21
Hubungan Emosi, Memori, dan Motivasi Letidebora Enjuvina Tambawan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Nim: 102012300 [email protected] Pendahuluan Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan sedih, senang, khawatir, takut, dsb. Perasaan-perasaan tersebut merupakan bentuk dari emosi. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Dengan demikian ada hubungan yang sangat erat antara emosi dan motivasi. Emosi dan motivasi dapat terbentuk karena ada mekanisme khusus dalam otak manusia. Tiga bagian otak manusia yang berperan penting dalam emosi dan motivasi adalah korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi. Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan Tinjauan Pustaka

blok 6 sp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uvfl

Citation preview

Page 1: blok 6 sp

Hubungan Emosi, Memori, dan Motivasi

Letidebora Enjuvina Tambawan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Nim: 102012300

[email protected]

Pendahuluan

Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan sedih, senang, khawatir, takut, dsb.

Perasaan-perasaan tersebut merupakan bentuk dari emosi. Emosi ditandai dengan adanya

perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata

dari suatu tingkah laku. Dengan demikian ada hubungan yang sangat erat antara emosi dan

motivasi. Emosi dan motivasi dapat terbentuk karena ada mekanisme khusus dalam otak

manusia. Tiga bagian otak manusia yang berperan penting dalam emosi dan motivasi adalah

korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori juga memiliki peranan

dalam pembentukan emosi dan motivasi.

Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan

minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu

makan berubah dan energi rendah. Depresi diakibatkan oleh defek neurotransmiter di sistem

limbik yang merupakan tempat pertama kali terbentuknya emosi.

Pembahasan

1.   Emosi dan Motivasi

Emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan,

misalnya merasa sedih, kesal, jengkel, marah, senang, tegang, dsb.1 Menurut Hillman dan

Tinjauan Pustaka

Page 2: blok 6 sp

Drever, emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan

fisik dari karakter yang luas (dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dsb) dan dari

sudut mental. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat dan biasanya menimbulkan

dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Dengan demikian, ada

hubungan yang erat antara emosi dan motivasi, dimana emosi merupakan sarana untuk

mengkomunikasikan motivasi.2

Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk

bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam

kegiatan tertentu. Selain itu, motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan internal dan

eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengaan adanya hasrat dan minat untuk

melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan.3

2.      Struktur yang Mempengaruhi Emosi dan Motivasi

Dalam pembentukan emosi dan motivasi, ada tiga struktur yang mempengaruhinya.

Ketiga struktur itu adalah korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Bukti menunjukkan

bahwa sistem limbik berperan sentral dalam semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah

tertentu di dalam sistem limbik manusia menimbulkan berbagai sensasi yang diutarakan

sebagai rasa senang, kepuasan, atau kenikmatan di suatu daerah serta keputusasaan,

keketakutan, atau kecemasan di bagian lain. Hipotalamus sendiri bertanggung jawab terhadap

berbagai respons yang sesuai untuk menyertai keadaan emosional tertentu. 4

Contoh keterkaitan ketiga hal ini dapat dilihat dari contoh berikut ini: hipotalamus yang

merupakan pengatur lingkungan internal akan mencetuskan respon untuk meningkatkan

pembentukan panas (dengan menggigil), saat tubuh merasakan dingin. Sementara itu, korteks

serebrum akan mengambil peran untuk memotivasi diri agar secara sadar memakai baju yang

lebih hangat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotalamus – yang merupakan

bagian dari sistem limbik, bersama dengan korteks akan mengontrol emosi dan perilaku yang

dimotivasi.4 Dibawah ini akan dibahas ketiga struktur tersebut baik secara mikro maupun

makro.

Page 3: blok 6 sp

2.1  Korteks Serebri

2.1.1   Serebrum, Hemisfer, dan Korteks Serebri

Wilayah terbesar dari otak adalah serebrum. Disinilah terdapat pusat-pusat saraf yang

mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik. Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan

proses penalaran, ingatan, dan intelejensia berada pada wilayah otak ini. Serebrum tersusun

dari dua hemisfer serebral, yaitu hemisfer kanan dan hemiser kiri. Bagian luar hemisfer

serebri terdiri atas subtansia grisea yang disebut sebagai korteks serebri. Sementara itu,

dibagia bawahnya adalah nukleus basal yang terdiri atas substansia. Hemisfer kanan dan kiri

dibagi oleh suatu lekuk yang disebut dengan fisura longitudinalis serebri. Sementara, korpus

kalosum adalah suatu pita serabut lebar yang mengubungkan kedua hemisfer tersebut.5

Secara umum, hemisfer kanan mengontrol sisi tubuh kiri dan hemisfer kiri mengontrol sisi

kanan tubuh.

