27
CHAPTER 4 SIKLUS PENDAPATAN 1. SISTEM KONSEPTUAL GAMBARAN KEGIATAN SIKLUS PENDAPATAN Pada bagian ini kita akan mengkaji siklus pendapatan konseptual. Menggunakan diagram alir data (DFD) sebagai panduan, disini kita akan melacak urutan kegiatan melalui tiga proses yang merupakan siklus pendapatan bagi sebagian besar organisasi ritel, grosir, dan manufaktur. Ini adalah prosedur order penjualan, prosedur pengembalian penjualan, dan prosedur penerimaan kas. Perusahaan jasa seperti rumah sakit, perusahaan asuransi, dan bank akan menggunakan metode industri-spesifik yang berbeda. Tinjauan Umum Aktivitas Siklus Pendapatan Penyajian fungsi logis dari siklus pendapatan dapat dengan lingkungan manual yaitu dengan diagram arus data (data flow diagram - DFD) dan bagan alir dokumen. Meskipun sebagian besar oranisasi memakai sisten komputerisasi namun sistem manual harus dipelajari lebih dulu sebelum mempelajari sistem komputerisasi. Mahasiswa SIA akan dapat lebih memahami logika sistem jika tidak dirumitkan dengan teknologi 1

CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

siklus pendapatan

Citation preview

Page 1: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

CHAPTER 4

SIKLUS PENDAPATAN

1. SISTEM KONSEPTUAL

GAMBARAN KEGIATAN SIKLUS PENDAPATAN

Pada bagian ini kita akan mengkaji siklus pendapatan konseptual.

Menggunakan diagram alir data (DFD) sebagai panduan, disini kita akan melacak

urutan kegiatan melalui tiga proses yang merupakan siklus pendapatan bagi

sebagian besar organisasi ritel, grosir, dan manufaktur. Ini adalah prosedur order

penjualan, prosedur pengembalian penjualan, dan prosedur penerimaan kas.

Perusahaan jasa seperti rumah sakit, perusahaan asuransi, dan bank akan

menggunakan metode industri-spesifik yang berbeda.

Tinjauan Umum Aktivitas Siklus Pendapatan

Penyajian fungsi logis dari siklus pendapatan dapat dengan lingkungan

manual yaitu dengan diagram arus data (data flow diagram - DFD) dan bagan alir

dokumen. Meskipun sebagian besar oranisasi memakai sisten komputerisasi

namun sistem manual harus dipelajari lebih dulu sebelum mempelajari sistem

komputerisasi. Mahasiswa SIA akan dapat lebih memahami logika sistem jika

tidak dirumitkan dengan teknologi yang tidak diperlukan. Setelah mengetahui apa

yang perlu dilakukan, akan dibahas cara yang berbeda dan efisien dalam melakukan hal

tersebut dengan menggunakan teknologi

DFD dalam gambar 4-1 memberikan tinjauan umum tentang aktivitas

logis yang membentuk sistem pemrosesan pesanan penjualan. Proses ini

dideskripsikan dalam langkah-langkah berikut:

1. Pelanggan memesan barang yang akan di beli yang kemudian departemen

penjualan mencatat peristiwa ini pada pesanan penjualan.

2. Mengesahkan transaksi dengan meminta persetujuan

kredit untuk pelanggan.

1

Page 2: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan dilanjutkan ke prosespenagihan,

gudang, dan pengiriman.

4. Pengiriman barang ke pelanggan

5. Proses penagihan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan

mengenai transaksi tersebut dan menagih pelanggan. Proses penagihan

kemudian mengirim informasi ini ke proses piutang dagang dan proses

pengendalian persediaan.

6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnyake

dalam akun pelanggan.

7. Bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian

penagihan untuk menyesuaikan record persediaan.

8. Secara berkala proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian

persediaan mengirim rangkuman informasi ke proses buku besar umum.

Hal in termasuk (1) total penjualan dari penagihan, (2) total kenaikan

piutang dagang, dan (3) total penurunan persediaan.

2

Page 3: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

3

Page 4: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

a. Prosedur Manual

Urutan aktiviata secara manual yang melalui departemen yang dipengaruhi

oleh proses penjualan. Adapun urutan aktvitas penjualan secara manual yaitu

dimulai dari:

1. Departemen Penjualan

Proses penjualan dimulai dari departemen penjualan yang menerima

pesanan. Pesanan mungkin diterima melalui surat, telfon, atau dari staf

penjualan yang datang ke tempat pelanggan.

