98
103 BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH APIK KALIWUNGU A. Profil Pondok Pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu letaknya di tengah kota sehingga tidak terisolir dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Lokasi bangunannya berada di tepi ujung jalan dari arah Boja yang bertemu dengan jalan Raya Semarang Jakarta, sehingga para santri yang datang dan pergi dapat dengan mudah naik bus maupun alat transportasi lainnya. Jarak lokasi dari kota Kendal (Kabupaten) kira-kira 11 km dari arah Barat, sedangkan dari kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, kira-kira 19 km dari arah Timur. Gambar 4.1 Peta Kaliwungu Kendal Kota Kaliwungu adalah merupakan Kecamatan, terkenal dengan kota santri, karena memang banyak santri yang berdatangan dari berbagai daerah untuk menimba ilmu agama di beberapa pondok pesantren yang ada di wilayah ini. Selain pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu terdapat pondok

BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

  • Upload
    phamnhu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

103

BAB IV

SISTEM PENDIDIKAN

PONDOK PESANTREN SALAFIYAH APIK KALIWUNGU

A. Profil Pondok Pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu letaknya di tengah kota

sehingga tidak terisolir dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Lokasi

bangunannya berada di tepi ujung jalan dari arah Boja yang bertemu dengan

jalan Raya Semarang Jakarta, sehingga para santri yang datang dan pergi dapat

dengan mudah naik bus maupun alat transportasi lainnya. Jarak lokasi dari kota

Kendal (Kabupaten) kira-kira 11 km dari arah Barat, sedangkan dari kota

Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, kira-kira 19 km dari arah

Timur.

Gambar 4.1

Peta Kaliwungu Kendal

Kota Kaliwungu adalah merupakan Kecamatan, terkenal dengan kota

santri, karena memang banyak santri yang berdatangan dari berbagai daerah

untuk menimba ilmu agama di beberapa pondok pesantren yang ada di wilayah

ini. Selain pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu terdapat pondok

Page 2: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

104

pesantren lain seperti pondok pesantren Salafiyah Al-Fadlu, pondok pesantren

Salafiyah Bani Umar, pondok pesantren Salafiyah Aris, pondok pesantren

Salafiyah Nurul Hidayah, pondok pesantren Salafiyah Miftahul Falah, dan lain-

lain. Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah termasuk yang

tertua dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap di antara pondok pesantren

Salafiyah tersebut.

Lokasi pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu terletak di samping

utara Kaliwungu. Luas bangunannya di atas sebidang tanah seluas 5000 m²,

terdiri dari beberapa gedung, sebagian difungsikan sebagai asrama para santri,

kamar mandi, tempat air wudhu, sedangkan yang lain sebagai kelas atau ruang

belajar dan kantor pengurus dan madrasah. Sebagian besar dari bangunan

tersebut diperuntukkan sebagai tempat tinggal para santri yang terdiri dari

kamar-kamar sejumlah 170 kamar.

Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu mulai didirikan pada tahun

1919 M oleh KH. Muhammad Irfan bin Musa (W.1931 M). Beliau memiliki

nama kecil Muhammad Basyir, dan merupakan salah satu di antara 20 anak

kandung dari H. Musa. Pada usia 17 tahun, Muhammad Basyir setelah

menerima beberapa pelajaran dari para kyai Kaliwungu yang merupakan

kerabat sendiri, beliau pergi belajar di tanah suci Mekah, bermukim disana

selama 17 tahun. Beliau belajar di Tanah Suci semasa dengan Syekh Mahfudz

bin Abdullah at-Turmudzi dari Termas dan Syek Nawawi al-Bantani, dan

sempat bertabarruk menimba ilmu kepada mereka berdua.

Page 3: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

105

Sepulang dari Mekah Muhammad Basyir memiliki tujuan untuk

mengembangkan Islam, belajar mengajarkan ilmu agama kepada keponakan-

keponakannya. Forum pengajian ini kemudian berkembang pesat dan banyak

santri dari daerah Kaliwungu dan dari luar daerah yang hadir mengikuti

pengajian. Akhirnya KH. Irfan mendirikan pondok pesantren, yang semula

diberi nama Pesantren Salafy Al-Qoumany Kaliwungu1. Perubahan nama

APIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan.

Dana untuk mendirikan pondok pesantren pada saat itu, 75% ditanggung

oleh kakak dari KH. Muhammad Irfan yakni KH Abdur Rasyid, seorang

pedagang batik yang cukup berhasil, sedangkan 25% diperoleh dari jariyah

shodaqoh masyarakat Kaliwungu. Hal ini sebagaimana pendapat Sudjoko

Prasodjo dalam Soebahar (2013: 35) menyebutkan berdirinya pondok

pesantren diantaranya berasal dari dukungan masyarakat atau dukungan suatu

kalangan, karena pondok pesantren berdiri atas inisiatif masyarakat, dikelola

bersama dan untuk kepentingan masyarakat. Kelebihan dalam bidang ilmu

agama dan kesalihan seorang ulama, sehingga penduduk sekitar banyak yang

datang untuk belajar menuntut ilmu pada ulama. Kyai adalah figur utama yang

menjadi panutan, lembaga ini didirikan bersama-sama oleh masyarakat yang

1 Kemungkinan nama tersebut diberikan karena pondok pesantren Salafiyah APIK

berlokasi di daerah Kauman Kaliwungu 2 Konon nama APIK merupakan kependekan dari “Asrama Pelajar Islam Kauman

Kaliwungu”. Namun saat ini nama tersebut tidak diartikan sebagai nama singkatan, melainkan

suatu kata dalam bahasa Jawa yang memang berarti “BAIK”. Sebutan APIK sebagai nama

pondok pesantren itu sekarang lebih menekankan pada arti atau makna kata itu sendiri

ketimbang sebagai singkatan. Makna BAIK disini disesuaikan dengan tujuan dalam pondok

pesantren APIK yaitu “Untuk mencetak muslim yang alim dan amil”, dengan melestarikan dan

mempertahankan kemurnian ajaran Islam dengan paham Ahl Sunnah wal Jama’ah dan

meningkatkan pemberdayaan umat.

Page 4: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

106

peduli dan mempunyai komitmen untuk tafaqquh fiddin. Komponen tersebut

membuat pondok pesantren senantiasa bersikap kooperatif dengan dunia luar,

terutama masyarakat sekitar pondok pesantren. Sebagaimana awal berdirinya

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, masyarakat sekitar pondok

pesantren adalah salah satu yang memiliki peran dan dorongan baik moril

maupun materiil sehingga pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu dapat

berdiri disekitar masyarakat Kaliwungu.

Berdirinya pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu telah melalui

beberapa zaman, dari mulai zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang

hingga zaman kemerdekaan sekarang, pimpinan pondok pesantren selalu

dipegang dari keturunan atau kerabat pendirinya, dan telah mengalami lima

kali pergantian kepemimpinan.

Pada masa KH. Muhammad Irfan Musa (W. 1931 M), lurah pondok

pesantren dipercayakan kepada ponakannya K. Ahmad Ru`yat (W. 1968) dan

dibantu oleh K. Usman Abdurrosyid, yang selanjutnya lurah pondok pesantren

dipercayakan kepada K. Idris3 dari Kempek Cirebon. Menurut KH. Irfan,

beliau dipandang paling dewasa di antara para santri yang lain.

Semasa kepemimpinan KH. Irfan (W.1931), pondok pesantren Salafiyah

APIK menunjukkan perkembangannya. Kyai ini dikenal penyabar dan teliti

dalam mengajar santri. Pada saat beliau meninggal, putra KH. Muhammad

3 K. Idris adalah putra dari K. Kamali, seorang kyai besar dari Cirebon Jawa Barat.

KH.Idris tercatat sebagai pengajar terpenting di pondok pesantren Tebuireng sejak tahun 1953.

Beliau menikahi Izzah, salah seorang putri Khadarat Asy-Syaikh KH. Hasyim Asy`ari. Beliau

mengajar di Tebuireng hanya sampai tahun 1973, dan memutuskan untuk menetap di Saudi

Arabia sejak tahun tersebut (Dhofier, 1982: 67 dan 108).

Page 5: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

107

Irfan belum ada yang dipercaya untuk mengelola pondok pesantren, sehingga

digantikan oleh KH. Ahmad Ru`yat (W. 1968), yang merupakan keponakan

dari KH. Muhammad Irfan, anak dari salah seorang kakaknya yaitu KH.

Abdullah. Sebelum dipercaya sebagai pengelola dan menjadi lurah pondok

pesantren, beliau menimba ilmu pada K. Idris di pondok pesantren Jamsaren

Solo.

Masa kepemimpinan KH. Ahmad Ru`yat, Pondok pesantren Salafiyah

APIK mengalami kemajuan, ditandai dengan bertambahnya santri yang belajar

di Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu tidak saja dari Jawa tetapi

juga dari luar Jawa. Setelah KH. Ahmad Ru`yat meninggal, pimpinan pondok

pesantren diserahkan KH. Humaidullah Irfan (W. 1985). Latar belakang

pendidikannya antara lain pernah belajar pada KH. Hasyim Asy`ari di pondok

pesantren Tebu Ireng Jombang, pondok pesantren Lirboyo Kediri dan pernah

belajar pada K. Dimyati di pondok pesantren Termas Pacitan. Beliau sekelas

dengan KH. Zarkasi Gontor, KH. Abdul Hamid Pasuruan dan KH. Muslih bin

Abdurrahman, Mranggen. KH. Humaidullah Irfan dibantu oleh KH. Dimyati

Ro`is sebagai lurah pondok pesantren. KH. Dimyati Ro`is pernah menjadi

anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, dan beliau termasuk kerabat

pendiri pondok pesantren, menantu KH. Ibadullah Irfan, adik dari KH.

Humaidullah Irfan. Pada masa kepemimpinan KH. Humaidullah Irfan, pondok

persantren Salafiyah APIK mengalami kemajuan setapak, karena pada tahun

1970 dimulai sistem pendidikan baru yakni sistem klasikal untuk kelas-kelas

Madrasah Persiapan dan Madrasah Tsanawiyah.

Page 6: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

108

Selanjutnya setelah KH. Humaidullah Irfan meninggal, kedudukan

sebagai pengelola pondok pesantren dipercayakan kepada salah seorang putra

beliau, yakni KH. Muhammad Imron Humaidullah dan dibantu adiknya KH.

Muhammad Sholahuddin Humaidullah. KH. Muhammad Imron Humaidullah

pernah belajar di pondok pesantren Banyuwangi, dan pada K. Muhamadun di

Tayu. Sedangkan KH. Muhammad Sholahuddin Humaidullah disamping

belajar di pondok pesantren Lirboyo, pernah belajar di pondok pesantren

Tebuireng Jombang, pondok pesantren Pacul Goang Jombang, dan bertabarruk

pada KH. Abdullah Faqih Tuban, KH. Muslih Tingkir Bojonegoro dan KH.

Jamaluddin Kediri.

Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu tidak bisa dipisahkan dari

figur seorang kyai, kyai merupakan pucuk pimpinan dan sebagai penuntun dan

panutan. Kyai di pondok pesantren Salafiyah APIK adalah pemegang

kekuasaan tertinggi, berjalan dan tidaknya suatu kegiatan pondok pesantren

terletak pada kyai.

Sebagaimana pendapat KH. Sholahuddin Humaidullah bahwa di pondok

pesantren adanya hanya kyai dan santri, berbeda dengan lembaga lain secara

struktural, kyai adalah sebagai sentral pendidikan yang mendidik para santri.

Disamping itu kyai berfungsi sebagai panutan dan menjadi buih dari segi

keintelektualan maupun dari segi kepribadian yang dicerminkan dalam tingkah

laku sehari-hari.4

4 Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah, Tanggal 17 November 2011

Page 7: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

109

Kharisma dari kyai pendahulu atau pendiri pondok pesantren ikut

memberi citra positif masyarakat terhadap para kyai pewarisnya. Umumnya

kyai dalam pondok pesantren adalah anak dari kyai, faktor hubungan keluarga

melalui sisilah seorang kyai dipandang akan mewarisi kekyaiannya dari orang

tuanya, misalnya jika bukan ayahnya sebagai kyai, mungkin kakeknya atau

nenek moyangnya yang lebih atas lagi adalah seorang kyai. Sebagaimana

tecover di atas, sejak mulai berdiri hingga sekarang, pimpinan pondok

pesantren tetap dipegang oleh keturunan dan kerabat dari K. Irfan Musa

sebagai pendiri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu.

Umumnya kyai dan kerabatnya menikmati hak-hak istimewa di tengah-

tengah masyarakat. Pergaulan dalam lingkungan pondok pesantren antar kyai

dengan santri biasanya cenderung berbentuk budaya “feodalistik” yaitu antara

pemimpin dengan yang dipimpin terjadi hierarchis yang jelas. Seperti di

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, kepatuhan santri terhadap kyai

tidak hanya ditunjukkan dengan mengikuti peraturan yang berada di pondok

pesantren tetapi sikap lain diantaranya santri tidak menatap kyai saat berbicara,

jika akan menghadap kyai masih terdapat budaya sebagaimana berada di

kerajaan santri berjalan dengan membungkukkan badan dihadapan kyai.

Sebagaimana salah satu di antara Panca Jiwa pondok pesantren

(Soebahar, 2013: 42) yaitu jiwa ikhlas berarti Sepi Ing Pamrih (Tidak didorong

oleh motif untuk meraih keuntungan tertentu), karena niat utama hanyalah

ibadah semata. Jika prinsip ini menjadi semangat utama, maka akan tercipta

situasi hidup yang harmonis antar semua unsur pondok pesantren. Prinsip

Page 8: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

110

tersebut terlihat adanya ikatan antara kyai dan santri sangat erat, baik dhahir

maupun batin. Pendapat Ust. Miftahul Anwar (lurah pondok)5 mengemukakan

bahwa kyai adalah sebagai orang tua, karena merupakan orang yang selalu

memberi ilmu kepada santri dan mendapat kepercayaan dari orang tua santri

untuk mendidiknya. Budaya hormat dan ta`zhim terhadap kyai dan guru

merupakan nilai kultural yang berada di pondok pesantren Salaf, berani

menderita untuk mencapai tujuan, hingga kepercayaaan pada barakah

(Mughist, 2008: 137-138). Hal ini direalisasikan diantaranya apabila santri

akan pulang harus ijin atau mohon restu kepada kyai.

Budaya penghormatan dan rasa ta‟zhim pada kyai diajarkan di pondok

pesantren dan itu telah di ajarkan dalam kitab ta’lim al muta’alim. Sebuah

kitab yang berisi tentang tata krama seseorang dalam menuntut ilmu. Dengan

demikian belajar dianggap sebagai ibadah. Sebagaimana pendapat Wolfgang

Karcher (1987: 251) yaitu jika berlama-lama di pondok pesantren tidak pernah

dianggap sebagai suatu masalah, keberadaan ijazah sebagai tamat belajar tidak

terlalu dipedulikan, dan lahirnya budaya restu kyai yang terus bertahan hingga

saat ini.

Budaya pondok pesantren Salafiyah lainnya yaitu hubungan santri

dengan masyarakat sekitar adalah sebagai tetangga. Budaya tersebut menurut

Mukti Ali (Maunah, 2009: 32), tercermin dari prinsip kemandirian yang

terdapat dalam salah satu pendidikan pondok pesantren, memiliki arti semangat

untuk menolong diri sendiri. Kemampuan untuk bertahan (sustainability) dan

5 Wawancara dengan Ust. Miftahul Anwar (Lurah Pondok), Tanggal 14 November 2011

Page 9: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

111

kuat dalam menghadapi tantangan dan didukung oleh keakraban hubungan

antara kyai-santri-masyarakat. Hubungan santri dan masyarakat itu sendiri

dibatasi dan disesuaikan dengan kehidupan atau kegiatan pondok pesantren,

artinya santri boleh mengikuti kegiatan masyarakat apabila kegiatan itu

mendukung dengan tujuan santri datang ke pondok pesantren yaitu untuk

menuntut ilmu, dan santri mengikuti kegiatan masyarakat untuk menambah

wawasan dan pengalaman.

Sebuah lembaga pasti ada keorganisasiannya, yaitu sebuah kesatuan yang

terdiri dari orang perorangan sehingga tersusun menjadi satu kesatuan dan

berkesinambungan. Demikian halnya dengan pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, yang memegang kendali adalah seorang kyai.

Selain seorang kyai yang menjadi pemangku pondok pesantren, pengurus

pondok pesantren membantu dalam menjalankan tugas kyai. Pengurus pondok

pesantren diambil dari pihak keluarga dan santri-santri senior yang memang

sudah berpengalaman.

Susunan pengurus pondok pesantren Salafiyah APIK merupakan

lembaga pendidikan keagamaan, kepengurusannya dipimpin oleh seorang kyai

yang di bantu kepala pondok pesantren, wakil dan jajarannya yang meliputi

sekretaris, bendahara, keamanan, perweselan, kesehatan dan pembantu umum.

Pondok pesantren Salafiyah APIK memiliki empat komplek yang pada tiap-

tiap kompleknya di pimpin oleh kepala komplek atau yang terkenal dengan

sebutan kepala Jam‟iyah.

Page 10: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

112

B. Santri

Santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah termasuk

santri mukim atau santri yang tinggal menetap di pondok pesantren. Jumlah

santri pondok pesantren APIK Kaliwungu saat ini tidak sampai 1000 orang dan

seluruhnya santri laki-laki, karena memang pondok pesantren ini hanya

menerima santri laki-laki, dan cara berpakaian santri dengan menggunakan

sarung dan peci.

Sejak kepemimpinan KH. Ahmad Ru`yat, santri pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu mulai mengalami perkembangan. Mereka banyak

yang datang dari beberapa daerah, letaknya berjauhan dengan kota Kaliwungu.

Pada umumnya santri berasal dari daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah,

seperti Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak,

Kudus, Pati, dan ada pula yang berasal dari Jawa Barat, seperti daerah Banten,

Krawang, Cirebon, Majalengka. Sedangkan yang berasal dari Jawa Timur,

rata-rata berasal dari Banyuwangi, Nganjuk, Madura, dan dari luar Jawa. Latar

belakang santri diantaranya anak petani dan nelayan. Selain itu, semangat

pluralisme (Maunah, 2009: 21-22) juga diterapkan oleh dunia pondok

pesantren, karena biasanya tidak ada pembatasan peserta didik, baik suku, ras

atau bahkan agama.

