12
Sepertinya sudah tak asing lagi, kerap kali kita mendengar tentang organisasi eksternal kampus dan pergerakannya, dan bagaimana kegigihan serta loyalitas mereka (red : anggota) terhadap organisasinya. Salah satu organisasi eksternal yang tak kalah terkenal di kampus kita tercinta ini adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Marilah sejenak kita mengulas sedikit tentang apa itu sebenarnya PMII. PMII secara umum ini sendiri adalah sebuah organisasi sosial kemahasiswaan yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) yang ditokohi oleh kalangan pemuda NU di Surabaya pada 17 April 1960 sebagai sikap atas keadaan sosial politik yang mengharuskan mahasiswa ikut turun langsung dalam mewarnai kehidupan politik pada zaman tersebut. PMII menjadi komponen muda bangsa yang selalu memainkan peran kontibutifnya bagi perjalanan bangsa, semisal PMII turut menjadi salah satu kekuatan pendorong utama transisi Orde Lama menuju Orde Baru, ditandai dengan lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) saat itu Ketua PB PMII adalah Almarhum Zamroni menjadi Ketua Presidium KAMI yang menggelorakan perubahan dikalangan mahasiswa saat itu. PMII saat ini memiliki 223 cabang yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke, sehingga menjadikannya organisasi kemahasiswaan yang terbesar di Indonesia. PMII telah banyak melahirkan kader-kader militan dan handal dalam membangun negara dan bangsa. Adapun tokoh-tokoh yang pernah lahir dari rahim PMII yaitu KH. Hasyim Muzadi, KH. Said Agil Siradj, Dr. H. Hamzah Haz, Muhaimin Iskandar dan masih banyak yang lainnya. Makna dan Filosofi PMII Dari namanya sendiri PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa adalah menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahanNya. Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, dinamis, sosial, dan mandiri. Identitas tersebut mencerminkan tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Edisi Mei 2015 Penanggung jawab Ilzam Nuzulul Hakiki Pembimbing Surotul Ilmiyah Izza Alimiyah Pran- aningrum Pimpinan Redaksi Nur Cita Qomariyah Reporter Nur Khasanah Ivannullah Anggriawan W. Editor Muhimatul Khafidhoh Layouter Khoiriyatus Sholihah Fan Page PMII KOMFAKKES Twier @LpmLensa E-mail [email protected] Selayang Pandang PMII KOMFAKKES Buletin Lensa

Buletin Lensa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Selayang Pandang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Citation preview

Page 1: Buletin Lensa

Sepertinya sudah tak asing lagi, kerap kali kita

mendengar tentang organisasi eksternal kampus dan

pergerakannya, dan bagaimana kegigihan serta loyalitas

mereka (red : anggota) terhadap organisasinya. Salah

satu organisasi eksternal yang tak kalah terkenal di

kampus kita tercinta ini adalah Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia (PMII). Marilah sejenak kita mengulas

sedikit tentang apa itu sebenarnya PMII.

PMII secara umum ini sendiri adalah sebuah

organisasi sosial kemahasiswaan yang lahir dari rahim

Nahdlatul Ulama (NU) yang ditokohi oleh kalangan pemuda NU di Surabaya

pada 17 April 1960 sebagai sikap atas keadaan sosial politik yang

mengharuskan mahasiswa ikut turun langsung dalam mewarnai kehidupan

politik pada zaman tersebut. PMII menjadi komponen muda bangsa yang selalu

memainkan peran kontibutifnya bagi perjalanan bangsa, semisal PMII turut

menjadi salah satu kekuatan pendorong utama transisi Orde Lama menuju

Orde Baru, ditandai dengan lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia

(KAMI) saat itu Ketua PB PMII adalah Almarhum Zamroni menjadi Ketua

Presidium KAMI yang menggelorakan perubahan dikalangan mahasiswa saat

itu.

PMII saat ini memiliki 223 cabang yang tersebar mulai dari Sabang

sampai Merauke, sehingga menjadikannya organisasi kemahasiswaan yang

terbesar di Indonesia. PMII telah banyak melahirkan kader-kader militan dan

handal dalam membangun negara dan bangsa. Adapun tokoh-tokoh yang

pernah lahir dari rahim PMII yaitu KH. Hasyim Muzadi, KH. Said Agil Siradj, Dr.

