48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 1.Variabel Terikat (Dependen Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2007). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. 2.Variabel Bebas (Independen Variabel) 49

BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dvdvgd

Citation preview

Page 1: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang

digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh

satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo,

2010). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2007). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

2. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Hidayat, 2007). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah sikap caring perawat.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Menurut Borg dan Gall ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu:

harus menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel, dirumuskan sesuai

49

Page 2: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

50

dengan dasar yang kuat, dapat diuji serta dinyatakan dalam rumusan yang

singkat dan padat (Arikunto, 2009). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap caring perawat dengan pemenuhan

kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap dewasa Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi.

Ha : Ada hubungan antara sikap caring perawat dengan pemenuhan

kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap dewasa Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi.

C. Kerangka Penelitian

Sikap perawat sebaiknya harus dibarengi dengan sikap sabar, tegas,

cepat dalam bertindak, supel dan sebagainya. Perawat harus dapat segera

merubah sikap bila sikapnya tidak adaptif terhadap lingkungan keperawatan

(Widyawatun, 1999). Selain itu, seorang perawat memerlukan kemampuan

untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan

interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang.

Caring berdasarkan teori Watson yang dibagi dalam 10 karatif faktor

yaitu (1) Nilai kemanusiaan dan altruistik, (2) Keyakinan dan harapan, (3)

Peka pada diri sendiri dan orang lain, (4) Membantu menumbuhkan

kepercayaan, (5) Pengekpresian perasaan positif dan negatif, (6) Proses

pemecahan perawatan secara kreatif, (7) Pembelajaran secara transpersonal,

(8) Dukungan, perlindungan, perbaikan mental, fisik, sosial, dan lingkungan

Page 3: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

51

spiritual, (9) Bantuan terhadap kebutuhan dasar manusia, (10) Eksistensi

fenomena kekuatan spiritual (Watson, 2004).

Perawat sebagai tenaga kesehatan professional mempunyai kesempatan

paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya asuhan

keperawatan yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual. Perawat

harus berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien sebagai

bagian dari kebutuhan menyeluruh pasien. Kebutuhan dukungan spiritual

yang dibutuhkan oleh pasien diantaranya (1) Mempertahankan kebutuhan

untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan. (2) Memenuhi

kewajiban agama. (3) Kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau

pengampunan. (4) Kebutuhan mencintai dan dicintai. (5) Menjalin hubungan

penuh rasa percaya dengan Tuhan (Hamid, 2008).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat digambarkan

kerangka penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka Penelitian

Sikap Caring Perawat

(Watson, 2004)

Pemenuhan Kebutuhan

Spiritual Pasien

(Hamid, 2008)

Page 4: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

52

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2007).

Tabel 3.1Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil UkurSkala Ukur

Variabel Dependen1 Pemenuhan

kebutuhan spiritual pasien.

Pemenuhan kebutuhan pasien yang dilakukan oleh perawat mengenai keyakinan terhadap agama kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menyangkut mengingatkan pasien untuk beribadah, berdoa, membantu pasien agar dapat melaksanakan ibadah, memaafkan orang lain, dan sebagainya.

Kuesioner “Baik” jika skor > 75.

“Cukup” jka skor 55 –75.

“Kurang” jika skor < 55.

(Arikunto, 2006)

Ordinal

Variabel Independen2 Sikap caring

perawat.Caring disini bagaimana perawat bersikap, berinteraksi, berkomunikasi, memberikan pelayanan kepada pasien, perhatian, kepedulian, yang ditunjukkan dengan sikap baik dan sopan santun saat memberikan tindakan asuhan keperawatan secara langsung ataupun tidak langsung yang berdasarkan kepada 10 carrative factor dari teori Jean Watson.

