26
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Pada sub-bab ini penulis akan menuliskan ulasan teori yang didapatkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan pemasaran secara umum, hingga variabel penulis teliti. Variabel tersebut antara lain Brand Awareness, WOM, dan Purchase Intention. Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Penulis, 2017

BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Pada sub-bab ini penulis akan menuliskan ulasan teori yang didapatkan dari

berbagai sumber yang berkaitan dengan pemasaran secara umum, hingga variabel

penulis teliti. Variabel tersebut antara lain Brand Awareness, WOM, dan Purchase

Intention.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Penulis, 2017

Page 2: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

14

2.2 Pemasaran

Menurut Kotler & Keller, (2012: 5), Pemasaran adalah bagaimana

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

yang dibutuhkan. Salah satu definisi yang sederhana mengenai pemasaran

adalah “memenuhi kebutuhan yang mendatangkan keuntungan”, yaitu

bagaimana mengubah suatu kebutuhan menjadi peluang bisnis yang

menguntungkan.

Menurut Joshi, Manmohan, (2012: 8), didalam buku Essentials of

Marketing menjelaskan bahwa pemasaran adalah sebuah aktivitas manusia

guna memuaskan kebutuhan dan juga keinginan melalui sebuah proses

pertukaran. Tujuan dari pemasaran sendiri adalah untuk melakukan penjualan

yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai bagi pihak

produksi.

2.3 Strategi Pemasaran

Menurut Evan & Berman dalam buku Ginting, (2009 : 10), strategi

pemasaran merangkum cara-cara dimana bauran pemasaran disyukuri untuk

menarik dan memuaskan pasar sasaran dan sekaligus mewujudkan tujuan

perusahaan. Strategi inti adalah strategi paling penting yang harus diterapkan

oleh semua bisnis dengan memanfaatkan bauran pemasaran melalui penerapan

STP, dijelaskan sebagai berikut:

1. Segmenting

Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses

membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial

dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya

kesamaan perilaku pembeli.

2. Targeting

Proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi

pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang

memliki potensi untuk memberikan respon.

Page 3: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

15

3. Positioning

Suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk

mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana

konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan

menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti

dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,

dibandingkan dengan pesaingnya.

2.4 Bauran Pemasaran

Menurut Ginting, (2009 : 10), dengan pengetahuan tentang komponen

utama, pemasar akan dapat menentukan bauran pemasaran (marketing mix),

yakni kombinasi penggunaan peralatan (tools) dan taktik pemasaran yang

terkendali guna keberhasilan pemasaran. Menurut McCarthy dalam buku

Ginting, 2009 : 10, terdapat 4 kelompok peralatan atau 4 unsur atau 4 variabel

bauran pemasaran itu, dam karena 4 unsur itu memiliki inisial P dalam bahasa

Inggris-nya, maka disebut 4P, antara lain:

1. Product

Kombinasi “barang dan jasa” yang ditawarkan kepada pasar.

2. Promotion

Semua kegiatan perusahaan produsen untuk meningkatkan mutu

produknya dan membujuk merayu konsumen agar membeli

produknya.

3. Price

Sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan

sebuah produk.

4. Place

Mencakup semua kegiatan perusahaan yang mengusahakan agar

produknya tersedia bagi konsumen yang dituju.

Page 4: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

16

2.5 Produk

Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel bauran

pemasaran atau marketing mix. Menurut Kotler & Armstrong dalam buku

Ginting, (2009 : 90), menjelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatian, akusisi, penggunaan dan konsumsi

yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan menurut. Produk lebih dari

sekedar barang yang dapat diukur. Dalam arti luas produk mencakup barang

fisik, jasa, orang, organisasi, gagasan atau gabungan dari semua itu.

Produk dapat berupa sebuah barang ataupun jasa, semua kegiatan

pemasaran digunakan utnuk dapat menunjang sebuah produk. Walaupun

perusahaan telah menggunakan atau menerapkan strategi promosi,

pendistribusian, dan harga yang menarik jika tidak memiliki produk yang

berkualitas, maka usaha perusahaan dapat dibilang sia-sia atau tidak akan

berhasil.

2.6 Brand

Menurut Ginting, (2011 : 99), brand adalah suatu nama, istilah, tanda,

simbol, desain, atau kombinasi daripadanya untuk menandai produk atau jasa

dari satu penjual atau kelompok penjual dan utnuk membedekannya dari

pesaing. Jadi, brand menandai pembuat atau penjual suatu produk.