Secara histologi serebrum terdiri atas enam lapisan yang batasannya tidak jelas. Yaitu:

lapisan molekular, lapisan granular luar, lapisan sel-sel piramid, lapisan granular dalam,

lapisan piramid atau ganglioner, dan laporan sel-sel multiform atau polimorf. Sementara itu,

sel-sel ang terdapat di serebrum ada empat macam, yaitu: sel piramid, sel granuler, sel

horizontal, dan sel martinotti. Sel piramid merupakan salah satu neuron golgi tipe I yang

memiliki akson panjang.

 Korteks serebri adalah bagian otak yang paling maju dan bertanggung jawab untuk

memahami lingkungan dan memulai pikiran dan perilaku yang berorientasi tujuan. Seperti

yang telah disebutka sebelumnya, korteks serebri terdiri atas substansia grisea karena lebih

banyaknya badan sel saraf dibandingkan dengan akson neuron.6 Korteks serebri ini tersusun

dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan demikian akan

menambah daerah permukaan korteks serebi sampai tiga kali lipat.7

Korteks serebri dibagi menjadi beberapa daerah, sebagian memiliki fungsi motorik dan

sebagiannya lagi mempunyai fungsi sensorik. Daerah motorik terletak persisi di depan sulkus

sentralis dan memanjang terus hingga sulkus lateralis. Daerah motorik merupakan awal jalur

motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain tubuh. Sementara itu, korteks sentralis

terletak persis dibelakang sulkus senralis.7

2.1.2        Lobus-Lobus Korteks8

Page 4: blok 6 sp

Pada masing-masing hemisfer serebral, tedapat celah yang membagi korteks ke dalam

empat daerah atau lobus yang berbeda. Lobus-lobus tersebut adalah lobus oksipital, lobus

parietal, lobus frontal, dan lobus temporal. Lobus oksipital terletak di bagian belakang bawah

ootak. Bagian ini antara lain mengandung korteks visual (akan dibahas dibawah), tempat

dimana sinyal-sinyal visual diproses.

Lobus yang kedua adalah lobus parietal, terletak di bagian paling atas otak. Lobus

pariental mengandung korteks somatosensorik (akan dibahas dibawah), yang berfungsi

menerima informasi mengenai tekanan, sakit, sentuhan, dan temperatur. Lobus berikutnya

adalah lobus temporal yang terletak di bagian tepi otak, diatas telinga, dan dibelakang pelipis.

Lobus ini mengandung korteks auditori, dan dibagian kiri dari lobus temporal disebut area

Wernicke.

Lobus terkahir adalah lobus frontal. Sesuai dengan namanya, lobus ini terletak di bagian

depan otak, di bawah tulang tengkorak pada area kening. Pada lobus ini terdapat korteks

motorik yang memberi perintah kepada otot tubuh untuk menghasilkan gerakan volunter.

Pada sisi kiri lobus frontal terdapat area yang disebut dengan area Broca. Area Broca

berperan dalam kemampuan berbicara. Lobus frontal berperan dalam ingatan jangka pendek

dan emosi serta kemampuan intelektual.

2.1.3        Area Fungsional Korteks Cerebri 9

Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi yang

spesifik. Area fungsional korteks serebri meliputi area motorik, area sensorik, dan area

asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan

interpretasi tingkat tinggi.

Area motorik terdiri dari korteks motorik primer, korteks pramotorik atau korteks

premotorik, dan area broca. Korteks motorik primer terdapat dalam girus presentralis (area

brodmann 4). Neuron piramidalis pada korteks motorik  primer mengendalikan kontraksi

volunter otot rangka. Korteks pramotorik atau korteks premotorik terletak tepat di sisi

anterior girus presental. Neuron ekstrapiramidal mengendalikan aktivitas motorik yang

terlatih dan berulang, seperti mengetik (area brodmann 6). Terakhir adalah area broca yang

terletak di sisi anterior korteks premotorik pada tepi bawahnya (area brodmann 44 dan 45).

Area ini mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya kiri) dan dihubungkan

dengan kemampuan bicara.

