21
PEMBANGUNAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU OLEH H. SUHARYO HUSEN BSC.SE.MBA

Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

  • Upload
    rhino-hp

  • View
    8.239

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gerakan Nasional (Gernas) Singkong Sejahtera BersamaProyek Pembangunan Klaster Industri Agro Singkong.By. Mr Suharyo HusenKetua MSIhttp://singkong-msi.blogspot.com

Citation preview

Page 1: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

PEMBANGUNAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG

TERPADUOLEH

H. SUHARYO HUSEN BSC.SE.MBA

Page 2: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

• PENDAHULUAN- Apa itu Singkong- Mengapa Singkong.- Dimana Terdapat Singkong.- Manfaat Singkong.

• SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA- Siapa Pihak Pemangku Kepentingan Singkong.- Yang Harus Sejahtera.- Masyarakat Singkong Indonesia (MSI).

DAFTAR ISI • PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU

- Asumsi- Tujuan.- Target.- Pelaksanaan Klaster Oleh Tingkat Petani.- Pelaksanaan Klaster Oleh Tingkat Industry Mocaf- Pembiayaan .

• KESIMPULAN.- Manfaat Klaster- Keuntungan Bagi Petani - Keuntungan Bagi Masyarakat.- Keuntungan Bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah.

• GERAKAN NASIONAL SSB

• DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENYAJI

Page 3: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

PENDAHULUAN

• MENGAPA SINGKONG- Multi Guna : Pangan, Pakan,

Energi/Biofuel, Plastik Organik, Kertas, Farmasi

- Mudah Dibudidayakan- Tumbuh Disemua Jenis Tanah- Terdapat Diseluruh Wilayah

Indonesia- Dikenal luas oleh Masyarakat

Indonesia

• APA ITU SINGKONG- Tanaman Semusim- Tanaman Berumbi- Umbi Memanjang- Mengandung Pati- Daun Berjari 5-9 jari- Batang Beruas 3-7 M- Tumbuh Mudah

Page 4: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

PENDAHULUAN (Lanjutan)

• Dimana Terdapat Singkong :

- Diseluruh Wilayah Indonesia

- Disemua Jenis Tanah- Dipegunungan dan

Didataran Rendah- Dipedesaan dan

Perkotaan

• Manfaat Singkong:- Pangan Pokok dan Snack- Pakan, Hijauan dan

Konsentrat- Energi : Bioethanol - Plastik Organik- Kertas/Starch- Farmasi

Page 5: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

- Petani- Pengumpul/Pedagang Perantara;- Pengolah/Industriawa- Pedangan/Eksportir /Importir- Konsumen; - Pengambil Kebijakan- Wakil Rakyat di DPR/DPD/DPRD- Peneliti- Pengamat

SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA

( SSB )

- Ekonomi/Agribisnis/Singkong;- Mahasiswa/Pelajar;- Pendidik/Dosen/Guru;- Buruh/Karyawan- Pemuda/Pemudi

• Siapa Pihak Pemangku Kepentingan :

Page 6: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ( SSB )

• Pengertian :- Singkong bernilai ekonomi;- Singkong dapat memberikan

pendapatan;- Singkong memberikan

penghidupan- Singkong memberi asupan

karbohidrat dan protein

• Mensejahterakan :- Petani- Pengolah- Pedagang- Industriawan- Exportir- Perbankan- Konsumen - Masyarakat Perdesaan- Masyarakat Indonesia

Page 7: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

YANG HARUS SEJAHTERA• Stake Holders /Pemangku

Kepentingan Langsung :- Petani- Pedagang- Pengolah- Konsumen

• Tidak Langsung :- Pemerintah ;- Pemerintah Daerah;- DPR/DPD/DPRD;- Peneliti;- Pendidik/Dosen;- Masyarakat Perdesaan Non

Stake Holders;- Masyarakat Perkotaan Non

Stake Holders;- Masyarakat Indonesia

Page 8: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA ( MSI )

• DidirikanPondok Ratna Farm Jln Raya Tapos Ciawi Bogor, Jawa Barat, Indonesia28 Februari 2010 • Pendiri : DR.Marwah Daud Ibrahim; H. Suharyo Husen, BSc,SE,MBA; Prof. DR.

Winugroho, DR. Thamrin Chaniago; Prof.DR. Endang Sukara; Prof. DR. Elan Masbulan; Dra. Alita Nursanti; Ir. Miftah; Hj. Ratna Suningsih; Entang; Suparjan; Rommy; Yoyok Wastoyo; Pualam Puteh; Aidil Akbar.