Brand jauh lebih dari sekedar nama dan logo, melainkan brand adalah

sebuah janji dari organisasi kepada pelanggan untuk memberikan bukan hanya

keunggulan dalam hal manfaat fungsional tetapi juga manfaat emosional,

ekspresif, dan sosial. Brand lebih dari sekedar memberikan sebuah janji, ini

juga merupakan perjalanan, sebuah hubungan yang berkembang berdasarkan

persepsi dan pengalaman yang dimiliki setiap pelanggan saat pelanggan

terhubung dengan merek (Aaker, 2014 : 1).

Page 5: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

17

Menurut Kotler dalam Rachmawati, (2012), ada 6 arti yang

disampaikan melalui sebuah brand, antaralain:

1. Attribute

Brand mengingatkan kepada atribut-atribut tertentu. Salah satu

contohnya adalah perusahaan Mercedes. Produk Mercedes dibuat

dan dirancang dengan kualitas dan desain terbaik, kelas yang

tinggi, dan memiliki nilai jual kembali yang tinggi. Perusahaan

dapat menggunakan satu atribut atau lebih untuk mengiklankan

produknya.

2. Benefit

Brand bukan hanya sekedar rangkaian atribut. Konsumen tidak

hanya membeli atribut dari produk, namun konsumen juga

membeli manfaat dari produk tersebut. Atribut dapat

dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional.

Atribut dari produk mobil Mercedes adalah “best security system”

dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional

seperti “saya akan tetap aman apabila terjadi kecelakaan.”

3. Value

Brand juga menyatakan tentang nilai yang dimiliki untuk

produsen. Mercedes memiliki nilai seperti kinerja yang tinggi,

keamanan, prestise yang tinggi. Pemasar harus dapat mengetahui

kelompok pembeli mana yang mencari nilai-nilai ini.

4. Culture

Brand juga mewakili mengenai budaya tertentu. Mercedes

mewakili budaya Jerman yang terorganisir, efisien, dan memiliki

mutu yang tinggi.

5. Personality

Brand juga mencerminkan akan kepribadian tertentu. Banyak

produk yang menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk

dapat mendongkrak atau menopang brand produknya.

Page 6: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

18

6. User

Brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut. Konsumen Mercedes umumnya

diasosiasikan dengan konsumen yang berada di kelas menengah

atas.

2.6.1 Peranan Brand

Peran brand secara lebih spesifik dalam aktifitas pemasaran

bagi perusahaan menurut Kotler & Keller, (2009):

1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk

2. Membantu dalam mengatur catatan persediaan dan catatan

akuntansi

3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk

fitur-fitur unik dari produk. Bagi sebuah perusahaan, merek

mempresentasikan hukum yang sangat berharga. Selain itu dapat

mempengaruhi konsumen, dapat dibeli dan dijual, serta

memberikan keamanan pendapatan masa depan yang terjamin.

2.6.2 Brand Equity

Nilai kesuksesan sebuah brand dapat ditentukan melalui brand

equity. Brand equity atau yang diartikan sebagai kekuatan dari brand

adalah kekuatan sebuah brand yang dapat menambah atau

mengurangi nilai atau value dari brand itu sendiri. Brand equity

sangat berhubungan erat dengan kesetiaan kosnumen dan munculnya

pengguna baru yang berubah menjadi konsumen setia terhadap sebuah

brand. Hal ini terjadi karena brand equity menjadi landasan konsumen

untuk menentukan penggunanaan sebuah brand.

Menurut Kotler & Keller, (2009), brand equity adalah nilai

tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Brand equity dapat

dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu:

Page 7: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

19

1. Brand Awareness (kesadaran akan merek)

Kemampuan konsumen untuk mengidentifikasikan dan mengingat

sebuah merek.

2. Brand Association (asosiasi merek)

Sesuatu yang terkait dalam memori pelanggan terhadap sebuah merek.

3. Perceived Qualtiy (persepsi kualitas)

Respons keseluruhan pelanggan terhadap kualitas dan kenggulan dari

merek.

4. Brand Loyalty (loyalitas akan merek)

Komitmen kuat dalam berlangganan atas membeli suatu merek secara

konsisten di masa datang.

