Upload
dhea-rosalina
View
136
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengendalian limbah
Citation preview
contoh Makalah tentang Sampah
21.13 endra
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan yang asri adalah idaman setiap orang. Lingkungan yang sehat
adalah hak setiap insan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini rela
tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa yang terjadi sekarang
ini? Harapan untuk hidup sehat hanyalah harapan, jika tidak diimbangi
dengan perilaku yang ramah lingkungan. Sampah ada dimana-mana,
pencemaranpun tak terhindarkan. Baik pencemaran tanah, air maupun
udara.
Sampah merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena selama
kehidupan ini masih ada maka sampah pasti akan selalu diproduksi.
Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah
sampah akan diproduksi. Seperti yang pernah kita saksikan di televisi
beberapa saat lalu, bagaimana kondisi teluk Jakarta saat ini? “Pulau
Sampah” itulah sebutannya. Bahkan beberapa tahun yang lalu pernah
terjadi meledaknya tumpukan sampah dari sebuah TPA yang membawa
korban. Dan tergenangnya beberapa daerah akibat bertumpuknya
sampah karena pembuangan sampah ke bantaran sungai yang disusul
dengan datangnya musim penghujan saat ini. Sekarang bagaimana
solusinya?
Di dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau
mengelola sampah dengan serius dan dengan cara yang baik dan benar
maka sampah bukanlah masalah. Sampah bahkan dapat menghasilkan
sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan mendatangkan
penghasilan(uang).
Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit. Melalui suatu pembiasaan
menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan kebiasaan
hidup bersih dan sehat memang harus kita awali sejak dini, dimana dari
kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat.
B. Rumsan Masalah
1. Bagaimana cara Metoda Pembuangan ?
2. Bagaimana Metode Daur-ulang sampah ?
3. Bagaimana cara Metode penghindaran dan pengurangan sampah?
4. Apakah itu Pendidikan dan Kesadaran tentang sampah?
5. Apakah Manfaat pengelolaan sampah?
6. Bagaimna Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik?
C. Tujuan umum dan khusus
• Tujuan umum tentang pembuatan makalah ini adalah bagaimana
pembaca mampu mengetahi tentang masalah sampah dan soslusi
mengatasi sampah tersebut.
• Tujuan khusus tentang pembuatan makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan Bagaimana cara Metoda Pembuangan ?
2. Menjelaskan Bagaimana Metode Daur-ulang sampah ?
3. Menjelaskan Bagaimana cara Metode penghindaran dan pengurangan
sampah?
4. Untuk mengetahui Apakah itu Pendidikan dan Kesadaran tentang
sampah?
5. Untuk mengetahui Apakah Manfaat pengelolaan sampah?
6. Untuk Bagaimna Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah
bisa melibatkan zat padat,cair,gas, atau radioaktif dengan metoda dan
keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan
negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan
daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode
pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya
tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan
area. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan
dua tujuan: mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
a. Metoda Pembuangan
1. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di
dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan ,
lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs
penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan
penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau
sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air
sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas
methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah
metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau
pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan
dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya
tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas
yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul
akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara
pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk
membangkitkan listrik.
2. Pembakaran/pengkremasian sampah
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah.
Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur
tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi
panas, gas, uap dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau
oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah
padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang
praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya
sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang
kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah
begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas
penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau
energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk
menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna
menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah
selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang
keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang
kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan
sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap
positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana
PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
b. Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur
ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi
atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus
ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
1. Pengolahan kemabali secara fisik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang ,
contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan
kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan
dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah
yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng
baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton,
koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan
PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti
komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus
diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
2. Pengolahan biologi
• Pengkomposan.
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas
, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan
adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada,
dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan
potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
• Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung
dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang
melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya
sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan
listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan
di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk
cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan
menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi
produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang
canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung
menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
c. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah
pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan
"pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak ,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali
(seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak
konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan
bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan
bobot kaleng minuman).
d. Konsep pengelolaan sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda
dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa
yang paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:
Diagram dari hirarki limbah.
• Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi
sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan
dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar
dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki
adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
• Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer
Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-
produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan
biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser
diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh
Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti
perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta
untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan
serta selama manufaktur.
• prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip
di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan.
Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada
penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan
e. Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah
yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber
daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk
kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi
sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber
daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan
distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air;
dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam
kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas
bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari
generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan
Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan
program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di
universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan
oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga
Manajemen dari limbah.
f. Manfaat pengelolaan sampah
a) Penghematan sumber daya alam
b) Penghematan energi
c) Penghematan lahan TPA
d) Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
g. Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu Pengelolaan sampah adalah
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat
padat,cair,gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk
masing masing jenis zat.
B. Saran :
Pendidikan mengenai sampah dan penanganannya mesti diajarkan sejak
dini. Anak-anak dilatih mengenali sampah organik, daur ulang, sampah
kimia dan dilatih membuang sampah pada tempatnya. Setiap keluarga
diajarkan membuang sampah rumah tangga secara terpisah. Sampah
organik mesti dikelola dalam rumah tangga sendiri sebagai kompos.
Pemisahan sampah itu penting. 3. Sampah daur ulang seperti barang-
barang bekas berupa botol kaca maupun plastik, tas kresek, majalah,
koran, dapat dicuci dan dijual atau dikembalikan pada perusahaan itu
sendiri. Daur ulang adalah solusi bermanfaat. Anggota Pramuka, pecinta
alam, kelompok pemuda agar dikerahkan untuk turut belajar mengelola
sampah.
Perusahaan yang memproduksi makanan mesti ikut bertanggung jawab
dengan sampah hasil produksinya. Sebaiknya, perusahaan-perusahaan itu
membeli kembali "sampah"-nya melalui agen-agen yang telah ditentukan
untuk memudahkan konsumen mengelola sampah dari produk yang
mereka konsumsi itu. Peran pemulung penting, namun lebih tepat
kegiatan ini menjadi swadaya masyarakat bekerjasama dengan pemilik
perusahaan.
Para pedagang dan pemilik pasar jangan ikut merusak lingkungan dengan
memberikan tambahan tas plastik/tas kresek pada konsumennya.
Sampah plastik paling tak terkendali penanganannya. Ibu-ibu rumah
tangga, jika pergi belanja, sebaiknya punya tas belanja yang kuat, dapat
dibersihkan sewaktu-waktu.
Tugas pemerintah adalah mengelola sampah kimia seperti bekas baterai,
obat pertisida, sampah kaca, rongsokan besi bekas mobil dan motor,
termasuk sampah dari rumah sakit. Masyarakat juga perlu tahu, selama
ini sampah berbahaya itu dikelola siapa dan bagaimana penanganannya.
Masyarakat berhak mendapatkan informasi terkait dengan kegiatan
instansi/klinik kesehatan membuang sampah "berbahaya".
Pemerintah harus menerapkan punishment pada warga yang membuang
sampah (serta meludah) sembarangan. Aturan tidak membuang sampah
terbuka (tanpa pembungkus) sembarangan hingga sampah berserakan
mesti ditegaskan dan disosialisasikan kembali dengan melibatkan
aparatur desa.
Sungai dan got sesungguhnya adalah tempat mendistribusikan air bersih,
bukan untuk sampah, apalagi limbah kimia rumah tangga (air bekas
sabun, pasta gigi, sampo), termasuk limbah buang hajat atau dari bekas
minyak masakan. Air sungai dan got akan mengairi persawahan dan
menjadi konsumsi masyarakat. Belum lagi limbah hasil industri dan bisnis
perbengkelan seperti bekas olie dan solar. Terlalu terbiasa orang
menganggap materi itu tidak berbahaya.
Pertumbuhan pembangunan/penduduk dan munculnya perumahan-
perumahan tak bertanggung jawab, akan mengalirkan limbah mereka ke
saluran-saluran air (irigasi) yang menjadi sumber penting kehidupan
masyarakat di masa depan. Sebaiknya perumahan tersebut membuat
septic-tank masing-masing sehingga air yang mengalir ke saluran irigasi
hanya air bersih semata. Kembalikan fungsi got dan sungai menjadi irigasi
air bersih.