16
BAB IV SISTEM PELUMASAN TURBIN-GENERATOR UNIT-2 PLTP GUNUNG SALAK 4.1 Sistem Pelumasan Turbin-Generator Sistem pelumasan Turbin-Generator menggunakan sistem tertutup bertekanan. Sistem ini menggunakan minyak yang bertekanan untuk melumasi bagian-bagian yang perlu dilumasi. Karena itu diperlukan pompa untuk mensirkulasi minyak. 4.2 Alat dan Komponen Sistem Pelumasan Turbin-Generator Adapun peralatan-peralatan pada sistem pelumasan Turbin- Generator adalah : a. Tanki Pelumas / Main Oil Tank Adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar minyak pelumas. Tanki ini harus cukup besar agar minyak pelumas dapat diam/ berhenti sesaat didalam tanki untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya. Suhu minyak pelumas selalu dimonitor dan dijaga agar tetap pada batas-batas yang ditetapkan agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik. Suhu minyak pelumas didalam tanki juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menghambat pemompaan. Bila suhunya terlalu rendah maka secara otomatis alat pemanas yang dipasang didalam tanki akan bekerja.

BAB IV

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV

BAB IV

SISTEM PELUMASAN TURBIN-GENERATOR UNIT-2

PLTP GUNUNG SALAK

4.1 Sistem Pelumasan Turbin-Generator

Sistem pelumasan Turbin-Generator menggunakan sistem tertutup bertekanan.

Sistem ini menggunakan minyak yang bertekanan untuk melumasi bagian-bagian yang

perlu dilumasi. Karena itu diperlukan pompa untuk mensirkulasi minyak.

4.2 Alat dan Komponen Sistem Pelumasan Turbin-Generator

Adapun peralatan-peralatan pada sistem pelumasan Turbin-Generator adalah :

a. Tanki Pelumas / Main Oil Tank

Adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar minyak pelumas. Tanki ini

harus cukup besar agar minyak pelumas dapat diam/ berhenti sesaat didalam tanki

untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya. Suhu minyak

pelumas selalu dimonitor dan dijaga agar tetap pada batas-batas yang ditetapkan

agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik. Suhu minyak pelumas didalam

tanki juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menghambat pemompaan. Bila

suhunya terlalu rendah maka secara otomatis alat pemanas yang dipasang didalam

tanki akan bekerja.

Gambar 4.1 Main oil tank

Page 2: BAB IV

b. Saringan ( Double Magnetic Filter)

Saringan sistem pelumasan Turbin-Generator menggunakan Double Magnetic

Filter untuk menyaring serbuk logam yang terkandung dalam minyak pelumas.

Gambar 4.2 Saringan (double magnetic filter)

c. Pompa Pelumas

1. Turning gear oil pump

adalah alat yang digunakan untuk memompakan minyak pelumas dari main oil

tank ke bearing dan bantalan turbine-generator pada putaran 3 rpm

Gambar 4.3 Turning gear oil

Page 3: BAB IV

2. Main suction pump

adalah alat yang berfungsi untuk memompakan minyak pelumas ke main shaft

pump pada saat start up (sebelum putaran turbine mencapai 3000 Rpm).

Gambar 4.4 Main suction pump

3. Main oil pump

adalah alat yang berfungsi untuk memompakan minyak pelumas ke bantalan

turbine-generator saat putaran turbine-generator 3000 rpm, main oil pump

berada satu poros dengan turbine-generator.

4. Emergency Bearing oil pump

adalah alat yang digunakan untuk memompakan minyak pelumas dari main oil

tank ke bearing dan bantalan turbine-generator pada putaran dibawah 3000 rpm

dengan menggunakan sumber teganngan DC.

Gambar 4.5 Emergency nearing oil pump

Page 4: BAB IV

5. Booster pump

adalah alat yang memompakan pelumas ke bantalan turbin dan generator Saat

putaran turbine-generator normal 3000 rpm tekanan main oil pump mencapai ±

18 bar.

6. Oil purifier

adalah alat yang digunakan untuk menyaring / membersihkan minyak pelumas

yang berada di main oil tank.

7. Vapour extractor

Adalah sejenis exhaust yang berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang ada

didalam reservoir minyak pelumas, dan membuat sedikit vakum direservoir.

