28
25 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian keperawatan Kasus yang penulis kelola adalah pasien dengan sistem Endokrin Post Op Ulkus Diabetes Mellitus pada tanggal 06 Maret 2011 pukul 09.00 WIB di Ruang Umar Kelas III/6 Lantai 2 Rumah Sakit Roemani Semarang. Pada kasus ini data diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung, menelaah catatan medis dan catatan keperawatan, wawancara dengan pasien dan keluarga serta bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Disamping itu penulis memberikan asuhan keperawatan langsung kepada pasien. 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : Tn. S Umur : 68 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Semarang Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Tanggal masuk : 02 Maret 2011 Diagnosa medis : Diabetes Mellitus + Ulkus No. Register : 299558 b. Penanggung jawab Nama : Tn. Y Umur : 32 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Hub. Dg pasien : Anak

BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-fitrisurya...25 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian keperawatan Kasus yang penulis

  • Upload
    lycong

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

25

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian keperawatan

Kasus yang penulis kelola adalah pasien dengan sistem Endokrin Post

Op Ulkus Diabetes Mellitus pada tanggal 06 Maret 2011 pukul 09.00 WIB di

Ruang Umar Kelas III/6 Lantai 2 Rumah Sakit Roemani Semarang. Pada

kasus ini data diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung,

menelaah catatan medis dan catatan keperawatan, wawancara dengan pasien

dan keluarga serta bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Disamping itu

penulis memberikan asuhan keperawatan langsung kepada pasien.

1. Biodata

a. Identitas pasien

Nama : Tn. S

Umur : 68 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Semarang

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Tanggal masuk : 02 Maret 2011

Diagnosa medis : Diabetes Mellitus + Ulkus

No. Register : 299558

b. Penanggung jawab

Nama : Tn. Y

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Hub. Dg pasien : Anak

26

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan terdapat luka pada kaki

kiri yang tidak sembuh-sembuh, kotor dan berbau

b. Riwayat penyakit sekarang

+ sejak 1 bulan yang lalu timbul “plentingan” / papul pada kelingking

kaki kiri yang berisi cairan / nanah. Bengkak dan terasa “panas

kemranyas”, tidak diperiksakan ke dokter. Oleh pasien dan keluarga

kaki direndam dalam air es dengan tujuan panas dan bengkak hilang,

papul yang timbul juga dipecah sendiri, timbul luka dibiarkan, lama

kelamaan luka semakin melebar dan dalam kemudian oleh keluarga

dibawa ke Puskesmas dilakukan bersih luka (Debridement) dan dibalut

lalu dirujuk ke Rumah Sakit Roemani di Ruang penyakit dalam untuk

menjalani perawatan lebih lanjut.

c. Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan menderita Diabetes Mellitus sejak 10 tahun yang

lalu tetapi tidak pernah kontrol. Klien juga menderita Hipertensi, 5

tahun yang lalu sempat dirawat di Rumah Sakit dengan Hipertensi,

tetapi tidak kontrol teratur sampai sekarang.

d. Riwayat penyakit keluarga

Klien mengatakan bahwa ayahnya juga menderita kencing manis.

Riwayat Hipertensi keluarga klien kurang mengetahui

3. Pola Pengkajian Fungsional

a. Pola pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya sehingga

klien kurang mengerti dalam perawatan dirinya, jarang memakai alas

kaki saat berjalan dan masih mengkonsumsi makanan yang manis-

manis.

Klien sulit bila disuruh periksa ke dokter tentang penyakit yang

dialaminya, klien bila sakit hanya cukup membeli obat di warung /

apotik.

27

Klien merokok dan minum kopi serta kurang memperhatikan menu

makanan yang dimakan.

Kebersihan diri klien cukup, klien mandi 2x sehari dan ganti pakaian

bila kotor.

b. Pola nutrisi dan metabolik

Sebelum dirawat di Rumah Sakit dan sebelum terdapatnya luka, klien

mengatakan makan cukup banyak, klien makan 3x sehari dan tanpa

menghindari makanan tertentu.

Klien mengatakan minum banyak karena klien sering merasa haus dan

terasa panas dalam, klien biasa minum air putih + 2,5 liter/hr ditambah

segelas kopi dan teh manis selama aktivitas / bekerja.