2. Departemen Kredit

Langkah awal departemen ini adalah otorisasi transaksi yang mencakup

verifikasi kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan.

3. Prosedur Gudang

Departemen penjualan mengirim salinan surat pengeluaran barang dari

pesanan penjualan ke bagian gudang. Dokumen ini mengidentifikasi

barang persediaan yang harus dicari dan diambil dari gudang.

4. Departemen Pengiriman

Sebelum menerima barang dan salinan surat pengeluaran

barang,departemen pengiriman menerima salinan slip pengepakan dan

dokumenpengiriman dari departemen penjualan. Ketiak enerima

barnag darigudang, petugas pengiriman mencocokkan barang dengan

dokumenpengeluaran barang, slip pengepakan, dan dokumen pengiriman

untuk menverifikasi kebenaran pesanan. Setelah benar petugas

pengirimanmengepak barang, menempelkan slip, melengkapi dokumen

pengiriman,dan mempersiapkan bill of lading yang merupakan kontrak

formalantara penjual dan perusahaan pengiriman untuk mengirim barang

ke palanggan . petugas pengiriman menyerahkan barang, slip

pengepakan,dan dua salinan bill of lading ke perusahaan pengiriman,

dan kemudianmelakukan tugas berikut:

a. mencatat pengiriman pada log pengiriman barang.

b. menyerah dokumen pengeluaran barang dan dokumenpengiriman ke

departemen penagihan sebagai bukti pengiriman.

4

Page 5: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

c. menyimpan satu salinan bill of lading dan satu salinan

dokumenpengiriman.

5. Departemen Penagihan

Departemen penagihan memainkan peran penting dalam sistem pesanan

penjualan. Departemen ini mengumpulkan informasi tentang transaksi

penjualan dan merenkontruksi, mengasimilasi, dan mendistribusi

kaninformasi ini ke departemen lainnya. pada saat persetujuan kredit,

departemen penagihan menerima faktur (tagihan pelanggan), salinan buku

besar , dan salinan file pesanan penjualan yang berisi informasi yang sama

untuk kepentingan internal. Pengiriman barang menandai berakhirnya

peristiwa ekonomi dan menandai pelanggan sudah dapat ditagih. Selain itu

tugas tambahan departemen penagihan juga melakukan pembukuan sesuai

dengan tugas-tugas berikut:

a. mencatat penjualan pada jurnal penjualan.

b. mengirim salinan buku besar dari pesanan penjualan ke piutang dagang

c. mengirim dokumen pengeluaran barang ke pengendalian persediaan.

d. menyimpan salinan faktur di file permanen dari departemen penagihan.

Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang mencatat transaksi

penjualan.

6. Departemen Pengendalian Persediaan

Departemen ini mengguankan dokumen pengeluaran

barang untuk memperbarui akun inventory subsidiary ledger Setiap

dokumen pengeluaran barang mengurangi jumlah persediaan di gudang.

Pada akhir periode, nilai keuangan dari total penurunan dari persediaan

dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke departemen buku

besarumum untuk di bukukan kea kun berikuy:

Harga Pokok Penjualan xxxx

Persediaan-pengendali xxxx

7. Departemen Piutang Dagang

Departemen ini akan membukukan dari salinan buku besar pesanan

penjualan ke accounts receivable subsidiary ledger  Setelah membukukan,

5

Page 6: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

staf piutang dagang menyimpan salinan buku besar. Secara berkala,

petugas merangkum saldo setiap akun menjadi satu, dan mengirimnya ke

buku besar umum.

8. Departemen Buku Besar Umum

Pada saat penutupan periode pemrosesan departemen buku besra umum

telah menerima voucher jurnal dari departemen penagihan, pengendalian

persediaan, dan piutang dagang.

Prosedur Back-Order

Ketika jumlah barang dalam persediaan di gudang tidak mencukupi

untuk memenuhi pesanan pelanggan, maka akan di buat dokumen back order 

Dokumen back order kemudian ditempatkan pada file tersendiri sampai barang

persediaan tersebut dikirim oleh pemasok. Back order  harus dipenuhi sebelum

proses penjualan baru diproses.

b. Retur Penjualan

Suatu ketika pelanggan mengembalikan barang yang sudah dibelinya,

halini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. penjual mengirim barang yang salah.

