7
BIOKIMIA a. Soma (badan sel) : tempat keluarnya dendrite dan akson b. Dendrite : menerima rangsang c. Akson : meneruskan rangsang d. Sel-sel schwann : sel bermielin merupakan isolator listrik yang mengelilingi akson e. Sinaps : celah, tempat pemindahan rangsang : penghubung antar neuron Metabolisme Otak a. Laju respirasi sangat tinggi b. Massa ~2% dari total: konsumsi O2~ 20%konsumsi glukosa ~ 60% c. Konsentrasi glukosa < ~2,5 mM d. disfungsi otak e. Akibat overdosis insulin: koma, kerusakan irreversibel, kematian Metabolisme Otak (Energi) a. Sumber energi: Hanya dari glukosa darah; saat kelaparan: badan keton (alternatif) b. Cadangan glikogen sangat sedikit c. Umumnya asam lemak tidak dapat melalui sawar otak, kecuali asam lemak esensial d. As. amino tidak dapat menghasilkan ATP e. tidak ada glukoneogenesis f. Energi umumnya untuk (Na+/K+)ATPase membran plasma memeliharapotensial membran bagi transmisi impul saraf transpor aktif Metabolisme otak (asam amino)

BIOKIMIA & Histologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BIOKIMIA & Histologi

BIOKIMIA    

a. Soma (badan sel) : tempat keluarnya dendrite dan akson

b. Dendrite : menerima rangsang

c. Akson : meneruskan rangsang

d. Sel-sel schwann : sel bermielin merupakan isolator listrik yang mengelilingi akson

e. Sinaps : celah, tempat pemindahan rangsang : penghubung antar neuron

Metabolisme Otak 

a.Laju respirasi sangat tinggi

b. Massa ~2% dari total: konsumsi O2~ 20%konsumsi glukosa ~ 60%

c.Konsentrasi glukosa < ~2,5 mM

d. disfungsi otak 

e.Akibat overdosis insulin: koma, kerusakan irreversibel, kematian

Metabolisme Otak (Energi)

a. Sumber energi: Hanya dari glukosa darah; saat kelaparan: badan keton (alternatif)

b. Cadangan glikogen sangat sedikit

c. Umumnya asam lemak tidak dapat melalui sawar otak, kecuali asam lemak esensial

d. As. amino tidak dapat menghasilkan ATP

e. tidak ada glukoneogenesis

f. Energi umumnya untuk (Na+/K+)ATPase membran plasma – memeliharapotensial

membran bagi transmisi impul saraf transpor aktif 

Metabolisme otak (asam amino)

a. Metabolisme as. amino aktif -> Konsentrasi intraseluler sangat tinggi:Glutamat (5-10

mM) & aspartat (2-3 mM)

b. GABA (gamma aminobutirat): pintasan khas pada otak 

c. Glisin, aspartat, gutamat & GABA penting sebagai bahan baku

d. Neurotransmitter: substansi sinyal kimia yang disekresi (dari neuron keneuron/organ

target)

Neurotransmitter

a. Antarsel saraf terdapat celah impuls diteruskan melalui subs. kimia:neurotransmitter

& neurohormon

b. Neurotrasmitter: sekresi ke celah sinaps, jangkauan sempit, lama hidup pendek 

c. Neurohormon: sekresi ke aliran darah, lebih luas, lam

Page 2: BIOKIMIA & Histologi

Beberapa Neurotransmitter ditemukan dalam Nervous Tissue

a. Excitatory : Acetylcholine, Aspartate, Dopamine, Histamine, Norepinephrine,

Epinephrine, ATP, glutamate, 5-hydroxytryptamine.

b. Inhibitory : GABA, Glycine

HISTOLOGI

Jaringan saraf secara mikroskopis terdiri atas dua jenis sel yaitu sel saraf dan sel

penyokong, sel saraf selalu mempunyai tonjolan sitoplasma yang panjang dan bercabang-

cabang. Tonjolan sitolasma ini secara morfologis terbagi dua yaitu bagian dendrite dan akson.

Bagian dendrite merupakan tonjolan sitolasma yang bercabang-cabang dan membawa impuls

ke arah badan sel. Bagian axon merupakan tonjolan sitolpasma yang membawa impuls

menjauhi badan sel, terdapat sebuah yang panjang dan sebelum berakhir bercabang-cabang

sebagai batang pohon yang disebut denagn telodendron. Badan sel saraf disebut juga dengan

perikarion, bagian ini bentuknya bermacam-macam dan mempunyai inti.

