Upload
lydiep
View
465
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan pancing ulur selama penelitian terdiri dari 11 famili, 12
genus dengan total 14 jenis ikan yang tertangkap (Lampiran 6). Sebanyak 6 famili
dengan 8 jenis ikan yang tertangkap merupakan ikan demersal. Sedangkan ikan
pelagis yang tertangkap sebanyak 5 famili dengan 6 jenis ikan. Ikan jenaha
(Lutjanus russelli) merupakan ikan yang paling banyak tertangkap selama
penelitian, yaitu sebanyak 223 ekor atau 54,52% dari total hasil tangkapan. Ikan
yang paling banyak tertangkap berikutnya adalah kakap merah (Lutjanus
campechanus) sebesar 18,34%, (75 ekor), kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) dan
tanda-tanda (Lutjanus fulviflamma) masing-masing 7,58% (31 ekor) (Gambar 6).
Gambar 6. Proporsi jenis ikan hasil tangkapan pancing ulur
18.34%
54.52%
7.58% 7.58%
4.16% 2.44% 1.47%
0.49%
1.22%
0.49%
0.73% 0.24%
0.49%
0.24%
Kakap Merah Jenaha Tanda-tanda Kerapu Kuniran
Barakuda Giant Trevally Talang Kerong-kerong Tengkurung
Gerok Kapasan Lencam Beloso
28
Ikan tangkapan utama adalah jenis ikan demersal. Ikan pelagis yang
tertangkap bukan target utama pancing ulur. Adapun ikan pelagis yang tertangkap,
bobot maksimalnya ± 1,5 kg. Ikan tangkapan utama merupakan ikan bernilai
ekonomis tinggi dan merupakan komoditas ekspor. Ikan hasil tangkapan selain
ikan hasil tangkapan utama biasanya dijual baik ke bakul maupun langsung dijual
sendiri ke pasar, atau dibawa sebagian oleh nelayan dan ABK-nya untuk
dikonsumsi.
Berdasarkan kelompok jenis ikan yang tertangkap, secara keseluruhan ikan
demersal lebih banyak tertangkap dibandingkan ikan pelagis. Proporsi ikan
demersal yang tertangkap sebanyak 94% atau 383 ekor sedangkan ikan pelagis
sebanyak 6% atau 26 ekor. Proporsi ikan pelagis dan demersal yang tertangkap,
berbeda pada waktu penangkapan pagi dan siang hari (Gambar 7).
Gambar 7. Proporsi kelompok ikan hasil tangkapan pancing ulur per waktu
penangkapan
Berdasarkan kelompok jenis ikan yang tertangkap baik pada pagi maupun
pada siang hari didominasi oleh ikan demersal (Gambar 7). Sebanyak 168 ekor
ikan demersal tertangkap pada pagi hari dan 88 ekor pada siang hari. Sedangkan
ikan pelagis yang tertangkap pada pagi hari sebanyak 10 ekor dan siang hari 3
ekor. Besarnya proporsi ikan demersal baik pada pagi maupun siang hari
dikarenakan posisi alat pancing yang dioperasikan selalu di dasar perairan baik
pada pagi maupun siang hari sehingga ikan-ikan yang banyak tertangkap adalah
94.38%
5.62%
Proporsi Kelompok Ikan Hasil Tangkapan Pagi
Demersal Pelagis
96.63%
3.37%
Proporsi Kelompok Ikan Hasil Tangkapan Siang
Demersal Pelagis
29
ikan-ikan dasar (demersal). Biasanya organisme membatalkan kesempatan
mencari makan pada permukaan air yang kaya sumber makanan untuk
menghindari overlap spasio-temporal dengan predator yang memiliki ketajaman
visual dibawah intensitas cahaya yang tinggi selama siang hari atau ikan yang
lebih kecil dan lebih rentan diserang sebagai mangsa harus naik ke permukaan
lebih awal (Robertis 2002). Diduga karena ikan pelagis yang tertangkap umumnya
ikan pelagis kecil atau ikan pelagis besar yang berukuran kecil dan rentan
diserang oleh pemangsa maka kebanyakan ikan pelagis yang berukuran kecil
tersebut tertangkap di pagi hari karena beraktifitas lebih pagi untuk menghindari
ikan-ikan besar atau predator ketika waktunya mencari makan siang hari.
Ikan pelagis yang tertangkap umumnya merupakan ikan pelagis kecil.
Adapun ikan pelagis besar yang tertangkap namun ukurannya masih relatif kecil.
Para nelayan cangkol biasanya menggunakan pancing berjoran untuk memancing
ikan pelagis besar. Akan sulit melakuan hauling ketika memancing dengan
pancing ulur dan mendapatkan ikan pelagis besar karena kecepatan renangnya.
