31
BAB 2 KAJIAN REFERENSI 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian pertama berjudul The Effect of Social Media to the Brand Awareness of a Product of a Company yang dilakukan oleh Hansel Bagus Tritama dan Riswan Efendi Tarigan pada bulan Maret tahun 2016. Penelitian ini menganalisa peran komunikasi pemasaran dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kesadaran brand produk suatu perusahaan oleh masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga ingin memperlihatkan bahwa pemasaran melalui media sosial dapat berpengaruh terhadap pendapatan suatu perusahaan. Penelitian kedua berjudul Optimalisasi Sosial Media Sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah yang dilakukan oleh Tito Siswanto pada bulan Januari tahun 2013. Penelitian ini menganalisa media sosial mampu melakukan fungsi bauran promosi secara terpadu, bahkan sampai terjadinya proses transaksi. Media sosial sebagai Integrated Marketing Communication (IMC) mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi UKM dan melakukan komunikasi kepada pelanggan yang telah ada dan menarik calon pelanggan baru. Penelitian ketiga berjudul The Usage of Digital Marketing Channels In SMEs yang dilakukan oleh Heini Sisko Maarit Lipiäinen Heikki Karjaluoto pada bulan Oktober tahun 2015 menganalisis digital marketing sebagai cara pendekatan baru untuk kegiatan marketing, tidak hanya menggunakan marketing

Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/RS1_2017_2... · Web viewDalam penggunaan media sosial, setiap orang pasti memiliki tujuan dan keperluan yang berbeda akan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 2

KAJIAN REFERENSI

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)

Penelitian pertama berjudul The Effect of Social Media to the Brand Awareness of a Product of a Company yang dilakukan oleh Hansel Bagus Tritama dan Riswan Efendi Tarigan pada bulan Maret tahun 2016. Penelitian ini menganalisa peran komunikasi pemasaran dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kesadaran brand produk suatu perusahaan oleh masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga ingin memperlihatkan bahwa pemasaran melalui media sosial dapat berpengaruh terhadap pendapatan suatu perusahaan.

Penelitian kedua berjudul Optimalisasi Sosial Media Sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah yang dilakukan oleh Tito Siswanto pada bulan Januari tahun 2013. Penelitian ini menganalisa media sosial mampu melakukan fungsi bauran promosi secara terpadu, bahkan sampai terjadinya proses transaksi. Media sosial sebagai Integrated Marketing Communication (IMC) mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi UKM dan melakukan komunikasi kepada pelanggan yang telah ada dan menarik calon pelanggan baru.

Penelitian ketiga berjudul The Usage of Digital Marketing Channels In SMEs yang dilakukan oleh Heini Sisko Maarit Lipiäinen Heikki Karjaluoto pada bulan Oktober tahun 2015 menganalisis digital marketing sebagai cara pendekatan baru untuk kegiatan marketing, tidak hanya menggunakan marketing dengan cara tradisional tapi juga mendapatkan dorongan secara digital melalui penggunaan media sosial. Perusahaan harus mampu memahami sifat dialogis dari era digital yang akan membawa perubahan mendasar dalam praktik bisnis.

Penelitian keempat berjudul Importance of Brand Awareness and Brand Loyalty in assessing Purchase Intentions of Consumer yang dilakukan oleh Prof. Dr. Muhammad Ehsan Malik, Muhammad Mudasar Ghafoor, Hafiz Kashif Iqbal, Usman Riaz, Noor ul Hasan, Muhammad Mustafa & Saleh Shahbaz pada bulan Mei tahun 2013 Penelitian ini menganalisis brand awareness dan brand loyalty memiliki hubungan positif yang kuat dengan tingkat keinginan pembelian konsumen.

Penelitian kelima berjudul Social Media Brand Building Strategies in B2B Companies yang dilakukan oleh Timothy Cawsey dan Jennifer Rowley bulan Agustus tahun 2016. Penelitian ini menganalisa dalam B2B, media sosial dapat digunakan baik secara internal dan eksternal untuk meningkatkan komunikasi dalam organisasi, komunikasi dengan pelanggan dan pemasok, membangun hubungan dan kepercayaan, memberikan dukungan penjualan, memahami kebutuhan pelanggan, terlibat dalam pembelajaran dan kolaborasi, menciptakan dan menumbuhkan prospek serta mendorong timbulnya inovasi.

