Upload
vulien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)
Berdasarkan hasil observasi di SDN Kumpulrejo 03 khususnya di kelas IV
pada mata pelajaran IPS guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru
mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar utama. Di lihat
dari hasil evaluasi dengan Kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan
patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya di kelas IV, dengan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) (≥60). Dari 17 siswa terdapat 3 siswa yang memenuhi KKM
(11%). Sementara itu 14 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (89%), dengan
skor maksimal 75 dan skor minimal 35. Selanjutnya peneliti dan guru kelas
berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 89% siswa nilainya masih
dibawah KKM. Masalah tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi dari 17
siswa yang mendengarkan penjelasan guru hanya 2 siswa yang berani bertanya
tentang materi yang disampaikan. Sedangkan siswa yang lain cenderung jenuh tidak
mendengarkan penjelasan guru. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru
seperti ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan
mengembangkan potensinya yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dari hasil
belajar siswa pada tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi
pembelajaran baru tercapainya 2 indikator dari 6 indikator yang diberikan. Maka
peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran Think Pair share dan pendekatan
Inkuiri. Nilai KKM juga ditingkatkan guru agar siswa termotivasi untuk mencapai
nilai KKM tersebut. Nilai KKM dinaikkan menjadi ≥75.
Berdasarkan data hasil ulangan dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa, siswa
kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada
semester I tahun ajaran 2016-2017, hasil ulangan siswa dengan Kompetensi Dasar
Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya yang
37
sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditingkatkan yaitu ≥ 75.
Berikut ini adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS tentang
Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya.
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus
NO Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1. ≤ 60 Tidak Tuntas 14 89%
2. ≥ 60 Tuntas 3 11%
Jumlah 17 100%
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan pembelajaran IPS dengan
kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh
dilingkungannya pada siswa kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga yang berjumlah 17 siswa. Data ketuntasan hasil belajar mata pelajaran
IPS dengan KKM ≥60 tercatat 3 siswa atau 11% dinyatakan tuntas dan 14 siswa
atau 89% tidak tuntas. Selain itu skor maksimal yang dicapai siswa sebesar 75 dan
skor minimal sebesar 35 dengan rata-rata kelas 52,66 dan standar deviasi sebesar
11,74. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian siswa pada skor maksimal sudah
tinggi sebesar 75 namun terdapat perbedaan yang cukup jauh dengan skor minimal
yang diperoleh siswa sebesar 35, hal ini menyebabkan standar deviasi cukup tinggi
yaitu 11,74. Standar deviasi yang tinggi menunjukkan penyimpangan nilai siswa yang
tinggi pula. Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram
lingkaran sebagai berikut:
38
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil
belajar sebesar 89% siswa belum tuntas. Dengan kondisi seperti ini penulis
melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share dan Pendekatan Inkuiri yang akan dilaksanakan dalam dua siklus (1
siklus 1 pertemuan).
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya (lampiran
1), media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran,
dan gambar pahlawan, perangkat evaluasi yang meliputi rubric penilaian dan butir-
butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP.
89%
11%
Tidak Tuntas
Tuntas
39
4.2.1 Implementasi Tindakan dan Observasi
Implementasi Tindakan
Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dengan
menggunakan Model TPS dan Pendekatan Inkuiri. Peneliti bersama guru
menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari satu kali
pertemuan pembelajaran pertemuan siklus I ini dilaksanakan dengan waktu 3X35
Menit dengan uraian sebagai berikut:
Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 oktober 2016 dengan
Kompetensi Dasar Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh
dilingkungannya. Pada pertemuan pertama terdapat tiga indikator pembelajaran yang
disampaikan yaitu Menjelaskan pentingnya memiliki sikap kepahlawanan dan
patriotisme, Memberi contoh rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari,
Menunjukkan sikap positif terhadap para pahlawan dalam membela bangsa dan
negara.
Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang
telah di desain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan
salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi dan motivasi. Kegiatan
apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan–pertanyaan yang berkaitan
dengan tokoh-tokoh pahlawan, kegiatan motivasi dengan memberikan pujian kepada
siswa yang berani mengungkapkan jawaban yang dibagikan keseluruhan kelas
kemudian pengajar menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran
yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan diterapkan langkah-
langkah model TPS dan pendekatan inkuiri.
40
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, pengajar meminta siswa menyimak materi pembelajaran yang
akan dilaksanakan menjelaskan materi tentang pengertian semangat kepahlawanan
dan pengertian semangat cinta tanah air. Dari materi tersebut secara berkelompok
siswa melakukan diskusi untuk menjawab soal–soal yang diberikan sebelumnya.
Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan sebagai fasilitator dan
motivator bagi siswa untuk menemukan pengertian semangat kepahlawanan dan
semangat cinta tanah air dikehidupan sehari-hari. Setelah mendapat pengarahan dari
pengajar, kemudian mereka berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan
pengertian, jawaban yang ditemukan kemudian ditulis di kertas jawaban yang telah
dibagikan sebelumnya.
Secara bergantian sesuai dengan kelompok masing-masing mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas. Selama kegiatan ini berlangsung, pengajar melakukan
penilaian proses. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari,
pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses Think Pair Share
dan Pendekatan Inkuiri dalam menemukan pengertian semangat kepahlawanan dan
semangat cinta tanah air. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti
pembelajaran, Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan
hal–hal yang belum dipahami.
Kegiatan Akhir
Pengajar bersama–sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan
tentang pengertian semangat kepahlawanan dan semangat cinta tanah air yang telah
dijelaskan oleh pengajar dalam pembelajaran TPS dan Pendekatan Inkuiri. Pengajar
memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Pengajar
juga menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dan
41
materi pertemuan sebelumnya, karena dalam pertemuan selanjutnya akan dilakukan
evaluasi.
Hasil Observasi
Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) pada siklus
I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan, item pernyataan pada lembar
pengamatan implementasi RPP sejumlah 22 item terdiri dari: perencanaan
pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian. Adapun hasil
pengamatan implementasi RPP dapat dilihat pada penjelasan berikut:
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator
pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan
menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran
telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman,
memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan.
Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan
dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Adanya umpan balik terhadap
pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil pengamatan aktifitas
siswa pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa
menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan
materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok,
siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan
kesimpulan dengan bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan
pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan seluruhnya bersama siswa,
pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan dan motivasi terhadap siswa masih
kurang.
42
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan
terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus
lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa
yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok
perlu ditingkatkan.
Refleksi Siklus I
Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I berupa hasil instrument
implementasi RPP, tahapan ini dengan menganalisis skor hasil belajar IPS siswa.
Pada siklus I ini menunjukkan bahwa dari seluruh kegiatan telah dilakukan secara
optimal, dengan demikian langkah pembelajaran melalui model TPS dan Pendekatan
Inkuiri dapat berlangsung dengan efektif. Hasil belajar IPS pada siklus I, diperoleh
dari pengukuran tes formatif. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran, hasil belajar
IPS dapat dilihat dari table berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I
NO Standar Ketuntasan Jumlah
Siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1. ≤ 75 Tidak Tuntas 7 42%
2. ≥ 75 Tuntas 10 58%
Jumlah 17 100%
43
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan pembelajaran IPS dengan
kompetensi Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya
pada siswa kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga yang
berjumlah 17 siswa. Data ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPS dengan KKM
≥75 tercatat 10 siswa atau 58% dinyatakan tuntas dan 7 siswa atau 42% tidak tuntas.
Selain itu skor maksimal yang dicapai siswa sebesar 85 dan skor minimal sebesar 55
dengan rata-rata kelas 72 dan standar deviasi sebesar 11,74. Hal ini menunjukkan
bahwa pencapaian siswa pada skor maksimal sudah tinggi sebesar 85 namun terdapat
perbedaan yang cukup jauh dengan skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 55,
hal ini menyebabkan standar deviasi cukup tinggi yaitu 11,74. Standar deviasi yang
tinggi menunjukkan penyimpangan nilai siswa yang tinggi pula. Berdasarkan tabel
4.2 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut:
Sumber : Data Primer
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 58%.
Walaupun persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang
ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu
dilakukan tindakan siklus II.
42%58%
Tidak Tuntas
Tuntas
44
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I untuk ditingkatkan
pada siklus II adalah sebagai berikut:
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang semangat
kepahlawanan dan cinta tanah air, pahlawan-pahlawan bangsa dan menghargai jasa-
jasa pahlawan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi
pembelajaran, gambar para pahlawan, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik
penilaian dan butir-butir soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus
ini dibuat untuk sekali pertemuan.
4.3.1 Implementasi Tindakan dan Observasi
Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini berlangsung selama 3x35 menit dalam
sekali pertemuan. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 November 2016.
Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa dan guru mengawalinya dengan
mengucap salam, berdoa dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima
pelajaran, melakukan presensi dan melakukan apersepsi. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kompetensi siswa berkenaan dengan materi yang akan
dipelajari. Selanjutnya siswa termotivasi karena mendapat pujian dari guru.Siswa
menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran pada hari itu.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan siswa menyimak topik tentang
tokoh para pahlawan bangsa, asal pahlawan sampai cara menghargai jasa-jasa para
45
pahlawan. Siswa menerima pertanyaan dari guru, siswa secara individu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa mendiskusikan gambar pahlawan yang
diperlihatkan oleh guru secara berpasangan, siswa menyampaikan hasil diskusi
berpasangan, siswa membentuk kelompok 2 orang, siswa berdiskusi tentang cara
menghargai jasa-jasa para pahlawan kemudian masing-masing dari kelompok
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas, masing-masing kelompok menanggapi
hasil presentasi temannya dari kelompok lain, siswa dan guru membuat kesimpulan
dari hasil diskusi tersebut.
Kegiatan Penutup
Pada akhir pembelajaran, siswa mengerjakan tes formatif tentang semangat
kepahlawanan dan cinta tanah air. Siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat
penghargaan dari guru, Dan yang terakhir guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang sudah dijelaskan.
Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Hasil Observasi
Observasi dilakukan terhadap implementasi RPP siklus II dilaksanakan
dengan meminta bantuan kolaborator (guru kelas 4) yaitu Ibu Sisfitika Dwi Winandya
untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.
Observasi implementasi RPP dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan
yang telah disediakan. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi
pelaksanaan RPP secara detil disajikan dalam lampiran 14 Berdasarkan lampiran
tersebut, nampak bahwa guru telah melakukan pembelajaran dengan menggunakan
model TPS dan Pendekatan Inkuiri. Hal ini dibuktikan oleh seluruh kegiatan (100%)
yang terdiri dari 17 aktifitas telah dilaksanakan oleh guru dengan baik, dengan
demikian pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model TPS dan
Pendekatan Inkuiri dapat berjalan dengan optimal.
46
Refleksi Siklus II
Implementasi RPP siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan RPP. Dengan
demikian model pembelajaran TPS dapat berlangsung secara efektif, yang ditandai
dengan 17 aktivitas pembelajaran telah dilaksanakan semua. Setelah melaksanakan
kegiatan pembelajaran pada siklus II maka selanjutnya diadakan refleksi dalam
bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan
oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi
bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Think pair Share dan
pendekatan Inkuiri bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan
bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dan
pendekatan inkuiri kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif,
pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi
memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas
guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian
guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan
memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki
misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada
setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II
NO Standar Ketuntasan Jumlah
Siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1. ≥ 75 Tuntas 15 90%
2. ≤ 75 Tidak Tuntas 2 10%
Jumlah 17 100%
Sumber: Data P rimer
47
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa siswa yang telah mencapai KKM ≥75 ada
15 siswa (90%), sedangkan yang belum mencapai KKM ≥75 sebanyak 2 siswa
(10%). Jika di lihat dari jumlah siswa yang telah tuntas jumlahnya lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Perbandingan ketuntasan tersebut
dapat digambarkan dengan lebih jelas dengan menggunakan diagram seperti
disajikan melalui gambar 4.3 berikut ini.
Sumber : Data Primer
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II
Dari gambar 4.3 diagram lingkaran diatas, nampak bahwa siswa yang telah
tuntas ditunjukkan oleh lingkaran yang besar dan siswa yang tidak tuntas
digambarkan dengan lingkaran yang kecil. Hal ini menunjukkan adanya
perbandingan antara siswa yang tuntas dan siswa tidak tuntas.
Berdasar hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II, maka kelebihan yang
diperoleh adalah:
1. Rancangan pembelajaran berupa RPP sudah tersusun dengan baik
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
tipe model TPS dan Pendekatan Inkuiri.
90%
10%
Tuntas
Tidak Tuntas
48
3. Ada kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan implementasi RPP dalam
pembelajaran
4. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat.
5. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh teman
pasangannya.
Dalam pembelajaran juga ditemui kekurangan-kekurangan yakni pengelolaan
waktu yang belum tepat dilakukan oleh guru. Kekurangan tersebut di atasi dengan
guru membatasi waktu dalam berbagi, agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit,
supaya siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan
benar.
4.4 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi
peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Think Pair Share dan
Pendekatan Inkuiri pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi Meneladani
kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkungannya bagi siswa kelas IV
SDN Kumpulrejo 03 pada semester I tahun ajaran 2016-2017. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tidak
Tuntas 14 89% 10 58% 2 10%
Tuntas 3 11% 7 42% 15 90%
Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%
49
Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS, pada pra siklus 89% siswa tidak tuntas dan 11% siswa
tuntas, siklus I 42% siswa tidak tuntas dan 58% siswa tuntas serta pada siklus II 10%
siswa tidak tuntas dan 90% siswa tuntas. Hal ini dapat digambarkan pada gambar
diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.