Observasi “Mendukung” jika skor nilai median (16,00)

“Tidak Mendukung” jika skor nilai median (16,00)

(Azwar&Hidayat, 2008)

Ordinal

Page 5: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

53

E. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian studi

korelasi, dimana penelitian ini menghubungkan antara dua variabel pada

situasi atau sekelompok objek (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

mengidentifikasi hubungan antara sikap caring perawat dengan

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap dewasa di

RSUD Cibabat Cimahi.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, penelitian yang

mengukur variabel bebas dan variabel terikat bersamaan dalam satu waktu

(Arikunto, 2009). Pendekatan cross sectional digunakan karena relatif

mudah dan cepat, populasinya lebih luas sehingga generalisasinya

memadai, dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus, dan

hasilnya dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk

memastikan adanya hubungan sebab akibat.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik

Page 6: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

54

kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perawat pelaksanan di ruang rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan

E3 RSUD Cibabat Cimahi yang berjumlah 62 orang.

b.Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Hidayat,

2007). Sampel dalam penelitian ini ialah sebagian perawat pelaksanan

di ruang rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan E3 RSUD Cibabat Cimahi

yang memenuhi kriteria inklusi.

Teknik pengambilan sampel yang diguakan adalah dengan cara

proportional random sampling yaitu sampel yang diambil merupakan

sampel yang tidak homogen, dapat dilihat dari jumlah anggota dari tiap-

tiap kelompok yang berbeda. Maka, dalam menentukan anggota sampel

peneliti mengambil wakil-wakil dari setiap kelompok yang ada dalam

populasi. Sampel yang dikehendaki dapat diambil secara acak

(sembarang), peneliti memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-

tiap subjek untuk terambil sebagai anggota sampel. (Arikunto, 2009).

Besar sampel yang dipakai pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus penelitian untuk menghitung besarnya sampel

yang dibutuhkan bagi ketepatan (accurancy) penelitian ini

menggunakan rumus untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000

Page 7: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

55

(Notoatmodjo, 2005). Dimana rumus yang dipakai adalah sebagai

berikut :

Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat kelipatan yang

diinginkan biasanya 0,1 (10%) atau 0,05 (5%).

Dengan menggunakan rumus tersebut dapat dihitung dengan

tingkat kepercayaan (0,05) dan jumlah populasi 62 orang. Sehingga di

dapatkan besaran sampel sebagai berikut :

Jadi dapat ditarik kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut bahwa

besaran sampel yang akan diteliti dibulatkan menjadi 54 responden.

Adapun pembagian pada keempat ruangan tersebut, yaitu:

Page 8: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

56

Tabel 3.2Perhitungan Sampel Tenaga Perawat Pelaksana di Ruang Rawat

Inap Dewasa RSUD Cibabat Cimahi

NoRuang

Perawatan

Jumlah Perawat

PelaksanaBesar Sampel Jumlah

1 Gd. D Lt. 3 17 15 orang

2 Gd. C Lt. 3 19 17 orang

3 Gd. E Lt. 2 14 12 orang

4 Gd. E Lt. 3 12 10 orang

Menurut Notoatmodjo (2010), agar karakteristik sampel tidak

menyimpang dari populasinya, perlu dilakukan kriteria inklusi dan

ekslusi. Maka dari itu peneliti menentukan kriteria sampel perawat di

ruang rawat inap dewasa RSUD Cimahi Cibabat:

1) Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti).

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan

diteliti (Setiadi, 2007). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Perawat pelaksana sebagai perawat tetap yang bekerja di ruang

rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan E3 RSUD Cibabat Cimahi.

b) Perawat yang tidak sedang mengambil cuti.

c) Perawat yang tidak sedang mengambil pendidikan.

Page 9: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

57

2) Kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti).

Kriteria eksklusi merupakan menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi

karena berbagai sebab (Setiadi, 2007). Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah:

a) Mahasiswa keperawatan atau perawat yang sedang magang

atau praktek di ruang rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan E3

RSUD Cibabat Cimahi.

b) Perawat yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian.