Kondisi vakum ini berguna untuk membantu mencegah kebocoran minyak

pelumas dari celah labirin pada ujung bantalan, dan mempercepat penguapan

gas-gas yang terkandung didalam minyak pelumas. Selain itu, digunakan untuk

memompakan uap air dari dalam main oil tank ke udara bebas.

d. Pendingin Pelumas (Lube Oil Cooler)

Atau Pendingin Minyak Pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, salah satunya

beroprasi dan yang lainnya stand-by, dan menggunakan media pendingin udara atau

air. Lube Oil Cooler dengan media pendingin air akan lebih kecil dimensinya

sehingga sedikit memakan tempat dibandingkan dengan menggunakan media

pendingin udara. Lube Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas

yang sudah ditampung di dalam Main Oil Tank dan akan dialirkan kembali ke

bantalan-bantalan. Dimana proses pendinginan menggunakan sistem pendinginan

pipa yang di dalam nya terdapat pipa-pipa kecil yang dialiri air dari pompa

secondary dan minyak pelumas ada diluar pipa-pipa kecil.

Gambar 4.6 Lube Oil Cooler

Page 5: BAB IV

4.3 Data Teknik dan Batasan Operasi Alat

Agar suhu, tekanan, maupun level sesuai dengan yang ditetapkan, maka sibutuhkan

data teknik dan batasan operasi setiap alat dan komponen pada sistem pelumasan. Data

tersebut antara lain:

1. Main Oil Tank (MOT)

Lokasi dan Spesifikasi  

Lokasi Ground Floor Area    

Spesifikasi  

Kapasitas 7500 LtLevel normal 610 mm below of top tank  Batasan Operasi  Lube Oil Tank Level alarm L 710 mm below of top tankLube Oil Tank Level alarm H 510 mm below of top tank Diff. Press. Double magnetic filter 0,5 Barg

2. Turning Gear Oil Pump (TGOP)

Lokasi dan SpesifikasiSpesifikasi  

Motor  

Lokasi On top of MOTDaya 15 KWTegangan 380 VAC ± 10 %Frequency 50 Hz ± 5 %Protection IP55Pompa  Lokasi Inside of MOTCapasity 837 L / min ( 50.2 m3 / h )Total manomerc lift 3.5 kg / cm 2Set point 3.2 barColumn Total lift of liquid 39.7 mKind of Pump Centrifugal vertical 

Batasan Operasi  Lube Oil Press alarm L 1.6 Bar Lube Oil Press trip LL ( Turbin Trip ) 1.4 Bar ( 2 / 3 Chanel )AC TGOP Auto Running 1.21 Bar

Page 6: BAB IV

3. Emergency Bearing Oil Pump

Lokasi dan SpesifikasiSpesifikasi  

Motor  

Lokasi On top of MOTDaya 11 KWTegangan 110 V DC + 10 - 20 %Frequency 50 HzProteksi IP55Rated speed 1800 rpmPompa  Lokasi Inside of MOTSet point 2.5 bar Rating 683 L / min - 6,75 KWRated speed 1800 rpmKind of Pump Centrifugal vertical Batasan Operasi  DC EBOP auto Running 1.19 bar

4. Main Suction Pump

Lokasi dan SpesifikasiSpesifikasi  

   

Motor  

Lokasi On top of MOTDaya 9.2 KWTegangan 380 V AC ± 10 %Frequency 50 Hz ± 5 %Proteksi IP55Rated speed 3000 rpm Pompa  Lokasi Inside of MOTSet point 2.2 bar Rating 1100 l / min - 5,5 KWRated speed 2900 rpmKind of Pump Centrifugal vertical Batasan Operasi  Main Suction Pump Auto Running 1.25 bar

5. Vapour Extractor

Page 7: BAB IV

Lokasi dan SpesifikasiSpesifikasi  

   

Motor  

Lokasi On top of MOTRating 380 V ± 10 % - 50 Hz ±5 %

  - 2,2 KW

Proteksi IP55Rated speed 3000 rpm Pompa  Lokasi On top of MOTSet point 40 MM H2ORating 3666 L / min - 700 mm / H2O

  - 1,65 kwRated speed 3000 rpmOperating range 1363 L / min c 40 mm / H2O

Kind of Pump Centrifugal vertical

6. Main Oil Pump (MOP) dan Booster Pump

Lokasi dan Spesifikasi  

Spesifikasi  

MOP  

Lokasi : Front StandartJenis pompa : Centrifugal Tekanan keluar pompa : 17 barTekanan masuk pompa : 2.2 barBooster Pump  Lokasi : Inside of MOTRating : 1100 L / min 2,32 barSet point : 2,32 barRated speed : 3000 rpm