Gambar 4. 4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada
PraSiklus Siklus I dan Siklus II
Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat perolehan skor
maksimal juga meningkat yaitu pada prasiklus sebesar 75 pada siklus I menjadi 85
dan pada siklus II meningkat menjadi 95. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar
grafik perbandingan skor maksimal berikut ini.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
50
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada PraSiklus, Siklus I dan
Siklus II
Adapun perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada prasiklus sebesar
35 pada siklus I meningkat menjadi 55 dan pada siklus II meningkat menjadi 72.
Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor minimal berikut
ini.
75
85
95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Skor maksimal
51
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Minimal pada PraSiklus, Siklus I
dan Siklus II
Kemudian pada skor rata-rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan
yaitu pada prasiklus skor rata-rata sebesar 52,66 meningkat menjadi 72 dan pada
siklus II meningkat menjadi 83,23. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik
perbandingan skor rata-rata berikut ini.
35
55
72
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Skor minimal
52
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata pada PraSiklus, Siklus I
dan Siklus II
Pada standar deviasi di setiap siklus yang terus mengalami penurunan dari pra
siklus sebesar 11,74 menurun menjadi 4,11 pada siklus I dan pada siklus II turun
menjadi 2,52. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan skor pada setiap siklus
semakin menurun. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Skor Maksimal
Skor Maksimal
53
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Standar Deviasi pada PraSiklus, Siklus I
dan Siklus II
4.5 Pembahasan hasil penelitian
4.5.1 Pembahasan Siklus I
Model TPS yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berfikir secara mandiri dan selanjutnya berpasangan guna
menyampaikan hasil pemikiran kepada rekannya dalam satu kelompok. Yatim
Riyanto (2010:274) Pendapat yang serupa juga disampaikan Mulyatiningsih
(2011:233) model TPS merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan cara
sharing pendapat antar siswa. Model ini dapat digunakan sebagai umpan balik materi
yang diajarkan guru. Senada dengan itu menurut Kagan, 1994 dalam Eggan
(2012:134) TPS adalah model kerja kelompok yang meminta siswa individual
didalam pasangan belajar untuk menjawab pertanyaan dari guru kemudian berbagi
jawaban itu dengan seseorang rekan.
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas IV SDN
Kumpulrejo 03 kota Salatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
54
setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share dan
Pendekatan Inkuiri, pada sebelum diadakan tindakan skor rata-rata 52,66 dan setelah
diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 72 dengan skor
tertinggi 85 dan skor terendah 55. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran telah
berhasil baik dengan indikator keberhasilannya 58% dari jumlah siswa sebanyak 17
siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat, tetapi masih ada
yang belum tuntas dengan persentase 42%. Walaupun persentase ini sudah meningkat
namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh
siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.
Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa
kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang
harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian kesimpulan pada akhir
pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa, perlu dilakukan penataan tempat
duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani semua, dalam manajemen
waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran berlangsung efektif
dan efisien. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga
siswa memperoleh manfaat pembelajaran melalui model pembelajaran Think Pair
Share dan Pendekatan Inkuiri ini.
4.5.2 Pembahasan Siklus II
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan
baik peran guru, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar.
Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi
teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat,
selain itu pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran belum dilakukan bersama-
sama dengan siswa. penataan tempat duduk yang kurang optimal, kemudian kurang
tepatnya manajemen waktu pembelajaran. Belum semua siswa beraktifitas positif
dalam pembelajaran.
55
Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan
pada kekurangan di siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih
beraktifitas positif. Pada penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 58% dan
skor rata-rata 72 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 55. Pada siklus II
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90% dan skor rata-rata meningkat
menjadi 83,23 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 72. Meskipun belum dapat
mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan
belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%.
Sampai pada perbaikan hasil belajar siklus II, masih ditemukan beberapa
siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai KKM. Hal ini bukan karena
kemampuan siswa yang kurang dalam pembelajaran namun karena kurang aktif
ketika diskusi bersama dibanding dengan siswa yang lain sehingga mempengaruhi
nilai proses mereka.
4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada kondisi awal (pra siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas
IV SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga skor rata-rata 52,66
dengan skor tertinggi 75 dan skor terendah 35, dan setelah diadakan tindakan
penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 72 dengan skor tertinggi 85 dan skor
terendah 55. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan
tingkat keberhasilan 58% dari jumlah siswa sebanyak 17 siswa, tetapi masih terdapat
42% siswa belum tuntas sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada
siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90% dan skor rata-rata
meningkat menjadi 83,23 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 72. Meskipun
belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai
ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran
menerapkan model pembelajaran think pair share dan pendekatan inkuiri maka hasil