25
66 BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL IV.1 Klaster Industri Kecil Tekstil dan Produk Testil Surapati Bandung Pada penelitian ini, studi kasus yang diambil sebagai obyek kajian adalah klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil (TPT) Surapati Kota Bandung. Penentuan klaster industri kecil TPT ini berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis LQ yaitu berdasarkan konsentrasi tenaga kerja. Untuk klaster Surapati dihasilkan nilai LQ sebesar 4,26, lebih besar dari 1,25. Nilai LQ ini menunjukkan bahwa klaster Surapati sangat potensial untuk dikembangkan (Mayer, 2003). Pada penelitian ini diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. Mekanisme kehidupan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil secara umum dapat digambarkan pada gambar 4.1. Gambar tersebut menjelaskan aktivitas seluruh unsur-unsur klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil dimulai dari aktivitas usaha inti, aktivitas di dalam klaster, dan aktivitas antara klaster dengan luar klaster. Hubungan antar perusahaan tersebut merupakan hubungan vertikal yang membentuk rantai pasok (supply chain) antara supplier, produsen, dan konsumen. Wu (2006) bahkan menyatakan klaster industri merupakan kumpulan dari beberapa rantai pasok (supply chain) yang saling berhubungan atau jaringan pasok (supply networks). Dari gambar 4.1 juga dapat dianalisis bahwa: 1. Industri inti muncul karena adanya pasar yang terbuka (Untari, 2004). 2. Pasar terbuka tersebut muncul karena adanya variasi produk yang berubah-ubah, jumlah permintaan variasi produk yang relatif kecil, dan industri inti yang ada tidak dapat memenuhi permintaan pasar. 3. Kemampuan dari proses produksi yang hampir merata pada setiap anggota klaster. 4. Kemampuan tersebut terjadi karena adanya ketidaksengajaan transfer teknologi. Hal ini dapat dilihat dari proses transfer teknologi melalui diskusi dan praktek informal.

BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

66

BAB IV

KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL

TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

IV.1 Klaster Industri Kecil Tekstil dan Produk Testil Surapati Bandung

Pada penelitian ini, studi kasus yang diambil sebagai obyek kajian adalah klaster

industri kecil tekstil dan produk tekstil (TPT) Surapati Kota Bandung. Penentuan

klaster industri kecil TPT ini berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis LQ

yaitu berdasarkan konsentrasi tenaga kerja. Untuk klaster Surapati dihasilkan nilai

LQ sebesar 4,26, lebih besar dari 1,25. Nilai LQ ini menunjukkan bahwa klaster

Surapati sangat potensial untuk dikembangkan (Mayer, 2003). Pada penelitian ini

diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian.

Mekanisme kehidupan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil secara

umum dapat digambarkan pada gambar 4.1. Gambar tersebut menjelaskan

aktivitas seluruh unsur-unsur klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil

dimulai dari aktivitas usaha inti, aktivitas di dalam klaster, dan aktivitas antara

klaster dengan luar klaster. Hubungan antar perusahaan tersebut merupakan

hubungan vertikal yang membentuk rantai pasok (supply chain) antara supplier,

produsen, dan konsumen. Wu (2006) bahkan menyatakan klaster industri

merupakan kumpulan dari beberapa rantai pasok (supply chain) yang saling

berhubungan atau jaringan pasok (supply networks). Dari gambar 4.1 juga dapat

dianalisis bahwa:

1. Industri inti muncul karena adanya pasar yang terbuka (Untari, 2004).

2. Pasar terbuka tersebut muncul karena adanya variasi produk yang

berubah-ubah, jumlah permintaan variasi produk yang relatif kecil, dan

industri inti yang ada tidak dapat memenuhi permintaan pasar.

3. Kemampuan dari proses produksi yang hampir merata pada setiap

anggota klaster.

4. Kemampuan tersebut terjadi karena adanya ketidaksengajaan transfer

teknologi. Hal ini dapat dilihat dari proses transfer teknologi melalui

diskusi dan praktek informal.

Page 2: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

67

Supplier

Industri Inti

Di dalam klaster Sub kontrak

Di Luar klaster

Supplier Konsumen

PemasarGudang JahitSablon

Sub kontrak

Pemotongan

Bordir

Sub kontrak

Sub kontrak

Finishing

Gambar 4.1. Mekanisme Kehidupan Klaster Tekstil dan Produk Tekstil

Page 3: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

68

IV.1.1 Gambaran Umum Klaster Industri TPT Surapati Bandung

Industri kecil dan menengah tekstil dan produk tekstil di Kota Bandung umumnya

mengelompok dalam sentra dan keberadaannya tersebar hampir di seluruh

wilayah yang ada. Salah satu sentra industri tekstil dan produk tekstil tersebut

adalah Sentra Kaos Surapati. Letak sentra Kaos Surapati berada di Kelurahan

Sukaluyu dan Kelurahan Cihaurgeulis yang merupakan wilayah Kecamatan

Cibeunying Kaler, serta Kelurahan Padasuka yang berada di wilayah Kecamatan

Cibeunying Kidul. Kedua kecamatan tersebut terletak 2 (dua) km dari pusat Kota

Bandung ke arah timur laut.

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu Kota Propinsi

Jawa Barat. Kota Bandung secara geografis terletak diantara 107036’ Bujur Timur

dan 6055’ Lintang Selatan. Secara topografis Kota Bandung terletak pada

ketinggian 791 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan

ketinggian 1.050 meter dan terendah disebelah selatan adalah 675 meter di atas

permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung bagian Selatan permukaan tanah relatif

datar, sedangkan di bagian Utara berbukit-bukit.

Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian

maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh :

- Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya: Barat Timur yang

memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara, Jakarta. Dengan telah

dibangunnya jalan tol yang menghubungkan Jakarta, Puwakarta, Bandung,

dan Cileunyi, maka akses ke Jakarta hanya memerlukan waktu sekitar 2

jam. Sedangkan Utara dan Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah

perkebunan (Subang dan Pangalengan).

- Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan

memudahkan hubungan dan komunikasi secara lebih cepat.

IV.1.2 Kondisi Klaster Industri TPT Surapati Bandung

Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri kaos

yang terbentuk secara alami sejak tahun 1982. Produk yang dihasilkan Klaster

Page 4: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

69

Surapati saat ini tidak hanya kaos saja sebagai produk utama, tetapi juga produk

lainnya seperti jaket, training, sweater, spanduk, sablon, umbul-umbul, topi,

bahkan sekarang ini produknya berkembang ke papan iklan (billboard).

