Upload
amelia-amel
View
65
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB VII
PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Pendahuluan
Pelaksanaan pekerjaan merupakan wujud nyata dari rangkaian
sebelumnya, yaitu perancangan dan perencanaan. Pada tahap ini terjadi
pergerakan pendirian bangunan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
Manajeman pelaksanaan sangat dibutuhkan pada tahap ini karena menyangkut
sumber daya manusia yang mengerjakan. Keberhasilan proyek tersebut tergantung
pada ketersediaan kualitas sumber daya dan alokasi dana.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya berpedoman pada pasal-
pasal rencana kerja dan syarat-syarat sesuai dengan gambar kerja, berita acara
penjelasan pekerjaan menurut syarat-syarat teknis sampai pekerjaan selesai
seluruhnya di laksanakan dengan baik. Selain itu pelaksana proyek juga harus
berpedoman pada petunjuk pengawas, peraturan pemerintah terkait dan peraturan-
peraturan lain yang mendukung.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan merupakan tahap-tahap pekerjaan proyek yang
diikuti oleh penyusun selama melaksanakan kerja praktek pada pembangunan
hotel mendut yogyakarta.
60
Pengamatan yang dilakukan selama kerja praktek berlangsung meliputi :
a. Pemasangan tulangan kolom
b. Pemasangan bekisting
c. Pengecoran kolom
d. Pembukaan bekisting kolom
e. Pemasangan skafolding
f. Penulangan balok
g. Pemasangan bekisting balok dan plat
h. Perakitan tulangan plat
i. Pengecoran balok dan plat
j. Pembukaan bekisting balok dan plat
Berikut ini adalah penjelasan pelaksanaan pekerjaan yang diamati pada
saat berlangsungnya kerja praktek :
a. Penulangan Kolom
Penulangan kolom dilaksanakan sebelum penulangan balok.
Langkah-langkah penulangan kolom , yaitu :
1) Menentukan as-as kolom.
Penentuan as-as kolom harus dilakukan secara cermat dan teliti
untuk menghasikan kolom yang tegak lurus dengan plat dibawahnya.
2) Perakitan tulangan kolom
61
Perakitan tulangan kolom di lakukan langsung pada tempatnya.
Penulangan dilakukan terlebih dahulu terhadap arah memanjang, kemudian
begel-begel dimasukkan ke tulangan sebanyak jumlah yang dibutuhkan, lalu
begelnya diatur dan diikat dengan jarak yang telah ditentukan dalam gambar
rencana. Ikatan antar tulangan pokok dengan begel menggunakan kawat bendrat,
yaitu kawat lunak yang mudah ditekuk dan mudah mengikat.
Pada proyek ini tulangan kolom menggunakan tulangan deform dengan
diameter 22 mm dan sengkang dengan diameter 10 mm. Tulangan dipasang
sesuai dengan gambar rencana dengan penempatan sengkang yang sesuai pula.
Sebelum bekisting dipasang, pada sisi kolom dipasang tahu beton dengan tujuan
agar tulangan tidak menempel pada bekisting sehingga dapat diperoleh selimut
beton yang sesuai. Setelah tulangan utama, sengkang dan tahu beton terpasang
dengan baik, barulah bekisting kolom dapat dipasang. Penulangan kolom dapat
dilihat pada Gambar 7.1 dan 7.2
62
63
Gambar 7.1 Penulangan Kolom
Gambar 7.2 Penulangan Kolom
b. Pemasangan bekisting
Bekisting kolom terbuat dari papan kayu dengan ukuran yang telah
ditentukan dan multiplek kayu dengan tebal 12mm. Pertemuan antara sisi
yang satu dengan yang lainnya diikat sedemikian rupa sehinngga dapat
saling bertemu dengan maksud mencegah keluarnya adukan beton.
Adapun syarat-syarat yang diperlukan pada bahan bekisting sebagai
berikut :
1. Bekisting harus kokoh, kaku dan tidak boleh melentur akibat memikul
beton basah dan berat pekerja.
2. Struktur bekisting dibuat sederhana hal ini mungkin untuk mempercepat
pembuatan bekisting dan menghemat biaya.