H. Hamzah Haz, Muhaimin Iskandar dan masih banyak yang lainnya.

Makna dan Filosofi PMII

Dari namanya sendiri PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”,

“Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”.

Makna “Pergerakan” yang dalam hubungannya dengan organisasi

mahasiswa adalah menuntut upaya sadar untuk membina dan

mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika

menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahanNya. Pengertian

“Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang mempunyai identitas diri.

Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius,

dinamis, sosial, dan mandiri. Identitas tersebut mencerminkan tanggung jawab

keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual

baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Edisi Mei 2015

Penanggung jawab

Ilzam Nuzulul Hakiki

Pembimbing

Surotul Ilmiyah Izza Alimiyah Pran-

aningrum

Pimpinan Redaksi

Nur Cita Qomariyah

Reporter

Nur Khasanah Ivannullah Anggriawan W.

Editor

Muhimatul Khafidhoh

Layouter

Khoiriyatus Sholihah

Fan Page

PMII KOMFAKKES

Twitter @LpmLensa

E-mail

[email protected]

Selayang Pandang

PMII KOMFAKKES

Buletin Lensa

Page 2: Buletin Lensa

“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan paradigma

Ahlussunah wal Jama’ah. Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan

demikianlah platform PMII. Perbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat

saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab.

Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai

falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.1

Sumber: http://pmii.or.id/profil/ diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 pukul 20:58 WIB

dengan jumlah yang hampir merata di semua

jurusan. Hal inilah yang membuat sahabat-sahabat

PMII di FKIK lebih mengupayakan pendirian

komisariat sendiri yang terpisah dari

Komfuspertum, agar kebutuhan dan

pengembangan kader PMII di FKIK bisa lebih

terakomodir dan terfokus pada pengembangan

profesi terkait dengan bidang studi yang dipilih.

Think tank berdirinya PMII

Komfakkes adalah sahabat-sahabat

militan yang tidak hanya berasal dari FKIK

saja. Beberapa nama yang ikut

memprakarsai lahirnya PMII Komfakkes

adalah sebagai berikut :

Sahabat M Idrus (Farmasi 2005)

Sahabat Dixi Sebastian (Kesmas

2004)

Sahabat Adi Mulya (Kesmas 2004)

Sahabat Surma Adnan (Kesmas

2004)

Sahabat Rickie (Kesmas 2005)

Sahabat Syauqi (Komfakdis)

Sahabat Aswin (Komfakda/ Komisari-

at Fakultas Dakwah & & Humaniora)

Sahabat Nurtam (Komfakdis)

Dan masih banyak sahabat-sahabat lainnya dari

Oleh : Sahabat Musthafa Hasan Albanna Kesmas 2006

PMII KOMFAKKES diresmikan berdasarkan hasil

Rapat Pembentukan Komisariat yang dilakukan pada

24 Desember 2006. Cikal bakal berdirinya PMII

Komfakkes sebetulnya telah dimulai sejak pertama kali

FKIK lahir di Universitas Islam Negeri Jakarta.

Mahasiswa pertama yang menjadi kader PMII di FKIK

adalah sahabati Fitroh Bariroh (Kesehatan Masyarakat

2004) dan sahabat Adi Mulya, yang mendapatkan

pendidikan pengkaderan PMII melalui

MAPABA di PMII Komfuspertum

(Komisariat Fakultas Ushuluddin dan

Perguruan Tinggi Umum). Pada awal

perkembangannya, kader PMII di FKIK

yang telah mendapatkan pendidikan

MAPABA berada dalam naungan PMII

Komfuspertum, karena jumlah kader yang

belum memenuhi persyaratan untuk

membentuk sebuah Komisariat tersendiri.

Keinginan membentuk komisariat

sendiri semakin kuat setelah 2 tahun FKIK

berdiri. Setelah dilaksanakannya MAPABA

gabungan pada September 2006 antara

Komfuspertum, Komfapsi (Komisariat

Fakultas Psikologi), Komfakdis (Komisariat

Fakultas Dirasat Islamiyah) dan FKIK untuk angkatan

2006, jumlah kader PMII di FKIK semakin bertambah

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (PMII KOMFAKKES)

2

“Hasil rapat

mengesahkan

berdirinya PMII

Komfakkes pada

tanggal 25

Desember 2006 “

Buletin LENSA edisi Mei 2015

Kilas Balik

PMII KOMFAKKES

Page 3: Buletin Lensa

grup Cirebon yang banyak membantu ide dan tenaga

demi berdirinya Komfakkes.