Prosentase dari jenis produk yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.2.

Beragamnya jenis produk dan lapisan industri menunjukan kecenderungan sentra

kaos Surapati ini mampu merangsang inovasi, serta berpotensi dalam

pemberdayaan sumber daya manusia ke depan dan sumber daya lainnya.

28,30%

20,75%9,43%

11,32%

6,98%

5,66%7,55%

Kaos

Jaket

Training

Sapnduk

Sweater

Topi

Sablon

Gambar 4.2 Jenis Produk Berdasarkan Nilai Transaksi Klaster Surapati

Di sepanjang jalan Surapati – PHH. Mustopa (jalan protokol provinsi) saat ini

terdapat ±269 unit usaha dengan omzet rata-rata 5 Milyar perbulan (Disperindag,

2006). Selain itu juga terdapat pelaku usaha dibelakang dan sekitarnya, sehingga

diperkirakan terdapat 800 unit usaha yang saling mendukung di sentra kaos

Surapati dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 5.600 orang tenaga

kerja (Disperindag, 2006).

Sentra industri kaos Surapati tergolong sebagai industri skala kecil dan rumah

tangga, dimana jumlah pekerja yang terlibat dalam satu unit perusahaan rata-rata

kurang dari 20 orang. Tetapi dalam hal penciptaan lapangan kerja, tentunya ikut

menyumbangkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri. Bahkan industri kaos

Surapati telah menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat di sekitar sentra

tersebut.

Page 5: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

70

IV.2 Faktor-Faktor Analisis Kinerja Klaster Industri Supply Chain

IV.2.1 Profil Industri Inti

Pada mulanya industri inti terdiri dari satu atau beberapa unit usaha yang memiliki

sesuatu yang dapat dikembangkan yang berupa keterampilan, potensi lokal,

adanya sarana dan peralatan kerja, dan adanya dorongan karena munculnya usaha

di sekitar lokasi usaha mereka. Industri inti adalah industri yang mempunyai

keterkaitan erat dengan industri lain dalam suatu klaster, serta sangat berpengaruh

terhadap pengembangan klaster. Industri inti merupakan titik masuk kajian dalam

penelitian model pembentukan klaster supply chain.

Mekanisme munculnya industri inti pada klaster industri kecil secara umum dapat

dianalisis sebagai berikut (Untari, 2004) :

– Industri inti muncul karena adanya pasar yang terbuka, artinya terdapat

kondisi dimana permintaan pasar lebih besar daripada output yang dihasilkan

industri kecil.

– Pasar terbuka muncul karena beberapa hal, antara lain: variasi produk yang

berubah-ubah, jumlah permintaan variasi produk yang relatif kecil, serta

industri inti yang ada tidak dapat memenuhi permintaan pasar.

– Kemampuan dari proses produksi yang hampir merata pada setiap anggota

klaster. Kemampuan tersebut terjadi karena adanya ketidaksengajaan transfer

teknologi. Hal ini dapat dilihat dari proses transfer teknologi melalui diskusi

dan praktek informal.

Profil industri inti (perusahaaan) klaster tekstil dan produk tekstil Surapati

diperoleh dari hasil kuesioner, wawancara dan pengamatan langsung. Hasil

kuesioner data umum perusahaan dapat dilihat dalam Tabel 4.1. Dari 30 sampel

yang terpilih, 12 perusahaan masuk dalam kategori industri mikro dengan jumlah

karyawan kurang dari 4 orang, 15 perusahaan masuk dalam kategori industri kecil

dengan jumlah karyawan berkisar 4 – 20 orang, dan 3 perusahaan masuk dalam

kategori industri menengah dengan jumlah karyawan di atas 20 orang. Bentuk

badan usaha bervariasi yaitu perseorangan dan CV. Beberapa kendala yang

dialami dalam survey penelitian adalah kondisi perusahaan yang banyak

Page 6: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

71

mengalami perubahan, dan sulitnya mendapatkan data yang berhubungan dengan

produksi dan laporan keuangan.

Tabel 4.1. Data Profil Perusahaan (Industri Inti)

NO Nama

Perusahaan

Tahun

Berdiri

Jumlah

Karyawan Modal Penjualan Laba

1 Dian Production 1994 23 200.000.000 1.500.000.000 300.000.000

2 Golden 1996 5 50.000.000 60.000.000 12.000.000

3 Cakra 1996 9 61.000.000 600.000.000 120.000.000

4 Jaya Promosi 1985 4 200.000.000 500.000.000 100.000.000

5 CD 113 1995 4 15.000.000 60.000.000 12.000.000

6 Toraja 2006 2 80.000.000 60.000.000 12.000.000

7 Top One Prod. 1997 10 150.000.000 1.400.000.000 280.000.000

8 CB 171 Tshirt 2003 3 8.000.000 36.000.000 7.200.000

9 Dinasty 1997 6 40.000.000 36.000.000 7.200.000

10 Handy's 1996 10 127.500.000 720.000.000 144.000.000

11 SAS 1988 28 350.000.000 2.500.000.000 500.000.000

12 X-Sys 2001 2 10.000.000 36.000.000 7.200.000

13 Cahaya 50 1990 3 30.000.000 36.000.000 7.200.000

14 CV. Hoki 2002 8 40.000.000 600.000.000 120.000.000

15 Bonanza 2003 2 15.000.000 48.000.000 9.600.000

16 Avpin Tshirt 2005 2 5.000.000 72.000.000 14.400.000

17 Chexas Tshirt 1995 2 10.000.000 36.000.000 7.200.000

18 Swaka 1995 3 30.000.000 300.000.000 60.000.000

19 Exsas Tshirt 2000 4 10.000.000 120.000.000 24.000.000

20 CV. Surya 1989 25 300.000.000 2.000.000.000 400.000.000

21 P.Dock Production 2000

4 10.000.000 36.000.000 7.200.000

22 Pras 1990 10 20.000.000 600.000.000 120.000.000

23 Hidayah Production 2005

2 25.000.000 60.000.000 12.000.000

24 CDM 1998 3 10.000.000 36.000.000 7.200.000

25 C50 2000 3 10.000.000 60.000.000 12.000.000

26 Kharisma Advertising 1996

4 10.000.000 72.000.000 14.400.000

27 K-te Product 2000 6 15.000.000 60.000.000 12.000.000

28 Unique Production 1999

4 20.000.000 180.000.000 36.000.000

29 Anis Reklame 1999 2 30.000.000 120.000.000 24.000.000

30 Mudji 1994 17 200.000.000 1.500.000.000 300.000.000

Dalam melakukan proses produksinya kemampuan industri inti akan berbeda-

beda. Untuk itu dalam penelitian akan dilakukan penentuan jumlah kelompok

industri inti dengan menggunakan analisis kluster yaitu menentukan

pengelompokkan terhadap 30 industri inti klaster Surapati di Kota Bandung.

