BST Keratitis traumatik

Embed Size (px)

Citation preview

Presentasi Kasus

KERATITIS TRAUMATIKA

Diajukan oleh : DYAH SURYA A.S 0418011048

Pembimbing : Dr. Yunita Shara, SpM

SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Agustus - 2008

1

PRESENTASI KASUS IDENTITAS Nama Umur : Tn. N : 26 tahun : Laki - laki : Kedaton Bandar lampung

Jenis kelamin Alamat

ANAMNESA (Autoanamnesa 8 Agustus 2008 ) Keluhan utama: Penglihatan kabur dan perih, seperti ada yang mengganjal dan terasa gatal pada mata kiri sejak 1 bulan. Keluhan tambahan:

Tidak ada Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang dengan keluhan penglihatan yang kabur, perih, gatal, dan terasa mengganjal pada mata kiri sejak 1 bulan yang lalu . Keluhan tersebut dirasakan akibat terkenanya ranting kayu pada saat bekerja. Pasien bekerja sebagai petani. Pasien mengaku pernah berobat untuk keluhan ini, dengan menggunakan Visine. Riwayat penyakit dahulu:

Darah tinggi dan kencing manis disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit darah tinggi dan kencing manis. PEMERIKSAAN FISIK Status present Keadaan umum Kesadaran : Tampak sakit ringan : Compos mentis

Tekanan darah : 130/80 mmHg 2

-

Nadi Pernafasan Suhu

: 78 x/menit : 22 x/menit : a febris

Status generalis Kepala Bentuk Mata : Simetris : Lihat status oftalmologis

Hidung: Tidak ada kelainan Telinga: Tidak ada kelainan Mulut Toraks Paru Abdomen Hepar Lien Ekstremitas Tidak ada kelainan : Tidak teraba : Tidak teraba Jantung : Dalam batas normal : Tidak ada kelainan

: Dalam batas normal

3

STATUS OFTALMOLOGIS

OCULUS DEKSTRA

OCULUS SINISTRA

6/6 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Kedudukan Normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Jernih Sedang Gambaran kripta baik Bulat,sentral,RC (+) Jernih Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal (palpasi) Normal

VISUS KOREKSI SKIASKOPI SENSUS COLORIS BULBUS OCULI SUPERSILIA PARESE/PARALISE PALPEBRA SUPERIOR PALPEBRA INFERIOR CONJUNGTIVA PALPEBRA CONJUNGTIVA FORNICES CONJUNGTIVA BULBI SCLERA CORNEA CAMERA OCULI ANTERIOR IRIS PUPIL LENSA FUNDUS REFLEKS CORPUS VITREUM TENSIO OCULI SISTEM CANALIS LACRIMALIS

> 3/60 Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Kedudukan Normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Hiperemis Anikterik Keruh, defek (+), infiltrat Sedang Kripta baik Bulat, RC (+) Jernih Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal (palpasi) Normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG (23 Juni 2005) 4

- Darah lengkap GDS Hb LED Leukosit Masa perdarahan Masa pembekuan Urea Creatinin : 110 mg/dl : 14 gr % : 10 mm/jam : 7400 u/dl : 2 menit : 11 menit : 19 mg/dl : 0,9 mg/dl

- Konsul spesialis radiologi : Hasil konsul : Foto toraks : Tidak ada kelainan Konsul spesialis jantung Hasil Konsul : Klinis baik, tidak ada kelainan Konsul spesialis anestesi Hasil konsul : Setuju untuk ECCE + IOL dengan anastesi local : :