6. Lube Oil Cooler

Lokasi dan Spesifikasi

Page 8: BAB IV

Lokasi Ground Floor Area Shell Side  

Fluid circulate Lubricating oilTotal fluid entering 51870 kg / hSpecific gravity 880 kg / m3Inlet temp 59 ° COutlet temp 44 ° CDesign temp 80 ° CDesign pressure 5.2 barVelocity 0.6 m / sPressure drop 0.29 barTube side  Fluid circulate waterTotal fluid entering 194400 kg/hSpesific gravity 1000 kg / m3Inlet temp 35 ° COutlet temp 37 ° CDesign temp 80 ° CDesign pressure 9.8 bar Velocity 1.6 m / sPressure drop 0.19 barBatasan Operasi  Temp.minyak keluar Lube Oil Cooler : 44 ° CTemp.minyak masuk Lube Oil Cooler alarm H : 59 ° CDiff. temp.max .minyak in / out lube oil Cooler : 27 ° C

4.4 Prosedur Kerja Sistem Pelumasan (Turbin-Generator)

Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur kerja sistem pelumasan pada turbin-

generator yang sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Page 9: BAB IV

Gambar 4.7 Sistem pelumasan turbin-generator

a. Saat Turbine-Generator putaran masih ± 3 rpm untuk pelumasan (lubricating) pada

bantalan turbine-generator no.1,2,3 & 4 dengan menggunakan Turning Gear Oil

Pump menghasilkan tekanan 3 bar dengan temperature minyak ±35°C.

b. Saat putaran Turbine-Generator 3 rpm sampai dengan 3000 rpm pelumasan

menggunakan Main Suction Pump temperature minyak ± 38°C sebelum tekanan

discharge Main Oil Pump mencapai 18 bar.

c. Saat putaran Turbine-Generator mencapai 3000 rpm Main Oil Pump yang terpasang

satu poros dengan turbine-generator menghasilkan tekanan 18 bar. Sehingga

memutar Booster Pump. Pada saat itulah Main Suction Pump di-stop.

d. Booster Pump diputarkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh Main Oil Pump untuk

memompakan pelumas dengan tekanan sebesar 3 bar ke bantalan 1,2,3 & 4 dan

kembali ke Main Oil Pump untuk kembali dipompakan ke Booster Pump.

e. Emergency Bearing Oil Pump digunakan saat keadaan hilang tegangan. Sehinggan

pelumasan turbin-generator menggunakan tegangan DC dari Emergency Battery.

4.5 Mengoperasikan Sistem Pelumasan

Sistem Pelumasan disirkulasikan dari tangki, pompa, oil coler, bearing, filter,

masuk kembali ketangki.

Page 10: BAB IV

Sebelum menjalankan Sistem Pelumasan, semua katup, termasuk control valve dan

strainer, sudah dalam posisi yang benar. Level minyak lumas dalam tangki (header) cukup,

dan pasok listrik untuk pompa-pompa AC atau DC power dan fan sudah tersedia.

Sistem kontrol untuk start dan stop Sistem Pelumasan dijalankan secara terintegrasi

dalam program start dan stop unit PLTG. Dan untuk pembangkit termal lainnya dapat juga

beroperasi secara individual.

1. Persiapan

Didalam unit pembangkit minyak pelumas selain digunakan untuk pelumas

bantalan turbin generator juga digunakan sebagai minyak hidrolik dan kontrol turbin

serta untuk perapat poros (seal) generator. Pompa pelumas terdiri lebih dari satu, tetapi

dalam kondisi normal yang beroperasi hanya satu, sedang yang lain sebagai back up.

Pemeriksaan sistem pelumas meliputi:

Level minyak pada tangki pelumas utama cukup (normal)

Saringan sisi masuk pompa sudah bersih dan terpasang.

Katup masuk dan keluar pompa dalam posisi yang benar

Pompa pelumas bantalan (turning oil pump/TOP) dalam keadaan siap

Pompa pelumas bantu (AOP) dan pompa pelumas darurat (EOP) dalam

keadaan siap

Pendingin pelumas (oil cooler) dalam keadaan siap termasuk posisi katup-

katupnya.

Oil conditioner atau oil purifier dalam keadaan siap termasuk pompa dan

katup- katupnya.