Rapat Pembentukan Komisariat dilakukan

pada hari sabtu 24 Desember 2006 bertempat di

Asrama Putri PMII. Hasil rapat mengesahkan

berdirinya PMII Komfakkes pada tanggal 25

Desember 2006 pukul 00.30 WIB, dan

mengesahkan Sahabat M Idrus (Farmasi 2005)

sebagai ketua umum PMII Komfakkes pertama

dengan periode khidmat 2006-2007. Hal yang perlu

untuk senantiasa diingat yaitu berdirinya PMII

Komfakkes tujuannya adalah agar Mahasiswa FKIK

yang memiliki latar belakang pesantren dan

sepaham dengan Ahlussunnah wal Jama’ah memiliki

wadah untuk saling berbagi ilmu serta

mengembangkan kapasitas diri, bukan saja dari segi

keilmuan professional yang didapat di bangku kuliah,

namun juga interpersonal skill dan kepekaan sosial

sebagai bekal hidup di masyarakat yang

sesungguhnya.

Bagaimana berwudhu sesuai dengan

syari’at?

Berwudhu merupakan salah satu syarat yang

menentukan sah atau tidaknya sholat. Dewasa ini,

banyak sekali pendapat yang bermunculan di

masyarakat mengenai bagaimana tata cara wudhu

yang benar menurut syari’at. Berikut tata cara

wudhu yang insyaallah sesuai dengan syari’at:

1. Membaca Bismillahirrahmanir Rahiim sambil

mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan.

2. Berkumur-kumur tiga kali sambil membersihkan gigi

(bersiwak).

3. Istinsyaq (menghirup air ke hidung lalu dikeluarkan)

sebanyak tiga kali.

4. Niat (menyengaja) menghilangkan hadast atau me-

nyengaja berwudhu ketika membasuh muka.

Lafal niat wudhu:

نوىت الوضوء لرفع احلدث الاصغر فرضا هلل تعاىل

Artinya: “Aku niat berwudhu untuk menghilangkan

hadast kecil, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Tahukah Anda?

3 Buletin LENSA edisi Mei 2015

“Idealisme adalah ke-mewahan terakhir yang

hanya dimiliki oleh pemuda”

-Tan Malaka-

quote

PMII KOMFAKKES

Page 4: Buletin Lensa

Oleh : Sahabati Izza Alimiyah Prananingrum, Mahasiswa Berprestasi FKIK 2014

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu

komponen pembangunan nasional. Pembangunan di

bidang kesehatan tersebut dilakukan dengan

meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan

seluruh penduduk untuk mencapai derajat kesehatan

setinggi-tingginya.1 Melalui pembangunan kesehatan

yang telah disusun rencana strateginya secara berkala

dan indikatif, diharapkan derajat kesehatan Indonesia

secara nasional dapat ditingkatkan dengan signifikan.

Kesuksesan pembangunan kesehatan tidak saja

berimplikasi pada meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat. Kesuksesan pembangunan kesehatan

lebih luas lagi akan berimplikasi pada penentuan

kemajuan suatu negara, yang salah satunya ditinjau dari

Human Development Index (HDI). HDI merupakan angka

perbandingan antara angka harapan hidup, melek huruf

(pengetahuan), dan pendapatan perkapita suatu

bangsa.2 Jika upaya pembangunan kesehatan berhasil,

tentu ia akan menaikkan usia harapan hidup rakyat dan

peningkatan ini tentu berarti bagi bangsa Indonesia.

Mahasiswa sebagai pembangun kesehatan

Berbicara soal komponen bangsa pengemban

pembangunan kesehatan, pantas kiranya jika

mahasiswa kesehatan dimasukkan dalam kategori

tersebut. Mahasiswa kesehatan adalah salah satu

bagian dari masyarakat yang mengemban tugas

pembangunan kesehatan yang harus ditempuh

bersama.