2.6.3 Brand Awareness

Menurut Aaker, dalam Wu & Ho, (2014), brand awareness

adalah kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi dan menghafal

atau mengingat sebuah merek dalam kategori produk tertentu. Brand

awareness mewakili akumulasi intensitas memori konsumen dalam

merek tertentus (Biswas dalam Wu & Ho, (2014). Sehingga pada

dasarnya brand awareness mempengaruhi konsumen secara signifikan,

oleh karena itu konsumen mungkin menganggapnya sebagai dasar

pertimbangan sebelum memilih produk baru menurut Hoyer & Brown

dalam Wu & Ho, (2014).

Menurut Tritama & Tarigan, (2016), brand awareness

membutuhkan kontinum atau teori yang berkelanjutan mulai dari

perasaan yang tidak yakin oleh merek tertentu yang sebelumnya tidak

diketahui, sehingga konsumen percaya bahwa produk tersebut adalah

satu-satunya merek dalam kelompok tertentu. Brand awareness dibagi

menjadi 4 stages:

• Unaware of a brand

o Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida

kesadaran merek, dimana konsumen belum atau tidak

menyadari akan adanya suatu merek.

Page 8: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

20

• Brand Recognition

o Merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek. Pada tahap

ini sangatlah penting, dikarenakan di tahap ini pembeli

memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

• Brand Recall

o Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada

permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu

dalam suatu kelas produk.

• Top of Mind

o Jika seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan

pengingatan oleh pihak manapun dan ia dapat menyebutkan

satu nama merek, maka merek yang paling banyak

disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran.

Sumber: Tritama & Targian, 2016

Gambar 2.2 Brand Awareness Pyramid

Page 9: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

21

Menurut Durianto dalam Ariyan, (2015), Brand awareness

menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali, mengingat kembali suatu brand sebagai bagian dari suatu

kategori produk tertentu. Pada umumnya konsumen cenderung

membeli produk dengan brand yang sudah dikenalnya atas dasar

pertimbangan kenyamanan, keamanan dan lain-lain. Bagaimanapun

juga, brand yang sudah dikenal menghindarkan konsumen dari risiko

pemakaian dengan asumsi bahwa brand yang sudah dikenal dapat

diandalkan.

2.6.3.1 Dimensi Brand Awareness

Berikut adalah dimensi brand awareness yang

termasuk dalam strategi Hieararchy of Effects (HOE) Model

menurut Chakravarti dalam Hutter & Hautz, (2013):

• Awareness

Awareness adalah langkah yang paling penting dan

titik awal untuk melakukan pembelian. Perusahaan

harus memastikan bahwa konsumen menyadari akan

produk yang ditawarkan.

• Knowledege

Di tahap inilah sebuah perusahaan akan dievaluasi

terhadap kompetitor lain oleh konsumen. Pada tahap

ini, harus dipastikan konsumen sudah memiliki

pengetahuan akan produk yang ditawarkan walaupun

hanya sedikit.

2.7 Promosi

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi

sebuah perusahaan dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas

penjualan. Untuk bisa meningkatkan kegiatan pemasaran dalam kegiatan

memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan, tidak cukup hanya dengan

Page 10: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

22

mengembangkan model perusahaan, menggunakan saluran distribusi dan saluran

harga yang tetap, tetapi juga harus didukung oleh kegiatan promosi.

Menurut Kotler & Armstrong, (2012), promosi merupakan aktivitas yang

menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Pada saat ini

media sosial banyak digunakan sebagai salah satu media promosi. Selain itu,

menurut Kotler & Keller, (2012), menyatakan bahwa promosi adalah gabungan dari

seluruh alat pemasaran yang di gunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai

konsumen dan membangun hubungan dengan pelanggan.

Didalam penelitian ini jenis promosi yang digunakan berfokus pada word of

mouth dalam Facebook Page. Alasan penulis menggunakan tipe promosi ini karena

tipe promosi ini dianggap tidak memerlukan biaya yang besar tetapi dapat

menghasilkan dampak yang besar dari presepsi konsumen. .Untuk itu didalam

penelitian ini akan dibahas selanjutnya mengenai word of mouth dan Facebook.