4.2 Berat Hasil Tangkapan
Adapun berat total hasil tangkapan selama penelitian adalah sebanyak
145,99 kg. Waktu penangkapan yang diambil selama penelitian adalah pada saat
pagi (06.00-08.00) dan siang hari (10.00-12.00). Berat hasil tangkapan yang
diperoleh selama penelitian setiap waktu penangkapan hasilnya berbeda (Gambar
8). Pada pagi hari diperoleh hasil tangkapan sebanyak 114,25 kg dan pada siang
hari 31,74 kg (Lampiran 7).
30
Gambar 8. Diagram berat total hasil tangkapan per waktu penangkapan
Berat total hasil tangkapan lebih besar diperoleh pada pagi hari (Gambar 8). Berat
ikan yang tertangkap dipagi hari rata-rata sebanyak 7,62 kg, sedangkan ikan yang
tertangkap pada siang hari sebanyak 2,12 kg. Hasil tangkapan paling tinggi pada
pagi hari diketahui sebanyak 16,84 kg sementara hasil tangkapan paling tinggi
pada siang hari hanya 4,98 kg.
Hasil uji t-student yang dilakukan pada berat hasil tangkapan secara
keseluruhan (Lampiran 13) diperoleh thit > ttab0.05 yang berarti pada penelitian ini
terdapat perbedaan jumlah hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Kegiatan
penangkapan yang dilakukan pada waktu penangkapan pagi hari menghasilkan
ikan dengan berat yang lebih banyak dibandingkan siang hari.
Selain pada berat hasil tangkapan secara total, berat hasil tangkapan utama
yang lebih banyak juga terjadi pada pagi hari (Gambar 9).
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Be
rat
(kg)
Ulangan ke-
Pagi
Siang
31
Gambar 9. Diagram berat hasil tangkapan utama pancing ulur per waktu
penangkapan
Ikan kakap merah tertangkap sebanyak 38,77 kg pada pagi hari dan 6,91 kg pada
siang hari. Ikan jenaha tertangkap 37,84 kg pada pagi hari dan 15,64 kg pada
siang hari. Ikan tanda-tanda tertangkap 6,27 kg pada pagi hari dan 1,5 kg pada
siang hari. Ikan kerapu tertangkap 26,82 kg pada pagi hari dan 5,41 kg pada siang
hari (Lampiran 10).
Hasil uji t-student yang dilakukan pada berat hasil tangkapan utama
(Lampiran 16) juga diperoleh thit > ttab0.05 yang berarti terdapat perbedaan berat
hasil tangkapan utama antara pagi dan siang hari. Kegiatan penangkapan yang
dilakukan pada pagi hari menghasilkan ikan tangkapan utama dengan berat yang
lebih banyak dibandingkan siang hari.
Hasil tangkapan pagi hari yang lebih banyak dibandingkan siang hari,
diduga karena pada pagi hari ikan-ikan lebih aktif baik bergerak salah satunya
untuk mencari makan. Besarnya hasil tangkapan menunjukan bahwa banyak ikan
yang merespon terhadap umpan sehingga banyak ikan yang tertangkap. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gunarso (1998) dalam Yanti (2012) bahwa puncak
keaktifan ikan adalah pada waktu pagi dan sore hari sedangkan pada siang hari
ikan tidak terlalu aktif untuk bergerak. Berdasarkan berat hasil tangkapan utama
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Kakap Jenaha Tanda Kerapu
Be
rat
(kg)
Ikan Hasil Tangkapan Utama
Pagi
Siang
32
yang lebih besar pada pagi hari dibandingkan siang hari, dikarenakan sifat alami
dari ikan demersal yang merupakan ikan hasil tangkapan utama pancing ulur.
Menurut Yanti (2012), ikan demersal pada siang hari cenderung tidak aktif dan
hanya menetap di gua atau celah karang.
Menurut Gunarso dalam Urbinas (2004), ikan yang aktif pada siang hari
yang biasanya ditemukan di lapisan yang banyak menerima sinar matahari,
merupakan ikan yang menggunakan indera penglihatan sebagai indera utamanya.
Dilihat dari hasil tangkapan yang jumlahnya lebih kecil pada siang hari, maka
pada umumnya ikan hasil tangkapan pancing ulur ini merupakan ikan yang indera
utamanya bukan mata. Ikan yang tidak aktif disiang hari namun aktif dimalam
hari alat penerima utamanya adalah linea lateralis, indera penciuman dan indera
peraba (Gunarso dalam Urbinas 2004). Ikan dapat mengenali umpan melalui
chemical sense. Pada crustacea, umpan yang memberikan respon tercepat
menarik perhatian kepiting bakau (Scylla serrata) adalah umpan mati yang masih
segar dibandingkan umpan yang sudah busuk (Widhiastuti 2007 dalam
Purbayanto 2010). Umpan yang digunakan pada penelitian ini adalah udang yang
masih segar dan hidup. Kondisi umpan yang masih segar di pagi hari karena
belum lama ditangkap menimbulkan chemical sense yang lebih besar terhadap
penciuman ikan-ikan target sehingga responnya lebih cepat, sehingga tangkapan
pada pagi hari lebih banyak dibanding siang hari.
