25
Sering Lupa Diakibatkan Oleh Gangguan pada Faktor dan Mekanisme Penyimpanan Memori Apriandy Pariury 102011299 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Otak merupakan organ penting yang ada pada tubuh. Semua kejadian ingatan terekam dengan baik di otak. Sebenarnya bagaimana otak itu belajar dan bagaimana proses penyimpanan memori pada otak. Serta apa saja yang mempengaruhi kerja otak. Hal ini membawa kita kepenggunaan istilah anatomi fungsional yang berkaitan dengan fisiologi, histologi, dan biokimia. Dalam gangguan fungsi otak, fisiologi akan membahas mekanisme penyimpanan memori, jenis memori, dan faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan biokimia akan menjelaskan tentang neurotransmitter. Histologi akan membahas bagian mikroskopis otak. Penurunan daya ingat, atau ‘lupa’ disebabkan oleh banyak fa k tor, antara lain adalah adanya gangguan di otak, tekanan psikologis, gangguan oksigen dan beberapa gangguan yang lain. Lupa’ juga memang karena fa k tor usia. Dimulai dengan lupa jangka pendek, jangka menenga h dan jangka panjang. Tetapi kondisi tersebut juga diserta i oleh gangguan berpikir lainnya, misalnya kemampuan berbahasa, bertindak secara berencana atau 1

Makalah SP Blok 6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah SP Blok 6

Sering Lupa Diakibatkan Oleh Gangguan pada Faktor dan

Mekanisme Penyimpanan Memori

Apriandy Pariury

102011299

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

Pendahuluan

Otak merupakan organ penting yang ada pada tubuh. Semua kejadian ingatan terekam

dengan baik di otak. Sebenarnya bagaimana otak itu belajar dan bagaimana proses

penyimpanan memori pada otak. Serta apa saja yang mempengaruhi kerja otak. Hal ini

membawa kita kepenggunaan istilah anatomi fungsional yang berkaitan dengan fisiologi,

histologi, dan biokimia. Dalam gangguan fungsi otak, fisiologi akan membahas mekanisme

penyimpanan memori, jenis memori, dan faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan

biokimia akan menjelaskan tentang neurotransmitter. Histologi akan membahas bagian

mikroskopis otak.

Penurunan daya ingat, atau ‘lupa’ disebabkan oleh banyak faktor, antara lain adalah

adanya gangguan di otak, tekanan psikologis, gangguan oksigen dan beberapa gangguan yang

lain. Lupa’ juga memang karena faktor usia. Dimulai dengan lupa jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang. Tetapi kondisi tersebut juga disertai oleh gangguan berpikir

lainnya, misalnya kemampuan berbahasa, bertindak secara berencana atau pengenalan

benda. Kerja otak kita sangatlah berat, merupakan pusat susunan syaraf tubuh, semuanya

bermuara di otak. Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan

untuk mengetahui proses mengingat dan bagian-bagian otak yang digunakan untuk

menyimpan memori.

Skenario

Seorang laki-laki, umur 63 tahun, datang ke puskesmas diantar cucunya. Ia mengeluh

sering lupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan jantung dan paru-paru dalam keadaan baik.

1

Page 2: Makalah SP Blok 6

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Tidak ada

Rumusan Masalah

Seorang laki-laki berumur 63 tahun mengeluh sering lupa.

Analisis Masalah

GAMBARAN MIND MAPPING

Keterangan Mind Map :

Struktur Otak

Daerah otak yang berperan dalam memori (ingatan) adalah Lobus temporalis, korteks

prefrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebellum.1

1. Lobus Temporalis

Gambar 1. Struktur Makroskopik Otak

2

Laki-laki berumur 63 tahun mengeluh sering lupa

Memori Faktor yang mempengaruhi

Mekanisme pembentukan

memori

Usia

Lingkungan

Jenis memori

OtakNeurotransmitter Makroskopis

Mikroskopis

kelainan

Page 3: Makalah SP Blok 6

Bagian lobus temporalis dari hemispherium cerebri terletak di bawah fissura

lateralis cerebri (sylvii) dan berjalan ke belakang sampai fissura parieto-occipitalis.