3. Bekisting harus mudah dibongkar dan tidak merusak beton.
Pekerjaan Bekisting kolom
Untuk membuat bekisting kolom bahan-bahan yang diperlukan
adalah kayu. Adapun tahap-tahap pembuatan bekisting yaitu :
a. Susun papan kayu sehingga membuat suatu plat kayu dengan panjang
dan lebar sesuai dengan yang dikehendaki.
b. Paku susunan papan kayu tersebut dengan kayu ukuran 50/70
c. Rangkaikan susunan plat kayu tersebut menjadi suatu bekisting dengan
bentuk yang dikehendaki, tidak lupa bekisting tersebut diberi
perkuatan agar bentuk bekisting tidak berubah.
Pemasangan bekisting dapat dilihat pada Gambar 7.3 dan 7.4
64
Gambar 7.3 Bekisting Kolom
65
Gambar 7.4 Pemasangan Bekisting Kolom
c. Pengecoran kolom
Setelah bekisting kolom terpasang dan di stell dengan sempurna
sesuai rencana, dan dibersihkan dari segala macam kotoran, pengecoran baru
dapat dilaksanakan. Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan uji slump pada adukan beton yang siap dituangkan. Jika nilai slump
dari adukan beton tersebut telah memenuhi nilai slump yang disyaratkan,
dilanjutkan dengan pembuatan sampel pengujian kuat tekan beton dan
pekerjaan pengecoran.
Pekerjaan pengecoran ini tidak lagi menggunakan concrete pump
truck mengingat lokasi proyek yang tinggi. Adukan beton dari concrete mixer
truck dibawa keatas dengan menggunakan lift bucket yang diangkat dengan
crane, lalu dengan menggunakan pipa tremi adukan tadi dituangkan kedalam
bekisting/acuan kolom. Setelah adukan beton dituangkan kedalam acuan,
dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator),
kemudian ditusuk-tusuk dengan batang pipa besi dan dengan cara memukul
mukul bagian smping acuan dengan palu karet. Setelah mencapai tinggi yang
telah ditentukan dan adukan beton dirasa cukup padat dan tidak terdapat lagi
rongga-rongga udara, pengecoran dihentikan dan dilanjutkan dengan kolom-
kolom yang lainya. Setelah semua bagian kolom yang akan dicor telah tercor
dengan sempurna, adukan beton tersebut dibiarkan sampai beton tersebut
mengeras. Pekerjaan pengecoran kolom dapat dilihat pada Gambar 7.5 dan
76
66
67
Gambar 7.5 Pengecoran Kolom
Gambar 7.6 Pengecoran Kolom
d. Pembongkaran bekisting kolom
Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton
telah cukup keras. Pekerjaan ini harus dilakukan hati-hati agar beton yang
telah terbentuk tidak rusak. Jika pada saat pembongkaran terdapat bagian
beton yang rusak akibat pembongkaran atau keropos, maka bagian tersebut
harus segera ditutup dengan menggunakan adukan pasta semen. Pada proyek
ini pekerjaan pembongkaran bekisting mulai dilakukan 1 hari setelah selesai
pengecoran. Setelah itu dilakukan pekerjaan curring beton dengan
menyiramnya dengan menggunakan curring compoun.
e. Pemasangan skafolding
Alat yang terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga
bekisting supaya bekisting tidak goyah pada saat dilakukan pengecoran
dan memudahkan pekerja dalam melaksanakan pembesian pada lantai
selanjutnya. Pada proyek pembangunan hotel mendut ini menggunakan
perancah dari pipa baja. Gambar Pemasangan skafolding dapat dilihat pada
Gambar 7.7
68
f. Penulangan Balok
Sebelum penulangan balok dimulai, maka scafolding sudah
terlebih dahulu dipasang, hal ini dilakukan karena penulangan balok
dilakukan dimana balok dipasang. Tulangan yang dipakai untuk balok
adalah tulangan deform diameter 22, 19,16 mm sebagai tulangan pokok
dan tulangan polos diameter 8 mm sebagai sengkang.
Untuk penulangan balok tepi dilakukan dengan memasukkan
tulangan pokok yang ditata sedemikian rupa sehingga rapi dan kuat,
kemudian sejumlah begel yang dibutuhkan diikat dengan kawat bendrat
pada tulangan pokoknya.
69
Gambar 7.7 Pemasangan skafolding
Panjang tulangan pokok disesuaikan dengan jarak antar kolom,
namun ada kalanya dilakukan penyambungankarena tulangan yang
tersedia panjangnya tidak mencukupi. Penyambungan tulangan balok
sedapat mungkin harus berselang seling dan harus dihindari penempatan
sambungan di tempat-tempat terjadinya momen maksimum.
