18
BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PENGEMBANGAN LKS BERBASIS ETNOMATEMATIKA) UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA 2018/2019 ARTIKEL ILMIAH Oleh : Nama : Bunga Marcicilia NPM : 4014018 Prodi : Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing : 1. Drajat Friansah, S.Si., M.Pd. 2. Maria Luthfiana, M.Pd,Mat. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2018 1

BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

1

BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PENGEMBANGAN LKS BERBASIS ETNOMATEMATIKA) UNTUK

MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA

2018/2019

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

Nama : Bunga Marcicilia

NPM : 4014018

Prodi : Pendidikan Matematika

Dosen Pembimbing : 1. Drajat Friansah, S.Si., M.Pd.

2. Maria Luthfiana, M.Pd,Mat.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2018

1

Page 2: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

2

BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PENGEMBANGAN LKS BERBASIS ETNOMATEMATIKA) UNTUK

MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA

2018/2019

Oleh : Bunga Marcicilia1, Drajat Friansah2, Maria Luthfiana3

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan LKS berupa LKS siswa

dengan berbasis Etnomatematika pada materi sistem persamaan linear tiga

variabel untuk siswa kelas X MAN 1 (model) Lubuklinggau dan mengetahui

kualitas LKS dilihat dari aspek kevalidan, Kepraktisan, dan Keefektifan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model pengembangan

4-D (four D model). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define,

Design, Develop, and Disseminate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

Kevalidan LKS menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mendapat kategori

baik pada komponen kelayakan bahasa dengan rata-rata skor sebesar 3,00, pada

komponen kelayakan isi mendapat kategori sangat baik dengan rata-rata skor

sebesar 3,24, sedangkan pada komponen kelayakan penyajian mendapatkan

predikat baik dengan rata-rata skor 3,04. (2) kualitas bahan ajar dilihat dari aspek

kepraktisan termasuk dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,13

ditentukan berdasarkan hasil respon siswa terhadap LKS. Keefektifan LKS dilihat

dari aspek motivasi belajar siswa pada saat sebelum menunjukkan rata-rata skor

sebesar 3,01 sedangkan pada saat sesudah menunjukkan rata-rata skor sebesar

3,74 termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”.

Kata Kunci:Etnomatematika , LKS, Lubuklinggau

ABSTRACT

The purpose of this study was to develop student worksheets in the form

of ethnomatics-based student worksheets on the material system of three-variable

linear equations for students of class X MAN 1 (model) Lubuklinggau and find

out the quality of worksheets seen from the aspects of validity, practicality, and

effectiveness. This research is a development research with a 4-D (four D model)

development model. This model consists of 4 development stages, namely Define,

Design, Develop, and Disseminate. The results showed that: (1) the validity of

worksheets showed that the worksheets developed were categorized as good in the

components of language feasibility with an average score of 3,00, the content

feasibility component was very good with an average score of 3,24, while the

presentation feasibility component gets a good predicate with an average score of

3,04. (2) the quality of teaching materials seen from the practical aspects included

in the criteria of "Good" with an average score of 3,13 is determined based on the

results of student responses to LKS. The effectiveness of LKS is seen from the

aspect of student learning motivation during Pre-Test showing an average score of

3,01 while the Post-Test showed an average score of 3,74 included in the "Very

Good" criterion.

Keywords: Ethnomatematics, LKS, Lubuklinggau.

1Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2dan3Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Page 3: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

3

PENDAHULUAN

“Pembentukan sikap merupakan aspek penting dalam pembelajaran

Matematika, sehingga tugas guru dalam menyampaikan materi dapat membantu

proses pembentukan sikap peserta didiknya” (Daryanto, dalam Prihastari;

2015:155). “Pada saat ini pendidikan di Indonesia menerapkan K13 revisi 2016,

orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara

kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge )”

(Majid, 2014:28). Dengan kata lain guru adalah fasilisator, selain itu guru harus

mampu mengembangkan bahan ajar yang digunakan agar siswa tidak merasa

bosan dan jenuh ketika belajar matematika.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di MAN 1 (model)

Lubuklinggau, siswa di MAN 1 (model) Lubuklinggau ada siswa yang aktif dan

ada siswa yang tidak aktif karena siswa kurang berani untuk menyampaikan

pendapatnya di kelas. Sehingga sangat dibutuhkannya motivasi sebagai penggerak

untuk kemauan siswa dalam belajar, hal ini memungkinkan untuk digunakan LKS

dengan muatan motivasi didalamnya sebagai bahan ajar. Guru mata Pelajaran

yang bernama Ibu Diana Sari, S.Ag menerangkan bahwa di MAN 1 (model)

Lubuklinggau tidak selalu menggunakan LKS karena bahan ajar yang digunakan

saat mengajar adalah buku cetak. Guru dalam menyampaikan materi ataupun

penugasan pada siswanya banyak mengambil soal-soal dari buku ajar, kadangkala

menggunakan LKS pada materi tertentu tetapi LKSnya itu dibuat terlebih dahulu

oleh guru dan pada saat mengerjakannya siswa sedikit kesulitan mengaplikasikan

dan memaknai dalam kegunaan mempelajari materi dalam LKS. Selain itu, LKS

yang susunannya kurang berwarna, menarik, dan kurang adanya acuan penggerak

kemauan siswa dalam belajar. Maka dari itu dibutuhkan LKS yang

Page 4: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

4

penyusunannya menarik, kreatif, dan dapat dipahami oleh siswa saat belajar di

sekolah maupun di rumah.

Trianto (2010:111) mengungkapkan bahwa “Lembar kegiatan siswa dapat

berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan

untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan

eksperimen atau demonstrasi”. “Penggunaan LKS sebagai media belajar menjadi

semakin populer di kalangan guru sehingga LKS disebut sebagai media belajar

alternatif” (Padmaningrum:2006). Dengan mengembangkan LKS yang inovatif

diharapkan dapat membantu dan meningkatkan kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran.

Prestasi belajar siswa di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara lain.

Hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2015

menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 69 dari 76 negara. Hasil TIMSS

(Trends in International Mathematics and Science Study) 2015 menunjukkan

Indonesia berada pada peringkat 45 dari 50 negara (dalam Rahmawati, 2017:70).

Menurut Sardiman (2014:84) “Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil

baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai

masalah dan hambatan secara mandiri”. Jadi kekuatan yang mendorong seseorang

untuk belajar dan mempengaruhi keberhasilan belajar adalah motivasi belajar.

Menurut Wijayanto (2017:81) “Pembelajaran kreatif, menarik dan bermakna

dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis Budaya karena dapat menjadikan

pembelajaran bermakna kontekstual yang sangat terkait dengan komunitas budaya

sehingga pembelajaran menarik dan menyenangkan”. “Etnomatematika

merupakan kajian yang meneliti cara sekelompok orang dari budaya tertentu

dalam memahami, mengekspresikan, dan menggunakan konsep-konsep serta

Page 5: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

5

praktik-praktik kebudayaannya yang digambarkan sebagai sesuatu yang

Matematis” (Menurut Barton, dalam Zulkifli & Dardiri; 2016:221). “Menerapkan

Etnomatematika dalam pendidikan khususnya pendidikan Matematika diharapkan

nantinya siswa dapat lebih memahami Matematika dan budaya mereka serta para

pendidik lebih mudah untuk menanamkan nilai budaya itu sendiri dalam diri

peserta didiknya, sehingga nilai budaya merupakan karakter bangsa tertanam

sejak dini dalam diri siswa” (Prihatsari, 2017:71).

Mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis Etnomatematika

dengan budaya Lubuklinggau berarti menanamkan, memanfaatkan nilai-nilai

budaya secara kontekstual, serta menumbuhkan motivasi belajar dalam

pembelajaran matematika dengan tahapan-tahapan belajar yang sesuai dengan

perkembangan proses berpikir siswa, metode yang siswa pakai, ataupun tingkat-

tingkat berpikir yang siswa tunjukkan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat

lebih mudah memahami konsep-konsep Matematika bermuatan budaya. Dari

masalah yang dihadapi, peneliti menawarkan solusi yaitu dengan Budaya

Lubuklinggau dalam Pembelajaran Matematika (Pengembangan LKS Berbasis

Etnomatematika) untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa kelas X SMA

2018/2019.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian LKS

Menurut Ahmadi & Amri (2014:171) “Lembar Kerja Siswa (student

work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta didik”. Sedangkan Menurut Trianto (2009:111) “Lembar kegiatan siswa

adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan penyelidikan atau

pemecahan masalah”. Berdasarkan pengertian LKS dapat disimpulkan bahwa

Page 6: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

6

Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran kertas yang berisi materi,

ringkasan, dan tugas yang harus dikerjakan siswa untuk memaksimalkan

pemahaman serta lebih mengaktifkan peserta didik.

B. Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2014:73) “Motivasi adalah

perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi menurut

Wlodkowsky (dalam Sugihartono, dkk; 2007:38) merupakan suatu kondisi yang

menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan

ketahanan pada tingkah laku tersebut. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar adalah kekuatan untuk mendorong seseorang untuk

belajar. Motivasi belajar bisa timbul dari dalam atau dari luar diri seseorang

seperti: lingkungan, keluarga, guru, maupun orang lain.

C. Pengembangan LKS berbasis Etnomatematika

Menurut Francois (dalam Wijayanto, 2017:81), “perluasan penggunaan

etnomatematika yang sesuai dengan keanekaragaman budaya siswa dan dengan

praktik matematika dalam keseharian mereka membawa matematika lebih dekat

dengan lingkungan siswa karena etnomatematika secara implisit merupakan

program atau kegiatan yang menghantarkan nilai-nilai dalam matematika dan

pendidikan matematika”. “pendekatan Ethnomathematical bertujuan untuk

membuat matematika sekolah lebih relevan dan bermakna bagi siswa dalam

rangka meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan dan menegaskan

lebih budaya relevan dilihat dari matematika” (Rosa, dkk; 2016:26).

Page 7: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

7

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Research & Development (R&D). Dalam penelitian ini dikembangkan LKS

dengan berbasis Etnomatematika yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

belajar yang dapat menghasilkan hasil belajar yang baik. Pengembangan LKS ini,

mengacu pada pengembangan yang Mengadaptasi dari Penelitian Sebelumnya

yang dilakukan oleh Wijayanto (2017:83) menggunakan modifikasi model

pengembangan perangkat pembelajaran 3-D dari Thiagarajan yakni Define

(Pendefinisian), Design (Perencanaan), dan Develop (Pengembangan).

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 MAN 1

(model) Lubuklinggau. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan angket dan wawancara terhadap respon dan motivasi

sebelum dan sesudah belajar siswa menggunakan produk LKS berbasis

Etnomatematika materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel.

Tabel 1

Pedoman Pemberian Skor Lembar Penilaian Kevalidan LKS

Skor Kriteria

4 Sangat baik

3 Baik

2 Kurang baik

1 Sangat kurang baik

(adaptasi Sugiyono, 2015:166)

Tabel 2

Pedoman Pemberian Skor Lembar Penilaian Kepraktisan LKS

Skor Kriteria

4 Sangat baik

3 Baik

2 Kurang baik

1 Sangat kurang baik

(adaptasi Sugiyono, 2015:166)

Page 8: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

8

Tabel 3

Pedoman Pemberian Skor Lembar Keefektifan LKS Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Nilai

Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju 5

Setuju Tidak Setuju 4

Ragu-ragu Ragu-ragu 3

Tidak Setuju Setuju 2

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 1

Tabel 4

Pedoman Pengubahan Rata-rata Skor Menjadi Data Kualitatif Interval Rata-rata Skor Klasifikasi

𝑥 > 3,4 Sangat Baik

2,8 < 𝑥 ≤ 3,4 Baik

2,2 < 𝑥 ≤ 2,8 Cukup

1,6 < 𝑥 ≤ 2,2 Kurang

1,6 ≤ 𝑥 Sangat Kurang

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dari hasil penilaian LKS yang dikembangkan mendapat Kategorikan baik

pada komponen kelayakan bahasa dengan Rata-rata skor sebesar 3,00. Pada

komponen kelayakan isi mendapat Kategorikan baik dengan rata-rata skor sebesar

3,26. Sedangkan, pada komponen kelayakan penyajian mendapatkan kategorikan

baik dengan Rata-rata skor 3,04. Didapatkan rata-rata skor dari validator sebesar

3,10 dengan skor maksimum 4,00 sehingga LKS berbasis Etnomatematika dapat

diklasifikasikan valid.

Hasil dari uji coba kelompok kecil didapatkan skor rata-rata sebesar 3,10

termasuk dalam klasifikasi Baik. Dari hasil uji kelompok kecil ini peneliti dapat

melihat kelayakan untuk tahap selanjutnya yaitu uji coba lapangan (kelompok

besar). Hasil dari uji coba lapangan dilakukan dengan 37 orang siswa didapatkan

hasil skor rata-rata sebesar 3,01 termasuk dalam klasifikasi Baik dengan skor

(Adaptasi Widoyoko, 2009:236)

(Adaptasi Widoyoko, 2009:236)

75

Page 9: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

9

maksimum 4,00. Sehingga LKS berbasis Etnomatematika yang dikembangkan

memenuhi Kepraktisan LKS.

Sedangkan untuk Angket motivasi belajar pada saat sebelum

menggunakan LKS didapatkan rata-rata skor sebesar 3,01 sedangkan angket

motivasi belajar siswa pada saat saat sesudah menggunakan LKS didapatkan rata-

rata skor sebesar 3,74 dengan skor maksimum 4,00 sehingga LKS dapat

diklasifikasikan Sangat Baik. Sehingga LKS berbasis Etnomatematika yang

dikembangkan memenuhi Keefektifan LKS.

2. Pembahasan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, diperoleh produk penelitian

berupa LKS berbasis Etnomatematika pada materi Sistem persamaan linear tiga

variabel. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Lembar Kegiatan

Siswa. Selain bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis Etnomatematika,

penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem persamaan

linear tiga variabel pada kelas X SMA. LKS ini dikembangkan dengan model

pengembangan 3-D (four D model). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan,

yaitu Define, Design, and Develop. LKS diuji cobakan kepada siswa kelas X

MIPA 1 MAN 1 (model) Lubuklinggau. Sebelum diuji cobakan, LKS divalidasi

oleh tiga orang dosen yang terdiri dari ahli bahasa, ahli materi, dan ahli.

1. Tahap Define

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah analisis, adapun

analisis yang dilakukan adalah analisis awal, analisis siswa, analisis tugas, analisis

konsep, dan analisis tujuan pembelajaran. Pada analisis awal diketahui bahwa

kurikulum yang digunakan pada kelas X MAN 1 (model) Lubuklinggau adalah

kurikulum 2013, selain itu juga didapati beberapa masalah yang timbul dalam

Page 10: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

10

pembelajaran matematika antara lain kurangnya keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran, kurangnya gambar ilustrasi pada LKS yang digunakan sehingga

kurang memotivasi siswa, dalam LKS juga belum menggunakan konteks yang

berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pada tahap analisis siswa

diketahui bahwa siswa kelas X SMA sudah bisa berpikir secara abstrak dan

memikirkan pemecahan masalah menurut logikanya, namun kenyataannya siswa

masih membutuhkan bimbingan guru dalam proses pembelajaran. Pada tahap

analisis tugas struktur yang akan dipelajari adalah materi Sistem Persamaan

Linear Tiga Variabel.