Vapour extractor dalam keadaan siap

Katup pengatur tekanan dalam posisi yang benar.

Sistem minyak perapat poros hanya digunakan dalam generator yang didinginkan

dengan hidrogen. Pompa minyak terdiri dari dua, yaitu pompa perapat untuk sisi udara

dan pompa perapat untuk sisi hidrogen. Dalam kodisi normal kedua pompa yang

digerakkan dengan arus AC ini beroperasi semua. Untuk mencegah keluarnya

hidrogen pada saat aliran listrik AC hilang, maka sistem ini dilengkapi dengan pompa

perapat yang digerakkan dengan arus DC.

Pemeriksaan sistem minyak perapat poros meliputi :

Pompa perapat sisi hidrogen dan sisi udara telah siap

Katup masuk dan keluar pompa dalam posisi yang benar

Page 11: BAB IV

Pendingin pelumas dalam kondisi siap, termasuk posisi katup-katupnya.

Katup pengatur tekanan dalam posisi benar

Level tangki penampung minyak pada sisi hidrogen dan sisi udara, normal

Fan pembuang gas minyak dalam keadaan siap.

2. Start

Pompa pelumas bantalan harus dijalankan sebelum turning gear beroperasi, tetapi

setelah sistem pendingin umum. Pada saat turbin start minyak pelumas bantalan

dipasok dengan pompa pelumas bantu dan pada saat normal operasi dipasok dari

pompa pelumas utama yang digerakkan dengan poros turbin.

Pompa pelumas bantalan

Pemeriksaan dan persiapan sudah selesai

Tekan tombol start (on)

Periksa : ampere motor, tekanan, temperatur dan aliran minyak pelumas.

Start jacking oil pump, bila dilengkapi dengan sistem jacking oil dan

periksa tekanannya

Start turning gear (baring gear)

Periksa kerja pendingin pelumas secara teratur plant dibersihkan, termasuk

pipa-pipa dimana duct ditempatkan yang rusak dan berkarat harus

diperbaiki atau dicat ulang.

Periksa lampu back up control panel.

Periksa semua monitor, indicator, instrumen pengukur dan perekam beroperasi dengan baik

Periksa kebocoran-kebocoran pada system pipa dan katup

Periksa perbedaan tekanan pada saringan minyak pelumas dan minyak hidrolik

Periksa level minyak dalam tangki minyak pelumas dan hidrolik

Periksa operasi dari pompa air pendingin

Ketika sedang opnam dan membaca meter-meter, perhatikan juga suara-suara yang tidak normal oleh adanya kebocoran minyak lumas.

Pada waktu memulai shift. Periksa system piping instrument diagram dan peralatan yang terkait pada system pelumasan.

Prosedur taat SOP

Periksa buku catatan operasi dan log sheet

Perhatikan tagging-taging serta catatan khusus

Page 12: BAB IV

Siap seluruh kelengkapan SOP.

Koordinasi dengan team operasi

3. Stop

Stop Sistem terintegrasi dengan stop unit ( Untuk PLTG )

Sistem akan berakhir sesui dengan SOP

Untuk PLTU dapat distop oleh program yang terintregrasi atau individual

Setelah Sistem berhenti maka Sistem dikembalikan pada posisi standby

Untuk yang individual di stop setelah turbin uap temperaturnya mendekati

temperatur udara luar, atau sekitar 3 hari setelah turbin distop.

4.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1. Prosedur taat Keselamatan Kerja

Seluruh personil yang menangani pengoperasian system pelumasan sebelum

terjun ke lapangan harus siap menggunakan pelindung diri diantaranya :

helmet, air plug, masker, kaos tangan dan safety shoos.

2. Kebersihan Umum

Kebersihan seluruh system pelumasan adalah bagian yang penting pada

pengoperasian pelumasan. Pengalaman menunjukkan bahwa cepat atau lambat

debu atau kotoran akan menuntun kepada kegagalan operasi unit. Perhatian

harus diberikan terutama kepada:

Daerah dan system yang berhubungan dengan system pelumasan.

Electrik dan Thermal control panel

Control Box dan Control Unit.

Bila terjadi kelainan operasi pada alat-alat ukur lakukan identifikasi dan catat alat

ukur tersebut, loporkan keatasan saudara atau ambil langkah penanggulangan sesuai SOP

yang menjadi tanggung jawab saudara.