Sulcus temporalis superior berjalan sepanjang lobus temporalis sejajar dengan fissura

lateralis cerebri. Sulcus temporalis medialis terletak di bawah sejajar dengan sulcus

temporalis superior, sedikit di bawahnya. Gyrus temporalis medius terdapat diantara

sulcus temporalis superior dan medius.Gyrus temporalis inferior berada dibawah

sulcus temporalis medius dan berjalan menuju ke posterior untuk berhubungan

dengan gyrus occipitalis inferior. Gyrus temporalis tranversalis (gyrus Heschl)

menempati bagian posterior dari bagian temporalis superior (batas inferior fissura

lateralis cerebri). Sulcus temporalis inferior berjalan sepanjang permukaan inferior

lobus temporalis, dari polus temporalis di sebelah depan sampai pada polus occipital

di belakang. Gyrus fusiformis atau occipitotemporalis berada di sebelah medial dan

gyrus temporalis inferior disebelah lateral terhadap sulcus temporalis inferior. Fissura

hippocampalis berjalan di sepanjang permukaan inferomedial lobus temporalis, dari

daerah splenium corpus callosum sampai pada uncus. Gyrus parahippocampalis

terletak di antara fissura hippocampalis dan bagian anterior fissura collateralis. Bagian

anteriornya melengkung berbentuk kaitan dan dikenal sebagai uncus.2

2. Korteks Prefrontalis

Korteks prefrontal (PFC) adalah bagian anterior dari lobus frontalis dalam otak,

terletak di depan daerah motor dan premotor.2 Korteks prefrontal yang berperan utama

dalam memadukan kemampuan berfikir kompleks yang berkaitan dengan ingatan

sementara. Korteks prefrontal tidak saja berfungsi sebagai penyimpanan sementara untuk

menahan data-data relevan online tetapi juga berperan besar dalam apa yang disebut

sebagai fungsi eksekutif yang melibatkan manipulasi dan integrasi informasi untuk

perencanaan, pemilihan prioritas, pemecahan masalah dan pengorganisasian aktivitas.

Korteks prefrontal melaksanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks ini dengan bekerja

sama dengan semua regio sensoris otak, yang berhubungan dengan korteks prefrontal

melalui koneksi-koneksi saraf.3

Orbitofrontal cortex (OFC) :

3

Page 4: Makalah SP Blok 6

Gambar 2. Orbitofrontal1

OFC termasuk bagian dari prefrontal cortex yang menerima proyeksi dari

magnocellular, nukleus medial (tengah – tengah) dari mediodorsal thalamus. OFC

merupakan bagian yang berperan pada proses kogntif decision-making dengan peran

alaminya sebagai pengekalkulasi ‘untung-rugi’ dari suatu tindakan berdasarkan

konstruk – konstruk dari reward dan punishment yang sudah dapat dipelajari.

Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) :

Gambar 3. DLPFC1

Korteks prefrontal dorsolateral penting untuk "kognitif" dan ‘fungsi eksekutif’

seperti working memory, pembentukan niat tindakan yang goal-directed,

penalaran abstrak, dan pengendalian attensi (perhatian). Selain itu, daerah ini otak

diyakini penting untuk pengaturan mempengaruhi negatif. Penting untuk penilaian

4

Page 5: Makalah SP Blok 6

kembali dan penekanan dari pengaruh perasaan negatif. Perannya dalam

pengendalian bukan hanya pada perasaan negatif, melainkan hingga pada

pengendalian diri, dimana pada akhirnya berperan besar dalam proses

pengambilan keputusan.

Ventrolateral prefrontal cortex (VLPFC)

Gambar 4. VLPFC1

Ventrolateral PFC (VLPFC) diduga terlibat dalam tugas-tugas yang relative

sederhana, seperti pemeliharaan informasi jangka pendek yang sementara tidak dapat

dilakukan dalam working memory (misalnya, mengingat nomor telepon yang baru

saja dikatakan sebelum diketik pada telepon).