Mereka tidak saja memiliki keanekaragaman daerah asalnya, melainkan

juga dilihat dari latar belakang pendidikannya. Diantaranya memiliki latar

belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD), sedangkan sebagian lainnya telah

menamatkan SMP, bahkan terdapat di antara mereka yang telah menyelesaikan

Page 11: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

113

pendidikan SMA. Namun mereka datang dan mengikuti pendidikan di pondok

pesantren ini dengan motivasi yang sama, yakni hanya semata-mata ingin

memiliki pengetahuan agama yang kelak menjadi pedoman serta tuntutan

hidupnya.6

Untuk orientasi ke masa depan, mereka juga hanya sebatas ingin

memiliki pengetahuan dalam bidang ilmu agama yang mungkin akan

diamalkan dalam kedudukannya sebagai guru mengaji, menjadi kyai di daerah

asalnya masing-masing. Mereka datang atas kemauan sendiri serta atas

dukungan moral maupun materiil dari keluarga, memilih tinggal di pondok

pesantren Salafiyah APIK sebagai tempat belajar, bukan lantaran lembaga ini

menyebarkan semacam iklan, melainkan informasi diperoleh dari mulut ke

mulut, terutama melalui pihak-pihak yang pernah mengikuti pendidikan atau

pernah mengirimkan anggota keluarganya di lembaga pendidikan tersebut.7

Antara tujuan pendidikan dengan motivasi ataupun dorongan dari para

orang tua maupun santri, terdapat satu tujuan pondok pesantren Salafiyah

APIK yaitu “Mencetak muslim alim yang amil”. Maksudnya bukan hanya

mencetak santri yang berpengetahuan agama yang cukup, melainkan selain

berakhlak al-karimah dapat pula mengamalkan pengetahuannya. Tidak saja

untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi juga untuk masyarakat luas.8 Sosok

pribadi yang seperti itu diharapkan dalam kehidupan masyarakat umumnya,

sebagai tokoh spiritual yang menjadi panutan umat, tidak hanya mampu

6 Wawancara dengan Ust. Abdun Nafi`, Tanggal 14 November 2011

7 Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah, Tanggal 17 November 2011

8 Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah , Tanggal 17 November 2011

Page 12: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

114

memimpin upacara-upacara keagamaan tetapi juga mengetahui permasalahan

sosial keagamaan yang dihadapi umat serta dapat memberikan jalan keluarnya,

memberikan bimbingan dan nasehat serta dapat memberikan jalan keluarnya,

memberikan bimbingan dan nasehat dalam bentuk siraman rohani agar mereka

tetap berada di jalan yang benar.9 Hal tersebut dipertegas dalam surat At-

Taubah ayat 122 :

ا مَة اَة َةااَة وَة مِة ُةوْة وْة امُة ْة يَة ْةفِةرُة اْة َةفَةرَة فَة َةوْة َة ط ً َةافَّة اِة وْة طَةااِةفَةةٌة مِة ْة ُة ْة فِةرْة َةةٍة ُة ّةِة مِة يَةتَةفَةقَّ ُة يْةاِة اِة فِة االّةِة

وْة رُة يُة ْةذِة اِة مَة ُة ْة وَة عُةوْة إِةذَة َةوْة جَة اَة اَةعَة َّ ُة ْة إِةاَةيْة ِة ْة رَة وْة ذَةرُة (122 : اتوبة ) يُة ْة

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu‟min itu pergi semuanya (ke

medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam tentang agama dan untuk memberi

peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya” (Soenarjo, 1998: 301)

Selain itu pemimpin umat yang diidamkan di pedesaan adalah pemimpin

yang sederhana, merakyat, memiliki solidaritas hidup kebersamaan yang

tinggi. Kehidupan pondok pesantren tidak hanya membekali ilmu-ilmu

pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman.

Pengalaman hidup dilingkungan masyarakat pondok pesantren itu sendiri

yang dapat melahirkan watak kemandirian, tahan terhadap penderitaan, percaya

diri, tidak menggantungkan nasib hidupnya pada orang atau pihak lain, namun

memiliki solidaritas yang tinggi. Dalam kehidupan masyarakat, santri dilatih

untuk hidup bermasyarakat, penuh kebersamaan, saling memegang, tolong

menolong, gotong royong, hidup bersama dalam suka dan duka. Di samping

dorongan oleh kebutuhan-kebutuhan kongkrit dalam kehidupan masyarakat

9 Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah, Tanggal 17 November 2011

Page 13: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

115

pedesaan, umumnya terhadap adanya pimpinan kerokhanian semacam itu,

tidak menutup kemungkinan dorongan-dorongan dari budaya masyarakat yang

memiliki kebanggaan jika misalnya mendapatkan menantu alumni pondok

pesantren, kebanggaan untuk memiliki anak yang berhasil menghafalkan Al-

Fiyah (kitab bahasa Arab puitis terdiri dari seribu bait), dan lain-lain. Semua itu

menjadi pendorong kenapa mereka memilih pondok pesantren sebagai tempat

belajar.

1. Kondisi Sosial Santri

Sebagian santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah

berasal dari pelosok desa, dan sebagian dari mereka adalah anak yang putus

sekolah (drop out). Mereka putus sekolah antara lain karena;

a. Mahalnya Biaya Pendidikan Formal

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadz Khudhori Khoiron10

selaku Kepala Sekolah Program Paket B dan Paket C di pondok

pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu. Banyaknya santri yang putus

sekolah (drop out) karena mahalnya biaya pendidikan sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan santri untuk bisa

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Walaupun sudah

ada dana BOS, siswa juga harus membeli seragam sekolah, alat tulis dan

buku pegangan yang semakin tinggi, sehingga memberatkan siswa untuk

melanjutkan sekolah.

10

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 14: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

116

Namun dengan adanya dana BOS dan program Wajar Dikdas yang

diselenggarakan oleh pemerintah khususnya bagi pondok pesantren

Salafiyah, hal ini memberikan kesempatan kepada santri untuk

memperoleh pendidikan formal.

b. Mata Pencaharian yang Tidak Stabil

Mata pencaharian orang tua salah satu faktor bagi santri untuk

memperoleh kesempatan pendidikan yang layak. Mata pencaharian orang

tua santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu rata-rata adalah

sebagai petani, pedagang, dan pekerja tidak tetap. Kondisi ekonomi dan

lingkungan keluarga yang berbeda dari masing-masing santri, masalah

yang terdapat pada masing-masing santri pun akan berbeda.

Berdasarkan latar belakang kondisi yang berbeda dari masing-

masing santri, kesempatan dan niat untuk melanjutkan pendidikan pun

berbeda. Seperti salah satu santri yang berada di pondok pesantren

Salafiyah APIK, bernama Muhammad Taufik Hidayat11

berasal dari Desa

Pegandon, letaknya tidak jauh dari Kaliwungu Kendal. Sejak umur 12

Tahun atau setara dengan lulus Sekolah Dasar, ia masuk pondok

pesantren atas usulan orang tua dan karena faktor lingkungan tempat

tinggal, dimana anak-anak seusianya, para orang tua lebih memilih untuk

menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

2. Kondisi Pendidikan Santri

11

Wawancara dengan Taufiq (santri), Tanggal 13 April 2012

Page 15: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

117

Kondisi pendidikan santri pada saat awal masuk di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu masih rendah, dikarenakan kondisi sosial

sebagaimana tersebut di atas yaitu masih mahalnya biaya pendidikan dan

mata pencaharian yang tidak menentu. Sebagaimana PP RI No. 55 Tahun

2007 Pasal 14 ayat 3 (2007:17) yaitu pondok pesantren dapat

menyelenggarakan 1 (satu) atau berbagai satuan dan/atau program

pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal. Berdasarkan PP

RI No. 55 tersebut di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu,

terdapat dua pendidikan yang harus dilalui oleh santri, yaitu; pendidikan

formal dan pendidikan non formal.

C. Pendidikan dan Pengajaran

Kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berada di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu di bagi dalam beberapa macam kegiatan

pendidikan dan pengajaran, sebagai berikut ;

1. Program Pendidikan Madrasah

Pondok pesantren Salafiyah APIK merupakan pondok pesantren

Salafiyah yang memiliki dan mengelola lembaga pendidikan sendiri, yaitu

Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah (MSMH). Setiap santri pondok

pesantren Salafiyah APIK harus belajar serta sekolah di madrasah tersebut.

Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah adalah lembaga pendidikan Diniyah

non formal di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu. Berdirinya

Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah tidak bersamaan dengan berdirinya

Page 16: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

118

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu dan melewati dari beberapa

generasi kyai, yaitu pada masa generasi ketiga tahun 1970, saat KH.

Humaidullah Irfan menjadi pemimpin di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu.

Untuk mengikuti pendidikan di MSMH pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, para santri tidak diwajibkan mengikuti pendidikan sejak

dari tingkat Persiapan, namun bisa saja masuk pada tingkat Aliyyah,

tergantung dari bekal ilmu pengetahuan agama yang telah dimiliki sebelum

masuk di pondok pesantren ini. Akan tetapi untuk dapat mengikuti pelajaran

tidak sejak dari tingkat Persiapan, santri perlu di test terlebih dahulu. Secara

prosedural para calon santri harus mendaftarkan diri pada setiap awal tahun,

dengan mengisi formulir pendaftaran serta memenuhi beberapa syarat yang

telah ditentukan.

Formulir pendaftaran selain dikemukakan identitas pribadi, seperti

nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat/ tempat tinggal, latar

belakang pendidikan umum maupun pondok pesantren, nama orang tua/

wali, pekerjaan orang tua/wali, juga motivasi dan tujuan mengikuti pelajaran

di lembaga tersebut. Sesuai dengan latar belakang pendidikan, maka calon

santri dapat memilih kelas yang akan dituju. Hanya saja untuk memasuki

tingkat Tsanawiyah maupun Aliyyah harus di test terlebih dahulu hafalan

nadzam dari suatu kitab yang telah ditentukan dengan jumlah bait tertentu

pula, sebagai syarat untuk mengikuti test tertulis.

Page 17: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

119

Seleksi penerimaan santri baru di MSMH pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, bagi santri baru yang masuk pada tingkatan selain

Sekolah Persiapan I harus mengikuti tes hafalan dan tertulis yang

diselenggarakan oleh panitia penerimaan santri baru MSMH. Syarat lainnya

santri terlebih dahulu membayar administrasi pendaftaran sebesar yang

ditentukan oleh panitia. Sedangkan untuk santri baru yang masuk kelas

Sekolah Persiapan I tidak diadakan tes, langsung masuk kelas yang sudah

ada.

Pada mulanya lembaga pendidikan ini hanya memakai metode

„‟Bandongan” dan ‟‟Pengajian Weton”. Namun pada perkembangannya

masih ada yang dirasakan belum memuaskan, sedangkan masyarakat yang

kian kritis dan maju menginginkan suatu metode pendidikan yang lebih

efektif dan efesien.

Adanya kondisi yang demikian menurut Cak Nur (1985: 96-106)

bahwa keterbelakangan tersebut muncul karena faktor kesenjangan

antisipasi terhadap perkembangan modernitas dan rasionalitas. Hambatan

tersebut secara garis besar berhubungan erat dengan kondisi internal pondok

pesantren, baik lingkungan, santri, kurikulum, model kepemimpinan

maupun alumninya.

Berdirinya MSMH berdasarkan adanya antisipasi perkembangan

zaman yang kemungkinan makin terpisah dari tuntutan syari‟at agama

(Fiqih). Oleh karena itu pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

merasa perlu membangun lembaga pendidikan dengan spesialisasi Fiqih.

Page 18: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

120

Selanjutnya KH. Humaidullah Irfan, mulai didirikan MSMH dengan model

sistem klasikal.

Adapun selain kitab-kitab yang menjadi kajian pokok kajian,

dipelajari di luar jam sekolah (kegiatan Madrasah). Keseluruhan kitab-kitab

klasik yang diajarkan di pondok pesantren dapat digolongkan ke dalam 8

kelompok, yaitu nahwu (syntax) dan sorof (morfologi), fiqh, ushul fiqih,

hadits, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, dan cabang-cabang lain seperti

tarikh dan balaghah. Pengelompokkan kitab-kitab klasik tersebut tidak jauh

berbeda yang diajarkan di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

yaitu beberapa ilmu yang tercakup dalam pendidikan agama Islam yang

diajarkan.

Materi yang dikaji semuanya bersumber dari berbagai kitab klasik

(kitab kuning) yang meliputi beberapa ilmu. Beberapa ilmu yang dimaksud

disini adalah ilmu yang tercakup dalam Pendidikan Agama Islam, di

antaranya ; Nahwu & Sharaf (lughat), fiqih (hukum syar‟i/eksoteris), tauhid

(akidah/teologi), tasawuf (akhlak/isoteris), hadits, tafsir, musthalah hadits,

baca tulis al-Qur‟an dan tarikh.

Satu ilmu yang dikaji oleh masing -masing tingkatan yang berbeda.

Sistem klasikal yang dilaksanakan di pondok pesantren Salafiyah APIK

melalui MSMH dilaksanakan secara berjenjang selama delapan tahun,

dengan ketentuan ; Tingkat Sekolah Persiapan (SP) ditempuh selama dua

tahun dengan sistem jenjang kelas, yakni kelas Sekolah Persiapan I dan

Sekolah Persiapan II, masing–masing kelas dibagi dua (A & B). Pada

Page 19: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

121

tingkatan ini (awal), sebagaimana namanya “Persiapan“, para santri

disajikan menu-menu pelajaran yang bersifat dasar dari beberapa ilmu yang

ada di tingkat seatasnya (Madrasah Tsanawiyah dan Aliyyah).

Tentang kurikulum MSMH rujukan bahan materi pelajarannya

semuanya mengacu pada kitab kuning. Kurikulum di MSMH merupakan

kurikulum agama murni, satuan kurikulum tersebut, berdasarkan kitab

rujukan yang dipakai pada sekolah Persiapan I – II.

Selanjutnya Tingkat Madrasah Tsanawiyah ditempuh selama tiga

tahun, yakni Kelas I, II, dan III dengan masing-masing kelas dibagi menjadi

dua (A & B). Tingkat Tsanawiyah merupakan tingkat lanjutan dari jenjang

yang ada di bawahnya (Sekolah Persiapan I/II). Oleh karena itu, semua

materi yang dikaji adalah kelanjutan dari pelajaran atau ilmu yang sama dari

tingkat dibawahnya.

Sedangkan Tingkat Aliyah sama halnya dengan tingkat Tsanawiyah,

ditempuh tiga tahun, dengan jenjang kelas I, II, & III, dan masing-masing

dibagi menjadi dua (A & B). Pada tingkatan ini para santri ditekankan pada

pemahaman dan aplikasi (amaliyah) materi pelajaran, disamping tetap ada

tuntutan hafalan. Santri yang masuk pada tingkat Aliyah harus bisa

membaca, memahami dan sekaligus mengamalkannya. Orientasi ini

merupakan pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu melalui lembaga pendidikannya MSMH, sehingga plat

from (motto) pondok pesantren “ Ikhtiyar mencetak orang yang alim dan

alim “ dapat terealisasikan.

Page 20: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

122

Pada dasarnya pembelajaran yang disusun dan diaplikasikan di

MSMH mengacu pada prinsip Tafaqquh fi ad-Din. Semua materi pelajaran

yang dikaji menekankan pada sistem muhafadhah, pemahaman, dan

praktek. Materi yang berbentuk nadhaman, khususnya yang berafiliasi pada

nahwu, sharaf, dan balaghah (sastra) santri harus hafal di luar kepala dan

sekaligus dituntut bisa menerapkannya. Sebagaimana orientasi dari ilmu itu

sendiri sebagai ilmu alat, santri yang telah mengkajinya harus bisa baca

kitab kosongan, artinya santri mampu membaca kitab yang berteks dan

berbahasa Arab tanpa syakal lancar, benar sesuai kaidahnya, dan

menangkap maksud yang terkandung pada isinya sehingga siap untuk

dipresentasikan.

Meskipun demikian, ilmu – ilmu selainnya tetap tidak diabaikan

karena sama juga pentingnya untuk ditelaah dan diamalkan kandungannya.

Khususnya ilmu teologi, fikih dan akhlak yang bersifat amaliyah santri

diharapkan benar-benar mampu mengaktualisasikan dalam konteks

kekinian.

Akan tetapi untuk bisa mengakses pemahaman yang optimal dan

berpikir kritis terhadap apa yang dikaji/diperoleh dari kandungan kitab,

santri pondok pesantren Salafiyah APIK belum bisa

mengimplementasikannya kecuali telah menguasai ilmu lughat dan sastra

Arab, hal ini karena semua kajian materi yang dipelajarinya menggunakan

bahasa Arab, sehingga tidak bisa memahami dan mengkritisi kandungan

kitab bila tidak menguasai dan mempraktekkan ilmu lughat.

Page 21: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

123

Semua pelajaran yang ada pada kurikulum MSMH sangatlah penting

dan bermanfaat untuk mencetak santri pondok pesantren Salafiyah APIK

menjadi santri yang shaleh, baik secara pribadi ataupun sosial, dan amil.

Pelajaran yang diprioritaskan pada semua jenjang/ tingkatan kelas adalah

nahwu, sharaf, dan lughat.

Berbagai metode yang diterapkan oleh para pengajar, khususnya para

mustahiq kelas (wali kelas), untuk mematangkan penguasaan santri terhadap

materi pelajaran yang dikaji. Para pengajar yang masuk kelas dengan mata

pelajaran yang diampunya, sebelum memulai pelajaran baru, santri

sebelumnya di tes, ditanya/diminta membaca kitab terlebih dahulu tentang

materi pelajaran yang sudah disampaikan kepadanya, terkait dengan

tarkiban (struktur kalimat), isi kandungan, dan juga hafalan jika berbentuk

nadhaman. Selain itu, pada jam pertama sebelum para pengajar memulai uji

materi pada anak didiknya, para santri harus menglalar (mengulang kembali

dengan dibaca/dilafadzkan) pelajaran-pelajaran yang berbentuk nadhaman,

khususnya pelajaran nahwu selama kurang lebih ½ jam.

Para mustahiq akan bertanggung jawab secara penuh terhadap

perkembangan anak didiknya. Berbagai tahdzir (intimidasi) dan ta’ziran

(hukuman) bagi yang tidak hafal pelajaran sering disampaikan kepadanya,

seperti ; berdiri sampai pulang ketika kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung, di gundul bila sering tidak berangkat sekolah ataupun

musyawarah, dan sebagainya. Sehingga santri tidak akan naik kelas jika

pelajaran pokok tidak hafal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan,

Page 22: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

124

pelajaran yang wajib dihafalkan adalah nahwu/ilmu alat. Jadi, materi

pelajaran yang ditekankan adalah nahwunya. Sehingga berbagai upaya dan

metode diterapkan agar santri dapat memahami dan menguasai ilmu

tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MSMH pondok pesantren

APIK Kaliwungu, setiap santri yang naik pada jenjang/tingkatan seatasnya

ditetapkan beberapa prosedur kenaikan kelas, baik yang berkaitan dengan

hafalan, kedisiplinan, ataupun evaluasi pembelajaran. Di antaranya ;

Ketentuan hafalan, SP I : Nadham Aqidah al-Awam dan Sulam al-Mubtadi.

SP II: Nadham Matan al-Ajrumiyyah. MTs I : Matan al-Ajrumiyyah, al-

Awamil dan Tuhfat al-Athfal. MTs II :Nadham al-Imrithi. MTs III :

Nadham alfiyah 300 Bait. Aliyyah I : Nadham alfiyah 700 Bait. Dan

Aliyyah II : Nadham al-Jauhar Al Maknun.

Kegiatan pendidikan di MSMH pondok pesantren APIK Kaliwungu

dilaksanakan setiap hari, kecuali hari jum`at sebagai hari libur. Jadwal

kegiatan madrasah setiap harinya pada jam 8.00 sampai dengan 11.00 WIS

(selisih waktu Istiwa dengan Waktu Indonesia sekitar 15-30 menit), santri

mengikuti pelajaran di kelas masing-masing. Jadwal pelajaran telah disusun

dengan materi serta sumber-sumber kitab rujukan, semuanya merupakan

kitab kuning sesuai dengan tingkat pendidikan.

Kurikulum yang dipakai disebut sebagai kurikulum yang disusun

menurut kebijakan pimpinan pondok pesantren. Kemudian pada jam 16.30

sampai dengan 17.30 santri berada di kelasnya masing-masing untuk

Page 23: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

125

mengikuti kegiatan lalaran, yakni menghafal materi pelajaran yang

bersumber dari kitab dalam bentuk nadhaman (bait-bait puisi). Sedangkan

malam hari, selama dua jam setelah Isya` sejak jam 20.00 sampai dengan

22.00 WIS santri mengikuti kegiatan musyawarah12

yang dipimpin oleh

wali kelas. Setiap masalah yang diajukan dicoba untuk dipecahkan oleh

masing-masing musyawwir (peserta), tetapi jika gagal dijelaskan oleh wali

kelas.

Selain waktu-waktu untuk kegiatan terjadwal tersebut, santri dapat

menggunakan secara bebas untuk keperluan istirahat/tidur, atau mengurus

keperluan lain, seperti memasak, mencuci dan menyeterika pakain,

termasuk pula seperti membaca al-Qur`an, shalat tahajud dan lain

sebagainya.

Meskipun di pondok pesantren Salafiyah APIK telah menerapkan

sistem pendidikan klasikal, kegiatan mengajar di MSMH dalam

pengelolaannya tetap menerapkan model pembelajaran materi pelajaran

kepada santri yang disesuaikan dengan kondisi riil kehidupan pondok

pesantren, yaitu model “ bandongan dan sorogan.”

Sistem bandongan di MSMH diterapkan pada jam ke -3 atau pukul

16.30 WIS. Kitab yang dikaji adalah kitab penunjang pemahaman (kitab

Syarah) materi pelajaran nahwu di kelas masing-masing yang menjadi kitab

panduan kurikulum madrasah (kitab al-Muqarrabah). Sedangkan pagi

12

Musyawarah adalah semacam diskusi pendalaman terhadap materi pelajaran tersebut

pada esok harinya.

