21
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil tangkapan pancing ulur selama penelitian terdiri dari 11 famili, 12 genus dengan total 14 jenis ikan yang tertangkap (Lampiran 6). Sebanyak 6 famili dengan 8 jenis ikan yang tertangkap merupakan ikan demersal. Sedangkan ikan pelagis yang tertangkap sebanyak 5 famili dengan 6 jenis ikan. Ikan jenaha (Lutjanus russelli) merupakan ikan yang paling banyak tertangkap selama penelitian, yaitu sebanyak 223 ekor atau 54,52% dari total hasil tangkapan. Ikan yang paling banyak tertangkap berikutnya adalah kakap merah (Lutjanus campechanus) sebesar 18,34%, (75 ekor), kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) dan tanda-tanda (Lutjanus fulviflamma) masing-masing 7,58% (31 ekor) (Gambar 6). Gambar 6. Proporsi jenis ikan hasil tangkapan pancing ulur 18.34% 54.52% 7.58% 7.58% 4.16% 2.44% 1.47% 0.49% 1.22% 0.49% 0.73% 0.24% 0.49% 0.24% Kakap Merah Jenaha Tanda-tanda Kerapu Kuniran Barakuda Giant Trevally Talang Kerong-kerong Tengkurung Gerok Kapasan Lencam Beloso

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

  • Upload
    lydiep

  • View
    465

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan pancing ulur selama penelitian terdiri dari 11 famili, 12

genus dengan total 14 jenis ikan yang tertangkap (Lampiran 6). Sebanyak 6 famili

dengan 8 jenis ikan yang tertangkap merupakan ikan demersal. Sedangkan ikan

pelagis yang tertangkap sebanyak 5 famili dengan 6 jenis ikan. Ikan jenaha

(Lutjanus russelli) merupakan ikan yang paling banyak tertangkap selama

penelitian, yaitu sebanyak 223 ekor atau 54,52% dari total hasil tangkapan. Ikan

yang paling banyak tertangkap berikutnya adalah kakap merah (Lutjanus

campechanus) sebesar 18,34%, (75 ekor), kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) dan

tanda-tanda (Lutjanus fulviflamma) masing-masing 7,58% (31 ekor) (Gambar 6).

Gambar 6. Proporsi jenis ikan hasil tangkapan pancing ulur

18.34%

54.52%

7.58% 7.58%

4.16% 2.44% 1.47%

0.49%

1.22%

0.49%

0.73% 0.24%

0.49%

0.24%

Kakap Merah Jenaha Tanda-tanda Kerapu Kuniran

Barakuda Giant Trevally Talang Kerong-kerong Tengkurung

Gerok Kapasan Lencam Beloso

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

28

Ikan tangkapan utama adalah jenis ikan demersal. Ikan pelagis yang

tertangkap bukan target utama pancing ulur. Adapun ikan pelagis yang tertangkap,

bobot maksimalnya ± 1,5 kg. Ikan tangkapan utama merupakan ikan bernilai

ekonomis tinggi dan merupakan komoditas ekspor. Ikan hasil tangkapan selain

ikan hasil tangkapan utama biasanya dijual baik ke bakul maupun langsung dijual

sendiri ke pasar, atau dibawa sebagian oleh nelayan dan ABK-nya untuk

dikonsumsi.

Berdasarkan kelompok jenis ikan yang tertangkap, secara keseluruhan ikan

demersal lebih banyak tertangkap dibandingkan ikan pelagis. Proporsi ikan

demersal yang tertangkap sebanyak 94% atau 383 ekor sedangkan ikan pelagis

sebanyak 6% atau 26 ekor. Proporsi ikan pelagis dan demersal yang tertangkap,

berbeda pada waktu penangkapan pagi dan siang hari (Gambar 7).

Gambar 7. Proporsi kelompok ikan hasil tangkapan pancing ulur per waktu

penangkapan

Berdasarkan kelompok jenis ikan yang tertangkap baik pada pagi maupun

pada siang hari didominasi oleh ikan demersal (Gambar 7). Sebanyak 168 ekor

ikan demersal tertangkap pada pagi hari dan 88 ekor pada siang hari. Sedangkan

ikan pelagis yang tertangkap pada pagi hari sebanyak 10 ekor dan siang hari 3

ekor. Besarnya proporsi ikan demersal baik pada pagi maupun siang hari

dikarenakan posisi alat pancing yang dioperasikan selalu di dasar perairan baik

pada pagi maupun siang hari sehingga ikan-ikan yang banyak tertangkap adalah

94.38%

5.62%

Proporsi Kelompok Ikan Hasil Tangkapan Pagi

Demersal Pelagis

96.63%

3.37%

Proporsi Kelompok Ikan Hasil Tangkapan Siang

Demersal Pelagis

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

29

ikan-ikan dasar (demersal). Biasanya organisme membatalkan kesempatan

mencari makan pada permukaan air yang kaya sumber makanan untuk

menghindari overlap spasio-temporal dengan predator yang memiliki ketajaman

visual dibawah intensitas cahaya yang tinggi selama siang hari atau ikan yang

lebih kecil dan lebih rentan diserang sebagai mangsa harus naik ke permukaan

lebih awal (Robertis 2002). Diduga karena ikan pelagis yang tertangkap umumnya

ikan pelagis kecil atau ikan pelagis besar yang berukuran kecil dan rentan

diserang oleh pemangsa maka kebanyakan ikan pelagis yang berukuran kecil

tersebut tertangkap di pagi hari karena beraktifitas lebih pagi untuk menghindari

ikan-ikan besar atau predator ketika waktunya mencari makan siang hari.