Pengelompokan dilakukan berdasarkan kinerja yang telah dicapai, yaitu :

Page 7: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

72

- Umur perusahaan (sampai tahun 2007)

- Jumlah karyawan

- Modal (asset) perusahaan

- Penjualan per tahun

- Laba bersih per tahun

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS 12. Karena data-

data kinerja industri di atas diukur dengan skala yang berbeda, maka dilakukan

standarisasi data. Data mentah untuk 30 responden terhadap variabel

ditransformasikan ke skor Z (standardized). Metode pengelompokkan yang

dipilih adalah metode pengelompokkan hierarchical cluster analysis yang

menggunakan agglomerative methods. Prosedur pengelompokkan yang digunakan

yaitu Ward’s Error Sum of Square Method. Ward’s method menjamin perbedaan

antar klaster diperkecil dan jika dibandingkan dengan metode yang lain, metode

ward’s memiliki kekomprehensifan yang lebih baik (Hair, 1998). Teknik

pengukuran jarak atau similaritas yang digunakan dalam pengolahan data ini

adalah Squared Eucliden Distance.

Pada dasarnya penentuan jumlah kelompok dapat dilakukan secara apriori ataupun

dengan melihat tabel aglomerasi. Pada penelitian ini akan dilakukan pembacaan

hasil tabel aglomerasi dengan melihat koefisien aglomerasi. Untuk itu dicoba

ditentukan tiga alternatif jumlah kluster, yaitu 3, 4, dan 5 kluster. Dari hasil

pengolahan analisis cluster dengan Sofware SPSS Versi 12 dihasilkan Case

Processing Summary, Proximity Matrix, Agglomeration Schedule, dan Cluster

membership (Lampiran B). Hasil pengolahan data ini dapat digunakan untuk

menginterpretasikan hasil dari pengelompokkan.

Dari hasil Case Processing Summary memperlihatkan bahwa data yang diolah

terdiri dari 30 cases (responden) yang sudah terisi lengkap, tidak ada data yang

hilang dan siap untuk diolah. Pada tabel Proximity Matrix memperlihatkan

similaritas obyek yang diukur berdasarkan Squared Eucliden distance. Semakin

kecil jarak euclidean antar obyek, maka semakin similar kedua obyek tersebut.

Page 8: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

73

Jarak yang ditunjukkan dalam matriks ini menjadi dasar pengelompokkan

perusahaan.

Hasil analisis kluster diringkas di Agglomeration Schedule yang mengidentifikasi

obyek-obyek atau kluster-kluster yang digabungkan di setiap tingkat. Pada metode

aglomerasi, dimulai dengan kenyataan bahwa setiap obyek membentuk kelompok

masing-masing. Pengelompokkan perusahaan dilakukan satu demi satu. Pada

tahap pertama (stage 1), perusahaan 21 dan 25 memiliki jarak terkecil, maka

kedua perusahaan tersebut dijadikan satu kluster. Jarak terkecil antar dua

perusahaan ditampilkan di kolom coefficient. Coefficient besar menunjukan

kluster yang digabung adalah berbeda.

Hasil aglomerasi dalam tabel Agglomeration Schedule dapat juga ditampilkan

dengan sebuah dendogram. Dendogram merupakan diagram yang

menggambarkan urutan hierarki pengelompokkan. Dengan melihat diagram

dendogram ini kita bisa mengetahui urutan pengelompokkan dan anggota

kelompoknya. Dari dendogram ini terlihat sesuai dengan proses aglomerasi,

perusahaan 21 dan 25 menjadi kelompok terlebih dahulu, kemudian perusahaan 8

dan 15 bergabung. Demikian seterusnya sampai terbentuk sebuah kluster besar

yang mewakili semua perusahaan.

Dari hasil cluster membership (keanggotaan kluster) dihasilkan rekapitulasi hasil

proses pengelompokkan. Pada proses pengolahan data ini dilakukan

pengelompokkan dengan beberapa alternatif jumlah kluster yaitu 3, 4, dan 5

kelompok. Untuk menentukan jumlah kelompok yang tepat dilakukan validasi

dengan melakukan uji dengan metode yang berbeda yaitu metode K-Means. Hasil

validasi dengan membandingkan metode hirarki dan K-Means dapat dilihat pada

lampiran B4. Dari hasil validadi ini didapatkan bahwa jumlah kluster 3 yang

menghasilkan perbedaan yang sedikit dibandingkan dengan kluster 4 dan 5.

Sehingga pada penelitian ini industri inti akan dikelompokkan menjadi 3

kelompok.

Page 9: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

74

Tabel 4.2 Hasil Pengelompokkan 3 Klaster

Kluster Jumlah

Perusahaan

No. Responden Perusahaan

1 5 1, 7, 11, 20, 30 Dian Production, Top One Production, Surya, SAS Advertising, dan Mudji Sport

2 12 2, 3, 4, 5, 9, 10, 13, 14, 17, 18, 22, 26

Golden, Cakra, Jaya Promosi, CD 113, Dinasty, X-Sys, Hoky, Bonanza, Swaka, Exsas Tshirt, Pras, C 50,

3 13 6, 8, 12, 15, 16, 19, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29

Toraja, CB 171, Cahaya 50, Handy’s, Avpin Tshirt, Chexas Tshirt, P.Dock Production, Hidayah Production, Kharisma Advertising, CDM, K-te Production, Unique Production, Anis Reklame,

Dari tabel 4.2 menunjukkan nama-nama perusahaan yang masuk ke dalam

kelompok 1 ada 5 perusahaan atau 17%, perusahaan pada kelompok ini kinerja

industri kategori tinggi dan merupakan perusahaan skala menengah. Kelompok 2

ada 10 perusahaan atau 20%, perusahaan pada kelompok ini kinerja kategori

sedang yang merupakan perusahaan skala kecil. Sedangkan pada kelompok 3 ada

13 atau 43%, kinerja perusahaan pada kelompok ini kategori rendah dan

merupakan perusahaan skala mikro atau rumah tangga.

