19
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah 17 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan pada mata pelajaran IPA pokok pembahasan Daur Air dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu model cooperative learning tipe make a match 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari 17 siswa ada 10 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 59%, sedangkan 7 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 41%. Terlihat pula selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 58,6. Data hasil belajar diperoleh dari nilai hasil belajar IPA siswa pra siklus dengan membuat rekapitulasi nialai,rekapitulasi nilai diperoleh dengan menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana,dkk (200:39),yaitu : Range/jangkauan = Skor maskimal skor minimal Banyaknya kategori strurges (k) = 1 + 3,3 + log n Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa) (k) = 1 + 3,3 log 17 = 4.96 dibulatkan menjadi 5 Interval = = = 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah 17

orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan pada mata pelajaran

IPA pokok pembahasan Daur Air dengan menggunakan salah satu model

pembelajaran yaitu model cooperative learning tipe make a match

4.1.1. Kondisi Awal

Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 sebelum diadakan

tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal

ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari

17 siswa ada 10 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan

sebesar 59%, sedangkan 7 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 41%.

Terlihat pula selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai

terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 58,6.

Data hasil belajar diperoleh dari nilai hasil belajar IPA siswa pra siklus

dengan membuat rekapitulasi nialai,rekapitulasi nilai diperoleh dengan

menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana,dkk

(200:39),yaitu :

Range/jangkauan = Skor maskimal – skor minimal

Banyaknya kategori strurges (k) = 1 + 3,3 + log n

Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa)

(k) = 1 + 3,3 log 17

= 4.96 dibulatkan menjadi 5

Interval =

=

= 10

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

39

Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval

nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 10seperti yang disajikan

pada tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pra Siklus Kelas 5 SDN Watuagung 02

No

Interval Nilai

Pra Siklus

Keterangan Jumlah Presentase(%)

1. 40 – 49 8 47% Belum Tuntas

2. 50 – 59 2 12% Belum Tuntas

3. 60 – 69 0 0% -

4. 70 – 79 4 23% Tuntas

5. 80 – 89 2 12% Tuntas

6. >89 1 6% Tuntas

Kondisi dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram

sebagai berikut:

Gambar 4.1

Hasil Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Kelas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 >89

Hasil Perolehan Nilai pada Pra Siklus

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

40

Di bawah ini akan disajikan dalam tabel dan diagram persentase

ketuntasan belajar IPA siswa sebelum diberikan tindakan yaitu:

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No

Nilai

SDN Watuagung 02 Keterangan

JumlahSiswa Persentase(%)

1 ≥ 70 10 59 Belumtuntas

2 < 70 7 41 Tuntas

Jumlah 17 100

Rata-rata 58,6

NilaiTertinggi 90

NilaiTerendah 40

Kondisi dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram

lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.2

Jumlah Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Berdasarkan data yang diperoleh perlu upaya untuk menindaklanjuti

melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakn kelas ini disetujui oleh wali

kelas 5 dan akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan menerapkan model

cooperative learning tipe Make A match dalam pembelajaran IPA.

41%

59%

Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Tuntas Tidak Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

41

4.2. Hasil Penelitian

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Daur

Air. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari sub pokok

bahasan yaitu manfaat air, proses daur air dan kegiatan manusia yang

mempengaruhi daur air, dan cara penghematan air dengan rincian sebagai berikut:

4.2.1. Pelaksanaan Siklus I

Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang

tepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan siklus I

dilakukan pada hari Selasa, 1 April 2014 dengan KD 7.4 Mendeskripsikan proses

daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Pelaksanaan siklus I

ini dilakukan dalam satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran.

Adapun rincian pembelajarannya sebagai berikut:

1. Perencanaan

1. Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan adalah

sebagai berikut:

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut dengan media atau

alat peraga yang mendukung proses pembelajaran, termasuk lembar

observasi pembelajaran untuk digunakan dalam memantau perkembangan

pembelajaran IPA.

3. Melakukan konsultasi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran,

model dan metode pembelajaran yang dipilih, RPP, media ataupun alat

peraga yang akan mendukung proses pembelajaran, lembar observasi serta

menyepakati tindakan penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus.

4. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan

mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP, lembar observasi,

media ataupun alat peraga serta soal evaluasi.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

42

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan Awal

Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan salam,

berdoa, mengecek kesiapan siswa serta kehadiran siswa, melakukan apersepsi

berupa pertanyaan kepada siswa “Sebelum kalian berangkat kesekolah kalian pasti

mandi terlebih dahulu, apa yang kalian perlukan saat mandi? kenapa air di Bumi

ini tidak pernah harus padahal selalu digunakan setiap hari?”. Setelah melakukan

apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran itu.

b. Kegiatan Inti

Setelah memaparkan garis besar materi pelajaran, guru dan siswa bertanya

jawab tentang manfaat air. Setelah melakukan tanya jawab, guru menjelaskan

tentang proses daur air kemudian menempelkan gambar daur air ke papan tulis.