2. Tahap Design

Pada tahap ini terdapat empat langkah yaitu: 1) penyusunan tes acuan

patokan, 2) pemilihan media, 3) pemilihan format, 4) desain awal. Pada tahap

pertama yaitu penyusunan tes acuan patokan, pada tahap ini penulis membuat

soal-soal cerita yang akan digunakan di dalam LKS, soal cerita selalu dikaitkan

dengan kehidupan sosial budaya sehari-hari yang telah dilakukan secara turun-

temurun, tes acuan patokan dibagi menjadi empat macam, yaitu: 1) latihan beserta

langkah-langkah penyelesaian yang berbentuk pertanyaan pada masalah selalu

berjudul “Mari Mengingat” dalam pengerjaan soal ini siswa diperbolehkan

berdiskusi dan berkelompok. Pada tahap kedua yaitu pemilihan media, pada tahap

ini LKS dipilih sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada

siswa dan penulisan LKS dengan berbasis Etnomatematika sehingga tersusunlah

draf awal LKS.

3. Tahap Develop

Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah validasi LKS disertai revisi

dari para ahli, uji coba lapangan, dan pengitungan tingkat motivasi belajar siswa.

Page 11: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

11

Validasi LKS ini dilakukan untuk mengetahui kualitas LKS dilihat dari komponen

kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa. LKS yang

dikembangkan mendapat Klasifikasi baik pada komponen kelayakan bahasa

dengan Rata-rata skor sebesar 3,00 ini memenuhi 5 komponen kelayakan bahasa

yaitu lugas, komunikatif, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan

perkembangan peserta didik, dan kesesuaian dengan kaidah bahasa. pada

komponen kelayakan isi mendapat Klasifikasi sangat baik dengan rata-rata skor

sebesar 3,26 memenuhi 3 aspek penilaian yaitu aspek kelayakan isi, aspek

kelayakan penyajian, dan aspek Penilaian Etnomatematika. sedangkan pada

komponen kelayakan penyajian mendapatkan klasifikasi baik dengan Rata-rata

skor 3,04 ini memenuhi aspek kelayakan kegrafikan yang terdiri dari 3 komponen

yaitu ukuran Lembar Kegiatan Siswa, Desain Sampul Lembar Kegiatan Siswa,

dan Desain isi Lembar Kegiatan Siswa. Maka diperoleh rata-rata skor validator

sebesar 3,10 sehingga LKS diklasifikasikan valid. Dengan demikian LKS berbasis

Etnomatematika yang dikembangkan memenuhi syarat kevalidan.

Tabel 5

Validasi dari para ahli

Ahli Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Bahasa

perbaiki kata pungut

Setelah direvisi

Page 12: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

12

perbaiki tanda baca, kalimat, dan tata

penulisan.

setelah direvisi

Media

cover harus disesuaikan dengan isi cover yang setelah direvisi

Buang gambar yang tidak perlu dan

perbaiki latar

Setelah direvisi

Page 13: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

13

Buang gambar/tulisan yang tidak perlu

Setelah direvisi

Materi

Buatlah langkah-langkah penemuan

konsep untuk siswa

Setelah direvisi

Perbaiki penulisan soal

Setelah direvisi

Page 14: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

14

Saran untuk ditambahkan soal yang lebih menantang

Selanjutnya LKS diujicobakan kepada kelompok kecil, dari hasil

permasalahan yang dikerjakan oleh siswa maka dapat disimpulkan bahwa enam

siswa yang menjadi subjek penelitian mengerti dan bisa menggunakan LKS

dengan baik sehingga LKS bisa langsung diujicobakan kepada kelompok besar

atau uji coba lapangan. Selanjutnya dilakukan uji coba lapangan, subjek penelitian

disini adalah siswa kelas X MIPA 1 MAN 1 (model) Lubuklinggau. Setelah siswa

menggunakan LKS yang dikembangkan, siswa diberikan angket respon siswa.