Pendidikan tinggi yang ditempuh mahasiswa

membuatnya menjadi seorang intelektual. Mahasiswa

kesehatan berperan sebagai salah satu penyambung

ilmu pengetahuan sekaligus atributnya. Hal itu membuat

mahasiswa kesehatan memiliki tugas untuk terjun ke

masyarakat, walaupun ia belumlah menjadi seorang

tenaga profesional. Salah satu tugas mahasiswa

kesehatan ialah mengubah informasi dalam bahasa

ilmiah ke bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.

Hal itu sejalan dengan Tri Darma Perguruan tinggi yang

meliputi pendidikan, penelitian dan pengembangan, ser-

ta pengabdian masyarakat.

Dalam memberikan kontribusi pada

pembangunan kesehatan, sesungguhnya mahasiswa

dapat mengambil peran di berbagai lini. Sebagai kaum

intelektual yang berintegrasi, mahasiswa dapat pula

berperan sebagai tonggak advokasi, pemberi pelayanan,

dan sebagainya.

Perilaku : tonggak masalah kesehatan

“Mencegah lebih baik daripada mengobati.“

Jargon itulah yang saat ini tidak asing, baik di kalangan

masyarakat maupun praktisi medis.

Hal itu tidaklah salah. Pencegahan atau usaha

preventif memang lebih efektif untuk meningkatkan

derajat kesehatan daripada usaha kuratif. Selain itu,

biaya untuk melakukan pencegahan penyakit lebih

murah dibandingkan untuk mengobati penyakit. Sebagai

contoh, seseorang yang mengontrol asupan gulanya

tidak mengeluarkan biaya kesehatan lebih banyak

dibandingkan jika ia sudah terkena diabetes dan

kemudian berobat. Oleh karenanya, usaha preventif

saat ini benar-benar digalakkan oleh pemerintah

Indonesia dalam hal pembangunan kesehatan.1

4

“Mahasiswa kesehatan adalah salah satu

bagian dari masyarakat yang mengemban

tugas pembangunan kesehatan yang harus

ditempuh bersama.”

Buletin LENSA edisi Mei 2015

Mengubah Perilaku, Membangun Bangsa Esai

PMII KOMFAKKES

Page 5: Buletin Lensa

Status kesehatan memanglah bukan hal

yang mutlak berdiri sendiri. Ia dipengaruhi oleh

beberapa determinan yang memberikan implikasi

yang berbeda-beda. Menurut Hendrik L. Blum,

terdapat empat determinan yang mempengaruhi

status kesehatan seseorang. Keempat determinan

itu ialah lingkungan, perilaku, keturunan atau

herediter, dan pelayanan kesehatan.2

Dalam pembahasan kali ini, determinan yang

akan dikaji ialah determinan perilaku. Menurut

Hendrik L. Blum, determinan perilaku ialah

kontributor atau faktor yang paling berpengaruh

kedua setelah determinan lingkungan.3 Perliaku yang

dimaksud disini ialah perilaku yang berkaitan dengan

kesehatan, seperti perilaku kebiasaan merokok,

makan sembarangan, perilaku mengurangi gula, dan

sebagainya.

Empat determinan yang mempengaruhi status

kesehatan seseorang: lingkungan, perilaku,

keturunan, dan pelayanan kesehatan. Caption describing

picture or graphic.

5. Membasuh wajah sebanyak tiga kali.

Membasuh seluruh muka (batas: mulai dari tem-

pat tumbuhnya rambut kepala bagian atas hing-

ga bagian bawah dagu dan dari telinga kanan

hingga telinga kiri).

6. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku seba-

nyak tiga kali.

7. Mengusap sebagian kulit kepala sebanyak tiga

kali.

8. Mengusap kedua daun telinga sebanyak tiga kali.

9. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

Tahukah Anda? 5 Buletin LENSA edisi Mei 2015

PMII KOMFAKKES

10. Tertib (berurutan).

Lalu disunnahkan membaca do’a setelah ber-

wudhu sebagai berikut:

اشهد ان ال اهل ا الا هللا وحده ال رشىك هل و اشهد انا محمدا عبده ورسوهل. اللهما

ابىن واجعلىن من املتطهارىن اجعلىن من التاوا واجعلىن من عبادك الصاحلىن

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan

selain Alla Yang Maha Esa, tidak ada sekutu

bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Mu-

hammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya

Allah jadikanlah aku golongan orang yang ber-

taubat, golongan orang yang suci dan jadikan-

lah aku golongan hamba-hamba-Mu yang

shaleh."