Semua penelitian sebelumnya menjadi dasar pada penelitian yang dilakukan kali ini. Namun pada penelitian ini akan diambil penjabaran mengenai hal yang berhubungan dengan strategi perusahaan dalam usaha membangun brand awareness kepada masyarakat melalui media sosial.

Tabel 2.1 State of The Art 1

Peneliti

Hansel Bagus Tritama, Riswan Efendi Tarigan

Tahun

2016

Metodologi

Penelitian Kuantitatif

Judul Penelitian

The Effect of Social Media to the Brand Awareness of a Product of a Company, International Journal of Communication & Information Technology, Vol. 10 No. 1, pp. 9–14

Kesimpulan

Komunikasi pemasaran dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kesadaran brand produk suatu perusahaan oleh masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga ingin memperlihatkan bahwa pemasaran melalui media sosial dapat berpengaruh terhadap pendapatan suatu perusahaan.

Persamaan

Penelitian ini sama – sama menjabarkan pengaruh kesadaran brand produk suatu perusahaan oleh masyarakat dan pemasaran yang dilakukan melalui media sosial dapat berpengaruh pada pendapatan perusahaan.

Perbedaan

Penelitian ini lebih berfokus kepada penggunaan media sosial Twitter yang menggunakan metode kuantitatif.

Tabel 2.2 State of The Art 2

Peneliti

Tito Siswanto

Tahun

2013

Metodologi

Penelitian Kualitatif

Judul Penelitian

Optimalisasi Sosial Media Sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah, Jurnal Liquidity, Vol. 2, No. 1, Januari – Juni, hlm. 80 – 86, 2013.

Kesimpulan

Media sosial mampu melakukan fungsi bauran promosi secara terpadu, bahkan sampai terjadinya proses transaksi. Media sosial sebagai Integrated Marketing Communication (IMC) mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi UKM dan melakukan komunikasi kepada pelanggan yang telah ada dan menarik calon pelanggan baru.

Persamaan

Dalam penelitian ini memiliki persamaan menjabarkan media sosial mampu melakukan fungsi promosi secara terpadu pada masyarakat dan melalui media sosial juga mampu melakukan komunikasi dengan pelanggan yang sudah ada dan menarik yang akan menjadi calon pelanggan baru.

Perbedaan

Penelitian ini berfokus pada pemasaran untuk Usaha Kecil dan Menengan (UKM).

Tabel 2.3 State of The Art 3

Peneliti

Heini Sisko Maarit Lipiäinen Heikki Karjaluoto

Tahun

2015

Metodologi

Penelitian Kualitatif

Judul Penelitian

The Usage of Digital Marketing Channels In SMEs, Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 22 Iss 4 pp.

Kesimpulan

Digital Marketing adalah cara pendekatan baru untuk kegiatan marketing, tidak hanya menggunakan marketing dengan cara tradisional tapi juga mendapatkan dorongan secara digital melalui penggunaan media sosial.

Persamaan

Penelitian ini memiliki persamaan menjelaskan tentang penggunan digital marketing sebagai faktor yang mendorong kegiatan marketing perusahan dengan menggunakan media sosial.

Perbedaan

Penelitian ini berfokus pada Small Medium Enterprise (SME).

Tabel 2.4 State of The Art 4

Peneliti

Prof. Dr. Muhammad Ehsan Malik, Muhammad Mudasar Ghafoor, Hafiz Kashif Iqbal, Usman Riaz, Noor ul Hasan, Muhammad Mustafa & Saleh Shahbaz

Tahun

2013

Metodologi

Penelitian Kuantitatif

Judul Penelitian

Importance of Brand Awareness and Brand Loyalty in assessing Purchase Intentions of Consumer, International Journal of Business and Social Science, Vol. 4 No. 5; May 2013

Kesimpulan

Brand awareness dan brand loyalty memiliki hubungan positif yang kuat dengan tingkat keinginan pembelian konsumen. Brand awareness memiliki peranan penting saat konsumen membeli produk dan layanan dan memiliki kontrol pada evaluasi resiko yang di rasakan konsumen dan tingkat keyakinan konsumen tentang keputusan pembelian karena awareness dengan brand dan keunikannya.