Kategori sel saraf  berdasarkan jumlah tonjolan yaitu:

1. Sel saraf unipoler : hanya mempunyai satu tonjolan

2. Sel saraf bipolar      : mempunyai satu dendrite dan satu axon

3. Sel saraf pseudo unipoler : mempunyai tonjolan yang secara bercabang menjadi dua

sehingga mirip huruf T

4. Sel saraf multipoler       : mempunyai satu axon dan banyak dendrite 

Page 3: BIOKIMIA & Histologi

Badan Sel Saraf

Secara mikroskopis inti sel saraf biasanya terletak sentral, berbentuk bulat besar,

berisi kromatin yang halus dan tersebar, nucleus besar sehingga menyerupai intinya. Bagian

sitoplasma dalam perikarion mengandung organela seperti jenis sel lain. Bercak-bercak

basofil pada yang khas pada sel saraf sebenarnya merupakan rER yang penuh dengan

ribosom.

Secara sub-mikroskopis, sitoplasma banyak mengandung rER yang tampak sebagai

sustansi NISSL, mitokondria meluas ke dalam tonjolan-tonjolan sel kompleks golgi, dan

sitoskeleton membentuk neurofibril.

Sel Penyokong

Sel penyokong pada umumnya berasal dari ectoderm. Pada sistem saraf pusat, sel

penyokong disebut dengan neuroglia yang terdiri dari sel ependim, astrosit, oligodendria,dan

microglia. Pada sistem saraf perifer, tersusun atas sel Schwann sel kapsel dalam ganglion.

Dendrit

Secara mikroskopis, dendrite bercabang yang percabangannya tergantung jenis sel

saraf. Pada permukaan percabangan terdapat benjolan-benjolan untuk bersinapsis yang

disebut dengan gemula atu spina.

Secara sub-mikroskopis, pada pangkal dendrite terdapat mitokondria dan reticulum

endoplasma. Pada sitoskeleton terdapat neurofibril dan mirotubuli yang melua samapi ujung

dendrite.

Axon

Axon merupakan tonjolan sitoplasma yang hanya terdapat sebuah dan disebut juga

dengan serabut saraf. Ujung axon bercabang-cabang sebagai cabang pohon dan terdapat

cabang kolateral pada beberapa tempat. Pada axon terdapat beberapa organela yaitunya

mitokondria, neurofibril, dan mikrotubuli.

Myelin membentuk selubung diluar axolema dengan pola berpenggal-penggal, karena

adanya nodus ranvier. Selubung myelin ini tersusun atas campuran fosfolipid, kolesterol, dan

serebrosid. Ketebalan selubung pada berbagai axon tidak sama. Di luar selubung myelin

terdapat selubung neurolemma. Pada sistem saraf pusat disebut dengan sel oligodendroglia

dan pada sistem sraf perifer disebut dengan sel schwan.

Page 4: BIOKIMIA & Histologi

Jaringan Sistem Saraf Pusat

Otak

Secara makroskopis, otak terdiri dari substantia grisea dan sustansia alba. Sedangkan

secara makroskopis, substansia grissea terdiri atas badan sel neuron, serabut myelin dan tidak

beermielin, astrosit protoplasmic, oligodendrosit, dan microglia. Substansia alba terdiri dari

seraaabut saraf bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan microglia.

Permukaan cerebellum melipat-lipat ke dalam secara sejajar yang melibatkan kortex

cerebelli (sustansia grissea) dan medulla cerebelli (substansia alba).

Secara miroskopis, kortex cerebelli terdiri atas

1. stratum molecular, yaitu sel keranjang yang merupakan cabang azon yang

menyelubungi sel purkinje.

2. Stratum ganglionare, yaitu sel purkinje dengan percabangan dendrit di stratum

molecular.

3. Stratum granulare, tersusun atas sel-sel granulare. Dendritnya berada di lapisan, tetapi

axonnya berada pada stratus molecular.

Medulla spinalis

Medulla spinalis berbentuk silindris panjang dan mengisi canalis vertebralis. Pada

setiap segmennya keluas sepasan nervus spinalis. Secara mikroskopis, bagian sustansia

grissea tersusun atas sel-sel neuron yang membentuk nucleus, pada bagian tengah terdapat

kanalis sentralis. Potongan sustansia grissea menyerupai bentuk kupu-kupu, terdiri dari cornu

dorsalis dan cornu  ventralis. Pada bagian sustansia alba terdapat sulcus medianus dorsalis.

Sebagian serabut saraf yang memanjang membentuk fasciculus yang menuju atau ke otak.

Selubung otak

1. Duramater : terdapat jaringan pengikat padat

2. Arachnoid : merupakan bagian yang kontak dengan duramater, membentuk trabecula,

tanpa pembuluh darah. Terdapat spatium subarachnoidea, yaitu ruangan diantara

trabecula yang terisi Liquot Crebrospinalis

3. Piamater : menutupi langsung permukaan susunan saraf pusat. Di beberapa tempat

tertentu menonjol kedalam rongga ventrikulus yang dindingnya tidak berkembang

yang selanjutnya membentuk pleksus choroideus. Pleksus choroideus tersusun atas

jaringan pengikat longgar dan banyak terdapat sel makrofag, permukannay dilapisi

Page 5: BIOKIMIA & Histologi

oleh epitel kuboid selapis yang berasal dari sel ependim yang memiliki banyak

mikrovili.