Selama sakit (timbul luka) dan dirawat di Rumah Sakit klien

mengatakan nafsu makan menurun drastis, klien merasa mual jika

makan, klien hanya makan + 5-6 sendok setiap porsi dengan

menggunakan bubur.

Minum juga mulai menurun + 1,5 liter/hari menggunakan air putih dan

masih selalu mengeluh haus, berat badan menurun dalam 2 bulan

terakhir + 6 kg, berat badan dahulu 53 kg nenjadi 47 kg, TB : 167 cm.

c. Pola eliminasi

1) Eliminasi urine

Klien mengatakan banyak kencing, setiap harinya klien kencing

sampai 20x /hari, terutama meningkat bila malam hari dengan

jumlah yang cukup banyak + 200 cc dengan karakteristik urine,

warna kuning jernih, bau khas.

Eliminasi Feses

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola buang air

besarnya, sehari sekali kadang 2 hari sekali dengan konsistensi

lembek, warna kuning kecoklatan

d. Pola aktifitas dan latihan

28

Klien mengatakan sebelum dirawat di Rumah sakit dan terdapatnya

luka pada kaki klien sehari-harinya bekerja sebagai pengawas / auditor

barang dan masih bisa memenuhi kebutuhan dirinya / perawatan diri.

Selama sakit klien mengatakan tidak mampu bekerja lagi, klien sering

merasa kelelahan dan lemah apalagi terdapat luka pada kaki kirinya

setiap aktivitas klien dibantu oleh keluarga.

e. Pola istirahat tidur

Klien mengatakan selama sakit, klien sulit untuk tidur, klien hanya

tidur + 4-5 jam/hari, klien sering terbangun karena sering sekali buang

air kecil (BAK) pada malam hari ditambah saat ini klien merasa

cemas, dengan kondisi lukanya karena tidak sembuh-sembuh dan takut

bila kakinya dipotong.

f. Pola persepsi sensori dan kognitif.

Klien mengatakan merasa kesemutan pada kaki dan tangan dan

mengalami kelemahan otot. Klien juga tidak merasakan nyeri pada

kaki yang terluka saat di cubit, tapi kadang merasakan nyeri (cekot-

cekot) kemranyas pada daerah luka.

Klien juga mengeluh sering pusing dan sakit kepala, gangguan

penglihatan / kabur saat melihat dan juga sering mengantuk berat.

g. Pola hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan hubungan klien dengan anggota keluarga baik,

keluarga selalu mendampingi klien saat sakit.

Hubungan dengan tetangga / orang lain cukup baik hanya saja klien

merasa orang-orang di sekitarnya membicarakan dirinya karena

kesehatan lukanya yang berbau.

h. Pola reproduksi dan seksual

Klien mengatakan menikah kira-kira umur 22 tahun dan dikaruniai 4

orang anak (3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan).

i. Pola persepsi diri dan konsep diri

29

1) Harga diri : klien mengatakan merasa minder / cukup malu dengan

kondisinya sekarang karena terdapat luka pada kaki yang berbau

dan kotor, klien merasa kakinya seperti bangkai.

2) Identitas diri : klien mengatakan dia adalah anak ke 1 dari 3

bersaudara, klien mengakui berjenis kelamin laki-laki, klien tidak

mempunyai masalah / menolak dengan jenis kelaminnya, dia

merasa puas sebagai seorang laki-laki, klien mampu menyebutkan

nama, alamat dan seterusnya (identitas dirinya).

3) Peran diri : klien mengatakan merasa sedih dengan kondisi yang

dialami sekarang, klien merasa sekarang tidak mampu lagi

melakukan peran sebagai seorang suami dan seorang ayah.

4) Ideal diri : Klien mengatakan bahwa harapannya sekarang adalah

agar cepat sembuh sehingga mampu bekerja lagi.