Persamaan

Penelitian ini memiliki kesamaan membahas tentang brand awareness dari brand memiliki peranan penting dengan tingkat keinginan dan intensitas pembelian dari konsumen.

Perbedaan

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner.

Tabel 2.5 State of The Art 5

Peneliti

Timothy Cawsey, Jennifer Rowley

Tahun

2016

Metodologi

Penelitian Kualitatif

Judul Penelitian

Social Media Brand Building Strategies in B2B Companies, Marketing Intelligence & Planning, Vol. 34 Iss 6 pp.

Kesimpulan

Dalam B2B perusahaan, media sosial dapat digunakan baik secara internal dan eksternal untuk meningkatkan komunikasi dalam organisasi, komunikasi dengan pelanggan dan pemasok, membangun hubungan dan kepercayaan, memberikan dukungan penjualan, memahami kebutuhan pelanggan, terlibat dalam pembelajaran dan kolaborasi, menciptakan dan menumbuhkan prospek serta mendorong timbulnya inovasi.

Persamaan

Penelitian ini sama-sama menjabarkan penggunaan media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, membangun kepercayaan dan mengetahui kebutuhan atau keinginan dari konsumen.

Perbedaan

Penelitian ini lebih fokus membahas pada B2B pada perusahaan negara Eropa dan menggunakan coding dalam pengolahan data.

1.2 Landasan Konseptual1.2.1 Konsep Komunikasi

Dalam melakukan aktivitas sehari – hari kita pasti melakukan komunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi (pesan, ide atau gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain yang umumnya dilakukan secara lisan dan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Menurut Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2008).

Definisi itu juga dikembangkan oleh Rogers & D. Lawrence Kincaid, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2013).

Terdapat juga definisi menurut Harorld D. Laswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atu hasil apa (Mulyana, 2008).

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya berupa pertanyaan maupun jawaban secara langsung atau tidak langsung. Yang dimaksud secara langsung atau tidak langsung disini adalah berkomunikasi dengan cara berhadapan secara langsung atau menggunakan media lain untuk berkomunikasi.

1.2.1.1 Strategi Komunikasi

Menurut (Effendy, 2007) strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.

Sedangkan menurut Quinn (1992) dalam (Ruslan, 2010) menyatakan, agar suatu strategi komunikasi dapat efektif di laksanakan dalam sebuah program, maka ia harus mencakup beberapa hal:

1. Objektif yang jelas dan menentukan semua jalan yang diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas dan bisa mencapai keseluruhan tujuan.

2. Memelihara inisiatif, menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya komitmen. Strategi mesti menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap peristiwa, bukan bereaksi terhadap satu peristiwa.

3. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat yang ditentukan.

4. Fleksibilitas. Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi agar fleksibel dalam segala situasi

5. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi. Strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok.

Dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi terbagi menjadi tiga bagian, perencanaan komunikasi, manajemen komunikasi, dan tujuan komunikasi. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dibutuhkan perencanaan dan manajemen yang matang dan dipikirkan dengan baik. Selain itu juga harus menentukan objektif atau target yang jelas dengan memelihara inisiatif, konsentrasi, fleksibilitas dan memiliki kepemimpinan yang berkomitmen.

1.2.2 Brand

Menurut American Marketing Association merek (brand) adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Mereka merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing.

Definisi merek (brand) menurut Keller adalah “Something that has actually created a certain amount of awareness, reputation, prominence and so on in the marketplace.” Sesuatu yang sebenarnya telah menciptakan sejumlah kesadaran, reputasi, keunggulan dalam pasar. (Keller, 2013).

Sebuah merek merupakan lebih dari sekedar produk karena mempunyai sebuah dimensi yang menjadi diferensiasi dengan produk lain yang sejenis. Diferensasi tersebut harus rasional dan terlihat secara jelas dengan performa suatu produk dari sebuah merek atau lebih simbolis, emosionalis, emosional dan tidak kasat mata yang mewakili sebuah merek.

1.2.2.1 Brand Awareness

Aaker mendifinisikan kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam katagori produk tertentu. (Aaker, 2008)

Kesadaran merek atau brand awareness berarti kemampuan konsumen dapat mengenali dan mengingat merek dalam situasi yang berbeda. Kesadaran merek terdiri dari brand recall dan brand recognition. Brand recall berarti ketika konsumen melihat katagori produk, mereka dapat mengingat nama merek persis dan brand recognition berarti konsumen memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi atau mengenali merek ketika ada isyarat merek.