4.3 Jumlah Individu Hasil Tangkapan
Jumlah individu total yang tertangkap selama penelitian adalah sebanyak
269 ekor, dimana 178 ekor diantaranya tertangkap pada pagi hari dan 91 ekor
tertangkap pada siang hari. Jumlah ikan yang tertangkap di pagi hari maksimal 22
ekor dan pada siang hari maksimal 11 ekor. Jumlah indvidu ikan hasil tangkapan
rata-rata lebih banyak pada pagi hari (Gambar 10). Rata-rata ikan tertangkap 12
ekor dipagi hari dan 6 ekor di siang hari (Lampiran 8).
33
Gambar 10. Diagram jumlah individu hasil tangkapan per waktu penangkapan
Hasil uji t-student yang dilakukan terhadap total jumlah individu hasil
tangkapan secara keseluruhan (Lampiran 14) diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang
berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti pada penelitian ini terdapat perbedaan
jumlah individu hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Dimana jumlah
individu paling banyak diperoleh pada waktu pagi hari.
Dilihat dari jumlah individu hasil tangkapan utama pancing ulur, jumlah
individu paling banyak juga diperoleh pada pagi hari (Gambar 11). Ikan kakap
merah tertangkap sebanyak 45 ekor pada pagi hari dan 17 ekor pada siang hari.
Ikan jenaha tertangkap 75 ekor pada pagi hari dan 50 ekor pada siang hari. Ikan
tanda-tanda tertangkap 19 ekor pada pagi hari dan 7 ekor pada siang hari. Ikan
kerapu tertangkap 23 ekor pada pagi hari dan 7 ekor pada siang hari (Lampiran
10).
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jum
lah
ind
ivid
u (
eko
r)
Ulangan ke-
Pagi
Siang
34
Gambar 11. Diagram jumlah individu hasil tangkapan utama pancing ulur per
waktu penangkapan
Hasil uji t-student yang juga dilakukan terhadap total jumlah individu hasil
tangkapan utama (Lampiran 17) diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang berarti Ho
ditolak dan H1 diterima. Berarti pada penelitian ini terdapat perbedaan jumlah
individu hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Dimana jumlah individu ikan
tangkapan utama paling banyak diperoleh pada waktu pagi hari.
Dilihat dari hasil tangkapan secara keseluruhan, ikan banyak tertangkap di
pagi hari. Suhu optimal ikan-ikan tangkapan utama berkisar antara 24°-31°C.
Hasil pengukuran suhu di perairan pada saat pagi hari berkisar antara 25°-28°C.
Suhu berperan dalam orientasi pergerakan ikan baik jarak jauh maupun dekat.
Seperti diketahui bahwa baik ikan air tawar maupun laut memiliki kemampuan
untuk mendeteksi perubahan suhu hingga 0,03°C (Lagler et.al. 1997). Suhu
lingkungan yang sama atau mendekati suhu optimal dari ikan-ikan yang
tertangkap mendukung ikan-ikan untuk banyak beraktivitas dan bergerak,
termasuk untuk mencari makan. Selain itu, karena pada pagi hari perairan sedang
mengalami pasang sehingga ada beberapa spesies yang meninggalkan sarangnya
(Triputra, dkk 2008) atau berpindah dari satu tempat di perairan ke tempat lain
(Yuspardianto, dkk 2004).
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Kakap Jenaha Tanda Kerapu
Be
rat
(kg)
Ikan Hasil Tangkapan Utama
Pagi
Siang
35
Ikan tangkapan utama pancing ulur merupakan ikan demersal yang
umumnya bersifat fototaksis negatif, maka kebanyakan aktif disaat cahaya
matahari tidak terlalu terik. Besarnya intensitas cahaya di dalam perairan pada
saat pagi hari berkisar antara 17 – 37 lux (Lampiran 5). Selain itu, menurut Yanti
(2012) bahwa ikan demersal pada siang hari cenderung tidak aktif dan hanya
menetap di gua atau celah karang.
Faktor lainnya yang berasal dari faktor internal ikan, terkait laju
pengosongan perut dan waktu makan. Salah satu studi menunjukkan bahwa waktu
pengosongan perut ikan kakap merah antara pukul 07:00 malam - 03:00 pagi. Ikan
kakap merah akan mulai makan dan mencapai puncaknya pada pukul 04:00 pagi,
tapi terus makan hingga pagi 6:00 pagi (Louisiana State University Agricultural ).