Data angket respon siswa digunakan untuk melihat kepraktisan LKS yang

dikembangkan. Dari hasil analisis data angket respon siswa didapatkan nilai

kuantitatif dengan Rata-rata skor sebesar 3,01 termasuk dalam Klasifikasi baik.

Ini memenuhi 4 Indikator Penilaian Lembar Kegiatan Siswa yaitu Kemudahan,

Bahasa, Ketertarikan, dan Materi. Sedemikian rupa sehingga LKS berbasis

Etnomatematika yang dikembangkan memenuhi syarat kepraktisan.

pada hasil dari analisis data angket motivasi belajar yang dilakukan 2

tahapan yaitu sebelum dan sesudah menggunakan Lembar Kegiatan Siswa. Dari

hasil angket motivasi belajar sebelum menggunakan LKS berbasis

Etnomatematika didapatkan nilai kuantitatif dengan rata-rata skor sebesar 3,01

Page 15: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

15

termasuk dalam klasifikasi baik dan dari hasil angket motivasi belajar sesudah

menggunakan LKS berbasis Etnomatematika didapatkan nilai kuantitatif dengan

rata-rata skor sebesar 3,74. Ini memenuhi 4 Indikator penilaian Motivasi belajar

siswa dengan menggunakan Lembar Kegiatan Siswa berbasis Etnomatematika

yaitu perhatian (Attention), Relevansi (Relevance), Kepercayaan diri

(Confidence), dan Kepuasan (Satisfaction). Analisis Kemampuan terhadap

motivasi belajar siswa melalui Budaya Lubuklinggau dalam pembelajaran

Matematika (Pengembangan LKS berbasis Etnomatematika) untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa kelas X SMA 2018/2019. Analisis Penilaian dapat dilihat

pada grafik 1 dan grafik 2.

Grafik 1 Hasil Perhitungan Angket sebelum menggunakan LKS

0

1

2

3

4

S-1

S-2

S-3

S-4

S-5

S-6

S-7

S-8

S-9

S-10

S-11

S-12

S-13

S-14

S-15

S-16

S-17

S-18

S-19

S-20

S-21

S-22

S-23

S-24

S-25

S-26

S-27

S-28

S-29

S-30

S-31

S-32

S-33

S-34

S-35

S-36

S-37

Hasil angket sebelum menggunakan LKS

0

1

2

3

4

5

6

S-1 S-3 S-5 S-7 S-9 S-11 S-13 S-15 S-17 S-19 S-21 S-23 S-25 S-27 S-29 S-31 S-33 S-35 S-37

Hasil Angket Sesudah menggunakan LKS

Page 16: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

16

Grafik 2 Hasil Perhitungan Angket sesudah menggunakan LKS

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Mengembangkan budaya Lubuklinggau dalam pembelajaran Matematika

(Pengembangan LKS dengan berbasis Etnomatematika) untuk menumbuhkan

Motivasi belajar siswa kelas X SMA. Pada materi Sistem Persamaan Linear

Tiga Variabel dilakukan dengan mengadopsi model pengembangan 4-D (four

D model). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design,

Develop, and Disseminate. Proses pada tahap Define meliputi: a) analisis

awal, b) analisis siswa, c) analisis tugas, d) analisis konsep, dan e)

merumuskan tujuan pembelajaran. Proses pada tahap Design meliputi: a)

pemilihan format dan b) desain awal, pada desain awal meliputi pembuatan

angket untuk validasi, angket respon siswa, angket motivasi belajar siswa dan

penulisan draft awal. Proses pada tahap Develop meliputi: a) validasi oleh

para ahli diikuti dengan revisi, b) uji coba produk. Proses pada tahap

Disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan waktu penelitian.