Page 5: blok 6 sp

Area sensorik terdiri dari korteks sensorik primer (korteks somatosensorik primer), area

visual primer, area auditori primer, area olfaktori primer, dan area pengecap primer

(gustatori). Korteks sensorik primer (korteks somatosensorik primer) terletak dalam girus

postsentral (area brodmann 1-3). Disini, neuron menerima informasi sensorik umum yang

berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan dan proprioresepsi dari tubuh.

Area visual primer terletak pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19)

tepatnya pada gyrus lingualis, yang memiliki fungsi untuk menrima informasi dari retina

mata. Area auditori primer terletak pada tepi superior lobus temporal (area brodmann 41 dan

42), untuk menerima impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran.

Area olfaktori primer terletak pada daerah yang disebut lobus piriformis, dan memiliki

fungsi untuk mengenali adanya rangsang bau. Nervus olfactorius menyalurkan rangsangan ke

korteks olfaktorik untuk kemudian dihubungkan ke sistem limbik untuk menjelaskan kenapa

bau-baunya bisa menimbulkan emosi. Terkahir adalah area pengecap primer atau biasa

disebut korteks gustatorik. Area ini terletak dalam lobus parinetal dekat bagian inferior girus

postsentral (area brodmann 43), yang terlibat dalam prespsi rasa.

Area fungsional yang terakhir adalah area asosiasi yang telah dipetakan dalam sistem

yang disebut klasifikasi Brodmann atau area Brodmann, yang akan lebih dijelaskan pada

pembahasan setelah ini. Namun sebelumnya, kita dapat melihat letak dari area-area

fungsional diatas pada gambar dibawah ini.

Area Nama Fungsi

1,2,3 Korteks parietalis area

somestetik primer

(somatosensorik)

Sensasi umum: nyeri, suhu, raba,

tekan dan proprioseptor

4 Korteks frontalis

merupakan area motorik

primer

Gerakan-gerakan volunter

5,7 Asosiasi somestetik Menerima dan mengintegrasi

berbagai modalitas sensorik:

kualitas, bentuk, tekstur, berat dan

suhu.

6 Korteks pramotorik Gerakan terlatih: menulis,

Page 6: blok 6 sp

mengemudi, atau mengetik

8 Lapang pandang frontal Mendeteksi gerakan volunter dan

divisiasi konjugat dari mata dan

kepala

9,12 Korteks prafrontalis Kegiatan intelektual kompleks,

menerima informasi penglihatan

dan menyadari sensasi warna

17 Korteks penglihatan

primer

Membuat informasi penglihatan

menjadi berarti. Refleks gerakan

mata ketika memandang atau

mengikuti sesuatu

18,1

9

Korteks visual primer dan

asosiasi visual

Area penerimaan visual

22 Korteks pendengaran

primer

Penerima suara dan daerah

penerimaan pendengaran

39 Pusat persepsi visio-lesik Pengenalan dna pengertian segala

sesuatu yang bersangkutan dengan

bahasa tulis atau isyarat visual

41,4

2

Area Wenicke Pusat presepsi auditoro-lesik, yaitu

pengertian dan pengenalan bahasa

lisan (verbal). Daerah interprestasi

pendengaran

44,4

5

Area Broca Pelaksanaan motorik berbicara

Amigdala berasal dari kata lain kuno yang berarti “almond”. Amigdala adalah

sekelompok sel saraf di otak yang sangat berkuasa atas persepsi dan tindakan. Amigdala

merasakan potensi stres dan stres yang sebenarnya dan meresponnya dengan memerintahkan

pelepasan transmiter saraf, yang menyebabkan muncul perasaan ragu, takut, dan cemas.

Amigdala bertanggung jawab atas pengevaluasian informasi-informasi sensorik, menentukan

secara tepat arti pentingnya sesuatu secara emosional, dan berkontribusi dalam pengambilan

keputusan awal untuk mendekati atau menjauhi sesuatu.8

Page 7: blok 6 sp

Jaringan saraf terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Neuron

adalah unit utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setiap neuron

memiliki fungsi untuk menerima rangsangan yang datang dan mengirimkan rangsangan ke

sraf lain maupun ke otot. Neuron terdiri dari dendrit, badan sel, dan akson. Dendrit adalah

bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf lain atau bekerja sebagai reseptor.