Sedangkan menurut (Durianto, 2004) brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu katagori produk tertentu. Bagian dari suatu katagori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara katagori produk dengan merek yang dilibatkan.

Dari definisi – definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu brand karena berpengaruh pada tindakan konsumen kepada suatu produk dalam brand tersebut.

2.2.2.2 Tingkatan Brand Awareness

Pengukuran kesadaran merek (brand awareness) didasarkan kepada pengertian – pengertian dari kesadaran merek yang mencakup tingkatan kesadaran merek menurut (Durianto, 2004), yaitu:

1. Top of Mind (puncak pikiran) menggambarkan merek yang pertama kali diingat oleh responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

2. Brand Recall (pengingatan kembali merek) mencerminkan merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek pertama kali disebut.

3. Brand Recognition (pengenalan kesadaran merek) merupakan pengukuran kesadaran merek responden di mana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan.

4. Brand Unawere (tidak menyadari merek) merupakan tingkat kesadaran yang paling rendah dari konsumen, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek yang dikaitkan dengan suatu kategori produk atau jasa tertentu.

Dari tingkatan brand awareness tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum menjadi puncak pikiran atau top of mind dalam kelompok jenis bisnis atau jasa yang sama, sebuah merek memiliki proses pengenalan dan pengingat merek tersendiri. Agar lebih mudah diingat sebuah merek atau brand harus menciptakan sesuatu hal yang unik dan menarik agar dapat dengan mudah diingat oleh masyarakat, seperti memiliki logo dengan warna yang menjadi identitas atau juga memiliki jingle.

1.2.3 Digital Marketing

Digital marketing atau pemasaran digital merupakan bentuk usaha mempromosikan dan memasarkan sebuah merek (brand) dengan menggunakan media digital, seperti internet. Digital marketing kini menjadi sebuah strategi yang sangat popular dan digunakan oleh hampir sebagian besar perusahaan di seluruh dunia. Hal ini merupakan dampak dari meningkatnya dunia internet dan teknologi sehingga membuat internet menjadi market yang sangat prospektif.

Menurut Heidrick & Struggles, perkembangan dari digital marketing melalui web, telepon genggam dan perangkat games, menawarkan akses baru periklanan yang tidak digembor-gemborkan dan sangat berpengaruh. Jadi mengapa para marketer di seluruh Asia tidak mengalihkan penggunaan budget dari marketing tradisional seperti TV, radio dan media cetak ke arah media teknologi baru dan media yang lebih interaktif. (Heidrick & Struggles, 2015)

Definsi digital markting pun berkembang menurut Sanjaya & Tarigan, Digital marketing ialah kegiatan marketing termasuk branding yang menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, web site, e-mail, adwords ataupun jejaring sosial. (Sanjaya & Tarigan, 2009)

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, digital marketing merupakan kegiatan marketing menggunakan internet yang tidak terlalu di publikasikan melalui TV, radio atau iklan namun memiliki efek yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Dengan biaya yang dapat di minimalisir menjadi point plus bagi digital marketing karna cukup hanya menggunakan internet, media sosial di tambah dengan konten yang menarik untuk menarik perhatian masyrakat pengguna media sosial.

2.2.3.1 Manfaat Digital Marketing

Dalam dunia bisnis, marketing atau pemasaran merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan. Sejalan dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini, strategi dalam melakukan pemasaran pun juga mulai berubah ke arah yang lebih modern. Jika dulu hanya menggunakan media promosi seperti surat kabar, majalah, radio, ataupun televisi, kini pemasaran sudah dilakukan dengan teknologi internet, atau yang kemudian dikenal dengan istilah digital marketing. (Urban, 2004)

Digital marketing memiliki beberapa manfaat yang dianggap lebih efektif sehingga hasilnya terlihat cukup signifikan, berikut ini manfaat dari digital marketing: (Wibowo, 2017)

1. Menghemat biaya promosi

Strategi promosi menggunakan media internet memang jauh lebih menghemat biaya jika dibandingkan dengan menggunakan cara – cara konvensional seperti brosur, baliho, atau membuat iklan di radio dan televisi.