5) Gambaran diri : klien mengatakan merasa puas dengan dirinya, tapi

klien merasa tidak suka dengan kaki kirinya karena terdapat luka.

j. Pola mekanisme koping

Klien mengatakan setiap pengambilan keputusan bersama dalam

keluarga adalah dirinya karena dia adalah kepala keluarga, tapi bila ada

masalah baik individu maupun keluarga klien mengatakan selalu

cerita dengan keluarga dan mencari solusi yang terbaik

k. Pola nilai kepercayaan

Klien mengatakan beragama Islam, selama sakit klien tetap

melaksanakan ibadah walaupun hanya berdiri, klien mempercayai

Allah SWT akan memberikan kesembuhan

4. Pemeriksaan Fisik

a. Penampilan / keadaan umum : cukup, tampak kelelahan

b. Tingkat kesadaran : composmentis

c. Tanda – tanda vital

TD : 150/100 mmHg

N : 80 x/mnt

S : 380C

30

RR : 21 x.mnt

d. Kepala : bulat, tiak ada luka

e. Rambut : Tipis agak botak, warna hitam beruban

f. Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, terdapat sekret,

simetris terdapat pandangan kabur, tidak ada alat bantu penglihatan.

g. Hidung : semetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada septum deviasi,

tidak menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada napas cuping

hidung

h. Telinga : simetris, tidak ada luka, kemampuan pandangan cukup, tidak

menggunakan alat bantu dengar, tampak kotor

i. Mulut : simetris, mukosa sedikit kering, bibir kering, warna kehitaman

j. Leher : simetris, tidak ada benjolan leher

k. Dada dan thoraks : simetris, tidak ada luka, tidak ada penggunaan otot

bantu pernafasan, pengembangan paru sama

l. Paru-paru

Inspeksi : simetris, tidak ada luka RR : 21 x/mnt

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Palpasi : strem fremitus kanan = kiri

Auskultasi : suara dasar vaskuler, tidak ada suara tambahan

m. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada intercosta ke V 2 cm Line Mid

Clavicula Sinistra (LMCS)

Perkusi : konfigurasi jantung bergeser ke caudolateral

Auskultasi : suara jantung I – II murni

Gallop Ө, bising Ө

n. Abdomen

Inspeksi : datar, terdapat distensi abdomen

Auskultasi : terdapat bising usus + 13 x/menit

Perkusi : timpani

31

Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, hepar dan klien

tidak teraba

o. Ekstremitas

1) Terdapat luka pada kaki sebelah kiri, luka kotor, terdapat pus,

berbau, kulit sekitar luka berwarna kehitaman, kering, bengkak.

2) Terpasang infus RL 20 tpm pada ekstremitas atas kiri

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 05 Maret 2011

1) Analizer Hema

Pemeriksaan hasil nilai normal

Hematokrit 31.2 % 35.0-47.0

Eritrosit 3.62 jt/mmk 3.90-5.60

Mean Corpuscular Hemoglobin

(MCH)

29.20 Pg 27.00-32.00

Mean Corpuscular Volume

(MCV)

86.40 fl 76.00-96.00

Mean corpuscular Hemoglobin

Concentration (MCHC)

33.80 g/dl 29.00-32.00

Lekosit 11.10rb/mm 4.00-11.00

Trombosit 418.0rb/mmk 150.0-400.0

Red Blood Cell Distribution

Width (RDW)

12.80 % 11.60-14.80

RPV 6.10 fl 4.00-11.00

2) Kimia klinik (tanggal 05 Maret 2011 )

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Ureum 16 mg/dl 15-39

Creatinin 0,74 mg/dl 0.60-1.30

Natrium 137 mmol/L 136-175

Kalium 4.9 mmol/L 3.5-5.1

32

Calsium 2.30 mmol/L 2.12-2.52

Chlorida 107 mmol/L 98-107

Magnesium 0.73 mmol/L 0.74-0.99

Cholesterol 149 mg/dl 50-200

Trigliserida 92 mg/dl 30-150

High Density Lipoprotein

(HDL) cholesterol

28 mg/dl

35-60

Low Density Lipoprotein (LDL)

cholesterol

106 mg/dl

62-130

Protein total 7,1 gr/dl 6.4-8.2

Albumin 2,9 gr/dl 3.4-5.0

SGOT (AST) 17 u/l 15-37

SGPT (ALT) 28 u/l 30-65

Alkali fostatase 124.0 u/l 50.0-136.0

Gamma Glutamil Transferase

(GT)

