7
BAB IV PEMBAHASAN Promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk memelihar, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat. Atau dalam definisi lain promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan, ataupun perbaikan baik dalam masyarakat sendiri, maupun organisasi dan lingkungannnya. Selain itu promosi kesehatan juga memiliki visi, misi, advokasi dan strategi masyarakat. Visi dari promosi kesehatan yaitu masyarakat mampu memelihara dan meingkatkan keehatannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif, bahagia dan sejahtera. Misi dari promosi kesehatan itu sendiri yaitu melalukan upaya memberdayaan dibidang kesehtaan itu sendiri. Advokasi diartikan sebagai pendekatan(approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan program atau kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan strategi promosi kesehatan merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan untuk dapat melancarkan suatu mprogram yang akan dilangsungkan atau dilaksanakan. Strategi masyarakat itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu advokasi, dukungan social dan pemberdayaan masyarakat.

BAB IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: BAB IV

BAB IV

PEMBAHASAN

Promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan atau memandirikan

masyarakat untuk memelihar, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui

peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan

sehat. Atau dalam definisi lain promosi kesehatan merupakan program kesehatan

yang dirancang untuk membawa perubahan, ataupun perbaikan baik dalam

masyarakat sendiri, maupun organisasi dan lingkungannnya. Selain itu promosi

kesehatan juga memiliki visi, misi, advokasi dan strategi masyarakat. Visi dari

promosi kesehatan yaitu masyarakat mampu memelihara dan meingkatkan

keehatannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif, bahagia dan sejahtera.

Misi dari promosi kesehatan itu sendiri yaitu melalukan upaya memberdayaan

dibidang kesehtaan itu sendiri. Advokasi diartikan sebagai pendekatan(approaches)

terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan

program atau kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan strategi promosi kesehatan

merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan untuk dapat melancarkan suatu

mprogram yang akan dilangsungkan atau dilaksanakan. Strategi masyarakat itu

sendiri dibagi menjadi tiga yaitu advokasi, dukungan social dan pemberdayaan

masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan merupakan sasaran utama dari

promosi kesehatan. Pemberdayaan masyarakat sangat penting dilakukan agar

masyarakat sebagai primary target memliki kemauan dan kemampuan untuk

memlihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi,

meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat

yaitu pertama, untuk menumbuhkan kesadaran, penegetahuan dan pemahaman akan

kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Kedua, menumbuhkan kemauan yang

merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk

meningkatkan kesehatan mereka. Ketiga, yaitu menimbulkan kemampuan masyarakat

untuk mendukung terwujudnya tindakan atau prilaku sehat. Pemberdayaan

Page 2: BAB IV

masyarakat itu meruapakan suatu hal yang saling berhubungan satu sama lain antara

pembuat advokat dengan masyarakat itu sendiri, karena suatu program ataupun

kegiatan yang akan dilakukan akan berhasil jika ada partisipasi dan umpan balik dari

masyarakat itu sendiri. Ketidak berhasilan dari pemberdayaan masyarakat atau

ketidak berhasilan program disebabkan karena banyak nya factor diantaranya seperti

SDM, partisipasi, superego, kebiasaan, kepemimpinan, struktur organisasi, mobilitas

sumber daya, manajemen program dan peran dari pihak luar. Dari factor factor yang

mempengaruhi diatas akibatnya yaitu tidak adanya perubahan prilaku yang terjadi

dimasyarakat , masyarakat tidak mandiri sehingga angka kesakitan tetap (stagnan)

atau bahkan terjadi kenaikan angka kesakitan. Namun apabila masyarakat mau

berpatisipasi bersama atau berkontribusi dalam suatu program untuk pemberdayaan

masyarakat maka akan terjadi sebuah perubahan prilaku untuk hidup sehat sehingga

dengan adanya perubahna prilaku ini masyarakat mampu mandiri secara aktif dalam

menjaga, mengenali, mengatasi dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok

maupun lingkungan. Yang pada akhirnya perubahan prilaku akan mengurangi

tingginya angka kesakitan yang terjadi pada suatu masyarakat.