3. Korteks Serebrum

Fungsi dari korteks serebrum :

Persepsi sensorik

Kontrol gerak volunter

Bahasa

Sifat pribadi

Proses mental canggih, misalnya berpikir, mengingat, membuat keputusan,

kreativitas, dan kesadaran diri.

4. Sistem Limbik (Rhinencephalon)

5

Page 6: Makalah SP Blok 6

Gambar 5. Sumber: http://blog.uad.ac.id/nuniklarasati/files/2011/12/anatomi_otak.jpg (11

desember 2012).

Sistem limbik adalah sistem yang hanya dimiliki oleh mamalia. Sistem ini mengatur perilaku

atau motivasi, kondisi emosi, serta pembentukan memori. Selain itu, sistem limbik juga

mengatur suhu tubuh, tekanan darah, kadar gula darah, dan berbagai aktivitas pengaturan

perawatan tubuh kita. Berikut merupakan bagian-bagian penting dalam sistem limbik :4

Hipokampus adalah daerah penting yang mengatur pembentukan emosi, proses belajar,

dan pembentukan memori. Hipokampus adalah sumber kebahagiaan, kegembiraan, dan

semangat hidup.

Amigdala berperan penting dalam membentuk sikap agresif, respons

defensif/mempertahankan diri dan kepentingan, makan-minum, serta petilaku seksual.

Amigdala terkait erat dengan respons manusia terhadap ketakutan, kecemasan, dan rasa

ketidaknyamanan.

Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbik yang berperan dalam pengaturan

hormonal (endokrinologi), dikenal sebagai induk dari para kelenjar hormon. Tugasnya

antara lain adalah mengatur kadar gula darah, garam, tekanan darah, dan hormon

lainnya. Hipotalamus juga mengatur sistem saraf otonom yang mengendalikan proses-

proses faali tubuh seperti sirkulasi darah, sistem pencernaan, dan ekskresi. Hipotalamus

juga merupakan termostat tubuh yang mengatur suhu, kebutuhan cairan, dan rasa haus

5. Cerebellum

Permukaan: permukaan cerebellum mempunyai banyak sulcus dan alur, yang

memberikan gambaran berlapis-lapis dan makin dipertegas oleh beberapa fissura yang

dalam yang membagi cerebellum menjadi beberapa lobus. Sejumlah besar sulcus yang

6

Page 7: Makalah SP Blok 6

lebih dangkal pada masing-masing lobus memisahkan setiap folia yang satu dengan yang

lain.

Gambar 6. Struktur Makroskopik Serebellum2

Lobus: cerebellum terdiri atas bagian medial yang kecil dan tidak berpasangan yaitu

vermis; ada 2 massa lateral yang besar, yaitu hemispherium cerebelli.

Struktur interna: struktur interna cerebellum ditandai oleh lapisan cortex dan massa

interna substansia alba yang didalamnya terdapat sekelompok nucleus.2

Mikroskopik Struktur Otak

- Korteks cerebri

Cortex cerebri secara mudah dapat dianggap terdiri atas dua tipe: allocortex dan

isocortex. Allocortex ditemukan predominan pada rhinencephalon atau pada bagian-

bagian yang berhubungan dengan fungsi pembau. Isocortex (neocortex) merupakan tipe

yang lebih sering dijumpai pada sebagian besar hemispherium cerebri. Tipe ini tersusun

dari enam lapisan sel yang mempunyai asal embriologi sendiri-sendiri di dalam massa

substansia grisea yang mengelilingi ventriculus:3

7

Page 8: Makalah SP Blok 6

Gambar 8. Korteks Cerebri3

1. Lamina molecularis

Lapisan terluar yang mengandung serabut-serabut yang datang dari dalam cortex.

2. Lamina granularis externa

Lapisan yang agak padat dan tersusun dari sel-sel kecil.

3. Lamina pyramidalis externa

Berisi sel-sel piramid yang kerapkali tersusun berbaris.

4. Lamina granularis interna

Biasanya merupakan lapisan tipis yang mempunyai sel-sel serupa dengan sel di dalam

lamina granularis externa (2).