2. Menjangkau pasar yang lebih luas

Karna jangkauan pasar yang lebih luas, maka bisnis yang dikelola tentunya juga bisa dikenal tidak hanya di wilayah tertentu saja, tetapi juga di wilayah – wilayah lainnya. Dengan begitu, kesempatan memperoleh pelanggan pun juga bisa semakin besar.

3. Sarana untuk meningkatkan penjualan

Penggunaan digital marketing dapat menjangkau lebih banyak target customer yang akhirnya pasti akan berdampak pada peningkatan penjualan.

4. Sarana penghubung yang baik dengan konsumen

Konsumen adalah salah satu hal penting dalam suksesnya bisnis, dengan menggunakan digital marketing menggunakan sosial media dapat menjadi sarana penghubung yang baik dengan konsumen. Melalui dunia digital, maka batasan ruang dan waktu akan menjadi lebih kecil dan keakraban dengan konsumen bisa lebih mudah terjalin.

5. Memberikan kemudahan dalam melihat perubahan bisnis

Menggunakan digital marketing dapat lebih mudah mendeteksi perubahan binis dengan cepat sehingga dengan mudah melakukan evaluasi dan merubah strategi agar tidak tertinggal dengan kompetitor.

6. Membantu bersaing dengan perusahaan besar

Melakukan pemasaran yang tepat sasaran menggunakan berbagai media digital yang ada, pebisnis pemula bahkan tidak hanya bisa sejajar dengan pesaingnya, tetapi juga sangat mungkin untuk bersaing dengan perusahaan – perusahaan yang sudah besar.

1.2.4 New Media

Media baru (New Media) adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Karakteristik dari new media adalah dapat diubah, bersifat jaringan, padat, interaktif dan bersifat user generated content. User-generated content adalah konten atau isi artikel dalam internet yang ditulis oleh khalayak umum, menandakan bahwa konten media internet tidak lagi hanya dapat dimonopoli oleh pihak berkepentingan namun dapat diunggah oleh semua internet user. (Lievrouw, 2011)

Teori new media merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital. Dalam teori new media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan oleh Pierre Levy, yaitu:

1. Pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.

2. Pandangan integrasi sosial, yeng merupakan gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki. (Solomon, 2011)

1.2.5 Media Sosial

Perkembangan teknologi menciptakan internet ditengah kehidupan masyarakat yang membuka mata dunia pada keseluruhan aspek komunikasi. Munculnya aplikasi atau program dalam dunia internet dapat mempermudah masyarakat dunia untuk berkomunikasi tanpa terbatas ruang dan waktu. Media sosial inilah yang tampak mempermudah perusahaan dalam menjalin relasi dengan publik guna menciptakan pengertian publik mengenai perusahaan.

Menurut (Keller, 2013) media sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio, dan video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya.

Sedangkan definisi lainnya tentang media sosial adalah menurut (Lewis, 2010) media sosial adalah label bagi teknologi digital yang memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi dan berbagi isi pesan.

Definisi media sosial kemudia berkembang menurut Veil, Buehner, dan Palenchar media sosial pada intinya merupakan komunikasi antar manusia yang memiliki karakteristik partisipasi, terbuka, percakapan, komunitas, dan keterhubungan. (Veil, Buehner, & Palenchar, 2011)

Dari ketiga definisi media sosial menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah saranan komunikasi berbasis internet untuk berbagi informasi dalam bentuk teks, gambar, audio dan video yang memungkinkan antara sesama pengguna media sosial berhubungan dan berinteraksi.

Kini media sosial tidak hanya digunakan oleh masyarakat tapi juga di gunakan perusahaan sebagai lahan bisnis. Bisnis yang menggunakan media sosial akan membantu dalam hal penyebarluasan dan memasarkan bisnis kepada seluruh masyarakat khususnya kepada target pasar. Pada masa ini media sosial menjadi faktor pendorong sebuah bisnis untuk menciptakan identitas, memasarkan brand kepada taget pasar dan menarik perhatian customer.

1.2.5.1 Manfaat Media Sosial

Untuk mempermudah kegiatan promosi, kini banyak perusahaan lebih memilih cara yang praktis namun bisa meng-reach pasar sesuai dengan target, salah satunya menggunakan media sosial. Menurut (Gunelius, 2011) tujuan paling umum penggunaan media sosial adalah sebagai berikut:

1. Relationship Building

Manfaat utama dari membangun hubungan dalam pemasaran melalui media sosial adalah kemampuan untuk membangun hubungan dengan konsumen secara aktif.