Page 6: Buletin Lensa

Teori yang disampaikan belum menunjukkan,

perilaku yang tidak tepat dapat membuat seseorang

sakit. Perilaku tidak tepat membuat seseorang

melakukan hal-hal yang tentu tidak tepat, yang

kemudian mengganggu kesehatan. Oleh karenanya

perilaku yang tidak tepat sangat perlu dikoreksi. Jika

tidak, maka akan sulit untuk meningkatkan dan

mempertahankan status kesehatan masyarakat.

Selanjutnya di sisi yang lain, Lawrence

menerangkan tiga penentu munculnya perlaku

manusia, yaitu faktor predisposisi (predisposing

factor), faktor pendorong (enabling factor), dan faktor

penguat (reinforcing factor).3 Faktor predisposisi

dapat muncul dalam pengetahuan, nila-nilai, adat

istiadat, dan lainnya. Sedangkan faktor pendorong

perilaku masyarakat bersumber dari fasilitas atau

sarana yang tersedia. Di sisi lain, sikap dan perilaku

petugas medis sebagai pemberi pelayanan kesehatan

sekaligus role model menjadi faktor penguatnya.

Teori Lawrence menegaskan bahwa perilaku

manusia yang tidak tepat dapat dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan sebagai faktor predisposisi.

Minimnya atau tidak adanya pengetahuan yang

dimiliki masyarakat dapat membuat melakukan

perilaku-perilaku tidak berdasar dalam kehidupannya.

Ketidaktahuan tersebut membuat masyarakat tidak

memiliki gambaran mengenai cara-cara hidup sehat.

Mereka pun akan cenderung berperilaku seperti yang

dilakukan lingkungannya, entah itu baik ataukah

tidak.

Mengapa perilaku?

Perilaku yang salah akibat tidak adanya

informasi dapat menyebabkan datangnya masalah

kesehatan pada diri seseorang. Bersebrangan

dengan itu, perilaku yang diperbaiki dan usaha

menghindari penyebab penyakit akan menurunkan

kemungkinan terjadinya penyakit. Oleh karena itu,

upaya perubahan perilaku masyarakat diharapkan

dapat menurunkan angka kesakitan atau morbiditas.

Menurunnya angka kesakitan atau morbiditas

akan berdampak pada banyak hal. Salah satunya

6 Buletin LENSA edisi Mei 2015

ialah dapat menurunkan pembiayaan kesehatan.

Biaya kesehatan yang dimaksud tidak hanya out of

pocket atau yang dikeluarkan oleh masyarakat

sendiri, melainkan juga pembiayaan kesehatan

secara Nasional. Sejauh ini pemerintah Indonesia

juga menggunakan anggaran belanja Negara untuk

mensubsidi biaya kesehatan rakyat Indonesia.

Semakin sedikitnya angka kesakitan, maka

anggaran yang perlu dikeluarkan oleh pemerintah

tentu semakin sedikit.Selain itu, semakin sedikit

rakyat yang sakit, maka akan semakin turun angka

mortalitas akibat penyakit.

Menurunnya morbiditas dan mortalitas

selanjutnya akan meningkatkan harapan hidup

seseorang. Meningkatnya harapan hidup tentu

berimplikasi pada Human Development Index yang

berdampak langsung pada kemajuan Indonesia.

Selain itu, menurunnya mortalitas menunjukkan

kondisi masyarakat yang sehat. Jika masyarakat

sehat, mereka dapat mengaktualisasikan dirinya

dengan lebih optimal. Optimal artinya masyarakat

dalam kondisi produktif.

