16
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri pada tahun 2009, dan merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten sebelumnya yaitu Nabire Kabupaten Intan Jaya sendiri adalah kabupaten yang berada di dataran tinggi dengan banyak pegunungan. Ketinggiannya mencapai 2.000 meter dari permukaan laut. Suhu normal di Intan Jaya sendiri berkisar 19-25C. Kabupaten Intan Jaya berbatasan bagian utara dengan Kabupaten Waropen, bagian barat dengan Kabupaten Paniai, Bagian Timur dengan Kabupaten Puncak jaya dan Mamberamo Raya, Bagian Selatan Dengan Kabupaten Paniai dan Timika Jumlah penduduk Kabupaten Intan Jaya adalah 40.490. Terdiri dari 20.745 orang laki-laki dan 19.745 orang perempuan. Luas wilayah Kabupaten Intan Jaya seluas 230.680 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 40.490 jiwa maka kepadatan penduduk tiap km2 adalah 5,69 atau 6 orang (Papua dalam angka 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 42

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

    Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri

    pada tahun 2009, dan merupakan kabupaten pemekaran dari

    kabupaten sebelumnya yaitu Nabire Kabupaten Intan Jaya

    sendiri adalah kabupaten yang berada di dataran tinggi dengan

    banyak pegunungan. Ketinggiannya mencapai 2.000 meter

    dari permukaan laut. Suhu normal di Intan Jaya sendiri berkisar

    19-25⁰C. Kabupaten Intan Jaya berbatasan bagian utara

    dengan Kabupaten Waropen, bagian barat dengan Kabupaten

    Paniai, Bagian Timur dengan Kabupaten Puncak jaya dan

    Mamberamo Raya, Bagian Selatan Dengan Kabupaten Paniai

    dan Timika

    Jumlah penduduk Kabupaten Intan Jaya adalah 40.490.

    Terdiri dari 20.745 orang laki-laki dan 19.745 orang

    perempuan. Luas wilayah Kabupaten Intan Jaya seluas

    230.680 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 40.490

    jiwa maka kepadatan penduduk tiap km2 adalah 5,69 atau 6

    orang (Papua dalam angka 2011).

  • 43

    Gambar 4.1 Peta Kabupaten Intan Jaya

    Adapun angka kejadian malaria pada tahun 2011-2012

    Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua dapat dipaparkan pada

    tabel 4.1 berikut.

    Tabel 4.1 Jumlah Penderita Malaria Intan Jaya 2011-2012

    TAHUN MALARIA

    TROPIKA TERTIANA MIX KLINIS

    TAHUN 2011 67 89 25 1034

    TAHUN 2012 86 93 22 1098

    JUMLAH 153 182 47 2132

    Gambaran pelayanan kesehatan dasar berdasarkan

    jumlah sarana kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan yang

    melayani penduduk di Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua

    dapat dipaparkan pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut (Papua

    dalam angka 2011).

    Tabel 4.2 Jumlah Sarana Kesehatan

    Rumah Sakit Puskesmas Pustu Posyandu Klinik KB

    0 3 8 9 11

  • 44

    Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kesehatan

    Dokter Umum

    Bidan Perawat Gizi Laboran Ahli kesehatan

    masyarakat

    1 4 4 1 1 11

    4.2 Gambaran Karakteristik Responden

    Gambaran karakteristik responden yang meliputi Inisial,

    umur, pekerjaan, alamat, dan keterangan dipaparkan pada

    tabel 4.4 berikut.

    Tabel 4.4 Karakteristik Responden

    No. Inisial Partisipan

    Umur Pekerjaan Alamat Kode

    1 RAB 33 Tahun Kepala kampung Bilogai

    Kec. Sugapa

    PR.1

    2 OM 41 tahun PNS Kec. Sugapa

    PR.2

    3 LS 25 tahun Petani Kec. Biandoga

    PR.3

    4 WY 35 tahun Swasta Kec. Biandoga

    PR.4

    5 VK 31 tahun Petani Kec. Homeyo

    PR.5

    6 SB 39 tahun Peternak ikan Kec. Homeyo

    PR.6

    7 KD 44 tahun Guru Kec. Hitadipa

    PR.7

    8 NB 28 tahun Petani Kec. Hitadipa

    PR.8

    9 JS 35 tahun Guru Kec. Wandai

    PR.9

    10 NR 26 tahun Wiraswasta Kec. Wandai

    PR.10

    11 DDS 23 tahun Kontraktor Kec. Agisiga

    PRR.11

    12 KAM 28 tahun Guru Kec. Agisiga

    PR.12

    13 IP 37 tahun PNS Kec. Sugapa

    PRD

  • 45

    Informan utama adalah masyarakat kabupaten Intan

    Jaya sebanyak dua belas orang diambil secara random 2

    orang dari tiap kecamatan. Informan pendukung adalah

    pegawai Dinas Kesehatan sebanyak satu orang yang

    melengkapi hasil penelitian peneliti.