Page 24: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

126

harinya (jam pertama & kedua) sistem pembelajaran yang diterapkan adalah

memadukan di antara keduanya. Disamping santri ngabsahi kitab, mereka

terlebih dahulu diminta membaca, menarkib, dan memaknainya.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat pemahaman santri, para ustadz

menyelenggarakan evaluasi pembelajaran selama jangka waktu tertentu,

seminggu, sebulan, setengah tahun, dan satu tahun (akhir tahun) ajaran.

Setiap minggunya para santri oleh mustahiq kelas (wali kelas) diminta maju

dan di tes mengenai semua pelajaran atau pelajaran pokoknya yang telah

disampaikan oleh para ustadz yang masuk di kelasnya, baik yang berkaitan

dengan hafalan, pemahaman, interpretasi (disuruh menerangkan), atau

nahwunya. Model pembelajaran ini biasa dilakukan pada hari Sabtu jam

pertama. Sedangkan untuk tiap bulan evaluasi yang diterapkan adalah

ulangan tertulis atau setoran hafalan pelajaran pokok, dan pada dekade

setengah tahun diselenggarakan ulangan semester.

Model pembelajaran pertama yang diterapkan di MSMH pondok

pesantren APIK Kaliwungu dengan sistem klasikal adalah pertemuan antara

pengajar (ustadz) dengan murid (santri) dalam rangka penyampaian materi

pelajaran di kelas. Alokasi waktunya satu minggu libur satu kali, yaitu pada

hari Jum‟at, dengan dua kali pertemuan untuk seharinya (jam pertama dan

kedua) dan durasi waktunya dua jam setiap pertemuan. Adapun porsi materi

yang disampaikan oleh pengajar disesuaikan dengan buku silabus pelajaran

madrasah.

Page 25: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

127

Pada dasarnya model pembelajaran yang diterapkan di kelas, oleh para

pengajar (ustadz) mengacu pada ketentuan umum yang telah ditetapkan

pengurus. Model pembelajaran yang ada di MSMH tidak jauh dari metode

yang diajarkan oleh para ustadz karena saling berhubungan, hanya saja

model pembelajaran yang paling signifikan di MSMH adalah adanya waktu

yang disediakan oleh madrasah untuk membahas dan mengkaji ulang

(memusyawarahkan) materi pelajaran yang telah disampaikan oleh

guru/ustadz pada setiap malamnya selain hari libur (hari Minggu) di semua

kelas yang ada di MSMH.

Adanya media musyawarah, para santri diberi kesempatan untuk

bebas menanyakan materi pelajaran yang dikaji secara kritis melalui diskusi

(mujadalah) dengan teman sekelasnya. Lewat forum ini banyak manfaat

yang dapat diperoleh oleh santri. Disamping sebagai wahana untuk

memuraja‟ah pelajaran, mereka yang terbiasa berdiskusi akan terlatih

mental dan pemikirannya dalam memahami, mengkritisi, dan

menyampaikan apa yang menjadi ide/pendapatnya. Sehingga hal ini

merupakan salah satu corak dari beberapa model pembelajaran di pondok

pesantren dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang

berkualitas di masyarakat.

Selain itu, ada pula sistem lalaran yang dijadwalkan dua kali dalam

satu minggu, yakni pada hari Sabtu dan Selasa pukul 16.30 WIS. Sistem ini

berkonsentrasi pada pengulangan pelajaran-pelajaran yang telah dihafal

dengan tujuan agar materi yang telah dihafal tidak lupa. Teknisnya

Page 26: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

128

mentalafudhkan teks pelajaran bila bentuk materinya kalam natsar, dan

melagukannya bila berbentuk kalam nadzam/syi‟iran. Materi pelajaran yang

dilalar pada umumnya adalah pelajaran pokok (Nahwu).

Titik tekan pada pembelajaran ini adalah santri mampu

mengucapkan/melafalkan materi pelajaran dengan lancar tanpa

melihat/membaca teks. Para dewan mustahiq memprogram alokasi waktu

untuk setoran para santri yang sudah hafal pelajaran (khatam) dengan tuntas

(mastery learning) secara tatap muka langsung.

Model pembelajaran lain yang diterapkan di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu ini adalah ngaji bandongan. Ngaji bandongan

diselenggarakan dengan tujuan membantu penguasaan dan penambahan

materi pelajaran pokok (nahwu) yang diajarkan di pagi hari dengan

menggunakan kitab al-Muqarrabah (kitab yang telah dikodifikasi oleh kyai

sebagai acuan pembelajaran di kelas). Kitab yang dikaji dalam ngaji

bandongan pada dasarnya sama dengan kitab al-Muqarrabah, tapi cakupan

materinya lebih luas dari pada kitab al-Muqarrabah.

Sistem bandongan yang ada di MSMH pondok pesantren Salafiyah

APIK termasuk dalam kategori metode pembelajaran, metode ini

menekankan pada praktek pembacaan dan pemahaman isi dan tarkiban teks

yang ada di kitab secara benar sesuai dengan kaidahnya, sehingga

penguasaan materi pelajaran lughat (nahwu, sharaf, dan balaghah) oleh para

santri bisa dituangkan langsung dihadapan kyai / ustadz. Dengan metode

semacam ini lahir pula pola pembelajaran munaqasah di pondok pesantren.

Page 27: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

129

Sedangkan model kelas yang ada di MSHM sama halnya dengan kelas

yang ada di lembaga pendidikan di luar pondok pesantren, hanya saja

berbeda pada Tingkat Persiapan (SP)/Dasar. Bila di sekolah-sekolah formal

Tingkat Dasar (SD) biasa ditempuh enam tahun, yang selanjutnya ke tingkat

Tsanawiyah (SMP), di MSMH hanya ditempuh dua tahun yang selanjutnya

ke tingkat seatasnya, ini pun mungkin berbeda dengan pondok pesantren

lain di luar Kaliwungu, seperti pondok pesantren Lirboyo, pondok pesantren

Sarang, pondok pesantren Tegal Rejo, dan sebagainya, pondok pesantren

tersebut tidak menerapkan model tingkat dasar dengan istilah SP yang

ditempuh 2 tahun. Tingkat Tsanawiyah dan Aliyah sama dengan tingkat

Tsanawiyah dan Aliyah pada lembaga pendidikan yang lainnya, baik

pendidikan pondok pesantren ataupun pendidikan formal, masing-masing

tingkatan ditempuh 3 tahun.

Jumlah kelas yang ada di MSMH semuanya ada 15 kelas/ruangan.

Semua kelas berada di lingkungan pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu, walapun tidak berada pada satu tempat. Proses manajemen yang

diselenggarakan MSMH pondok pesantren Salafiyah APIK diantaranya dari

segi administrasi, honor pengajar (ustadz) MSMH pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu untuk tiap bulannya, masing- masing pengajar

berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat kesenioran/jabatannya. Kepala

Madrasah, Wakil, Sekretaris, Bendahara. Begitu pula dengan pengajar yang

merangkap mustahiq juga berbeda dengan pengajar biasa. Honor pengajar

diberikan setiap bulannya pada tanggal 15 tahun Hijriyah. Sedangkan untuk

Page 28: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

130

pengurus diberikan setiap awal tahun Hijriyah. Dan banyak sedikitnya

honor yang diterima oleh para pengajar pada tiap tahun, secara prakteknya

tidak bisa ditentukan secara nominal berapa besarnya, tergantung dengan

kondisi keuangan yang ada dan kebutuhan rumah tangga MSMH. 13

Sebagai penunjang suksesnya pelaksanaan KBM di MSMH pondok

pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, santri membayar admisnistrasi

pendaftaran, ianah /iuran tiap bulan (pembayaran iuran nya tidak ditetapkan

tiap bulan). Pembayaran dalam jangka satu tahun diangsur tiga kali, yakni;

Tahap awal masuk madrasah (bulan Syawal-Dzulhijjah), tahap kedua pada

bulan Shafar sampai awal bulan Rabi‟ul Awal (Maulud), dan menjadi

persyaratan untuk bisa mengikuti tes semeter I yang diselenggarakan pada

bulan Rabi‟ul Awal (Maulud), dan tahap ketiga dilangsungkan pada bulan

Jumadi Tsani-Rajab, dan persyaratan untuk bisa mengikuti tes semester II

(kenaikan kelas).

Namun tidak semua santri dikenakan biaya pendaftaran yang sama,

melainkan disesuaikan dengan tingkatan masing-masing dan statusnya.

Santri baru dengan santri lama berbeda dalam jumlah iuran pembayarannya.

Sedangkan besarnya nominal iuran untuk jangka waktu tertentu dapat

berubah, sesuai dengan kebutuhan.

2. Kegiatan Ektrakurikuler

13

Wawancara dengan Ustadz Abdun Nafi`, Tanggal 14 November 2011

Page 29: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

131

Kegiatan ekstrakulikuler di pondok pesantren semuanya tidak lepas

dari tujuan pengembangan bakat dan kreativitas para santri. Meskipun

tujuan utama pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah tafaqquh

fi ad- din, pengelola pondok pesantren APIK tetap memberikan fasilitas

ruang gerak yang bersifat teknis, manfaatnya untuk menopang ilmu pokok

yang dipelajari, dikaji, dan diamalkan oleh para santrinya, sehingga peranan

pondok pesantren di masyarakat tidak dikatakan jumud/ortodok (hanya

mempelajari ilmu-ilmu agama), tetapi bernuansa dinamis, fleksibel, relevan,

dan selalu mengikuti perkembangan dari masa ke masa.

Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di pondok pesantren meliputi

berbagai bidang, sehingga para santri yang berminat mengikutinya tinggal

memilih sesuai dengan bakatnya, di antaranya ;

a. Kegiatan Bahtsul Masail

Kegiatan bahtsul masail14

di pondok pesantren merupakan kegiatan

utama. Secara teknis bahtsul masail diselenggarakan untuk membahas

permasalahan/problematika kehidupan yang terjadi di masyarakat, dan

memerlukan kepastian hukum secara syar‟i sebagai solusi jawaban

dengan cara dimusyawarahkan.

14

Metode yang digunakan secara konvensional, yakni tiap peserta bahtsul masail

membacakan jawaban atas kasus/permasalahan yang diangkat oleh panitia kemudian

dirumuskan oleh tim perumus yang selanjutnya diperdebatkan/didiskusikan oleh para peserta

dengan dipandu oleh moderator, selanjutnya tahap akhir permasalahan dan jawaban

dilimpahkan oleh dewan hakim untuk diputuskan jawaban final yang dapat diterima oleh

semua peserta. Metode lainnya adalah metode presentasi, artinya kelompok/kelas yang

ditunjuk oleh panitia sesuai dengan yang dijadwalkan diharuskan mengangkat tema

permasalahan serta solusi jawabannya untuk dipresentasikan dihadapan peserta lainya,

sementara peserta lainya mengkritisi dan menyanggah isi dari makalah yang disampaikan bila

tidak sejalan dengan pandangan/gagasan peserta. Selanjutnya dewan hakim yang

mentashihnya.

Page 30: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

132

Waktu yang ditetapkan dalam penyelenggaraan kegiatan ini adalah

dua minggu sekali/setengah bulan sekali. Peserta yang ikut dalam

kegiatan adalah santri yang sudah tingkat Aliyah. Sementara santri yang

masih berada di tingkat bawahnya (MTs), belum bisa diikutkan dalam

forum bahtsul masail, sehingga ada kegiatan ektrakurikuler yang lain,

hampir sama dengan bahtsul masail, yaitu musyawarah wustha.15

Kegiatan semacam ini di MSMH pondok pesantren Salafiyah APIK

diklasifikasikan menjadi dua istilah, yakni musyawarah wustha dengan

musyawarah kubra dan bahtsul masail wustha dengan bahtsul masail

kubra. Pelaksanaan musyawarah dan bahtsul masail wustha diadakan

masing- masing tiap dua minggu sekali secara bergantian. Sedangkan

musyawarah dan bahtsul masail kubra dilakukan tiap setengah tahun

sekali sebelum pelaksanaan tes semester.

b. Falakiyah

Kegiatan ini dibentuk atas dasar tuntutan perlunya pengembangan

kurikulum yang telah ada, namun tidak efesien bila dimasukkan ke dalam

kurikulum tersebut karena memang falakiyyah di MSMH belum ada, jadi

sifatnya pelajaran baru. Sehingga, pelajaran ini dilangsungkan di luar jam

sekolah/bersifat tambahan (ekstra). Pelaksanaannya tiap 3 minggu sekali

15

Perbedaan antara bahtsul masail dengan musyawarah wustha adalah terletak pada

materi yang dibahas. Jika bahtsul masail yang dibahas adalah masalah hukum syar‟i terkait

dengan permasalahan kehidupan manusia, maka musyawarah wustha yang dibahas adalah

materi/ilmu nahwu sharaf.

Page 31: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

133

dengan pembimbing dari pengajar (dosen) UIN Walisongo Semarang dan

santri senior yang ahli di bidang ini.

Kajian dalam kegiatan ini berkisar tentang penentuan arah kiblat

dengan metode lama dan modern, penentuan jadwal waktu shalat dan

imsak, mengadakan praktik Ru‟yatul Hilal, dan merumuskan

penanggalan baik Hijriyah/Masehi.

c. Jurnalis

Kegiatan jurnalis yang diselenggarakan di pondok pesantren

Salafiyah APIK lewat MSMH bertujuan membantu pengembangan bakat

dan kreasi santri dalam bidang tulis menulis. Santri yang mengikuti

program ini dituntut untuk bisa menuangkan ide-ide/gagasan ke dalam

bahasa tulisan, tidak hanya pandai dan ahli berorasi (pidato) atau

berdiskusi tetapi juga mampu menulis dengan bahasa, ejaan, dan

penalaran yang benar sesuai dengan kaídahnya. Hal ini didasari oleh

pengalaman empiris dari para ulama yang menjadi kiblat keilmuan

mereka.

Jadwal kegiatannya diadakan sebulan sekali dengan cara

penyampaian materi dan tugas menyusun karya tulis dalam bentuk

apapun. Santri yang telah mengikuti program kegiatan ini bekerjasama

dengan pengurus perpustakaan dalam menyusun tugasnya, perpustakaan

MSMH terdapat referensi kitab atau buku yang dijadikan bahan

Page 32: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

134

kajiannya, mulai dari masalah agama, sosial, pendidikan, ekonomi,

budaya, bahasa, politik, dan lain sebagainya.

Lewat program semacam ini di pondok pesantren telah ada majalah

dinding (mading) santri sebagai wadah para santri untuk menuangkan

karya tulisnya, baik dalam bentuk artikel, sastra, karikatur, laporan, dan

sebagainya. Tidak hanya mading santri saja yang menjadi hasil dari

program ini, tetapi terbentuk pula tim buletin/majalah Fajar Magazine

santri untuk tiap bulannya. Sementara di luar pondok pesantren, ada

sebagian santri pondok pesantren APIK Kaliwungu yang terlibat dalam

penerbitan Buletin Assalamu’alaikum Remaja Masjid Islam Kabupaten

Kendal yang terbit tiap tiga bulan sekali.

d. Muhadatsah

Muhadatsah adalah sebuah kegiatan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa lisan, atau istilah lain adalah bentuk

percakapan/dialog dengan orang lain. Muhadatsah yang diterapkan

sebagai bentuk salah satu dari program tambahan di pondok pesantren

APIK Kaliwungu ialah membuat sebuah komunitas kecil dari peserta

(santri yang mengikutinya), selanjutnya menerapkan ketentuan berdialog/

berkomunikasi dengan bahasa Arab, atau secara simpel adalah

menerapkan percakapan dengan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-

hari/sewaktu berlangsungnya kegiatan tertentu.

Bahasa yang dipilih adalah bahasa Arab, berdasarkan pertimbangan

materi pelajaran yang dikaji yaitu mengkaji materi- materi ilmu agama

Page 33: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

135

yang berbahasa/berteks Arab. Materi pokok yang diprioritaskan dalam

pengkajian di tiap tingkatan atau kelas adalah pelajaran nahwu, sharaf

dan balaghah atau ilmu-ilmu yang membahas tentang rangkaian/struktur

kalimat, kaidah kebahasaan Arab, keindahan dan makna-maknanya.

Memang sebelumnya, di pondok pesantren Salafiyah APIK belum

ada program semacam ini walaupun para santrinya mayoritas tahu dan

pandai terhadap ilmu bahasa Arab tetapi kebanyakan dari mereka belum

pandai dalam menerapkan ilmu kebahasaannya ke dalam bentuk

percakapan, mereka hanya mampu menerapkannya dalam bentuk

pembacaan tulisan/menuliskan kalimat- kalimat berbahasa Arab.

Oleh karena itu, sangatlah urgen bila mereka yang sudah difasilitasi

materi bahasa Arab, lebih dari cukup untuk mengembangkannya dalam

bentuk praktek dialog/ percakapan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.

e. Pelatihan Komputer

Pelatihan komputer yang diadakan di pondok pesantren Salasiyah

APIK tidak dilaksanakan secara terpogram. Menurut ustadz Abdun Nafi`

selaku kepala sekolah MSMH (periode 2011-2012), pelatihan komputer

ini diberikan di ruang khusus komputer.16

Bagi santri yang akan

menggunakan dikenakan biaya setiap satu jamnya Rp. 1000. Biaya ini

dimaksudkan untuk mengganti listrik yang digunakan oleh santri.

Adapun santri yang biasanya belum bisa menggunakan komputer, dan

16

Wawancara dengan Ustadz Abdun Nafi`, Tanggal 14 November 2011

Page 34: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

136

bagi santri yang berniat untuk bisa menggunakan komputer sebagai

keahliannya biasanya mereka belajar dengan temannya atau meminta

para ustadz untuk mengajarinya.

D. Program Wajar Dikdas

Selain pendidikan MSMH yang berada di pondok pesantren Salafiyah

APIK, pendidikan lainnya yang diterapkan yaitu pendidikan sekolah Wajib

Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dalam bentuk program Paket B dan

Paket C. Program Wajar Dikdas yang ada untuk membantu santri yang

memiliki tingkat pendidikan masih minim. Hal ini sesuai dengan makna Wajib

belajar adalah gerakan nasional yang diselenggarakan di seluruh Indonesia bagi

warga Negara yang berusia 7 tahun sampai 15 tahun untuk mengikuti

pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat (Depag, 2003: 7).

Wajib belajar pendidikan dasar merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk mewujudkan critical mass. Dilaksanakannya wajib belajar ini memiliki

tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang terdidik, minimal

memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang esensial.17

Sebagaimana tujuan diadakannya Wajar Dikdas yaitu untuk memberi

dasar bekal pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat dan

17

Memiliki kemampuan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan dan ketrampilan

dasar yang esensial, diharapkan lulusan pondok pesantren Salafiyah dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau dapat dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan di

masyarakat.

Page 35: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

137

memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat

mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat

atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Program Wajar Dikdas diselenggarakan untuk memberikan pelayanan

pendidikan dasar seluas-luasnya kepada warga negara Indonesia tanpa

membedakan latar belakang agama, suku, sosial, budaya, dan ekonomi. Hal ini

sesuai Pasal 31 Ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa ”tiap-tiap warga negara

berhak memperoleh pendidikan”. Lebih jelas, dalam Pasal 31 Ayat

(2)dinyatakan bahwa ”tiap-tiap warga negara wajib memperoleh pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

Berdasarkan definisi tersebut, Wajar Dikdas ini diadakan karena

sebagian para santri menetap atau tinggal di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu masih berusia 12-15 Tahun. Usia 12-15 menurut tingkatannya baru

memiliki ijazah SD atau MI. Berdasarkan hal tersebut, pondok pesantren

Salafiyah APIK menerima kebijakan pemerintah tentang program Wajar

Dikdas.

1. Landasan Normatif

Untuk menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar

pondok pesantren Salafiyah melaporkan/mendaftarkan pada Kantor

Kementerian Agama, dengan tembusan kepada Kepala Dinas pada

Pemerintahan Daerah di Kabupaten atau Kota setempat, tentang kesiapan

dan kesanggupan pondok pesantren menyelenggarakan program Wajar

Dikdas.

