10
Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Ilmiah Perkembangan Transportasi Udara di Indonesia” Disusun oleh : Sandro Emanuel (090213326) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2012

Bahasa Indonesia Dan Penulisan Karya Ilmiah

  • Upload
    tulus91

  • View
    61

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Ilmiah

Perkembangan Transportasi Udara di Indonesia

Disusun oleh : Sandro Emanuel (090213326)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2012

Kata Pengantar

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ijin-Nya akhirnya malah yang membahas tentang perkembangan transportasi udara di Indonesia dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui perkembangan dan sejarah transportasi udara di Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca tentang perkembangan transportasi udara di Indonesia. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Yogyakarta , 4 Maret 2011

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pada awal tahun 1949 penerbangan sipil di Indonesia mulai diresmikan , uniknya pengresmian penerbangan sipil , tidak dilakukan di Indonesia melainkan di Burma. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan masyarakat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch Indie Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Begitulah kutipan singkat mengenai transportasi udara pertama di Indonesia, yang mana nama Garuda ( maskapai penerbangan pertama di Indonesia ) diberikan oleh presiden pertama di Indonesia yaitu Soekarno Hatta.

Seiring dengan berjalannya waktu , semakin banyak maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia , terhitung sudah lebih dari 10 maskapai penerbangan yang melayani penerbangan sipil di Indonesia, tetapi dengan frekuensi penerbangan yang tinggi serta ketergantungan masyarakat akan kebutuhan transportasi udara maka seringkali maskapai penerbangan kewalahan dan mengambil jalan singkat untuk mengimbangi kebutuhan penduduk. Jalan singkat yang diambil oleh maskapai penerbangan ini seringkali membuat banyak kesalahan fatal, terhitung sejak 2006 pembelian pesawat baru hanya dilakukan oleh beberapa maskapai penerbangan selain itu pesawat yang digunakan adalah peswat second dari luar negeri. Seiring dengan berjalannya waktu, tren membeli pesawat second; dari luar negeri menjadi suatu kebiasaan , hal inilah yang menjadikan banyak kecelakaan pesawat yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab, maka dari itu pengetahuan tentang perkembangan transportasi udara ini harus disampaikan secara baik kepada masyarakat luas, agar masyarakat luas dapat mengetahui kualitas penerbangan di Indonesia.

1.2

Rumusan Masalah Bagaimana caranya meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan di

Indonesia? 1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini agar meningkatkan antusiasme masyrakat ,tentang keberadaan transportasi udara di Indonesia yang terus berkembang. 1.3 Manfaat Manfaat penulisan ini agar setiap pembaca dapat mengerti dan memahami situasi dan kondisi transportasi udara di Indonesia. 1.4 Batasan Masalah Penyusun hanya akan membahas tentang bagaimana perkembangan kualitas pelayanan transportasi udara di Indonesia secara umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peningkatan kualitas pelayanan di Indonesia dapat ditinjau dan dapat didukung dari beberapa aspek : 1. Finansial Aspek finansial sangat diperlukan dikarenakan ,bisnins penerbangan adalah bisnins yang akan menggunakan uang dalam jumlah besar, pembelian pesawat yang seharusnya dilakukan dalam beberapa jangka waktu, teknologi yang dipakai didalam pesawat serta adanya sdm( sumber daya manusia) yang memadai , halhal seperti inilah yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan transportasi udara 2. Dukungan dari pihak pemerintahan Dukungan dari pihak pemerintahan sangat diperlukan , seperti pembuatan Bandar udara nasional maupun internasional , hal ini jelas membuat kualitas penerbangan akan dipandang cukup memadai apabila suatu kota telah mempunyai Bandar udara bertaraf internasional, dan hal ini tidak hanya mempengaruhi pada kualitas penerbangan saja, melainkan dapat meningkatkan minat turis pada berbagai macam sektor pariwisata yang terdapat pada suatu kota.

( repository.usu.ac.id)

BAB III PEMBAHASAN

Sejak legenda pewayangan berkembang dalam bagian hidup kebudayaan dan masyarakat Indonesia serta munculnya figur Gatotkaca dalam kisah Bratayuda yang dikarang Mpu Sedah serta figur Hanoman dalam kisah Ramayana adalah personifikasi pemikiran manusia Indonesia untuk bisa terbang.

