Bahan Ajar Pola Asuh

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sesungguhnya pendidikan yang utama dan pertama bagi anak usia dini berada di rumah bersama orang tua (Ayah dan Ibu). Indikatornya adalah : (1) orang tua (Ayah dan Ibu) merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap perkembangan anakanaknya, (2) orang tua (Ayah dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi dengan anakanaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain, (3) lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, dan (4) waktu yang dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama orang tua (Ayah dan Ibu). Dengan demikian

pemberian asah, asih dan asuh kepada anak usia dini menjadiPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -1-

tanggungjawab utama bagi orang tua (Ayah dan Ibu). Jalal (2002), menyatakan bahwa orang tua (Ayah dan Ibu) dan orang-orang yang terdekat dengan kehidupan anak, memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak. Hasil penelitian yang dilakukan

The Reiner Foundation tahun 1999, menyebutkanbahwa ada 10 hal yang dapat dilakukan orang tua (Ayah dan Ibu) untuk meningkatkan status kesehatan otak dan anak (1) memberi rangsangan

perkembangan

(asah), yaitu dengan cara :

berupa kehangatan dan cinta yang tulus, (2) memberi pengalaman langsung dengan menggunakan

inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, penciuman), (3) interaksi melalui sentuhan,

(4) interaksi melalui pelukan, (5) interaksi melalui senyuman, (7) (6) interaksi dengan melalui penuh nyanyian, perhatian,-2-

mendengarkan

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

(8) menaggapi ocehan anak, (9) mengajak bercakapcakap dengan suara yang lembut, dan (10) memberi rasa aman. Seiring dengan hal diatas, Hurlock (1978), menyatakan bahwa ada 10 dapat keluarga kepada sumbangan diberikan (orang anak, yang oleh tua) :

yaitu

(1) perasaan aman, (2) pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis, (3) sumber kasih sayang dan penerimaan, (4) model perilaku yang disetujui guna belajar menjadi sosial, (5) bimbingan dalam

pengembangan pola perilaku yang disetujui secara sosial, (6) bantuan dalam pemecahan masalah anak, (7) bimbingan dan bantuan dalam mempelajari kecakapan motorik, verbal, dan sosial yang diperlukan untuk penyesuaian, (8) perangsang

kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan kehidupan sosial, (9) bantuan dalam menetapkanPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -3-

aspirasi yang sesuai dengan minat dan kemampuan, dan (10) sumber persahabatan sampai mereka cukup besar untuk mendapatkan teman di luar rumah atau bila teman di luar tidak ada. Hal tersebut senada dengan pernyataan

Aryatmi (dalam Kartono, 1992) yang menyatakan bahwa keluarga adalah lingkungan hidup pertama dan utama bagi anak. Dalam keluarga anak mendapat rangsangan, hambatan dan pengaruh yang pertamatama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan biologis maupun perkembangan jiwanya atau pribadinya. Gunarsa (1993) juga menyatakan bahwa keluarga merupakan

kelompok sosial yang bersifat abadi, keluarga merupakan yang paling tempat penting

dimana anak memperoleh dasar dalam membentukPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -4-

kemampuannya. Hal ini menyiratkan bahwa orang tua sebagai orang yang pertama berinteraksi dengan anak menjadi kunci utama dalam membentuk sikap dan kepribadian anak. Sikap orang tua sangat mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, oleh karena peran yang dimainkan orang tua terhadap anak sangat menentukan sikap dan kepribadian anak kelak. Di sisi lain, secara yuridis, dengan tegas dinyatakan bahwa orang tua merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesejahteraan anak. Hal ini termaktub dalam pasal 9 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang secara tegas menyatakan bahwa orang tua adalah yang pertama-tama bertanggungjawab atas

terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial.

Bahkan di dalam pasal 10 dinyatakan, bahwa bila

orang tua yang terbuktiPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -5-

melalaikantanggungjawabnya

sebagaimana

dalam

pasal 9 sehingga mengakibatkan timbulnya hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, dapat dicabut kuasa asuhnya sebagai orang tua terhadap anaknya. Dengan demikian, peran orang tua sangat urgen dan strategis dalam membentuk kepribadian dan karakter anak kelak. Orang tua mempunyai andil yang sangat besar dalam menentukan derajat kualitas generasi mendatang sebagai penerus perjuangan bangsa. Orang tua secara mendasar mempunyai peran dan tanggungjawab yang sangat mendasar dalam menentukan kemajuan bangsa dan negara guna mewujudkan negara yang baldatun thoyyibatun

warobbun ghofur. Hal tersebut sangat bergantungkepada bagaimana orangtua dalam memberi pengasuhan kepada anak-anak mereka. Secara empiris sejauh ini para orangtua atau calon orang tua pada umumnya belum dipersiapkan untuk menjadi orang tua yang sesungguhnya, dalamPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -6-