Ikan pelagis yang tertangkap umumnya merupakan ikan pelagis kecil.

Adapun ikan pelagis besar yang tertangkap namun ukurannya masih relatif kecil.

Para nelayan cangkol biasanya menggunakan pancing berjoran untuk memancing

ikan pelagis besar. Akan sulit melakuan hauling ketika memancing dengan

pancing ulur dan mendapatkan ikan pelagis besar karena kecepatan renangnya.

4.2 Berat Hasil Tangkapan

Adapun berat total hasil tangkapan selama penelitian adalah sebanyak

145,99 kg. Waktu penangkapan yang diambil selama penelitian adalah pada saat

pagi (06.00-08.00) dan siang hari (10.00-12.00). Berat hasil tangkapan yang

diperoleh selama penelitian setiap waktu penangkapan hasilnya berbeda (Gambar

8). Pada pagi hari diperoleh hasil tangkapan sebanyak 114,25 kg dan pada siang

hari 31,74 kg (Lampiran 7).

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

30

Gambar 8. Diagram berat total hasil tangkapan per waktu penangkapan

Berat total hasil tangkapan lebih besar diperoleh pada pagi hari (Gambar 8). Berat

ikan yang tertangkap dipagi hari rata-rata sebanyak 7,62 kg, sedangkan ikan yang

tertangkap pada siang hari sebanyak 2,12 kg. Hasil tangkapan paling tinggi pada

pagi hari diketahui sebanyak 16,84 kg sementara hasil tangkapan paling tinggi

pada siang hari hanya 4,98 kg.

Hasil uji t-student yang dilakukan pada berat hasil tangkapan secara

keseluruhan (Lampiran 13) diperoleh thit > ttab0.05 yang berarti pada penelitian ini

terdapat perbedaan jumlah hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Kegiatan

penangkapan yang dilakukan pada waktu penangkapan pagi hari menghasilkan

ikan dengan berat yang lebih banyak dibandingkan siang hari.

Selain pada berat hasil tangkapan secara total, berat hasil tangkapan utama

yang lebih banyak juga terjadi pada pagi hari (Gambar 9).

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Be

rat

(kg)

Ulangan ke-

Pagi

Siang

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

31

Gambar 9. Diagram berat hasil tangkapan utama pancing ulur per waktu

penangkapan

Ikan kakap merah tertangkap sebanyak 38,77 kg pada pagi hari dan 6,91 kg pada

siang hari. Ikan jenaha tertangkap 37,84 kg pada pagi hari dan 15,64 kg pada

siang hari. Ikan tanda-tanda tertangkap 6,27 kg pada pagi hari dan 1,5 kg pada

siang hari. Ikan kerapu tertangkap 26,82 kg pada pagi hari dan 5,41 kg pada siang

hari (Lampiran 10).

Hasil uji t-student yang dilakukan pada berat hasil tangkapan utama

(Lampiran 16) juga diperoleh thit > ttab0.05 yang berarti terdapat perbedaan berat

hasil tangkapan utama antara pagi dan siang hari. Kegiatan penangkapan yang

dilakukan pada pagi hari menghasilkan ikan tangkapan utama dengan berat yang

lebih banyak dibandingkan siang hari.

Hasil tangkapan pagi hari yang lebih banyak dibandingkan siang hari,

diduga karena pada pagi hari ikan-ikan lebih aktif baik bergerak salah satunya

untuk mencari makan. Besarnya hasil tangkapan menunjukan bahwa banyak ikan

yang merespon terhadap umpan sehingga banyak ikan yang tertangkap. Hal ini

sesuai dengan pendapat Gunarso (1998) dalam Yanti (2012) bahwa puncak

keaktifan ikan adalah pada waktu pagi dan sore hari sedangkan pada siang hari

ikan tidak terlalu aktif untuk bergerak. Berdasarkan berat hasil tangkapan utama

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Kakap Jenaha Tanda Kerapu

Be

rat

(kg)

Ikan Hasil Tangkapan Utama

Pagi

Siang

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

32

yang lebih besar pada pagi hari dibandingkan siang hari, dikarenakan sifat alami

dari ikan demersal yang merupakan ikan hasil tangkapan utama pancing ulur.

Menurut Yanti (2012), ikan demersal pada siang hari cenderung tidak aktif dan

hanya menetap di gua atau celah karang.