Penyambungan yang berselang seling ini diperkirakan harus bisa
meloloskan agregat pada waktu pengecoran. Detail penulangan balok
dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan gambar penulangan balok dapat
dilihat pada Gambar 7.8 dan 7.9
70
Gambar 7.8 Penulangan Balok
g. Pemasangan bekisting balok dan plat
Pada proyek pembangunan hotel mendut menggunakan bekisting
untuk balok dan plat lantainya dari kayu lapis/multiplek (playwood) dengan
ketebalan 9 mm, sedangkan untuk penguat (klem) dan penyokong samping
(sekur) di pakai pipa besi serta perancah scaffolding.
Urutan pemasangan bekisting balok adalah sebagai berikut:
a. scaffolding dirangkai terlebih dahulu dengan jarak yang
disesuaikan dengan perhitungan bekisting balok, dimana pada
kaki bawahnya di beri alas berupa balok kayu ukuran 8/12 sebagai
dasar pijakan pekerja,
b. dipasang batang penyangga dari kayu pada arah memanjang balok
dengan kayu ukuran 8/12, sambungan balok penyangga didukung
oleh u- head jack yang terdapat pada ujung atas dari scaffolding,
71
Gambar 7.9 Penulangan Balok
c. dipasang batang penyangga dari kayu pada arah melintang balok
(suri-suri) dengan ukuran 6/12 dengan jarak 50 cm,
d. kemudian dipasang bekisting balok bagian bawah yang telah
terangkai antara playwood dan kaso 5/7
Pekerjaan balok dan plat lantai dirancang sebagai satu
kesatuan yang monolit. Pemasangan bekisting balok dan penulangan
baloknya dikerjakan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
pekerjaan bekisting plat lantai dan penulangan plat lantainya. Cara
pemasangan bekisting balok dapat ditunjukan seperti pada Gambar
7.10
72
Gambar 7.10 Pemasangan Bekisting Balok
h. Pengecoran balok
Sebelum dilakukan pengecoran beton pada balok, terlebih dahulu
dilakukan pembersihan lokasi yang akan di cor dari segala macam
kotoran termasuk sisa-sisa kawat pengikat (bendrat). Kemudian
dilanjutkan dengan penyiraman air pada bekisting untuk membersihkan
kotoran yang masih menempel.
Pengecoran balok dan plat lantai dilaksanakan secara bersamaan.
Dalam pelaksanaanya, pengecoran balok dan plat lantai dibantu oleh alat
berupa pipa/tremi yang merupakan sambungan dari ready mix concrete
mixer truck sehingga beton segar yang berada di ready mix concrete
mixer truck dapat disalurkan ketempat yang sulit dijangkau.
Pengecoran dilakukan secara berurutan supaya mendapat hasil
yang baik. Selanjutya dipadatkan dengan vibrator. Pemadatan dengan
vibrator dilakukan dengan kemiringan kurang lebih 450 terhadap lapisan
beton. Penyiraman bekisting dan Pengecoran balok dapat dilihat pada
Gambar 7.11 dan Gambar 7.12
73
74
Gambar 7.11 penyiraman air pada bekisting
Gambar 7.12 Pengecoran Balok
d. Perawatan dan perbaikan balok
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi lembab
beton yang telah dicor agar proses hidrasi semen berlangsung dengan
sempurna. Pelaksanaan pekerjaan ini selama 7 hari berturut-turut setelah
pengecoran dilakukan dengan cara penyemprotan air pada permukaan beton.
Perbaikan beton yang belum sempurna dapat diaci dengan semen supaya
permukaan menjadi lebih baik.
a.Pembongkaran bekisting balok
Setelah umur beton mencapai 14 hari sejak saat pengecoran,
bekisting balok dan plat lantai dapat dibongkar, sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur hasil cetakan balok dan plat lantai sesuai
dengan gambar bestek. Secara garis besar persyaratan pembongkaran
bekisting balok dan plat lantai yakni bagian struktur beton yang disangga
dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai
kekuatan yang minimal untuk penyangga beratnya sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya dan atau beton tersebut.
75
3. Pekerjaan Plat lantai
1. pemasangan bekisting plat lantai
bekisting plat lantai harus diperhitungkan kuat mendukung lantai,
harus memperhittungkan kemungkinan terjadinya lendutan pada beban
beton dan beban tukang diatasnya. Urutan pemasangan bekisting plat lantai
adalah sebagai berikut:
i. dipasang perancah (scaffolding) pada setiap jarak 50 cm.