Setelah itu siswa diminta memperhatikan gambar daur air yang telah ditempel

oleh guru kemudian siswa diminta menjelaskan kembali secara singkat proses dari

daur air tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa membentuk kelompok menjadi

4 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Setelah

siswa duduk sesuai kelompoknya, guru memberikan amplop yang berisi kartu soal

dan kartu jawaban pada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan

instruksi pengerjaan lembar kerja tersebut kepada setiap kelompok. Dalam

amplop tersebut terdapat kartu soal dan kartu jawaban, dimana kartu jawaban

yang tersedia masih teracak hurufnya, sehingga kelompok dimita untuk menyusun

terlebih dahulu huruf-huruf yang teracak menjadi sebuah jawaban yang tepat

sesuai soal yang ada pada kartu soal. Dalam proses kerja kelompok tersebut guru

bertugas membimbing dan memantau pekerjaan kelompok serta membantu

kelompok dalam memahami soal maupun jawaban yang mereka susun. Setelah

semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja tersebut, guru melakukan

pemeriksaan dari hasil kerja kelompok tadi dalam bentuk tanya jawab. Dalam hal

ini guru akan membacakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tadi, kemudian

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

43

setiap kelompok bertugas untuk menjawab secara cepat dan benar. Kelompok

yang lebih cepat dan benar akan memdapatkan poin dari guru.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini, guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama,

melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. Kemudian guru dan

siswa bersama-sama membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari.

Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada iswa untuk dikerjakan.

Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memberitahu siswa untuk belajar materi

selanjutnya yang akan guru bahas pada pertemuan berikutnya.

d. Observasi

Pada pertemuan siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan

menerapkan model cooperative learning tipe make a match diamati oleh

observer. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru

dan siswa yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang harus diamati selama proses

pembelajaran berlangsung.

Pada pertemuan siklus I ini pembelajaran berjalan dengan lancar dan

cukup baik tetapi masih ada hambatan yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan Guru

Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, guru kurang mengaitkan

materi dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2. Kegiatan Siswa

Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, siswa sudah berantusias dan

aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ini ditunjukkan dari aktifnya siswa

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian

selain itu, siswa juga melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan

kompak tanpa membuat kegaduhan di ruang kelas tersebut.

Akan tetapi masih ada beberapa hal yang membuat pembelajaran

kurang optimal di antaranya adalah masih ada beberapa siswa yang belum

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

44

memiliki keberanian dalam bertanya dan ada beberapa siswa yang belum

memiliki pemahaman tentangmateri yang dijelaskan.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, maka perlu perbaikan pada siklus ke II, yaitu

sebagai berikut:

1. Kegiatan Guru

a. Guru harus menyiapkan alat peraga secukupnya yang dapat membantu

siswa dalam memahami materi pelajaran

b. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa

2. Kegiatan Siswa

a. Memacu siswa yang belum berani bertanya untuk aktif bertanya.

b. Memberikan contoh dalam kehidupan nyata terkait materi yang

dipelajari untuk mengingatkan pengalaman pribadi siswa.

3. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus I. Evaluasi ini

diadakan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran

IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model cooperative learning

tipe make a match

Untuk dapat melihat perubahan ketuntasan belajar siswa dengan mudah,

dapat menggunakan tabel dengan menentukan interval nilai siswa, maka

digunakan rumus seperti berikut:

Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa)

(k) = 1 + 3,3 log 17

= 4.96 dibulatkan menjadi 5

Interval =

=

= 5

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

45

Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval

nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 5 seperti yang disajikan pada

tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No

Interval Nilai

Siklus I

Keterangan Jumlah Presentase(%)

1. 67 – 71 2 12% Belum Tuntas

2. 72 – 76 3 18% Tuntas

3. 77 – 81 8 46% Tuntas

4. 82 – 86 0 0% Tuntas

5. 87 – 91 3 18% Tuntas

6. >91 1 6% Tuntas

Jumlah 17 100% KKM 70

Rata- rata 79

Nilai Tertinggi 93

Nilai Terendah 67

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang

tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus I. Jika sebelum

tindakan siswa yang tuntas adalah 7 siswa, maka setelah tindakan pada siklus I,

siswa yang tuntas menjadi meningkat yaitu 15 siswa dari 17 siswa. Setelah

diberikan tindakan, terdapat juga perubahan pada perolehan nilai terendah dari 40

menjadi 67 dan perubahan pada perolehan nilai tertinggi dari 90 menjadi 93.