4. Instrumen Penelitian

Istrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006).

a. Instrument sikap caring perawat.

Dalam penelitian mengenai sikap caring perawat, instrument

yang digunakan menggunakan jenis tertutup yaitu lembar observasi

dengan menggunakan Skala Guttman, dengan pilihan jawaban

menggunakan tanda checklist (√) pada pilihan jawaban di lembar

observasi sesuai dengan sikap caring yang dilakukan oleh perawat.

Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan

konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban

Page 10: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

58

dari pertanyaan atau pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif,

setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada

umumnya dibuat seperti checklist (√) dengan interpretasi penilaian,

apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan

analisisnya dapat dilakukan seperti Skala Likert (Hidayat, 2007).

Adapun nilai dalam penelitian ini untuk lembar observasi

mengenai sikap caring perawat menggunakan Skala Guttman dengan

ketentuan nilai sebagai berikut:

1) Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda, perawat

melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan lembar

observasi, maka diberi nilai 1.

2) Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda, perawat

tidak melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan lembar

observasi, maka diberi nilai 0.

b. Instrument pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

Dalam penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien, peneliti menggunakan instrument dari penelitian Wulan (2012)

tentang spiritual di ruang HCCU (High Care Cardiac Unit) Rumah

Sakit Hasan Sadikin Bandung. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wulan (2012) yang lebih meneliti kepada persepsi

pasien mengenai pemenuhan kebutuhan spiritual yang dilakukan oleh

perawat, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kepada persepsi

perawat yang melakukan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien.

Page 11: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

59

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis

tertutup yaitu dengan menggunakan Skala Likert, dengan pilihan

jawaban menggunakan tanda checklist (√) pada pilihan jawaban sesuai

dengan persepsi perawat dalam melakukan pemenuhan kebutuhan

spiritual pasien.

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan

dalam Skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan

mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari

pilihan yang tersedia. Skala Likert merupakan metode yang mengukur

baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan

(Arikunto, 2009).

Adapun nilai pada pilihan jawaban dalam penelitian ini untuk

kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual pasien menggunakan Skala

Likert dengan ketentuan nilai sebagai berikut:

1) Untuk pernyataan positif:

Selalu (SL) : 4 Kadang-kadang (K) : 2

Sering (S) : 3 Tidak Pernah (TP) : 1

2) Untuk pernyataan negatif:

Selalu (SL) : 1 Kadang-kadang (K) : 3

Sering (S) : 2 Tidak Pernah (TP) : 4

Page 12: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

60

Sebelum instrument yang berupa lembar kuesioner dan lembar

observasi tersebut digunakan terlebih dahulu harus diuji coba. Proses uji

coba terhadap instrument dimaksudkan untuk memperoleh kesesuaian

pernyataan yang terdapat pada alat ukur dalam menunjang kriteria yang

diharapkan dari peneliti. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah

instrument yang telah disiapkan benar-benar dapat mengukur aspek yang

diukur (validitas) dan untuk mengetahui hasil pengukuran atau

pengukuran relatif konsisten sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya

(reliabilitas). Peneliti membuat 50 pernyataan dalam lembar observasi

untuk mengetahui sikap caring perawat, sedangkan untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien peneliti membuat 30 pernyataan

dalam lembar kuesioner.

Uji coba instrument diuji cobakan di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Kota Bandung pada 19 April 2013. Instrument diuji cobakan

kepada 20 orang perawat yang memiliki karakteristik populasi yang sama

dengan responden yang menjadi sampel yaitu di ruang rawat inap dewasa

(ruang rawat inap bedah dan ruang rawat inap penyakit dalam) masing-

masing dengan porposi yang sama sebanyak 10 orang responden tiap

ruangannya. Perhitungan uji instrument ini menggunakan perangkat

komputerisasi. Untuk menguji validitas digunakan rumus Korelasi

Product Moment dan untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus

Alpha Cronbach.