Menurut Gunarso dalam Urbinas (2004), ikan yang aktif pada siang hari

yang biasanya ditemukan di lapisan yang banyak menerima sinar matahari,

merupakan ikan yang menggunakan indera penglihatan sebagai indera utamanya.

Dilihat dari hasil tangkapan yang jumlahnya lebih kecil pada siang hari, maka

pada umumnya ikan hasil tangkapan pancing ulur ini merupakan ikan yang indera

utamanya bukan mata. Ikan yang tidak aktif disiang hari namun aktif dimalam

hari alat penerima utamanya adalah linea lateralis, indera penciuman dan indera

peraba (Gunarso dalam Urbinas 2004). Ikan dapat mengenali umpan melalui

chemical sense. Pada crustacea, umpan yang memberikan respon tercepat

menarik perhatian kepiting bakau (Scylla serrata) adalah umpan mati yang masih

segar dibandingkan umpan yang sudah busuk (Widhiastuti 2007 dalam

Purbayanto 2010). Umpan yang digunakan pada penelitian ini adalah udang yang

masih segar dan hidup. Kondisi umpan yang masih segar di pagi hari karena

belum lama ditangkap menimbulkan chemical sense yang lebih besar terhadap

penciuman ikan-ikan target sehingga responnya lebih cepat, sehingga tangkapan

pada pagi hari lebih banyak dibanding siang hari.

4.3 Jumlah Individu Hasil Tangkapan

Jumlah individu total yang tertangkap selama penelitian adalah sebanyak

269 ekor, dimana 178 ekor diantaranya tertangkap pada pagi hari dan 91 ekor

tertangkap pada siang hari. Jumlah ikan yang tertangkap di pagi hari maksimal 22

ekor dan pada siang hari maksimal 11 ekor. Jumlah indvidu ikan hasil tangkapan

rata-rata lebih banyak pada pagi hari (Gambar 10). Rata-rata ikan tertangkap 12

ekor dipagi hari dan 6 ekor di siang hari (Lampiran 8).

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

33

Gambar 10. Diagram jumlah individu hasil tangkapan per waktu penangkapan

Hasil uji t-student yang dilakukan terhadap total jumlah individu hasil

tangkapan secara keseluruhan (Lampiran 14) diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang

berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti pada penelitian ini terdapat perbedaan

jumlah individu hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Dimana jumlah

individu paling banyak diperoleh pada waktu pagi hari.

Dilihat dari jumlah individu hasil tangkapan utama pancing ulur, jumlah

individu paling banyak juga diperoleh pada pagi hari (Gambar 11). Ikan kakap

merah tertangkap sebanyak 45 ekor pada pagi hari dan 17 ekor pada siang hari.

Ikan jenaha tertangkap 75 ekor pada pagi hari dan 50 ekor pada siang hari. Ikan

tanda-tanda tertangkap 19 ekor pada pagi hari dan 7 ekor pada siang hari. Ikan

kerapu tertangkap 23 ekor pada pagi hari dan 7 ekor pada siang hari (Lampiran

10).

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Jum

lah

ind

ivid

u (

eko

r)

Ulangan ke-

Pagi

Siang

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

34

Gambar 11. Diagram jumlah individu hasil tangkapan utama pancing ulur per

waktu penangkapan

Hasil uji t-student yang juga dilakukan terhadap total jumlah individu hasil

tangkapan utama (Lampiran 17) diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang berarti Ho

ditolak dan H1 diterima. Berarti pada penelitian ini terdapat perbedaan jumlah

individu hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Dimana jumlah individu ikan

tangkapan utama paling banyak diperoleh pada waktu pagi hari.

Dilihat dari hasil tangkapan secara keseluruhan, ikan banyak tertangkap di

pagi hari. Suhu optimal ikan-ikan tangkapan utama berkisar antara 24°-31°C.

Hasil pengukuran suhu di perairan pada saat pagi hari berkisar antara 25°-28°C.

Suhu berperan dalam orientasi pergerakan ikan baik jarak jauh maupun dekat.

Seperti diketahui bahwa baik ikan air tawar maupun laut memiliki kemampuan

untuk mendeteksi perubahan suhu hingga 0,03°C (Lagler et.al. 1997). Suhu

lingkungan yang sama atau mendekati suhu optimal dari ikan-ikan yang

tertangkap mendukung ikan-ikan untuk banyak beraktivitas dan bergerak,

termasuk untuk mencari makan. Selain itu, karena pada pagi hari perairan sedang

mengalami pasang sehingga ada beberapa spesies yang meninggalkan sarangnya

(Triputra, dkk 2008) atau berpindah dari satu tempat di perairan ke tempat lain

(Yuspardianto, dkk 2004).

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Kakap Jenaha Tanda Kerapu

Be

rat

(kg)

Ikan Hasil Tangkapan Utama

Pagi

Siang

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

35

Ikan tangkapan utama pancing ulur merupakan ikan demersal yang

umumnya bersifat fototaksis negatif, maka kebanyakan aktif disaat cahaya

matahari tidak terlalu terik. Besarnya intensitas cahaya di dalam perairan pada

saat pagi hari berkisar antara 17 – 37 lux (Lampiran 5). Selain itu, menurut Yanti

(2012) bahwa ikan demersal pada siang hari cenderung tidak aktif dan hanya

menetap di gua atau celah karang.