• Tujuan : Mensinergikan semua Stakeholders/Pemangku Kepentingan untuk

Kesejahteraan Bersama.• Visi :

SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA

Page 9: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

PEMBANGUNAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU

• ASUMSI :- Lahan tersedia (PP No.11 Th.2010

Penertiban dan Pemanfaatan Lahan Tidur (BPN : 7,3 Juta Ha)/lahan milik petani;

- Pelaku : Petani, Buruh Tani, Pemuda/Pemudi Tani;

- Bibit Unggul : Darul Hidayah (100 Ton/Ha); dan Manggu (100 Ton/Ha);

- Ukuran bibit : 20 Cm/batang;- Harga Bibit Rp 300/bt prangko

MSI.

• ASUMSI ( lanjutan ) :- 1 klaster min.: 300 Ha;- 1 KK petani : 2,5 Ha- 1 Klaster : 120 KK petani- 1 KK petani : 4 orang (ayah,ibu 2 anak );- Jumlah tanaman : 10.000 tanaman/Ha;- Produksi : 100 Ton/Ha ;- Rendemen : 3 Kg singkong = 1 Kg Chips

kering 12-13% tebal 3 mm;- Rendemen : 1 Kg Chips = 0,8 Kg

Tepung/mocaf

Page 10: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU

Tujuan1. Memberikan Nilai Tambah

pada petani melalui industri pengolahan primer singkong

2. Produk yang dihasilkan oleh petani adalah Chips Singkong yang bisa disimpan 6 bulan (Kekeringan 12%-13%)

3. Mensejahterakan semua pemangku kepentingan singkong / Klaster

Target :1. Pendapatan Petani Peserta

Klaster Rp 5 juta – Rp 15 Juta/Bulan.

2. Semua Pemangku Kepentingan Persingkongan Indonesia SEJAHTERA.

3. SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ( SSB ) TERCAPAI.

Page 11: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

PELAKSANAAN KLASTER PADA TINGKAT PETANI

1. Setiap petani menanam singkong Darul Hidayah/Manggu, 10 bulan dengan luas 2.500/m2

2. Setiap 20 petani dikelompokan menjadi 1 kelompok sehingga dari 1 klaster 300 ha dengan 120 Petani akan terdapat 6 kelompok petani

3. Setiap kelompok dilengkapi dengan 1 Slicer/Pemotong dan 1 Dryer/ Pengering

4. Biaya 1 ha untuk menghasilkan 28 ton chips diperhitungkan Rp 24 Juta, sehingga biaya produksi 8 ton chips dari 2.500 m2 lahan yaitu Rp 6 Juta

5. Pada Bulan Ke 11 Setiap kelompok akan menghasilkan singkong : 20x2.500 m2 x100 ton/ha = 500 ton singkong = 160 ton chips atau setiap petani memproduksi 8 ton chips

6. Harga chips Rp 2.000/Kg maka setiap petani akan menerima Rp 16 Juta dan pendapatan bersihnya menjadi Rp 16 juta – Rp 6 Juta = Rp 10 Juta

7. Apa bila biaya hidup petani Rp 2 juta/bulan/KK maka penghasilan bersih petani Rp 10 Juta – Rp 2 Juta = Rp 8 Juta

Page 12: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

Biaya 1 Ha Untuk Memproduksi 28 Ton Chips

• Sewa lahan 1 Ha Rp 2 Juta/tahun• Biaya pengolahan lahan Rp 3 Juta/Ha• Biaya bibit : diperlukan 10.000 bibit perhektar. Harga Rp 400/bibit, total Rp 5 Juta

perhektar• Biaya pupuk : diperlukan 10 ton pupuk organic perhektar. Harga Rp 600/kg total Rp

6 juta perhektar• Obat pertanian 1 kg perhektar = Rp 400.000• Alat pembuat chips (Slicer), 1 unit Rp 20 juta untuk 20 orang maka untuk 120 orang (

1 klaster 300 Ha ) diperlukan 6 unit slicer x Rp 20 juta = Rp 120 juta / 300 ha. Jadi untuk 1 ha = Rp 400.000

• Alat pengering (Dryer), 1 unit Rp 200 juta untuk 20 orang maka untuk 120 orang diperlukan 6 dryer x Rp 200 juta = Rp 1,2 Milyar / 300 ha. Jadi untuk 1 ha = Rp 4 Juta