Perancah dirangkai satu dengan yang lain dengan cross brace agar
diperoleh kesatuan yang kuat dengan ketinggian yang sama,
ii. dipasang balok kayu dengan ukuran 6/12 cm memanjang
pada sisi tertinggi perancah. Balok-balok memanjang tersebut
dipasang untuk seluruh bentang yang akan dicor pada satu arah,
iii. diatas balok memanjang dipasang papan multiplek pada
arah melintang balok memanjang yang kemudian dipaku.
Pemasangan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan antar
papan kuat dan rapat,
iv. agar tidak terjadi kebocoran saat pengecoran, pada
sambungan bekisting di pasang perekat berupa selotip.
Pekerjaan pemasangan bekisting plat dapat di tunjukan pada
Gambar 7.13 berikut.
76
2. Penulangan plat lantai
Plat lantai menggunakan tulangan lentur dua arah (two way slab).
Plat lantai terbagi menjadi panel-panel dengan berbagai segi (berbagai
bentuk dan ukuran). Tulangan terdiri dari tulangan atas dan tulangan
bawah, yang masing-masing dipasang menerus. Pekerjaan penulangan
dimulai pemasangan tulangan lapis bawah dengan jarak sesuai dengan
hasil rencana. Setelah itu baru dipasang tulangan atas.
Untuk menjaga jarak antar tulangan atas dan tulangan bawah,
dipasang tulangan penahan yang disebut “cakar ayam” pada tulangan arah
memanjang dan arah melintang yang diikat satu sama lain dengan kawat
bendrat. Untuk mendapatkan ketebalan selimut beton sesuai dengan yang
77
Gambar 7.13 Pemasangan Bekisting Plat
direncanakan , dipasang tahu-tahu beton diantara bekisting dan tulangan
terluar. Pekerjaan pemasangan tulangan plat dapat ditunjukan seperti pada
Gambar 7.14 berikut :
3. Pengecoran plat
Sebelum dilakukan pengecoran beton pada plat, terlebih dahulu
dilakukan pembersihan lokasi yang akan di cor dari segala macam
kotoran termasuk sisa-sisa kawat pengikat (bendrat). Kemudian
dilanjutkan dengan penyiraman air pada bekisting sehingga menjadi
jenuh.
Pengecoran balok dan plat lantai dilaksanakan secara bersamaan.
Dalam pelaksanaanya, pengecoran balok dan plat lantai dibantu oleh alat
78
Gambar 7.9 Penulangan Plat Lantai
berupa pipa/tremi yang merupakan sambungan dari concrete pump
sehingga beton segar yang berada di concrete pump dapat disalurkan
ketempat yang sulit dijangkau.
Pengecoran dilakukan secara berurutan supaya mendapat hasil
yang baik. Selanjutya dipadatkan dengan vibrator. Pemadatan dengan
vibrator dilakukan dengan kemiringan kurang lebih 450 terhadap lapisan
beton.
Bagian yang selesai dicor diratakan dengan alat perata agar
permukaan plat rata. Untuk mencegah pemanasan berlebih pada bagian
luar beton, dilakukan perawatan beton berupa penyiraman air atau
pemasangan karung basah pada permukaan beton Gambar 7.10 berikut
menunjukkan pekerjaan pengecoran plat lantai.
79
Gambar 7.10 Pengecoran Plat Lantai
d. Pekerjaan perawatan dan perbaikan plat lantai
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi lembab
beton yang telah dicor agar proses hidrasi semen berlangsung dengan
sempurna. Pelaksanaan pekerjaan ini selama 7 hari berturut-turut setelah
pengecoran dilakukan dengan cara penyemprotan air pada permukaan beton.
Perbaikan beton yang belum sempurna dapat diaci dengan semen supaya
permukaan menjadi lebih baik.
e. Pembongkaran bekisting plat lantai
Setelah umur beton mencapai 14 hari sejak saat pengecoran,
bekisting balok dan plat lantai dapat dibongkar, sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur hasil cetakan balok dan plat lantai sesuai
dengan gambar bestek. Secara garis besar persyaratan pembongkaran
bekisting balok dan plat lantai yakni bagian struktur beton yang disangga
dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai
kekuatan yang minimal untuk penyangga beratnya sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya dan atau beton tersebut.
80