Click here to load reader

Cerebral Malaria Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cerebral malaria

Citation preview

CEREBRAL MALARIAOleh: Kelompok G

Anggota Kelompok Sheila Nurkhalesa Ahmad Barrun Nidhom Novita Fauziyah R. Adi Darma Effendi Dita Suci Permata Sari Fenny Megawati Carissa Ruly K.

Kevin Anggana Monda Risqi Mahardhika R. Pungky Setya Arini Nabilla

Dhevy Wulandari Benny Wicaksono Tita Swastiana Adi

102010101005 102010101045 102010101056 102010101058 102010101063 102010101065 102010101068 102010101070 102010101079 102010101082 102010101088 102010101092 102010101094 102010101098

DefinisiCerebral malaria merupakan komplikasi neurologis berat dari infeksi malaria, terutama spesies plasmodium falciparum. Penyakit ini ditandai dengan sindrom klinis berupa koma dan adanya stadium aseksual parasit dari pemeriksaan apusan darah tepi. Angka mortalitasnya cukup tinggi dan beberapa pasien yang selamat mengalami kerusakan kemampuan kognitif jangka panjang.

EtiologiMalaria serebral umumnya disebabkan oleh . Dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab lain yang menyebabkan variasi kejadian dari cerebral malaria: 1. (rasial) 2. (nyamuk Anopheles) Di Indonesia vektor yang penting (spesies Anopheles) yaitu : A. aeonitus, A. maeulatus, A, subpictus, yang terdapat di Jawa dan Bali; A. sundaicus dan A. aconitus diSumatera; A. sundaicus, A. subpictus di Sulawesi; A. balabacensis di Kalimantan; A. farauti dan A. punctulatus di Irian Jaya. 3. Plasmodium falciparum 4. yang mempengaruhi siklus biologi nyamuk

Epidemiologi (Indonesia)Jumlah kasus :30 juta/tahun, angka kematian 100.000/tahun. Mortalitas malaria serebral di Indonesia cukup tinggi: 0,9 50%. Anak 12,5 % dan Dewasa 17,5 %. insidens: anak dan dewasa > 16 % dari malaria berat, dan > 4 % mengalami komplikasi malaria serebral.

Sulawesi Utara

malaria termasuk 10 penyakit terbanyak dengan komplikasi malaria serebral > 3 %. 273 penderita yang didiagnosis sebagai malaria, 78 penderita (28,57 %) adalah malaria tropika, 7 daripadanya adalah malaria serebral (8,97 %). 72 kasus (3,18 %) malaria serebral diantara 2261 penderita malaria; terbanyak pada umur 20-40 tahun dengan angka kematian 30,5%. (Harianto dkk) 24 penderita di bagian IKA dan 40 penderita di bagian IPD. Nayoan F (2003)

Ujung Pandang

Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Bethesda Tomohon 1986-1989 RSUP Manado Januari 1998Desember 2002

Dunia

Pakistan 19911995 Nigeria

1620 pasien koma, 505 pasien dengan malaria serebral. kasus malaria serebral pada anak 64 % dan orang dewasa 36 %. Mortalitas pada anak 41 % dan orang dewasa 25 %.6

78 anak yang menderita malaria serebral, 16 penderita (20,5 %) meninggal dan 62 penderita (79,5 %) sembuh.

Faktor Resiko Anak-anak usia kurang dari 10 tahun

Tinggal di daerah endemis malaria

Patofisiologi

1.Sitoadherens 2.Sekuestrasi 3.Rosetting 4.Sitokin

Sitoadherens melekatnya EP matang di permukaan endotel vaskular. terjadi di kapiler dan venula post kapiler. gangguan aliran mikrovaskular anoksia/hipoksia jaringan Sekuestrasi ketidak sesuaian antara parasitemia di perifer dan jumlan total parasit dalam tubuh. sekuestrasi di otak malaria serebral Rosetting perlekatan antara satu buah EP matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit sehingga berbentuk seperti bunga obstruksi mikrovaskular Sitokins Kadar TNF-alfa di daerah perifer meningkat Kadar IFN-gamma, IL-1, IL-6, LT dan IL-3 juga meningkat

Anamnesis Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu

ke daerah endemik malaria. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria. Riwayat sakit malaria. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir. Riwayat mendapat transfusi darah. Menggigil -> Panas -> Keringat -> Apireksi Mual, muntah, diare, nyeri kepala, dan kejang Penurunan kesadaran menetap lebih dari 30 menit Afebris Koma, GCS = 7 atau < 7, 1 hari pada anak-anak dan selama 2-3 hari pada orang dewasa

Pemeriksaan fisik Demam

GCS: penurunan kesadaran sampai koma Kejang Dapat ditemukan anemia berat (Hb < 5 g%, Ht 3 mg%)

Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan ini dapat menghitung jumlah parasit dan identifikasi jenis parasit. Bila hasil (-), diulangi tiap 6-12 jam. b. QBC ( semi quantitative buffy coat) Tes QBC adalah cepat tapi tidak dapat membedakan jenis plasmodium dan hitung parasit. c. Rapid Manual Test Hasilnya segera diketahui dalam 10 menit. Sensitifitasnya 73,3 % dan spesifitasnya 82,5 %. d. PCR (Polymerase Chain Reaction) ektif untuk mendeteksi jenis plasmodium penderita walaupun parasitemia rendah.

Terapi Farmakologi Artemisin artesunate dosis maintenance

2,4mg/kgBB iv atau IM Quinine dihydrochloride