5. Lamina ganglionaris

Pada sebagian besar daerah, mengandung sel-sel piramid yang lebih besar (meskipun

jumlahnya lebih sedikit) dari pada sel-sel piramid di dalam lamina pyramidalis

externa (3).

6. Lamina fusiformis

Tersusun dari sel-sel fusiformis yang tidak teratur dan axonnya memasuki substansia

alba didekatnya.

- Cerebellum

8

Page 9: Makalah SP Blok 6

Gambar 9. Cerebellum4

Cortex cerebellum memiliki gambaran yang agak khas. Pemeriksaan mikroskopik

memperlihatkan suatu lapisan molecular yang paling luar dan lapisan granular yang paling

dalam. Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf dan pada sayatan melintang,

terlihat gambaran punctata yang halus. Sel-selnya kecil dan tersusun dalam bagian luar dan

bagian dalam. Sel-sel keranjang (basket cells) pada bagian dalam berjalan melewati lapisan

molecular pada sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu panjang folium dan mengeluarkan

banyak collateral dengan arborizasi di sekitar sel-sel purkinje. Sel-sel stellata serupa dengan

sel-sel keranjang, tetapi letaknya superficial. Sel-sel purkinje membentuk sehelai lapisan sel-

sel besar pada hubungan antara lapisan molecular dan granular. Serabut-serabut pemanjat

(climbing fibers) merupakan serabut saraf afferent dari nuclei olivarius inferior yang berakhir

pada lapisan molecular di dekat sel-sel purkinje. Lapisan granular mempunyai ciri khas

dengan banyaknya sel-sel granula yang kecil. Setiap sel granula mengirimkan sebuah akson

ke lapisan molecular, dimana akson ini bercabang membentuk huruf T yang kedua lengannya

(serabut paralel) berjalan lurus serta memanjang, membuat hubungan sinaptik dengan pohon-

pohon dendrit sel purkinje.3,4

Neurotransmitter5

Neurotransmitter merupakan suatu zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan

impuls dari neuron satu ke neuron lainnya. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang

9

Page 10: Makalah SP Blok 6

di kenal sebagai sinapsis. Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku

seseorang yang ada antara lain :

- Asetilkolin, terletak pada celah efektor motorik dan pada beberapa bagian otak.

Asetilkolin berfungsi eksitasi dan inhibisi serta yang berkaitan dengan memori.

- Dopamine: mendorong untuk melakukan pekerjaan dan motivasi, keinginan, kesenangan,

berkaitan dengan hubungan dan cinta.

- Serotonin, terletak pada sistem saraf pusat. Fungsi serotonin sebagian besar adalah

inhibisi, berkaitan erat dengan emosi, perasaaan dan tidur.

- Histamin, terletak diotak. Sebagain besar histamin berfungsi inhibisi, pengaturan suhu

tubuh dan mengatur keseimbangan tubuh.

- Endorfin, terletak pada beberapa daerah SSP, retina dan saluran pencernaan. Fungsi

endorfin adalah menghambat nyeri.

- Norepinefrin, terletak pada beberapa daerah SSP dan bagian susunan saraf simpatis.

Norapenefrin berfungsi untuk mengatur efektor simpatis, respon emosi.

Mekanisme Kerja Neurotransmitter

Bagian yang menghubungkan satu neuron (sel saraf) dengan neuron yang lain disebut

sinapsis. Pada tiap neuron terdapat badan sel, akson dan dendrit. Untuk menghubungkan

tiap-tiap neuron dibutuhkan sinaps, dimana ada dua macam sinaps yakni sinaps kimia untuk

mensekresikan neurotransmintter dan sinaps listrik. Ujung-ujung sinaps ini terdapat di dendrit

(90%) dan badan sel (10%).5 Mekanisme sinaps kimia sendiri terjadi di ujung neuron