67 u/l

5-85

b. Pemeriksaan urine

Tanggal 05 Maret 2011

Sekresi – ekskresi

Urine lengkap

Warna : kuning jernih

Bj : 1.020

PH : 6.00

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Protein Neg mg/dl Neg

Reduksi > 1000mg/dl Neg

Bilirubin 0.2 mg/dl Neg

Aseton Neg mg/dl Neg

Nitrit Neg mg/dl Neg

Sel epitel 0-2 LPK

33

Lekosit Neg LPB

Eritrosit 0-1 LPB

Ca. Oxalat Neg

Asam urat Neg

Triple fosfat Neg

Amorf Neg

Sel Hyalin Neg LPK

Sel granula kasar Neg LPK

Sel granula halus Neg LPK

Epitel Neg LPK

Leukosit Neg LPK

Bakteri +/positif

c. Therapi

Tanggal 05 Maret 2011

1) Infus RL 20 tpm

2) Ceftriaxon 1 x 2 gr (IV)

3) Metronidazol 3 x 500 mg

4) Humulin 8 – 8– 8

5) Diit DM 1700 kkal

6) Aspilet 2 x 80 mg

7) Paracetamol 500 mg k/p

34

B. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi

1 Data subyektif : klien mengatakan /

mengeluh terdapat luka pada kaki kiri yang

tidak sembuh-sembuh, kotor, berbau,

bengkak, terasa panas kemerahan, kemranyas.

Data obyektif : terdapat luka pada kaki

sebelah kiri, luka kotor, terdapat pus, berbau,

kulit sekitar luka berwarna kehitaman, kering

Resiko

penyebaran

infeksi

Tidak

adekuatnya

pertahanan

perifer

2 Data Subyektif :

Klien mengatakan sering haus dan terasa

panas dalam tapi nafsu untuk minum

menurun, minum + 1,5 ltr/hari

Klien mengatakan BAK dalam sehari sampai

20 x sehari

Data obyektif :

a. Klien tampak lemas

b. Mata cekung

c. Mukosa dan bibir agak kering, sering

merasa haus

d. Turgor kulit cukup

e. BAK dalam sehari + 20 x

f. BB 47 kg

g. Minum + 1,5 liter/hari

Resiko defisit

volume cairan

Pengeluaran

cairan yang

berlebih

3 Data subyektif : klien mengatakan nafsu

makan menurun drastis, terasa mual jika

makan

Data obyektif :

a. Klien hanya menghabiskan + 5-6 sendok

makan / porsi

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Intake yang

tidak adekuat

35

b. BB menurun dalam 2 bulan terakhir dari

53 kg menjadi 47 kg

4 Data subyektif : Klien mengatakan terdapat

luka yang sudah lama tapi tidak sembuh-

sembuh makah semakin melebar dan dalam

Data obyektif :

a. Terdapat luka pada kaki kiri

b. Kulit sekitar luka tampak kehitaman,

kering, bengkak

c. Terdapat pus

Gangguan

integritas

jaringan

Adanya gangren

pada ekstremitas

5 Data Subyektif :

a. klien mengatakan sudah 10 tahun

menderita kencing manis tetapi tidak

mengetahui tentang penyakitnya sehingga

kurang dalam perawatan diri dan luka

b. tidak pernah kontrol ke dokter

Data obyektif :

a. pasien mengungkapkan masalah yang

dihadapi tentang penyakitnya

b. klien bertanya / meminta informasi

Kurang

pengetahuan

Kurangnya

informasi

36

C. Pathway Kasus

Keturunan, hipertensi

Defisiensi insulin

Glukagon meningkat

Hiperglikemia GD ≥ 140 mg/mmol

(pada Tn.S GDS 295

mg/mmol)

Hiperosmolaritas

Koma

Diuresis

osmotik

Poliuri

(pada Tn.S BAK bisa mencapai 20x)

Dehidrasi

Polidipsi Syok Resiko

defisit vol

cairan

Glukosa masuk

ke dlm tubulus

ginjal

Glukosa

dibuang

bersama

urine

Glukosuria

Angiopati

Mikrovaskuler

Gangguan

sirkulasi

Suplai mkn ke

jar perifer ↓

Makrovaskuler

- Trombosit beroklusi

- Pembulu darah besar

Aterosklerosis

Respon peradangan

melambat

Luka tidak

sembuh

Terjadi ulkus DM

Infeksi

Resiko penyebaran

infeksi

Peredaran

pembuluh darah

ke retina ↓

Retinopati

Jaringan

mengalami

Gg integritas

jaringan

4

2

1

Neuropati

Sensorik

Hilang

rasa

Resti

injuri

Glukosa tidak dapat

larut dan terserap ke

dalam sel

Sel mengalami

starvasi

BB ↓

Nutrisi ≤

kebutuhan

Produksi

energi

metabolik

me↓

5

Polifagi

Osmolaritas:

= (2Na+k)+18

GD+

6

ureum

= (2.137+4,9) + 18

295+

6

16

= 283,8 + 16,389 + 2,67

= 302,859

36

D. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan perifer

2. Resiko deficit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan

yang berlebih

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat

4. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada

ekstremitas

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit

E. Intervensi Keperawatan dan Rasional

1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan perifer

a. Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi

b. Kriteria Hasil :

1) Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko

infeksi

2) Mendemostrasikan tehnik, perubahan gaya hidup untuk mencegah

terjadinya infeksi

c. Intervensi

1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam,

kemerahan, adanya pus pada luka.

Rasional : pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya

lebih mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat

mengalami infeksi nosokomial

2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan

Rasional :mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi

nsokomial

37

3) Lakukan perawatan luka (ganti balut tiap hari) dengan menjaga

tehnik septik dan aseptik

Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyebaran

infeksi lebih lanjut

4) Bantu pasien untuk melakukan higiene oral

Rasional : menurunkan resiko terjadinya penyakit kulit / gusi

5) Kolaborasi Berikan antibiotik

Rasional : penanganan awal dapat membantu mencegah

timbulnya sepsis

2. Resiko deficit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan

yang berlebih

a. Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan

b. Kriteria Hasil :

Mendemostrasikan hidrasi adekuat yang dibutuhkan oleh tanda vital

stabil, haluaran urine secara individu dan kadar elektrolit dalam batas

normal

c. Intervensi

1) Pantau tanda vital, catat adanya perubahan Tekanan Darah

ortostatik

Rasional : hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan

takikardia

2) Pantau suhu warna kulit atau kelembabnnya

Rasional : demam dengan kulit kemerahan, kering mungkin

sebagai cerminan dari dehidrasi

3) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran

mukosa

Rasional : merupakan indicator dari tingkat dehidrasi, atau

volume sirkulasi yang adekuat

4) Pantau masukan dan pengeluaran, catat Bj urine

38

Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan atau cairan

pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dan terapi

yang diberikan

5) Pertahankan untuk memberi cairan paling sedikit 2500 ml/hari

dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan melalui

oral sudah dapat diberikan

Rasional : mempertahankan hidrasi / volume sirkulasi

6) Kolaborasi

a) Berikan therapy cairan sesuai dengan indikasi

Normal salin atau ½ NS atau tanpa dekstrose

Rasional : tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat

kekurangan cairan

b) Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti

Hematokrit : mengkaji tingkat hidrasi dan sering kali

meningkat akibat hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis

osmotik

BUN / kreatinin : peningkatan nilai dapat mencerminkan

kerusakan sel karena dehidrasi atau tanda akibat kegagalan

ginjal

Osmolalitas : meningkat dengan adanya hiperglikemia dan

dehidrasi

Natrium : menurun yang mencerminkan diuresis osmotik,

meningkat mencerminkan kehilangan cairan / dehidrasi berat

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat

a. Tujuan : Pemasukan nutrisi adekuat

b. Kriteria Hasil :

1) Mencerna jumlah kalori atau nutrisi yang tepat

2) Menunjukkan tingkat energi biasanya

3) Mendemostrasikan berat badan stabil atau penambahan kearah

rentang yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal

39

c. Intervensi

1) Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti : perubahan tingkat

kesadaran, kulit lembab / dingin, derajat nadi cepat, lapar, peka

rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan

Rasional : karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi (gula

darah berkurang, sementara tetap diberikan insulin

maka hipoglikemi dapat terjadi)

2) Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi

Rasional : mengkaji pemasukan makanan yang adekuat

3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdoment / perut

kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna

Rasional : hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit dapat menurunkan mobilitas / fungsi

lambung

4) Tentukan program diit dan pola makan pasien dan bandingkan

dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien

Rasional : mengidentifikasi kekurangan dan penyimpanan dari

kebutuhan therapeutik

5) Indikasi makanan yang disukai / dikehendaki termasuk kebutuhan

etnik

Rasional : jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan

dalam perencanaan makan

6) Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi

Rasional : meningkatkan rasa keterlibatan, memberikan informasi

pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi

pasien

7) Kolaborasi

a) Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan “Finger

stick”