Page 13: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

61

5. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas

Validitas ialah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument

yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur (Arikunto,

2009). Berikut ini ada beberapa jenis validitas yaitu :

1) Validitas isi (Content Validity).

Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu

instrument mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini

berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu

konsep atau variabel yang diukur. Penentuan validitas isi

terutama berkaitan dengan proses analisis logis, validitas isi

berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan

analisis logis yang sistematis, sebuah instrument yang punya

validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang

keadaan sebaliknya belum tentu benar.

Dalam penelitian ini, uji validitas isi diuji oleh Bhakti

Permana, Ners.,M.Si.,M.Kep pada tanggal 3 April 2013.

Untuk lembar observasi dari 50 pernyataan hanya 20

pernyataan sikap caring perawat yang valid atau sesuai

dengan teori yang disampaikan, peneliti menghilangkan 30

pernyataan yang tidak valid dan tidak menambahkan lagi

pernyataan karena sudah terwakili dari 20 pernyataan sikap

caring perawat tersebut. Sedangkan untuk lembar kuesioner

Page 14: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

62

mengenai pemenuhan kebutuhan spiritual pasien hasilnya dari

30 pernyataan semuanya valid atau sesuai dengan isi dalam

teori yang disampaikan.

2) Validitas kriteria (Criterion validity).

Adalah validasi suatu instrument dengan

membandingkannya dengan instrument-pengukuran lainnya

yang sudah valid dan reliabel dengan cara

mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka

instrument tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat

dua bentuk validitas kriteria yaitu: validitas konkuren

(Concurrent validity), validitas ramalan (Predictive validity).

Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrument

pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat

sekarang kemudian dibandingkan dengan instrument

pengukuran lain untuk konstruk yang sama. Validitas ramalan

adalah kemampuan suatu instrument pengukuran

memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di

masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah

mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh

kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara

hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi

Page 15: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

63

siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas

ramalan.

3) Validitas konstruk (Construct Validity)

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas

konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan

suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang

diukurnya. Validasi konstruk (penentuan validitas konstruk)

merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan

validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk

validasi isi dan validasi kriteria. Pengujian validitas konstruk

dapat dilakukan dengan analisis faktor atau korelasi.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas konstruk (Construct Validity). Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment. Ada

pun rumus mencari harga r yang dikenal dengan rumus angka

kasar dengan rumus simpangan.

Rumus korelasi dengan angka kasar:

Dengan keterangan:

= Koefisien korelasi yang dicari

Page 16: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

64

= Banyaknya subjek pemilik nilai

= Pertanyaan

= Skala Total

= Perkalian x dengan y

Bila dari rumus di atas lebih besar dari

yaitu pada taraf signifikan 10% maka dapat dikatakan valid,

dan sebaliknya jika dari rumus di atas lebih kecil dari

maka dapat dikatakan tidak valid (Arikunto, 2009).

Dalam penelitian ini peneliti menyusun 20 point

pernyataan untuk lembar observasi mengenai sikap caring

perawat. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien, peneliti membuat 30 pernyataan dalam lembar

kuesioner.

Lembar observasi dan lembar kuesioner tersebut

kemudian dilakukan uji validitas, dan hasilnya untuk lembar

observasi sikap caring perawat 20 pernyataan valid semua.

Sedangkan untuk kuesioner mengenai pemenuhan kebutuhan

spiritual pasien sebanyak 30 pernyataan hanya 25 pernyataan

Page 17: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

65

yang valid. Berikut tabel soal yang valid dan tidak valid untuk

kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

Tabel 3.3Validitas Instrumen Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

PasienValid Tidak Valid

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22. 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30

1, 11, 19, 21, 24

Untuk item soal pemenuhan kebutuhan spiritual pasien

yang tidak valid, peneliti tidak mengganti item soal tersebut

karena sudah terwakili oleh 25 item soal yang valid. Sehingga

jumlah item soal pernyataan tentang pemenuhan kebutuhan

spiritual menjadi 25 item soal. Dan item pernyataan lembar

observasi caring perawat tetap 20 pernyataan.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Korelasi

Product Moment, skor yang di dapat dari setiap pernyataan

dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Setelah

semua korelasi untuk setiap pernyataan dengan skor total

diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai

. Menurut Sugiyono (2012), suatu item instrument

penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien Corrected

Item-Total Correlation 0,3.