2. Brand Building

Percakapan melalui media sosial menyajikan cara sempurna untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan brand recognition dan recall, serta meningkatkan brand loyalty.

3. Publicity

Pemasaran media sosial menyediakan tempat dimana perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumennya.

4. Promotion

Melalui pemasaran media sosial, dapat memberikan diskon eksklusif dan kesempatan bagi audience untuk membuat mereka merasa dihargai dan khusus, serta untuk memenuhi tujuan jangka pendek.

5. Market Research

Media sosial dapat digunakan untuk mempelajari perilaku konsumen, kebutuhan, keinginan konsumen, dan mempelajari kompetitor.

Manfaat media sosial dapat disimpulkan dapat mempermudah promosi penjualan pada sebuah perusahaan. Media sosial lebih praktis dan merupakan sebuah media komunikasi yang digunakan sekarang ini. Penggunaan media sosial memiliki tujuan untuk membangun merek, meningkatkan brand awareness. Dengan meningkatkan brand awareness, sebuah merek akan meningkatkan publisitas dan hubungan antar konsumennya.

1.2.5.2 Aktivitas Dalam Media Sosial

Dalam penggunaan media sosial, setiap orang pasti memiliki tujuan dan keperluan yang berbeda akan media sosial tersebut. Pada bisnis ada tiga aktivitas media sosial yang dapat dilakukan menurut (Joseph, 2011) yaitu:

1. Social Media Maintenance

Merawat media sosial dengan melakukan posting secara rutin di dalam media sosial, misalnya Facebook, Twitter atau Instagram. Melakukan interaksi dengan membalas komentar dari anggota. Dalam hal ini harus ada tim kecil yang bertanggung jawab dalam melakukan posting rutin dan menghapus komentar yang kurang baik.

2. Social Media Endorsement

Mencari public figure yang memiliki penggermar yang sangat banyak dan memberikan dukungan terhadap media sosial yang dimiliki perusahaan. Dalam memilih endorses harus disesuaikan bidangnya dengan produk perusahaan.

3. Social Media Activation

Membuat kegiatan yang unik, sehingga dapat menciptakan Word of Mouth (WoM). WoM akan meningkatkan perhatian customer terharap produk perusahaan secara signifikan.

Dari tiga penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegaiatan dalam media sosial berperan penting dalam kegiatan bisnis perusahaan. Dengan melakukan social media maintenance, social media endorsement dan social media activation. Dalam social media maintenance harus melakukan posting yang rutin dan memiliki konten yang menarik, setelah itu melakukan social media endorsement dengan bekerja sama dengan public figure yang memiliki citra baik di mata masyarakat dan tentunya cocok dengan produk perusahaan dan terakhir melakukan social media activation, membuat kegiatan yang unik sehingga menciptakan word of mouth (WoM) di dalam lingkungan masyarakat.

1.2.6 Instagram

Menurut Sri Widiowati, Country Director Facebook Indonesia, sebanyak 45 juta masyarakat Indonesia aktif menggunakan Instagram. Instagram adalah salah satu media sosial yang dimanfaatkan untuk berbagi informasi dalam bentuk foto dan video yang bisa kita tambahkan caption atau keterangan untuk memperjelas foto dan video yang kita unggah. (Hidayat & Adi, 2017)

Nama Instagram merupakan kependekan dari instant dan telegram. Seiring berjalannya waktu, Instagram telah menjadi layanan photo sharing yang andal dengan segudang prestasi dan jutaan pengguna. Setelah kesuksesan di platform iOS berhasil diraih 3 April 2012 menjadi hari bersejarah berikutnya bagi Instagram karena telah sukses mendarat di Android. Hanya berselang 9 hari setelah kehadirannya di Android, Instagram membuat kehebohan lebih besar lagi, karena perusahaan ini dengan sukarela dibeli oleh Facebook pada tanggal 12 April 2012. (Atmoko, 2012)

Instagram berasal dari dua kata, Insta dan Gram. Insta bermula dari kata "Instant". Dahulu "foto instan" adalah sebutan lain dari kamera Polaroid. Kamera ini bisa langsung mencetak hasil foto tepat setelah tombol jepret ditekan. Namun untuk kata "Gram" bermula dari kata "Telegram". Telegram merupakan pesan atau informasi yang berisi kode – kode yang dikirimkan melalui sebuah alat yang disebut telegraf.

