View
16
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bvnghd
Citation preview
BAB VPEMBAHASAN
Uji efektivitas bahan pengawet dilakukan untuk menetukan jenis dan jumlah
bahan pengawet yang tepat digunakan pada sediaan uji.
1) Pengenalan beberapa jenis pengawet.
Pada praktikum kali ini, pengenalan jenis pengawet menggunakan isolat yang
terlebih dahulu dilakukan pembuatan suspensi bakteri dan khamir yang telah diukur
kekeruhannya setara dengan transmittan 25%, sedangkan untuk suspensi kapang
dengan transmittan 10% pada panjabg gelombang radiasi 250 nm pada spektro. Bahan
uji yang kami gunakan pada pengujian efektivitas bahan pengawet adalah asam
benzoat 10% untuk tabung ke- 1, 2, 3 dan asam benzoate 5% untuk tabung ke- 4, 5, 6.
Perbedaan kadar asam benzoat pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa banyak jumlah pengawet yang tepat digunakan pada sediaan uji. Asam
benzoate merupakan bahan yang sering digunakan sebagai pengawet bahan makanan
olahan, seperti sari buah dan minuman ringan.
Masing-masing tabung reaksi tersebut terlebih dahulu dimasukkan media
Lactose Broth (LB). Masing-masing isolate bakteri, kapang, dan kamir dimasukkan
ke dalam tabung yang berbeda pada tiap kadar asam benzoat. Tujuannya untuk
mengetahui apakah sediaan yang diberi bahan pengawet dapat menghambat
pertumbuhan bakteri, kapang, dan kahmir atau tidak.
Pada tabung no. 7 yang diisi media LB dan tabung no. 8 diisi media LB
dengan suspensi bakteri, ditujukan sebagai larutan blangko. Larutan blangko
merupakan larutan yang digunakan sebagai pembanding atau kontrol. Parameter yang
dapat dilihat adalah kekeruhan yang dihasilkan pada setiap tabung reaksi yang
dibandingkan dengan larutan blangko pada tabung no. 7. Jika tabung reaksi yang telah
diberi pengawet menghasilkan kekeruhan maka bahan pengawet yang kami gunakan
tidak efektif sedangkan jika tabung reaksi tidak mengalami kekeruhan dan warnanya
sama seperti pada larutan blangko pada tabung no. 7, maka bahan pengawet yang
kami gunakan efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Hasil dari percobaan ini, didapati larutan keruh pada tabung reaksi no. 1 dan 4
yang mengandung suspensi bakteri E. Coli setelah diinkubasi pada suhu 35°-37°C
selama 24 jam. Hal ini dapat dibandingkan dengan larutan blangko yang jernih pada
tabung no. 7. Warna keruh yang dihasilkan pada tabung no. 1 dan 4 sama dengan
larutan blangko pada tabung no. 8 yang berisi suspensi bakteri. Maka adanya
kekeruhan tersebut menunjukkan bahwa bahan pengawet asam benzoat 5% dan 10%
tidak efektif menghambat pertumbuhan bakteri.
Didapati pula larutan keruh pada tabug reaksi no. 2, 3, 5, dan 7 yang
mengandung suspensi kapang setelah diinkubasi pada suhu 20°-25°C dan suspensi
khamir setelah diinkubasi pada suhu 25°-30°C selama 4 hari. Maka adanya kekeruhan
tersebut menunjukkan bahwa bahan pengawet asam benzoat 5% dan 10% tidak efektif
menghambat pertumbuhan kapang dan khamir.
2) Pengujian efektivitas bahan pengawet pada sirup.
Pada percobaan ini, uji efektivitas bahan pengawet menggunakan media sirup
yang terdiri dari larutan gula 30% dan asam benzoat yang ditambahkan sebelumnya
sebagai bahan pengawet. Lalu sirup dimasukkan ke dalam botol ke-1 sampai 6
masing-masing 20 ml. Sirup pada botol no. 1 dan 4 ditambahkan suspensi bakteri,
pada botol 2 dan 5 ditambahkan suspensi bakteri khamir, dan untuk botol 3 dan 6
ditambahkan suspensi kapang.
Untuk mengetahui efektivitas bahan pengawet asam benzoat dalam
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada sirup, maka percobaan kali ini
dilakukan dengan dua kali penyimpanan. Pertama, untuk botol sirup no. 1, 2 dan 3
disimpan pada suhu kamar selama 30 menit. Kedua, untuk botol sirup no. 4, 5, 6
disimpan pada suhu kamar selama 7 hari.
Uji Pertama
Setelah disimpan selama 30 menit, kemudian masing-masing sirup dari botol
no. 1, 2, dan 3 dipindahkan ke media yang cocok untuk pengujian. Sirup dari botol no.
1 pada media NA yang cocok untuk bakteri pada cawan 1 diinkubasi pada suhu 35°-
37°C selama 24 jam. Sedangkan sirup dari botol no. 2 dan 3 pada media SDA yang
cocok untuk khamir pada cawan 2 diinkubasi pada suhu 25°-30°C selama 4 hari dan
kapang pada cawan 3 diinkubasi pada suhu 20°-25°C.
Hasil dari percobaan ini adalah pada media Nutrient Agar (NA) menghasilkan
pertumbuhan mikroorganisme bakteri berbentuk koloni kecil yang bertumpuk dan
berwarna putih setelah diinkubasi sealam 24 jam. Dari hasil tersebut maka bahan
pengawet asam benzoat pada sirup setelah disimpan selama 30 menit tidak dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara efektif.
Sedangkan pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) setelah diinkubasi
selama 4 hari menghasilkan pertumbuhan khamir pada cawan no. 2 yang terdapat
koloni berlendir berwarna putih, sama halnya pada cawan no. 3 yang ditumbuhi
kapang. Dari hasil tersebut maka bahan pengawet asam benzoat pada sirup setelah
disimpan selama 30 menit tidak dapat menghambat pertumbuhan khamir dan kapang
secara efektif.
Uji Kedua
Setelah disimpan selama 7 hari, kemudian masing-masing sirup dari botol no.
1, 2, dan 3 dipindahkan ke media yang cocok untuk pengujian. Sirup dari botol no. 1
pada media NA yang cocok untuk bakteri pada cawan 1 diinkubasi pada suhu 35°-
37°C selama 24 jam. Sedangkan sirup dari botol no. 2 dan 3 pada media SDA yang
cocok untuk khamir pada cawan 2 diinkubasi pada suhu 25°-30°C selama 4 hari dan
kapang pada cawan 3 diinkubasi pada suhu 20°-25°C.
Hasil dari percobaan ini adalah pada media Nutrient Agar (NA) menghasilkan
pertumbuhan mikroorganisme bakteri berbentuk koloni kecil yang bertumpuk banyak
dan berwarna putih setelah diinkubasi sealam 24 jam. Dari hasil tersebut maka bahan
pengawet asam benzoat pada sirup setelah disimpan selama 7 hari tidak dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara efektif.
Sedangkan pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) setelah diinkubasi
selama 4 hari menghasilkan pertumbuhan khamir pada cawan no. 2 yang terdapat
koloni berlendir berwarna putih, sama halnya pada cawan no. 3 yang ditumbuhi
kapang. Dari hasil tersebut maka bahan pengawet asam benzoat pada sirup setelah
disimpan selama 7 hari tidak dapat menghambat pertumbuhan khamir dan kapang
secara efektif.