2.8 Marketing Communication Mix

Menurut Kotler & Keller, (2012: 478), marketing communications mix terdiri

dari 7 model komunikasi, yaitu :

1. Advertising

Seluruh aktivitas presentasi non-personal berbayar dan promosi baik

ide, produk atau jasa melalui sponsor dari media cetak (koran dan

majalah), media penyiaran (radio, televisi), media jaringan (telepon,

kabel, satelit, wireless), media elektronik (rekaman audio, rekaman

video, web-page) display media (papan iklan, poster).

2. Sales promotion

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian produk

atau jasa termaksud consumer promotions, trade promotion dan

business and sales force promotions.

3. Public relations and publicity

Berbagai program internal perusahaan yang diarahkan kepada

karyawan didalam perusahaan atau program eksternal yang diarahkan

untuk konsumen, perusahaan lain, pemerintah, serta media untuk

Page 11: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

23

mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau

mengkomunikasikan produk secara individu.

4. Direct marketing

Menggunakan mail, telepon, fax, e-mail, atau internet untuk

berkomunikasi langsung dengan kosumen tertentu.

5. Interactive marketing

Aktivitas online atau program yang dirancang untuk melibatkan

pelanggan baik secara langsung ataupun tidak langsung meningkatkan

kesadaran, meningkatkan citra, atau menimbulkan pembelian produk

dan jasa.

6. Word-of-mouth marketing

People-to-people (lisan), tertulis, atau komunikasi elektronik yang

berhubungan dengan manfaat atau pengalaman membeli atau

menggunakan produk atau jasa.

7. Personal selling

Interaksi langsung dengan satu atau lebih calon pembeli untuk

memberikan sebuah presentasi produk atau jasa dan menjawab

pertanyaan.

2.9 Word of Mouth

Menurut Keller, (2013 : 246) word of mouth marketing adalah merupakan

aspek penting dari brand building seeperti ketika konsumen menyukai, tidak

menyukai, dan juga pengalaman mereka dengan suatu merek. Kekuatan dari word of

mouth sendiri menghasilkan kredibilitas dan relevansi yang sering ditimbulkannya.

Dari banyak studi yang telah diuji, menunjukkan bahwa sumber informasi produk

yang paling terpercaya adalah melalui teman dan keluarga.

Informasi word of mouth langsung berasal dari orang lain yang

menggambarkan secara pribadi pengalamannya sendiri, maka ini jauh lebih jelas

bagi konsumen daripada informasi yang terdapat dalam iklan. Komunikasi mulut ke

mulut dapat menstimulus atau merangsang konsumen dalam melakukan pembelian

menurut Mowen & Minor dalam Permadi, Kusumadji & Kusumawati, (2014).

Page 12: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

24

Duan dkk dalam Severi, Ling & Nasermoadeli, (2014), berpendapat bahwa

word of mouth adalah salah satu media komunikasi yang kuat untuk berbagi

informasi antar konsumen, karena melalui word of mouth konsumen dapat

menyampaikan opini dan pandangan dari satu individu ke orang berikutnya.

Dapat disimpulkan juga bahwa word of mouth adalah sebagai media

komunikasi yang secara langsung dilakukan oleh konsumen melalui pengalamannya

pribadinya mengenai produk/jasa tersebuh kepada orang lain. Dengan kata lain,

secara tidak langsung konsumen yang telah memberikan opini mengenai pengalaman

pribadinya telah melakukan promosi yang dapat menarik minat beli konsumen lain

yang mendengarkan pembicaraan tersebut.

2.9.1 Jenis Word of Mouth

Model word of mouth ada dua model word of mouth dalam

WOMMA, (2007) sebagai berikut:

1. Organic Word of Mouth

Pembicaraan yang terjadi secara alami konsumen yang

merasa puas pada sebuah produk yang digunakannya akan

membagi antusiasme mereka.

2. Amplified Word of Mouth

Pembicaraan dimulai dikarenakan telah di desain oleh

perusahaan. Atau dapat dikatakan juga ketika perusahaan

sedang melakukan sebuah kampanye perusahaan

merancang untuk mendorong atau mempercepat

penyampaian word of mouth kepada konsumen.

Page 13: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

25

2.9.2 Dimensi Word of Mouth

Berikut adalah dimensi dari WOM yang termasuk dalam

strategi Hieararchy of Effects (HOE) Model menurut Füller dalam

Hutter & Hautz, (2013):

• Knowledege

Di tahap inilah sebuah perusahaan akan dievaluasi terhadap

kompetitor lain oleh konsumen. Pada tahap ini, harus dipastikan

konsumen sudah memiliki pengetahuan akan produk yang

ditawarkan walaupun sedikit.

