PBL blok 9 sp II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

3Organ serta Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan pada ManusiaPrizilia Saimima102012061Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731e-mail : [email protected] adalah suatu alur proses dalam pemecahan makanan serta pemanfaatan kandungan dari makanan tersebut yang akan berguna dalam proses yang terjadi di dalam tubuh. Memecahkan makanan ini berarti menjadikannya dalam bentuk yang lebih sederhana sampai dengan bentuk yang paling sederhana dimana dapat diserap oleh tubuh secara efisien. Hasil pemecahan tersebut yang kemudian akan diserap langsung oleh tubuh di dalam usus, dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.Proses pencernaan sudah terjadi ketika makanan masuk ke dalam mulut, dan proses pencernaan akan berakhir pada makanan tersebut telah menjadi feses yang kemudian akan dikeluarkan melalui anus. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia memerlukan energi dalam berbagai proses yang terjadi di dalam tubuh manusia agar dapat beraktifitas yang dapat diperoleh melalui pasokan nutrisi dan mineral, yang kemudian akan dipecah menuju bentuk yang paling sederhana dan diolah menjadi sumber energi yang dapat digunakan oleh tubuh.Oleh karena itu pemebelajaran mengenai bagaimana proses pencernaan yang terjadi di tubuh sangatlah dibutuhkan. Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai struktur anatomi saluran cerna bagian bawah, fisiologi lambung dan usus, mekanisme pencernaan (Karbohidrat, Protein, dan Lemak), serta enzim-enzim yang bekerja dalam proses mekanisme pencernaan saluran cerna bagian bawah.Sistem Pencernaansistem pencernaan atau sering dikenal dengan istilah sistem digestive. Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang ditelan merupakan sumber energi yang digunakan sel untuk menghasilkan ATP. Nantinya, ATP tersebut akan digunakan untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan energi, seperti transpor aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi. Selain sebagai sumber energi, makanan yang masuk ke dalam tubuh juga menjadi bahan baku untuk memperbaharui dan menambah jaringan tubuh.Makanan mula-mula harus dicerna atau diuraikan secara biokimiawi, dari molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didstribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal, 95% dari makanan yang ditelan dapat digunakan oleh tubuh.1Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ pencernaan tambahan. Saluran pencernaan yang dimaksud terdiri dari mulut, faring, esophagus, gaster/lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Sementara itu organ-organ pencernaan tambahan meliputi lidah, gigi, kelenjar-kelenjar liur, pankreas, hati, dan kadung empedu. Selain itu, sistem pencernaan dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua berdasarkan letak sistem pencernaan tersebut yaitu sistem pencernaan bagian atas dan sistem pencernaan bagian bawah.Instestinum CrassumIntestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus, Intestinum crassum terbagi menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum.Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra. Panjang caecum sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudahbergerak, walaupun tidak mempunyai mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitarcaecum membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus retrocaecalis.Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum dengan colon ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatu yang dinamakan papilla ilealis. Appendix vermiformis berhubungan dengan rongga caecum melalui lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale.Perdarahan caecum adalah arteria caecalis anterior dan arteria caecalis posteriormembentuk arteria ileocolica, sebuah cabang arteria mesenterica superior. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior. Saraf-sarafberasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) membentuk plexus mesentericus superior.Kolon, yang membentuk sebagain besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari tiga bagian relatif lurus, yaitu kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Bagian terakhir kolon descendens membentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid, kemudian lurus membentuk rektum.1 Kolon ascendens membentang dari caecum pada fossa iliaca dextra ke sisi kanan abdomen sampai flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter. Pada flexura colica dextra kolon membelok ke kiri dengan tajam dan menyilangi abdomen sebagai kolon transversum dalam lengkungan yang dapat menggantung lebih rendah daripada umbilikus, dan baik pada sisi kiri berakhir pada flexura colica sinistra di bawah lien. Pada flexura colica sinistra, colon membelok kembali berjalan ke bawah pada sisi kiri absdomen sampai tepi pelvis, tempat colon berlanjut sebagai colon sigmoid. Colon sigmoid memiliki beberapa lengkungan di dalam pelvis dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan pertengahan sekum tepatnya berhubungan dengan rektum.Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis. 2,3Appendix Appendix adalah suatu pipa tertutup yang sempit yang melekat pada secum (bagian awal dari colon). Bentuknya seperti cacing putih. Secara anatomi appendix sering disebut juga dengan appendix vermiformis atau umbai cacing. Appendix terletak di bagian kanan bawah dari abdomen. Tepatnya di ileosecum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli. Muara appendix berada di sebelah postero-medial secum.2Penentuan letak pangkal dan ujung appendix yang normal adalah sebagai berikut:Menurut garis Monroe PichterGaris yang menghubungkan SIAS dan umbilicus. Pangkal appendix terletak pada 1/3 lateral dari garis ini (titik Mc Burney).Menurut garis LansDiukur dari SIAS dextra sampai SIAS sinistra. Ujung appendix adalah pada titik 1/6 lateral dextra.Seperti halnya pada bagian usus yang lain, appendix juga mempunyai mesenterium. Mesenterium ini berupa selapis membran yang melekatkan appendix pada struktur lain pada abdomen. Kedudukan ini memungkinkan appendix dapat bergerak. Selanjutnya ukuran appendix dapat lebih panjang daripada normal. Gabungan dari luasnya mesenterium dengan appendix yang panjang menyebabkan appendix bergerak masuk ke pelvis (antara organ-organ pelvis pada wanita). Hal ini juga dapat menyebabkan appendix bergerak ke belakang colon yang disebut appendix retrocolic. Appendix dipersarafi oleh saraf parasimpatis dan simpatis. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n. vagus yang mengikuti a. mesenterica superior dan a. appendicularis. Sedangkan persarafan simpatis berasal dari n. thoracalis X. Karena itu nyeri viseral pada appendicitis bermula disekitar umbilicus.Vaskularisasinya berasal dari a.appendicularis cabang dari a.ileocolica, cabang dari a. mesenterica superior.2,3Rectum dan AnusRectum memiliki panjang 12-15 cm dan merupakan lanjutan colon sigmoideum. Setinggi vertebrae sacralis 3 taenia colon sigmoideum berupa menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendices epiploicae menghilang. Lengkung pada rectum pada bidang sagital ialah flexura sacralis yang sesuai dengan lengkung os sacrum dan flexura perinealis yang cembung ke depan sesuai dengan os coccygeus. Bagian rectum berdasarkan bentuknya ialah pars ampularis recti yang melebar dan pars analis recti yang menyempit. Tunika muskularis dari rectum disusun oleh m. sphincter ani internus yang merupakan otot polos dan m. sphincter ani externus yang merupakan otot lurik/ Pada tunika mukosa terdapat 3 lipatan melintang yang disebut dengan plica transversalis recti Kohlrausch.Rectum didarahi a. rectalis superior, a. rectalis media dan a. rectalis inferior. Sementara sistem venanya oleh v. rectalis superior, v. rectalis media dan v. rectalis inferior. Pembuluh getah bening pada rectum bagian proximal ialah melalui nnll. para rectal kemudian menuju nnll. mensenterica inferior. Sedangkan, untuk rectum bagian distal getahbening dialirkan ke nnll. sacralis.3Persarafannya terbagi atas saraf simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui nn. splanchnicus lumbales dan plexus hypogastricus, sedangkan saraf simpatis melalui nervus spinalis sacralis 2-4. Rectum akan berakhir sebagai lubang tempat akhir untuk defekasi yang disebut dengan anus.3Struktur Mikroskopis Usus BesarUsus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum, dimana nantinya raktum akan berlanjut ke anus. Pada kolon usus besar, lapisan mukosa mempunyai bangunan mirip vilus tetapi itu bukan vilus, itu adalah potongan kriptus liberkuhn. Kadang-kadang dapat ditemukan nodulus limfatikus di dalam lamina propia. Lapisan otot mukosa mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapisan submukosa. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang di dalamnya dapat ditemukan pleksus meissner. Umbai cacing atau dikenal juga dengan appendix lapisan mukosanya seperti usus lainnya, yaitu epitel selapos torak yang mempunyai sel goblet. Terdapat banyak nodulus limfatikus di dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling dindingnya.1,3Struktur Mikroskopis Appendixstruktur apendiks sama dengan usus besar. Kelenjar submukosa dan mukosa dipisahkan dari lamina muskularis. Diantaranya berjalan pembuluh darah dan kelenjar limfe. Bagian paling luar apendiks ditutupi oleh lamina serosa yang berjalan pembuluh darah besar yang berlanjut ke dalam mesoapendix.3Kuadran dan Regio pada Abdomen4Pada abdomen terdapat beberapa pembagian dari daerah-daerah yang terdapat pada abdomen. Ada yang membagi abdomen menjadi empat buah bidang saja. Pembagian empat bidang ini melalui bidang mediana dan bidang horizontal yang melalui umbilicus. Empat bidang tersebut yaitu kuadran atas kanan dan kiri, kuadran bawah kanan dan kiri.Selain pembagian abdomen berdasarkan empat bidang tersebut, ada pembagian abdomen berdasarkan regio yang membagi abdomen menjadi sembilan bagian. Pembagian ini berdasarkan dengan adanya dua buah garis vertikal dan dua bidang horizontal, yaitu bidang transpyloricum dan bidang intertuberculare.Regio hypochondrica kanan dan kiriRegio epigastricaRegio Lumbalis kanan dan kiriRegio umbilicalisRegio pubica/epigastriumRegio inguinalis kanan dan kiriGambar . Kuadran dan Regio pada AbdomenMekanisme PencernaanSistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan dasar:5Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Terjadi dua jenis dasar motilitas pencernaan, yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur.Gerakan propulsif mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda, pertama: mencampur makanan dengan getah pencernaan, kedua: mempermudah penyerapan dengan memajukan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.Sekresi. Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu dan mukus. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta dalam proses pencernaan.Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi makanan kaya energi: karbohidrat, protein dan lemak.Penyerapan. Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Melalui proses penyerapan, satuan-satuan kecil yang dihasilkan dari pencernaan tadi dapat diserap bersamaan dengan air, vitamin dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.Mekanisme Usus BesarUsus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon ascendens dan transversum sehingga feses terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.5,6Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama disebabkan oleh refleks gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di rektum menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombangpada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan pelumasan untuk memudahkan feses lewat.4,5Fisiologi AppendixFungsi appendix pada manusia belum diketahui secara pasti. Diduga berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Lapisan dalam appendix menghasilkan lendir. Lendir ini secara normal dialirkan ke appendix dan secum. Hambatan aliran lendir di muara appendix berperan pada patogenesis appendicitis2,4,5Enzim-Enzim dalam Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan LemakPada hakikatnya, sistem pencernaan atau sistem digesti tubuh kita berupa saluran pipa yang panjang dan berkelok-kelok mulai dari mulut, lambung, intestin sampai anus. Makanan yang akan dicerna bergerak sepanjang saluran tersebut. Banyak enzim dan zat kimia lain yang berasal dari berbagai macam organ tubuh berada dalam saluran ini.7Pada rongga mulutPada rongga mulut menghasilkan enzim ptialin/amilase. Enzim ini merupakan enzim yang dihasilkan pada rongga mulut melalui sekresi tiga pasang kelenjar ludah yaitu kelenjar parotis, submaksilaris, dan sublingualis. Fungsinya untuk mengkatalis hidrolisis atau pemecahan makromolekul amilum.Pada lambungPada lambung, terdapat berbagai macam sel sebagai penghasil getah dan enzim pencernaan. Enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan yaitu pepsin, renin, dan lipase. Selain itu, dalam lambung juga dihasilkan asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk aktivator pepsinogen menjadi pepsin dan membunuh kuman-kuman atau bakteri yang masuk ke dalam lambung.Pada usus halusPada usus halus bermuara dua saluran, yang satu berasal dari kantung empedu dan yang satu lagi berasal dari pankreas. Getah usus halus mengandung enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim tersebut adalah :Enterokinase, merupakan enzim yang berperan sebagai aktivator tripsinogen dan erepsinogenBeberapa peptidase, seperti aminopeptidase, tripeptidase, dan dipeptidaseDisakaridase-disakaridase yang memecah disakarida menjadi dua molekul monosakarida, misalnya laktase, maltase, dan sakaraseGlukosidase dan Fosfatase.7Enzim yang berasal dari pankreasEnzim-enzim yang dimuntahkan dari pankreas ke dalam usus halus antara lain deoksiribonuklease, steapsin, amilopsin, dan tiga buah proenzim, yaitu tripsinogen, kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. Ketiga proenzim ini di dalam usus akan mengalami aktivasi masing-masing berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase.10KesimpulanSistem pencernaan tersusun atas organ organ respirasi makroskopik (anatomi) maupun mikroskopik (histologi) yang pada masing-masing organ memiliki fungsi spesifik. Mekanisme percernaan bertujuan untuk memecah molekul besar Karbohidrat, Protein dan Lemak menjadi molekul kecil untuk diserap oleh tubuh. Selain dicerna mekanis oleh gerakan organ, pencernaan makanan dibantu oleh enzim enzim pencernaan.Daftar PustakaPearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.2009.h.218.Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Erlangga.2004.h.7.Boom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC.2003.h.515.Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC.2006.h.132-50.Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2012.h. 641-92.Gibson J. Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2003.h.Sumardjo D. Pengantar kimia : buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksakta. Jakarta:EGC.2006.h.20.