Page 18: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

66

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana sejauh

mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan Alpha Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut:

Dengan keterangan:

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varian butir/item

= Varians total

Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel dengan

menggunakan teknik ini, jika > maka pernyataan tersebut

reliabel dan jika < maka pernyataan tersebut tidak reliabel

(Riyanto, 2011).

Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan yang valid

dengan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Jika nilai Alpha

Page 19: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

67

Cronbach lebih besar dari nilai , maka pernyataan tersebut

reliabel. Berikut adalah nilai hasil dari uji reliabilitas dengan

menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.

Tabel 3.4Hasil Uji Reliabilitas Sikap Caring Perawat

Tabel 3.5Hasil Uji Reliabilitas

Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien

Berdasarkan data pada tabel di atas, maka cronbach’s alpha untuk

sikap caring perawat sebesar 0,907 untuk 20 item soal yang diuji, dan

cronbach’s alpha untuk pemenuhan kebutuhan spiritual pasien sebesar

0,912 untuk 25 item soal yang diuji. Nilai reliabel untuk item yang diuji

adalah 0,907 dan 0,912 yaitu kriteria reliabel sangat tinggi untuk sikap

caring perawat dan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Adapun

tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument

yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 3.6Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2006)

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < R 1,00 Sangat Tinggi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.907 20

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.912 25

Page 20: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

68

0,61 < R 0,80 Tinggi0,41 < R 0,60 Cukup0,21 < R 0,40 Rendah0,00 < R 0,21 Sangat Rendah

6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode observasi untuk mengetahui sikap caring perawat

dan metode penyebaran lembar kuesioner untuk mengetahui pemenuhan

kebutuhan spiritual pasien. Pengumpulan data dilakukan di ruang rawat

inap dewasa RSUD Cibabat Cimahi. Adapun prosedur yang dilakukan

oleh peneliti sebagai berikut:

a. Prosedur penelitian dilakukan setelah proposal disetujui oleh

pembimbing dan setelah penelitian mendapatkan izin dari direktur

RSUD Cibabat Cimahi.

b. Kemudian peneliti melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan

maksud dan tujuan penelitian kepada kepala ruangan di ruangan yang

akan digunakan untuk penelitian.

c. Untuk pengumpulan data yang sikap caring perawat, peneliti

mengobservasi perawat sebagai responden di waktu shift yang berbeda

(shift pagi, shift sore, dan shift malam). Dalam hal ini, responden tidak

mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi.

Untuk mengobservasi sikap caring perawat, peneliti mengobservasi

semua perawat pelaksana (populasi) yang berada disetiap ruangan

Page 21: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

69

sebanyak 62 orang untuk mengantisipasi atau menghindari adanya

ketidaksetujuan untuk mengikuti penelitian.

d. Kemudian, untuk pengumpulan data pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien peneliti melakukan pendekatan dengan responden serta

memberikan penjelasan tentang tujuan dan menanyakan kesediaan dari

yang bersangkutan untuk dijadikan responden.

Dalam tahap ini, peneliti menemukan 6 orang yang tidak bersedia

untuk mengikuti penelitian ini. Akhirnya, peneliti kembali ke jumlah

sampel semula yaitu meneliti 54 orang perawat saja.

e. Setelah responden setuju untuk mengikuti penelitian ini, peneliti

meminta responden untuk mengisi lembar informed consent.

f. Kemudian peeliti meminta responden untuk mengisi lembar kuesioner

dengan didampingi peneliti agar dapat memberikan penjelasan

terhadap pernyataan yang tidak dimengerti.

g. Pengambilan kuesioner dilakukan setelah semua pernyataan diisi oleh

responden. Peneliti kemudian memeriksa kembali jawaban yang telah

diisi oleh responden.