RESUME 5

Pasien laki-laki 61 tahun, datang dengan keluhan penglihatan yang kabur dan seperti melihat awan pada mata kanannya sejak 3 bulan yang lalu . Keluhan tersebut dirasakan bertambah dimana penglihatan pada mata kanannya semakin tidak jelas dan buram sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari terutama pada 1 bulan terakhir ini. Pasien belum pernah berobat untuk keluhan ini. Pada mata kiri pasien tidak dapat melihat sejak saat pasien berumur 25 tahun, menurut pasien pada mata kirinya tiba-tiba berwarna putih dan mendadak tidak dapat melihat (riwayat trauma pada saat itu disangkal pasien), dimana pasien sendiri tidak tahu penyebabnya. Riwayat sakit kepala yang hilang timbul dan memakai kacamata untuk melihat jauh disangkal.kencing manis dan darah tinggi disangkal. Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Status Oftalmologis VOD = 1/300, VOS = 0, Cornea OD : jernih, arcus senilis (+), Cornea OS = putih ,lensa OD = keruh, shadow test (-), Lensa OS = sulit dinilai

PEMERIKSAAN ANJURAN Funduscopy Tonometri Slit lam

DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS KERJA Katarak Senilis mature OD + Leukoma kornea OS PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad fungsionam Quo ad sanationam : ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN

6

Ekstraksi katarak ekstrakapsular OD + pemasangan lensa intraocular dengan anestesi local pada tanggal 1-Juli-2005. Medikamentosa post OP : Amoksisilin 500 mg 3x 1 Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 Optixitrol ED 1gtt/ jam OD

-

Anjuran-anjuran untuk pasien setelah post OP Tidak boleh menundukkan kepala selama 1 bulan. Mata tidak boleh terkena air selama 1 bulan. Tidur terlentang. Mata tidak boleh digosok-gosok Tidak boleh mengangkat benda berat selama 1 bulan.

LAPORAN OPERASI

7

Tanggal

: 1 Juli 2005

Operator : Dr . Yunita Sarah, SpM 1. Pasien dalam posisi tidur telentang pada meja operasi dalam posisi supine. 2. Mata kanan diteteskan Pantocaine 2% sebanyak 2 tetes 3. Dilakukan aseptik dan antiseptik dengan memakai betadine pada daerah mata kanan. 4. Diberikan duk bolong dan duk steril pada mata kanan 5. Diberi anastesi retrobulber dengan lidocaine 2 % 3cc & marcaine 0,5 % 2 cc. 6. Dilakukan message pada OD lalu dipasang speculo 7. Dibuat jahitan kendali pada musculus rectus superior dengan siede 3.0 8. Dibuat insisi pada limbus superior 180, perdarahan dirawat dengan kauter 9. Pada jam 12 limbus ditembus menuju COA 10. Dilakukan kapsulektomy anterior 11. Insisi limbus diperlebar pada tempat irisan 12. Limbus dibuka dengan gunting kornea 13. Nukleus lensa dikeluarkan dengan sendok lensa & hook musculus 14. Limbus dijahut dengan benang ethilon 10.0 15. Dimasukkan Cairan Visco elastis dalam COA 16. Dimasukkan lensa buatan dengan kekuatan 20,5 D 17. Dilakukan irigasi masa lensa dengan alat simco 18. Dilakukan insersi IOL, kemudian limbus dijahit kembali 19. Dimasukkan udara ke COA 20. Suntikan Gentamycin 0,5 cc dan Dexametason 0,2cc pada konjungtiva fornix,lalu diberikan Gentamycin salep,tutup dengan kasa steril. 21. operasi selesai

8

FOLLOW UP Tanggal Subjektif Objektif 1 Juli 2005 Kedua penglihatan sangat kabur KU : Baik, compos mentis TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/menit Status Oftalmologis OD Visus Bulbus okuli Palpebra superior Palpebra inferior Konjungtiva palpebra Konjungtiva forniks Konjungtiva bulbi Sklera Kornea COA Iris Pupil Lensa 1/300 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Jernih, arcus senilis (+) Sedang Gambaran kripti baik Bulat, central, RC (+) Keruh,Shadow test(-) OS 0 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Putih Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Tanggal

2 juli 2005

9

Subjektif Objektif

(post op ECCE + IOL OD) Penglihatan masih agak kabur KU : Baik, compos mentis TD : 130/70 mmHg RR : 24 x/menit

