View
212
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Buletin Terobosan adalah media independen yang dikelola oleh mahasiswa Indonesia yang berdomisili di Mesir. Terbit pertama kali sejak 21 Oktober 1990.
Media ini dikelola oleh Pelajar dan Mahasiswa Indonesia sebagai media informasi, opini dan komunikasi
mahasiswa Indonesia di Mesir. Redaksi menerima tulisan dari pelbagai pihak dan berhak mengeditnya tanpa
menghilangkan makna dan tujuan.
TROBOSAN
AD
VER
TISI
NG
Sekapur Sirih, Cerita Musim
Panas, Halaman 2
Sikap, Wajah Masisir Baru,
Halaman 3
Laporan Utama, LPJ PPMI
Diterima Tanpa Syarat,
Halaman 4
Komentar Peristiwa, Pesan
Masisir untuk Birrul, Halaman 5
Wawancara, Sifrul: Tantangan
Berat Kita adalah Menyatukan
Masisir, Halaman 6-7
Sasrta, Berapa Tahun?, Hala-
man 8
Sketsa, Mesir, Halaman 9
Opini, Egoisme Evakuasi, Hala-
man 10
Opini, Rancunya Pendidikan
Indonesia, Halaman 11
Edisi 357 9 September 2013
Selamat Membaca!
Santai dan penting dibaca
Tajam tanpa melukai
Kritis tanpa menelanjangi
Pesan dari Masisir Untuk
Birrul Amrizal Batubara dan Sifrul Akhyar didaulat menjadi
pemimpin di PPMI untuk satu tahun ke depan. Berbagai
suara pun disampaikan kepada mereka.
Simak Komentar Peristiwa hal 5
TROBOSAN, Edisi 357, 9 September 2013
Cerita Musim Panas
Sekapur Sirih
Selamat kami ucapkan kepada pasangan
Amrizal Batubara dan Sifrul Akhyar yang
mendapatkan kepercayaan dari Masisir untuk
memegang amanat menjadi pemimpin di PPMI
untuk satu tahun ke depan.
Tak lupa juga kami ucapkan selamat kepada
para pimpinan MPA dan BPA yang baru saja
dilantik bersama dengan pelantikan presiden
PPMI. Kami berharap semoga jalannya roda
organisasi PPMI lebih lancar dan lebih baik dari
sebelumnya.
Pemakzulan terhadap Presiden Mursi pada
tangga 3 Juli lalu mengejutkan Mesir dan Dunia,
tak luput juga Masisir yang berada di dalamnya.
Sejak saat itu, liburan musim panas kali ini
memiliki cerita yang berbeda dari liburan tahun-
tahun sebelumnya.
Kisruh politik di Mesir kali ini mau tidak mau
kembali menguras pikiran kita. Bahkan jika krisis
saat 2011 lalu Masisir tidak terlalu
memperdulikan siapa yang pantas untuk
memimpin Mesir, krisis kali ini lebih menguras
pikiran Masisir karena tubuh Masisir pun
sekarang terpecah kepada dua kubu yang tak
akan bisa disatukan lagi.
Berbagai kegiatan yang telah direncanakan
sejak jauh hari pun terkendala dan terpaksa
diundur, bahkan dibatalkan. Pemilu raya, sidang
LPJ PPMI, pergantian pengurus kekeluargaan,
hingga rencana rekreasi pun terganggu.
Liburan kali ini pun akhirnya diisi
dengan perdebatan-perdebatan yang tak
pernah usai. Di beranda jejaring sosial
facebook tak pernah habis kita melihat
perdebatan antara pro dan kontra Presiden
Mursi. Di grup PPMI pun berulang kali
terjadi perdebatan karena beberapa berita
yang menjatuhkan karakter Syeikh Azhar
yang dimuat oleh beberapa situs informasi
di Indonesia.
Perdebatan ini masih berlangsung
hingga kini. Idul fitri yang menjadi ajang
untuk bermaafan kemarin pun seolah
hanya menjadi formalitas untuk sekedar
menuliskan kata Mohon maaf di akun
facebook, namun tak lama kemudian
perdebatan itu pun kembali dimulai.
Gaung evakuasi pun masih terus
diusahakan oleh beberapa pihak. Meski
bapak Presiden SBY sudah menyatakan
tidak akan memulangkan pelajar Indonesia
dari Mesir sesuai dengan pernyataan dari
Grand Syeikh Ahmad Thayyib, namun
wacana evakuasi ini masih terus
didengungkan.
Segala macam kejadian yang terjadi di
sekitar Masisir pun kemudian dihubung-
hubungkan dengan kata Evakuasi WNI
secepatnya! Pemboman terhadap
kediaman Menteri Dalam Negeri Mesir,
pemberlakuan jam malam, pemeriksaan
yang dilakukan terhadap beberapa rumah,
hingga kenaikan harga bahan makanan pun
menjadi alasan yang logis untuk tetap
mendesak evakuasi.
Namun ternyata isunya sekarang mulai
berubah menjadi kritikan terhadap Duta
Besar Nurfaizi Suwandi. Sebagian pihak
menjadikan momen ini sebagai waktu yang
pas untuk mengeluarkan unek-uneknya.
Di dalam grup Mendesak Evakuasi Jilid
II beberapa hari lalu terlihat ada akun yang
menyebarkan sebuah fanpage yang
berjudul Boikot Dubes Nurfaizi Suwandi
yang entah siapa yang membuatnya.
Kecurigaan kami tertuju pada beberapa
akun palsu di jejaring sosial yang
sepertinya memang berniat untuk
memperburuk suasana. Tidak sedikit akun-
akun palsu di jejaring sosial yang dibuat
oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab yang kemudian
melemparkan isu lalu bersembunyi di balik
akun tersebut.