IV.2.2 Profil Supplier

Supplier adalah industri penunjang yang memenuhi kebutuhan bahan baku

ataupun bahan penolong yang diperlukan industri inti dalam proses produksinya.

Supplier merupakan backward linkage atau keterkaitan ke belakang dari industri

inti. Munculnya supplier di dalam suatu klaster industri karena adanya kebutuhan

industri inti akan suatu input yang diperlukan bagi proses produksi. Input tersebut

dapat berupa bahan baku maupun bahan penolong. Untuk itu, analisis munculnya

supplier dilakukan dengan mengidentifikasi terhadap bahan yang dibutuhkan oleh

industri inti, jumlah dan seberapa sering bahan tersebut dibutuhkan, serta dari

mana sumber bahan baku tersebut dapat dipenuhi. Analisis dilakukan untuk

melihat peranan supplier dalam kelancaran proses produksi, dan juga untuk

Page 10: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

75

mengetahui hambatan yang dihadapi industri inti dalam meningkatkan proses

produksinya.

Dari hasil di lapangan teridentifikasi bahwa yang menjadi supplier untuk

klaster/sentra kaos Surapati terdiri dari pedagang kain, pedagang peralatan sablon,

dan aksesoris konveksi. Para pedagang ini berada di sekitar jalan Oto

Iskandardinata (Otista) yang merupakan pusat tekstil dan produk tekstil di Kota

Bandung. Selain itu juga telah muncul supplier di sekitar klaster/sentra seperti

Toko Padasuka dan Toko Kenari. Untuk pedagang kain ini, mereka mendapat

pasokan dari pabrik kain yang tersebar di Jawa Barat seperti Kabupaten Bandung,

Kota Cimahi, Kabupaten Purwakarta, dan Bekasi. Supplier pada klaster tekstil dan

produk tekstil Surapati terdiri dari :

- Pedagang kain

Secara umum pedagang kain yang menjual berbagai jenis kain dipasok dari

pabrik kain yang tersebar di Jawa Barat seperti Kabupaten Bandung, Kota

Cimahi, Kabupaten Purwakarta, dan Bekasi. Sebenarnya ada keinginan dari

industri inti untuk mendapatkan kain langsung dari pabrik tekstil. Tetapi

dengan keterbatasan dana untuk mendapatkan kain dalam skala besar tidak

mungkin dilakukan. Peran pedagang kain sebagai penyangga bahan baku

menjadi andalan, artinya secara langsung industri inti telah menerapkan salah

satu prinsip klaster industri. Kemudahan selain partai kecil juga sistem

pembayaran dapat dilakukan secara kredit.

- Pedagang Asesoris

Pedagang asesoris menjual berbagai produk seperti kancing, benang, dan

ruisleting dengan penjualan partai besar dan menggunakan sistem pembayaran

kontan atau kredit.

- Pedagang Bahan Sablon dan Peralatan Sablon

Pedagang bahan sablon dan peralatan sablon menjual berbagai produk untuk

proses sablon seperti bahan screen, cat untuk sablon, dan peralatan lainnya.

Untuk bahan sablon (printing) yang berkualitas tinggi masih merupakan

produk impor. Sedangkan untuk peralatan sablon yang dipakai dalam proses

sablon hampir sepenuhnya telah diproduksi oleh pelaku lokal.

Page 11: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

76

Pada pengumpulan data supplier ini penulis mengalami kesulitan untuk

mendapatkan profil perusahaan karena mereka adalah umumnya pedagang. Untuk

itu penelitian ini hanya mendapat data supplier dari industri inti dan data sekunder

dari yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat. Selengkapnya nama-

nama Supplier dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Nama-Nama Supplier

No Pedagang Kain Peralatan Sablon Aksesoris

1 Toko Purnama Jl. Otista

Toko Aseli Jl. Otista

Toko Otto Jaya Jl. Otista

2 Toko Central Jl. Otista

Toko Aneka Ragam Jl. Cidurian

Toko Sepuluh Jl. Otista

3 Toko Kenari Jl. Kenari

Toko Spectra Jl. Otista Bandung

Toko Tokyo Jl. Otista

4 Toko Meriah Jl. Otista

Toko Asli Jl. Otista

-

5 Toko Padasuka Jl. PH. Mustapa

Toko Lukas Jl. Dalem Kaum

-

6 PT. Kahatex - -

Dalam melakukan proses produksi industri inti akan melakukan pemilihan

terhadap supplier. Gambar 4.3 menunjukkan perbandingan rata-rata penilaian oleh

industri inti yaitu industri kinerja tinggi, industri sedang, dan industri kinerja

rendah terhadap pemilihan supplier berdasarkan kriteria harga, kualitas, kuantitas,

dan pelayanan yang ditawarkan. Pada industri kinerja tinggi terlihat bahwa

mereka mengutamakan kualitas dan pelayanan dari supplier. Untuk industri

kinerja sedang mengutamakan kualitas, pelayanan, dan harga. Sedangkan untuk

industri kinerja rendah lebih mengutamakan harga dari supplier.

Page 12: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

77

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

Harga

Kualitas

Kuantitas

Pelayanan

Tinggi

Sedang

Rendah

Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Pemilihan Supplier

IV.2.3 Profil Subkontrak

Subkontrak merupakan industri atau perusahaan yang mengerjakan sebagian tahap

proses produksi yang harus dikerjakan usaha inti. Munculnya subkontrak dapat

dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap seluruh tahapan produksi yang

dilakukan industri inti. Dari keseluruhan tahapan tersebut, apakah ada yang

dikerjakan oleh pihak lain. Jika ada maka pihak lain tersebut adalah subkontrak.

Kemudian dilakukan identifikasi apakah subkontrak tersebut ada di dalam klaster.

Pada klaster Surapati terdapat keunikan dalam proses pekerjaan subkontrak, yaitu

subkontrak dikerjakan oleh industri perorangan atau rumah tangga. Letak industri

subkontrak berada di sekitar (belakang) industri inti yang mempunyai spesialisasi

seperti jasa jahit, jasa sablon, dan bordir. Setiap perusahaan mempunyai

subkontrak masing-masing, biasanya dipilih karena hubungan keluarga atau bekas

pegawainya yang membuka usaha sendiri.

Pengerjaan subkontrak di klaster Surapati dikenal dengan lapisan industri yang

mereka sebut dengan ring pelaku. Ring pelaku ini mengelompok menjadi 3 ring,

yaitu :

Page 13: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

78

1. Ring Pertama: yaitu kelompok usaha yang berada di sepanjang jalan

Surapati – PHH. Mustopa yang disebut industri inti. Ring pertama ini lebih

menguasai pasar, tempat usaha lebih representatif untuk menerima

konsumen/pelanggan, dan mereka lebih fokus untuk mendapatkan order.