Sehingga pada saat penangkapan pagi hari yang dilakukan selama penelitian
adalah antara pukul 06.00 - 08.00 hasil tangkapan ikan kakap merah jumlahnya
lebih banyak yang tertangkap dibandingkan pada siang hari. Sementara untuk ikan
kerapu, diduga pada siang hari merupakan waktu ikan kerapu untuk mencerna
makanannya. Suhu perairan pada siang hari selama penelitian berkisar antara 29-
32°C (Lampiran 5). Menurut Boonyaratpalin (1997), waktu pencernaan makanan
kerapu adalah sekitar tiga puluh enam jam, di mana lebih dari 95% waktu
makanan dicerna terjadi pada suhu air 30 ± 1° C. Diduga pada saat siang hari
dimana suhu rata-rata selama penelitian 31,5°C ikan kakap merah sedang
mencerna makanannya dan tidak aktif mencari makan sehingga jumlah yang
tertangkap pada siang hari cenderung lebih sedikit.
4.4 Proporsi Tangkapan Utama
Ikan yang tertangkap oleh nelayan pancing ulur umumnya adalah ikan
demersal. Ikan pelagis sesekali tertangkap oleh pancing ulur, namun sangat sedikit
dengan proporsi berat yang kecil. Proporsi hasil tangkapan utama dan hasil
tangkapan sampingan pancing ulur berdasarkan berat dan jumlah individu selama
penelitian dapat dilihat pada Gambar 12.
36
Gambar 12. Proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan pancing ulur
Sebanyak 91% (172,94 kg) dari berat total hasil tangkapan pancing ulur
merupakan ikan tangkapan utama (main catch) dan 9% (17,74 kg) merupakan
hasil tangkapan sampingan (by catch) dari total berat ikan yang tertangkap selama
penelitian sebanyak 109,68 kg. Berdasarkan jumlah individunya dari total 409
ekor yang tertangkap selama penelitian, 88% atau 360 ekor merupakan ikan hasil
tangkapan utama dan 12 % atau 49 ekor adalah ikan hasil tangkap sampingan.
Hasil tangkapan utama sebanyak 360 ekor terdiri dari ikan kakap 75 ekor, ikan
jenaha 223 ekor, ikan kerapu dan tanda tanda masing-masing 31 ekor. Sementara
untuk berat hasil tangkapan utama sebesar 172,92 kg terdiri dari ikan kakap merah
53,32 kg, jenaha 77,73 kg, tanda-tanda 9,52 kg dan kerapu 32,37 kg (Lampiran
10).
Menurut Suadela (2004) dalam Ramdhan (2008) jika proporsi hasil
tangkapan sasaran utama ≥ 60% maka suatu alat tangkap dapat dikatakan ramah
lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut, dilihat dari perbandingan berat dan
jumlah individu antara main catch dan by-catch-nya alat tangkap pancing ulur
adalah alat tangkap yang ramah lingkungan karena masing-masing lebih dari
60 %. Lebih tingginya hasil tangkapan utama ini juga karena sifat pancing ulur
yang berbeda dengan alat tangkap jaring yang terkadang menangkap ikan-ikan
yang bukan ikan hasil tangkapan utamanya sepanjang ikan tersebut berada dalam
jalur sapuan alat tangkap jaring tersebut, baik disengaja ataupun tidak. Menurut
91%
9%
Proporsi Berat Hasil Tangkapan
Main Catch By Catch
88%
12%
Proporsi Jumlah Individu Hasil Tangkapan
Main Catch By Catch
37
Sarmintohadi (2002) dalam Ramdhan (2008) keragaman spesies yang tertangkap
juga disebabkan karena kesamaan habitat antara ikan target dan ikan non target.
4.5 Berat Rata-Rata Individu Hasil Tangkapan
Berdasarkan hasil analisis total berat dan jumlah individu hasil tangkapan
menunjukan bahwa jumlah paling banyak diperoleh pada pagi hari (Gambar 13).
Berat rata-rata individu hasil tangkapan pagi hari menghasilkan berat rata-rata
lebih tinggi dibandingkan pada siang hari. Rata-rata berat individu yang paling
tinggi adalah sebesar 1,28 kg, sedangkan rata-rata berat paling tinggi yang
diperoleh pada siang hari 0,71 kg.
Hasil uji t-student yang dilakukan terhadap berat rata-rata individu hasil
tangkapan secara keseluruhan (Lampiran 15) diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang
berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti pada penelitian ini terdapat perbedaan
berat rata-rata individu hasil tangkapan antara pagi dan siang hari. Dimana jika
dilihat dari rata-rata beratnya, ikan yang tertangkap pada pagi hari berukuran lebih
besar dibandingkan ikan yang tertangkap pada siang hari. Hal ini berarti bahwa
ikan-ikan besar banyak terdapat pada pagi hari.