Badan sel memiliki fungsi untuk menyampaikan sinyal rangsangan ke akson. Sementara itu,

akson adalah perluasan memanjang tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan

badan sel.6

2.2  Sistem Limbik

Istilah limbik (limbus) berarti “batas” atau “tepi”. Lokasi dari sistem limbik adalah di

bagian medial hemisperium serebri dan dalam diencephalon. Struktur sistem limbik terdiri

dari subkorteks dan juga korteks. Struktur kortikal utama adalah girus singuli (kingulata) dan

girus parahipokampus dan hipokampus. Sementara itu bagian subkortikal mencakup

amigdala, traktus olfaktorius, dan septum. Dalam beberapa buku, hipotalamus dan bagian-

bagian talamus disertakan dalam sistem limbik karena memiliki hubungan fungsional yang

erat.5

Hipokampus merupakan area penting yang secara tradisional diklasifikasikan sebagai

“limbik”. Struktur ini membandingkan informasi sensorik dengan apa yang telah otk

ekspetasikan mengenai lingkungannya. Hipokampus juga disebut sebagai “pintu gerbang

menuju ingatan”. Hipokampus memungkinkan kita membentuk ingatan-ingatan baru

mengenai fakta-fakta dan kejadian-kejadian – jenis informasi yang kita perlukan untuk

mengenali sekuntum bunga, menyampaikan sebuah cerita, dsb.8

Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan: (1) suatu pendirian atau respons

emsional yang mengarahkan pada tingkah laku individu, (2) suatu respon sadar terhadap

lingkungan, (3) memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan

memfungsikan batang otak secara otomatis untuk merespon keadaan, (4) memfasilitasi

penyimpanan suatu memori dan menggali kembali simpanan memori yang diperlukan, dan

(5) merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah, dan

emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual.5

Page 8: blok 6 sp

Sistem limbik memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur saraf sentral pada

beberapa tingkat integrasi termasuk neokorteks, hipotalamus, dan RAS (reticular activating

system) dari batang otak. Gangguan presepsi, terutama dalam mengingat kembali, krisis

emosional dan gangguan hubungan dengan orang lain dan dengan objek, diperkirakan

berhubungan dengan struktur limbik.5

2.3  Hipotalamus

Struktur diensefalon terletak dalam di antara hemisfer serebri. Diensefalon mencangkup

talamus, hipotalamus, dan ganglia basalis.6 Pada pembahasan kali ini, kita akan lebih

membahas hal yang terkait dengan hipotalamus. Hipotalamus adalah kumpulan nukleus

spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah thalamus. Daerah ini merupakan pusat

integrasi untuk banyak fungsi homeostatik (kestabilan lingkungan internal) dan berfungsi

sebagai penghubung antara sistem saraf otonom dan sistem endokrin.4

Struktur hipotalamus pada bagian anterior adalah subtansi abu-abu (substansi grisea) yang

menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik. Bagian tengah

hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya

kelenjar hipofisis.9

Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas sistem saraf ototnom yang

melakukan fungsi vegetatif, seperti pengaruh frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh,

keseimbangan air, selera makan, rasa haus, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. Selain

itu, hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri,

kegembiraan, dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan

atau inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem

endokrin.9

3.    Saraf

Page 9: blok 6 sp

Sinaps adalah titik kontak antara neuron satu dengan neuron lainnya. Sinaps ada yang

sinaps kimiawi dan sinaps listrik. Dalam satu sinaps terdisi atas unsur presinaptik (prasinaps)

dan unsur postsinaps (pascasinaps). Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmiter (zat kimia)

dilepas dari terminal akson presinaptik (parasinaps), mengalir menyebrangi celah sinaptik

dan melekat pada resptor membran postsinaps (pascasinaps). Fungsi dari neurotransmiter

adalah sebagai “pengantar pesan”.9

Melalui efek yang ditimbulkan pada jaringan saraf tertentu, neurotransmiter dapat

mempengaruhi suasana hati, ingatan, dan kesejahteran. Ada ratusan zat yang dikenal atau

diduga sebagai neurotransmiter dan jumlah ini terus bertambah. Dari sekian banyak

neurotransmiter, ada beberapa yang dapat mempengaruhi emosi dan motivasi, diantaranya

adalah serotonergik, norepinefrinergik, epinefrin, histaminergik, dopaminergik, asetikolin,

dan peptida opioid.8

Serotonergik diproyeksikan ke hipotalamus dan sistem limbik. Serotonin sendiri memiliki

fungsi eksitasi sekresi prolaktin, menghambat transmisi jaras nyeri di akar belakang,

mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan tidur, nafsu makan, persepsi sensoris,

pengaturan suhu, dan suasana hati. Norepinefrinergik mempengaruhi neuron yang dapat

mempercapat detak jantung dan menurunkan aktivitas usus ketika berada dalam kondisi stres,

serta neuron-neuron yang terlibat daam aktivitas belajar, ingatan, mimpi, terjaga, dan emosi.8

Epinefrin diproyeksikan ke hipotalamus, talamus, periaquaeduktus, dan medula spinalis.

