4
Kondisi peningkatan kolesterol Antara faktor utama yang mempengaruhi kadar kolesterol plasma selain faktor h adalah peningkatan asupan tinggi kolesterol, diet tinggi lemak jenuh, diet tinggi jenuh dan kekurangan hormon insulin dan tiroid. Peningkatan asupan tinggi kolesterol dap menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum hanya dalam jumlah yang relatif Meskipun demikian apabila kolesterol diabsorpsi, peningkatan konsentrasi kolesterol a menyebabkan kolesterol menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat HMG-koA reduktase untuk menghalang terjadinya kenaikan kadar kolesterol plasma seca Hasilnya, kadar kolesterol plasma biasanya tidak mengalami peningkatan atau penurunan melebihi !"# dengan perubahan pada asupan kolesterol dalam diet $Guyton dan Hall, Asupan diet tinggi lemak jenuh turut meningkatkan kadar kolesterol p peningkatan sebanyak !"#-%"#. Hal ini karena terjadi deposit lemak di ha menyebabkan meningkatnya unsur asetil-koA di hati untuk memproduksi kolesterol. )le dalam menurunkan kadar kolesterol plasma penting untuk menjauhi sumber makanan ting lemak jenuh dalam memastikan diet sentiasa rendah kolesterol $Guyton dan Hall, %&&' Asupan diet tinggi lemak tidak jenuh mampu menurunkan kadar kolester namun mekanismenya masih belum dapat dipastikan$Guyton dan Hall, %&&'(. Kekurangan hormon insulin dan tiroid dapat menyebabkan peningkatan kadar kol plasma, sedangkan kelebihan hormon tiroid akan berakibat peningkatan kadar koleste Kemungkinan utama terjadi demikian adalah disebabkan perubahan pada akti*itas en+im bekerja pada metabolisme lipid $Guyton dan Hall, %&&'(. Guyton, A. ., dan Hall, . ., %&&'. /uku Ajar 0isiologi Kedokteran disi ! akarta 1 G , !&%%.

Biokimia - Tita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biokim

Citation preview

Kondisi peningkatan kolesterolAntara faktor utama yang mempengaruhi kadar kolesterol plasma selain faktor herediter adalah peningkatan asupan tinggi kolesterol, diet tinggi lemak jenuh, diet tinggi asam lemak tak jenuh dan kekurangan hormon insulin dan tiroid. Peningkatan asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum hanya dalam jumlah yang relatif kecil. Meskipun demikian apabila kolesterol diabsorpsi, peningkatan konsentrasi kolesterol akan menyebabkan kolesterol menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat HMG-koA reduktase untuk menghalang terjadinya kenaikan kadar kolesterol plasma secara berlebihan. Hasilnya, kadar kolesterol plasma biasanya tidak mengalami peningkatan atau penurunan melebihi 15% dengan perubahan pada asupan kolesterol dalam diet (Guyton dan Hall, 2006). Asupan diet tinggi lemak jenuh turut meningkatkan kadar kolesterol plasma dengan peningkatan sebanyak 15%-25%. Hal ini karena terjadi deposit lemak di hati yang kemudian menyebabkan meningkatnya unsur asetil-koA di hati untuk memproduksi kolesterol. Oleh itu, dalam menurunkan kadar kolesterol plasma penting untuk menjauhi sumber makanan tinggi lemak jenuh dalam memastikan diet sentiasa rendah kolesterol (Guyton dan Hall, 2006). Asupan diet tinggi lemak tidak jenuh mampu menurunkan kadar kolesterol plasma namun mekanismenya masih belum dapat dipastikan(Guyton dan Hall, 2006). Kekurangan hormon insulin dan tiroid dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol plasma, sedangkan kelebihan hormon tiroid akan berakibat peningkatan kadar kolesterol plasma. Kemungkinan utama terjadi demikian adalah disebabkan perubahan pada aktivitas enzim yang bekerja pada metabolisme lipid (Guyton dan Hall, 2006).

Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC, 1022.

DISLIPIDEMIAA. Definisi dan EtiologiDislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004)Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000).Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah :a. Faktor Jenis KelaminRisiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormone reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis dikarenakan hormon seks pria (testosterone) mempercepat timbulnya aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopause. (Bachri, 2004)b. Faktor UsiaSemakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun. Begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat pada usia 30 tahun. (Bachri, 2004)c. Faktor GenetikFaktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat-sifat tertentu (specific-trait) diturunkan secara berpasangan yaitu memerlukan satu gen dari ibu dan ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik. (Bachri, 2004)d. Faktor KegemukanKegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah. (Bachri, 2004)e. Faktor Olah RagaOlah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah. (Bachri, 2004)f. Faktor MerokokMerokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolism lemak yang dapat menemukan kadar kolesterol HDL dalam darah. (Bachri, 2004)g. Faktor MakananKonsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan tinggu kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia. (Bachri, 2004)Bahri T. 2004. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizi-bahri3.pdf[18 Maret 2011]

Bahri T. 2004. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1/gizi-bahri3.pdf

Sebagian besar dislipidemia tidak memberikan gejala dan tanda klinis, namun terdapat gejala yang nyata, yaitu xanthelasma atau xantoma. Xanthelasma atau xantoma ini merupakan penumpukan jaringan lemak di bawah kulit yang sering dijumpai antara lain di lipatan kelopak mata, arcus corneae. Bila tidak terkontrol lama kelamaan akan menumpuk menjadi aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Trigliserida tinggi juga dapat menyebabkan pancreatitis akut. (Anonim, 2012)Dislipidemia dapat didiagnosis dengan memeriksa kadar serum lemak dalam darah. Pemeriksaan rutin yang dilakukan adalah kadar profil lipid yaitu kolesterol total, trigliserid, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL. Sebelum pemeriksaan, diharapkan pasien sudah melakukan puasa kurang lebih 10 jam sebelum pemeriksaan agar hasilnya tepat dan konsisten. (Anonim, 2012)