2. Ring Kedua: yaitu kelompok pelaku yang berada di belakang ring pertama.

Kelompok inilah yang melakukan pekerjaan subkontrak atau yang mereka

sebut maklun dari ring pertama. Selain itu juga mereka masih mengerjakan

order dari pasarnya sendiri, namun dalam kapasitas yang relatif kecil.

3. Ring Ketiga: yaitu kelompok pelaku yang berada di belakang ring kedua,

dan hanya mengerjakan pekerjaan subkontrak saja, baik dari ring pertama

maupun dari ring kedua.

Tumbuhnya ring-ring pelaku ini terjadi begitu saja tanpa melalui proses yang

direncanakan. Lapisan industri baru akan terbentuk dan bergabung dalam

kelompok salah satu ring secara alamiah, ketika proses transfer keterampilan

dirasa cukup oleh para pekerja dalam suatu unit usaha. Sehingga mereka

memutuskan untuk mandiri menjadi unit usaha baru dan menjadi jejaring atau

subkontrak dari unit usaha tempat mereka bekerja sebelumnya atau unit usaha

lainnya. Fenomena ini telah terjadi secara turun menurun sejak awal adanya

industri kaos Surapati hingga saat ini.

Gambar 4.4 menunjukkan penilaian pelaku usaha pada klaster TPT Surapati

dalam memilih perusahaan subkontrak berdasarkan kriteria fasilitas produksi,

biaya produksi, waktu produksi, dan mutu produksi. Kriteria yang menjadi sangat

penting menurut industri kinerja tinggi adalah mutu produksi yang dihasilkan

perusahaan subkontrak. Untuk industri kinerja sedang mutu, biaya dan waktu

produksi adalah kriteria yang penting. Sedangkan kriteria yang sangat penting

menurut industri kinerja rendah adalah biaya produksi.

Page 14: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

79

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

Fasilitas

Biaya

Waktu

Mutu

Tinggi

Sedang

Rendah

Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Pemilihan Subkontrak

IV.2.4 Profil Pemasar

Pemasar merupakan usaha penunjang yang mendukung industri inti dalam

memasarkan produknya. Identifikasi untuk mengetahui munculnya pemasar di

dalam klaster dapat dilakukan dengan mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan

industri inti dalam upaya menyampaikan produknya sampai ke tangan konsumen.

Sehingga akan diketahui apakah industri inti menggunakan jasa pemasar atau

melakukan sendiri kegiatan pemasarannya.

Pada klaster sentra kaos Surapati keberadaan pemasar sulit untuk diidentifikasi,

karena para pelaku industri inti tidak secara langsung dapat mengenali pembelinya

sebagai pemasar (perantara) atau pemakai (konsumen) langsung. Dari hasil

wawancara di lapangan secara umum diperoleh gambaran bahwa kelompok

pembeli antara lain institusi pemerintah lokal maupun luar daerah, sekolah,

universitas, outlet, perusahaan swasta dan bank. Biasanya mereka memesan untuk

seragam pegawai dan kaos olah raga. Distribusi pasar industri kaos menunjukkan

bahwa proporsi pasar lokal hampir seimbang dengan pasar di luar daerah (antar

kabupaten 32%, dan antar propinsi 28%), walaupun pasar lokal masih berada pada

posisi teratas sebesar 36 %. Sedangkan untuk pasar ekspor teridentifikasi ada

Page 15: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

80

sekitar 4%. Data mengenai distribusi pasar industri kaos Surapai dapat dilihat

pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Distribusi Pasar (Disperindag, 2006)

Gambar 4.6 menunjukan rata-rata penilaian pelaku usaha di klaster TPT Surapati

dalam memilih pemasar/konsumen. Pada industri kinerja tinggi terlihat bahwa

kemampuan promosi dari pemasar/konsumen merupakan kriteria yang sangat

penting. Untuk industri kinerja sedang menganggap bahwa kemampuan

mendapatkan order merupakan kriteria yang penting. Sedangkan untuk industri

kinerja rendah menganggap bahwa harga produk yang sesuai adalah kriteria yang

penting dalam pemilihan pemasar/konsumen.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

Promosi

OrderHarga

Tinggi

Sedang

Rendah

Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Pemilihan Pemasar

36%

32%

28%

4%

Lokal Antar Kabupaten Antar Propinsi Ekspor

Page 16: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

81

IV.3 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Klaster

IV.3.1 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Keberhasilan Klaster

IV.3.1.1 Bahan baku

Bahan baku utama industri tekstil dan produk tekstil adalah kain dengan jenis dan

kualitas yang berbeda-beda. Kebutuhan bahan baku untuk industri kecil dan

menengah bervariasi untuk masing-masing perusahaan, yaitu untuk industri

menengah berkisar 150 juta hingga 1,5 milyar rupiah dan untuk industri skala

kecil berkisar 18 juta hingga 200 juta rupiah. Kebutuhan bahan baku ini akan

meningkat jika order meningkat, biasanya pada tahun ajaran baru sekolah atau

adanya even-even besar daerah maupun nasional.

Jenis-jenis kain yang digunakan sebagai bahan baku yaitu :

- Kaos & Polo Shirt : PE (Polyester), Hyget, Cotton Carded, Cotton

Combed, TC (tetoron cotton - 35 % cotton 65 % polyester, CVC (80%

cotton, 20 % polyester), Polyester, Lacoste, Lacoste Cotton pique, Wafer,

Double Knit, dll.

- Jaket: Drill, Parasut/ Parasit, Taslan (nylon taslon), Baby canvas, Canvas

sueding, Canvas ring, Canvas Marsoto, Ribstock/ Ribstop, Jeans/Denim,

Micro fibre, Micro satin, High Twist, Semi Wol, Diadora, Adidas, Lotto,

dll.

- Pakaian Olahraga: Parasut/parasit, Taslan (nilon Taslon), Micro fibre,

Micro saten, Adidas, Lotto, Paragon, Diadora, dll.

- Kemeja: American drill, Castilo, Verlando, Ventura, Japan, Taipan,

Oxford, Canada, Golden Mela, Tetoron, Ripstop/ Ribstok, High twist

(Sebastian, Caravelle, Intercooler, Maxistyle ( Staff, Serasi, dll), Bellini

(Topman, United, Fortis, dll), Estilo, Bertoluci, Pedroza, Exprezzo, Tifosi,

Amarilo, Britain, Mantovani, Caterina, dll), BSY (tisu), Sutra, dll.