(presinaps) kemudian terjadi sekresi neurotransmitter, dan selanjutnya celah sinaps bekerja

pada postsinaps di neuron berikutnya sehingga terjadi eksitasi atau inhibisi. Lain lagi dengan

mekanisme sinaps listrik, pada mekanisme sinaps listrik ujung neuron akan menimbulkan

aliran listrik selanjutnya ke gap junction dan ke neuron berikutnya. Perbedaan mendasar dari

kedua macam sinaps tersebut adalah sinaps kimia hanya bekerja satu arah, sedangkan sinaps

listrik dapat bekerja dalam dua arah. Salah satu bagian yang sangat penting sinaps mampu

membentuk jejak memori melalui kegiatan jangka panjang bergantung pada perubahan dalam

kekuatan sinapsis. Yang paling terkenal saraf bentuk memori adalah sebuah proses yang

disebut jangka panjang potentiation (disingkat LTP), yang beroperasi pada sinaps yang

menggunakan neurotransmitter glutamat yang bekerja pada reseptor tipe khusus yang dikenal

sebagai reseptor NMDA. Reseptor NMDA memiliki “asosiatif” properti: jika kedua sel yang

10

Page 11: Makalah SP Blok 6

terlibat dalam sinaps keduanya diaktifkan pada kira-kira sama waktu, membuka saluran yang

memungkinkan kalsium mengalir ke sel target. Kalsium masuk memulai kaskade utusan

kedua yang akhirnya mengarah pada peningkatan jumlah reseptor glutamat dalam sel target,

sehingga dapat meningkatkan kekuatan efektif sinaps. Perubahan dalam kekuatan dapat

berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama. Sejak penemuan LTP pada tahun

1973, banyak jenis lain jejak memori sinaptik telah ditemukan, melibatkan peningkatan atau

penurunan kekuatan sinaptik yang disebabkan oleh berbagai kondisi, dan terakhir untuk

variabel waktu yang lama. Hadiah pembelajaran, misalnya, tergantung pada bentuk varian

dari LTP yang disyaratkan atas masukan tambahan yang berasal dari hadiah-sinyal jalur yang

menggunakan dopamin sebagai neurotransmitter.6

Neurotransmiter sendiri adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di

antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan

bertepatan dengan datangnya potensial aksi. Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:5

Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GABA, glisin

Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin

Bentuk lain: asetilkolin, adenosin, anandamida, dll.

Memori

1. Cara Terjadinya Memori

Cara terjadinya memori dibedakan menjadi 2 yaitu:7

Memori deklaratif/kognitif/Eksplisit

Memori deklaratif disebut juga sebagai memori eksplisit (pengenalan), berkaitan

dengan kesadaran atau paling tidak awareness dan retensinya bergantung pada

hipokampus dan bagian lain dari lobus temporalis medial otak. Memori ini dibagi

menjadi ingatan/memori untuk kejadian (ingatan episodik) dan ingatan untuk kata-

kata, hokum, bahasa, dan sebagainya (ingatan semantik).

Memori refleksi (muscle memory)/Implisit

Memori implisit tidak melibatkan kesadaran dan juga disebut memori nondeklaratif

atau refleksif. Retensinya tidak melibatkan pengolahan di hipokampus, paling tidak

11

Page 12: Makalah SP Blok 6

pada sebagian besar kasus, dan meliputi antara lain keterampilan, kebiasaan, dan

refleks-refleks terkondisi. Memori implisit meliputi keterampilan (skills) dan

kebiasaan (habit) yang setekah didapat, menjadi di bawah sadar dan berlangsung

otomatis. Memori ini juga meliputi priming, yaitu fasilitas pengenalan kata atau benda

yang pernah dilihat/dijumpai. Salah satu contoh adalah mengingat sebuah kata setelah

melihat beberapa huruf pertama kata tersebut.

Bentuk-bentuk lain memori implicit dapat dibagi menjadi bentuk nonasosiatif dan

asosiatif. Pada pembelajaran nonasiosiatif, individu belajar mengenai stimulus

tunggal. Pada pembelajaran asosiatif, individu belajar mengenai hubungan satu

stimulus dengan stimulus lain.