Gambar 13. Diagram berat rata-rata individu hasil tangkapan per waktu
penangkapan
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Be
rat
(kg)
Ulangan ke-
Pagi
Siang
38
Berat rata-rata individu hasil tangkapan utama juga lebih besar pada waktu
penangkapan pagi hari (Gambar 18). Berat rata-rata individu ikan kakap, jenaha,
tanda-tanda dan kerapu yang tertangkap pada pagi hari adalah 0,85 kg, 0,5 kg,
0,37 kg dan 1,28 kg. Sedangkan ikan kakap, jenaha, tanda-tanda dan kerapu yang
tertangkap pada siang hari beratnya adalah 0,38 kg, 0,31 kg, 0,21 kg dan 0,77 kg.
Nilai rata-rata berat individu paling besar diperoleh pada pagi hari yaitu ikan
kerapu dengan berat 1,28 kg (Lampiran 10).
Hasil uji t-student yang dilakukan terhadap berat rata-rata individu
tangkapan utama (Lampiran 18) juga diperoleh bahwa thit > ttab0.05 yang berarti Ho
ditolak dan H1 diterima. Berarti terdapat perbedaan berat rata-rata individu hasil
tangkapan utama antara pagi dan siang hari. Dimana berat rata-rata individu yang
besar diperoleh pada penangkapan yang dilakukan pada siang hari.
Gambar 14. Diagram berat rata-rata individu hasil tangkapan utama pancing ulur
per waktu penangkapan
Ikan-ikan besar biasanya bersifat predator bagi ikan-ikan yang berukuran
kecil. Menurut Werner dan Hall (1988); Sinclair et al. (2003) dalam Busch dan
Mehner (2011), hewan yang lebih kecil mengalami tekanan predasi lebih tinggi
dan lebih luas dari predator daripada yang lebih besar. Diduga pada saat waktu
makan, ikan-ikan kecil telah mengurangi aktifitas mencari makannya atau
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
Kakap Jenaha Tanda Kerapu
Be
rat
rata
-rat
a (k
g)
Ikan Hasil Tangkapan Utama
Pagi
Siang
39
berlindung ke tempat lain untuk menghindari ikan-ikan besar. Hal ini sesuai
dengan Brown (1999) Werner et al. (1983) dan Cowlishaw (1997) dalam Busch
dan Mehner (2011), hewan dapat merespon predator dengan perubahan perilaku di
lokasi yang dipilih (misalnya, meningkatkan kewaspadaan, berkelompok, dan
mengurangi aktifitasnya) atau dengan memilih lokasi lain yang menawarkan
perlindungan yang lebih besar dari predator. Sehingga yang didapat pada waktu
makan ikan kebanyakan ikan-ikan yang berukuran besar. Sehingga yang didapat
pada waktu makan ikan kebanyakan ikan-ikan yang berukuran besar.
4.6 Komposisi Ukuran Hasil Tangkapan Utama
4.6.1. Ikan Kakap Merah
Ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) merupakan salah satu ikan
bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tangkapan utama para nelayan di Cangkol.
Selain itu, ikan kakap merah juga merupakan ikan yang paling banyak diminati
para pemancing baik nelayan maupun pemancing wisata. Ikan kakap merah yang
tertangkap selama penelitian pada dua waktu penangkapan adalah sebanyak 62
ekor dengan beragam ukuran baik berat maupun panjangnya.
Komposisi ukuran ikan kakap merah yang tertangkap memiliki panjang total
antara 20-76,7 cm dengan rata-rata ukuran ikan yang tertangkap pada pagi hari
lebih besar (38,16 cm )dibandingkan pada siang hari (28,31 cm). Ukuran panjang
cagak ikan kakap merah yang tertangkap selama penelitian mulai dari ukuran
antara 19,2 cm-75,1 cm (Tabel 2).
Tabel 2. Komposisi Ukuran Ikan Kakap Merah
Kelas Ke - Interval kelas
(cm)
Frekuensi
(ekor) Persentase (%)
1 19,2 - 25,4 9 14,5
2 25,5 - 31,7 15 24,2
3 31,8 - 38,0 15 24,2
4 38,1 - 44,3 18 29,0
5 44,4 - 50,6 2 3,2
6 50,7 - 56,9 1 1,6
7 57,0 - 63,2 1 1,6
8 63,3 - 69,5 0 0
9 69,6 - 75,8 1 1,6
40
Berdasarkan Tabel 2, ikan kakap merah banyak tertangkap pada selang
kelas ke-3 dengan ukuran antara 33,8–41,0 cm. Ukuran pertama kali matang
gonad ikan kakap merah adalah 39,3 cm. Standar ukuran panjang cagak ini
diperoleh dari www.fishbase.org. Berdasarkan standar panjang cagak pertama kali
matang gonad, ikan-ikan yang tertangkap pada selang kelas 1, 2 dan 3 belum
layak tangkap karena masih dibawah ukuran cagak standar. Ikan yang tertangkap
pada kelas ke-4 juga belum semuanya layak tangkap karena tidak semuanya
berukuran lebih dari 39,3 cm. Sebanyak 7 ekor dari 18 ekor masih berukuran
dibawah length at first maturity. Berdasarkan length at first maturity 16 ekor yang
sudah layak tangkap dengan ukuran lebih besar dari 39,4 cm dan 46 ekor masih
belum layak tangkap.