arti orang tua yang mampu memberi layanan pendidikan dan pengasuhan anak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Karena sebagian besar para orangtua atau calon orang tua belum pernah dibekali tambahan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan tentang bagaimana cara memberi

stimulasi pendidikan dan pengasuhan kepada anak yang sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangannya. Dengan demikian, mereka (para orang tua) ketika mempunyai keturunan (anak), pada umumnya belum siap untuk rata-rata mendidik mereka dan (para

mengasuhnya,

karena

orangtua) belum mempunyai pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang cukup tentang pendidikan anak usia dini. Akibatnya dapat diprediksi, bahwa dalam memberi stimulasi pendidikan dan

pengasuhan,

mereka

cenderung

menggunakan

pendekatan yang alamiah (apa adanya) bak air mengalir. Stimulasi pendidikan dan pengasuhan yang diberikan pada umumnya mengacu kepada pendidikanPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -7-

yang selama ini pernah diterima dari orang tua mereka yang nota bene kurang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang matang dan dewasa secara sosial. Sehingga apa pun jenis pengasuhan yang diterapkan

orangtua tentu bertujuan untuk mencapai hal tersebut. Namun, seringkali orangtua lupa bahwa ada pola pengasuhan yang justru dapat membawa dampak negatif bagi anak. Untuk itu, guna

mewujudkan generasi yang handal di era yang semakin kompetitif dan global, para orangtua harus mempunyai bekal pengetahuan, wawasan, dan

keterampilan yang memadai dalam mendidik dan mengasuh buah hati mereka. Berangkat dari uraian diatas, maka Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan InformalPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -8-

Regional IV mencoba untuk mengembangkan salah satu bahan ajar bagi kegiatan

Parenting Education, yaitutentang Pola Asuh Anak. Dengan disusunnya bahan ajar ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi setiap orangtua dalam mendidik dan mengasuh buah hatinya, agar dapat mewujudkan anak-anak yang handal dan berkualitas dan siap untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompleks.

B. Tujuan Bahan ajar Pola Asuh Anak ini disusun dengan tujuan untuk membantu masyarakat, khususnya para orangtua dan pendidik PAUD agar mengetahui, dan memahami berbagai jenis pola asuh anak dan mampu untuk memilah dan memilih pola asuh yang tepat dalam memberi pendidikan dan pengasuhan kepada anak-anak.Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) -9-

C. Sasaran Sasaran pengguna bahan ajar Pola Asuh Anak ini, antara lain : 1. Orangtua (Ayah dan Ibu) 2. Pendidik / Pengelola PAUD 3. Kader PKK/BKB 4. Masyarakat secara umum.

Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang matang dan dewasa secara sosial. Sehingga apa pun jenis pengasuhan yang dipilih dan diterapkan tentu bertujuan untuk mencapai hal tersebut. Namun, seringkali orangtua lupa, bahwa ada pola pengasuhan yang justru dapat membawa dampak negatif bagi anak.

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 10 -

BAB II POLA ASUH ANAK

A. Pengertian Pola Asuh Kohn (dalam Krisnawati, 1997), menyatakan bahwa pola asuh merupakan sikap orangtua dalam

berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua

menunjukkan otoritasnya dan juga cara orangtua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak. Sementara Theresia Indira Shanti,

(http://www.tabloid-nakita.com), menyatakan bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orangtua dengan saat anak. berinteraksi Termasuk

caranya menerapkan aturan,Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 11 -

mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola asuh merupakan proses interaksi antara anak dengan orangtua dalam pembelajaran dan pendidikan yang nantinya sangat bermanfaat bagi aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Macam-Macam Pola Asuh Anak terus berkembang baik secara fisik maupun secara psikis untuk memenuhi

kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat terpenuhi bila orang tua dalam memberi pengasuhan dapat

mengerti, memahami, menerima dan memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan psikis anak, disamping menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang tua dengan anak

ditentukan oleh sikap, perasaan dan keinginanPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 12 -

terhadap anaknya. Sikap tersebut diwujudkan dalam pola asuh orang tua di dalam keluarga. Secara garis besar, pola asuh orang tua dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : 1) Pola Asuh Otoriter. Dalam pola asuh ini orang tua berperan sebagai arsitek., cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat diktator, menonjolkan wibawa, menghendaki ketaatan mutlak. Anak harus

tunduk dan patuh terhadap kemauan orang tua. Apapun yang dilakukan oleh anak ditentukan oleh orang tua. Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua. Tugas dan kewajiban orang tua tidak sulit, tinggal menentukan apa yang diinginkan dan harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan olehPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 13 -