Berikut ini disajikan dalam diagram jumlah siswa yang memperoleh nilai

berdasarkan pada interval nilai.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

46

Gambar 4.3

Jumlah Perolehan Nilai Siklus I Berdasarkan Interval Nilai

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar

siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan yaitu siswa yang tuntas

berjumlah 15 siswa dari 17 siswa atau 88% dari total siswa di kelas 5 telah

mendapatkan nilai diatas KKM 70.

4. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I

Dalam maksud untuk mengetahuiterjadinya peningkatan hasil belajar

siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, maka berikut ini akan disajikan

perbandingan hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan dengan setelah

diberikan tindakan pada siklus I.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

67 - 71 72 – 76 77 – 81 82 - 86 87 - 91 >91

Hasil Perolehan Nilai pada Siklus I

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

47

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I

Tindakan

Tuntas BelumTuntas Total

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Pra Siklus

7

41%

10

59%

17

Siklus I

15

88%

2

12%

17

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan

presentase hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I. sebelum

tindakan, diketahui bahwa 7 siswa atau 41% yang mendapat nilai diatas KKM.

Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus I, dimana siswa yang mendapat

nilai diatas KKM menjadi 15 siswa dengan persentase 88%. Sementara itu siswa

yang belum mencapai nilai diatas KKM sebelum diberikan tindakan adalah 10

siswa atau 59%, berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 2

orang atau persentase 12 %. Berikut perbandingan dari hasil belajar pra siklus

dengan hasil belajar pada siklus I disajikan dalam bentuk diagram.

Gambar 4.4

Perbandingan Jumlah Ketuntasan Pra Siklus dengan Siklus I

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Pra Siklus Siklus I

Tuntas

Belum Tuntas

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

48

4.2.2. Pelaksanaan Siklus II

Hasil evaluasi dan hasil refleksi pada siklus I menjadi acuan untuk

mengambil tindakan dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

siklus II dilakukan pada hari Kamis, 3 April 2014 dengan KD 7.5

Mendeskripsikan perlunya penghematan air. Pelaksanaan siklus II ini dilakukan

dalam satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran.

Siklus II dilakukan dengan tindakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu

pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan

yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan

mempersiapkan instrument berupa RPP, lembar observasi serta soal evaluasi dan

mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran

dapat meningkat di banding pada siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan Awal

Kegiatan di awali dengan salam pembuka, selanjutnya guru meminta salah

satu siswa memimpin doa. Setelah berdoa, untuk mengkondisikan agar siswa siap

menerima pelajaran, guru memperhatikan siswa satu persatu kemudian guru

melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “ berdasarkan materi yang

sudah kita pelajari sebelumnya, kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air itu

apa saja ?”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di

capai.

b. Kegiatan Inti

Untuk menguji ingatan siswa tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya, guru mengulas kembali materi sebelumnya dengan tanya jawab.

Setelah mengulas kembali materi sebelumnya, guru masuk ke dalam materi yang

akan dipelajari yaitu tentang cara penghematan air. Disini guru hanya melakukan

tanya jawab seputar cara penghematan air sesuia dengan pengetahuan atau

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

49

pengalaman dari siswa. Kemudian guru menempelkan beberapa gambar ke papan

tulis dan siswa di minta untuk mengamati dan menggolongkan gambar-gambar

tersebut termasuk ke dalam cara penghematan air atau bukan. Selanjutnya, guru

meminta siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dengan masing-

masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Setelah siswa duduk sesuai

kelompoknya, guru memberikan amplop yang berisi kartu soal dan kartu jawaban

pada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan instruksi

pengerjaan lembar kerja tersebut kepada setiap kelompok. Dalam amplop tersebut

terdapat kartu soal dan kartu jawaban, dimana kartu jawaban yang tersedia masih

teracak hurufnya, sehingga kelompok dimita untuk menyusun terlebih dahulu

huruf-huruf yang teracak menjadi sebuah jawaban yang tepat sesuai soal yang ada

pada kartu soal. Dalam proses kerja kelompok tersebut guru bertugas

membimbing dan memantau pekerjaan kelompok serta membantu kelompok

dalam memahami soal maupun jawaban yang mereka susun. Setelah semua

kelompok selesai mengerjakan lembar kerja tersebut, guru melakukan

pemeriksaan dari hasil kerja kelompok tadi dalam bentuk tanya jawab. Dalam hal

ini guru akan membacakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tadi, kemudian

setiap kelompok bertugas untuk menjawab secara cepat dan benar. Kelompok

yang lebih cepat dan benar akan memdapatkan poin dari guru.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini, guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama,

melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. Dan mengaitkan

materi yang telah di pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian guru dan

siswa bersama-sama membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari.

Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara

individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menutup

pembelajaran dengan salam penutup.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

50

d. Observasi

Pada pertemuan siklus II kegiatan guru dalam pembelajaran dengan

menerapkan model cooperative learning tipe make a match diamati oleh observer.

Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa

yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang harus diamati selama proses

pembelajaran berlangsung.

Pada pertemuan siklus II ini, pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun. Siswa sudah aktif dalam mengikuti

pembelajaran.Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari

aktifnya siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Kemudian selain itu, siswa juga melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan

kompak tanpa membuat kegaduhan di ruang kelas tersebut. Sebagian besar siswa

sudah dapat memahami materi yang sudah dipelajari.

e. Refleksi

Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II hari Kamis tanggal 3 April

2014, dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup berantusias dan aktif

dalam mengikuti pembelajaran, semua siswa aktif dalam kerja kelompok, aktif

dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Hasil dari tindakan siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 5

meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan model cooperative learning tipe

make a match berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata

pelajaran IPA.

3. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus II. Evaluasi

dimaksudkan untuk melihat perubahan hasil belajar atau ketuntasan belajar siswa

pada mata pelajaran IPA.

Untuk dapat melihat perubahan ketuntasan belajar siswa dengan mudah,

dapat menggunakan tabel dengan menentukan interval nilai siswa, maka

digunakan rumus seperti berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

51

Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa)

(k) = 1 + 3,3 log 17

= 4.96 dibulatkan menjadi 5

Interval =

=

= 4

Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval

nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 4seperti yang disajikan pada

tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No

Interval Nilai

Siklus I

Keterangan Jumlah Persentase(%)

1. 80 - 83 3 18% Tuntas

2. 84 - 87 9 52% Tuntas

3. 88 - 91 0 0% Tuntas

4. 92 - 95 3 18% Tuntas

5. 96 - 99 0 0% Tuntas

6. > 99 2 12% Tuntas

Jumlah 17 100% KKM 70

Rata- rata 88

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 80

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang

tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus II. Jika pada siklus I

siswa yang tuntas adalah 15 siswa, maka setelah diberikan tindakan pada siklus II

siswa yang tuntas menjadi meningkat yaitu 17 siswa atau seluruh siswa dari

jumlah keseluruhan tuntas dengan nilai diatas KKM. Setelah diberikan tindakan

pada siklus II, terjadi perubahan perolehan nilai rata-rata yaitu dengan rata-rata 88

dan juga terjadi peubahan perolehan nilai terendah yaitu menjadi 80 serta nilai

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

52

tertinggi menjadi 100. Berikut hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk diagram

berdasarkan pada interval nilai.

Gambar 4.5

Jumlah Perolehan Nilai Siklus II Berdasarkan Interval Nilai

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar

siswa mengalami peningkatan yang sangat memuaskan yaitu siswa yang tuntas

berjumlah 17 siswa atau 100% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai

diatas KKM 70.

Dengan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melakukan

perbaikan-perbaikan dalam menerapkan model cooperative learning tipe

scramble dalam pembelajaran IPA materi Daur Air terjadi peningkatan hasil

belajar atau ketuntasan belajar pada siswa. Dengan kata lain, penerapan model

cooperative learning tipe make a match berhasil meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

4. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II

Dalam maksud untuk mengetahuiterjadinya peningkatan hasil belajar siswa

setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka berikut ini akan disajikan

0

2

4

6

8

10

80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 - 95 96 - 99 > 99

Hasil Perolehan Nilai pada Siklus II

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

53

perbandingan hasil belajar siswa padasiklus I dengan setelah diberikan tindakan

pada siklus II.

Tabel 4.6

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II

Tindakan

Tuntas BelumTuntas Total

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Siklus I

15

88%

2

12%

17

Siklus II

17

100%

0

0%

17

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan

presentase hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II. Pada

siklus I, diketahui bahwa 15 siswa atau 88% yang mendapat nilai diatas KKM.

Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus II, dimana siswa yang mendapat

nilai diatas KKM menjadi 17 siswa dengan persentase 100%. Berikut

perbandingan dari hasil belajar pra siklus dengan hasil belajar pada siklus I

disajikan dalam bentuk diagram.