Faktor lainnya yang berasal dari faktor internal ikan, terkait laju

pengosongan perut dan waktu makan. Salah satu studi menunjukkan bahwa waktu

pengosongan perut ikan kakap merah antara pukul 07:00 malam - 03:00 pagi. Ikan

kakap merah akan mulai makan dan mencapai puncaknya pada pukul 04:00 pagi,

tapi terus makan hingga pagi 6:00 pagi (Louisiana State University Agricultural ).

Sehingga pada saat penangkapan pagi hari yang dilakukan selama penelitian

adalah antara pukul 06.00 - 08.00 hasil tangkapan ikan kakap merah jumlahnya

lebih banyak yang tertangkap dibandingkan pada siang hari. Sementara untuk ikan

kerapu, diduga pada siang hari merupakan waktu ikan kerapu untuk mencerna

makanannya. Suhu perairan pada siang hari selama penelitian berkisar antara 29-

32°C (Lampiran 5). Menurut Boonyaratpalin (1997), waktu pencernaan makanan

kerapu adalah sekitar tiga puluh enam jam, di mana lebih dari 95% waktu

makanan dicerna terjadi pada suhu air 30 ± 1° C. Diduga pada saat siang hari

dimana suhu rata-rata selama penelitian 31,5°C ikan kakap merah sedang

mencerna makanannya dan tidak aktif mencari makan sehingga jumlah yang

tertangkap pada siang hari cenderung lebih sedikit.

4.4 Proporsi Tangkapan Utama

Ikan yang tertangkap oleh nelayan pancing ulur umumnya adalah ikan

demersal. Ikan pelagis sesekali tertangkap oleh pancing ulur, namun sangat sedikit

dengan proporsi berat yang kecil. Proporsi hasil tangkapan utama dan hasil

tangkapan sampingan pancing ulur berdasarkan berat dan jumlah individu selama

penelitian dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

36

Gambar 12. Proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan pancing ulur

Sebanyak 91% (172,94 kg) dari berat total hasil tangkapan pancing ulur

merupakan ikan tangkapan utama (main catch) dan 9% (17,74 kg) merupakan

hasil tangkapan sampingan (by catch) dari total berat ikan yang tertangkap selama

penelitian sebanyak 109,68 kg. Berdasarkan jumlah individunya dari total 409

ekor yang tertangkap selama penelitian, 88% atau 360 ekor merupakan ikan hasil

tangkapan utama dan 12 % atau 49 ekor adalah ikan hasil tangkap sampingan.

Hasil tangkapan utama sebanyak 360 ekor terdiri dari ikan kakap 75 ekor, ikan

jenaha 223 ekor, ikan kerapu dan tanda tanda masing-masing 31 ekor. Sementara

untuk berat hasil tangkapan utama sebesar 172,92 kg terdiri dari ikan kakap merah

53,32 kg, jenaha 77,73 kg, tanda-tanda 9,52 kg dan kerapu 32,37 kg (Lampiran

10).

Menurut Suadela (2004) dalam Ramdhan (2008) jika proporsi hasil

tangkapan sasaran utama ≥ 60% maka suatu alat tangkap dapat dikatakan ramah

lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut, dilihat dari perbandingan berat dan

jumlah individu antara main catch dan by-catch-nya alat tangkap pancing ulur

adalah alat tangkap yang ramah lingkungan karena masing-masing lebih dari

60 %. Lebih tingginya hasil tangkapan utama ini juga karena sifat pancing ulur

yang berbeda dengan alat tangkap jaring yang terkadang menangkap ikan-ikan

yang bukan ikan hasil tangkapan utamanya sepanjang ikan tersebut berada dalam

jalur sapuan alat tangkap jaring tersebut, baik disengaja ataupun tidak. Menurut

91%

9%

Proporsi Berat Hasil Tangkapan

Main Catch By Catch

88%

12%

Proporsi Jumlah Individu Hasil Tangkapan

Main Catch By Catch

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

37

Sarmintohadi (2002) dalam Ramdhan (2008) keragaman spesies yang tertangkap

juga disebabkan karena kesamaan habitat antara ikan target dan ikan non target.

4.5 Berat Rata-Rata Individu Hasil Tangkapan

Berdasarkan hasil analisis total berat dan jumlah individu hasil tangkapan

menunjukan bahwa jumlah paling banyak diperoleh pada pagi hari (Gambar 13).

Berat rata-rata individu hasil tangkapan pagi hari menghasilkan berat rata-rata

lebih tinggi dibandingkan pada siang hari. Rata-rata berat individu yang paling

tinggi adalah sebesar 1,28 kg, sedangkan rata-rata berat paling tinggi yang

diperoleh pada siang hari 0,71 kg.