Mengubah perilaku masyarakat

Sejalan dengan teori Lawrence, salah satu

cara untuk mempengaruhi atau merubah suatu

perilaku ialah meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang kesehatan. Transfer informasi

ini dapat dilakukan oleh mahasiswa kesehatan

melalui program promosi kesehatan. Promosi

kesehatan tersebut bertujuan untuk mengkoreksi

perilaku masyarakat yang tidak tepat, yakni dengan

memberikan informasi kesehatan yang akurat dan

evidance based. Pemberi informasi kesehatan atau

promosi kesehatan merupakan peran yang dapat

diperankan secara mendalam dan intensif oleh

mahasiswa kesehatan.

Berbagai teori perilaku telah banyak muncul,

diiringi dengan semakin berkembangnya teori dan

model pendidikan kesehatan. Salah satu model

pendidikan kesehatan ialah Transtheoretical Model.

Teori ini menjelaskan bahwa manusia dan

perilakunya berada pada kontinum perubahan

perilaku. Teori ini meyakini perubahan tingkah laku

PMII KOMFAKKES

Page 7: Buletin Lensa

seseorang akan melalui 5 tahapan, yakni

precontemplation, contemplation, preparation, action,

dan maintenance.4 Teori ini dapat digunakan oleh

mahasiswa kesehatan untuk menerapkan rencana

promosi kesehatan kepada masyarakat.

Transtheoretical Model menjelaskan, nihilnya

keinginan masyarakat untuk merubah perilaku akan

muncul jika masyarakat masih berada pada

tahapprecontemplation. Nihilnya keinginan tersebut

dapat disebabkan oleh tidak adanya informasi yang

tepat yang diterimanya. Keinginan berubah dapat

muncul jika masyarakat sudah memasuk tahap

contemplation. Ia akan melanjutkan pada tahap

preparation, yakni tahap ketika masyarakat telah

memiliki sedikit demi sedikit gambaran mengenai

perubahan perilaku. Hingga pada tahap action,

masyarakat mulai menerapkan perubahan pada

perilakunya. Tahap yang terakhir ialah tahap

Maintenance, yakni ketika masyarakat mulai berusaha

mempertahankan perilaku baru yang akan

menghantarkannya pada kesejahteraan.

Dari teori tersebut, mahasiswa kesehatan

dapat menggunakannya untuk memahami tahapan

perubahan perilaku yang sedang dimiliki oleh

masyarakat dan menjadikannya acuan untuk merubah

perilaku masyarakat. Dari teori itu pula, mahasiswa

sebagai salah satu agen pembangun kesehatan perlu

melakukan pendampingan masyarakat dalam

menjalani setiap tahapan perubahan perilaku tersebut.

Program konkrit

Promosi kesehatan secara mandiri

Untuk merubah perilaku masyarakat,

mahasiswa kesehatan dapat melakukan promosi-

promosi kesehatan untuk masyarakat. Hal ini

dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa yang dalam

pelaksanaannya, tentu mahasiswa perlu berkoordinasi

dengan pejabat setempat.

Mahasiwa kesehatan di Indonesia jumlahnya

sangat banyak. Hal itu sesungguhnya menjadi potensi

yang harus dimanfaatkan dengan bijak guna

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Mahasiswa kesehatan dapat berinisiatif dan bergerak

secara mandiri, mengingat mahasiswa seharusnya

telah memiliki kemampuan manajerial yang cukup.

Selangkah bersama UKBM

Guna meningkatkan kemandirian masyarakat

dalam upaya kesehatan, saat ini telah berkembang

Upaya Kesehatan Bersumberaya Masyarakat atau

yang disingkat UKBM. UKBM ini dilaksanakan dengan

dikoordinatori petugas kesehatan dan dijalankan oleh,

7 Buletin LENSA edisi Mei 2015

KETURUNAN YUGOSLAVIA Seorang guru tengah mengabsen murid-muridnya. Sang guru tertarik dengan sebuah nama, dan me-

manggil murid dengan nama tersebut.

Guru : “Smary Saklitinov, coba kemari.”

Murid : “Iya bu.”

Guru : “Sini kamu nak, kamu keturunan Yugoslavia ya?”

Murid : “Bukan bu.”

Guru : “Lalu kenapa nama kamu Smary Saklitinov?”

Murid : “Oh, Smary itu singkatan dari nama bapak saya S(urtono) dan

ibu saya Mary(anti).”

Guru : “Mmm… kalau Saklitinov?”

Murid : “Sabtu Kliwon tiga November.”

