan belahan tubuh sisi kontralateral, yang berda di bawah tingkat lesi, yang berkombinasi dengan kelumpuhan LMN pada otot-otot yang disarafi oleh nervus abdusens (n. VI) atau nervus fasialis (n, VII)c. Sindrom hemiplegia alternans di medulla spinalisKelumpuhan UMN yang terjadi pada belahan tubuh kontralateral yang berada di bawah tingkat leher dan diiringi oleh kelumpuhan LMN pada belahan lidah sisi ipsilateral.Tanda klinis stroke hemoragik intra-serebral berdasarkan letak lesi:1. Nucleus caudatus (perdarahan dalam ventrikel)a. Pupil ipsilateral dengan lesi konstriksib. Penyimpangan gerak mata ke arah lesic. Sedikit ptosisd. Hemiparesis kontralateral, sering pada TIAe. Nyeri kepalaf. Confusion 2. Putamen (perdarahan kecil)a. Normal atau penyimpangan gerak mata ke arah lesib. Hemiparesis kontralateralc. Kehilangan fungsi sensoris sebagian tubuhd. Aphasia (jika lesi di bagian kiri)3. Putamen (perdarahan luas)a. Dengan herniasi, pupil pada daerah lesi berdilatasi (midriasis) b. Penyimpangan gerak mata ke arah lesic. Hemiparesis kontralaterald. Kehilangan fungsi sensoris sebagian tubuhe. Penurunan kesadaran4. Thalamusa. Konstriksi, penurunan reaksi pupil terhadap cahayab. Bola mata jatuh kearah dalam dan tidak dapat melihat keatas5. Lobus oksipital substansia albaa. Pupil/ gerak mata normalb. Hemiparesis sesaat-sedangc. Hemianopsia kontralateral

6. Ponsa. Pupil konstriksi, reaktif terhadap cahayab. Tidak ada gerakan mata horisontalc. Gerak mata vertikal dipertahankan7. Cerebelluma. Pupil konstriksi pada sisi lesib. Gerak mata sedikit deviasi ke arah kontralateralc. Bola mata bergerak kearah bagian lesi yang lemah d. Paralilsis N. VI

C. PENATALAKSANAAN STROKE21. TERAPI UMUMa. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan i. Pemantauan terus-menerus terhadap status neurologis, vital sign dan saturasu oksigen 72 jam pada pasien dengan deficit neurologis nyata.ii. Oksigen diberikan bila saturasi oksigen < 95%iii. Berikan bantuan Air way dan ventilasi pada pasien tidak sadar dan yang mengalami penurunan kesadaraniv. Pemasangan pipa endotrakeal atau laryngeal mask airway (LMA) pada pasien hypoxia (pO2 < 60 mmHg atau pCO2 > 50 mmHg)b. Stabilisasi hemodinamikai. Pemberian cairan kristaloid atau koloid intravenaii. Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Chatheter), untuk memasukkan cairan dan nutrisi (usahakan 5 12 mmHg)iii. Optimalisasi tekanan darahiv. Obat vasopresin (dopamin, epinefrin) diberikan bila sistolik 20 menit, diulang tiap 4-6 jam dengan target 310 mOsm/L. Osmolalitas diperiksa 2x sehari Jika perlu, furosemide dengan inisial 1 mg/kg BB IV7. Intubasi menjaga normoventilasi (pCO2 35-40 mmHg)8. Paralisis neuromuskular yang dikombinasi dengan sedasi adekuat mengurangi tekanan TIK. Pasien dengan kenaikan kritis TIK sebaiknya diberikan relaksasi otot.9. Kortikosteroid kontra indikasi untuk edema otak dan TIK tinggi pada stroke iskemik

2. Penatalaksanaan Stroke Iskemika. Pengobatan terhadap hipertensi pada stroke akuti. Tekanan Darah Sistolik (TDS) > 220 mmHg atau Tekanan Darah Diastolik (TDD) > 120 mmHg, tekanan darah diturunkan 15% dalam 24 jam pertama dengan terapi trombolitik (rtPA).ii. TDS diturunkan hingga < 185 mmHg dan TDD < 110 mmHgiii. Tekanan darah dipantau hingga TDS