• Alat pembersih singkong setelah dikupas Rp 100.000 perunit untuk 2500 m2 maka dalam 1 hektar diperlukan 4 unit = Rp 400.000,00

• Biaya enzim untuk 28 ton chips kering/Ha = Rp 2.800.000,00 • Total Biaya Produksi 28 Ton Chips kering hasil dari 1 hektar lahan = Rp 24.000.000

Page 13: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

Pelaksanaan Klaster Pada Tingkat Industri Tepung Mocaf

1. Pabrik pengolahan tepung mocaf berkafasitas 40 ton mocaf/hari 2. Pabrik membeli chips dari 6 kelompok tani/1 Klaster sebanyak 6 x 160 ton

chips/Kelompok tani = 960 ton chips @ Rp 2.300,00/Kg = Rp 2.208.000.000 atau Rp 2,208 M

3. Biaya pengolahan mocaf @ Rp 400/Kg maka untuk pengolahan 960 ton chips untuk dijadikan mocaf = 960 ton x 0,8 x 400 = Rp 307.200.000,00

4. Biaya produksi 768 ton mocaf (960 ton chips x 0,8 ) menjadi Rp 2,208 M + Rp 307.200.000 = Rp 2.515.200.000,00

5. Apabila Biaya Pemasaran Rp 100/Kg atau 768 ton x Rp 100/Kg = Rp 76,8 Juta, maka harga pokok penjualan Rp 2.592.000.000

6. Apabila Indofood membeli mocaf dengan harga Rp 3.500/Kg maka akan diterima : 768 ton x Rp 3.500 = Rp 2.688.000.000,00

7. Keuntungan pabrik sebelum pajak Rp 2.688.000.000 - Rp 2.592.000.000 = Rp 96.000.000/Bulan atau Rp 1.152.000.000/tahun

Page 14: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

SUMBER PEMBIAYAAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG

1. Perbankan (Lembaga Penjamin Seperti Perum Jamkrindo atau PT ASKRINDO)

2. Program khusus pemerintah 3. Biaya Sendiri dan Investor (Kemitraan/Usaha Patungan)4. Sepenuhnya Insvestor dalam negeri dan luar

negeri(Perorangan/ Lembaga ) Investor5. Catatan : Biaya 1 klaster 300 Ha untuk menghasilkan

7.680 Ton Mocaf (25,6 Ton Mocaf/Ha), diperkirakan Rp 12 Milyar.

Page 15: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

KESIMPULAN

1. Proyek pembangunan industri agro singkong terpadu terorganisir dan terukur;

2. Nilai Tukar Petani relatip tinggi dan stabil;3. Petani dan pengusaha (pemilik pabrik) berkedudukan sama;4. Dengan adanya klaster maka suply produk ke pabrik dan ke pembeli

akhir (Misalnya Indofood ) terjamin kontinu dan kwalitas terkontrol

MANFAAT KLASTER

Page 16: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

KEUNTUNGAN BAGI PETANI

1. Petani mendapat nilai tambah yang konkrit dengan penghasilan antara Rp 5 Juta – Rp 15 Juta/Bulan

2. Pasar bagi produk yang dihasilkan (chips) terjamin3. Pengetahuaan dan keterampilan dalam mengeloh singkong menjadi

chisps meningkat4. Kehidupan petani membaik, semakin sejahtera

Page 17: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

KEUNTUNGAN PABRIK MOCAF

1. Biaya Produksi mocaf dapat ditekan karena hanya menepung chips dan mengepak mocaf

2. Terjaminnya pasokan bahan baku chips singkong secara teratur setiap bulan.

3. Pasar Mocaf yang dihasil terjamin karena telah di tetapkan pembelinya melalui mekanisme MSI (MoU antara MSI dengan Calon pembeli/Indofood)

4. Keuntungan pabrik mocaf terjamin dan terukur setiap bulannya (Sekitar Rp 96 Juta/Bulan)

Page 18: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

KEUNTUNGAN MASYARAKAT

1. Masyarakat Umum : a. Konsumen diuntungkan yaitu semakin tersediannya pangan yang

diperlukanb. Pedagang terkait / Exportir terkait diuntungkan karena tersedianya

produk berbasis singkong seperti chips, mocaf, taipoka dsb.. Yang dapat diperdagangkan termasuk diexport (memberikan pendapatan kepada para pedagang dan para exportir terkait

c. Anggota DPR/DPD/DPRD secara tidak langsung menerima keuntungan yaitu dapat memakmurkan masyarakat yang diwakilinya didaerah pemilihan masing-masing

d. Kelompok Peneliti/pendidik/Pengamat/LSM secara tidak lamgsung juga akan mendapat manfaat dan keuuntungan sesuai bidang masing-masing terkait dengan bidang persingkongan