Jaman Pemerintah kolonial Belanda tidak mempunyai program perancangan pesawat udara, namun telah melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan pembuatan lisensi, serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk pesawat yang dioperasikan di kawasan tropis, Indonesia. Berikut sekilas perkembangan sejarah penerbangan di Indonesia yang terjadi dari tahun 1914-1946 : 1914 : Pendirian Bagian Uji Terbang di Surabaya dengan tugas meneliti prestasi terbang pesawat udara untuk daerah tropis. 1922 : Orang Indonesia sudah terlibat memodifikasi sebuah pesawat yang dilakukan di sebuah rumah di daerah Cikapundung sekarang. 1930 : Pembangunan Bagian Pembuatan Pesawat Udara di Sukamiskin yang memproduksi pesawat-pesawat buatan Canada AVRO-AL, dengan modifikasi badan dibuat dari tripleks lokal.

1937 : Pada periode itu di bengkel milik pribadi minat membuat pesawat terbang berkembang. delapan tahun sebelum kemerdekaan atas permintaan seorang

pengusaha, serta hasil rancangan LW. Walraven dan MV. Patist putera-putera Indonesia yang dipelopori Tossin membuat pesawat terbang di salah satu bengkel di Jl. Pasirkaliki Bandung dengan nama PK.KKH. Pesawat ini sempat menggegerkan dunia penerbangan waktu itu karena kemampuannya terbang ke Belanda dan daratan Cina pergi pulang yang diterbang pilot berkebangsaan Perancis, A. Duval. 1938 : atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist - perancang PK.KKH - dibuat lagi pesawat lebih kecil di bengkel Jl. Kebon Kawung, Bandung. 1945 : Makin terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan impiannya membuat pesawat terbang sesuai dengan rencana dan keinginan sendiri. Kesadaran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas akan selalu memerlukan perhubungan udara secara mutlak sudah mulai tumbuh sejak waktu itu, baik untuk kelancaran pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pertahanan keamanan.

Pada masa perang kemerdekaan kegiatan kedirgantaraan yang utama adalah sebagai bagian untuk memenangkan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, dalam bentuk memodifikasi pesawat yang ada untuk misi-misi tempur. Oktober 1945 Tokoh pada massa ini adalah Agustinus Adisutjipto, yang merancang dan menguji terbangkan dan menerbangkan dalam pertempuran yang sesungguhnya. Pesawat Cureng/Nishikoren peninggalan Jepang yang dimodifikasi menjadi versi serang darat. Penerbangan pertamanya bulan oktober di atas kota kecil Tasikmalaya.

1946 : di Yogyakarta dibentuk Biro Rencana dan Konstruksi pada TRI-Udara. Dengan dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono dibuka sebuah bengkel di bekas gudang kapuk di Magetan dekat Madiun. Dari bahanbahan sederhana dibuat beberapa pesawat layang jenis Zogling, NWG-1 (Nurtanio Wiweko Glider). Pembuatan pesawat ini tidak terlepas dari tangan-tangan Tossin, Akhmad, dkk. Pesawat-pesawat yang dibuat enam buah ini dimanfaatkan untuk mengembangkan minat dirgantara serta dipergunakan untuk memperkenalkan dunia penerbangan kepada calon penerbang. 1948 : Berhasil dibuat pesawat terbang bermotor dengan mempergunakan mesin motor Harley Davidson diberi tanda WEL-X hasil rancangan Wiweko Soepono dan kemudian dikenal dengan register RI-X. Era ini ditandai dengan munculnya berbagai club aeromodeling, yang menghasilkan perintis teknologi dirgantara, yaitu Nurtanio Pringgoadisurjo. Seperti yang kita lihat bahwa penerbangan di Indonesia dapat dibilang sangat diminati dan dijunjung tinggi dikarenakan berasal dari kemauan dari pihak militer yang ingin memajukan Bangsa Indonesia, tetapi sangat disayangkan dikarenakan catatan penerbangan sipil maupun non-sipil di Indonesia dari tahun 1990 2008 telah banyak memakan korban jiwa , sekitar 2045 jiwa tewas ketika melakukan perjalanan menggunakan transportasi udara.(www.dinhub.go.id) Dengan semakin banyaknya maskapai penerbangan di Indonesia , pemerintah juga semakin ketat dalam menjaga kualitas penerbangan di Indonesia , perkembangan penerbangan di Indonesia sangatlah meningkat pesat dari tahun 2001- 2011 , hal ini ditunjukkan pada pembukaan bandara bertaraf internasional , beserta pembuatan landasan pacu yang dapat digunakan oleh pesawat berjenis boeing maupun airbus.

BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kualitas penerbangan di Indonesia dapat ditingkatkan dari 2 aspek yaitu aspek

finansial dan aspek pemerintahan Kualitas penerbangan sipil dan non sipil di Indonesia meningkat pesat sejak

tahun 2000 - saat ini. Kecelakaan penerbangan sipil dan non-sipil yang terjadi di Indonesia telah

memakan setidaknya 2045 jiwa.