- Celana: American drill, Castilo, Verlando, Ventura, Japan, Taipan,

Canvas, Jeans (denim), Corduroy, High twist (Sebastian, Caravelle,

Intercooler, Maxistyle (Staff, Serasi, dll), Bellini (Topman, United, Fortis,

dll), Estilo, Bertoluci, Pedroza, Exprezzo, Tifosi, Amarilo, Britain,

Mantovani, Caterina, dll) Wol, Ripstop (ribstock/ribstok), dsb.

Page 17: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

82

- Topi: Canvas, Drill, Jala/jaring, Rafel, Twill, Matador, dll.

- Kostum Basket/Bola: Paragon, Jaring, Trilobal, Eye let, Serena, dll.

- Sweater: fleece, polar fleece, baby tery, dll.

Ketersediaan bahan baku selama ini masih lancar dan dapat dengan mudah

dipenuhi. Hal ini didukung oleh pabrik tekstil yang berada di Jawa Barat seperti

Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Purwakarta, dan Bekasi. Dengan

melalui para pedagang yang berada di sekitar jalan Oto Iskandardinata yang

merupakan pusat tekstil dan produk tekstil di Kota Bandung. Melalui pedagang

ini sistem pembayaran dapat dilakukan dengan sistem tunai, maupun secara kredit.

IV.3.1.2 Sumber daya manusia

Pada tahun 2007, sentra kaos Surapati menyerap ± 5.600 tenaga kerja. Jumlah ini

hasil perhitungan rata-rata tenaga kerja per unit usaha sebanyak 7 orang dikalikan

800 unit usaha perkiraan yang ada. Tidak seperti pada umumnya industri pakaian

jadi (konveksi), tenaga kerja sentra kaos Surapati didominasi oleh tenaga kerja

laki-laki. Tenaga kerja wanita biasanya ditempatkan sebagai penjaga toko/outlet

dan manajemen. Hal ini dilakukan karena industri Surapati biasanya mengerjakan

order yang cepat, seperti pembuatan spanduk biasanya selesai dalam waktu sehari

(24 jam), sehingga dikerjakan secara lembur (malam hari).

Sebagian tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi memiliki pendidikan

setingkat SLTP dan SMA, sedangkan untuk manajemen minimal SMA. Kecuali

untuk beberapa perusahaan skala menengah yang sudah mempekerjakan para

sarjana dan ahli madya, misalnya untuk disain. Upah tenaga kerja untuk bagian

administrasi biasanya dibayar bulanan, sedangkan untuk bagian jahit dibayarkan

secara borongan. Pembayaran sistem borongan ini, karena sistem produksi di

sentra kaos Surapati adalah job order, dimana ordernya tidak kontinyu.

IV.3.1.3 Teknologi

Pada awal pembentukan sentra, teknologi yang digunakan masih sederhana,

menggunakan mesin jahit manual yang menggunakan kaki untuk menggerakkan

mesin jahit. Pada tahun 1990-an teknologi sudah menggunakan mesin dinamo

Page 18: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

83

untuk menggerakkan mesin jahit, dan juga jenis mesin obras telah berkembang

menjadi obras benang tiga, overdeck, dan obras benang lima sehingga produksi

dapat lebih cepat dan berkualitas. Akhir-akhir ini mesin jahit yang digunakan

telah mengggunakan mesin jahit high speed sehingga waktu produksi dapat lebih

cepat lagi.

Untuk pekerjaan sablon sentra kaos Surapati dari dulu sampai sekarang masih

mempertahankan sablon hand made. Proses sablon hand made ini menjadi

keunikan lokal yang dapat bersaing di pasar domestik dengan produk impor

sejenis. Sedangkan untuk pekerjaan bordir menggunakan teknologi manual

maupun bordir komputer tergantung jenis bordir yang akan dibuat.

IV.3.1.4 Keuangan

Skala usaha yang kecil tidak menuntut adanya pengelolaan keuangan yang

canggih, sehingga pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan sistem

pengelolaan (pembukuan) sederhana. Tetapi untuk industri menengah pengelolaan

keuangan ini sudah dilakukan dengan sistem komputerisasi. Untuk modal usaha

rata-rata pelaku masih menggunakan modal sendiri dalam arti peran serta bank

masih kecil sekali. Hal ini terjadi karena untuk modal produksi mereka mendapat

pembayaran dimuka sebesar 50% dari konsumen.

IV.3.1.5 Pemasaran

Sistem pemasaran yang dilakukan oleh pelaku industri sentra kaos Surapati masih

menunggu pembeli (konsumen) yang datang ke outler mereka. Belum adanya

sistem pemasaran yang memperkenalkan produk-produk secara terpadu seperti

pameran yang terpadu. Untuk pemasaran luar daerah biasanya dilakukan oleh

orang yang pernah tinggal di Bandung dan mengenal sentra ini. Mereka ini

menjadi perantara untuk memasarkan dan memperkenalkan produk-produk sentra

kaos Surapati di daerahnya masing-masing. Aktivitas iklan atau promosi juga

hampir tidak ada, kalaupun ada yang mengikuti pameran itu masih terbatas pada

pengusaha tertentu. Tetapi karena lokasi kawasan Surapati sudah dikenal ke

Page 19: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

84

berbagai wilayah Indonesia, maka permintaan terhadap produk yang dihasilkan

klaster ini masih cukup besar.

IV.3.1.6 Kemampuan Pengusaha

Kemampuan pengusaha di sentra kaos Surapati dalam hal proses produksi cukup

baik sekali. Karena rata-rata mereka juga merupakan tenaga kerja di

perusahaannya sendiri maupun bekas tenaga kerja di perusahaan orang lain.

Tetapi dalam hal manajerial perusahaan masih minim sekali. Hal ini disebabkan

tingkat pendidikan para pelaku usaha rata-rata SLTP dan SMA, sehingga mereka

kurang berani untuk melakukan inovasi, mengambil resiko, dan lemahnya dalam

manajemen usaha. Untuk pelaku usaha yang mempunyai pendidikan lebih tinggi

(S1 dan S2), biasanya lebih berani dalam melakukan inovasi, mengambil resiko,

dan kuat dalam manajemen usaha. Sehingga perusahaan lebih maju dibandingkan

dengan perusahaan lainnya.