2. barang yang dikirim ternyata cacat.

3. barang tersebut rusak pada saat pengiriman.

4. penjual terlalu terlambat mengirim barang atau terjadi keterlambatan

karena penundaan dan pembeli menolak pengiriman tersebut.

Ketika retur perlu dilakukan, pembeli akan meminta penjual untuk

mengembalikan pembayaran dari barang yang tidak diinginkan tersebut.

Prosedur Retur Penjualan

Adapun prosedur retur penjualan sebagai berikut:

1. Departemen Penerimaan Barang

Ketika retur staf penerimaan menghitung, memeriksa, dan menyiapkan

slip retur barang yang menggambarkan keadaan barang tersebut.

6

Page 7: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Kemudian barang dibawa ke gudang dan salinan kedua dari slip

returbarang di kirim lagi ke departemen penjualan.

2. Departemen Penjualan

Ketika menerima slip retur barang, staf ini membuat memo kredit

yangmerupakan alat yang sah bagi pelanggan untuk menerima pembayaran atas

barang yang sudah dikembalikan. Jika persetujuan khusus harus diberikan,

staf penjualan mengirimkan memo kredit tersebut kedepartemen kredit

untuk mendapatkan persetujuan tapi jika staf tersebutmemiliki wewenang

untuk mengesahkannya maka memo kreditlangsung dikirim ke

departemen penagihan.

3. Departemen Kredit

Tugasnya mengevaluasi kondisi pengembalian dan membuat keputusan

member atau menolak pengembalian tersebut, setelah itu baru

mengembalikan memo kredit ke departemen penjualan.

4. Departemen Penagihan

Staf penagihan menerima memo kredit dari departemen penjualan

danmencatat kredit tersebut dalam jurnal penjualan sebagai retur.

Kemudian mengirim memo kredit ke bagian pengembalian persediaan

untuk dilakukan proses pembukuan. Pada akhir periode, total

pengembalian penjuala dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke

departemen buku besar umum.

5. Departemen Pengendalian Persediaan dan Piutang Dagang

Staf pengendalian persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan

meneruskan memo kredit ke departemen piutang. Departemen

pengendalian persediaan dan piutang dagang mengirimkan rangkuman

informasi ke depertemen buku besar umum. Selanjutnya, departemen

pengendalian persediaan mengirimkan voucher  jurnal yang merangkum

total nilai dari pengembalian persediaan, dan departemen piutang dagang

mengirimkan rangkuman akun dari buku besar pembantu piutangdagang.

7

Page 8: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

6. Departemen Buku Besar Umum

Staf departemen buku besar umum menerima voucher  jurnal dari

departemen penagihan dan pengendalian persediaan serta rangkuman akun

dari departemen piutang dagang.

c. Sistem Penerimaan Kas

Diagram arus data pada gambar 4-10 menggambarkan penerimaan kas

untuk pembayaran piutang dagang. Ada banyak variasi dalam proses ini; entitas

yang tidak terkait dengan ritel atau manufaktur, seperti bank, perusahaan asuransi,

dan rumah sakit, bisa menggukan metode yang berbeda.

1. Cek dan informasi akuntansi pendukung lainnya (nomor akun pelanggan,

nama pelanggan, nilai cek, dan sebagainya) yang tertera pada penerimaan

pembayaran, dikirim ke bagian penerimaan dokumen, di mana dokumen-

dokumen tersebut dipilah-pilah. Cek dikirim ke kasir pada departemen

penerimaan kas, dan permintaan pembayarana dikirim ke departeman

piutang dagang.

2. Cek yang diterima oleh kasir dicatat pada jurnal permintaan kas dan

langsung disetorkan ke bank.

3. Permintaan pembayaran yang diterima oleh departemen piutang dagang

digunkan untuk mengurangi saldo akun pelanggan sebesar nilai

pembayaran.

4. Departemen penerimaan kas dan departemen pitung dagang mengirimkan

rangkuman informasi tersebut ke departemen buku besar umum. Informasi

ini dikonsiliasikan dan digunakan untuk memperbaruhi akun pengendali

piutang dagang dan akun kas.