Rasional : analisa ditempat tidur terhadap GD lebih kuat

40

b) Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa darah,

aseton, PH dan HCO3

Rasional : gula darah akan menurun perlahan dengan

penggantian cairan dan therapi insulin terkontrol

c) Berikan insulin secara teratur

Rasional : insulin reguler memiliki awitan cepat dan

karenanya dengan pula dapat membantu

memindahkan glukosa ke dalam sel

4. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada

ekstremitas

a. Tujuan : integritas jaringan kembali normal

b. Kriteria Hasil :

1) Mengidentifikasi faktor resiko individual

2) Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan tindakan

3) Berpartisipasi pada tingkat kemampuan untuk mencegah kerusakan

jaringan lebih lanjut

c. Intervensi

1) Inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian kapiler, adanya

kemerahan, pembengkakan

Rasional : kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan

sirkulasi perifer, ketidakmampuan untuk merasakan

toleran, imobilisasi, gangguan pengaturan suhu

2) Catat adanya pembengkakan, kemerahan, adanya drainase pada

luka serta bersihkan luka setiap hari

Rasional : daerah ini cenderung terkena radang dan infeksi dan

merupakan rute bagi mikroorganisme patologis

3) Libatkan masase dan lubrikasi pada kulit dengan losion / minyak,

lindungi sendi dengan menggunakan bantalan busa

Rasional : meningkatkan sirkulasi dan melindungi permukaan

kulit mengurangi terjadinya ulserasi

41

4) Lakukan perubahan posisi sesering mungkin di tempat tidur

maupun sewaktu tidur

Rasional : meningkatkan sirkulasi dan melindungi kulit,

mengurangi terjadinya ulserasi

5) Bersihkan dan keringkan kulit khususnya daerah-daerah dengan

kelembaban tinggi seperti parineum

Rasional : meningkatkan sirkulasi pada kulit dan mengurangi

tekanan pada daerah tulang yang menonjol

6) Jagalah alat tenun tetap kering dan bebas dari lipatan – lipatan dan

kotoran

Rasional : mengurangi / mencegah terjadinya iritasi pada kulit

7) Anjurkan pasien untuk terus meningkatkan nutrisi sel atau

organisasi sel dan untuk meningkatkan kesehatan jaringan

Rasional : menstrimulasi sirkulasi, meningkatkan nutrisi sel atau

oksigenasi sel dan untuk meningkatkan kesehatan

jaringan

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit

a. Tujuan : Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit

b. Kriteria Hasil :

1) Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala dengan proses penyakit

dan menghubungkan gejala dengan faktor penyebab

2) Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan

rasional tindakan

3) Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam

program pengobatan

c. Intervensi

1) Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh

perhatian dan selalu ada untuk pasien

42

Rasional : menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan

sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam

proses belajar

2) Diskusikan topik-topik utama seperti apakah kaar glukosa normal

ibu dan bagaimana hal tersebut dibandingkan kekurangan insulin

dengan kadar gula darah yang tinggi

Rasional : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat

membuat pertimbangan dalam memilih gaya hidup

3) Menganjurkan klien untuk rutin melakukan pemeriksaan gula

darah dan instruksikan pasien untuk pemeriksaan keton urinenya

jika glukosa darah lebih tinggi dari 250 mg/dl

Rasional : Melakukan pemeriksaan darah secara teratur dapat

meningkatkan kontrol gula darah dengan lebih ketat

(misal 60 – 150 mg/dl)

4) Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat

dan cara untuk melakukan makan di luar rumah

Rasional : keadaan tentang pentingnya kontrol obat akan

membantu pasien dalam merencanakan makan /

mentaati program

5) Diskusikan faktor-faktor yang memegang peranan dalam kontrol

DM seperti latihan stres, pembedahan dan penyakit tertentu

Rasional : informasi ini akan meningkatkan pengendalian

terhadap DM dan dapat menurunkan berulangnya

kejadian ketoasidosis

43

6) Buat jadwal latihan aktivitas yang teratur dan identifikasi

hubungan dengan penggunaan insulin yang perlu menjadi

perhatian

Rasional : waktu latihan tidak boleh bersamaan waktunya kerja

puncak insulin untuk mencegah percepatan ambilan

insulin

7) Identifikasi gejala hipoglikemia (misal lemah, pusing, letargi,

lapar, peka rangsang, diaforesis, pucat, takikardia, tremor, sakit

kepala, dan perubahan mental)