IV.3.1.7 Kultur Industri

Kultur industri di sentra kaos Surapati cukup kondusif sekali. Berada di daerah

yang strategis di pusat Kota Bandung dengan akses jalan yang dapat langsung ke

Jakarta. Lingkungan persaingan cukup tinggi baik dalam pemasaran maupun

dalam mendapatkan input (±269 pelaku usaha). Dukungan dari masyarakat sekitar

baik sekali dengan rimbunnya pelaku usaha dan adanya lapisan industri, sehingga

dapat dikatakan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.

IV.3.1.8 Program Pembinaan

Program pembinaan terhadap sentra kaos Surapati baru akhir-akhir ini dilakukan.

Terutama sejak dijadikannya sentra ini menjadi contoh pengembangan industri

kecil dan menengah dengan model klaster industri yang di lakukan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat. Tetapi peran serta dari pelaku

usaha dalam organisasi yang dibangun masih kurang. Sedangkan Pemerintah Kota

Bandung akan merevitalisasi menjadi kawasan sentra industri dan perdagangan

Kota Bandung dan sebagai kawasan industri unggul.

Page 20: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

85

IV.3.2 Perhitungan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Keberhasilan Klaster

Perhitungan faktor-faktor keberhasilan industri dilakukan dengan menggunakan

analisis diskriminan. Tujuan analisis diskriminan adalah untuk menentukan

variabel yang dominan terhadap keberhasilan dan perbedaan kelompok.

IV.3.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas menentukan seberapa bagus alat ukur mampu mengukur suatu instrumen

tertentu yang akan diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi

antara masing-masing pertanyaan di dalam kuesioner dengan skor total. Secara

statistik nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritis pada tabel

korelasi dengan tingkat signifikansi tertentu.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas mengukur seberapa jauh tingkat konsistensi

alat ukur dalam mengukur sesuatu, analisis reliabilitas dapat mengukur tingkat

kepercayaan dari hasil pengukuran. Jika nilai alpha berada diantara 0,5 hingga

0,69 maka keandalan dapat dianggap cukup baik. Jika berada antara 0,7 hingga

0,89 maka keandalan dianggap baik. Jika nilai alpha lebih atau sama dengan 0,9

maka keandalan sangat baik. (Amiseno, 2006). Hasil uji validitas dan reliabilitas

selengkapnya terdapat dalam lampiran B.

a. Pengukuran Bahan Baku

Dari uji reabilitas faktor bahan baku yang terdiri dari 4 variabel pertanyaan

menghasilkan nilai alpha 0,754 yang berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan

tersebut mempunyai keandalan pengukuran yang baik. Nilai korelasi yang

didapatkan cukup memadai dengan nilai diatas nilai kritis korelasi (0,444)

pada tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan-

pertanyaan tersebut valid. Tetapi pada X1 dan X3 terjadi korelasi yang tinggi

yaitu diatas 0,9.

b. Pengukuran Sumber Daya Manusia

Nilai alpha yang didapatkan dari uji keandalan sumber daya manusia yang

terdiri dari 3 pertanyaan sebesar 0,514. Hal ini berarti bahwa pertanyaan-

Page 21: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

86

pertanyaan tersebut mempunyai keandalan pengukuran yang cukup baik. Nilai

korelasi dari masing-masing item pertanyaan berada diatas nilai kritis korelasi

pada tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan pertanyaan-

pertanyaan tersebut valid merupakan alat ukur yang valid.

c. Pengukuran Teknologi

Keandalan pengukuran dari faktor teknologi yang terdiri dari 4 variabel

pertanyaan menghasilkan nilai alpha sebesar 0,603, sehingga dapat dikatakan

pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki keandalan yang cukup baik. Nilai

korelasi yang didapatkan semuanya memenuhi syarat diatas nilai kritis pada

signifikansi 5%, sehingga dapat dikatakan sebagai alat ukur yang valid.

d. Pengukuran Keuangan

Nilai alpha yang didapat dari uji kehandalan faktor keuangan yang terdiri dari

3 variabel pertanyaan sebesar 0,306, sehingga dapat dikatakan pertanyaan-

pertanyaan tersebut tidak memiliki keandalan yang baik. Hal ini berarti

pertanyaan pada faktor keuangan ini kurang dapat dimengerti oleh IKM. Nilai

korelasi yang didapatkan semuanya memenuhi syarat diatas nilai kritis pada

signifikansi 5%, sehingga dapat dikatakan sebagai alat ukur yang valid.

e. Pengukuran Pemasaran

Keandalan pengukuran dari faktor teknologi yang terdiri dari 3 variabel

pertanyaan menghasilkan nilai alpha sebesar 0,548, sehingga dapat dikatakan

pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki keandalan yang cukup baik. Nilai

korelasi yang didapatkan semuanya memenuhi syarat diatas nilai kritis pada

signifikansi 5%, sehingga dapat dikatakan sebagai alat ukur yang valid.

f. Pengukuran Kemampuan Pengusaha

Nilai alpha yang didapat dari uji kehandalan faktor keuangan yang terdiri dari

3 variabel pertanyaan sebesar 0,545, sehingga dapat dikatakan pertanyaan-

pertanyaan tersebut memiliki keandalan yang cukup baik. Nilai korelasi yang

didapatkan semuanya memenuhi syarat diatas nilai kritis pada signifikansi 5%,

sehingga dapat dikatakan sebagai alat ukur yang valid.

g. Pengukuran Program Pembinaan

Nilai alpha yang didapat dari uji kehandalan faktor keuangan yang terdiri dari

3 variabel pertanyaan sebesar 0,623, sehingga dapat dikatakan pertanyaan-

Page 22: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

87

pertanyaan tersebut memiliki keandalan yang cukup baik. Sedangkan nilai

korelasi yang didapatkan semuanya memenuhi syarat diatas nilai kritis pada

signifikansi 5%, sehingga dapat dikatakan sebagai alat ukur yang valid.

h. Pengukuran Kultur Industri

Nilai alpha yang didapat dari uji kehandalan faktor keuangan yang terdiri dari

3 variabel pertanyaan sebesar 0,553, sehingga dapat dikatakan pertanyaan-

pertanyaan tersebut memiliki keandalan yang cukup baik. Nilai korelasi yang

didapatkan semuanya memenuhi syarat diatas nilai kritis pada signifikansi 5%,

sehingga dapat dikatakan sebagai alat ukur yang valid. Hasil selengkapnya

dari uji reabilitas dan validitas tercantum dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5. Tabel Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Faktor Variabel Korelasi Alpha

Cronbach

X1 0,902

X2 0,796

X3 0,907

Bahan Baku

X4 0,451

0,754

X5 0,834

X6 0,655

Sumber Daya Manusia

X7 0,640

0,514

X8 0,796

X9 0,626

X10 0,543

Teknologi

X11 0,770

0,603

X12 0,543

X13 0,744

Keuangan

X14 0,650

0,306

X15 0,729

X16 0,650

Pemasaran

X17 0,813

0,548

X18 0,703

X19 0,719

Kemampuan Pengusaha

X20 0,752

0,545

X21 0,841

X22 0,760

Program Pembinaan

X23 0,676

0,623

X24 0,693

X25 0,732

Kultur Industri

X26 0,769

0,553

Page 23: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

88

IV.3.2.2 Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah variabel kontrol dan

dependen terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data

dalam penelitian ini digunakan metode Kolmogorov Smirnov One Sample.