Status Oftalmologis OD Visus Bulbus okuli Palpebra superior Palpebra inferior Konjungtiva palpebra Konjungtiva forniks Konjungtiva bulbi Sklera Kornea COA Iris Pupil Lensa Hecting Terapi 2/60 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Hiperemis Anikterik Jernih, arcus senilis (+) Sedang Gambaran kripti baik Bulat, central, RC (+) Pseudofakia Baik Opcixitrol ED 1 tts/jam OD Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 Amoksisilin 500 mg 3 x 1 OS 0 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Putih Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Tanggal Subjektif

4 Juli 2005 Penglihatan mulai jelas

10

Objektif

KU : Baik, compos mentis TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

Status Oftalmologis OD Visus Bulbus okuli Palpebra superior Palpebra inferior Konjungtiva palpebra Konjungtiva forniks Konjungtiva bulbi Sklera Kornea COA Iris Pupil Lensa Hecting Terapi >3/60 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Hiperemis Anikterik Jernih, arcus senilis (+) Sedang Gambaran kripti baik Bulat, central, RC (+) Pseudofakia Baik Opicixitrol ED 1 tts/jam OD Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 Keterangan Amoksisilin 500 mg 3 x 1 Penglihatan pasien membaik dan pasien diizinkan untuk pulang. Kontrol 3 hari kemudian ke poli mata Sebelum pulang pasien dikoreksi di poly mata Hasil : VOD : 6/12 + PH tak dapat dikoreksi Diagnosa Akhir : Pseudofakia OD + Leukoma Kornea OS KATARAK SENILIS Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas 50 tahun. Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama atau berbeda. OS 0 Kedudukan normal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tenang Tenang Tenang Anikterik Putih Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

11

Pada katarak senilis akan terjadi degenerasi lensa secara perlahan-lahan, tajam penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur hingga tinggal proyeksi sinar saja. Katarak senilis merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa akibat proses penuaan. Penyebab katarak senilis hingga saat ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga terjadi akibat : Proses pada nukleus Oleh karena serabut-serabut lensa yang terbentuk terlebih dahulu selalu terdorong kearah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah akan menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion calcium dan sclerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi kurang hipermetrop. Proses pada korteks Timbul celah-celah diantara serabut serat lensa, yang berisi air dan penimbunan ion Ca sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak menjadi lebih miop. Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Pada katark senilis sebaiknya singkirkan penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti Diabetes mellitus yang dapat menyebabkan katarak komplikata. Katarak senilis secara klinik dibagi dalam 4 stadium : Katarak insipiens Pada stadium ini terlihat hal-hal berikut : Mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks. Katarak subskapular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subskapular posterior celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipiens. Kekeruhan ini mulai menimbulkan poliopia, karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama. 12

Katarak Immatur Kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa, sehingga masih ditemukan bagian-bagian yang jernih. Pada katarak immatur dapat menyebabkan bertambahnya volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa yang cembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi Glaukoma sekunder.

Katark matur Pada katark matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyuiluruh. Bila katarak immatur atau katarak intumesens tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan menyebabkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.

Katarak Hipermatur Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut dapat menjadi keras atau lembek atau mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam kortekslensa karena lebih berat, stadium katarak ini disebut katarak morgagni. Pada stadium ini juga terjadi degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa atau korteks lensa yang cair keluar dan masuk kedalam bilik mata depan. Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga menimbulkan Glaukoma fakolitik. Pada stadium hipermatur akan terlihat lensa yang lebih kecil normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans dan bilik mata depan terbuka. Pada ujian bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh, sehingga pada stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Bayangan iris yang terbentuk pada kapsul lensa anterior yang telah keruh dengan lensa yang mengecil

13

Perbedaan stadium katarak senilis Insipiens Kekeruhan Besar lensa Cairan lensa Ringan Normal Normal Immatur Sebagian Lebih besar Bertambah (air masuk) Matur Seluruh Normal Normal Hipermatur Masif Kecil Berkurang (air+massa lensa keluar) Iris COA Sudut bilik mata Visus Bayangan iris Normal Normal Normal (-) (+) (-) Terdorong Dangkal Sempit Glaukoma < (++) Normal Normal Normal