anak. Selain itu, mereka beranggapan bahwa orang tua harus bertanggungjawab penuh terhadap perilaku anak dan menjadi orang tua yang otoriter merupakan jaminan bahwa anak akan berperilaku baik. Orang tua yakin bahwa perilaku anak dapat diubah sesuai dengan keinginan orang tua dengan cara memaksakan keyakinan, nilai, perilaku dan standar perilaku kepada anak. Menurut Diana Baumrind, pola otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua tanpa banyak alasan. Dalam pola asuh ini biasa ditemukan penerapan hukuman fisik dan aturan-aturan tanpa merasa perlu menjelaskan kepada

anak apa guna dan alasan di balik aturan tersebut . (http://www.tabloidnakita.com).

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 14 -

Masih kata Diana Baumrind, pola asuh otoriter biasanya berdampak buruk pada anak, seperti ia merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiatif, selalu tegang, tidak mampu menyelesaikan masalah (kemampuan

problem

solving-nya

buruk),

begitu

juga

kemampuan komunikasinya yang buruk. Sekain itu, dampak dari pengasuhan yang otoriter adalah anak merasa tertekan, dan

penurut. Mereka tidak mampu mengendalikan diri, kurang dapat berpikir, kurang percaya diri, tidak bisa mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembangan moral, dan rasa ingin tahunya rendah. Dengan demikian pengasuhan yang

otoriter akan berdampak negatif perkembangan kelak gilirannya yang anak terhadap anak pada sulit- 15 -

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

mengembangkan potensi yang dimiliki, karena harus mengikuti apa yang dikehendaki orangtua, walau bertentangan dengan keinginan anak. Pola asuh ini juga dapat menyebabkan anak menjadi depresi dan stres karena selalu ditekan dan dipaksa untuk menurut apa kata orangtua, padahal mereka tidak menghendaki. Untuk itu sebaiknya setiap orangtua menghindari penerapan pola asuh

otoriter ini. 2) Pola Asuh Demokratis (Authoritative) Dalam pola asuh ini, orang tua memberi kebebasan yang disertai bimbingan kepada anak. Orang memberi masukan terhadap dilakukan dan apa oleh tua banyak masukanarahan yang anak.

Orang tua bersifat obyektif, perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak. Dalam banyak hal orang tua sering berdialog dan berembuk dengan anakPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 16 -

tentang berbagai keputusan. Menjawab pertanyaan amak dengan bijak dan terbuka. Orangtua cenderung menganggap sederajat hak dan

kewajiban anak dibanding dirinya. Pola asuh ini menempatkan musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan mendukung berbagai dengan persoalan kesadaran, anak, dan

penuh

berkomunikasi dengan baik. Pola Demokratis (authoritative)

mendorong anak untuk mandiri, tetapi orang tua harus tetap menetapkan batas dan kontrol. Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif. Anak terbiasa asuh dengan yang pola

Demokratis akan dampak- 17 -

(authoritative) membawa

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

menguntungkan. Di antaranya anak akan merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk, bisa mengatasi stres, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa

berkomunikasi, baik dengan teman-teman dan orang dewasa. Anak lebih kreatif, problem solvinya baik, komunikasi lancar, tidak rendah diri, dan berjiwa besar. Penerapan pola demokratis berdampak positif terhadap perkembangan anak kelak, karena anak senantiasa dilatih untuk mengambil

keputusan dan siap menerima segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dengan demikian potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal, karena anak melakukan segala aktivitas sesuai dengan kehendak dan potensinya. Sementara orangtua memberikan kontrol dan bimbingan manakala anak melakukan hal-hal negatif yang dapat merusak kepribadian anak.

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 18 -

3) Pola Asuh Permisif. Pola asuh ini memperlihatkan bahwa orang tua cenderung menghindari konflik dengan anak, sehingga orang tua banyak bersikap membiarkan apa saja yang dilakukan anak. Orangtua bersikap damai dan selalu menyerah pada anak, untuk

menghindari Orang tua

konfrontasi. kurang bimbingan

memberikan

dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Orang tua tidak peduli apakah anaknya melakukan hal-hal yang positif atau negatif, yang penting hubungan antara anak dengan orang tua baik-baik saja, dalam arti tidak terjadi konflik dan tidak ada masalah antara keduanya. Menurut Diana Baumrind, pola asuh ini disebut juga pola asuh neglectful (si cuek). ApaPola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 19 -

pun yang terjadi, terjadilah, tanpa orang tua menaruh peduli sama sekali. Anak mau sekolah terserah, tidak sekolah juga terserah. Apa saja yang ingin dilakukan anak, orang tua

membolehkannya. Kalau ia harus berangkat kerja saat itu, ya ia tetap berangkat ke kantor, tanpa peduli anak akan menentukan pilihan yang mana, orangtua bersikap serba membolehkan