• Liking

Pada tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai membangun

atau menumbuhkan rasa tertarik atau suka kepada produk.

• Preference

Untuk memastikan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang

ditawarkan dibandingkan dengan kompetitor, hal yang perlu

ditonjolkan adalah diferensiasi atau nilai jual yang unik.

• Conviction

Pada tahap ini konsumen sudah memiliki rasa yakin terhadap

merek dan juga yakin dalam melakukan pembelian.

2.10 Media Sosial

Media sosial menurut (Kaplan dan Haenlein dalam lman & Arifin,

2015) merupakan sekelompok aplikasi yang berbasiskan pada internet dan

dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari platform

Web 2.0, medium atau channel ini dapat menghubungkan individu dengan

individu untuk sharing dan berkumpul secara online.

Menurut (Tritama & Tarigan, 2016) media sosial merupakan sebuah

media online dimana pengguna dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi,

dan membuat konten seperti banner, poster, video dan iklan. Banyak

perusahaan menggunakan media sosial ini sebagai alat untuk

Page 14: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

26

mempromosikan produk mereka dan membuat pelanggan sadar dengan

merek mereka.

Media sosial paling tepat didefinisikan dalam konteks paradigma

media industri sebelumnya. Pada dasarnya media sosial merupakan

perkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet,

yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi,

saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat

menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, facebook, twitter, atau

video YouTube dapat diproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan

orang secara gratis menurut Zarella, (2010 : 1-3)

Jejaring sosial terbesar antara lain facebook, twiiter, linkedin, dan

instagram. Jika media tradisional ketika melakukan pemasaran menggunakan

media cetak, media sosilal menggunakan internet sebagai alat pemasarannya.

Media sosial dapat diakses oleh siapa saja yang ingin berpartisipasi dengan

memberikan kontribusi melalui feedback, memberikan komentar, berbagi, serta

membagikan informasi dalam jangka waktu yang cepat dan tidak terbatas.

2.10.1 Bentuk Media Sosial Menurut Zimmerman & Ng, (2013) mengidentifikasi bentuk media

sosial services sebagai berikut:

a. Social-content sharing services

b. Social networking services

c. Social bookmarking services

d. Social news services

e. Social geolocation and meeting services

f. Community-building services

2.10.2 Manfaat Media Sosial Dengan adanya media sosial kini lebih memudahkan perusahaan

dalam melakukan kegiatan promosi, menurut (Gunelius, 2011: 15)

tujuan paling umum mengenai penggunaan social media adalah sebagai

berikut:

Page 15: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

27

• Membangun hubungan

Manfaat utama dari pemasaran media social adalah kemampuan

untuk membangun hubungan dengan konsumen secara aktif.

• Membangun merek

Percakapan melalui media sosial menyajikan cara sempurna

untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan

pengenalan dan ingatan akan merek dan meningkatkan loyalitas

merek.

• Publisitas

Pemasaran melalui media sosial menyediakan outlet di mana

perusahaan dapat berbagi informasi penting dan memodifikasi

persepsi negatif.

• Promosi

Melalui pemasaran media sosial, memberikan diskon eksklusif

dan peluang untuk audiens untuk membuat orang - orang merasa

dihargai dan khusus, serta untuk memenuhi tujuan jangka

pendek.

• Riset pasar

Menggunakan alat - alat dari web sosial untuk belajar tentang

pelanggan, membuat profil demografi dan perilaku pelanggan,

belajar tentang keinginan dan kebutuhan konsumen, serta belajar

tentang pesaing.

2.11 Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial yang menghadirkan layanan

dimana para penggunanya dapat saling berinteraksi dengan para pengguna

lainnya yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Pengguna dari facebook ini

dapat mengunggah berbagai informasi mengenai dirinya, hingga berita-berita

mancanegara. Sehingga para pengguna facebook lainnya dapat mengetahui

informasi lebih. Tidak hanya itu saja, pengguna facebook juga dapat

memberikan komentar, like, dan share terhadap informasi yang diberikan

oleh pengguna lain.