Akun-akun palsu itu jelas telah
mencoreng nama Masisir secara
keseluruhan. Dunia mahasiswa yang
seharusnya diisi oleh ide-ide segar dan
pembaruan ternyata dikotori oleh oknum-
oknum yang kerdil dan tidak
bertanggungjawab.
Semoga musim panas yang paling
panas ini segera berakhir, dan kita bisa
mengambil pelajaran dari masa-masa krisis
ini. []
02
Express Copy Menerima segala jenis
fotokopi
Mahatthah Mutsallas,
Hay `Asyir
Building 102 Sweesry.
Hp: 01001726484
Terbit perdana pada 21 Oktober 1990. Pendiri: Syarifuddin Abdullah, Tabrani Sabirin. Pemimpin Umum: Tsabit Qodami. Pemimpin Redaksi: Fahmi Hasan Nugroho. Pemimpin Perusahaan: Erika
Nadarul Khoir. Dewan Redaksi: Abdul Majid, M. Hadi Bakri. Reportase: A. Ainul Yaqien, M. Zainuddin, Dirga Zabrian, Luthfiatul Fuadah Al-Hasan, Ainun Mardiah, Heni Septianingsih. Editor: Zulfahani Hasyim. Pembantu Umum: Keluarga TROBOSAN. Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor 04, 08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228, E-mail: terobosanmasisir@yahoo.com. Fa-cebook : Terobosan Masisir. Untuk pemasangan iklan, pengaduan atau berlangganan silakan menghubungi nomor telepon : 01159319878 (Tsabit), 01122217176 (Fahmi), 01148433704 (Erika)
TROBOSAN, Edisi 357, 9 September 2013
S i k a p
03
Masisir sudah mempunyai para pem-
impin baru. Beberapa hari yang lalu wajah
baru para pemimpin resmi disandingkan di
muka umum. Keadaan Mesir yang terus ber-
gejolak sempat menunda pergantian. Namun
kini wajah baru sudah nampak ke per-
mukaan publik Masisir. Lalu siapakah para
pemilik wajah baru tersebut?
Biasanya yang dikenal di Masisir ini han-
yalah presiden dan wakil presiden eksekutif
(DPP PPMI). Padahal tidak demikian. Sebagai
penganut sistem trias politika, Masisir
mempunyai tiga atasan pemangku kebijakan.
Mereka adalah DPP PPMI, BPA dan MPA. Jadi
jangan salah pahami jikalau Masisir hanya
dipimpin badan eksekutif, DPP PPMI saja.
Masih ada dua pilar pemimpin Masisir
lainnya yaitu MPA dan BPA.
BPA sendiri berfungsi sebagai lembaga
legislatif pembuat udang-undang. Sebagai
pembuat undang-undang BPA harus menge-
tahui keadaan Masisir secara personal mau-
pun kelembagaan organisasi. Dalam artian
BPA harus mengetahui kenyataan lapan-
gan. Dalam tulisan ini kami hendak
menyampaikan masukan kepada BPA
selaku pembuat undang-undang Masisir.
Jika melihat undang-undang, nampak-
nya banyak yang harus ditilik kembali.
Maka cara yang baik untuk melihat ken-
yataan adalah turun ke peradaban Masisir
untuk melihat lapangan. Jangan sampai un-
dang-undang ada namun tidak dilaksanakan.
Ini bisa berakibat fatal. Jangan sampai un-
dang-undang hidup tetapi tanpa nyawa!
Pilar kedua yaitu DPP PPMI yang ber-
fungsi sebagai badan eksekutif yang menjadi
kepala pemerintahan Masisir. Tugasnya
melaksanakan undang-undang yang dibuat
oleh BPA. Saat kampanye pasangan Birrul
berkoar tentang blusukan. Itu pastinya men-
jadi harapan Masisir mengingat banyak hal
yang perlu dibenahi di Masisir ini. Tidak han-
ya sebatas undang-undang organisasinya
saja, namun banyak hal lainnya. Sebagai
eksekutif tentunya DPP PPMI memiliki andil
besar dalam menentukan nasib Masisir .
Pilar yang terkahir yaitu MPA. Fungsi
selmbaga ini adalah penegakkan hukum.
Sebagai lembaga yudisial, MPA wajib bersi-
kap tegas mengawasi gerak-gerik elemen di
Masisir. Akhir-akhir ini tidak banyak sepak
terjang MPA yang kita rasakan kecuali dalam
sidang saja. Padahal banyak sekali keluhan
dan kenyataan lapangan yang melanggar
undang-undang. Semoga MPA tahun ini sege-
ra mengepakkan sayapnya!
Setelah membicarakan atasan, ada
baiknya kita membahas keadaan Masisir
secara umum. Ini karena sering kita
mendengar keluhan tentang Masisir yang
banyak apati terhadap PPMI. Jika beberapa
tahun lalu Masisir sering berdebat keras di
dalam sidang, akhir-akhir ini malah se-
baliknya. Sidang selalu sepi, bahkan tidak
pernah mencapai kuorum. Hal ini memberi
artian kepada kita bahwa Masisir sedang lesu
secara kelembagaan. Tapi bagaimana ke-
hidupan Masisir dalam kesehariannya?
Ini dia yang terkadang membuat kita
bingung. Akhir-akhir ini jika kita melihat
Masisir di dalam sidang selalu sepi, namun di
dunia maya terutamanya di grup jejaring
sosial PPMI sering ramai perdebatan. Baik