    4.3 Hasil Penelitian

    Hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab

    penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Intan Jaya

    diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

    Pengetahuan masyarakat tentang malaria seperti

    disampaikan oleh salah satu informan saat wawancara

    dengan peneliti berikut ini.

    “Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, dan gejalanya

    tuh biasa panas tinggi, kepala pusing, badan juga lemas,

    kadang selera makan hilang dan Mual”(PR2.3)

    Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas

    menggambarkan bahwa gejala malaria yang telah diketahui

    secara umum oleh penduduk adalah sakit panas yang

    disertai dengan kepala pusing, badan lemas, dan kadang

    selera makan menjadi hilang serta mual-mual.

  • 46

    Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu informan

    tentang penyakit malaria dan gejala-gejala yang timbul saat

    wawancara dengan peneliti berikut ini.

    “Malaria itu badan kita panas dan kepala sakit. Saya

    pernah sakit sampai tidak bisa pergi berkebun”

    (wawancara dengan PR3.3)

    Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas

    menggambarkan bahwa penyakit malaria yang dikenal oleh

    penduduk adalah penyakit yang disertai dengan gejala sakit

    panas yang disertai sakit kepala hingga penderita tidak

    mampu bekerja.

    Senada dengan informan dua dan ketiga, pengertian

    tentang penyakit malaria dan gejala-gejala yang

    menyertainya telah diungkapkan oleh satu informan kepada

    peneliti sebagai berikut.

    “Malaria tuh penyebab utamanya karena plasmodium

    yang masuk lewat gigitan nyamuk, kurang lebih begitu

    dan gejalanya seperti demam” (PR12.3)

    Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas

    menggambarkan bahwa penyakit malaria yang dikenal oleh

    penduduk adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan

    nyamuk disertai dengan gejala demam.

  • 47

    Dari hasil wawancara di atas ini juga disimpulkan bahwa

    kebanyakan penduduk di Kabupaten Intan Jaya telah

    mengenal penyakit malaria sebagai penyakit yang

    disebabkan oleh gigitan nyamuk yang membawa penyakit.

    Penyakit malaria diketahui dengan gejala-gejala yang

    menyertainya seperti badan panas atau demam, kepala

    sakit/pusing, selera makan hilang, dan mual.

    Penyakit malaria dapat menjangkiti siapapun karena

    memang penyakit ini tersebar di daerah tropis. Secara alami,

    penduduk di suatu daerah endemis malaria, ada yang

    mudah dan yang sukar terinfeksi malaria (Sutanto, 2013).

    Wabah penyakit ini sering terjadi di daerah-daerah

    pemukiman baru, seperti di daerah perkebunan dan

    transmigrasi (Prabowo, 2009). Hal ini seperti terungkap

    dalam penelitian sebagaimana saat peneliti melakukan

    wawancara dengan salah satu informan seperti berikut.

    “Bapa kebanyakan kena disini (Kab. Intan Jaya), karna

    kebanyakan bapa kerja diatas sini, jadi jarang turun ke

    nabire juga, bapa kebanyakan pergi di sekitaran Intan

    Jaya saja”. (PR2.6)

  • 48

    Di Indonesia, Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai

    Utara, Maluku, Papua dan Lombok sampai Nusa Tenggara

    Timur merupakan daerah endemis malaria karena

    Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax. Seorang

    penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium

    yang disebut infeksi campuran (mixed infection). Penderita

    paling banyak dihinggapi dua jenis parasit malaria, yakni

    campuran antara Plasmodium Falciparum dan Plasmodium

    Vivax atau Plasmodium Ovale. Hal ini seperti dikemukakan

    oleh salah satu informan berikut ini.

    “Kalo Bapa, biasa kena malaria tropika, tersiana, tapi

    kebanyakan mix, tropika dengan tersiana” (PR2.5)

    Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas

    menggambarkan bahwa malaria yang banyak menyerang

    penduduk adalah malaria tersiana yang disebabkan oleh

    plasmodium falciparum dan malaria tropika yang

    disebabkan oleh plasmodium vivax, serta campuran antara

    malaria tropika dengan malaria tersiana.

    Penyakit malaria banyak terjadi di daerah tropik

    termasuk di Kabupaten Intan Jaya dan terjadi umumnya di

    daerah endemik. Hal tersebut seperti terungkap saat

  • 49

    penelitian dengan wawancara yang dilakukan peneliti

    dengan beberapa informan sebagai berikut.

    “Di sini nyamuk banyak, saya biasa kena gejala malaria.