Keterangan : Lm = Length at first maturity kakap merah
Gambar 15. Diagram komposisi ukuran ikan kakap merah
Berdasarkan Gambar 15, sebanyak 74,19% atau 46 ekor hasil tangkapan
ikan kakap merah oleh nelayan cangkol selama penelitian masih belum layak
tangkap. Aspek biologi ikan, terutama ukuran pertama kali matang gonad
merupakan salah satu rujukan dalam kajian selektivitas suatu alat tangkap ikan.
Rujukan biologis salah satu hal mendasar yang harus ada dalam rangka
0
4
8
12
16
20
19,2 - 25,4 25,5 - 31,7 31,8 - 38,0 38,1 - 44,3 44,4 - 50,6 50,7 - 56,9 57,0 - 63,2 63,3 - 69,5 69,6 - 75,8
Fre
kue
nsi
(e
kor)
Interval kelas (cm)
n = 62 ; rata-rata = 34,84 cm
Lm = 39,3 cm Tidak layak tangkap (46 ekor) Layak tangkap (19
ekor)
41
menerapkan kode etik perikanan berkelanjutan (Coremap II, 2009). Salah satu
usaha yang dilakukan para nelayan di Cangkol adalah menerapkan kebijakan
ukuran ikan yang tidak boleh ditangkap. Ikan berukuran dibawah 0,2 kg atau 200
g harus dilepaskan kembali jika tertangkap. Hal ini dilakukan untuk menjaga
keberlanjutan dari sumberdaya ikan yang menjadi target tangkapan para nelayan.
Selain pertimbangan biologis, aspek penerimaan pasar yang membatasi ukuran
ikan yang diterima untuk kemudian diekspor atau diolah dalam skala industri juga
menjadi alasan diterapkannya kebijakan batas minimal berat ikan yang boleh
ditangkap.
Berdasarkan kebijakan yang diterapkan diantara nelayan Cangkol dilihat
dari berat hasil tangkapan ikan kakap selama penelitian, berat ikan kakap paling
kecil adalah 0,25 kg dengan panjang 19,2 cm sehingga dianggap tidak perlu
dilepaskan kembali. Namun jika berdasarkan standar length at first maturity ikan
kakap, pada ikan dengan panjang cagak 39,5 cm memiliki berat 0,57 kg, sehingga
ikan dibawah berat 0,57 kg sebaiknya dilepaskan kembali ke perairan.
4.6.2. Ikan Jenaha
Ikan jenaha (Lutjanus russelli) adalah salah satu ikan yang termasuk famili
Lutjanidae dan merupakan ikan yang paling banyak tertangkap selama penelitian
(125 ekor). Ikan jenaha berwarna kemerahan mirip dengan kakap merah kecuali
warna kekuningan pada bagian dada hingga anus, sirip anal, sirip ventral dan sirip
pektoralnya serta memiliki black spot dipunggung dekat ekornya (Lampiran 2).
Ikan jenaha yang tertangkap memiliki panjang total paling kecil 18,8 cm
dan paling besar 49,6 cm. Ikan jenaha yang tertangkap pada pagi hari memiliki
ukuran lebih besar dibandingkan yang tertangkap pada siang hari. Ikan jenaha
yang tertangkap pada pagi hari memiliki ukuran rata-rata 30,58 cm sedangkan
ikan jenaha yang tertangkap siang hari memiliki ukuran rata-rata sebesar 25,64
cm. Berdasarkan panjang cagaknya, ikan jenaha yang tertangkap berukuran antara
17,8-48,6 cm (Tabel 3).
42
Tabel 3. Komposisi Ukuran Ikan Jenaha
Kelas ke - Interval kelas
(cm)
Frekuensi
(ekor)
Persentase
(%)
1 17,8- 21,2 23 18,4
2 21,3 - 24,7 36 28,8
3 24,8 - 28,2 15 12,0
4 28,3 - 31,7 11 8,8
5 31,8 - 35,3 16 12,8
6 35,4 - 38,8 14 11,2
7 38,9 - 42,3 7 5,6
8 42,4 - 45,8 2 1,6
9 45,9 - 49,4 1 0,8
Ikan jenaha banyak tertangkap pada kelas ke-2 dengan ukuran antara 21,3-24,7
cm yaitu 36 ekor dan paling sedikit tertangkap sebanyak 1 ekor pada kelas ke-9
dengan ukuran antara 45,9-49,4 cm (Tabel 3).