8

Page 9: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Gambar 4-10 Diagram Arus Data dari Sistem Penerimaan Kas

Akun pelanggan

Cek dan Permintaan Ikhtisar Pembayaran Piutang Dagang

Permintaan Pembayaran

Cek

Akun Pengendali

Ikhtisar Penerimaan Kas

Setoran Cek

Jurnal Penerimaan Kas

AkunPelanggan

9

Pelanggan

1

Sortir Surat

3

Perbarui Record Penerimaan Kas

4

Bukukan ke Buku Besar Umum

2

Perbarui Record Penerimaan Kas

Bank

Page 10: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Prosedure Penerimaan Kas

1. Prosedur ruang Penerimaan Dokumen. Ruang penerimaan dokumen

menerima cek dari pelanggan bersama dengan pembayaran. Dokumen ini

berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.

2. Departemen Penerimaan Kas. Kasir memverifikasi keakuratan dan

kelengkapan antara cek dengan penerimaan pembayaran. Setiap cek yang

hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan

departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini.

3. Departemen Piutang Dagang. Staf departemen piutang dagang

melakukan proses pembukuan permintaan pembayaran pada akun

pelanggan di buku besar pembantu piutang dagang. Setelah proses

pembukuan, permintaan pembayaran disimpan untuk jejak audit. Pada

akhir hari kerja, staf departemen piutang dagang merangkum akun nuku

besar pembantu piutang dagang dan menyerahkan rangkumannya ke departemen

buku besar umum.

4.  Depratemen Buku Besar. Secara berkala, departemen buku besar

menerima voucher  jurnal dari departemen penerimaan kas dan rangkuman

akun dari departemen piutang dagang. Staf melakukan proses pembukuan

dari voucher jurnal ke akun pengendalian piutang dagang dan akun pengendalian

kas, merekonsilisasi akun pengendalian piutang dagang, dengan

rangkuman buku besar pembantu piutang dagang, dan menyimpan

voucher jurnal.

5. Departemen Controlel. Secara berkala staf dari department controller

mencokokan penerimaan kas dengan salinan dari daftar permintaan

pembayaran, slip storan bank yang diterima dan voucher jurnal dari

department penerimaan kas dan departemen piutang dagang.

d. Pengendalian Siklus Pendapatan

Pada bab sebelumnya didefinisikan enam kelompok aktifitas pengendalian

internal yang menjadi petunjuk kita dalam membuat dan mengevaluasi proses

10

Page 11: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

pengendalian transaksi. Proses tersebut adalah pemisahan tugas, supervisi,

catatan akuntansi, pengendalian akses, dan verifikasi independen.

1. Otorisasi Transaksi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuann

untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang valid saja yang akan diproses.

Pemeriksaan kredit dilakukan oleh departemen kredit yang bertugas

otorisasi pemrosesan pesanan penjualan untuk memastikan bahwa

kebijakan kredit perusahaan dilaksanakan dengan benar.

Perhatian utamanya adalah kelayakan pemberian kredit pada

pelanggan. Dalam membuat keputusan departemen ini bisa

menggunakan berbagai macam tehnik dan pengujian. Kompleksitas

prosedur pemberian kredit bergantung pada organisasi, hubungan

perusahaan dan pelanggan, dan penting tidaknya transaksi.

Kebijakan retur barang. Dalam hal ini departemen kredit

mengotirisasi proses retur barang. Penentuan ini didasarkan pada sifat

penjualan dan situasi retur. Konsep otorisasi khusus dan umum juga

mempengaruhi aktifitas ini. Kebanyakan perusahaan mempunyai

kebijakan khusus untuk menyetujui pengembalian kas dan kredit

untuk akun pelanggan.

Pradaftar kas. Proses ini menyediakan sarana untuk proses verifikasi

apakah cek dari pelanggan dan permintaan pembayaran sudah benar.

Adanya kelebihan dan kekurangan akan dapat dideteksi ketika dilakukan

pencocokan dengan batch dengan daftar yang ada. Jadi, permintaan

pembayaran kas mengotorisasi pembukuan permintaan pembayaran ke

akun pelanggan.

2. Pemisahan Tugas.

Pemisahaan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau

departemen pun yang memproses transaksi secara keseluruhan jumlah

karyawan dan volume transaksi yang diproses mempengaruhi cara

pemisahaan dilakukan.