Menurut Sulistiyani (2004 : 77) secara etimologis pemberdayaan berasal dari

kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian

tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya

atau proses pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang belum

berdaya.

Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri

(Notoatmodjo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi

upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan

pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, pengetahuan,

dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat, menimbulkan

kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau

sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka, dan menimbulkan kemampuan

masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku sehat.

Page 3: BAB IV

Dengan kata lain, Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk membuat

masyarakat menjadi mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk mampu

memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, dan sanggup memenuhi

kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan pihak luar,

baik pemerintah maupun organisasi-organisasi non-pemerintah.

Walaupun demikian bantuan technical assistance (Technical Assistance

adalah program pelatihan dengan materi yang merupakan perpaduan teori dan

praktek yang diberikan secara khusus melalui pendampingan dari para pakar dalam

bidangnya) tetap diberikan, namun bantuan tersebut harus mampu membangkitkan

prakarsa masyarakat untuk membangun bukan sebaliknya justru mematikan

prakarsa. Dalam hubungan ini, kita dituntut menghargai hak-hak masyarakat,

yaituRight of Self - Determination dan Right for Equal Opportunity. Hak untuk

menentukan sendiri untuk memilih apa yang terbaik bagi masyarakat, serta hak

untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan potensi-

potensi yang mereka miliki. Dengan kata lain, melalui pemberdayaan masyarakat ini

masyarakat diharapkan tahu, mau, dan mampu hidup sehat secara mandiri.

Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila mereka

mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.

Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan,

perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan

gangguan kesehatan, mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri

dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat, mampu memelihara dan

melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan

tindakan pencegahan, dan mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-

menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga,

konsultasi dan sebagainya.

Adapun prinsip pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkembangkan

potensi masyarakat. mengembangkan gotong-royong masyarakat, menggali

kontribusi masyarakat, menjalin kemitraan, dan desentralisasi.

Dalam pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sangat vital, karena

masyarakat yang menjadi pemeran utamanya, namun peran petugas kesehatan juga

Page 4: BAB IV

tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas kesehatan

memiliki peran penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-

kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan

dan pengorganisasian masyarakat, memberikan motivasi kepada masyarakat untuk

bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau

berkontribusi terhadap program tersebut, mengalihkan pengetahuan, keterampilan,

dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang

bersifat vokasional.

Adapun beberapa ciri-ciri pemberdayaan masyarakat, diantaranya adalah yang

pertama, Community leader, yaitu petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada

tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala

adat, ustad, dan sebagainya. Yang kedua, Community organization, yaituorganisasi

seperti PKK, karang taruna, majlis taklim, dan lainnnya merupakan potensi yang

dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Yang ketiga, Community Fund, yaitu Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip gotong royong

sebagai salah satu prinsip pemberdayaan masyarakat. Yang keempat, Community

material, yaitu setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat digunakan untuk

memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali pengahasil pasir

memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan akses ke

puskesmas.

Yang kelima, Community knowledge, yaitu pemberdayaan bertujuan

meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang

menggunakan pendekatan community based health education. Dan yang

keenam,Community technology, yaitu teknologi sederhana di komunitas dapat

digunakan untuk pengembangan program kesehatan misalnya penyaringan air

dengan pasir atau arang.

Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan masyarakat masih merupakan

permasalahan yang rumit dan kompleks, karena berhubungan dengan perubahan

perilaku masyarakat, di mana dalam perubahan perilaku tersebut berhubungan dengan

adat istiadat, sosial, ekonomi, dan faktor lainnya yang ada di masyarakat. Faktor adat

Page 5: BAB IV

istiadat merupakan tantangan terberat dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat,

karena mempengarungi kepercayaan dan kebiasaan sehari-hari masyarakat.