Upload
moh-ikhwanuddin
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
free
Citation preview
BAB IV
PEMBAHASAN
Promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan atau memandirikan
masyarakat untuk memelihar, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan
sehat. Atau dalam definisi lain promosi kesehatan merupakan program kesehatan
yang dirancang untuk membawa perubahan, ataupun perbaikan baik dalam
masyarakat sendiri, maupun organisasi dan lingkungannnya. Selain itu promosi
kesehatan juga memiliki visi, misi, advokasi dan strategi masyarakat. Visi dari
promosi kesehatan yaitu masyarakat mampu memelihara dan meingkatkan
keehatannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif, bahagia dan sejahtera.
Misi dari promosi kesehatan itu sendiri yaitu melalukan upaya memberdayaan
dibidang kesehtaan itu sendiri. Advokasi diartikan sebagai pendekatan(approaches)
terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
program atau kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan strategi promosi kesehatan
merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan untuk dapat melancarkan suatu
mprogram yang akan dilangsungkan atau dilaksanakan. Strategi masyarakat itu
sendiri dibagi menjadi tiga yaitu advokasi, dukungan social dan pemberdayaan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan merupakan sasaran utama dari
promosi kesehatan. Pemberdayaan masyarakat sangat penting dilakukan agar
masyarakat sebagai primary target memliki kemauan dan kemampuan untuk
memlihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu pemberdayaan masyarakat
merupakan upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi,
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat
yaitu pertama, untuk menumbuhkan kesadaran, penegetahuan dan pemahaman akan
kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Kedua, menumbuhkan kemauan yang
merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk
meningkatkan kesehatan mereka. Ketiga, yaitu menimbulkan kemampuan masyarakat
untuk mendukung terwujudnya tindakan atau prilaku sehat. Pemberdayaan
masyarakat itu meruapakan suatu hal yang saling berhubungan satu sama lain antara
pembuat advokat dengan masyarakat itu sendiri, karena suatu program ataupun
kegiatan yang akan dilakukan akan berhasil jika ada partisipasi dan umpan balik dari
masyarakat itu sendiri. Ketidak berhasilan dari pemberdayaan masyarakat atau
ketidak berhasilan program disebabkan karena banyak nya factor diantaranya seperti
SDM, partisipasi, superego, kebiasaan, kepemimpinan, struktur organisasi, mobilitas
sumber daya, manajemen program dan peran dari pihak luar. Dari factor factor yang
mempengaruhi diatas akibatnya yaitu tidak adanya perubahan prilaku yang terjadi
dimasyarakat , masyarakat tidak mandiri sehingga angka kesakitan tetap (stagnan)
atau bahkan terjadi kenaikan angka kesakitan. Namun apabila masyarakat mau
berpatisipasi bersama atau berkontribusi dalam suatu program untuk pemberdayaan
masyarakat maka akan terjadi sebuah perubahan prilaku untuk hidup sehat sehingga
dengan adanya perubahna prilaku ini masyarakat mampu mandiri secara aktif dalam
menjaga, mengenali, mengatasi dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok
maupun lingkungan. Yang pada akhirnya perubahan prilaku akan mengurangi
tingginya angka kesakitan yang terjadi pada suatu masyarakat.
Menurut Sulistiyani (2004 : 77) secara etimologis pemberdayaan berasal dari
kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya
atau proses pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang belum
berdaya.
Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi
upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, pengetahuan,
dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat, menimbulkan
kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau
sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka, dan menimbulkan kemampuan
masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku sehat.
Dengan kata lain, Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk membuat
masyarakat menjadi mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk mampu
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, dan sanggup memenuhi
kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan pihak luar,
baik pemerintah maupun organisasi-organisasi non-pemerintah.
Walaupun demikian bantuan technical assistance (Technical Assistance
adalah program pelatihan dengan materi yang merupakan perpaduan teori dan
praktek yang diberikan secara khusus melalui pendampingan dari para pakar dalam
bidangnya) tetap diberikan, namun bantuan tersebut harus mampu membangkitkan
prakarsa masyarakat untuk membangun bukan sebaliknya justru mematikan
prakarsa. Dalam hubungan ini, kita dituntut menghargai hak-hak masyarakat,
yaituRight of Self - Determination dan Right for Equal Opportunity. Hak untuk
menentukan sendiri untuk memilih apa yang terbaik bagi masyarakat, serta hak
untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan potensi-
potensi yang mereka miliki. Dengan kata lain, melalui pemberdayaan masyarakat ini
masyarakat diharapkan tahu, mau, dan mampu hidup sehat secara mandiri.
Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila mereka
mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan,
perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan
gangguan kesehatan, mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri
dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat, mampu memelihara dan
melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan
tindakan pencegahan, dan mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-
menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga,
konsultasi dan sebagainya.
Adapun prinsip pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkembangkan
potensi masyarakat. mengembangkan gotong-royong masyarakat, menggali
kontribusi masyarakat, menjalin kemitraan, dan desentralisasi.
Dalam pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sangat vital, karena
masyarakat yang menjadi pemeran utamanya, namun peran petugas kesehatan juga
tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas kesehatan
memiliki peran penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan
dan pengorganisasian masyarakat, memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau
berkontribusi terhadap program tersebut, mengalihkan pengetahuan, keterampilan,
dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang
bersifat vokasional.
Adapun beberapa ciri-ciri pemberdayaan masyarakat, diantaranya adalah yang
pertama, Community leader, yaitu petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada
tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala
adat, ustad, dan sebagainya. Yang kedua, Community organization, yaituorganisasi
seperti PKK, karang taruna, majlis taklim, dan lainnnya merupakan potensi yang
dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Yang ketiga, Community Fund, yaitu Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip gotong royong
sebagai salah satu prinsip pemberdayaan masyarakat. Yang keempat, Community
material, yaitu setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali pengahasil pasir
memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan akses ke
puskesmas.
Yang kelima, Community knowledge, yaitu pemberdayaan bertujuan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang
menggunakan pendekatan community based health education. Dan yang
keenam,Community technology, yaitu teknologi sederhana di komunitas dapat
digunakan untuk pengembangan program kesehatan misalnya penyaringan air
dengan pasir atau arang.
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan masyarakat masih merupakan
permasalahan yang rumit dan kompleks, karena berhubungan dengan perubahan
perilaku masyarakat, di mana dalam perubahan perilaku tersebut berhubungan dengan
adat istiadat, sosial, ekonomi, dan faktor lainnya yang ada di masyarakat. Faktor adat
istiadat merupakan tantangan terberat dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat,
karena mempengarungi kepercayaan dan kebiasaan sehari-hari masyarakat.