Page 36: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

138

Berdasarkan laporan/pendaftaran tersebut, Kantor Kementerian

Agama setempat bersama instansi terkait lainnya akan melakukan klarifikasi

dan verifikasi. Selanjutnya Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

akan mengeluarkan piagam pengesahan tentang penetapan pondok

pesantren Salafiyah sebagai penyelenggara program Wajar Dikdas,

kemudian penetapan tersebut dilaporkan kepada Kantor Wilayah

Kementerian Agama propinsi setempat dan Kementerian Agama Pusat.

Walaupun dalam penyelenggaraan program ini mendapatkan

pengarahan dan bimbingan dari Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan

setempat, namun setiap pondok pesantren Salafiyah tetap berhak untuk

mengatur dan menentukan jadwal pendidikan serta proses pembelajaran

yang sesuai dengan kebiasaan, tradisi dan kondisi setempat. Di antara hak-

hak yang tetap melekat pada pondok pesantren tersebut ialah Pertama, hak

untuk mengalokasikan waktu pengajaran dan masing-masing mata

pelajaran. Kedua, hak untuk menerapkan metode pembelajaran, apakah itu

klasikal, tutorial, sorogan wetonan, atau individual. Ketiga, hak untuk

menetapkan masa/waktu pembelajaran semesteran atau catur wulan, atau

lainnya. Keempat, hak untuk mengembangkan ciri khas dan potensi pondok

pesantren baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang sosial dan

budaya. Dan Kelima, hak untuk memperoleh bantuan pengembangan

pondok pesantren baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Ketenagaan yang diperlukan untuk menyelenggarakan program Wajar

Dikdas pada pondok pesantren Salafiyah, terdiri dari penanggung jawab

Page 37: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

139

program, tenaga pengajar/guru mata pelajaran umum dan guru pembimbing

perpustakaan.

Tenaga pengajar yang dibutuhkan dalam program Wajar Dikdas di

pondok pesantren Salafiyah ini ialah : guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, guru Matematika, dan guru Ilmu Pengetahuan Alam. Guru

pembimbing mata pelajaran umum lainnya, dapat dilakukan oleh guru mata

pelajaran umum tersebut, atau guru/ustadz pondok pesantren, dan apabila

memungkinkan dapat ditambah dengan guru-guru dan sekolah formal.

Tenaga pengajar yang dilibatkan dalam program ini diutamakan tenaga

pengajar yang tersedia di lingkungan pondok pesantren penyelenggara,

sepanjang mereka memiliki kemampuan akademik dan berkesanggupan

mengajar. Bila dilingkungan pondok pesantren tidak terdapat tenaga

pengajar dimaksud, maka pengurus pondok pesantren dapat mengupayakan

kerjasama dan menjalin kemitraan dengan pimpinan sekolah/madrasah atau

guru-guru yang terdapat di sekitar lokasi pondok pesantren.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pelaksanaan program Wajar Dikdas

di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu berdasarkan piagam

Departemen Agama RI Nomor : Kd.11.24/5/PP.00/20.29/2006 (PIAGAM

TERDAFTAR). Sedangkan untuk tingkat Wustha di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu tidak jauh beda dengan yang ada pada sekolah-

sekolah pada umumnya. Baik dari sisi kurikulum, metode maupun sistem

pembelajaran yang digunakan.

Pelaksanaan program Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah

Page 38: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

140

APIK Kaliwungu dimulai dari tingkat Wustha atau setingkat dengan

SMP/MTs dan SMA/MA. Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

tidak menerapkan program Wajar Dikdas pada tingkat Ula atau setingkat

SD/MI.

Berdasarkan piagam Departemen Agama RI Nomor :

Kd.11.24/5/PP.00/ 20.29/2006. (PIAGAM TERDAFTAR), diberikan oleh

Kepala kantor Departemen Agama Kabupaten Kendal kepada pondok

pesantren Salafiyah APIK, dengan Nomor Statistik : 512332408065 yang

beralamatkan di Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu Kendal Jawa

Tengah. Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah salah satu

pondok pesantren sebagai penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar

sesuai dengan surat keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan

Menteri Agama Nomor : 1/U/KB/2000 dan MA./86/2001 tentang pondok

pesantren Salafiyah sebagai pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar.

Kesepakatan ini telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama Direktur

Jenderal Pendidikan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama

dengan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan Nasional, Nomor: E/83/2000 dan No: 166/Kep/DS/2000 tentang

pedoman pelaksanaan pesantren Salafiyah sebagai pola wajib belajar

pendidikan dasar (Depag, 2002: 3). Berdasarkan kesepakatan tersebut

kepada lembaga bersangkutan diberikan hak menurut hukum, untuk

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran program Wajar Dikdas

Tingkat Wustha dengan kualifikasi Paket B.

Page 39: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

141

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah tentang wajib belajar

pendidikan dasar sembilan tahun, bahwa warga masyarakat diwajibkan

menempuh pendidikan minimal lulus SMP atau sederajat (Depag 2005:vii).

Sehingga dengan kebijakan tersebut diharapkan tidak ada lagi anak di usia

sekolah yang tidak mengenyam pendidikan dasar. Namun dikarenakan

beberapa hal yang mempengaruhi masyarakat, baik masalah hambatan

sosial, ekonomi, dan budaya, banyak warga masyarakat usia wajib belajar

tidak dapat mengikuti pendidikannya di sekolah. Hal tersebut di atas banyak

terjadi terutama di pondok pesantren Salafiyah.

Putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada peserta

didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga

tidak dapat melanjutkan studinya kejenjang berikutnya. Rata-rata santri

yang menetap di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, masih

berusia 12-15 tahun atau dikategorikan anak yang masih perlu mengikuti

wajib belajar, dan pada kenyataannya tidak dapat meneruskan

pendidikannya di sekolah (putus sekolah atau Drop Out).18

Melihat usia dan pendidikan sebagian besar santri yang akan masuk ke

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, dan tidak lagi melanjutkan

ke jenjang SMP atau SMA. Keadaan inilah yang membuat pengelola

pondok pesantren APIK Kaliwungu merespon kebijakan pemerintah tentang

Wajar Dikdas dengan menyelenggarakan program tersebut guna mengatasi

18

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 40: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

142

santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu yang putus sekolah.

Pada Tahun 2009, pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

mengembangkan program Wajar Dikdas dengan Paket C atau setara dengan

SMA. Diselenggarakan Paket C di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu berdasarkan Nomor : Kd.11.24/5/PP.00/2030/2009.

Penyelenggaraan program Paket C ini berdasarkan Kesepakatan Bersama

antara Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI

No: 19/E/MS/2004 dan Nomor : DJ.11/166/04 tentang Penyelenggaraan

Kesetaraan Pada Pondok Pesantren Salafiyah. Berdasarkan Nomor:

Kd.11.24/5/PP.00/2030/2009. Pimpinan pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu diberi hak hukum untuk menyelenggarakan program Paket C.

Khusus santri yang akan mengikuti Paket C, dikarenakan dana BOS

yang diberikan oleh pemerintah hanya sampai pada program Paket B, maka

masing-masing santri dikenakan biaya masuk Rp. 10.000,-. Biaya tersebut

digunakan untuk biaya operasional di program Paket C.

2. Tujuan Wajar Dikdas

Ada beberapa hal yang menjadi motivasi pengelola dalam

penyelenggaraan program Wajar Dikdas sebagaimana program Kementerian

Agama, dengan sasarannya yaitu santri putus sekolah yang berada di

pondok pesantren Salaf, dan memiliki tujuan untuk memberi kesempatan

kepada santri yang putus sekolah (drop out) atau tidak memiliki

ijazah/STTB SMP atau yang sederajat, agar memiliki kompetensi dan

Page 41: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

143

kualifikasi sama dengan program Wajar Dikdas pada pondok pesantren

Salafiyah tingkat Wustha.

Tujuan pengelola pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

menyelenggarakan program Wajar Dikdas diantaranya disesuaikan dengan

tujuan dalam pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu yaitu “untuk

mencetak muslim yang alim dan amil”, dengan melestarikan dan

mempertahankan kemurnian ajaran Islam dengan paham Ahl Sunnah wal

Jama’ah dan meningkatkan pemberdayaan umat. Sebagaimana yang

dikatakan KH. Sholahudin Humaidullah bahwa santri pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu, setelah lulus dari pondok pesantren diharapkan

mereka mengabdi di masyarakat tidak hanya mengamalkan ilmu agama saja

tapi juga sukses dengan bidang yang lain. Seperti sampai saat ini santri

lulusan dari pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu telah ada yang

bekerja menjadi DPR, guru, bekerja di instansi pemerintah, dan

sebagainya.19

Tetapi walaupun pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu merespon SKB, pondok pesantren Salafiyah APIK tetap tidak

meninggalkan keasliannya sebagai pondok pesantren Salafiyah.

Selain itu tujuan adanya Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu yaitu banyaknya santri yang putus sekolah, hal tersebut

menjadi pertimbangan bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting

19

Wawancara KH. Sholahuddin Humaidullah , Tanggal 17 November 2011

Page 42: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

144

bagi anak bangsa, sehingga selain ijazah pondok pesantren, ijazah formal

perlu dimiliki oleh santri.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, pengelola pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu menyelenggarakan program Wajar Dikdas yang

diprogramkan oleh Kementerian Agama. Diharapkan tidak ada lagi santri

yang putus sekolah dan mereka bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang

yang lebih tinggi.

3. Pelaksanaan Wajar Dikdas di Pondok Pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu

Pelaksanaan Wajar Dikdas dimaksud adalah aplikasi Wajar Dikdas

dalam lingkup kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu. Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah APIK

diwajibkan kepada seluruh santri mulai dari awal masuk pondok pesantren.

Prosedur pelaksanaan Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, saat akan mendaftar masuk ke pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu, santri diwajibkan untuk membawa ijazah

terakhir yang dimiliki. Sehingga akan diketahui tingkat pendidikan

terakhir yang dimiliki dari masing-masing calon santri yang akan masuk

ke dalam pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu.

Sebelum tahun 2010, sekitar 20% calon santri yang mendaftar di

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu usia nya telah melebihi usia

anak-anak di sekolah formal pada umumnya. Namun sejak tahun 2010,

rata-rata calon santri pondok pesantren Salfiyah APIK Kaliwungu banyak

Page 43: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

145

yang lulus dari SD langsung memilih untuk belajar di pondok pesantren.

Seperti Muhammad Taufiq Hidayat salah satu santri kelasIX, ia mulai

masuk pondok pesantren APIK Kaliwungu mulai umur 12 Tahun dan baru

lulus dari MI berdasarkan atas usulan orang tuanya.20

Program Wajar Dikdas di pondok pesantren APIK Kaliwungu

memiliki susunan pengurus yang bertanggung jawab terhadap

berlangsungnya Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu. Setiap pengurusnya memiliki tugas masing-masing yaitu KH.

M. Sholahuddin Humaidullah adalah sebagai pemimpin, selain sebagai

kyai di pondok pesantren APIK Kaliwungu, setiap program pengajaran

yang akan dilaksanakan di pondok pesantren APIK Kaliwungu harus

seijin KH. M. Sholahuddin Humaidullah. Sedangkan KH. Ghufron

Humaidullah adalah sebagai wakil dari KH. M. Sholahuddin

Humaidullah dalam menjalankan program Wajar Dikdas.

KH. A. Fadlullah AT menantu dari KH. Imron bertugas sebagai

penanggung jawab setiap program yang akan dilaksanakan, karena beliau

adalah merupakan seorang yang dipercaya sebagai penghubung dengan

Kementerian Agama dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan

Wajar Dikdas.21

Selanjutnya pengelola lainnya seperti sekertaris, bendahara, kepala

sekolah, tata usaha adalah orang-orang yang diberi kepercayaan untuk

20

Wawancara dengan Taufiq (santri), Tanggal 13 April 2012 21

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 44: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

146

membantu sehingga terlaksananya Wajar Dikdas di pondok pesantren

APIK Kaliwungu. Adapun pelaksanaan program Wajar Dikdas di pondok

pesantren APIK Kaliwungu sebagai berikut;

a. Mata Pelajaran Program Kejar Paket B dan C

Mata pelajaran merupakan syarat utama dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah, baik formal maupun non formal, begitu juga

Wajar Dikdas yang berada di pondok pesantren APIK Kaliwungu.

Tenaga pengajarnya berdomisilin di pondok pesantren APIK

Kaliwungu, terkecuali mata pelajaran Bahasa Inggris yang di ampu oleh

M. Tasif S.Pd. tidak berdomisilin di pondok pesantren. Namun M. Tasif

S.Pd. termasuk dari keluarga Dalem (keluarga kyai). Tenaga pengajar

Bahasa Inggris diambil dari luar pondok pesantren, karena di dalam

pondok pesantren APIK Kaliwungu masih jarang atau tidak ada yang

menguasai Bahasa Inggris, dan materi Bahasa Inggris, dianggap oleh

santri adalah salah satu materi tersulit. Dengan alasan santri kurang

memiliki kosa kata Bahasa Inggris, sehingga sulit untuk menerima mata

pelajarannya.22

Mata Pelajaran sebagaimana tersebut di atas, diberikan sesuai

dengan jadwal pelajaran yang satu tahunnya dibagi dua semester,

masing-masing semesternya mengikuti jadwal sekolah pondok pesantren

APIK Kaliwungu yaitu dengan menggunakan kalender Hijriyah. Mata

pelajaran yang diberikan dalam satu minggu hanya 3 hari yaitu hari

22

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 45: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

147

Senin, Kamis dan Jum`at, pada malam hari dimulai jam 22.00 WIS

(waktu Istiwa) dan siang dimulai jam 13.00 WIS. Setiap waktu yang

digunakan untuk proses belajar mengajar Wajar Dikdas sekitar kurang

lebih satu jam, karena dimulainya setelah selesai mata pelajaran pondok

pesantren. Sedangkan untuk hari Jum`at bisa lebih dari satu jam, dengan

pertimbangan hari Jum`at adalah hari libur bagi santri untuk pelajaran

pondok pesantren.

Pemberian materi dalam setiap jam pembelajarannya hanya satu

materi, dengan buku paket yang di subsidi oleh Kementerian Agama.

Namun Sejak tahun 2010 atas usulan dari Ustadz Khudori Khoiron,

materi pelajaran diberikan dengan memakai Latihan Kerja Siswa (LKS),

dengan pertimbangan semangat belajar santri kurang, fasilitas kurang

memadai, jadwal pesantren penuh (dari setelah subuh hingga malam).

Dengan kondisi demikian, akan lebih efektif proses belajar mengajar

diberikan dengan menggunakan metode latihan.23

LKS yang digunakan

di dapat dari toko sekitar PPS APIK Kaliwungu, dengan pertimbangan

LKS tersebut dianggap yang terbaik dari LKS lainnya di sekitar pondok

pesantren APIK Kaliwungu. LKS ini dapat langsung dimiliki oleh santri

secara gratis, dikarenakan telah mendapatkan dana BOS dari pemerintah,

selain itu setiap santri tidak juga dipungut biaya pendidikan Wajar

Dikdas.

23

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 46: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

148

Santri yang mengikuti pendidikan Wajar Dikdas di pondok

pesantren APIK Kaliwungu rata-rata satu kelas dibagi menjadi 20-40

santri. Masing-masing kelas menyesuaikan dengan pembagian kelas di

MSMH pondok pesantren APIK Kaliwungu.

b. Evaluasi Wajar Dikdas

Evaluasi (penilaian) sebagai bagian proses belajar mengajar adalah

serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan

tentang kegiatan dan hasil belajar warga belajar yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang

bermakna dalam pengambilan keputusan. Evaluasi ini bertujuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan dan atau tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, Garis-garis

program Pembelajaran (GBPP) atau dalam perangkat kegiatan

pembelajaran lainnya.

Fungsi evaluasi dalam pembelajaran adalah sebagai acuan guna

perbaikan kegiatan belajar, menentukan kenaikan kelas dan kelulusan,

alat seleksi dan penempatan, serta dapat menjadi motivasi.

Pengelolaan evaluasi diberikan dengan cara memberikan tes

kepada santri. Evaluasi Wajar Dikdas di pondok pesantren APIK

Kaliwungu, dilakukan dalam setiap semester yang dikoordinir oleh

Kelompok Kerja (POKJA) Wajar Dikdas pondok pesantren Salafiyah

yang berada di Kendal.

Page 47: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

149

Secara managerial, pembinaan dan bimbingan pelaksanaan

program Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah dilaksanakan oleh

POKJA, adalah tim yang terdiri dari aparat Kementerian Agama dan

instansi terkait yang bertugas membantu terselenggaranya dengan sukses

program Wajar Dikdas pada pondok pesantren Salafiyah dari

perencanaan, pelaksanaan, supervisi, monitoring dan evaluasi

(Departemen Agama, 2002: 7).

POKJA Wajar Dikdas pondok pesantren Salafiyah di Kabupaten

Kendal, berfungsi mengkoordinir kegiatan Wajar Dikdas dalam pondok

pesantren Salafiyah secara bersamaan. Diantaranya setiap Tri Wulan

diharapkan masing-masing pondok pesantren Salafiyah melaporkan ke

Kementerian Agama lewat POKJA, diantaranya yang dilaporkan data

santri yang masuk dan keluar, rekap data santri yang akan mengikuti

ujian nasional.

Selain itu setiap diadakannya ujian semester, pembuatan soal ujian

dibuat secara koordinir sehingga diharapkan Wajar Dikdas di pondok

pesantren Salafiyah Kabupaten Kendal dapat kesamaan evaluasinya.

Hasil evaluasi dalam bentuk raport yang dimiliki oleh masing-masing

santri, di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu raport tersebut

tidak dibagikan, dengan alasan dikawatirkan akan hilang jika diberikan

kepada santri.24

24

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 48: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

150

Akhir pendidikan Wajar Dikdas dilakukan penilaian ujian tahap

akhir atau dinamakan ujian nasional. Penilaian ujian nasional ini berlaku

untuk mata pelajaran PPKN, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, dan IPA. Sebelum ujian akhir dilaksanakan Kementerian Agama

mengadakan Try Out kepada santri, dengan tujuan untuk mengenalkan

santri materi yang akan diujikan, model soal dalam bentuk cek point, dan

cara mengisi lembar jawaban.

Penyusunan alat ujian, termasuk kisi-kisi dan soal-soal ujian akhir

dan pelaksanaan ujian akhir diatur oleh keputusan dari Kementerian

Agama. Hasil penilaian belajar tahap akhir sebagai bahan pertimbangan

kelulusan warga belajar dan pemberian Surat Tanda Tamat Belajar

(STTB) yang menyatakan bahwa telah menyelesaikan studi Wajar

Dikdas pada tingkat Wustha, dan dapat digunakan untuk mendaftar

kejenjang berikutnya. Syarat mengambil ijazah di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu, selain membayar sendiri ijazah Wajar

Dikdas, ijazah yang sudah ada diberikan jika santri tersebut telah

menyelesaikan di MSMH pondok pesantren APIK Kaliwungu. Jika

belum lulus dari MSMH, santri tidak diperbolehkan mengambil ijazah

Wajar Dikdas.

Penyelenggaraan ujian akhir di pondok pesantren Salafiyah APIK,

dengan menginduk di MTs Brangsong, namun ruang ujian tetap berada di

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu. Jadwal pelaksanaan ujian

Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah, tidak bersamaan dengan

Page 49: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

151

sekolah pada umumnya. Biasanya pelaksanaannya lebih akhir atau selisih

beberapa minggu dengan ujian di sekolah pada umumnya. Adanya waktu

ujian nasional yang berbeda, hal ini memberi kesempatan pada peserta

ujian di sekolah umum, yang belum lulus untuk mengikuti ujian ulang

nasional yang di selenggarakan di pondok pesantren Salafiyah.25

Pelaksanaan uji coba (try out) diadakan oleh Kementerian Agama.

Ujian try out ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan

santri dalam menghadapi ujian nasional. Namun hasil ujian uji coba

tersebut bukan sebagai patokan akhir untuk menilai bahwa santri tersebut

dapat mengerjakan soal ujian nasional. Hasil ujian ada tahun 2008, santri

yang mengikuti ujian nasional tidak seratus persen lulus pada akhir ujian

nasional.