3. Supervisi

11

Page 12: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Beberapa perusahaan memiliki karyawan yang terlalu sedikit untuk dapat

melakukan pemisahaan fungsi. Perusahaan seperti ini harus begantung pada

supervisi untuk pengendaliannya. Dengan melakukan supervisi kepada karyawan

yang mempunyai potensi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dapat

diantisipasi. Supervisi juga dapat mengendalikan sistem yang sudah

terpisah dengan baik seperti pada sistem penerimaan kas, bagian

penerimaan dokumen merupakan titik rawan pada setiap perusahaan.

4. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi mendiskripsikan bagaimana dokumenperusahaan, jurnal

dan buku besar harus membentuk jejak audit yangmemungkinkan

auditor independen untuk menelusuri transaksi melaluiberbagai tingkat

pemrosesan.Catatan akuntansi dalam pemrosesan penjualan dan

penerimaankas memiliki beberapa hal : 

Dokumen sumber bernomor

Jurnal khusus

Buku besar pembantu

Buku besar umum

File (file pesanan penjualan terbuka, file referensi daftar harga,file

sejarah penjualan, file laporan pengiriman, file memokredit)

5. Pengendalian Akses

Pengendalian ini mencegah dan mendeteksi akses yang disetujuidan

terlarang ke aktiva perusahaan. Aktiva fisik pada siklus pendapatan adalah

persediaan kas. Pembatasan akses ke aktiva inimeliputi :

Keamanan gudang

Penyetoran kas secara harian ke bank 

Penggunaan lemari besi atau kotak deposit yang aman untuk kas

Penguncian laci kas dan lemari besi pada departemenpenerimaan kas

Pengendalian akses atau informasi mencakup pencatatan akses

dokumen yang mengendalikan aktiva yaitu dokumen sumber, jurnal, dan

12

Page 13: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

buku besar. Jika tidak dibatasi aksesnya maka seseorang dapat

memanipulasi perusahaan.

6. Verifikasi Independen

Verfikasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan memverifikasi kebenaran

dan kelengkapan dari prosedur yang dilaksanakan oleh orang lain dalam

sistem. Agar efektif, verifikasi independen harus dilakukan pada poin-poin

utama dalam proses dimana kesalahan dapat dideteksi dengan cepat dan

benar. Contoh pengendalian verifikasi independen dalam siklus

pendapatan muncul dalam poin-poin departemen pengiriman, departemen

penagihan, departemen buku besar umum.

2. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER

Teknologi juga dapat digunakan sebagai alat yang sangat bagus untuk

mencapai perubahan organisasi. Bagian bawah dari spectrum perubahaan

otorisasia dalah otomatisasi, sedangkan bagian atasnya adalah rekayasa ulang.

Otomatisasi mencapkup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektifitas pekerjaan sedangkan rekayasa ulang meliputi perubahan dasar pola

pikir atas proses bisnis dan alur pekerjaan dimana tujuannya untuk memperbaiki

kinerja operasional dan mengurangi biaya dengan cara mengidentifikasi dan

menghilangkan yang tidak bernilai tambah.

a. Mengoptimalkan Pemrosesan Pesanan Penjualan dengan Teknologi Batch

Adanya perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya

fungsi akuntansi dan operasi sehari-hari. Proses akuntansitradisional daro

penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang, danbuku besar umum

dilakukan oleh aplikasi computer. Meskipun demikiantugas operasi lainnya

seperti penerimaan pesanan penjualan, penerimaankredit, penggudangan, dan

pengiriman masih dilakukan sama dengan pada saat sistem manual. Keunggulan

otomatisasi adalah penghematan biaya, pengurangan kesalahan, meminilkan

13

Page 14: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

jumlah staf akuntansi, serta resiko kesalahan administrasi. Tahap-tahap

pemrosesan computer dari sistem ini adalah sebagai berikut :

Pemasukan data

Pengeditan

Prosedur pembaruan

b. Rekayasa Ulang Pemrosesan Pesanan Penjualan dengan Teknologi Real Time

Banyak prosedur manual dan dokumen dari sistem yang lamadigantikan

dengan terminal computer yang interaktif sistem inimenyediakan masukan

dan keluaran secara real time dengan pembaruan batch pada beberapa file master.