Perawat pelaksana yang menjadi responden yang di observasi dan

yang diberikan lembar kuesioner adalah perawat yang sama. Pada tahap

observasi, peneliti dan asisten peneliti (enomerator) ikut serta dalam

pemberian asuhan keperawatan. Tujuannya adalah agar responden tidak

mengetahui bahwa dirinya sedang di observasi.

Page 22: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

70

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti tidak melakukannya

sendiri, peneliti meminta bantuan kepada asisten (enomerator) di setiap

ruangan yang mempunyai pengetahuan tentang ilmu keperawatan.

Peneliti meminta bantuan kepada 3 orang asisten (enomerator) yang

berada di ruangan rawat inap yang berbeda dari STIKes lain yang juga

sedang praktek di RSUD Cibabat Cimahi. Dalam pegumpulan data

observasi peneliti dan asisten peneliti (enomerator) membagi shift

sehigga setiap shift dalam penelian ini dengan orang yang berbeda dan

disesuaikan juga dengan jadwal praktek asisten peneliti (enomerator).

Pegumpulan data dilakukan oleh peneliti bersama asisten peneliti

(enomerator) ruangan yang sebelumnya telah dilakukan penyamaan

persepsi tentang pelaksanaan prosedur pelaksanaan penelitian.

Proses pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013.

Pengambilan data dilakukan pada setiap ruangan berbeda setiap shift pagi,

sore dan malam pada 3 responden setiap harinya.

7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

a. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data.

Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah menjadi data

yang matang, sehingga memberi arah untuk pengkajian lebih lanjut.

Setelah data terkumpul sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan,

kemudian data diproses dengan melalui tahapan sebagai berikut:

Page 23: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

71

1) Editing (Pengeditan)

Pada tahap editing peneliti melakukan pengecekan data-

data yang ada, terutama dalam kelengkapan dari hasil jawaban

pada lembar observasi sikapcaring perawat dan kelengkapan

jawaban masing-masing pernyataan yang diisi oleh responden

pada lembar kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

Didalam proses editing tidak dilakukan penggantian penggantian

jawaban, atau angka-angka, dengan maksud data tersebut

konsisten, cocok dengan tujuan penelitian.

2) Procesing (Pemprosesan)

Kemudian melakukan prossecing yaitu menghitung semua

jawaban pada setiap variabel:

a) Variabel dependen

Pengkodean pada pemenuhan kebutuhan spiritual pasien

adalah; untuk pernyataan positif: Selalu (SL): 4, Kadang-

kadang (K): 2, Sering (S): 3, dan Tidak Pernah (TP): 1.

Sedangkan untuk pernyataan negatif: Selalu (SL): 1, Kadang-

kadang (K): 3, Sering (S): 2, dan Tidak Pernah (TP): 4.

b) Variabel independen

Pengkodean pada sikap caring perawat adalah sebagai berikut:

Page 24: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

72

Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,

perawat melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan

lembar observasi, maka diberi nilai 1.

Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,

perawat tidak melakukan tindakan sikap caring sesuai

dengan lembar observasi, maka diberi nilai 0.

Setelah menghitung semua jawaban, kemudian memasukkan

data ke paket program komputer.

3) Coding (Pengkodean)

Tahap berikutnya melakukan coding, yaitu memberi kode

atau angka tertentu pada lembar observasi dan lembar kuesioner

untuk mempermudah pada saat tabulasi data dan analisa data.