2. Kevalidan, Kepraktisan, dan Keefektifan LKS yang dikembangkan.

a. Kevalidan LKS menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mendapat

Kategorikan baik pada komponen kelayakan bahasa dengan Rata-rata skor

sebesar 3,00. Pada komponen kelayakan isi mendapat Kategorikan baik

dengan rata-rata skor sebesar 3,26. Sedangkan, pada komponen kelayakan

penyajian mendapatkan kategorikan baik dengan Rata-rata skor 3,04.

Page 17: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

17

Didapatkan rata-rata skor dari validator sebesar 3,10 dengan skor maksimum

4,00 sehingga LKS berbasis Etnomatematika dapat diklasifikasikan valid.

b. Kepraktisan LKS diukur berdasarkan 2 tahapan yaitu uji coba kelompok kecil

dan uji coba lapangan (kelompok besar). Hasil dari uji coba kelompok kecil

didapatkan skor rata-rata sebesar 3,10 termasuk dalam klasifikasi Baik. Dari

hasil uji kelompok kecil ini peneliti dapat melihat kelayakan untuk tahap

selanjutnya yaitu uji coba lapangan (kelompok besar). Hasil dari uji coba

lapangan dilakukan dengan 37 orang siswa didapatkan hasil skor rata-rata

sebesar 3,01 termasuk dalam klasifikasi Baik dengan skor maksimum 4,00.

Sehingga LKS berbasis Etnomatematika yang dikembangkan memenuhi

Kepraktisan LKS.

c. Keefektifan LKS diukur berdasarkan angket motivasi yang dilakukan pada

saat sebelum dan sesudah menggunakan LKS. Angket motivasi belajar pada

saat sebelum menggunakan LKS didapatkan rata-rata skor sebesar 3,01

sedangkan angket motivasi belajar siswa pada saat saat sesudah menggunakan

LKS didapatkan rata-rata skor sebesar 3,74 dengan skor maksimum 4,00

sehingga LKS dapat diklasifikasikan Sangat Baik . Sehingga LKS berbasis

Etnomatematika yang dikembangkan memenuhi Keefektifan LKS.

Page 18: BUDAYA LUBUKLINGGAU DALAM PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/all Bunga PAS-converted.pdf · penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS sistem

18

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I. K. & Amri, S. (2014). Pengembangan & Model Pembelajaran

Tematik Intergratif. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Padmaningrum, Regina. T. (2006). Penilaian Lembar Kerja Siswa. UNY.

(disampaikan dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat di ruang

Serbaguna Laboratorium Kimia FMIPA UNY 29 juli 2006)

Prihatsari, E. B. (2015). Pemanfaatan Etnomatematik melalui Permainan Engklek

sebagai Sumber Belajar. Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran, 2(1),

1555-162.

Rahmawati, F. D. & Marsigit. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Etnomatematika untuk meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa

SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 6(6). 69-76.

Rosa, Milton., Orey, U. D’Ambrosio. D. C., Alangui, L. S. W. V., Gavaette, M. E.

(2016). Saat Ini dan masa depan Persprektif Etnommatematika sebagai

Program. Amerika Serikat: Springer Nature.

Sardiman. (2014). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Siregar, Sofian. (2013). Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif :

dilengkapi dengan perhitungan Marval dan Aplikasi SPSS versi 17.

Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

______. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Wijayanto, Z. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Berbasis Etnomatematika pada Keraton Yogyakarta. Jurnal LP3M, 3(1),

81-88.

Widoyoko, E. Putro. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Zulkifli, M. & Dardiri, N. (2016). Etnomatematika dalam Sistem Pembilangan

pada Masyarakat Melayu Riau. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,

19(2), 220-238.