Rasional : dapat meningkatkan deteksi dan pengobatan lebih awal

dan mencegah / mengurangi kejadiannya

D. Implementasi Keperawatan

No

Dx

Tgl & Jam Tindakan keperawatan Respon TTD

1 06-03-11

09.00

Mengobservasi keadaan

umum pasien

S : -

O : keadaan umum cukup,

composmentis terdapat luka

pada kaki kiri yang dibalut,

balutan tampak kotor dan

berbau serta terdapat

rembesan pada balutan

09.30 Mengobservasi tanda-

tanda infeksi dan

peradangan seperti

demam, kemerahan,

adanya pus pada luka

S : klien mengatakan timbul

luka sudah + 1,5 bulan, luka

tidak sembuh malah

semakin melebar, dan panas

O : terdapat luka di kaki kiri

44

terdapat pus, kotor, jaringan

sekitar hitam, bengkak

09.45 Melakukan perawatan

luka

S : pasien mengatakan bersedia

untuk diganti balutnya

O : luka bersih, pus keluar,

balutan bersih

10.15 Memberikan injeksi IV

Ceftriaxon 2 gr

S : -

O : injeksi Ceftriaxon 2 gr

masuk secara IV

2 06-03-11

10.30

Mengkaji status nutrisi

pasien

S : klien mengatakan nafsu

makan menurun, BB

menurun dalam 2 bulan

terakhir, terasa mual

O : klien hanya makan + 5-6

sendok makan

10.00

Memberikan insulin

(humolin) 8 unit

S : -

O : insulin humolin 8 unit

masuk secara SC

10.10 Memantau tanda vital S : -

O : TD : 150/100 mmHg

N : 80 x/mnt

S : 380C

RR : 21 x/mnt

12.00 Mengganti cairan infus

RL 20 tpm

S : -

O : infus RL 20 tpm, terpasang

45

No

Dx

Tgl & Jam Tindakan keperawatan Respon TTD

07-03-11

07.30

Mengobservasi keadaan

umum pasien

S : pasien mengeluh luka di

kakinya sudah basah / bau,

terasa kesemutan di seluruh

tubuh, lemas, saluran

kencing panas

O : pasien tampak lemah,

tiduran, composmentis,

balutan luka basah dan

terdapat rembesan

08.00 Mengobservasi tanda-

tanda peradangan pada

luka

S : -

O : luka kotor, basah, terdapat

pus, bengkak

08.15 Melakukan perawatan

luka

S : pasien mengatakan bersedia

untuk dilakukan perawatan

luka

O : luka bersih, pus keluar,

warna jaringan putih

kemerahan, balutan luka

bersih

10.00 Memberikan therapy

sesuai program (injeksi

ceftriaxon 2 gr IV,

metodrip 500 mg)

S : -

O : injeksi ceftriaxon 2 gr

masuk

Metronidazol/drip 500 mg

masuk

10.15 Membantu pemeriksaan

GDS

S : pasien mengatakan bersedia

untuk dilakukan

pemeriksaan GDS

O : GDS : 391

10.30 Memberikan insulin S : pasien mengatakan bersedia

46

(humolin) 8 unit O : injeksi insulin 8 unit masuk

secara SC

11.00 Membantu pasien

makan

S :

O : pasien hanya menghabiskan

½ porsi makanan

11.30 Memonitor tanda-tanda

vital

S : -

O : TD : 140/100 mmHg

N : 98 x/mnt

S : 370C

RR : 19 x/mnt

11.30 Menganjurkan pada

pasien untuk melakukan

program latihan

S : pasien mengatakan akan

mencoba untuk melakukan

gerakan / alih baring

O : pasien kooperatif

11.40 Menganjurkan pada

pasien untuk istirahat

setelah melakukan

aktivitas

S : klien mengatakan bersedia

untuk istirahat karena lelah

O : pasien kooperatif

47

E. Evaluasi Keperawatan

No

Dx

Tgl & jam Catatan perkembangan TTD

1 06-03-11

S : klien mengatakan sudah merasa cukup

nyaman karena lukanya sudah dibersihkan dan

dibalut dengan balutan yang bersih.