Dapat disimpulkan berdasarkan dari dua kata asalnya, arti kata Instagram adalah aplikasi media jejaring sosial yang mampu menghasilkan dan mempublikasikan foto secara instan. Instagram sangat popular dikalangan pengguna handphone yang memiliki sistem operasi Android dan iOS.

1.2.6.1 Fitur Instagram

Instagram disukai karena kemudahan dan kecepatannya dalam berbagai foto ditambah beberapa filter yang menarik. Penggunaannya bisa memanfaatkan 17 filter foto yang mengubah nuansa warna dan memberi kesan foto yang berbeda. Beberapa fitur yang ada pada Instagram mendukung penggunanya untuk bisa berkomunikasi dengan sesama pengguna Instagram lainnya. (Atmoko, 2012)

Fitur – fitur yang dimiliki oleh Instagram antara lain terdiri dari:

1. Home Page : Halaman utama yang menampilkan linimasa (timeline) foto – foto dan video terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti.

2. Comment : Sebagai layanan jejaring sosial, Instagram tak lupa menyediakan fitur comment. Comment adalah bagian dari interaksi namun lebih hidup dan personal. Setiap foto yang ada di Instagram bisa dikomentari dengan cara tekan ikon bertanda balon comment dibawah foto.

3. Explore : Fungsi dasarnya yaitu menampilkan foto yang paling banyak disukai oleh para pengguna Instagram.

4. News Feed : Fitur yang menampilkan notifikasi terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram. News feed memiliki dua jenis tab yaitu “following” dan “news”:

a. Tab following menampilkan aktivitas terbaru para user yang telah kita follow. Diantaranya adalah mengetahui foto – foto yang disukainya (dengan memberikan ‘like’), pengguna baru yang di-follow, dan apa saja yang dikomentari.

b. Tab news menampilkan notifikasi terbaru terhadap aktivitas para pengguna Instagram terhadap foto kita, memberikan komentar maupun follow, maka pemberitahuan tersebut akan muncul di tab ini.

5. Follow : Kita bisa mencari teman – teman sesama pengguna Instagram melalui menu ‘find friends’ yang menyediakan pencarian teman baru melalui kontak telepon, teman di Facebook, Twitter, maupun menuliskannya langsung nama pengguna jika sudah mengetahuinya. Dalam pertemenannya ada juga fitur ‘suggested friends’ yang menampilkan pengguna yang direkomendasikan oleh Instagram untuk di follow.

6. Sharing Setting : Instagram memberi kemudahan kepada penggunanya untuk sharing fotonya ke jejaring sosial lain yang populer. Saat ini ada lima jejaring sosial yang di dukung yaitu Twitter, Facebook, Flickr, Tumblr dan Foursquare. (Atmoko, 2012)

7. Filter : Instagram berupaya untuk mengubah kurang memuaskannya hasil foto mobile dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan beberapa filter hanya dengan satu klik. Pengguna bisa memanfaatkan 17 filter foto yang mengubah nuansa warna dan memberi kesan foto yang berbeda.

8. Judul : Membuat judul atau caption foto bisa memberikan kesenangan tersendiri. Tidak ada aturan baku dalam memberikan judul foto, pada umumnya caption lebih bersifat untuk memperkuat karakter atau pesan yang ingin disampaikan pada foto tersebut.

9. Hashtag : Suatu label (tag) berupa suatu kata yang diberi awalan simbol bertanda pagar (#). Fitur ini penting karena sangat memudahkan pengguna untuk menemukan foto – foto yang tersebar di Instagram dengan label tertentu.

10. Lokasi : Semua ponsel pintar sekarang ini telah dilengkapi dengan fitur geotag. Instagram memaksimalkan teknologi ini dengan menyediakan fitur lokasi. Sehingga setiap foto dengan fitur geotag yang diunggah akan menampilkan lokasi dimana pengambilannya

11. Like : Jika menyukai foto yang ada di linimasa atau timeline jangan segan-segan untuk memberikan like pada foto yang disukai. Cara pertama untuk memberikan tanda like adalah dengan menekan tombol ‘like’ dibawah bagian foto. Cara kedua, adalah dengan mengetuk sebanyak dua kali (double tap) pada foto yang disukai.