Prosedur pemrosesan transaksi meliputi prosedur penjualan,prosedur

penggudangan, departemen pengiriman

Prosedur pembaruan file master

Keunggulan pemrosesan secara real time adalah mengurangi biayaoperasi

dan meningkatkan biaya pendapatan yang menjadikan teknologireal time sebagai

piihan yang menarik bagi perusahaan. Adapunkelebihannya sebagai berikut :

Pemrosesan real time menyederhanakan siklus kas perusahaan.

Pemrosesan real time dapat unggul bersaing di pasar

Prosedur manualcenderung menghasilkan kesalahan administrasiyang

dapat diidentifikasi dengan teknologi real time.

Pemrosesan secara real time ini mengurangi pemakaian kertas

c. Prosedur Penerimaan Kas Otomatis

Prosedur penerimaan kas adalah prosedur batch alami. Tidak seperti

transaksi penjualan yang cenderung terjadi terus menerus dalam satu hari,

penerimaan kas merupakan kejadian berbeda cek dan permintaan pembaran

diterima secara berkelompok. Sama halnya, penyetoran kas yang diterima hanya

dilakukan sekali pada hari kerja adapun poin-poin utama dari sistem penerimaan

kas :

14

Page 15: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Ruang penerimaan dokumen. Diruang ini cek dengan permintaan

pembayaran dipisahkan dan menyiapkan daftar pembayaran kemudian cek

salinan pembayaran dikirim ke depertemen penerimaan kas. Serta

dokumen permintaan pembayran dan salinan daftar pembayaran dikirim

ke departemen piutang dagang.

Departemen penerimaan kas. Staf disini mencocokan cek dan daftar

pembayaran serta menyiapkan slip setoran. Melalui terminal computer.

Staf membuat record voucher jurnal dari total kas yang diterima kemudian

menyimpan daftar pembayaran lalumenyetorkan uang tersebut ke bank

pada akhir hari kerja.

Departemen piutang dagang. Staf disini menerima dan mencocokan

dokumen pembayaran dan daftar pembayaran melalui terminal computer

staf membuat transaksi penerimaan kasberdasarkan setiap dokumen

pembayaran lalu menyimpandokumen pembayaran tersebut.

Departemen pemrosesan data.

d. Rekayasa Ulang Prosedur Penerimaan Kas

Beberapa perusahaan telah melakukan rekayasa ulang prosedur penerimaan dokumen

untuk mengurangi risiko dan biaya secara efektif. Staf penerimaan dokumen meletakkan

kumpulan amplop yang belum dibuka ke mesin yang secara otomatis membukanya dan

memisahkan antara dokumen penerimaan pembayaran dan cek. Saat amplop dibuka, mesin

mengetahui bahwa dokumen yang pertama dalam amplop adalah dokumen permintaan

pembayaran. Jadi, yang kedua adalah cek. Proses ini dijalankan secara internal, dan setelah

amplop dibuka, staf penerimaan dokumen tidak dapat mengakses isinya.

e. Sistem Point of Sale (POS)

Merupakan sistem siklus pendapatan yang hanya uang tunai, cek, dan

pembayaran tunai saja yang dapat digunakan. Perusahaan tidak menyimpan

rekening pelanggan. Persediaan disimpan ditoko dan pelanggan secara langsung

15

Page 16: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

dapat mengambil barang yang akan dibeli dan membawanya kekasir pembayaran

dimana transaksi dimulai. Adapun tahapan prosedur point of sale, yaitu:

1. Prosedur Harian

2. Prosedur Akhir Hari Kerja

f. Rekayasa Ulang Menggunakan EDI

` Banyak perusahaan telah merekayasa ulang proses pesanan penjualan

melalui pertukaran data elektronik EDI. Teknologi dibuat untuk mempercepat

transaksi rutin dengan pedagang grosir, dan antara pedagangn grosir dengan

pedagang eceran. Teknologi ini computer pelanggan terhubung langsung ke

komputer penjual melalui telepon. Saat pelanggan mendeteksi adanya kebutuhan

untuk memenuhi persediaan, sistem secara otomatis mengirimkan pesanan

tersebut ke penjual. Sistem yang dimiliki oleh penjual dan secara otomatis

memprosesnya.