O : keadaan umum cukup, composmentis, luka

sudah terbalut dengan balutan yang bersih, pus

keluar, bengkak, kulit sekitar kehitaman

A : masalah teratasi sebagian

P : pertahankan intervensi

- Observasi selalu keadaan umum pasien

- Kaji karakteristik luka terhadap infeksi

- Rawat luka setiap hari

2 06-03-11 S : klien mengatakan masih sering terasa haus,tapi

dalam sehari ini klien minum hanya 4 gelas

saja karena klien takut bila nanti kencing terus,

BAK masih sering ± 10x dalam sehari ini.

O : mukosa bibir agak kering, kulit kering, tampak

kehausan, lemas, infus RL 20 tpm, therapy

masih diberikan (injeksi ceftriaxon 2 gr,

humulin 8 U, aspilet 80 gr, metronidazol 500

mg/drip, paracetamol 500 mg k/p)

TD: 150/100 mmhg

N: 89x/mnt

RR:19x/mnt

S : 37°C

A : masalah teratasi sebagian

P : pertahankan intervensi

48

- pantau tanda-tanda vital

- pantau tanda-tanda adanya dehidrasi

3 06-03-11

S : klien mengatakan makan masih sedikit, terasa

mual

O : klien makan hanya habis 5-6 sendok makan

A : masalah belum teratasi

P : pertahankan intervensi

- timbang berat badan setiap hari atau sesuai

indikasi

- tentukan program diit dan pola makan pasien

dan bandingkan dengan makanan yang dapat

dihabiskan klien

4 06-03-11

S : klien mengatakan luka dikakinya belum juga

sembuh-sembuh,

O : kulit sekitar luka kehitaman, bengkak, dan

kering, tidak ada kemerahan pada daerah yang

tertekan ( punggung, dan daerah lipatan kulit)

A : masalah belum teratasi

P : pertahankan intervensi

- inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian

kapiler, adanya kemerahan, adanya drinase

luka,

- bersihkan luka setiap hari

- lakukan perubahan posisi sesering mungkin

5 06-03-11

S : klien mengatakan masih belum mengetahui

tentang penyakit yang dialami

O : klien masih belum bisa menjawab pertanyaan

yang diajukan

A : masalah belum teratasi

49

P : pertahankan intervensi

- Ulangi dan berikan pendidikan kesehatan

mangenai DM

1 07-03-11

S : klien mengatakan sudah merasa cukup nyaman

karena lukanya sudah dibersihkan, balutan

luka juga bersih.

O : keadaan umum pasien cukup, kesadaran

composmentis, luka semakin melebar jari

kelingking sudah rusak, berbau.

A : masalah belum teratasi

P : pertahankan intervensi

- Observasi selalu keadaan umum pasien

- Rawat luka setiap hari dan observasi selalu

luka terhadap infeksi

2 07-03-11

S : klien mengatakan minum cukup banyak habis ±

700 cc, BAK ± 8x sehari ini.

O : mukosa bibir agak kering, kulit agak kering,

turgor cukup, minum cukup, tanda- tanda vital

( TD: 140/100 mmhg, N: 87x/mnt, RR:

20x/mnt, S:37,5°C

A : masalah teratasi sebagian

P : pertahankan intervensi

- Pantau tanda- tanda vital

- Pertahankan hidrasi yang adekuat

3 07-03-11

S : klien mengatakan makan habis ½ porsi, tidak

ada muntah

O : terjadi sedikit peningkatan nafsu makan,tidak

ada muntah

A : masalah teratasi sebagian

50

P : pertahankan intervensi

- Pantau selalu pola makan pasien dan

bandingkan dengan makanan yang dapat

dihabiskan oleh klien

4 07-03-11

S : klien mengatakan luka dikakinya belum juga

sembuh-sembuh tapi malah semakin melebar.

O : kondisi luka belum ada perubahan, luka masih

dalam dan melebar, daerah sekitar luka masih

kehitaman

A : masalah belum teratasi

P : Pertahankan intervensi

- Lakukan perawatan luka setiap hari

- Anjurkan untuk selalu melakukan alih

baring.

6 07-03-11 S : klien mengatakan sudah sedikit paham

mengenai penyakitnya

O : klien mengatakan paham tentang penyakit DM

dan penatalaksanaannya.

A : masalah teratasi sebagian

P : berikan selalu pengetahuan mengenai

pengetahuan seputar penyakit DM

51