Gambar 4.6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

54

Perbandingan Jumlah Ketuntasan Siklus I dengan Siklus II

4.2.3. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Dengan maksud untuk mengetahui terjadinya perubahan hasil belajar IPA

siswa sebelum di berikan tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I

dan siklus II denagn menerapkan model cooperative learning tipe make a match ,

berikut disajikan tabel perbandingan hasil belajar siswa baik sebelum tindakan

(pra siklus) maupun setelah tindakan baik pada siklus I maupun siklus II berikut

ini:

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No

Hasil Belajar

Tuntas Belum Tuntas

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

1. Pra Siklus 7 41 10 59

2. Siklus I 15 88 2 12

3. Siklus II 17 100 - -

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebelum tindakan (pra siklus)

siswa yang tuntas belajar adalah 7 siswa dengan presentase 41%. Setelah

diberikan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup

memuaskan menjadi 15 siswa dengan presentase 88%. Dengan demikian, setelah

diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas

belajar sebelum tindakan ke siklus I yaitu 47%. Setelah diberikan lagi tindakan

pada siklus II, terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar yaitu 17 siswa dengan

presentase 100%. Berdasarkan perolehan peningkatan jumlah siswa dan

persentase ketuntasan dalam belajar IPA, maka dapat dikatakan bahwa penerapan

model cooperative learning tipe make a match dalam pelajaran IPA materi Daur

Air berhasil.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

55

4.3. Pembahasan

Model cooperative learning tipe make a match adalah model dengan

pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan

atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf

yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan

konsep yang dimaksud (Komalasari, 2010: 84).

Make A match dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan

latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Dalam

penelitian ini, Make A match yang dipakai adalah Make A Match kata, yakni

sebuah permainan menyusun huruf-huruf yang telah diacak letaknya sehingga

membentuk suatu kata tertentu yang bermakna. Dalam model pembelajaran ini

perlu adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman

sekelompok sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.

Kelebihan dari model cooperative learning tipe Make A match ini dapat

mendukung meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 tersebut. Adapun

kelebihan dari model pembelajaran ini antara lain: memupuk solidaritas dan

tanggung jawab antar anggota kelompok, mendorong antusias belajar siswa,

belajar sambil bermain yang menimbulkan kegembiraan sehingga materi yang

dipelajari mengesankan dan mudah untuk diingat.

Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,

pada siklus pertama diadakan pada hari Selasa, 1 April 2014 dengan materi

manfaat air, proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air.

Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan

permasalahan antara lain masih ada beberapa siswa yang belum berani bertanya

jika mengalami kesulitan dalam memahami materi dan belum memiliki

pemahaman tentangmateri yang diajarkan sehingga pembelajaran kurang optimal.

Sehingga untuk pertemuan berikutnya, harus berusaha melakukan kegiatan-

kegiatan pembelajaran secara optimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Walaupun pada siklus I pembelajaran kurang optimal akan tetapi terlihat

peningkatan pada hasil belajar siswa yang tergolong cukup memuaskan yaitu 15

siswa dari 17 siswa atau 88% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8225/4/T1_292010340_BAB IV.pdftepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan

56

diatas KKM 70 dengan nilai rata-rata 79 . Terjadi juga perubahan perolehan nilai

pada siklus I dengan perolehan nilai terendah yaitu 67 dan nilai tertinggi yaitu 93.

Pada pertemuan siklus II yang diadakan pada hari Kamis, 3 April 2014

dengan materi kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air serta cara

penghematan air sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Masalah-masalah

yang terjadi pada pembelajaran di siklus I sudah berkurang. Pada pertemuan

siklus II ini juga terlihat peningkatan keaktifan siwa dalam mengikuti

pembelajaran antara lain : siswa sudah aktif dalam bertanya maupun menjawab

pertanyaan dari guru, siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik terkait

materi yang dipelajari, siswa juga sudah mampu melaksanakan kerja kelompok

dengn sangat baik dan kompak. Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus

II ini terlihat lagi peningkatan hasil belajar siswa yang tergolong sangat

memuaskan yaitu 17 siswa dengan persentase 100% dari total siswa di kelas 5

telah mencapai nilai di atas KKM 70 dengan nilai rata-rata 88. Kemudian terjadi

juga perubahan perolehan nilai pada siklus II ini dengan perolehan nilai terendah

menjadi 80 dan nilai tertinggi menjadi 100.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan

model cooperative learning tipe make a match yang dilakukan oleh guru pada

siswa kelas 5 dilihat dari hasil belajar siklus I ke siklus II yang mengalami

peningkatan yang sangat memuaskan ini berhasil meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.