Page 16: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

28

Menurut Wati & Rizky dalam Nugraheni, (2016), Facebook

diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark

Zuckenberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High

School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard

College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah

lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts),

Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk

dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya

ditambahkan berturu-turut dalam kurun waktu satu tahu setelah

peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu

universitas (seperti .edu, .ac, .uk, dan lain-lain) dari seluruh dunia dapat juga

bergabung dengan situs ini.

Facebook sendiri memiliki banyak fitur yang ditawarkan untuk

digunakan oleh penggunanya. Fitur-fitur tersebut antralain adalah:

1. Fitur Profile Pribadi

2. Fitur Group

3. Fitur Page

4. Fitur Chat

5. Fitur Update status

6. Fitur share link/photo/video

2.12 Consumer Behavior

Menurut Kotler & Keller, (2012 : 174), consumer behavior adalah studi

tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan memutuskan untuk menggunakan barang, jasa, gagasan,

atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Seorang pemasar harus benar-benar memahami teori dan realitas perilaku

konsumen.

Page 17: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

29

2.12.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Consumer Behavior

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi consumer behavior

menurut Simamora, (2008), antaralain:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya yang mempunyai pengaruh paling besar dan

mendalam terhadap perilaku konsumen. Peranan yang digunakan

adalah kultur, sub kultur,dan kelas sosial.

a) Kultur adalah faktor penentu paling utama dari keinginan dan

perilaku seseorang.

b) Sub kultur merupakan sub-sub atau bagian-bagian yang lebih

kecil dari kultur yang memberikan identifikasi dan sosialisi

anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup seperti

kebangsaan, agama,kelompok, ras, dan daerah geografis.

c) Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan

tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan

setiap anggotanya memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang

sama juga.

2. Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial seperti kelompok acuan, kelurga, serta peran dan status sosial.

a) Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang

yang secara nyata mempengaruhi sebuah perilaku. Kelompok

acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk

perbandingan dalam membentuk sebuah respon afektif, kognitif

dan juga perilaku. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan

konsumen diataranya adalah:

• Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)

• Kelompok Belanja (Shopping Groups)

• Kelompok Kerja (Work Groups)

• Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or

Communities)

Page 18: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

30

• Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups).

b) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang

atau lebih yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau

adopsi, dan tinggal bersama. Anggota keluarga merupakan

kelompok primer yang sangat berpengaruh. Orientasi keluarga

terdiri dari orang tua, saudara, pasangan dan anak-anaknya.

c) Peran dan status. Seseorang berpartisipasi didalam banyak

kelompok dalam kehidupnya, contohnya seperti keluarga,

organisasi.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadinya sendiri, seperti usia pembeli, dan tahap siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan

konsep pribadi pembeli.

a) Usia dan tahap siklus hidup. Orang-orang pembeli barang dan

jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

b) Pekerjaan seseorang juga sangat mempengaruhi pola

konsumsinya.

c) Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama

memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,

tabungan dan kekayaan. Indikator tersebut menunjukkan adanya

resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi

produknya.

d) Gaya hidup melukiskan atau merangkum tentang keseluruhan

orang tersebut yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya

hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan

menggunakan uang dan waktunya

e) Kepribadian dan konsep pribadi. Setiap orang mempunyai

kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah karakteristik

psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap

lingkungannya.

Page 19: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

31

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang juga dapat dipengaruhi oleh empat

faktor psikologis utama yaitu antaralin:

• Motivasi

• Persepsi

• Pengetahuan

• Kepercayaan

• Pendirian.

a) Motivasi. Maslow menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh

kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Kebutuhan manusia

tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak

menggerakkan hingga yang paling sedikit memberikan dorongan.

b) Persepsi adalah seseorang yang termotivasi yang siap untuk

bertindak. Dalam persepsi dijelaskan juga bagaimana seseorang

benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi

tersebut.

c) Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu

individu yang berasal dari pengalaman.

d) Kepercayaan dan sikap pendirian diperoleh melalui kegiatan

bertindak dan belajar. Hal ini kemudian yang mempengaruhi

perilaku pembelian konsumen.

2.13 Keputusan Pembelian

Menurut Hidayati dalam Nurvidiana, Hidayat, Abdillah, (2015),

keputusan pembelian adalah sebuah keputusan sebagai pemilihan suatu

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan pembelian

konsumen merupakan tahap yang penting dalam pengambilan suatu

keputusan. Oleh sebab itu, produsen harus mengetahui dan memahami

perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya.