BAB IV

SISTEM PENDIDIKAN

25

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 50: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

152

PONDOK PESANTREN SALAFIYAH APIK KALIWUNGU

E. Profil Pondok Pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu letaknya di tengah kota

sehingga tidak terisolir dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Lokasi

bangunannya berada di tepi ujung jalan dari arah Boja yang bertemu dengan

jalan Raya Semarang Jakarta, sehingga para santri yang datang dan pergi dapat

dengan mudah naik bus maupun alat transportasi lainnya. Jarak lokasi dari kota

Kendal (Kabupaten) kira-kira 11 km dari arah Barat, sedangkan dari kota

Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, kira-kira 19 km dari arah

Timur.

Gambar 4.1

Peta Kaliwungu Kendal

Kota Kaliwungu adalah merupakan Kecamatan, terkenal dengan kota

santri, karena memang banyak santri yang berdatangan dari berbagai daerah

untuk menimba ilmu agama di beberapa pondok pesantren yang ada di wilayah

ini. Selain pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu terdapat pondok

pesantren lain seperti pondok pesantren Salafiyah Al-Fadlu, pondok pesantren

Salafiyah Bani Umar, pondok pesantren Salafiyah Aris, pondok pesantren

Salafiyah Nurul Hidayah, pondok pesantren Salafiyah Miftahul Falah, dan lain-

Page 51: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

153

lain. Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah termasuk yang

tertua dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap di antara pondok pesantren

Salafiyah tersebut.

Lokasi pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu terletak di samping

utara Kaliwungu. Luas bangunannya di atas sebidang tanah seluas 5000 m²,

terdiri dari beberapa gedung, sebagian difungsikan sebagai asrama para santri,

kamar mandi, tempat air wudhu, sedangkan yang lain sebagai kelas atau ruang

belajar dan kantor pengurus dan madrasah. Sebagian besar dari bangunan

tersebut diperuntukkan sebagai tempat tinggal para santri yang terdiri dari

kamar-kamar sejumlah 170 kamar.

Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu mulai didirikan pada tahun

1919 M oleh KH. Muhammad Irfan bin Musa (W.1931 M). Beliau memiliki

nama kecil Muhammad Basyir, dan merupakan salah satu di antara 20 anak

kandung dari H. Musa. Pada usia 17 tahun, Muhammad Basyir setelah

menerima beberapa pelajaran dari para kyai Kaliwungu yang merupakan

kerabat sendiri, beliau pergi belajar di tanah suci Mekah, bermukim disana

selama 17 tahun. Beliau belajar di Tanah Suci semasa dengan Syekh Mahfudz

bin Abdullah at-Turmudzi dari Termas dan Syek Nawawi al-Bantani, dan

sempat bertabarruk menimba ilmu kepada mereka berdua.

Sepulang dari Mekah Muhammad Basyir memiliki tujuan untuk

mengembangkan Islam, belajar mengajarkan ilmu agama kepada keponakan-

keponakannya. Forum pengajian ini kemudian berkembang pesat dan banyak

santri dari daerah Kaliwungu dan dari luar daerah yang hadir mengikuti

Page 52: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

154

pengajian. Akhirnya KH. Irfan mendirikan pondok pesantren, yang semula

diberi nama Pesantren Salafy Al-Qoumany Kaliwungu26

. Perubahan nama

APIK27

sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan.

Dana untuk mendirikan pondok pesantren pada saat itu, 75% ditanggung

oleh kakak dari KH. Muhammad Irfan yakni KH Abdur Rasyid, seorang

pedagang batik yang cukup berhasil, sedangkan 25% diperoleh dari jariyah

shodaqoh masyarakat Kaliwungu. Hal ini sebagaimana pendapat Sudjoko

Prasodjo dalam Soebahar (2013: 35) menyebutkan berdirinya pondok

pesantren diantaranya berasal dari dukungan masyarakat atau dukungan suatu

kalangan, karena pondok pesantren berdiri atas inisiatif masyarakat, dikelola

bersama dan untuk kepentingan masyarakat. Kelebihan dalam bidang ilmu

agama dan kesalihan seorang ulama, sehingga penduduk sekitar banyak yang

datang untuk belajar menuntut ilmu pada ulama. Kyai adalah figur utama yang

menjadi panutan, lembaga ini didirikan bersama-sama oleh masyarakat yang

peduli dan mempunyai komitmen untuk tafaqquh fiddin. Komponen tersebut

membuat pondok pesantren senantiasa bersikap kooperatif dengan dunia luar,

terutama masyarakat sekitar pondok pesantren. Sebagaimana awal berdirinya

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, masyarakat sekitar pondok

26

Kemungkinan nama tersebut diberikan karena pondok pesantren Salafiyah APIK

berlokasi di daerah Kauman Kaliwungu 27

Konon nama APIK merupakan kependekan dari “Asrama Pelajar Islam Kauman

Kaliwungu”. Namun saat ini nama tersebut tidak diartikan sebagai nama singkatan, melainkan

suatu kata dalam bahasa Jawa yang memang berarti “BAIK”. Sebutan APIK sebagai nama

pondok pesantren itu sekarang lebih menekankan pada arti atau makna kata itu sendiri

ketimbang sebagai singkatan. Makna BAIK disini disesuaikan dengan tujuan dalam pondok

pesantren APIK yaitu “Untuk mencetak muslim yang alim dan amil”, dengan melestarikan dan

mempertahankan kemurnian ajaran Islam dengan paham Ahl Sunnah wal Jama’ah dan

meningkatkan pemberdayaan umat.

Page 53: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

155

pesantren adalah salah satu yang memiliki peran dan dorongan baik moril

maupun materiil sehingga pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu dapat

berdiri disekitar masyarakat Kaliwungu.

Berdirinya pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu telah melalui

beberapa zaman, dari mulai zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang

hingga zaman kemerdekaan sekarang, pimpinan pondok pesantren selalu

dipegang dari keturunan atau kerabat pendirinya, dan telah mengalami lima

kali pergantian kepemimpinan.

Pada masa KH. Muhammad Irfan Musa (W. 1931 M), lurah pondok

pesantren dipercayakan kepada ponakannya K. Ahmad Ru`yat (W. 1968) dan

dibantu oleh K. Usman Abdurrosyid, yang selanjutnya lurah pondok pesantren

dipercayakan kepada K. Idris28

dari Kempek Cirebon. Menurut KH. Irfan,

beliau dipandang paling dewasa di antara para santri yang lain.

Semasa kepemimpinan KH. Irfan (W.1931), pondok pesantren Salafiyah

APIK menunjukkan perkembangannya. Kyai ini dikenal penyabar dan teliti

dalam mengajar santri. Pada saat beliau meninggal, putra KH. Muhammad

Irfan belum ada yang dipercaya untuk mengelola pondok pesantren, sehingga

digantikan oleh KH. Ahmad Ru`yat (W. 1968), yang merupakan keponakan

dari KH. Muhammad Irfan, anak dari salah seorang kakaknya yaitu KH.

Abdullah. Sebelum dipercaya sebagai pengelola dan menjadi lurah pondok

28

K. Idris adalah putra dari K. Kamali, seorang kyai besar dari Cirebon Jawa Barat.

KH.Idris tercatat sebagai pengajar terpenting di pondok pesantren Tebuireng sejak tahun 1953.

Beliau menikahi Izzah, salah seorang putri Khadarat Asy-Syaikh KH. Hasyim Asy`ari. Beliau

mengajar di Tebuireng hanya sampai tahun 1973, dan memutuskan untuk menetap di Saudi

Arabia sejak tahun tersebut (Dhofier, 1982: 67 dan 108).

Page 54: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

156

pesantren, beliau menimba ilmu pada K. Idris di pondok pesantren Jamsaren

Solo.

Masa kepemimpinan KH. Ahmad Ru`yat, Pondok pesantren Salafiyah

APIK mengalami kemajuan, ditandai dengan bertambahnya santri yang belajar

di Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu tidak saja dari Jawa tetapi

juga dari luar Jawa. Setelah KH. Ahmad Ru`yat meninggal, pimpinan pondok

pesantren diserahkan KH. Humaidullah Irfan (W. 1985). Latar belakang

pendidikannya antara lain pernah belajar pada KH. Hasyim Asy`ari di pondok

pesantren Tebu Ireng Jombang, pondok pesantren Lirboyo Kediri dan pernah

belajar pada K. Dimyati di pondok pesantren Termas Pacitan. Beliau sekelas

dengan KH. Zarkasi Gontor, KH. Abdul Hamid Pasuruan dan KH. Muslih bin

Abdurrahman, Mranggen. KH. Humaidullah Irfan dibantu oleh KH. Dimyati

Ro`is sebagai lurah pondok pesantren. KH. Dimyati Ro`is pernah menjadi

anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, dan beliau termasuk kerabat

pendiri pondok pesantren, menantu KH. Ibadullah Irfan, adik dari KH.

Humaidullah Irfan. Pada masa kepemimpinan KH. Humaidullah Irfan, pondok

persantren Salafiyah APIK mengalami kemajuan setapak, karena pada tahun

1970 dimulai sistem pendidikan baru yakni sistem klasikal untuk kelas-kelas

Madrasah Persiapan dan Madrasah Tsanawiyah.

Selanjutnya setelah KH. Humaidullah Irfan meninggal, kedudukan

sebagai pengelola pondok pesantren dipercayakan kepada salah seorang putra

beliau, yakni KH. Muhammad Imron Humaidullah dan dibantu adiknya KH.

Muhammad Sholahuddin Humaidullah. KH. Muhammad Imron Humaidullah

Page 55: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

157

pernah belajar di pondok pesantren Banyuwangi, dan pada K. Muhamadun di

Tayu. Sedangkan KH. Muhammad Sholahuddin Humaidullah disamping

belajar di pondok pesantren Lirboyo, pernah belajar di pondok pesantren

Tebuireng Jombang, pondok pesantren Pacul Goang Jombang, dan bertabarruk

pada KH. Abdullah Faqih Tuban, KH. Muslih Tingkir Bojonegoro dan KH.

Jamaluddin Kediri.

Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu tidak bisa dipisahkan dari

figur seorang kyai, kyai merupakan pucuk pimpinan dan sebagai penuntun dan

panutan. Kyai di pondok pesantren Salafiyah APIK adalah pemegang

kekuasaan tertinggi, berjalan dan tidaknya suatu kegiatan pondok pesantren

terletak pada kyai.

Sebagaimana pendapat KH. Sholahuddin Humaidullah bahwa di pondok

pesantren adanya hanya kyai dan santri, berbeda dengan lembaga lain secara

struktural, kyai adalah sebagai sentral pendidikan yang mendidik para santri.

Disamping itu kyai berfungsi sebagai panutan dan menjadi buih dari segi

keintelektualan maupun dari segi kepribadian yang dicerminkan dalam tingkah

laku sehari-hari.29

Kharisma dari kyai pendahulu atau pendiri pondok pesantren ikut

memberi citra positif masyarakat terhadap para kyai pewarisnya. Umumnya

kyai dalam pondok pesantren adalah anak dari kyai, faktor hubungan keluarga

melalui sisilah seorang kyai dipandang akan mewarisi kekyaiannya dari orang

tuanya, misalnya jika bukan ayahnya sebagai kyai, mungkin kakeknya atau

29

Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah, Tanggal 17 November 2011

Page 56: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

158

nenek moyangnya yang lebih atas lagi adalah seorang kyai. Sebagaimana

tecover di atas, sejak mulai berdiri hingga sekarang, pimpinan pondok

pesantren tetap dipegang oleh keturunan dan kerabat dari K. Irfan Musa

sebagai pendiri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu.

Umumnya kyai dan kerabatnya menikmati hak-hak istimewa di tengah-

tengah masyarakat. Pergaulan dalam lingkungan pondok pesantren antar kyai

dengan santri biasanya cenderung berbentuk budaya “feodalistik” yaitu antara

pemimpin dengan yang dipimpin terjadi hierarchis yang jelas. Seperti di

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, kepatuhan santri terhadap kyai

tidak hanya ditunjukkan dengan mengikuti peraturan yang berada di pondok

pesantren tetapi sikap lain diantaranya santri tidak menatap kyai saat berbicara,

jika akan menghadap kyai masih terdapat budaya sebagaimana berada di

kerajaan santri berjalan dengan membungkukkan badan dihadapan kyai.

Sebagaimana salah satu di antara Panca Jiwa pondok pesantren

(Soebahar, 2013: 42) yaitu jiwa ikhlas berarti Sepi Ing Pamrih (Tidak didorong

oleh motif untuk meraih keuntungan tertentu), karena niat utama hanyalah

ibadah semata. Jika prinsip ini menjadi semangat utama, maka akan tercipta

situasi hidup yang harmonis antar semua unsur pondok pesantren. Prinsip

tersebut terlihat adanya ikatan antara kyai dan santri sangat erat, baik dhahir

maupun batin. Pendapat Ust. Miftahul Anwar (lurah pondok)30

mengemukakan

bahwa kyai adalah sebagai orang tua, karena merupakan orang yang selalu

30

Wawancara dengan Ust. Miftahul Anwar (Lurah Pondok), Tanggal 14 November

2011

Page 57: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

159

memberi ilmu kepada santri dan mendapat kepercayaan dari orang tua santri

untuk mendidiknya. Budaya hormat dan ta`zhim terhadap kyai dan guru

merupakan nilai kultural yang berada di pondok pesantren Salaf, berani

menderita untuk mencapai tujuan, hingga kepercayaaan pada barakah

(Mughist, 2008: 137-138). Hal ini direalisasikan diantaranya apabila santri

akan pulang harus ijin atau mohon restu kepada kyai.

Budaya penghormatan dan rasa ta‟zhim pada kyai diajarkan di pondok

pesantren dan itu telah di ajarkan dalam kitab ta’lim al muta’alim. Sebuah

kitab yang berisi tentang tata krama seseorang dalam menuntut ilmu. Dengan

demikian belajar dianggap sebagai ibadah. Sebagaimana pendapat Wolfgang

Karcher (1987: 251) yaitu jika berlama-lama di pondok pesantren tidak pernah

dianggap sebagai suatu masalah, keberadaan ijazah sebagai tamat belajar tidak

terlalu dipedulikan, dan lahirnya budaya restu kyai yang terus bertahan hingga

saat ini.

Budaya pondok pesantren Salafiyah lainnya yaitu hubungan santri

dengan masyarakat sekitar adalah sebagai tetangga. Budaya tersebut menurut

Mukti Ali (Maunah, 2009: 32), tercermin dari prinsip kemandirian yang

terdapat dalam salah satu pendidikan pondok pesantren, memiliki arti semangat

untuk menolong diri sendiri. Kemampuan untuk bertahan (sustainability) dan

kuat dalam menghadapi tantangan dan didukung oleh keakraban hubungan

antara kyai-santri-masyarakat. Hubungan santri dan masyarakat itu sendiri

dibatasi dan disesuaikan dengan kehidupan atau kegiatan pondok pesantren,

artinya santri boleh mengikuti kegiatan masyarakat apabila kegiatan itu

Page 58: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

160

mendukung dengan tujuan santri datang ke pondok pesantren yaitu untuk

menuntut ilmu, dan santri mengikuti kegiatan masyarakat untuk menambah

wawasan dan pengalaman.

Sebuah lembaga pasti ada keorganisasiannya, yaitu sebuah kesatuan yang

terdiri dari orang perorangan sehingga tersusun menjadi satu kesatuan dan

berkesinambungan. Demikian halnya dengan pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, yang memegang kendali adalah seorang kyai.

Selain seorang kyai yang menjadi pemangku pondok pesantren, pengurus

pondok pesantren membantu dalam menjalankan tugas kyai. Pengurus pondok

pesantren diambil dari pihak keluarga dan santri-santri senior yang memang

sudah berpengalaman.

Susunan pengurus pondok pesantren Salafiyah APIK merupakan

lembaga pendidikan keagamaan, kepengurusannya dipimpin oleh seorang kyai

yang di bantu kepala pondok pesantren, wakil dan jajarannya yang meliputi

sekretaris, bendahara, keamanan, perweselan, kesehatan dan pembantu umum.

Pondok pesantren Salafiyah APIK memiliki empat komplek yang pada tiap-

tiap kompleknya di pimpin oleh kepala komplek atau yang terkenal dengan

sebutan kepala Jam‟iyah.

F. Santri

Santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah termasuk

santri mukim atau santri yang tinggal menetap di pondok pesantren. Jumlah

santri pondok pesantren APIK Kaliwungu saat ini tidak sampai 1000 orang dan

Page 59: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

161

seluruhnya santri laki-laki, karena memang pondok pesantren ini hanya

menerima santri laki-laki, dan cara berpakaian santri dengan menggunakan

sarung dan peci.

Sejak kepemimpinan KH. Ahmad Ru`yat, santri pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu mulai mengalami perkembangan. Mereka banyak

yang datang dari beberapa daerah, letaknya berjauhan dengan kota Kaliwungu.

Pada umumnya santri berasal dari daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah,

seperti Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak,

Kudus, Pati, dan ada pula yang berasal dari Jawa Barat, seperti daerah Banten,

Krawang, Cirebon, Majalengka. Sedangkan yang berasal dari Jawa Timur,

rata-rata berasal dari Banyuwangi, Nganjuk, Madura, dan dari luar Jawa. Latar

belakang santri diantaranya anak petani dan nelayan. Selain itu, semangat

pluralisme (Maunah, 2009: 21-22) juga diterapkan oleh dunia pondok

pesantren, karena biasanya tidak ada pembatasan peserta didik, baik suku, ras

atau bahkan agama.

Mereka tidak saja memiliki keanekaragaman daerah asalnya, melainkan

juga dilihat dari latar belakang pendidikannya. Diantaranya memiliki latar

belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD), sedangkan sebagian lainnya telah

menamatkan SMP, bahkan terdapat di antara mereka yang telah menyelesaikan

pendidikan SMA. Namun mereka datang dan mengikuti pendidikan di pondok

pesantren ini dengan motivasi yang sama, yakni hanya semata-mata ingin

Page 60: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

162

memiliki pengetahuan agama yang kelak menjadi pedoman serta tuntutan

hidupnya.31

Untuk orientasi ke masa depan, mereka juga hanya sebatas ingin

memiliki pengetahuan dalam bidang ilmu agama yang mungkin akan

diamalkan dalam kedudukannya sebagai guru mengaji, menjadi kyai di daerah

asalnya masing-masing. Mereka datang atas kemauan sendiri serta atas

dukungan moral maupun materiil dari keluarga, memilih tinggal di pondok

pesantren Salafiyah APIK sebagai tempat belajar, bukan lantaran lembaga ini

menyebarkan semacam iklan, melainkan informasi diperoleh dari mulut ke

mulut, terutama melalui pihak-pihak yang pernah mengikuti pendidikan atau

pernah mengirimkan anggota keluarganya di lembaga pendidikan tersebut.32

Antara tujuan pendidikan dengan motivasi ataupun dorongan dari para

orang tua maupun santri, terdapat satu tujuan pondok pesantren Salafiyah

APIK yaitu “Mencetak muslim alim yang amil”. Maksudnya bukan hanya

mencetak santri yang berpengetahuan agama yang cukup, melainkan selain

berakhlak al-karimah dapat pula mengamalkan pengetahuannya. Tidak saja

untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi juga untuk masyarakat luas.33

Sosok

pribadi yang seperti itu diharapkan dalam kehidupan masyarakat umumnya,

sebagai tokoh spiritual yang menjadi panutan umat, tidak hanya mampu

memimpin upacara-upacara keagamaan tetapi juga mengetahui permasalahan

sosial keagamaan yang dihadapi umat serta dapat memberikan jalan keluarnya,

31

Wawancara dengan Ust. Abdun Nafi`, Tanggal 14 November 2011 32

Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah, Tanggal 17 November 2011 33

Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah , Tanggal 17 November 2011

Page 61: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

163

memberikan bimbingan dan nasehat serta dapat memberikan jalan keluarnya,

memberikan bimbingan dan nasehat dalam bentuk siraman rohani agar mereka

tetap berada di jalan yang benar.34

Hal tersebut dipertegas dalam surat At-

Taubah ayat 122 :

ا مَة اَة َةااَة وَة مِة ُةوْة وْة امُة ْة يَة ْةفِةرُة اْة َةفَةرَة فَة َةوْة َة ط ً َةافَّة اِة وْة طَةااِةفَةةٌة مِة ْة ُة ْة فِةرْة َةةٍة ُة ّةِة مِة يَةتَةفَةقَّ ُة يْةاِة اِة فِة االّةِة

وْة رُة يُة ْةذِة اِة مَة ُة ْة وَة عُةوْة إِةذَة َةوْة جَة اَة اَةعَة َّ ُة ْة إِةاَةيْة ِة ْة رَة وْة ذَةرُة (122 : اتوبة ) يُة ْة

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu‟min itu pergi semuanya (ke

medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam tentang agama dan untuk memberi

peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya” (Soenarjo, 1998: 301)

Selain itu pemimpin umat yang diidamkan di pedesaan adalah pemimpin

yang sederhana, merakyat, memiliki solidaritas hidup kebersamaan yang

tinggi. Kehidupan pondok pesantren tidak hanya membekali ilmu-ilmu

pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman.