Hasil uji t-student yang dilakukan terhadap berat rata-rata individu hasil

tangkapan secara keseluruhan (Lampiran 15) diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang

berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti pada penelitian ini terdapat perbedaan

berat rata-rata individu hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Dimana jika

dilihat dari rata-rata beratnya, ikan yang tertangkap pada pagi hari berukuran lebih

besar dibandingkan ikan yang tertangkap pada siang hari. Hal ini berarti bahwa

ikan-ikan besar banyak terdapat pada pagi hari.

Gambar 13. Diagram berat rata-rata individu hasil tangkapan per waktu

penangkapan

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Be

rat

(kg)

Ulangan ke-

Pagi

Siang

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

38

Berat rata-rata individu hasil tangkapan utama juga lebih besar pada waktu

penangkapan pagi hari (Gambar 18). Berat rata-rata individu ikan kakap, jenaha,

tanda-tanda dan kerapu yang tertangkap pada pagi hari adalah 0,85 kg, 0,5 kg,

0,37 kg dan 1,28 kg. Sedangkan ikan kakap, jenaha, tanda-tanda dan kerapu yang

tertangkap pada siang hari beratnya adalah 0,38 kg, 0,31 kg, 0,21 kg dan 0,77 kg.

Nilai rata-rata berat individu paling besar diperoleh pada pagi hari yaitu ikan

kerapu dengan berat 1,28 kg (Lampiran 10).

Hasil uji t-student yang dilakukan terhadap berat rata-rata individu

tangkapan utama (Lampiran 18) juga diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang berarti Ho

ditolak dan H1 diterima. Berarti terdapat perbedaan berat rata-rata individu hasil

tangkapan utama antara pagi dan siang hari. Dimana berat rata-rata individu yang

besar diperoleh pada penangkapan yang dilakukan pada siang hari.

Gambar 14. Diagram berat rata-rata individu hasil tangkapan utama pancing ulur

per waktu penangkapan

Ikan-ikan besar biasanya bersifat predator bagi ikan-ikan yang berukuran

kecil. Menurut Werner dan Hall (1988); Sinclair et al. (2003) dalam Busch dan

Mehner (2011), hewan yang lebih kecil mengalami tekanan predasi lebih tinggi

dan lebih luas dari predator daripada yang lebih besar. Diduga pada saat waktu

makan, ikan-ikan kecil telah mengurangi aktifitas mencari makannya atau

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

Kakap Jenaha Tanda Kerapu

Be

rat

rata

-rat

a (k

g)

Ikan Hasil Tangkapan Utama

Pagi

Siang

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

39

berlindung ke tempat lain untuk menghindari ikan-ikan besar. Hal ini sesuai

dengan Brown (1999) Werner et al. (1983) dan Cowlishaw (1997) dalam Busch

dan Mehner (2011), hewan dapat merespon predator dengan perubahan perilaku di

lokasi yang dipilih (misalnya, meningkatkan kewaspadaan, berkelompok, dan

mengurangi aktifitasnya) atau dengan memilih lokasi lain yang menawarkan

perlindungan yang lebih besar dari predator. Sehingga yang didapat pada waktu

makan ikan kebanyakan ikan-ikan yang berukuran besar. Sehingga yang didapat

pada waktu makan ikan kebanyakan ikan-ikan yang berukuran besar.

4.6 Komposisi Ukuran Hasil Tangkapan Utama

4.6.1. Ikan Kakap Merah

Ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) merupakan salah satu ikan

bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tangkapan utama para nelayan di Cangkol.

Selain itu, ikan kakap merah juga merupakan ikan yang paling banyak diminati

para pemancing baik nelayan maupun pemancing wisata. Ikan kakap merah yang

tertangkap selama penelitian pada dua waktu penangkapan adalah sebanyak 62

ekor dengan beragam ukuran baik berat maupun panjangnya.

Komposisi ukuran ikan kakap merah yang tertangkap memiliki panjang total

antara 20-76,7 cm dengan rata-rata ukuran ikan yang tertangkap pada pagi hari

lebih besar (38,16 cm )dibandingkan pada siang hari (28,31 cm). Ukuran panjang

cagak ikan kakap merah yang tertangkap selama penelitian mulai dari ukuran

antara 19,2 cm-75,1 cm (Tabel 2).