Analisis filogenetik molekuler yang kongruen dengan morfologi umum
dan warna eksternal dari jenis Lutjanus menunjukan bahwa hal tersebut yang
membagi kelompok Lujanus. Hal ini ditunjukan dengan black spot yang dimiliki
L. fulviflamma, L. monostigma, L. russelli dan juga L. carponotatus. Morfologi L.
carponotatus mengindikasikan kelompok ikan tersebut memiliki hubungan dekat
(Miller 2007). Sehingga standar ukuran length at first maturity pada ikan jenaha
mengambil standar ukuran ikan tanda-tanda yaitu antara 20-25 cm.
43
Keterangan : Lm = Length at first maturity ikan jenaha
Gambar 16. Diagram komposisi ukuran ikan jenaha
Berdasarkan standar ukuran length at first maturity, sebanyak 12 ekor dari
23 ekor yang tertangkap pada kelas ke-1 masih berada dibawah ukuran 20 cm.
Hal ini berarti, 11 ekor yang tertangkap pada kelas ke-1 dan 102 ekor yang
tertangkap pada kelas selanjutnya sudah layak tangkap karena sudah mencapai
atau melebihi ukuran length at first maturity. Berdasarkan Gambar 16, sebanyak
90,4% dari total ikan jenaha yang tertangkap selama penelitian sudah layak
tangkap. Sebanyak 20 ekor ikan jenaha yang berukuran dibawah 20 cm rata-rata
memiliki berat 0,13 kg. Berarti, usaha yang dilakukan nelayan dengan melepaskan
ikan pada ukuran dibawah 0,2 kg untuk ikan jenaha sesuai dengan standar ukuran
length at first maturity ikan jenaha.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
17,8- 21,2 21,3 - 24,7 24,8 - 28,2 28,3 - 31,7 31,8 - 35,3 35,4 - 38,8 38,9 - 42,3 42,4 - 45,8 45,9 - 49,4
Fre
kue
nsi
(eko
r)
Interval kelas (cm)
Lm = 20-25
cm
Layak tangkap (113 ekor)
n = 125 ; rata-rata = 27,70
cm
44
4.6.3. Ikan Tanda-tanda
Ikan tanda-tanda (Lutjanus fulviflamma) juga merupakan ikan famili
lutjanidae. Ikan tanda-tanda hampir mirip seperti ikan kakap namun warnanya
didominasi warna coklat pada punggung dan kekuningan pada bagian perutnya,
memiliki black spot di bawah sirip punggung hampir mendekat bagian ekornya
(Lampiran 12).
Panjang total ikan jenaha yang tertangkap berukuran antara 21-38,9 cm.
Rata-rata ukuran ikan tanda-tanda yang tertangkap pada pagi hari berukuran lebih
besar yaitu 28,48 cm. Sedangkan rata-rata ukuran ikan tanda-tanda yang
tertangkap pada siang hari berukuran 24,04 cm. Ikan tanda-tanda yang tertangkap
pada dua waktu penangkapan berjumlah 26 ekor dimana sebanyak 19 ekor
diantaranya tertangkap pada pagi hari 7 ekor pada siang hari. Ikan tanda-tanda
yang tertangkap memiliki panjang cagak antara 20-29,2 cm dengan sebaran
panjang dan jumlah individu setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 4. Ikan tanda-
tanda banyak tertangkap pada ukuran antara 24,6 - 26,6 cm yaitu sebanyak 11
ekor. Ikan tanda-tanda matang gonad pada ukuran antara 20-25 cm (FAO Species
Catalogue Vol. 6. Snappers Of The World 1985).
Tabel 4. Komposisi Ukuran Ikan Tanda-tanda
Kelas ke- Panjang cagak
(cm)
Frekuensi
(ekor)
Persentase
(%)
1 20,4 - 22,4 2 6,5
2 22,5 - 24,5 4 12,9
3 24,6 - 26,6 13 41,9
4 26,7 - 28,7 6 19,4
5 28,8 - 30,8 1 3,2
6 30,9 - 32,9 1 3,2
7 33,0 - 35,0 2 6,5
8 35,1 - 37,1 1 3,2
9 37,2 - 39,2 1 3,2
45
Berdasarkan ukuran pertama kali matang gonad ikan tanda-tanda yang
berkisar antara 20-25 cm dan ukuran minimal ikan tanda-tanda yang tertangkap
penelitian minimal berukuran 20,4 cm maka bisa diasumsikan bahwa ikan tanda-
tanda yang tertangkap selama penelitian sudah termasuk ukuran matang gonad
dan sudah layak tangkap (Gambar 17).