Pengalaman hidup dilingkungan masyarakat pondok pesantren itu sendiri

yang dapat melahirkan watak kemandirian, tahan terhadap penderitaan, percaya

diri, tidak menggantungkan nasib hidupnya pada orang atau pihak lain, namun

memiliki solidaritas yang tinggi. Dalam kehidupan masyarakat, santri dilatih

untuk hidup bermasyarakat, penuh kebersamaan, saling memegang, tolong

menolong, gotong royong, hidup bersama dalam suka dan duka. Di samping

dorongan oleh kebutuhan-kebutuhan kongkrit dalam kehidupan masyarakat

pedesaan, umumnya terhadap adanya pimpinan kerokhanian semacam itu,

tidak menutup kemungkinan dorongan-dorongan dari budaya masyarakat yang

34 Wawancara dengan KH. Sholahuddin Humaidullah, Tanggal 17 November 2011

Page 62: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

164

memiliki kebanggaan jika misalnya mendapatkan menantu alumni pondok

pesantren, kebanggaan untuk memiliki anak yang berhasil menghafalkan Al-

Fiyah (kitab bahasa Arab puitis terdiri dari seribu bait), dan lain-lain. Semua itu

menjadi pendorong kenapa mereka memilih pondok pesantren sebagai tempat

belajar.

3. Kondisi Sosial Santri

Sebagian santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah

berasal dari pelosok desa, dan sebagian dari mereka adalah anak yang putus

sekolah (drop out). Mereka putus sekolah antara lain karena;

c. Mahalnya Biaya Pendidikan Formal

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadz Khudhori Khoiron35

selaku Kepala Sekolah Program Paket B dan Paket C di pondok

pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu. Banyaknya santri yang putus

sekolah (drop out) karena mahalnya biaya pendidikan sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan santri untuk bisa

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Walaupun sudah

ada dana BOS, siswa juga harus membeli seragam sekolah, alat tulis dan

buku pegangan yang semakin tinggi, sehingga memberatkan siswa untuk

melanjutkan sekolah.

Namun dengan adanya dana BOS dan program Wajar Dikdas yang

diselenggarakan oleh pemerintah khususnya bagi pondok pesantren

35

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 63: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

165

Salafiyah, hal ini memberikan kesempatan kepada santri untuk

memperoleh pendidikan formal.

d. Mata Pencaharian yang Tidak Stabil

Mata pencaharian orang tua salah satu faktor bagi santri untuk

memperoleh kesempatan pendidikan yang layak. Mata pencaharian orang

tua santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu rata-rata adalah

sebagai petani, pedagang, dan pekerja tidak tetap. Kondisi ekonomi dan

lingkungan keluarga yang berbeda dari masing-masing santri, masalah

yang terdapat pada masing-masing santri pun akan berbeda.

Berdasarkan latar belakang kondisi yang berbeda dari masing-

masing santri, kesempatan dan niat untuk melanjutkan pendidikan pun

berbeda. Seperti salah satu santri yang berada di pondok pesantren

Salafiyah APIK, bernama Muhammad Taufik Hidayat36

berasal dari Desa

Pegandon, letaknya tidak jauh dari Kaliwungu Kendal. Sejak umur 12

Tahun atau setara dengan lulus Sekolah Dasar, ia masuk pondok

pesantren atas usulan orang tua dan karena faktor lingkungan tempat

tinggal, dimana anak-anak seusianya, para orang tua lebih memilih untuk

menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

4. Kondisi Pendidikan Santri

Kondisi pendidikan santri pada saat awal masuk di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu masih rendah, dikarenakan kondisi sosial

36

Wawancara dengan Taufiq (santri), Tanggal 13 April 2012

Page 64: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

166

sebagaimana tersebut di atas yaitu masih mahalnya biaya pendidikan dan

mata pencaharian yang tidak menentu. Sebagaimana PP RI No. 55 Tahun

2007 Pasal 14 ayat 3 (2007:17) yaitu pondok pesantren dapat

menyelenggarakan 1 (satu) atau berbagai satuan dan/atau program

pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal. Berdasarkan PP

RI No. 55 tersebut di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu,

terdapat dua pendidikan yang harus dilalui oleh santri, yaitu; pendidikan

formal dan pendidikan non formal.

G. Pendidikan dan Pengajaran

Kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berada di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu di bagi dalam beberapa macam kegiatan

pendidikan dan pengajaran, sebagai berikut ;

1. Program Pendidikan Madrasah

Pondok pesantren Salafiyah APIK merupakan pondok pesantren

Salafiyah yang memiliki dan mengelola lembaga pendidikan sendiri, yaitu

Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah (MSMH). Setiap santri pondok

pesantren Salafiyah APIK harus belajar serta sekolah di madrasah tersebut.

Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah adalah lembaga pendidikan Diniyah

non formal di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu. Berdirinya

Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah tidak bersamaan dengan berdirinya

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu dan melewati dari beberapa

generasi kyai, yaitu pada masa generasi ketiga tahun 1970, saat KH.

Page 65: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

167

Humaidullah Irfan menjadi pemimpin di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu.

Untuk mengikuti pendidikan di MSMH pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, para santri tidak diwajibkan mengikuti pendidikan sejak

dari tingkat Persiapan, namun bisa saja masuk pada tingkat Aliyyah,

tergantung dari bekal ilmu pengetahuan agama yang telah dimiliki sebelum

masuk di pondok pesantren ini. Akan tetapi untuk dapat mengikuti pelajaran

tidak sejak dari tingkat Persiapan, santri perlu di test terlebih dahulu. Secara

prosedural para calon santri harus mendaftarkan diri pada setiap awal tahun,

dengan mengisi formulir pendaftaran serta memenuhi beberapa syarat yang

telah ditentukan.

Formulir pendaftaran selain dikemukakan identitas pribadi, seperti

nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat/ tempat tinggal, latar

belakang pendidikan umum maupun pondok pesantren, nama orang tua/

wali, pekerjaan orang tua/wali, juga motivasi dan tujuan mengikuti pelajaran

di lembaga tersebut. Sesuai dengan latar belakang pendidikan, maka calon

santri dapat memilih kelas yang akan dituju. Hanya saja untuk memasuki

tingkat Tsanawiyah maupun Aliyyah harus di test terlebih dahulu hafalan

nadzam dari suatu kitab yang telah ditentukan dengan jumlah bait tertentu

pula, sebagai syarat untuk mengikuti test tertulis.

Seleksi penerimaan santri baru di MSMH pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, bagi santri baru yang masuk pada tingkatan selain

Sekolah Persiapan I harus mengikuti tes hafalan dan tertulis yang

Page 66: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

168

diselenggarakan oleh panitia penerimaan santri baru MSMH. Syarat lainnya

santri terlebih dahulu membayar administrasi pendaftaran sebesar yang

ditentukan oleh panitia. Sedangkan untuk santri baru yang masuk kelas

Sekolah Persiapan I tidak diadakan tes, langsung masuk kelas yang sudah

ada.

Pada mulanya lembaga pendidikan ini hanya memakai metode

„‟Bandongan” dan ‟‟Pengajian Weton”. Namun pada perkembangannya

masih ada yang dirasakan belum memuaskan, sedangkan masyarakat yang

kian kritis dan maju menginginkan suatu metode pendidikan yang lebih

efektif dan efesien.

Adanya kondisi yang demikian menurut Cak Nur (1985: 96-106)

bahwa keterbelakangan tersebut muncul karena faktor kesenjangan

antisipasi terhadap perkembangan modernitas dan rasionalitas. Hambatan

tersebut secara garis besar berhubungan erat dengan kondisi internal pondok

pesantren, baik lingkungan, santri, kurikulum, model kepemimpinan

maupun alumninya.

Berdirinya MSMH berdasarkan adanya antisipasi perkembangan

zaman yang kemungkinan makin terpisah dari tuntutan syari‟at agama

(Fiqih). Oleh karena itu pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

merasa perlu membangun lembaga pendidikan dengan spesialisasi Fiqih.

Selanjutnya KH. Humaidullah Irfan, mulai didirikan MSMH dengan model

sistem klasikal.

Page 67: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

169

Adapun selain kitab-kitab yang menjadi kajian pokok kajian,

dipelajari di luar jam sekolah (kegiatan Madrasah). Keseluruhan kitab-kitab

klasik yang diajarkan di pondok pesantren dapat digolongkan ke dalam 8

kelompok, yaitu nahwu (syntax) dan sorof (morfologi), fiqh, ushul fiqih,

hadits, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, dan cabang-cabang lain seperti

tarikh dan balaghah. Pengelompokkan kitab-kitab klasik tersebut tidak jauh

berbeda yang diajarkan di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

yaitu beberapa ilmu yang tercakup dalam pendidikan agama Islam yang

diajarkan.

Materi yang dikaji semuanya bersumber dari berbagai kitab klasik

(kitab kuning) yang meliputi beberapa ilmu. Beberapa ilmu yang dimaksud

disini adalah ilmu yang tercakup dalam Pendidikan Agama Islam, di

antaranya ; Nahwu & Sharaf (lughat), fiqih (hukum syar‟i/eksoteris), tauhid

(akidah/teologi), tasawuf (akhlak/isoteris), hadits, tafsir, musthalah hadits,

baca tulis al-Qur‟an dan tarikh.

Satu ilmu yang dikaji oleh masing -masing tingkatan yang berbeda.

Sistem klasikal yang dilaksanakan di pondok pesantren Salafiyah APIK

melalui MSMH dilaksanakan secara berjenjang selama delapan tahun,

dengan ketentuan ; Tingkat Sekolah Persiapan (SP) ditempuh selama dua

tahun dengan sistem jenjang kelas, yakni kelas Sekolah Persiapan I dan

Sekolah Persiapan II, masing–masing kelas dibagi dua (A & B). Pada

tingkatan ini (awal), sebagaimana namanya “Persiapan“, para santri

Page 68: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

170

disajikan menu-menu pelajaran yang bersifat dasar dari beberapa ilmu yang

ada di tingkat seatasnya (Madrasah Tsanawiyah dan Aliyyah).

Tentang kurikulum MSMH rujukan bahan materi pelajarannya

semuanya mengacu pada kitab kuning. Kurikulum di MSMH merupakan

kurikulum agama murni, satuan kurikulum tersebut, berdasarkan kitab

rujukan yang dipakai pada sekolah Persiapan I – II.

Selanjutnya Tingkat Madrasah Tsanawiyah ditempuh selama tiga

tahun, yakni Kelas I, II, dan III dengan masing-masing kelas dibagi menjadi

dua (A & B). Tingkat Tsanawiyah merupakan tingkat lanjutan dari jenjang

yang ada di bawahnya (Sekolah Persiapan I/II). Oleh karena itu, semua

materi yang dikaji adalah kelanjutan dari pelajaran atau ilmu yang sama dari

tingkat dibawahnya.

Sedangkan Tingkat Aliyah sama halnya dengan tingkat Tsanawiyah,

ditempuh tiga tahun, dengan jenjang kelas I, II, & III, dan masing-masing

dibagi menjadi dua (A & B). Pada tingkatan ini para santri ditekankan pada

pemahaman dan aplikasi (amaliyah) materi pelajaran, disamping tetap ada

tuntutan hafalan. Santri yang masuk pada tingkat Aliyah harus bisa

membaca, memahami dan sekaligus mengamalkannya. Orientasi ini

merupakan pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu melalui lembaga pendidikannya MSMH, sehingga plat

from (motto) pondok pesantren “ Ikhtiyar mencetak orang yang alim dan

alim “ dapat terealisasikan.

Page 69: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

171

Pada dasarnya pembelajaran yang disusun dan diaplikasikan di

MSMH mengacu pada prinsip Tafaqquh fi ad-Din. Semua materi pelajaran

yang dikaji menekankan pada sistem muhafadhah, pemahaman, dan

praktek. Materi yang berbentuk nadhaman, khususnya yang berafiliasi pada

nahwu, sharaf, dan balaghah (sastra) santri harus hafal di luar kepala dan

sekaligus dituntut bisa menerapkannya. Sebagaimana orientasi dari ilmu itu

sendiri sebagai ilmu alat, santri yang telah mengkajinya harus bisa baca

kitab kosongan, artinya santri mampu membaca kitab yang berteks dan

berbahasa Arab tanpa syakal lancar, benar sesuai kaidahnya, dan

menangkap maksud yang terkandung pada isinya sehingga siap untuk

dipresentasikan.

Meskipun demikian, ilmu – ilmu selainnya tetap tidak diabaikan

karena sama juga pentingnya untuk ditelaah dan diamalkan kandungannya.

Khususnya ilmu teologi, fikih dan akhlak yang bersifat amaliyah santri

diharapkan benar-benar mampu mengaktualisasikan dalam konteks

kekinian.

Akan tetapi untuk bisa mengakses pemahaman yang optimal dan

berpikir kritis terhadap apa yang dikaji/diperoleh dari kandungan kitab,

santri pondok pesantren Salafiyah APIK belum bisa

mengimplementasikannya kecuali telah menguasai ilmu lughat dan sastra

Arab, hal ini karena semua kajian materi yang dipelajarinya menggunakan

bahasa Arab, sehingga tidak bisa memahami dan mengkritisi kandungan

kitab bila tidak menguasai dan mempraktekkan ilmu lughat.

Page 70: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

172

Semua pelajaran yang ada pada kurikulum MSMH sangatlah penting

dan bermanfaat untuk mencetak santri pondok pesantren Salafiyah APIK

menjadi santri yang shaleh, baik secara pribadi ataupun sosial, dan amil.

Pelajaran yang diprioritaskan pada semua jenjang/ tingkatan kelas adalah

nahwu, sharaf, dan lughat.

Berbagai metode yang diterapkan oleh para pengajar, khususnya para

mustahiq kelas (wali kelas), untuk mematangkan penguasaan santri terhadap

materi pelajaran yang dikaji. Para pengajar yang masuk kelas dengan mata

pelajaran yang diampunya, sebelum memulai pelajaran baru, santri

sebelumnya di tes, ditanya/diminta membaca kitab terlebih dahulu tentang

materi pelajaran yang sudah disampaikan kepadanya, terkait dengan

tarkiban (struktur kalimat), isi kandungan, dan juga hafalan jika berbentuk

nadhaman. Selain itu, pada jam pertama sebelum para pengajar memulai uji

materi pada anak didiknya, para santri harus menglalar (mengulang kembali

dengan dibaca/dilafadzkan) pelajaran-pelajaran yang berbentuk nadhaman,

khususnya pelajaran nahwu selama kurang lebih ½ jam.

Para mustahiq akan bertanggung jawab secara penuh terhadap

perkembangan anak didiknya. Berbagai tahdzir (intimidasi) dan ta’ziran

(hukuman) bagi yang tidak hafal pelajaran sering disampaikan kepadanya,

seperti ; berdiri sampai pulang ketika kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung, di gundul bila sering tidak berangkat sekolah ataupun

musyawarah, dan sebagainya. Sehingga santri tidak akan naik kelas jika

pelajaran pokok tidak hafal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan,

Page 71: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

173

pelajaran yang wajib dihafalkan adalah nahwu/ilmu alat. Jadi, materi

pelajaran yang ditekankan adalah nahwunya. Sehingga berbagai upaya dan

metode diterapkan agar santri dapat memahami dan menguasai ilmu

tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MSMH pondok pesantren

APIK Kaliwungu, setiap santri yang naik pada jenjang/tingkatan seatasnya

ditetapkan beberapa prosedur kenaikan kelas, baik yang berkaitan dengan

hafalan, kedisiplinan, ataupun evaluasi pembelajaran. Di antaranya ;

Ketentuan hafalan, SP I : Nadham Aqidah al-Awam dan Sulam al-Mubtadi.

SP II: Nadham Matan al-Ajrumiyyah. MTs I : Matan al-Ajrumiyyah, al-

Awamil dan Tuhfat al-Athfal. MTs II :Nadham al-Imrithi. MTs III :

Nadham alfiyah 300 Bait. Aliyyah I : Nadham alfiyah 700 Bait. Dan

Aliyyah II : Nadham al-Jauhar Al Maknun.

Kegiatan pendidikan di MSMH pondok pesantren APIK Kaliwungu

dilaksanakan setiap hari, kecuali hari jum`at sebagai hari libur. Jadwal

kegiatan madrasah setiap harinya pada jam 8.00 sampai dengan 11.00 WIS

(selisih waktu Istiwa dengan Waktu Indonesia sekitar 15-30 menit), santri

mengikuti pelajaran di kelas masing-masing. Jadwal pelajaran telah disusun

dengan materi serta sumber-sumber kitab rujukan, semuanya merupakan

kitab kuning sesuai dengan tingkat pendidikan.

Kurikulum yang dipakai disebut sebagai kurikulum yang disusun

menurut kebijakan pimpinan pondok pesantren. Kemudian pada jam 16.30

sampai dengan 17.30 santri berada di kelasnya masing-masing untuk

Page 72: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

174

mengikuti kegiatan lalaran, yakni menghafal materi pelajaran yang

bersumber dari kitab dalam bentuk nadhaman (bait-bait puisi). Sedangkan

malam hari, selama dua jam setelah Isya` sejak jam 20.00 sampai dengan

22.00 WIS santri mengikuti kegiatan musyawarah37

yang dipimpin oleh

wali kelas. Setiap masalah yang diajukan dicoba untuk dipecahkan oleh

masing-masing musyawwir (peserta), tetapi jika gagal dijelaskan oleh wali

kelas.

Selain waktu-waktu untuk kegiatan terjadwal tersebut, santri dapat

menggunakan secara bebas untuk keperluan istirahat/tidur, atau mengurus

keperluan lain, seperti memasak, mencuci dan menyeterika pakain,

termasuk pula seperti membaca al-Qur`an, shalat tahajud dan lain

sebagainya.

Meskipun di pondok pesantren Salafiyah APIK telah menerapkan

sistem pendidikan klasikal, kegiatan mengajar di MSMH dalam

pengelolaannya tetap menerapkan model pembelajaran materi pelajaran

kepada santri yang disesuaikan dengan kondisi riil kehidupan pondok

pesantren, yaitu model “ bandongan dan sorogan.”

Sistem bandongan di MSMH diterapkan pada jam ke -3 atau pukul

16.30 WIS. Kitab yang dikaji adalah kitab penunjang pemahaman (kitab

Syarah) materi pelajaran nahwu di kelas masing-masing yang menjadi kitab

panduan kurikulum madrasah (kitab al-Muqarrabah). Sedangkan pagi

37

Musyawarah adalah semacam diskusi pendalaman terhadap materi pelajaran tersebut

pada esok harinya.

Page 73: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

175

harinya (jam pertama & kedua) sistem pembelajaran yang diterapkan adalah

memadukan di antara keduanya. Disamping santri ngabsahi kitab, mereka

terlebih dahulu diminta membaca, menarkib, dan memaknainya.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat pemahaman santri, para ustadz

menyelenggarakan evaluasi pembelajaran selama jangka waktu tertentu,

seminggu, sebulan, setengah tahun, dan satu tahun (akhir tahun) ajaran.