Tabel 2. Komposisi Ukuran Ikan Kakap Merah

Kelas Ke - Interval kelas

(cm)

Frekuensi

(ekor) Persentase (%)

1 19,2 - 25,4 9 14,5

2 25,5 - 31,7 15 24,2

3 31,8 - 38,0 15 24,2

4 38,1 - 44,3 18 29,0

5 44,4 - 50,6 2 3,2

6 50,7 - 56,9 1 1,6

7 57,0 - 63,2 1 1,6

8 63,3 - 69,5 0 0

9 69,6 - 75,8 1 1,6

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

40

Berdasarkan Tabel 2, ikan kakap merah banyak tertangkap pada selang

kelas ke-3 dengan ukuran antara 33,8–41,0 cm. Ukuran pertama kali matang

gonad ikan kakap merah adalah 39,3 cm. Standar ukuran panjang cagak ini

diperoleh dari www.fishbase.org. Berdasarkan standar panjang cagak pertama kali

matang gonad, ikan-ikan yang tertangkap pada selang kelas 1, 2 dan 3 belum

layak tangkap karena masih dibawah ukuran cagak standar. Ikan yang tertangkap

pada kelas ke-4 juga belum semuanya layak tangkap karena tidak semuanya

berukuran lebih dari 39,3 cm. Sebanyak 7 ekor dari 18 ekor masih berukuran

dibawah length at first maturity. Berdasarkan length at first maturity 16 ekor yang

sudah layak tangkap dengan ukuran lebih besar dari 39,4 cm dan 46 ekor masih

belum layak tangkap.

Keterangan : Lm = Length at first maturity kakap merah

Gambar 15. Diagram komposisi ukuran ikan kakap merah

Berdasarkan Gambar 15, sebanyak 74,19% atau 46 ekor hasil tangkapan

ikan kakap merah oleh nelayan cangkol selama penelitian masih belum layak

tangkap. Aspek biologi ikan, terutama ukuran pertama kali matang gonad

merupakan salah satu rujukan dalam kajian selektivitas suatu alat tangkap ikan.

Rujukan biologis salah satu hal mendasar yang harus ada dalam rangka

0

4

8

12

16

20

19,2 - 25,4 25,5 - 31,7 31,8 - 38,0 38,1 - 44,3 44,4 - 50,6 50,7 - 56,9 57,0 - 63,2 63,3 - 69,5 69,6 - 75,8

Fre

kue

nsi

(e

kor)

Interval kelas (cm)

n = 62 ; rata-rata = 34,84 cm

Lm = 39,3 cm Tidak layak tangkap (46 ekor) Layak tangkap (19

ekor)

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

41

menerapkan kode etik perikanan berkelanjutan (Coremap II, 2009). Salah satu

usaha yang dilakukan para nelayan di Cangkol adalah menerapkan kebijakan

ukuran ikan yang tidak boleh ditangkap. Ikan berukuran dibawah 0,2 kg atau 200

g harus dilepaskan kembali jika tertangkap. Hal ini dilakukan untuk menjaga

keberlanjutan dari sumberdaya ikan yang menjadi target tangkapan para nelayan.

Selain pertimbangan biologis, aspek penerimaan pasar yang membatasi ukuran

ikan yang diterima untuk kemudian diekspor atau diolah dalam skala industri juga

menjadi alasan diterapkannya kebijakan batas minimal berat ikan yang boleh

ditangkap.

Berdasarkan kebijakan yang diterapkan diantara nelayan Cangkol dilihat

dari berat hasil tangkapan ikan kakap selama penelitian, berat ikan kakap paling

kecil adalah 0,25 kg dengan panjang 19,2 cm sehingga dianggap tidak perlu

dilepaskan kembali. Namun jika berdasarkan standar length at first maturity ikan

kakap, pada ikan dengan panjang cagak 39,5 cm memiliki berat 0,57 kg, sehingga

ikan dibawah berat 0,57 kg sebaiknya dilepaskan kembali ke perairan.

4.6.2. Ikan Jenaha

Ikan jenaha (Lutjanus russelli) adalah salah satu ikan yang termasuk famili

Lutjanidae dan merupakan ikan yang paling banyak tertangkap selama penelitian

(125 ekor). Ikan jenaha berwarna kemerahan mirip dengan kakap merah kecuali

warna kekuningan pada bagian dada hingga anus, sirip anal, sirip ventral dan sirip

pektoralnya serta memiliki black spot dipunggung dekat ekornya (Lampiran 2).

Ikan jenaha yang tertangkap memiliki panjang total paling kecil 18,8 cm

dan paling besar 49,6 cm. Ikan jenaha yang tertangkap pada pagi hari memiliki

ukuran lebih besar dibandingkan yang tertangkap pada siang hari. Ikan jenaha

yang tertangkap pada pagi hari memiliki ukuran rata-rata 30,58 cm sedangkan

ikan jenaha yang tertangkap siang hari memiliki ukuran rata-rata sebesar 25,64

cm. Berdasarkan panjang cagaknya, ikan jenaha yang tertangkap berukuran antara

17,8-48,6 cm (Tabel 3).

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

42

Tabel 3. Komposisi Ukuran Ikan Jenaha

Kelas ke - Interval kelas

(cm)

Frekuensi

(ekor)

Persentase

(%)

1 17,8- 21,2 23 18,4

2 21,3 - 24,7 36 28,8

3 24,8 - 28,2 15 12,0

4 28,3 - 31,7 11 8,8

5 31,8 - 35,3 16 12,8

6 35,4 - 38,8 14 11,2

7 38,9 - 42,3 7 5,6

8 42,4 - 45,8 2 1,6

9 45,9 - 49,4 1 0,8

Ikan jenaha banyak tertangkap pada kelas ke-2 dengan ukuran antara 21,3-24,7

cm yaitu 36 ekor dan paling sedikit tertangkap sebanyak 1 ekor pada kelas ke-9

dengan ukuran antara 45,9-49,4 cm (Tabel 3).