Histaminergik diduga ada hubungan dengan regulasi sekresi hormon hipofisis (keadaan jaga,

tekanan darah, minum, ambang nyeri, perilaku seksual). Doraminergik banyak terdapat di

midbrain. Asetikolon mempengaruhi neuron yang berkaitan dengan aksi otot, fungsi kognitif,

ingatan dan emosi. Peptida opioid diduga memiliki fungsi untuk menahan rasa nyeri.

4.      Memori

Ingatan atau memori adalah penyimpanan informasi sepanjang waktu. Ingatan adalah

pusat bagi kehidupan mental dan pemrosesan informasi. Dua sistem penting dalam ingatan

ialah ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Struktur otak yang berperan dalam

memori adalah hipokampus dan amigdala, selain itu hipotalamus juga berperan dalam hal

ini.10

Page 10: blok 6 sp

 Ingatan jangka pendek (short-term memory) adalah sistem ingatan berkapasitas terbatas,

tempat informsi disimpan selama 30 detik, kecuali bila informasi tersebut diulang lagi,

sehingga dapat disimpan lebih lama. Informasi mungkin masuk ingatan jangka pendek dari

sensory registers (pusat penampungan kesan-kesan sensoris – korteks sensoris) atau di

ingatan jangka panjang (long term memory). Sering kedua hal itu terjadi bersamaan.10

Ingatan jangka panjang (longterm memory) adalah sistem ingatan yang relatif menetap,

tempat menyimpan sejumlah besar informasi untuk jangka waktu lama. Ingatan jangka

panjang diperkirakan mempunyai daya tampung yang tidak terbatas, baik dari segi jumlah

informasi yang dapat disimpan maupun lama waktu informasi tersebut akan disimpan. Kita

mungkin pernah lupa suatu informasi, tapi sebaliknya kita kehilangan kemampuan untuk

menemukan informasi tersebut.11

5.    Hubungan Memori dengan Motivasi dan Emosi11

Untuk lebih mudah memahami mengenai hubungan memori dengan motivasi dan emosi,

kita bisa melihat contoh kejadian dibawah ini. Ketika kita melihat seekor burung merpati

(dalam hal ini kita belum menyadari bahwa itu adalah burung merpati), sensory register –

korteks sensoris kita mentransfer informasi tersebut ke dalam ingatan jangka pendek.

Kemudian secara tidak sadar kita mungkin mencari ke dalam ingatan jangka panjang tentang

burung tersebut dan dilanjutkan dengan proses identifikasi. Dari proses identifikasi ini, kita

mengetahui bahwa binatang tersebut adalah burung merpati.

Bersamaan dengan pengenalan objek sebagai burung merpati, akan datang informasi lain

yang lebih banyak tentang burung merpati. Informasi-informasi tersebut bisa meliputi hal-hal

yang berhubungan dengan pengalaman, visual, hingga perasaan atau emosi yang berkaitan

dengan burun merpati. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa setelah melalui beberapa

tahap, ingatan atau memori kita berhubungan dengan emosi – baik emosi sedih, senang, dsb.

6.   Mekanisme Terbentuknya Emosi dan Motivasi

Stimulus yang diterima akan dikirimkan ke dalam daerah asosiasi dari korteks serebri

tertentu melalui sinaps-sinaps saraf aferen (saraf sensorik). Setelah sampai di korteks serebri,

stimulus yang diterima akan diteruskan ke sistem limbik. Disistem limbik, informasi dari

Page 11: blok 6 sp

stimulus akan diproses melalui memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Pada

sistem limbik ini juga, emosi pertama kali terbentuk. Setelah itu, untuk bisa

“mengekspresikan” emosi yang tercipta, dibutuhkan peran hipotalamus.

Hipotalamus akan mengeluarkan respon yang sesuai dengan informasi dan emosi yang

ada. Respon-respon yang diciptakan oleh hipotalamus terdiri dari respon somatik (respon

yang berhubungan dengan tubuh), respon otonom (respon yang berhubungan dengan organ

viseral), respon endokrin, dan respon imun.