Keterangan : Lm = Length at first maturity ikan tanda-tanda
Gambar 17. Diagram komposisi ukuran ikan tanda-tanda
Sementara itu, terkait dengan kebijakan nelayan yang melepaskan kembali ikan
yang berukuran dibawah 0,2 kg, ikan jenaha yang tertangkap pada berat 0,12-0,17
kg memiliki panjang cagak 21-23,2 cm yang artinya jika dilihat dari ukuran length
at first maturity ikan-ikan tersebut sudah layak tangkap walaupun ukurannya
masih dibawah 0,2 kg. Jadi sebanyak 26 ekor ikan tanda-tanda yang tertangkap,
semuanya sudah layak tangkap jika mengacu pada standar ukuran length at first
maturity-nya
0
2
4
6
8
10
12
20,4 - 22,4 22,5 - 24,5 24,6 - 26,6 26,7 - 28,7 28,8 - 30,8 30,9 - 32,9 33,0 - 35,0 35,1 - 37,1 37,2 - 39,2
Fre
kue
nsi
(eko
r)
Interval kelas (cm)
n = 26 ; rata-rata = 26,83 cm
Layak tangkap (26 ekor)
Lm = 20-25
cm
46
4.6.4. Ikan Kerapu
Ikan kerapu merupakan salah satu ikan karang yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Ikan kerapu yang menjadi tangkapan utama nelayan Cangkol
adalah ikan kerapu macan atau nelayan sering menyebutnya ikan kerapu balong.
Ikan kerapu betina mulai matang gonad pada ukuran panjang total 51 cm atau
bobot 3,0 kg sedangkan jantan mulai matang pada ukuran panjang total 60 cm
atau bobot 7,0 kg (Slamet et al. 2001 dalam Kurnia 2012). Ukuran paling kecil
ikan kerapu yang tertangkap selama penelitian adalah 20 cm dan paling besar 75,6
cm. Rata-rata ukuran ikan kerapu yang tertangkap pada pagi hari lebih besar yaitu
40,67 cm dan pada siang hari 34,31 cm. Komposisi panjang ikan kerapu selama
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Ukuran Ikan Kerapu
Kelas ke- Panjang cagak
(cm)
Frekuensi
(ekor)
Persentase
(%)
1 20,0 - 26,2 6 20,0
2 26,3 - 32,5 5 16,7
3 32,6 - 38,8 5 16,7
4 38,9 - 45,1 6 20,0
5 45,2 - 51,4 3 10,0
6 51,5 - 57,7 3 10,0
7 57,8 - 64,0 0 0
8 64,1 - 70,3 1 3,3
9 70,4 - 76,6 1 3,3
Berdasarkan Tabel 5, ikan kerapu banyak tertangkap pada kelas ke-1 dan 4
dengan ukuran antara 20,0 - 26,2 cm dan 38,9-45,1 cm. Jika mengacu kepada
Slamet et al. (2001) dalam Kurnia (2012) ukuran length at first maturity ikan
kerapu macan betina adalah 51 cm, maka ikan kerapu betina dibawah 51 cm
masih belum layak tangkap. Ikan yang tertangkap pada kelas ke-1 hingga ke-5
masih dibawah 51 sehingga ikan kerapu macan betina yang masih belum layak
tangkap berdasarkan standar ukuran length at first maturity adalah sebanyak 25
ekor. Sementara ikan kerapu yang diperkirakan betina berukuran lebih besar dari
47
51 cm atau yang sudah layak tangkap sebanyak 3 ekor yaitu yang tertangkap pada
kelas ke- 6. Sedangkan untuk ikan kerapu macan jantan yang berukuran lebih
besar dari 60 cm atau sudah layak tangkap sebanyak 2 ekor (Gambar 18).
Keterangan : Lm = Length at first maturity Kerapu
Gambar 18. Diagram komposisi ukuran ikan kerapu
Sementara itu terkait kebijakan nelayan yang melepaskan kembali ikan
yang berukuran dibawah 0,2 kg, ikan kerapu yang tertangkap pada berat 0,2 kg
memiliki panjang total kurang dari 51 cm. Namun jika berdasarkan length at first
maturity-nya ikan yang berukuran lebih kecil dari 51 cm rata-rata memiliki ukuran
dibawah 2 kg. Jika berdasarkan berat dengan mengacu pada length at first
maturity-nya, ikan kerapu yang masih dibawah 2 kg sebaiknya dilepaskan
kembali.
0
1
2
3
4
5
6
7
20,0 - 26,2 26,3 - 32,5 32,6 - 38,8 38,9 - 45,1 45,2 - 51,4 51,5 - 57,7 57,8 - 64,0 64,1 - 70,3 70,4 - 76,6
Fre
kue
nsi
(e
kor)
Interval kelas (cm)
n = 30 ; rata-rata = 39,18 cm
♀ Tidak layak tangkap (25 ekor)
Lm ♀ = 51
cm
Lm ♂ = 60
cm
♂ Layak tangkap (2 ekor)