Pojok Sastra

PMII KOMFAKKES

Page 8: Buletin Lensa

dari, untuk, dan bersama masyarakat.

Dalam melakukan promosi kesehatan dan

pendampingan masyarakat, mahasiswa kesehatan tentu

dapat berkoordinasi dengan pelaksana program UKBM

seperti posyandu, posbindu, desa siaga, dan sebagainya.

Mahasiswa dapat memberikan kontribusi untuk

mengoptimalkan promosi kesehatan yang telah

diprogramkan di dalam UKBM. Misalnya, mahasiswa

kesehatan terlibat dalam penyelenggaraan posyandu

dengan memberikan promosi kesehatan mengenai

pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Keberadaan mahasiswa kesehatan tentu akan sangat

membantu, mengingat salah satu kendala optimalnya

UKBM ialah sumber daya manusia.

Gerakan promosi kesehatan serentak

Gerakan promosi kesehatan serentak yang

dimaksud oleh penulis ialah gerakan serentak yang

dilakukan oleh mahasiswa kesehatan di seluruh

Indonesia. Gerakan ini penulis rasa belum ada. Gerakan

ini dilakukan dengan cara mengerahkan mahasiswa

kesehatan di seluruh Indonesia untuk melakukan

pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya

secara serentak.

Akhirnya, mahasiswa sebagai kaum intelektual

perlu mengambil peran lebih banyak dalam

mengoptimalkan promosi kesehatan kepada

masyarakat. Hal itu didukung oleh banyaknya mahasiswa

kesehatan yang ada di Indonesia. Optimalisasi promosi

kesehatan oleh mahasiswa bertujuan untuk mengubah

perilaku masyarakat yang tidak tepat menjadi tepat.

Harapannya, perubahan perilaku sebagai usaha preventif

tersebut dapat meningkatkan kemandirian masyarakat

dalam menjaga dan meningkatkan kesehatannya.

Sehingga, pembangunan kesehatan yang menjadi bagian

pembangunan nasional dapat tercapai sebaik-baiknya.

Sumber :

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Rencana Strategis Pembangunan kesehatan 2010-

2014. Indonesia: Kementerian Kesehatan; 2010. No

HK.03.01/60/I/2010.

2. Noorkasiani, Heryati, Rita S. Sosiologi Keperawatan.

Jakarta: Penerbit EGC; 2009.

3. Heri M. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC;

2009.

4. Uswatun K, Dianis WS. Praktikum Keperawatan

Komunitas 2. Jakarta: PSIK UIN Jakarta; 2013.

8 Buletin LENSA edisi Mei 2015

DORAEMON Doraemon itu punya 10 saudara.

Saudara yang pertama sukanya minggat, na-

manya Dorakrasan.

Yang kedua sering sakit-sakitan, namanya

Dorasehat.

Yang ketiga orangnya bodoh, namanya Dor-

angerti.

Yang keempat orangnya nggak punya malu,

namanya Doraisin.

Yang kelima orangnya boros, namanya

Doraeman.

Yang keenam orangnya jomblo, namanya

Dorapacaran.

Yang ketujuh orangnya miskin, namanya Do-

rasugih.

Yang kedelapan sangat patuh, namanya

Dorandablek.

Yang kesembilan orangnya rendah hati, na-

manya Doramayak.

Yang terakhir orangnya mirip yang baca tuli-

san ini, namanya Dorawaras.