Page 20: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

32

2.13.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Nurvidiana, Hidayat, Abdillah, (2015), terdapat lima

tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian, antaralain:

1. Pengenalan Masalah

Pada tahap ini seorang pembeli akan melakukan pembelian

ketika mereka mulai mengetahui sebuah masalah atau

kebutuhan, dan sebuah kebutuhan akan timbul karena

adanya pengaruh dari internal maupun eksternal.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dimana mulai timbul rasa minat untuk

mencari informasi lebih lanjut.

3. Evaluasi Alternative

Pada bagian ini konsumen akan memproses informasi

yang telah didapatkan dan membuat penilaian.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang akan dilakukan konsumen

5. Perilaku Pasca Pembelian

Perilaku pasca pembelian dimana konsumen akan merasa

puas ataukah tidak puas terhadap produk yang dibelinya.

2.14 Purchase Intention

Purchase intention adalah keinginan atau kemampuan seseorang terhadap

suatu objek sehingga mengambil suatu keputusan menurut Gustina dalam Kurnia,

(2010). Sedangkan menurut Slamenton dalam Kurnia, (2010), purchase intention

adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas,

tanpa adanya pembahasan.

Menurut Dodds dkk dalam Wu & Ho, (2014), purchase intention dapat

diartikan sebagai keinginan konsumen dalam membeli sebuah produk, yang bisa

digunakan sebagai alat prediksi terjadinya aktual purchase behavior. Konsumen

yang memiliki niat purchase intention yang positif, akan membentuk sebuah

Page 21: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

33

komitmen positif yang akan memperkuat keinginin konsumen untuk menjaga

hubungan dengan penjual (Moorman dalam Wu & Ho, (2014).

Menurut Tariq, Nawaz, Butt dalam Karman, (2015), menjelaskan bahwa niat

pembelian sebagai multi-step proses yang mengarah pada pengalaman pribadi dari

pelanggan guna melengkapi pengetahuan tentang produk tertentu. Proses ini dimulai

ketika pelanggan mulai mengumpulkan informasi terkait merek dan kemudian

melakukan evaluasi terhadap atribut produk untuk mengetahui apakah merek

tersebut sesuai dengan keinginannya. Setelah itu barulah pelanggan dapat

mempertimbangkan dalam melakukan keputusan pembelian.

2.14.1 Dimensi Purchase Intention

Didalam hierarchy of effects ada tiga strategi yang dapat

digunakan dalam menentukan keputusan pembelian. Salah satunya

adalah model AIDA. Model AIDA ini dirancang untuk mewakili

tahapan di mana seorang salesperson harus mengambil prospek

namun kemudian diadopsi sebagai kerangka dasar untuk menjelaskan

bagaimana komunikasi persuasif dapat bekerja (Wijaya, 2012).

Model AIDA merupakan unsur dari purchase intention

seperti yang dijelaskan oleh Blythe (2007 : 218), Model AIDA terdiri

dari :

1. Attention

Didalam step ini pemasar harus terlebih dahulu mendapatkan

‘attention’ dari calon pelanggannya. Jika receiver tidak

tanggap dengan pesan yang diberikan, step selanjutnya tidak

akan dapat berjalan.

2. Interest

Dalam step ini pemasar harus membuat pesan yang menarik

‘ interesting’, atau receiver tidak akan memperhatikan pesan

yang telah dibuat.

Page 22: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

34

3. Desire

Jika pesan yang disampaikan memiliki kualitas yang bagus,

step selanjutnya mengarah kepada keinginan konsumen dalam

melakukan pembelian produk

4. Action

Step terakhir adalah pengambilan keputusan pembelian atau

‘action’ yang dilakukan konsumen.

2.15 Hierarchy of Effects (HOE) Model

Model Hierarchy of effects diciptakan untuk memperlihatkan proses

atau langkah yang membuat pengiklan berasumsi bahwa konsumen melalui

proses pembelian secara lebih detail atau jelas. (Lavidge & Steiner dalam

Hutter & Hautz (2013).