Jika nilai Signifikansi lebih besar dari (>) 0,05 maka distribusi dinyatakan

normal. Dari hasil perhitungan dengan SPSS dihasilkan nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05, sehingga ke 26 variabel yang diuji dinyatakan

berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan atau

korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi yang tinggi,

maka terjadi multikolinearitas. Model regresi yang baik seharunya tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Gozali, 2001). Korelasi Pearson

antar variabel independen dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilainya

di bawah nilai kritis korelasi pearson untuk multikolinearitas yaitu sebesar

0,9 (Cooper and Emory (1998) dalam Gozali, 2001).

Dari hasil perhitungan korelasi pearson (lampiran B) diketahui bahwa dari

ke-26 variabel ada tiga variabel yang nilai korelasi pearson diatas nilai 0,9.

Sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi multikolinearitas pada model ini.

Agar tidak terjadi multikolinearitas pada model seharusnya ketiga variabel

tersebut tidak dimasukkan ke dalam model.

c. Uji Variansi-Kovariansi

Pengujian asumsi variansi-kovariansi menggunakan pengujian Box’s M. Dari

hasil perhitungan didapat nilai signifikansi sebesar 0,260 lebih besar (>)

0,05. Maka pada perhitungan ini terjadi ketidaksamaan kovarian sehingga

akan mempengaruhi pengelompokkan case. Hal ini disebabkan sampel yang

diambil kurang banyak, sehingga jika untuk kesamaan kovarian perlu

dilakukan penambahan sampel.

Page 24: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

89

IV.3.2.3 Analisis Diskriminan

Tujuan analisis diskriminan pada penelitian ini adalah untuk :

1. Menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara profil skor

rata-rata dari tiga kluster yang telah terbentuk pada analisis kluster

sebelumnya, yaitu:

a. Kelompok 1 : Kelompok industri kinerja tinggi

b. Kelompok 2 : Kelompok industri kinerja sedang

c. Kelompok 3 : Kelompok industri kinerja rendah

2. Menentukan variabel mana yang mempunyai discriminan power atau daya

beda yang besar untuk membedakan ketiga kelompok industri tersebut.

Dari hasil perhitungan dengan analisis diskriminan diperoleh beberapa hasil uji

statistik (Lampiran B). Dalam proses perhitungan menyatakan bahwa data

dikatakan valid untuk diproses berjumlah 30 data (Lampiran B pada Analysis

Case Processing Summery). Group statistis (Lampiran) menunjukkan bahwa 5

responden masuk ke dalam kinerja tinggi, 12 kinerja sedang, dan 13 kinerja

rendah. Test of Equality of Group Means (Lampiran B) menguji apakah ada

perbedaan yang signifikan antara grup untuk setiap variabel bebas yang ada.

Variabel in the analysis (Lampiran B) menunjukkan pemilihan variabel yang

dimasukkan ke dalam model. Dengan nilai signifikansi Wilks Lambda yang

bernilai lebih kecil dari level of significanse (<0.05) maka variabel-variabel

tersebut yang berpengaruh dalam hasil analisis diskriminan. Pada step 1

menunjukkan nilai signifikansi F sebesar 0,000 di bawah 0,05, sehingga variabel

X16 masuk ke dalam model diskriminan. Pada step 2 nilai signifikansi F variabel

di bawah O,05 yaitu 0,01 yang berarti variabel X16 masuk dalam model

diskriminan. Pada step 2 ini juga variabel X10 masuk ke dalam model dengan

nilai signifikansi F sebesar 0,015. Pada step 3 variabel X16, X10, dan X4

mempuyai nilai signifikansi di bawah 0,05 yaitu 0,000, 0,17, dan 0,27 sehingga

ketiga variabel ini masuk ke dalam model diskriminan.

Page 25: BAB IV KINERJA KLASTER INDUSTRI KECIL TEKSTIL … · diambil 30 perusahaan sebagai sampel penelitian. ... Klaster industri tekstil dan produk tekstil Surapati merupakan sentra industri

90

Dengan menggunakan metoda Wilks Lambda ditentukan variabel yang masuk ke

dalam model. Penentuan variabel ini dilakukan dengan melihat variansi yang

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang masuk ke dalam model yang diwakili.

Melalui nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka variabel tersebut masuk

ke dalam model analisis diskrimian.

IV.3.2.4 Validasi

Dengan menggunakan Classification Result (Lampiran B) akan dapat dilihat

kesesuaian model terhadap pembentukan group. Pada bagian Original terlihat

bahwa yang tergolong grup kinerja tinggi (5 responden) dan dari model

diskriminan, responden yang tetap pada grup ini adalah 4 responden. Pada grup

kinerja sedang (12 responden) dan dari model diskriminan, responden yang tetap

pada grup ini adalah 9 responden. Sedangkan pada grup kinerja rendah (13

responden) yang tetap pada grup ini adalah 10 responden.

Dari hasil validasi (Cross Validated) dihasilkan ketepatan prediksi sebesar 73,3 %

dan sebelumnya (original) sebesar 76,7 %. Pengujian kelayakan model secara

statistik dapat dilakukan dengan uji Press’s Q yaitu untuk mengetahui keakuratan

hasil model analisis diskriminan, dengan perhitungan sebagi berikut:

Press’s Q = ( )[ ]( )

601330

3.30302

=−

Dengan nilai Press’s Q yang lebih besar dari nilai signifikansi level 0,01, yaitu

6,63 (Hair, 1998), maka dapat disimpulkan bahwa model prediksi secara

signifikan lebih baik. Dengan demikian model diatas dapat digunakan dalam

analisis.