2. Perbankan/Investor :Secara langsung akan mendapat keuntungan berupa : Bunga Bank dan

keuntungan usaha

Page 19: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

Keuntungan Pemerintah, Pemerintah Daerah

1. Pemerintah : Tujuan pembangunan nasional meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tercapai, terbuka lapangan kerja di perdesaan (terutama menyerap tenaga buruh tani dan pemuda/pemudi tani), jumlah orang miskin di perdesaan menurun, Kriminalitas di perdesaan menurun, disversifikasi pangan nasional akan tercapai

2. Pemerintah Daerah : Petani dan keluarganya sejahtera, masyarakat desa sejahtera, ketahanan daerah tersebut semakin kuat, diversifikasi pangan didaerah tersebut dapat dilaksanakan, PAD dan PBB serta pendapatan lain semakin meningkat, kriminalista di pedesaan menurun, pengangguran dan kemiskina di perdesaan menurun

Page 20: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA( GERNAS SSB )

1. Untuk mencapai Singkong Sejahtera Bersama (SSB), maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah meluncurkan kegiatan Proyek : “ PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU “.

2. Melalui Pengembangan Klster ini, para petani peserta Klaster dilatih mengolah singkong untuk menghasilkan produk setengah jadi ( chips, gaplek, tepung singkong , mocaf, tapioka dsb) sebagai bahan baku industri lanjutan atau industri derivatif, sehingga petani hanya menjual barang-barang setengah jadi tersebut

3. Ditargetkan tahun 2015 petani singkong di Indonesia tidak pernah menjual singkong segar lagi dan tidak lagi mempermasalahkan “ harga singkong rendah “, tapi yang menjadi acuan petani “ harga chips, harga tepung, harga mocaf, harga tapioka dsb “.

Page 21: Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu

GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA( GERNAS SSB )

4. Berdasarkan program Klaster tersebut, maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mulai tahun 2012 meluncurkan : “ GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ATAU GERNAS SSB “ , Phase I , 5 Tahun , mulai tahun 2012 ,dengan target :

4.1 Tahun 2012 : Sosialisasi GERNAS SSB keseluruh MSI daerah yang saat ini tekah ada di 16 Propinsi dan 50 Kabupaten/Kota.

4.2 Tahun 2013 : Pelaksanaan Pilot Proyek di 50 Kabupaten/Kota sebanyak 150 Klaster atau 3 klaster per Kabupaten/Kota, yaitu masing-masing , 1 klaster Petani, 1 klaster buruh tani dan 1 klaster pemuda/pemudi tani . Total biaya 150 klaster a’Rp 12 Milyar/klaster = Rp 1,8 Triliyun dengan melibatkan 18.000 KK petani atau 72.000 orang ( 1 KK = 4 orang, bapak, ibu dan 2 anak ).

4.3 Tahun 2014 : Pelaksanaan Proyek 10 X 150 klaster di 50 Kabupaten/Kota di 16 ( 1Ha tanaman singkong darul hidayah/manggu 10 .000 tanaman dapat menghasilkan bibit untuk 10 Ha ) mejadi 1500 Klaster dengan melibatkan 180.000 KK petani atau 720.000 orang.

4.4 Tahun 2015 : Perluasan MSI ke 17 Propinsi lainnya, sehingga menjadi 33 propinsi, dengan pelaksanaan proyek Klaster sebanyak : 2x 1500 Klaster = 3.000 Klaster dengan melibatkan 360.000 KK petani atau 1.440.000 orang ( 1 KK = 4 orang )

4.5 Tahun 2016 : Pelaksanaan Proyek Klaster sama dengan tahun 2015 yaitu 3.000 Klaster dan melibatkan 360.000 KK petani atau 1.440.000 orang. Dan akan memproduksi Chips : 3000 klaster x 300 Ha x 32 Ton = 28,8 juta Ton Chis a’Rp 2000/Kg = Rp 57,6 Triliun.