2. Proses Penyimpanan

a. Memori Jangka Panjang ( Long Term Memory )

Penyimpanan dalam memori jangka pendek umumnya mempunyai kapasitas

dan durasi yang ketat dan terbatas, yang berarti informasi itu disimpan tanpa jangka

waktu. Sebaliknya memori jangka panjang dapat menyimpan lebih banyak kuantitas

dari informasi untuk jangka waktu potensial yang tak terbatas (kadang-kadang seumur

hidup). Kapasitasnya tak terhingga. Contohnya, diberikan 7 nomor secara acak, kita

akan mengingatnya hanya sebentar sebelum dilupakan, jadi itu disimpan dalam

memori jangka pendek. Di lain pihak, kita dapat mengingat nomor yang dalam jangka

waktu bertahun-tahun melalui latihan atau pengulangan, ini yang disimpan didalam

memori jangka panjang.

Bagian lain dari memori jangka panjang adalah episodic memory, diama

mengizinkan untuk mengingat informasi seperti apa, kapan dan dimana.8 Memori

jangka pendek didukung oleh transient patterns dari neuronal komunikasi, bergantung

dari area di lobus frontal (khususnya dorsolateral prefrontal cortex) dan lobus parietal.

Memori jangka panjang, dilain sisi dirancang lebih stabil dan permanen dan tersebar

di seluruh jaringan saraf di otak. Hipokampus adalah area yang esensial (untuk

mempelajari informasi yang baru) untuk mengkonsolidasi informasi dari memori

jangka pendek ke memori jangka panjang, meskipun tidak dengan menyimpan

informasi tersebut. Tanpa hipokampus, memori yang baru tidak bisa di simpan

kedalam memori jangka panjang, dan akan ada rentang perhatian yang lebih singkat.

12

Page 13: Makalah SP Blok 6

Selain itu, ini juga akan meliputi dalam penggantian koneksi neural dari satu periode

dari 3 bulan atau lebih setelah pembelajaran awal.

b. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)

Memori jangka pendek memungkinkan untuk mengingat dalam jangka waktu

beberapa detik sampai satu menit tanpa latihan. Tetapi kapasitasnya juga sangat

terbatas. Perkiraan modern dari kapasitas memori jangka pendek lebih rendah,

biasanya sekitar 4-5 item, meski begitu, kapasitas memorinya masih bisa ditingkatkan

melalui proses yang disebut chunking. Contohnya dalam mengingat nomor telepon,

sesorang dapat membagi digit-digitnya dalam 3 group berbeda: pertama kore area

(contohnya 123), kemudian 3 digit yang dibagi (456) dan yang terakhir empat digit

yang dibagi (7890). Metode seperti ini lebih efektif daripada langsung mengingat ke

10 digit nomor secara langsung. Ini dikarenakan kita dapat membagi informasi

kedalam beberapa grup yang berarti.9

Mekanisme Penyimpanan Memori Jangka Pendek9,10

Penyimpanan memori jangka pendek berkaitan dengan habituasi dan sensitisasi.

Habituasi merupakan pengurangan respon terhadap adanya stimulus yang sama secara

berulang, terutama jika tidak ada pengaruh seperti hukuman atau hadiah. Sedangkan

sensitisasi merupakan peningkatan respon terhadap stimulus yang ringan menyertai stimulus

yang kuat atau berbahaya. Kedua bentuk pembelajaran ini mempengaruhi tempat yang sama

dengan cara yang berbeda. Habituasi menekan aktivitas sinaps pada bagian aferen dan eferen

sedangkan sensitisasi meningkatnya.

Habituasi. Saat sebuah potensial aksi tiba pada terminal akson presinaps, kanal Ca2+ terbuka

sehingga Ca masuk ke dalam sel untuk memicu eksositosis neurotransmitter. Pada habituasi,

pembukaan kanal Ca ini tidak terjadi atau berkurang. Habituasi merupakan bentuk proses

belajar yang paling umum dan merupakan proses belajar pertama pada bayi. Dengan belajar

untuk tidak mengindahkan stimulus tertentu, stimulus-stimulus lain yang lebih penting akan

lebih diperhatikan.