Setiap minggunya para santri oleh mustahiq kelas (wali kelas) diminta maju

dan di tes mengenai semua pelajaran atau pelajaran pokoknya yang telah

disampaikan oleh para ustadz yang masuk di kelasnya, baik yang berkaitan

dengan hafalan, pemahaman, interpretasi (disuruh menerangkan), atau

nahwunya. Model pembelajaran ini biasa dilakukan pada hari Sabtu jam

pertama. Sedangkan untuk tiap bulan evaluasi yang diterapkan adalah

ulangan tertulis atau setoran hafalan pelajaran pokok, dan pada dekade

setengah tahun diselenggarakan ulangan semester.

Model pembelajaran pertama yang diterapkan di MSMH pondok

pesantren APIK Kaliwungu dengan sistem klasikal adalah pertemuan antara

pengajar (ustadz) dengan murid (santri) dalam rangka penyampaian materi

pelajaran di kelas. Alokasi waktunya satu minggu libur satu kali, yaitu pada

hari Jum‟at, dengan dua kali pertemuan untuk seharinya (jam pertama dan

kedua) dan durasi waktunya dua jam setiap pertemuan. Adapun porsi materi

yang disampaikan oleh pengajar disesuaikan dengan buku silabus pelajaran

madrasah.

Page 74: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

176

Pada dasarnya model pembelajaran yang diterapkan di kelas, oleh para

pengajar (ustadz) mengacu pada ketentuan umum yang telah ditetapkan

pengurus. Model pembelajaran yang ada di MSMH tidak jauh dari metode

yang diajarkan oleh para ustadz karena saling berhubungan, hanya saja

model pembelajaran yang paling signifikan di MSMH adalah adanya waktu

yang disediakan oleh madrasah untuk membahas dan mengkaji ulang

(memusyawarahkan) materi pelajaran yang telah disampaikan oleh

guru/ustadz pada setiap malamnya selain hari libur (hari Minggu) di semua

kelas yang ada di MSMH.

Adanya media musyawarah, para santri diberi kesempatan untuk

bebas menanyakan materi pelajaran yang dikaji secara kritis melalui diskusi

(mujadalah) dengan teman sekelasnya. Lewat forum ini banyak manfaat

yang dapat diperoleh oleh santri. Disamping sebagai wahana untuk

memuraja‟ah pelajaran, mereka yang terbiasa berdiskusi akan terlatih

mental dan pemikirannya dalam memahami, mengkritisi, dan

menyampaikan apa yang menjadi ide/pendapatnya. Sehingga hal ini

merupakan salah satu corak dari beberapa model pembelajaran di pondok

pesantren dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang

berkualitas di masyarakat.

Selain itu, ada pula sistem lalaran yang dijadwalkan dua kali dalam

satu minggu, yakni pada hari Sabtu dan Selasa pukul 16.30 WIS. Sistem ini

berkonsentrasi pada pengulangan pelajaran-pelajaran yang telah dihafal

dengan tujuan agar materi yang telah dihafal tidak lupa. Teknisnya

Page 75: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

177

mentalafudhkan teks pelajaran bila bentuk materinya kalam natsar, dan

melagukannya bila berbentuk kalam nadzam/syi‟iran. Materi pelajaran yang

dilalar pada umumnya adalah pelajaran pokok (Nahwu).

Titik tekan pada pembelajaran ini adalah santri mampu

mengucapkan/melafalkan materi pelajaran dengan lancar tanpa

melihat/membaca teks. Para dewan mustahiq memprogram alokasi waktu

untuk setoran para santri yang sudah hafal pelajaran (khatam) dengan tuntas

(mastery learning) secara tatap muka langsung.

Model pembelajaran lain yang diterapkan di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu ini adalah ngaji bandongan. Ngaji bandongan

diselenggarakan dengan tujuan membantu penguasaan dan penambahan

materi pelajaran pokok (nahwu) yang diajarkan di pagi hari dengan

menggunakan kitab al-Muqarrabah (kitab yang telah dikodifikasi oleh kyai

sebagai acuan pembelajaran di kelas). Kitab yang dikaji dalam ngaji

bandongan pada dasarnya sama dengan kitab al-Muqarrabah, tapi cakupan

materinya lebih luas dari pada kitab al-Muqarrabah.

Sistem bandongan yang ada di MSMH pondok pesantren Salafiyah

APIK termasuk dalam kategori metode pembelajaran, metode ini

menekankan pada praktek pembacaan dan pemahaman isi dan tarkiban teks

yang ada di kitab secara benar sesuai dengan kaidahnya, sehingga

penguasaan materi pelajaran lughat (nahwu, sharaf, dan balaghah) oleh para

santri bisa dituangkan langsung dihadapan kyai / ustadz. Dengan metode

semacam ini lahir pula pola pembelajaran munaqasah di pondok pesantren.

Page 76: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

178

Sedangkan model kelas yang ada di MSHM sama halnya dengan kelas

yang ada di lembaga pendidikan di luar pondok pesantren, hanya saja

berbeda pada Tingkat Persiapan (SP)/Dasar. Bila di sekolah-sekolah formal

Tingkat Dasar (SD) biasa ditempuh enam tahun, yang selanjutnya ke tingkat

Tsanawiyah (SMP), di MSMH hanya ditempuh dua tahun yang selanjutnya

ke tingkat seatasnya, ini pun mungkin berbeda dengan pondok pesantren

lain di luar Kaliwungu, seperti pondok pesantren Lirboyo, pondok pesantren

Sarang, pondok pesantren Tegal Rejo, dan sebagainya, pondok pesantren

tersebut tidak menerapkan model tingkat dasar dengan istilah SP yang

ditempuh 2 tahun. Tingkat Tsanawiyah dan Aliyah sama dengan tingkat

Tsanawiyah dan Aliyah pada lembaga pendidikan yang lainnya, baik

pendidikan pondok pesantren ataupun pendidikan formal, masing-masing

tingkatan ditempuh 3 tahun.

Jumlah kelas yang ada di MSMH semuanya ada 15 kelas/ruangan.

Semua kelas berada di lingkungan pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu, walapun tidak berada pada satu tempat. Proses manajemen yang

diselenggarakan MSMH pondok pesantren Salafiyah APIK diantaranya dari

segi administrasi, honor pengajar (ustadz) MSMH pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu untuk tiap bulannya, masing- masing pengajar

berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat kesenioran/jabatannya. Kepala

Madrasah, Wakil, Sekretaris, Bendahara. Begitu pula dengan pengajar yang

merangkap mustahiq juga berbeda dengan pengajar biasa. Honor pengajar

diberikan setiap bulannya pada tanggal 15 tahun Hijriyah. Sedangkan untuk

Page 77: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

179

pengurus diberikan setiap awal tahun Hijriyah. Dan banyak sedikitnya

honor yang diterima oleh para pengajar pada tiap tahun, secara prakteknya

tidak bisa ditentukan secara nominal berapa besarnya, tergantung dengan

kondisi keuangan yang ada dan kebutuhan rumah tangga MSMH. 38

Sebagai penunjang suksesnya pelaksanaan KBM di MSMH pondok

pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, santri membayar admisnistrasi

pendaftaran, ianah /iuran tiap bulan (pembayaran iuran nya tidak ditetapkan

tiap bulan). Pembayaran dalam jangka satu tahun diangsur tiga kali, yakni;

Tahap awal masuk madrasah (bulan Syawal-Dzulhijjah), tahap kedua pada

bulan Shafar sampai awal bulan Rabi‟ul Awal (Maulud), dan menjadi

persyaratan untuk bisa mengikuti tes semeter I yang diselenggarakan pada

bulan Rabi‟ul Awal (Maulud), dan tahap ketiga dilangsungkan pada bulan

Jumadi Tsani-Rajab, dan persyaratan untuk bisa mengikuti tes semester II

(kenaikan kelas).

Namun tidak semua santri dikenakan biaya pendaftaran yang sama,

melainkan disesuaikan dengan tingkatan masing-masing dan statusnya.

Santri baru dengan santri lama berbeda dalam jumlah iuran pembayarannya.

Sedangkan besarnya nominal iuran untuk jangka waktu tertentu dapat

berubah, sesuai dengan kebutuhan.

3. Kegiatan Ektrakurikuler

38

Wawancara dengan Ustadz Abdun Nafi`, Tanggal 14 November 2011

Page 78: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

180

Kegiatan ekstrakulikuler di pondok pesantren semuanya tidak lepas

dari tujuan pengembangan bakat dan kreativitas para santri. Meskipun

tujuan utama pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah tafaqquh

fi ad- din, pengelola pondok pesantren APIK tetap memberikan fasilitas

ruang gerak yang bersifat teknis, manfaatnya untuk menopang ilmu pokok

yang dipelajari, dikaji, dan diamalkan oleh para santrinya, sehingga peranan

pondok pesantren di masyarakat tidak dikatakan jumud/ortodok (hanya

mempelajari ilmu-ilmu agama), tetapi bernuansa dinamis, fleksibel, relevan,

dan selalu mengikuti perkembangan dari masa ke masa.

Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di pondok pesantren meliputi

berbagai bidang, sehingga para santri yang berminat mengikutinya tinggal

memilih sesuai dengan bakatnya, di antaranya ;

a. Kegiatan Bahtsul Masail

Kegiatan bahtsul masail39

di pondok pesantren merupakan kegiatan

utama. Secara teknis bahtsul masail diselenggarakan untuk membahas

permasalahan/problematika kehidupan yang terjadi di masyarakat, dan

memerlukan kepastian hukum secara syar‟i sebagai solusi jawaban

dengan cara dimusyawarahkan.

39

Metode yang digunakan secara konvensional, yakni tiap peserta bahtsul masail

membacakan jawaban atas kasus/permasalahan yang diangkat oleh panitia kemudian

dirumuskan oleh tim perumus yang selanjutnya diperdebatkan/didiskusikan oleh para peserta

dengan dipandu oleh moderator, selanjutnya tahap akhir permasalahan dan jawaban

dilimpahkan oleh dewan hakim untuk diputuskan jawaban final yang dapat diterima oleh

semua peserta. Metode lainnya adalah metode presentasi, artinya kelompok/kelas yang

ditunjuk oleh panitia sesuai dengan yang dijadwalkan diharuskan mengangkat tema

permasalahan serta solusi jawabannya untuk dipresentasikan dihadapan peserta lainya,

sementara peserta lainya mengkritisi dan menyanggah isi dari makalah yang disampaikan bila

tidak sejalan dengan pandangan/gagasan peserta. Selanjutnya dewan hakim yang

mentashihnya.

Page 79: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

181

Waktu yang ditetapkan dalam penyelenggaraan kegiatan ini adalah

dua minggu sekali/setengah bulan sekali. Peserta yang ikut dalam

kegiatan adalah santri yang sudah tingkat Aliyah. Sementara santri yang

masih berada di tingkat bawahnya (MTs), belum bisa diikutkan dalam

forum bahtsul masail, sehingga ada kegiatan ektrakurikuler yang lain,

hampir sama dengan bahtsul masail, yaitu musyawarah wustha.40

Kegiatan semacam ini di MSMH pondok pesantren Salafiyah APIK

diklasifikasikan menjadi dua istilah, yakni musyawarah wustha dengan

musyawarah kubra dan bahtsul masail wustha dengan bahtsul masail

kubra. Pelaksanaan musyawarah dan bahtsul masail wustha diadakan

masing- masing tiap dua minggu sekali secara bergantian. Sedangkan

musyawarah dan bahtsul masail kubra dilakukan tiap setengah tahun

sekali sebelum pelaksanaan tes semester.

b. Falakiyah

Kegiatan ini dibentuk atas dasar tuntutan perlunya pengembangan

kurikulum yang telah ada, namun tidak efesien bila dimasukkan ke dalam

kurikulum tersebut karena memang falakiyyah di MSMH belum ada, jadi

sifatnya pelajaran baru. Sehingga, pelajaran ini dilangsungkan di luar jam

sekolah/bersifat tambahan (ekstra). Pelaksanaannya tiap 3 minggu sekali

40

Perbedaan antara bahtsul masail dengan musyawarah wustha adalah terletak pada

materi yang dibahas. Jika bahtsul masail yang dibahas adalah masalah hukum syar‟i terkait

dengan permasalahan kehidupan manusia, maka musyawarah wustha yang dibahas adalah

materi/ilmu nahwu sharaf.

Page 80: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

182

dengan pembimbing dari pengajar (dosen) UIN Walisongo Semarang dan

santri senior yang ahli di bidang ini.

Kajian dalam kegiatan ini berkisar tentang penentuan arah kiblat

dengan metode lama dan modern, penentuan jadwal waktu shalat dan

imsak, mengadakan praktik Ru‟yatul Hilal, dan merumuskan

penanggalan baik Hijriyah/Masehi.

c. Jurnalis

Kegiatan jurnalis yang diselenggarakan di pondok pesantren

Salafiyah APIK lewat MSMH bertujuan membantu pengembangan bakat

dan kreasi santri dalam bidang tulis menulis. Santri yang mengikuti

program ini dituntut untuk bisa menuangkan ide-ide/gagasan ke dalam

bahasa tulisan, tidak hanya pandai dan ahli berorasi (pidato) atau

berdiskusi tetapi juga mampu menulis dengan bahasa, ejaan, dan

penalaran yang benar sesuai dengan kaídahnya. Hal ini didasari oleh

pengalaman empiris dari para ulama yang menjadi kiblat keilmuan

mereka.

Jadwal kegiatannya diadakan sebulan sekali dengan cara

penyampaian materi dan tugas menyusun karya tulis dalam bentuk

apapun. Santri yang telah mengikuti program kegiatan ini bekerjasama

dengan pengurus perpustakaan dalam menyusun tugasnya, perpustakaan

MSMH terdapat referensi kitab atau buku yang dijadikan bahan

Page 81: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

183

kajiannya, mulai dari masalah agama, sosial, pendidikan, ekonomi,

budaya, bahasa, politik, dan lain sebagainya.

Lewat program semacam ini di pondok pesantren telah ada majalah

dinding (mading) santri sebagai wadah para santri untuk menuangkan

karya tulisnya, baik dalam bentuk artikel, sastra, karikatur, laporan, dan

sebagainya. Tidak hanya mading santri saja yang menjadi hasil dari

program ini, tetapi terbentuk pula tim buletin/majalah Fajar Magazine

santri untuk tiap bulannya. Sementara di luar pondok pesantren, ada

sebagian santri pondok pesantren APIK Kaliwungu yang terlibat dalam

penerbitan Buletin Assalamu’alaikum Remaja Masjid Islam Kabupaten

Kendal yang terbit tiap tiga bulan sekali.

d. Muhadatsah

Muhadatsah adalah sebuah kegiatan berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa lisan, atau istilah lain adalah bentuk

percakapan/dialog dengan orang lain. Muhadatsah yang diterapkan

sebagai bentuk salah satu dari program tambahan di pondok pesantren

APIK Kaliwungu ialah membuat sebuah komunitas kecil dari peserta

(santri yang mengikutinya), selanjutnya menerapkan ketentuan berdialog/

berkomunikasi dengan bahasa Arab, atau secara simpel adalah

menerapkan percakapan dengan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-

hari/sewaktu berlangsungnya kegiatan tertentu.

Bahasa yang dipilih adalah bahasa Arab, berdasarkan pertimbangan

materi pelajaran yang dikaji yaitu mengkaji materi- materi ilmu agama

Page 82: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

184

yang berbahasa/berteks Arab. Materi pokok yang diprioritaskan dalam

pengkajian di tiap tingkatan atau kelas adalah pelajaran nahwu, sharaf

dan balaghah atau ilmu-ilmu yang membahas tentang rangkaian/struktur

kalimat, kaidah kebahasaan Arab, keindahan dan makna-maknanya.

Memang sebelumnya, di pondok pesantren Salafiyah APIK belum

ada program semacam ini walaupun para santrinya mayoritas tahu dan

pandai terhadap ilmu bahasa Arab tetapi kebanyakan dari mereka belum

pandai dalam menerapkan ilmu kebahasaannya ke dalam bentuk

percakapan, mereka hanya mampu menerapkannya dalam bentuk

pembacaan tulisan/menuliskan kalimat- kalimat berbahasa Arab.

Oleh karena itu, sangatlah urgen bila mereka yang sudah difasilitasi

materi bahasa Arab, lebih dari cukup untuk mengembangkannya dalam

bentuk praktek dialog/ percakapan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.

e. Pelatihan Komputer

Pelatihan komputer yang diadakan di pondok pesantren Salasiyah

APIK tidak dilaksanakan secara terpogram. Menurut ustadz Abdun Nafi`

selaku kepala sekolah MSMH (periode 2011-2012), pelatihan komputer

ini diberikan di ruang khusus komputer.41

Bagi santri yang akan

menggunakan dikenakan biaya setiap satu jamnya Rp. 1000. Biaya ini

dimaksudkan untuk mengganti listrik yang digunakan oleh santri.

Adapun santri yang biasanya belum bisa menggunakan komputer, dan

41

Wawancara dengan Ustadz Abdun Nafi`, Tanggal 14 November 2011

Page 83: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

185

bagi santri yang berniat untuk bisa menggunakan komputer sebagai

keahliannya biasanya mereka belajar dengan temannya atau meminta

para ustadz untuk mengajarinya.

H. Program Wajar Dikdas

Selain pendidikan MSMH yang berada di pondok pesantren Salafiyah

APIK, pendidikan lainnya yang diterapkan yaitu pendidikan sekolah Wajib

Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dalam bentuk program Paket B dan

Paket C. Program Wajar Dikdas yang ada untuk membantu santri yang

memiliki tingkat pendidikan masih minim. Hal ini sesuai dengan makna Wajib

belajar adalah gerakan nasional yang diselenggarakan di seluruh Indonesia bagi

warga Negara yang berusia 7 tahun sampai 15 tahun untuk mengikuti

pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat (Depag, 2003: 7).

Wajib belajar pendidikan dasar merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk mewujudkan critical mass. Dilaksanakannya wajib belajar ini memiliki

tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang terdidik, minimal

memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang esensial.42

Sebagaimana tujuan diadakannya Wajar Dikdas yaitu untuk memberi

dasar bekal pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat dan

42

Memiliki kemampuan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan dan ketrampilan

dasar yang esensial, diharapkan lulusan pondok pesantren Salafiyah dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau dapat dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan di

masyarakat.

Page 84: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

186

memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat

mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat

atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Program Wajar Dikdas diselenggarakan untuk memberikan pelayanan

pendidikan dasar seluas-luasnya kepada warga negara Indonesia tanpa

membedakan latar belakang agama, suku, sosial, budaya, dan ekonomi. Hal ini

sesuai Pasal 31 Ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa ”tiap-tiap warga negara

berhak memperoleh pendidikan”. Lebih jelas, dalam Pasal 31 Ayat

(2)dinyatakan bahwa ”tiap-tiap warga negara wajib memperoleh pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

Berdasarkan definisi tersebut, Wajar Dikdas ini diadakan karena

sebagian para santri menetap atau tinggal di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu masih berusia 12-15 Tahun. Usia 12-15 menurut tingkatannya baru

memiliki ijazah SD atau MI. Berdasarkan hal tersebut, pondok pesantren

Salafiyah APIK menerima kebijakan pemerintah tentang program Wajar

Dikdas.

4. Landasan Normatif

Untuk menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar

pondok pesantren Salafiyah melaporkan/mendaftarkan pada Kantor

Kementerian Agama, dengan tembusan kepada Kepala Dinas pada

Pemerintahan Daerah di Kabupaten atau Kota setempat, tentang kesiapan

dan kesanggupan pondok pesantren menyelenggarakan program Wajar

Dikdas.

Page 85: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

187

Berdasarkan laporan/pendaftaran tersebut, Kantor Kementerian

Agama setempat bersama instansi terkait lainnya akan melakukan klarifikasi

dan verifikasi. Selanjutnya Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

akan mengeluarkan piagam pengesahan tentang penetapan pondok

pesantren Salafiyah sebagai penyelenggara program Wajar Dikdas,

kemudian penetapan tersebut dilaporkan kepada Kantor Wilayah

Kementerian Agama propinsi setempat dan Kementerian Agama Pusat.