12. Mentions : Jejaring sosial populer seperti Facebook, Twitter, dan Google Plus memiliki fitur mentions yang memungkinkan untuk memanggil pengguna lain. Begitu juga dengan Instagram, kita bisa mention pengguna lainnya untuk saling menyapa atau memanggil.

Fitur – fitur yang telah dijelaskan merupakan fitur media sosial Instagram pada saat awal meluncurnya aplikasi yaitu tahun 2010. (Amalia, 2017). Sekarang ini, media sosial Instagram memiliki fitur – fitur baru, seperti:

1. Instagram Stories : Fitur yang dapat mengirimkan foto atau video dengan menambahkan efek – efek tulisan, emoji, lokasi, waktu, dan juga doodle, kemudian diletakan di story pengguna. Story tersebut akan hilang setelah 24 jam. Fitur ini mirip seperti aplikasi Snapchat. Story yang kita sukai juga dapat disimpan di handphone.

2. Boomerang : Merupakan sebuah fitur yang ada di Instagram Stories. Fitur ini dapat mengambil 10 foto secara berturut – turut dan merubahnya menjadi sebuah video kecil. Video tersebut akan di putar secara bolak – balik.

3. Direct Message : Merupakan fitur di mana pengguna dapat mengirimkan pesan secara privat kepada pengguna lainnya. Foto dan video juga dapat dikirim melalui secara privat. Pengguna dapat mengirim pesan privat dengan tulisan ataupun emoji. Ada fitur kamera di dalam Instagram Direct yang dapat mengambil foto atau video dan mengirim kepada penerima tanpa harus meninggalkan chat. Foto atau video yang dikirim hanya dapat di lihat satu kali saja, tidak seperti Instagram Stories. Instagram Stories juga dapat diberikan komentar yang akan dikirim melalui Direct Message.

4. Instagram Live : Fitur di mana pengguna dapat melakukan video siaran langsung pada Instagram Stories. Video tersebut akan menghilang ketika Instagram Live diakhiri.

5. Instagram Business : Merupakan fitur di mana pengguna dapat membuat profil untuk fungsi bisnis. Fitur ini membantu dalam memasarkan dan menyebar luaskan sebuah bisnis. Hal yang ditambah adalah kontak, email, lokasi, dan juga jaringan lainnya sehingga konsumen dapat mencari tahu lebih baik mengenai bisnis tersebut.

6. Multiple Photos/Videos : Pada awalnya, Instagram hanya dapat mengunggah satu foto atau satu video saja. Sekarang telah keluar fitur baru di mana pengguna dapat mengunggah beberapa foto dan video dalam satu unggahan. Foto dan video yang dapat diunggah tidak lebih dari 10.

7. Saved Photos/Videos : Unggahan yang kita suka dapat disimpan pada fitur ini. Fitur ini berisi beberapa unggahan pengguna lain yang kita suka sehingga mudah untuk diakses atau dicari ulang. Peyimpanan foto atau video bisa secara general atau disebuah folder yang kita buat dalam fitur tersebut.

8. Face Filters : Merupakan fitur yang menambah karakter dalam Instagram Stories, yaitu dengan cara menambahkan efek – efek pada bagian muka pengguna. Efek tersebut bisa berupa kacamata hingga telinga binatang.

2.2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Peneliti, 2018

Dari kerangka pemikiran di atas, masalah yang ingin diteliti adalah menganalisis strategi apa saja yang dilakukan dalam penggunaan media sosial Instagram dalam upaya membangun brand awareness. Kerangka pemikiran ini juga berhubungan dengan hambatan – hambatan yang di hadapai dalam melakukan strategi membangun brand awareness melalui media sosial Instagram.

Instagram sendiri adalah aplikasi media jejaring sosial yang mampu menghasilkan dan mempublikasikan foto secara instan. Instagram sangat popular dikalangan pengguna handphone yang memiliki sistem operasi Android dan iOS. Strategi yang digunakan riset, pemaksimalan fitur Instagram, konten untuk Instagram dan juga strategi untuk engagement followers.