Pojok Sastra

PMII KOMFAKKES

Page 9: Buletin Lensa

9 Buletin LENSA edisi Mei 2015

Rinduku

Rinduku tebal

Berlapis

Berarak

Bergulung

Berwarna-warni

Terbungkus rapi kotak imajinasi

Melambung di atap awan

Hinggap di angin

Diguncang-guncang

Rebah ditanah ditimbun pasir

Hanyut di laut

Dilempar gelombang

Diterkam karang

Rindu ini tak pernah diam

Menggelegak rebut pontang-panting

Rindu ini tidak lelah walau tertating

Merayap

Merangkak

Rindu ini tidak padam walau disapu sunyi

dicekam kesendirian

Rinduku semakin tebal

Oh…

Rinduku

Oleh: NMardliyah

Pojok Sastra Tuna Asmara

Mencinta, Dicinta, Adalah kodrat adam dan hawa, Kodrat itu akan datang ketika adam dan hawa itu sudah siap menerimanya, Kodrat itu datang, Pada orang-orang yang benar-benar membutuhkannya, Belum termasuk diriku, Gelar tuna asmara dan cinta pun kini ku sandang, Seakan hanya akulah makhluk hina yang tak punya cinta, Seakan hanya aku makhluk yang paling merana, Seakan hanya akulah kancil kecil yang berlarian sendiri di tengah hutan yang muram, Mungkin, Dia berkehendak lain, Menginginkan agar mata dan hati ini buta sementara oleh gemerlapan bunga dunia Mungkin, Tuan rusukku pun sama, Menjadi tuna cinta dari seorang hawa, Tuna cinta ini kan ku bawa, Hingga satu titik dimana aku benar-benar siap memulainya,

Oleh : NCQ* *Mahasiswi Keperawatan’12

PMII KOMFAKKES

Page 10: Buletin Lensa

10 Buletin LENSA edisi Mei 2015

TAHU Disebuah kelas, terdengar suara asyik tentang percakapan antara dua siswa kelas Li-

ma. Sebut saja namanya Lutfi dan Amri. Mereka berdua terkenal pandai tentang

semua pelajaran, khususnya Nahwu Sharaf. Hingga suatu saat terekam dialog yang

menggelikan berikut:

Amri: ‘Eh Lut, ane punya pertanyaan bagus ni, masih seputar pelajaran favorit kita, bisa

jawab nggak?’

Lutfi : ‘Emang pertanyaannya apa? Ada hadiahnya nggak?’

Amri : ‘Ah, pean ini maunya hadiah melulu, ya udah deh, kalo bisa jawab tak ajak ke

TOMBO ATI deh, gimana? Jawabnya harus benar lho.

Lutfi : ‘Wah, siip. Kalo gini ane baru mau jawab.’

Amri : ‘Tapi ke TOMBO ATI nya nanti lewat tengah malam.’

Lutfi : ‘sama aja, ya jelas sudah tutup to. Ya udah deh, emang apa pertanyaannya?’

Amri : ‘Kenapa banyak orang suka makan TAHU?’

Lutfi : ‘Yah, katanya pertanyaannya masih seputar Nahwu Sharaf?

Amri : ‘Ya iya, ini masih seputar pelajaran itu.’

Lutfi : ‘Kok nyeleneh banget ya? Aneh kamu ini.’

Amri : ‘Bisa jawab nggak? Bilang aja nyerah, ndak bisa jawab?’

Lutfi : ‘lha pertanyaannya aja ndak nyambung gitu, gimana bisa jawab? Emang apa

jawabannya?’

Amri : ‘Hahaha, begini, karena TAHU dibaca ROFA’, makanya orang pada suka makan

TAHU, coba kalau TAHU dibaca JER, jadi TAHI, masak iya orang suka makan TA-

HI?’

Lutfi : #$%^%@$”}[&*^^#?/

Pojok Sastra

LPM LENSA MENERIMA KIRIMAN TULISAN BERUPA OPINI (4500 karakter), CERPEN (6000 karakter), DAN PUISI

(2000 karakter). TULISAN BISA DIKIRIMKAN KE: E-MAIL: [email protected]

PMII KOMFAKKES

Page 11: Buletin Lensa

11 Buletin LENSA edisi Mei 2015

Dokumentasi Kegiatan

MAPABA PMII, 26 September 2014—PP. An-Nahdlah, Depok

RTL (Rencana Tindak Lanjut) Anggota Baru PMII, 9 Oktober 2014—FISIP UIN

PMII KOMFAKKES

Donor Darah, 5 November 2014—FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Page 12: Buletin Lensa

Buletin LENSA edisi Mei 2015 12

BULETIN LENSA Menerima pemasangan iklan, baik iklan gambar maupun iklan berita. Harga Terjangkau.

Phone: 089678186485 E-mail: [email protected]

PMII KOMFAKKES

PKD (Pelatihan Kader Dasar) 24-26 April 2015—PP. An-Nahdlah, Depok

Rumah Pergerakan, 10 Mei 2015—Situ Gintung, Ciputat, Tangsel