Walaupun dalam penyelenggaraan program ini mendapatkan

pengarahan dan bimbingan dari Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan

setempat, namun setiap pondok pesantren Salafiyah tetap berhak untuk

mengatur dan menentukan jadwal pendidikan serta proses pembelajaran

yang sesuai dengan kebiasaan, tradisi dan kondisi setempat. Di antara hak-

hak yang tetap melekat pada pondok pesantren tersebut ialah Pertama, hak

untuk mengalokasikan waktu pengajaran dan masing-masing mata

pelajaran. Kedua, hak untuk menerapkan metode pembelajaran, apakah itu

klasikal, tutorial, sorogan wetonan, atau individual. Ketiga, hak untuk

menetapkan masa/waktu pembelajaran semesteran atau catur wulan, atau

lainnya. Keempat, hak untuk mengembangkan ciri khas dan potensi pondok

pesantren baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang sosial dan

budaya. Dan Kelima, hak untuk memperoleh bantuan pengembangan

pondok pesantren baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Ketenagaan yang diperlukan untuk menyelenggarakan program Wajar

Dikdas pada pondok pesantren Salafiyah, terdiri dari penanggung jawab

Page 86: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

188

program, tenaga pengajar/guru mata pelajaran umum dan guru pembimbing

perpustakaan.

Tenaga pengajar yang dibutuhkan dalam program Wajar Dikdas di

pondok pesantren Salafiyah ini ialah : guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, guru Matematika, dan guru Ilmu Pengetahuan Alam. Guru

pembimbing mata pelajaran umum lainnya, dapat dilakukan oleh guru mata

pelajaran umum tersebut, atau guru/ustadz pondok pesantren, dan apabila

memungkinkan dapat ditambah dengan guru-guru dan sekolah formal.

Tenaga pengajar yang dilibatkan dalam program ini diutamakan tenaga

pengajar yang tersedia di lingkungan pondok pesantren penyelenggara,

sepanjang mereka memiliki kemampuan akademik dan berkesanggupan

mengajar. Bila dilingkungan pondok pesantren tidak terdapat tenaga

pengajar dimaksud, maka pengurus pondok pesantren dapat mengupayakan

kerjasama dan menjalin kemitraan dengan pimpinan sekolah/madrasah atau

guru-guru yang terdapat di sekitar lokasi pondok pesantren.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pelaksanaan program Wajar Dikdas

di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu berdasarkan piagam

Departemen Agama RI Nomor : Kd.11.24/5/PP.00/20.29/2006 (PIAGAM

TERDAFTAR). Sedangkan untuk tingkat Wustha di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu tidak jauh beda dengan yang ada pada sekolah-

sekolah pada umumnya. Baik dari sisi kurikulum, metode maupun sistem

pembelajaran yang digunakan.

Pelaksanaan program Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah

Page 87: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

189

APIK Kaliwungu dimulai dari tingkat Wustha atau setingkat dengan

SMP/MTs dan SMA/MA. Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

tidak menerapkan program Wajar Dikdas pada tingkat Ula atau setingkat

SD/MI.

Berdasarkan piagam Departemen Agama RI Nomor :

Kd.11.24/5/PP.00/ 20.29/2006. (PIAGAM TERDAFTAR), diberikan oleh

Kepala kantor Departemen Agama Kabupaten Kendal kepada pondok

pesantren Salafiyah APIK, dengan Nomor Statistik : 512332408065 yang

beralamatkan di Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu Kendal Jawa

Tengah. Pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu adalah salah satu

pondok pesantren sebagai penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar

sesuai dengan surat keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan

Menteri Agama Nomor : 1/U/KB/2000 dan MA./86/2001 tentang pondok

pesantren Salafiyah sebagai pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar.

Kesepakatan ini telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama Direktur

Jenderal Pendidikan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama

dengan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan Nasional, Nomor: E/83/2000 dan No: 166/Kep/DS/2000 tentang

pedoman pelaksanaan pesantren Salafiyah sebagai pola wajib belajar

pendidikan dasar (Depag, 2002: 3). Berdasarkan kesepakatan tersebut

kepada lembaga bersangkutan diberikan hak menurut hukum, untuk

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran program Wajar Dikdas

Tingkat Wustha dengan kualifikasi Paket B.

Page 88: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

190

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah tentang wajib belajar

pendidikan dasar sembilan tahun, bahwa warga masyarakat diwajibkan

menempuh pendidikan minimal lulus SMP atau sederajat (Depag 2005:vii).

Sehingga dengan kebijakan tersebut diharapkan tidak ada lagi anak di usia

sekolah yang tidak mengenyam pendidikan dasar. Namun dikarenakan

beberapa hal yang mempengaruhi masyarakat, baik masalah hambatan

sosial, ekonomi, dan budaya, banyak warga masyarakat usia wajib belajar

tidak dapat mengikuti pendidikannya di sekolah. Hal tersebut di atas banyak

terjadi terutama di pondok pesantren Salafiyah.

Putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada peserta

didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga

tidak dapat melanjutkan studinya kejenjang berikutnya. Rata-rata santri

yang menetap di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, masih

berusia 12-15 tahun atau dikategorikan anak yang masih perlu mengikuti

wajib belajar, dan pada kenyataannya tidak dapat meneruskan

pendidikannya di sekolah (putus sekolah atau Drop Out).43

Melihat usia dan pendidikan sebagian besar santri yang akan masuk ke

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu, dan tidak lagi melanjutkan

ke jenjang SMP atau SMA. Keadaan inilah yang membuat pengelola

pondok pesantren APIK Kaliwungu merespon kebijakan pemerintah tentang

Wajar Dikdas dengan menyelenggarakan program tersebut guna mengatasi

43

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 89: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

191

santri pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu yang putus sekolah.

Pada Tahun 2009, pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

mengembangkan program Wajar Dikdas dengan Paket C atau setara dengan

SMA. Diselenggarakan Paket C di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu berdasarkan Nomor : Kd.11.24/5/PP.00/2030/2009.

Penyelenggaraan program Paket C ini berdasarkan Kesepakatan Bersama

antara Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI

No: 19/E/MS/2004 dan Nomor : DJ.11/166/04 tentang Penyelenggaraan

Kesetaraan Pada Pondok Pesantren Salafiyah. Berdasarkan Nomor:

Kd.11.24/5/PP.00/2030/2009. Pimpinan pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu diberi hak hukum untuk menyelenggarakan program Paket C.

Khusus santri yang akan mengikuti Paket C, dikarenakan dana BOS

yang diberikan oleh pemerintah hanya sampai pada program Paket B, maka

masing-masing santri dikenakan biaya masuk Rp. 10.000,-. Biaya tersebut

digunakan untuk biaya operasional di program Paket C.

5. Tujuan Wajar Dikdas

Ada beberapa hal yang menjadi motivasi pengelola dalam

penyelenggaraan program Wajar Dikdas sebagaimana program Kementerian

Agama, dengan sasarannya yaitu santri putus sekolah yang berada di

pondok pesantren Salaf, dan memiliki tujuan untuk memberi kesempatan

kepada santri yang putus sekolah (drop out) atau tidak memiliki

ijazah/STTB SMP atau yang sederajat, agar memiliki kompetensi dan

Page 90: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

192

kualifikasi sama dengan program Wajar Dikdas pada pondok pesantren

Salafiyah tingkat Wustha.

Tujuan pengelola pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu

menyelenggarakan program Wajar Dikdas diantaranya disesuaikan dengan

tujuan dalam pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu yaitu “untuk

mencetak muslim yang alim dan amil”, dengan melestarikan dan

mempertahankan kemurnian ajaran Islam dengan paham Ahl Sunnah wal

Jama’ah dan meningkatkan pemberdayaan umat. Sebagaimana yang

dikatakan KH. Sholahudin Humaidullah bahwa santri pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu, setelah lulus dari pondok pesantren diharapkan

mereka mengabdi di masyarakat tidak hanya mengamalkan ilmu agama saja

tapi juga sukses dengan bidang yang lain. Seperti sampai saat ini santri

lulusan dari pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu telah ada yang

bekerja menjadi DPR, guru, bekerja di instansi pemerintah, dan

sebagainya.44

Tetapi walaupun pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu merespon SKB, pondok pesantren Salafiyah APIK tetap tidak

meninggalkan keasliannya sebagai pondok pesantren Salafiyah.

Selain itu tujuan adanya Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu yaitu banyaknya santri yang putus sekolah, hal tersebut

menjadi pertimbangan bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting

44

Wawancara KH. Sholahuddin Humaidullah , Tanggal 17 November 2011

Page 91: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

193

bagi anak bangsa, sehingga selain ijazah pondok pesantren, ijazah formal

perlu dimiliki oleh santri.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, pengelola pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu menyelenggarakan program Wajar Dikdas yang

diprogramkan oleh Kementerian Agama. Diharapkan tidak ada lagi santri

yang putus sekolah dan mereka bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang

yang lebih tinggi.

6. Pelaksanaan Wajar Dikdas di Pondok Pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu

Pelaksanaan Wajar Dikdas dimaksud adalah aplikasi Wajar Dikdas

dalam lingkup kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu. Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah APIK

diwajibkan kepada seluruh santri mulai dari awal masuk pondok pesantren.

Prosedur pelaksanaan Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah

APIK Kaliwungu, saat akan mendaftar masuk ke pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu, santri diwajibkan untuk membawa ijazah

terakhir yang dimiliki. Sehingga akan diketahui tingkat pendidikan

terakhir yang dimiliki dari masing-masing calon santri yang akan masuk

ke dalam pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu.

Sebelum tahun 2010, sekitar 20% calon santri yang mendaftar di

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu usia nya telah melebihi usia

anak-anak di sekolah formal pada umumnya. Namun sejak tahun 2010,

rata-rata calon santri pondok pesantren Salfiyah APIK Kaliwungu banyak

Page 92: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

194

yang lulus dari SD langsung memilih untuk belajar di pondok pesantren.

Seperti Muhammad Taufiq Hidayat salah satu santri kelasIX, ia mulai

masuk pondok pesantren APIK Kaliwungu mulai umur 12 Tahun dan baru

lulus dari MI berdasarkan atas usulan orang tuanya.45

Program Wajar Dikdas di pondok pesantren APIK Kaliwungu

memiliki susunan pengurus yang bertanggung jawab terhadap

berlangsungnya Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah APIK

Kaliwungu. Setiap pengurusnya memiliki tugas masing-masing yaitu KH.

M. Sholahuddin Humaidullah adalah sebagai pemimpin, selain sebagai

kyai di pondok pesantren APIK Kaliwungu, setiap program pengajaran

yang akan dilaksanakan di pondok pesantren APIK Kaliwungu harus

seijin KH. M. Sholahuddin Humaidullah. Sedangkan KH. Ghufron

Humaidullah adalah sebagai wakil dari KH. M. Sholahuddin

Humaidullah dalam menjalankan program Wajar Dikdas.

KH. A. Fadlullah AT menantu dari KH. Imron bertugas sebagai

penanggung jawab setiap program yang akan dilaksanakan, karena beliau

adalah merupakan seorang yang dipercaya sebagai penghubung dengan

Kementerian Agama dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan

Wajar Dikdas.46

Selanjutnya pengelola lainnya seperti sekertaris, bendahara, kepala

sekolah, tata usaha adalah orang-orang yang diberi kepercayaan untuk

45

Wawancara dengan Taufiq (santri), Tanggal 13 April 2012 46

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 93: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

195

membantu sehingga terlaksananya Wajar Dikdas di pondok pesantren

APIK Kaliwungu. Adapun pelaksanaan program Wajar Dikdas di pondok

pesantren APIK Kaliwungu sebagai berikut;

a. Mata Pelajaran Program Kejar Paket B dan C

Mata pelajaran merupakan syarat utama dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah, baik formal maupun non formal, begitu juga

Wajar Dikdas yang berada di pondok pesantren APIK Kaliwungu.

Tenaga pengajarnya berdomisilin di pondok pesantren APIK

Kaliwungu, terkecuali mata pelajaran Bahasa Inggris yang di ampu oleh

M. Tasif S.Pd. tidak berdomisilin di pondok pesantren. Namun M. Tasif

S.Pd. termasuk dari keluarga Dalem (keluarga kyai). Tenaga pengajar

Bahasa Inggris diambil dari luar pondok pesantren, karena di dalam

pondok pesantren APIK Kaliwungu masih jarang atau tidak ada yang

menguasai Bahasa Inggris, dan materi Bahasa Inggris, dianggap oleh

santri adalah salah satu materi tersulit. Dengan alasan santri kurang

memiliki kosa kata Bahasa Inggris, sehingga sulit untuk menerima mata

pelajarannya.47

Mata Pelajaran sebagaimana tersebut di atas, diberikan sesuai

dengan jadwal pelajaran yang satu tahunnya dibagi dua semester,

masing-masing semesternya mengikuti jadwal sekolah pondok pesantren

APIK Kaliwungu yaitu dengan menggunakan kalender Hijriyah. Mata

pelajaran yang diberikan dalam satu minggu hanya 3 hari yaitu hari

47

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 94: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

196

Senin, Kamis dan Jum`at, pada malam hari dimulai jam 22.00 WIS

(waktu Istiwa) dan siang dimulai jam 13.00 WIS. Setiap waktu yang

digunakan untuk proses belajar mengajar Wajar Dikdas sekitar kurang

lebih satu jam, karena dimulainya setelah selesai mata pelajaran pondok

pesantren. Sedangkan untuk hari Jum`at bisa lebih dari satu jam, dengan

pertimbangan hari Jum`at adalah hari libur bagi santri untuk pelajaran

pondok pesantren.

Pemberian materi dalam setiap jam pembelajarannya hanya satu

materi, dengan buku paket yang di subsidi oleh Kementerian Agama.

Namun Sejak tahun 2010 atas usulan dari Ustadz Khudori Khoiron,

materi pelajaran diberikan dengan memakai Latihan Kerja Siswa (LKS),

dengan pertimbangan semangat belajar santri kurang, fasilitas kurang

memadai, jadwal pesantren penuh (dari setelah subuh hingga malam).

Dengan kondisi demikian, akan lebih efektif proses belajar mengajar

diberikan dengan menggunakan metode latihan.48

LKS yang digunakan

di dapat dari toko sekitar PPS APIK Kaliwungu, dengan pertimbangan

LKS tersebut dianggap yang terbaik dari LKS lainnya di sekitar pondok

pesantren APIK Kaliwungu. LKS ini dapat langsung dimiliki oleh santri

secara gratis, dikarenakan telah mendapatkan dana BOS dari pemerintah,

selain itu setiap santri tidak juga dipungut biaya pendidikan Wajar

Dikdas.

48

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 95: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

197

Santri yang mengikuti pendidikan Wajar Dikdas di pondok

pesantren APIK Kaliwungu rata-rata satu kelas dibagi menjadi 20-40

santri. Masing-masing kelas menyesuaikan dengan pembagian kelas di

MSMH pondok pesantren APIK Kaliwungu.

b. Evaluasi Wajar Dikdas

Evaluasi (penilaian) sebagai bagian proses belajar mengajar adalah

serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan

tentang kegiatan dan hasil belajar warga belajar yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang

bermakna dalam pengambilan keputusan. Evaluasi ini bertujuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan dan atau tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, Garis-garis

program Pembelajaran (GBPP) atau dalam perangkat kegiatan

pembelajaran lainnya.

Fungsi evaluasi dalam pembelajaran adalah sebagai acuan guna

perbaikan kegiatan belajar, menentukan kenaikan kelas dan kelulusan,

alat seleksi dan penempatan, serta dapat menjadi motivasi.

Pengelolaan evaluasi diberikan dengan cara memberikan tes

kepada santri. Evaluasi Wajar Dikdas di pondok pesantren APIK

Kaliwungu, dilakukan dalam setiap semester yang dikoordinir oleh

Kelompok Kerja (POKJA) Wajar Dikdas pondok pesantren Salafiyah

yang berada di Kendal.

Page 96: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

198

Secara managerial, pembinaan dan bimbingan pelaksanaan

program Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah dilaksanakan oleh

POKJA, adalah tim yang terdiri dari aparat Kementerian Agama dan

instansi terkait yang bertugas membantu terselenggaranya dengan sukses

program Wajar Dikdas pada pondok pesantren Salafiyah dari

perencanaan, pelaksanaan, supervisi, monitoring dan evaluasi

(Departemen Agama, 2002: 7).

POKJA Wajar Dikdas pondok pesantren Salafiyah di Kabupaten

Kendal, berfungsi mengkoordinir kegiatan Wajar Dikdas dalam pondok

pesantren Salafiyah secara bersamaan. Diantaranya setiap Tri Wulan

diharapkan masing-masing pondok pesantren Salafiyah melaporkan ke

Kementerian Agama lewat POKJA, diantaranya yang dilaporkan data

santri yang masuk dan keluar, rekap data santri yang akan mengikuti

ujian nasional.

Selain itu setiap diadakannya ujian semester, pembuatan soal ujian

dibuat secara koordinir sehingga diharapkan Wajar Dikdas di pondok

pesantren Salafiyah Kabupaten Kendal dapat kesamaan evaluasinya.

Hasil evaluasi dalam bentuk raport yang dimiliki oleh masing-masing

santri, di pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu raport tersebut

tidak dibagikan, dengan alasan dikawatirkan akan hilang jika diberikan

kepada santri.49

49

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012

Page 97: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

199

Akhir pendidikan Wajar Dikdas dilakukan penilaian ujian tahap

akhir atau dinamakan ujian nasional. Penilaian ujian nasional ini berlaku

untuk mata pelajaran PPKN, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, dan IPA. Sebelum ujian akhir dilaksanakan Kementerian Agama

mengadakan Try Out kepada santri, dengan tujuan untuk mengenalkan

santri materi yang akan diujikan, model soal dalam bentuk cek point, dan

cara mengisi lembar jawaban.

Penyusunan alat ujian, termasuk kisi-kisi dan soal-soal ujian akhir

dan pelaksanaan ujian akhir diatur oleh keputusan dari Kementerian

Agama. Hasil penilaian belajar tahap akhir sebagai bahan pertimbangan

kelulusan warga belajar dan pemberian Surat Tanda Tamat Belajar

(STTB) yang menyatakan bahwa telah menyelesaikan studi Wajar

Dikdas pada tingkat Wustha, dan dapat digunakan untuk mendaftar

kejenjang berikutnya. Syarat mengambil ijazah di pondok pesantren

Salafiyah APIK Kaliwungu, selain membayar sendiri ijazah Wajar

Dikdas, ijazah yang sudah ada diberikan jika santri tersebut telah

menyelesaikan di MSMH pondok pesantren APIK Kaliwungu. Jika

belum lulus dari MSMH, santri tidak diperbolehkan mengambil ijazah

Wajar Dikdas.

Penyelenggaraan ujian akhir di pondok pesantren Salafiyah APIK,

dengan menginduk di MTs Brangsong, namun ruang ujian tetap berada di

pondok pesantren Salafiyah APIK Kaliwungu. Jadwal pelaksanaan ujian

Wajar Dikdas di pondok pesantren Salafiyah, tidak bersamaan dengan

Page 98: BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN …eprints.walisongo.ac.id/6756/5/055113003_BAB_IV.pdfAPIK2 sendiri diberikan sejak jaman kemerdekaan. Dana untuk mendirikan pondok pesantren

200

sekolah pada umumnya. Biasanya pelaksanaannya lebih akhir atau selisih

beberapa minggu dengan ujian di sekolah pada umumnya. Adanya waktu

ujian nasional yang berbeda, hal ini memberi kesempatan pada peserta

ujian di sekolah umum, yang belum lulus untuk mengikuti ujian ulang

nasional yang di selenggarakan di pondok pesantren Salafiyah.50

Pelaksanaan uji coba (try out) diadakan oleh Kementerian Agama.

Ujian try out ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan

santri dalam menghadapi ujian nasional. Namun hasil ujian uji coba

tersebut bukan sebagai patokan akhir untuk menilai bahwa santri tersebut

dapat mengerjakan soal ujian nasional. Hasil ujian ada tahun 2008, santri

yang mengikuti ujian nasional tidak seratus persen lulus pada akhir ujian

nasional.

50

Wawancara dengan Ust. Khudhori Khoiron, Tanggal 13 April 2012