13

Page 14: Makalah SP Blok 6

Sensitisasi. Berkebalikan dengan habituasi, pada sensitisasi pembukaan kanal kalsium justru

meningkat. Oleh karena itu, terjadi peningkatan pelepasan neurotransmitter sehingga

potensial postsinaps juga menjadi lebih besar.

Neurotrasmiter serotonin dilepaskan dari interneuron yang bersinaps pada terminal

presinaps sehingga terjadi peningkatan pelepasan neurotransmitter presinaps sebagai respon

atas potensial aksi. cAMP di dalam terminal presinaps yang akan menybabkan pengeblokan

kanal K+. Hal tersebut akan memperpanjang potensial aksi pada terminal presinaps

mengingat fungsi kanal K+ pada repolarisasi terhambat.

Mekanisme Memori Jangka Panjang9,10

Jika pada memori jangka pendek terjadi perubahan sementara berupa penguatan

sinaps, pada memori jangka panjang terjadi aktivasi gen spesifik yang mengontrol sintesis

protein yang dibutuhkan untuk oerubahan structural dan fungsional jangka panjang.

cAMP akan menginisiasi jalur intraseluler yang akan mengubah gen yang akan

menghasilkan asam amino baru. Immediate early genes (IEGs) yang juga berperan pada

konsolidasi memori. Gen tersebut akan memicu sintesis protein yang mengkode memori

jangka panjang. Selain itu, terdapat juga modifikasi jangka panjang pada pelepasan

neurotransmitter oleh kejadian biokimia yang tetap dipertahankan yang awalnya diinisiasi

oleh proses memori jangka pendek.

Bagian otak yang mengalami perubahan pada proses belajar dan pembentukan

memori tidak hanya substansia abu-abu saja melainkan juga substansi putih otak seperti

semakin banyaknya myelin pada sekeliling akson khususnya pada orang dewasa. Neuron

menghasilkan neurugulin yang mngatur hal tersebut. Semakin banyak myelin, kecepatan

konduksi sinyal semakin cepat. Selain itu, beberapa hormone dan neuropeptida juga dapat

mempengaruhi proses belajar dan memori.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Memori

1) Kelainan11

14

Page 15: Makalah SP Blok 6

- Mengalami depresi

Penderita depresi berat juga mengalami gangguan pada sel-sel otak. Bahkan,

ketika depresi berlangsung, ada kemungkinan kondisi ini bisa membunuh sel-sel

otak, sehingga menyebabkan daya ingat ‘merosot’.

- Mengonsumsi obat alergi atau pil tidur

Obat-obatan untuk mengatasi masalah seperti insomnia, alergi, dan gangguan

perencanaan, ternyata juga juga bisa menyebabkan fungsi otak terganggu

- Kurang Istirahat

Otak mengandalkan aktivitas tidur untuk menyimpan memori baru. Dalam sebuah

penelitian, responden yang tidur enam jam setiap malam selama dua minggu

mungkin tidak merasa kurang tidur. Namun, setelah dilakukan tes memori secara

substansial, hasilnya mereka sulit mengingat memori jangka pendek.

- Makan Terlalu Banyak

Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat

mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam

pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.

2) Usia12

• Bayi: memori deklaratif belum terbentuk.

• Anak sampai usia 2 tahun: memori deklaratf belum berkembang, proses

memori: masih refleksif, setelah dewasa: hampir tidak ingat peristiwa masa

tersebut.

• Usia lanjut: mungkin fungsi lobus frontalis yang tidak lagi efisiensi gangguan

pemanggilan memori kata, hipokampus: rentan terhadap proses penuaan.

• Usia 62-100 tahun: gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang.

3) Lingkungan12

Binatang yang dibesarkan dalam lingkungan majemuk:

Lapisan kortikal otak >tebal

Struktur neuronal > rumit

Situasi lingkungan: distraksi menggangu memori jangka pendek.

4) Trauma12

Geger otak, stroke→amnesia retrograd.

Kehilangan kesadaran setelah terpukul→isi memori jangka pendek terhapus→hilang

memori peristiwa yang terjadi ± ½ jam sebelumnya.

15

Page 16: Makalah SP Blok 6

Trauma hebat: mengganggu akses ke memori jangka panjang.