Untuk lebih memahami mekanisme ini, kita akan melihat contoh berikut ini: seorang

perempuan melihat orang yang dia sukai – dengan demikian ia menerima impuls visual yang

kemudian akan dikirimkan ke korteks serebri terutama ke area visual primer yang terletak

pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19 - gyrus lingualis). Dari sana informasi

akan diteruskan ke sistem limbik. Di sistem limbik, terjadi proses mengingat yang diawali

dengan ingatan jangka pendek yang dihubungkan dengan ingatan jangka panjang. Dari

ingatan atau memori tersebut, informasi tentang orang yang dia sukai akan bertambah.

Selanjutnya, akan mulai muncul emosi yang menyertai informasi tersebut. Emosi yang

muncul adalah perasaan senang yang kemudian dikirimkan ke hipotalamus. Hipotalamus

akan “mengekspresikan” rasa senang tersebut lewat beberapa respon. Misalnya saja dari

respon somatik, tubuh perempuan tersebut akan berjalan mendekati orang yang dia sukai.

Respon secara otonom, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga wajah memerah, dan

respon-respon lain yang menyertai.

7.   Depresi

Depresi adalah salah satu jenis gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan,

kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur

terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah. Masalah ini dapat menjadi kronis atau

berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan

tanggung jawab sehari-hari. Pada kasus yang parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri.

Lebih lengkapnya, depresi memiliki ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung,

rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan yang

patologis. Sementara ciri-ciri somatik misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau

Page 12: blok 6 sp

dingin, dsb. Berdasarkan hal-hal tersebut, kita dapat melihat bahwa orang yang menderita

depresi aktifitas fisiknya dapat menurun (berpikir lambat, semangat dan minat hilang, dsb).12

8.   Pembahasan Kasus

Pada PBL kali ini kami mendapat kasus mengenai seorang ibu yang datang membawa

anaknya perempuan berusia 17 tahun. Ibunya mengeluh anaknya sudah hampir sebulan

terakhir sering melamun. Ibunya juga mengakui bahwa anaknya baru diputus hubungan oleh

pacarnya. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menyampaikan bahwa anak tersebut

sehat fisiknya namun menderita depresi.

Berdasarkan apa yang telah kita bahas diatas, depresi merupakan salah satu jenis

gangguan emosi yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang. Depresi sendiri berkaitan

dengan defek (kekurangan) neurotransmiter di sistem limbik. Seperti yang kita tahu, sistem

limbik merupakan tempat pertama terjadinya emosi, sehingga apabila terjadi defek

neurotransmiter disana, maka akan terjadi gangguan pada emosi seseorang.

Diatas telah disebutkan neurotransmiter apa saja yang berpengaruh pada emosi seseorang.

Misalnya saja serotonergik yang memiliki fungsi mempengaruhi neuron yang berkaitan

dengan suasana hati, norepinefrinergik dan asetikolin mempengaruhi neuron yang terlibat

dalam aktivitas ingatan – emosi.8 Apabila terjadi defek neurotransmiter-neurotransmiter

tersebut maka fungsi-fungsi yang mereka miliki pun tidak dapat muncul.

Semua obat antidepresan efektif meningkatkan ketersediaan berbagai neurotransmiter.

Salah satu contohnya adalah obat prozac yang dapat menghambat penyerapan kembali

serotonin yang telah dilepaskan, sehingga aktivitas serotonin di sinaps memanjang. Serotonin

dan norepinefrin sendiri adalah pembawa pesan sinaps di daerah limbik otak yang terlibat

dalam kesenangan dan motivasi.4

Kesimpulan

Depresi berkaitan erat dengan motivasi dan emosi. Orang yang mengalami depresi

berarti mengalami gangguan emosi yang disebabkan oleh defek  neurotransmiter di sistem

limbik. Pemicu terjadinya emosi dan motivasi salah satunya adalah karena adanya memori.

Page 13: blok 6 sp

Daftar Pustaka

1.      Gunarsa SD. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia; 2008.

2.      Hude MD. Emosi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.

3.      Efendi F, Nursalam. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba; 2008.

4.     Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2012.

5.      Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan.

Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008.

6.      Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

7.      Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2005

8.      Wade C, Tavris C. Psikologi. Ed 9. Jakarta: Erlangga.

9.      Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004.

10.  Santrock JW. Adolecence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga; 2003.

11.  Djiwandon SEW. Psikologi Pendidikan (Rev-2). Jakarta: Grasindo.

12.  Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.