(http://www.tabloid-nakita.com), Pola neglectful adalah pola dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak pusing mau pula pusing-

memedulikan

kehidupan anaknya. Jangan salahkan bila anak

menganggap bahwa aspekaspek lain dalam kehidupan orang tuanya lebih penting daripada keberadaan dirinya. Walaupun tinggal di bawah atap yang sama, bisa jadi orang tua tidak begitu tahu perkembangan anaknya.Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 20 -

Pola

asuh

seperti

ini

tentu

akan

menimbulkan serangkaian dampak buruk. Di antaranya anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya. Bukan tidak mungkin serangkaian dampak buruk ini akan terbawa sampai ia dewasa. Tidak tertutup

kemungkinan pula anak akan melakukan hal yang sama terhadap anaknya kelak. Akibatnya, masalah menyerupai lingkaran setan yang tidak pernah putus. Dalam mengasuh anak,

orangtua hendaknya bersikap arif dan bijaksana, tidak ekstrim terhadap

salah satu pola asuh yang ada, dalam arti mampu memberi pengasuhan

sesuai dengan apa yang sedang dilakukan anak dan apa harapan orangtua. Jadi orangtua dapat menerapkan ketiga pola asuh tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi.Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 21 -

Kapan menerapkan pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Dalam konteks pengasuhan anak, A.M Ginoot, membagi pola asuh dalam tiga daerah, yaitu daerah hijau, kuning dan merah. Artinya : (1) Jika anak sedang melakukan kegiatan di daerah hijau, yaitu kegiatan yang dikehendaki orangtua (sesuai dengan nilai atau norma yang ada), maka orangtua dapat menerapkan pola asuh permisif, (2) Jika anak melakukan kegiatan di daerah merah yaitu kegiatan yang tidak dikehendaki orang tua (bertentangan dengan nilai atau norma yang ada) , maka dapat menerapkan pola asuh otoriter, dan (3) Jika anak melakukan kegiatan di daerah kuning (daerah antara hijau dan merah), yaitu daerah dimana seharusnya dilarang, namun masih dapat ditolerir , maka dapat menerapkan pola asuh demokratis. Namun demikian, di daerah manapun anakanak melakukan kegiatan, apakah di daerah hijau, kuning atau merah, dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, sebaiknya orangtua menerapkan pola asuh demokratis.Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education ) - 22 -

Dengan demikian pengasuhan yang diberikan oleh orangtua lebih mengutamakan kasih sayang,

kebersamaan, musyawarah, saling pengertian dan penuh keterbukaan keterbukaan. Jika anak-anak dibesarkan dan diasuh dengan pola asuh yang demokratis, niscaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Seluruh potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian pada gilirannya nanti anak-anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia dapat terwujud. Dampak positif yang akan muncul adalah terwujudnya suatu tatanan masyarakat yang baik, saling menghargai, saling menghormati, saling menyayangi, saling mengasihi, masyarakat yang terbuka, berpikiran positif, jujur, dan.mempunyai toleransi yang b aik.

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 23 -

BAB III PENUTUP

Sebenarnya masih ada beberapa pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dalam mengasuh anak-anak mereka, misalnya over proteksi, menjakan anak, favoritisme, dll, namun pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga pola asuh tersebut. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin global dan kompetitif, orangtua sebaiknya mampu memilah dan memilih pola asuh yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Yang terpenting, bagaimana orangtua dapat mendidik dan mengasuh anak-anak sehingga mereka dapat

menumbuhkan rasa percaya diri, lebih kreatif, lebih dewasa, mengembangkan bakat dan kemampuan,

mempunyai skills yang memadai sesuai dengan tuntutan zaman, dan mempunyai emosi yang stabil dalam menghadapi situasi dan kondisi yang serba tak terduga.

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 24 -

Mari kita wujudkan generasi yang handal dan berkualitas dengan pola asuh yang tepat dan benar. Dengan pola asuh tepat dan benar, niscaya generasi yang yang berkualitas dan tahan banting di eranya dapat terwujud, sehingga dapat merubah keadaan bangsa yang masih carut ini.Semoga.

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 25 -

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia. Bogor. Direktorat PADU. 2002. Buletin PADU Jurnal Ilmiah

Anak Dini Usia Edisi 02. Jakarta.Direktorat PADU. 2002. Modul Pelatihan Pengelola dan

Tenaga Pendidik Kelompok Bermain. Jakarta.Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi

Perkembangan). Mandar Maju. Bandung.http: //www.tabloid nakita.com /Khasanah/ khasanah 06279-08. htm.

Pola Asuh Anak ( Bahan Ajar Parenting Education )

- 26 -