EDI tidak hanya sekedar teknologi. EDI mewakili susunan bisnis yang unik

antara pembeli dan penjual dimana mereka sebelumnya menyetujui pertentuan

dari kerja mereka. Namun demekian EDI memiliki sisi negative pengendalian

bagi perusahaan. Salah satu masalahnya adalah bagaimana memastikan, tanpa

adanya pengesahan karena hanya transaksi yang valid saja yang diproses. Resiko

lainnya adalah bahwa rekan bisnis atau seseorang lain yang mengakses catatan

akuntansi perusahaan yang tidak masuk dalm perjanjian.

g. Rekayasa Ulang dengan Menggunakan Internet

Ribuan perusahaan didunia sudah membuat homepage

untuk mempromosikan produk mereka dan melakukan penjualan. Dengan masuk

ke homepage pelanggan dapat memperoleh akses kedaftar barang penjualan,

melihat barang yang tersedia, dan memesan. Biasanya penjualan melalui internet

adalah transaksi kartu kredit. Pesanan pelanggan dan informasi kartu kredit

disertakan pada file email penjual. Staf akan meneliti pesanan tersebut,

memverifikasi kredit, dan memasukan transaksi tersebut kedalam

16

Page 17: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

sistem penjualan untuk diproses. Karena perlu meneliti file email maka waktu

penjualan melalui internet lebih lama dibandingkan pesanan melalui telefon.

Tidak seperti EDI, internet menghubungkan organisasi dengan ribuan

mitra bisnis potensial yang tidak memiliki perjanjian formal dengan organisasi

selain itu hubungan lewat internet beresiko mendapat ancaman dari hacker, virus

dan penipuan transaksi.

h. Pertimbangan Pengendalian untuk Sistem Berbasis Komputer

Segala bentuk teknologi pasti memiliki resiko-resiko, tidak terkecuali

dalam pengendalian yang berbasis komputer ini. Adapun resiko yang mungkin

terjadi adalah sebagai berikut:

1. Otorisasi

2. Pemisahan Tugas

3. Supervisi

4. Pengendalian Akses

5. Catatan Akuntansi

6. Verifikasi Independen

3. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS PC

Pasar peranti lunak menawarkan ratusan sistem akuntansi berbasis PC.

Berbeda dengan sistem berbasis mainframe dan klien/server yang biasanya dibuat

khusus untuk memenuhi keinginan khusus dari pengguna, aplikasi PC dibuat

untuk sistem yang bersifat umum sehingga dapat memenuhi banyak keinginan

pengguna. Tidak mengherankan jika sistem akuntansi berbasis PC banyak

digunakan pada perusahaan yang berskala kecil yang menggunakan sistem

tersebut untuk mengotomatisasi sistem manual perusahaan tersebut sehingga

menjadi lebih efisien dan kompetitif. Perusahaan dapat memanfaatkan celah pasar

yang ada. Sistem yang dibuat secara komersial biasanya mempunyai modul yang

terpadu dan lengkap. Ini berarti bahwa transfer data antara modul terjadi secara

otomatis.

17

Page 18: CHAPTER 4. Siklus Pendapatan

Sistem akuntansi PC menciptakan masalah pengendalian yang

unik bagiakuntan. . Resiko timbul dari kelemahan yang melekat pada lingkungan

PC.Resiko tersebut antara lain:

Pemisahan tugas. Sistem PC cenderung tidak mempunyai pemisahan tugas

yang memadai. Karyawan bisa bertanggung jawab untuk seluruh data

transaksi, termasuk pesanan penjualan, penerimaan kas, faktur, dan

pembayaran. Pada sistem manual kewenangan ini sama saja dengan

menugaskan pemasukan data piutang dagang, uatang usaha, pengeluaran kas, dan

penerimaan kas kepada satu orang.

Pengendalian akses. Sistem PC biasanya tidak cukup menyediakan

pengendalian pada akses file data, meskipun beberapa aplikasi bisa

diamankan dengan menggunakan kata sandike file, akses file data secara

langsung melalui sistem operasi dapat melewati pengendalian ini

solusiatas masalah in mencakup enkripsi data, penguncian disket, dan alat

pengamanan fisik.

Catatan akuntansi. Lingkungan PC sering mengalami kehilangan data

yang mangancam catatan akuntansi dan jejak audit. Kegagalan disket

komputer merupakan sebab utama dari kehilangan data. Prosedur formal

untuk membuat data cadangan dari file data dan program dapat

mengurangi permasalahan ini.

18