    Tapi tidak seperti di nabire, nabire tu nyamuk sedikit tapi

    de bikin sampe malaria tropika” (PR8.6)

    “Kakak digigit oleh nyamuk di sini (Kab.Intan jaya) dan

    langsung kena malaria, jadi kakak tetap bilang nyamuk

    di sini (Kab.Intan jaya) yang buat kakak kena malaria”

    (PR12.7)

    Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas

    menggambarkan bahwa banyak terdapat nyamuk di lokasi

    penelitian (Kabupaten Intan Jaya) namun perkembangan

    malaria oleh nyamuk di Intan Jaya tidak di seperti di daerah

    Kabupaten Nabire dan Timika yang merupakan daerah

    endemik malaria karena banyak dari beberapa informan

    yang pulang dari Nabire dan Timika ke tempat asal mereka

    langsung sakit dan sakitnya ternyata malaria.

    Plasmodium malaria juga dapat hidup di dalam tubuh

    manusia dalam waktu lama, seperti pada siklus hidup

    plasmodium malaria P. vivax dan P. ovale tahap tidak aktif

    (hypnozoites) bisa terus berada di dalam hati dan

    menyebabkan kambuh dengan menyerang aliran darah,

  • 50

    dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa tahun

    kemudian (Centers for Disease Control and Prevention.

    2013) hal ini yang dapat menyebabkan masyarakat Intan

    jaya yang berpergian ke daerah endemik malaria menjadi

    terkena malaria saat kembali ke Intan Jaya.

    Telah diketahui bahwa penyakit malaria disebabkan

    oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui nyamuk

    Anopheles yang mengandung parasit tersebut. Pada orang

    non imun biasanya demam malaria terjadi lebih kurang 2

    minggu setelah kembali dari endemik malaria. Demam atau

    riwayat demam dengan suhu lebih dari 38oC biasanya

    ditemukan pada penderita malaria. Demam dapat disertai

    gejala lain yang tidak spesifik seperti menggigil, lemas, sakit

    kepala, sakit otot, batuk, gejala gastrointestinal seperti mual

    muntah dan diare, sebaliknya pada kelompok semi imun

    atau imun yang tinggal di daerah endemik malaria, gejala

    klinis biasanya lebih ringan dibandingkan penderita non

    imun. Sakit kepala, perasaan dingin dan nyeri sendi

    merupakan gejala klinis yang sering ditemukan pada

    kelompok anak (Sutanto dan Wita Pribadi, 2013).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit

    malaria di Kabupaten Intan Jaya dapat diketahui dan

  • 51

    diperoleh melalui wawancara, dan observasi peneliti di

    lokasi penelitian seperti berikut ini.

    “Kalo pengaruh lingkungan terhadap nyamuk pasti

    sangat besar skali, karna kamu lihat sendiri disini banyak

    sekali genangan air kotor dimana-mana, dan

    kemungkinan perkembang biakan nyamuk pasti sangat

    besar”(PR2.11).

    “Bisa jadi ade, karena ade lihat sendiri toh, disini masih

    hutan besar, baru banyak tempat genangan air banyak-

    banyak, apalagi masyarakat masih banyak yang belum

    mengerti tentang kebersihan juga” (PR10.11)

    “Kalo pengaruh lingkungan terhadap nyamuk memang

    masih sangat berpengaruh karna sebagian besar

    daerah di sini masih dikelilingi oleh hutan dan juga masih

    banyak masyarakat yang belum memahami kebersihan

    lingkungan” (PR11.11)

    “Pengaruh sekali ade, tempat ini sebagian besar masih

    hutan, dan yang kaya tadi kaka bilang banyak tempat

    genangan air banyak yang kotor juga, masyarakat juga

    masih butuh banyak perhatian khusus dari pemerintah,

    karena kalau dibiarkan, banyak penyakit yang

    masyarakat akan alami terus menerus” (PR12.8)

  • 52

    Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan

    beberapa informan di atas dapat dijelaskan bahwa faktor-

    faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit malaria di

    Kabupaten Intan Jaya adalah karena faktor lingkungan.

    Lingkungan tempat tinggal masyarakat Kabupaten Intan

    Jaya yang berada 2400 meter di atas permukaan laut

    dengan sebagian besar masih berupa hutan, kebun, rawa-

    rawa, dan sungai merupakan tempat perindukan dan

    penyebaran bagi nyamuk, termasuk nyamuk penyebab

    penyakit malaria.

    Gambar 4.2 Salah Satu Rumah Penduduk dan Halaman Sekitarnya

    Pada gambar 4.2 dapat dilihat keadaan lingkungan

    rumah masyarakat Intan Jaya yang kebanyakan masih

  • 53

    sangat tradisional dan terbuka, sehingga menjadi potensi

    masuknya nyamuk malaria dengan mudah.

    Perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan

    perubahan tempat perindukan vektor sangat berpengaruh

    terhadap keadaan malaria dan dapat mempunyai dampak

    positif atau negatif terhadap keadaan malaria di daerah itu.

    Suhu udara, kelembaban, dan curah hujan merupakan

    faktor penting untuk transmisi malaria dari nyamuk sebagai

    vektor menjadi parasit dalam tubuh manusia.

    Gambar 4.3 Salah Satu Usaha Masyarakat Yaitu Beternak Ikan

  • 54

    Gambar 4.4 Rawa-rawa Sebagai Tempat Perindukan Nyamuk

    Malaria

    Gambar 4.5 Tempat Penampung Air Sebagai Salah Satu Perindukan Nyamuk Malaria

    Pada Gambar 4.3 dapat dilihat dimana usaha sebagian

    masyarakat beternak ikan sebagai salah satu usaha, tetapi

    juga dapat berguna sebagai pencegahan perkembang

  • 55

    biakan nyamuk. Namun pada gambar 4.4 dan 4.5 dapat

    dilihat masih adanya sebagian masyarakat yang belum

    menjaga lingkungan sekitar dari potensi perkembangan

    nyamuk. Keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang

    sangat besar terhadap keadaan malaria di suatu daerah.

    Pengaruh iklim penting sekali terhadap ada tidaknya

    malaria. Di daerah yang beriklim dingin, transmisi malaria

    hanya mungkin terjadi pada musim panas, Tempat

    perkembangbiakan nyamuk dapat berlangsung pesat di

    genangan-genangan air yang terkena sinar matahari

    langsung seperti genganan air di sepanjang sungai, pada

    kobakan-kobakan air di tanah, di mata air-mata air dan

    alirannya, dan pada air di lubang batu-batu (Barodji, 1987).

    Penyakit malaria telah menjadi permasalahan bagi

    setiap penderita karena dapat menyebabkan penurunan

    atau bahkan menghilangkan produktifitas orang tersebut.

    Oleh karena itu perlu faktor-faktor penyebab penyebaran

    penyakit malaria harus ditanggulangi dengan baik.

    4.4 Pembahasan

    Telah diketahui bahwa penyakit malaria merupakan

    penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium

  • 56

    yang disebarkan melalui vektor nyamuk yang mengandung

    parasit tersebut. Malaria banyak tersebar di daerah yang

    relatif panas, atau mempunyai iklim tropik, dengan

    ketinggian antara 400 meter sampai dengan 2600 meter di

    atas permukaan laut. Di Indonesia penyakit malaria

    ditemukan tersebar di seluruh kepulauan terutama di

    kawasan timur Indonesia.

    Kabupaten Intan Jaya yang berada di dataran tinggi

    dengan banyak pegunungan. Ketinggiannya mencapai

    2.000 meter dari permukaan laut. Suhu normal di Intan Jaya

    sendiri berkisar 19-25⁰C. Keadaan lingkungan, suhu dan

    iklim yang mendukung ini dapat menjadi penyebab

    penyebaran penyakit malaria. Berdasarkan hasil penelitian

    menunjukkan bahwa penduduk yang terkena penyakit

    malaria sebagian besar adalah penduduk yang melakukan

    perjalanan ke luar daerah seperti ke Nabire dan Timika yang

    merupakan endemik nyamuk malaria. Penyakit malaria juga

    disebabkan oleh faktor bawaan atau kambuhan yang

    muncul kembali disebabkan penurunan kekebalan penderita

    atau buruknya kondisi cuaca dan iklim.

    Faktor lain yang menyebabkan terjadinya penyebaran

    malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua melalui penelitian ini

  • 57

    menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Kabupaten

    Intan Jaya masih dikelilingi oleh hutan dan masih banyak

    tempat penampung air yang memungkinkan perindukan

    bagi vektor/nyamuk penyebab malaria. Disamping itu

    kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan

    lingkungan, sehingga jarang dilakukan pembersihan

    terhadap tempat-tempat penampungan air di sekitar rumah

    sehingga memungkinkan berkembangnya nyamuk sebagai

    vektor malaria.

    Setiap penyakit tentu akan menyebabkan gangguan dan

    kerugian kepada penderitanya, demikian pula dengan

    penyakit malaria. Oleh karena itu penting kiranya dilakukan

    upaya penanggulangan faktor-faktor yang menjadi

    penyebab penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Intan

    Jaya yang dibuktikan melalui penelitian ini.

    Di Kabupaten Intan Jaya Papua jumlah penderita

    penyakit malaria mencapai 5,26% dari jumlah penduduk

    secara keseluruhan. Walaupun jumlah penderita malaria ini

    tidak sebanyak di Kabupaten Nabire sebagai daerah

    endemik malaria, tindakan untuk menghindari gigitan

    nyamuk sangat penting.