Analisis filogenetik molekuler yang kongruen dengan morfologi umum

dan warna eksternal dari jenis Lutjanus menunjukan bahwa hal tersebut yang

membagi kelompok Lujanus. Hal ini ditunjukan dengan black spot yang dimiliki

L. fulviflamma, L. monostigma, L. russelli dan juga L. carponotatus. Morfologi L.

carponotatus mengindikasikan kelompok ikan tersebut memiliki hubungan dekat

(Miller 2007). Sehingga standar ukuran length at first maturity pada ikan jenaha

mengambil standar ukuran ikan tanda-tanda yaitu antara 20-25 cm.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

43

Keterangan : Lm = Length at first maturity ikan jenaha

Gambar 16. Diagram komposisi ukuran ikan jenaha

Berdasarkan standar ukuran length at first maturity, sebanyak 12 ekor dari

23 ekor yang tertangkap pada kelas ke-1 masih berada dibawah ukuran 20 cm.

Hal ini berarti, 11 ekor yang tertangkap pada kelas ke-1 dan 102 ekor yang

tertangkap pada kelas selanjutnya sudah layak tangkap karena sudah mencapai

atau melebihi ukuran length at first maturity. Berdasarkan Gambar 16, sebanyak

90,4% dari total ikan jenaha yang tertangkap selama penelitian sudah layak

tangkap. Sebanyak 20 ekor ikan jenaha yang berukuran dibawah 20 cm rata-rata

memiliki berat 0,13 kg. Berarti, usaha yang dilakukan nelayan dengan melepaskan

ikan pada ukuran dibawah 0,2 kg untuk ikan jenaha sesuai dengan standar ukuran

length at first maturity ikan jenaha.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

17,8- 21,2 21,3 - 24,7 24,8 - 28,2 28,3 - 31,7 31,8 - 35,3 35,4 - 38,8 38,9 - 42,3 42,4 - 45,8 45,9 - 49,4

Fre

kue

nsi

(eko

r)

Interval kelas (cm)

Lm = 20-25

cm

Layak tangkap (113 ekor)

n = 125 ; rata-rata = 27,70

cm

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

44

4.6.3. Ikan Tanda-tanda

Ikan tanda-tanda (Lutjanus fulviflamma) juga merupakan ikan famili

lutjanidae. Ikan tanda-tanda hampir mirip seperti ikan kakap namun warnanya

didominasi warna coklat pada punggung dan kekuningan pada bagian perutnya,

memiliki black spot di bawah sirip punggung hampir mendekat bagian ekornya

(Lampiran 12).

Panjang total ikan jenaha yang tertangkap berukuran antara 21-38,9 cm.

Rata-rata ukuran ikan tanda-tanda yang tertangkap pada pagi hari berukuran lebih

besar yaitu 28,48 cm. Sedangkan rata-rata ukuran ikan tanda-tanda yang

tertangkap pada siang hari berukuran 24,04 cm. Ikan tanda-tanda yang tertangkap

pada dua waktu penangkapan berjumlah 26 ekor dimana sebanyak 19 ekor

diantaranya tertangkap pada pagi hari 7 ekor pada siang hari. Ikan tanda-tanda

yang tertangkap memiliki panjang cagak antara 20-29,2 cm dengan sebaran

panjang dan jumlah individu setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 4. Ikan tanda-

tanda banyak tertangkap pada ukuran antara 24,6 - 26,6 cm yaitu sebanyak 11

ekor. Ikan tanda-tanda matang gonad pada ukuran antara 20-25 cm (FAO Species

Catalogue Vol. 6. Snappers Of The World 1985).

Tabel 4. Komposisi Ukuran Ikan Tanda-tanda

Kelas ke- Panjang cagak

(cm)

Frekuensi

(ekor)

Persentase

(%)

1 20,4 - 22,4 2 6,5

2 22,5 - 24,5 4 12,9

3 24,6 - 26,6 13 41,9

4 26,7 - 28,7 6 19,4

5 28,8 - 30,8 1 3,2

6 30,9 - 32,9 1 3,2

7 33,0 - 35,0 2 6,5

8 35,1 - 37,1 1 3,2

9 37,2 - 39,2 1 3,2

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

45

Berdasarkan ukuran pertama kali matang gonad ikan tanda-tanda yang

berkisar antara 20-25 cm dan ukuran minimal ikan tanda-tanda yang tertangkap

penelitian minimal berukuran 20,4 cm maka bisa diasumsikan bahwa ikan tanda-

tanda yang tertangkap selama penelitian sudah termasuk ukuran matang gonad

dan sudah layak tangkap (Gambar 17).