Terapi kejutan listrik→kehilangan memori jangka pendek (amnesia) namun tidak

mengganggu memori jangka panjang.

5) Lesi dalam struktur otak12

Lesi bagian medial lobus temporalis: regio kritis untuk konsolidasi memori→amnesia

anterograd=tidak dapat membentuk memori jangka panang baru. Memori sebelum

onset penyakit: tidak terganggu.

Pada manusia: kerusakan hipokampus→amnesia global. Degenerasi bagian medial

dekat garis tengah otak→sindroma korsakof. Ditandai: amnesia global (akoholisme

kronik).

Kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor) amnesia. Pola gangguan memori

= pada pengangkatan hipokampus dan amgidala.

Jika ditinjau dari skenario yang diterima, bahwa pria ini sudah berusia lanjut 63 tahun,

dan tidak memiliki kelainan pada jantung atau parunya, maka penulis berasumsi bahwa faktor

yang pertama, faktor usia dan lesi dalam struktur otaklah yang mempengaruhi memori

tersebut. Menurut penelitian Thomas G. Aigner, senyawa seperti skopolamin (levo-duboisine

dan hyoscine) menghambat kerja neurotransmiter utama seperti Ach karena dia mengganggu

memori. Kalau dilihat dari segi usia, yang memang sudah lanjut mungkin fungsi lobus

frontalis yang tidak lagi efisien, semisal adanya gangguan dalam pemanggilan memori kata,

dan juga bagian hipokampus juga rentan terhadap proses penuaan. Ini ditunjang oleh

penelitian dari Petersen, dkk yang mengatakan bahwa pada usia 62-100 tahun ditemukan

adanya gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang. Lain lagi kalau terjadi lesi dalam

struktur otak pada manusia maka akan mengakibatkan kerusakan hipokampus yang bisa

tmengakibatkan amnesia global. Degenerasi pada bagian medial dekat garis tengah otak juga

dapat menimbulkan sindroma Korsakof yang juga ditandai dengan amnesia global

(akoholisme kronik).

Kesimpulan

Otak dengan fungsinya yang kompleks harus tetap dijaga dan diproteksi lebih, ada

baiknya otak tetap diasah terus menerus agar memori yang ada didalamnya tetap terjaga

dengan baik mengingat salah satu fungsinya yaitu sebagai pusat memori juga. Dengan

pengulangan tiap saat diharapkan akan mengakibatkan timbulnya memori jangka panjang.

Berkaitan dengan skenario ini, maka dapat disimpulkan bahwa memang benar sering lupa

16

Page 17: Makalah SP Blok 6

dipengaruhi oleh gangguan pada mekanisme penyimpanan memori, faktor-faktor yang

mempengaruhi seperti kelainan, usia dan lingkungan.

Daftar Pustaka

1. Chiras DD. Human biology. 5th ed. New York: Jones & Barlett Publishers; 2005.p.183-7.

2. Chusud JG. Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional.Yogyakarta; 2006.h. 3-149.

3. Geneser F. Atlas berwarna histologi.Jakarta: Binarupa Aksara; 2007.h.55-65.

4. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis topik neurologis DUUS. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2010.h.2-13,276-87.

5. Marks DB, Pendit BU, Suyono J, editor. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan

klinis. Jakarta: EGC; 2000.h.72-8.

6. Koolman J, Rohm KH. Atlas berwarna dan teks biokimia. Jakarta: Hipokrates;

2001.h.301-7.

7. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga;

2001.h.310-7.

8. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA Davis

Company; 2007.p.104-34.

9. Fitantra JB. Memori. 24 Desember 2011. Diunduh dari

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/neurosainskedokteranklinis/memori, 12

Februari 2012.

10. Gay WR, Rothenburger A. Atlas berwarna dan teks fisiologi. Jakarta: Hipokrates;

2000.h.209-1,294-5.

11. Rubinstein L. Energy Metabolism In Encyclopedia of Food Sciences & Nutrition. 2nd

ed. New York: Academic Press; 2003.p.56-8.

12. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2005.h.280-9.

17