Didalam hierarchy of effects konsumen harus selalu mengikuti proses

atau alur yang teratur. Dimulai dari konsep pengenalan terhadap produk,

dilanjutkan dengan konsep pemahaman melalui tingkat kesukaan, penilaian,

dan juga keyakinan. Dan akhirnya berujung pada konsep keputusan pembelian

atau mencoba produk tersebut.

• Cognitive Stage

o Awareness

o Knowledge

• Affective Stage

o Liking

o Preference

o Conviction

• Conative Stage

o Purchase

Page 23: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

35

Sumber: Karlsson, 2007

2.16 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil Peneliti

1. Katja Hutter and

Julia Hautz; Severin

Dennhardt; Johann

Fuller (2013, Journal

of Product & Brand

Management)

The impact of user

interactions in social

media on brand

awareness and

purchase intention:

the case of MINI on

Facebook

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya

pengaruh positif brand

awareness terhadap WOM;

WOM terhadap purchase

intention; brand awareness

terhadap purchase intention

2. Shwu-Ing Wu; Li-

Pang Hao (2014,

The influence of

perceived innovation

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya

Gambar 2.3 Hierarchy of Effects (HOE) Models

Page 24: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

36

International Journal

of Innovation and

Technology

Management)

and brand

awareness on

purchase intention of

innovation product –

an example of

iPhone

pengaruh positif dari brand

awareness terhadap purchase

intention

3. Albert Barreda; Anil

Bilgihan; Khaldoon

Nusair; Fevzi

Okumus (2015,

Computers in

Human Behavior)

Generating brand

awareness in Online

Social Networks

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya

pengaruh positif dari brand

awareness terhadap WOM

4. Ramis Akhmedov

(2016, Actual

Problems of

Economic #4 (178))

Social networking ti

expand brand

awareness and

influencce on

purchase intention

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya

pengaruh positif dari brand

awareness terhadap purchase

intention

5. Rahma Nurvidiana;

Kadarisman Hidayat;

Yusri Abdillah

(2015, Jurnal

Administrasi Bisnis)

Pengaruh Word of

Mouth terhadap

minat beli serta

dampaknya pada

keputusan pembelian

(Republica Café

Malang)

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya

pengaruh positif dari WOM

terhadap purchase intention

Sumber : Penulis, 2017. Diolah dari berbagai sumber.

Penelitian ini adalah merupakan pengembangan dari acuan yang berupa teori-

teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian terdahulu yang relevan

atau yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini.

Fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh penulis adalah yang terkait

pengaruh brand awareness terhadap word of mouth serta dampaknya terhadap

purchase intention di Facebook Page Sribu.com

Page 25: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

37

2.17 Kerangka Pemikiran

Berikut model kerangka penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini :

2.18 Hipotesis

Berdasarkan Variable-variable pada model penelitian di atas dapat penulis

simpulkan beberapa hipotesa yang dapat di jabarkan sebagai berikut :

T-1 : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari Brand

Awareness (X) terhadap Word of Mouth (Y) pada Sribu.com

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (X) terhadap

Word of Mouth (Y) pada Sribu.com.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan dari Brand Awareness (X) terhadap Word

of Mouth (Y) pada Sribu.com.

T-2 : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari Word of Mouth

(Y) terhadap Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Word of Motuh (Y) terhadap

Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

Brand Awareness (X)

Gambar 2.4 Model Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis, 2017

Word of Mouth (Y)

Purchase Intention (Z)

Page 26: BAB 2 2.1 Kajian Teori - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_2... · 2018-04-04 · mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia serta kebutuhan sosial

38

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan dari Word of Mouth (Y) terhadap

Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

T-3 : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang siginifikan dari Brand

Awareness (X) terhadap Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

Ho: Tidak ada pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness (X) terhadap

Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

Ha: Terdapat pengaruh yang siginifikan dari Brand Awareness (X) terhadap

Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

T-4 : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari Word of

Mouth (Y) sebagai variable intervening berpengaruh pada hubungan Brand

Awareness (X) dengan Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

Ho: Tidak ada pengaruh yang siginifikan dari dari Word of Motuh (Y) sebagai

variable intervening berpengaruh pada hubungan Brand Awareness (X)

dengan Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.

Ha: Terdapat pengaruh yang siginifikan dari dari Word of Mouth (Y) sebagai

variable intervening berpengaruh pada hubungan Brand Awareness (X)

dengan Purchase Intention (Z) pada Sribu.com.