Keterangan : Lm = Length at first maturity ikan tanda-tanda

Gambar 17. Diagram komposisi ukuran ikan tanda-tanda

Sementara itu, terkait dengan kebijakan nelayan yang melepaskan kembali ikan

yang berukuran dibawah 0,2 kg, ikan jenaha yang tertangkap pada berat 0,12-0,17

kg memiliki panjang cagak 21-23,2 cm yang artinya jika dilihat dari ukuran length

at first maturity ikan-ikan tersebut sudah layak tangkap walaupun ukurannya

masih dibawah 0,2 kg. Jadi sebanyak 26 ekor ikan tanda-tanda yang tertangkap,

semuanya sudah layak tangkap jika mengacu pada standar ukuran length at first

maturity-nya

0

2

4

6

8

10

12

20,4 - 22,4 22,5 - 24,5 24,6 - 26,6 26,7 - 28,7 28,8 - 30,8 30,9 - 32,9 33,0 - 35,0 35,1 - 37,1 37,2 - 39,2

Fre

kue

nsi

(eko

r)

Interval kelas (cm)

n = 26 ; rata-rata = 26,83 cm

Layak tangkap (26 ekor)

Lm = 20-25

cm

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

46

4.6.4. Ikan Kerapu

Ikan kerapu merupakan salah satu ikan karang yang memiliki nilai

ekonomis tinggi. Ikan kerapu yang menjadi tangkapan utama nelayan Cangkol

adalah ikan kerapu macan atau nelayan sering menyebutnya ikan kerapu balong.

Ikan kerapu betina mulai matang gonad pada ukuran panjang total 51 cm atau

bobot 3,0 kg sedangkan jantan mulai matang pada ukuran panjang total 60 cm

atau bobot 7,0 kg (Slamet et al. 2001 dalam Kurnia 2012). Ukuran paling kecil

ikan kerapu yang tertangkap selama penelitian adalah 20 cm dan paling besar 75,6

cm. Rata-rata ukuran ikan kerapu yang tertangkap pada pagi hari lebih besar yaitu

40,67 cm dan pada siang hari 34,31 cm. Komposisi panjang ikan kerapu selama

selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Ukuran Ikan Kerapu

Kelas ke- Panjang cagak

(cm)

Frekuensi

(ekor)

Persentase

(%)

1 20,0 - 26,2 6 20,0

2 26,3 - 32,5 5 16,7

3 32,6 - 38,8 5 16,7

4 38,9 - 45,1 6 20,0

5 45,2 - 51,4 3 10,0

6 51,5 - 57,7 3 10,0

7 57,8 - 64,0 0 0

8 64,1 - 70,3 1 3,3

9 70,4 - 76,6 1 3,3

Berdasarkan Tabel 5, ikan kerapu banyak tertangkap pada kelas ke-1 dan 4

dengan ukuran antara 20,0 - 26,2 cm dan 38,9-45,1 cm. Jika mengacu kepada

Slamet et al. (2001) dalam Kurnia (2012) ukuran length at first maturity ikan

kerapu macan betina adalah 51 cm, maka ikan kerapu betina dibawah 51 cm

masih belum layak tangkap. Ikan yang tertangkap pada kelas ke-1 hingga ke-5

masih dibawah 51 sehingga ikan kerapu macan betina yang masih belum layak

tangkap berdasarkan standar ukuran length at first maturity adalah sebanyak 25

ekor. Sementara ikan kerapu yang diperkirakan betina berukuran lebih besar dari

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapanmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097010_4_7624.pdf · 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil

47

51 cm atau yang sudah layak tangkap sebanyak 3 ekor yaitu yang tertangkap pada

kelas ke- 6. Sedangkan untuk ikan kerapu macan jantan yang berukuran lebih

besar dari 60 cm atau sudah layak tangkap sebanyak 2 ekor (Gambar 18).

Keterangan : Lm = Length at first maturity Kerapu

Gambar 18. Diagram komposisi ukuran ikan kerapu

Sementara itu terkait kebijakan nelayan yang melepaskan kembali ikan

yang berukuran dibawah 0,2 kg, ikan kerapu yang tertangkap pada berat 0,2 kg

memiliki panjang total kurang dari 51 cm. Namun jika berdasarkan length at first

maturity-nya ikan yang berukuran lebih kecil dari 51 cm rata-rata memiliki ukuran

dibawah 2 kg. Jika berdasarkan berat dengan mengacu pada length at first

maturity-nya, ikan kerapu yang masih dibawah 2 kg sebaiknya dilepaskan

kembali.

0

1

2

3

4

5

6

7

20,0 - 26,2 26,3 - 32,5 32,6 - 38,8 38,9 - 45,1 45,2 - 51,4 51,5 - 57,7 57,8 - 64,0 64,1 - 70,3 70,4 - 76,6

Fre

kue

nsi

(e

kor)

Interval kelas (cm)

n = 30 ; rata-rata = 39,18 cm

♀ Tidak layak tangkap (25 ekor)

Lm ♀ = 51

cm

Lm ♂ = 60

cm

♂ Layak tangkap (2 ekor)