Kegunaan coding adalah mempermudah saat analisis data dan juga

mempercepat pada saat entry data.

a) Variabel dependen

Pengkodean pada pemenuhan kebutuhan spiritual pasien

adalah; 1 = baik, 2 = cukup, 3 = kurang.

b) Variabel independen

Pengkodean pada sikap caring perawat adalah; 1 =

mendukung, 2 = tidak mendukung.

4) Cleaning (Pembersihan Data)

Pada tahap terakhir peneliti melakukan tahap

membersihkan data yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang

Page 25: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

73

sudah di entry dikomputer untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak-lengkapan, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

b. Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis dan interpretasikan untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan aplikasi pada komputer.

1) Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel yang diamati, terdiri

dari variabel dependen yaitu pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien, dan variabel independen yaitu sikap caring perawat.

a) Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien.

Dalam penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan

spiritual pasien, peneliti menggunakan Skala Likert. Adapun

nilai pada pilihan jawaban dalam penelitian ini untuk kuesioner

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien menggunakan Skala

Likert dengan ketentuan nilai sebagai berikut:

Untuk pernyataan positif:

Selalu (SL) : 4 Kadang-kadang (K) : 2

Sering (S) : 3 Tidak Pernah (TP) : 1

Untuk pernyataan negatif:

Selalu (SL) : 1 Kadang-kadang (K) : 3

Page 26: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

74

Sering (S) : 2 Tidak Pernah (TP) : 4

Setelah setiap item diberi nilai, kemudian dilakukan

tabulasi dan memasukkannya ke dalam rumus. Untuk

menentukan kategori pemenuhan kebutuhan spiritual pasien,

peneliti mengadopsi dari Arikunto (2006). Skor tertinggi untuk

setiap pernyataan adalah 4, skor terendah untuk setiap

pernyataan adalah 1. Sedangkan jumlah pernyataan 25.

Maka, adalah 4x25=100.

Dan untuk adalah 1x25=25.

Kemudian diklasifikasikan menjadi:

“Baik” jika skor responden > 75.

“Cukup” jka skor responden 55 –75.

“Kurang” jika skor responden < 55.

b) Sikap caring perawat.

Dalam penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan

spiritual pasien, peneliti menggunakan Skala Likert. Adapun

nilai dalam penelitian ini untuk lembar observasi mengenai

sikap caring perawat menggunakan Skala Likert dengan

ketentuan nilai sebagai berikut:

Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,

perawat melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan

lembar observasi, maka diberi nilai 1.

Page 27: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

75

Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,

perawat tidak melakukan tindakan sikap caring sesuai

dengan lembar observasi, maka diberi nilai 0.

Setelah setiap item lembar observasi diberi nilai,

kemudian dilakukan tabulasi dan memasukkannya ke dalam

rumus. Untuk menentukan kategori pemenuhan kebutuhan

spiritual pasien, peneliti menggunakan nilai tengah (median),

karena distribusi nilai untuk sikap caring perawat tidak normal.

Adapun rumus untuk mencari nilai tengah (median) sebagai

berikut:

Kemudian diklasifikasikan menjadi:

“Mendukung” jika skor rsponden nilai median (16,00)

“Tidak mendukung” jika skor rsponden nilai median

(16,00)

Selanjutnya untuk mengetahui presentase atau proporsi

responden untuk tiap kategori didalam suatu variabel atau dimensi

maka digunakan rumus perhitungan distribusi frekuensi sebagai

berikut:

Keterangan:

= Presentase

Page 28: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

76

= Frekuensi masing-masing kategori

= Total responden

Dari hasil presentasi kemudian diinterpretasikan kedalam

kata-kata atau kalimat dengan meggunakan kategori:

0% : Tak seorang pun dari responden

1% - 26% : Sebagian kecil dari responden

27% - 49% : Hampir setengahnya dari responden

50% : Setengahnya dari responden

51% - 75% : Sebagian besar dari responden

76% - 99% : Hampir seluruhnya dari responden

100% : Seluruh responden

(Budiarto, 2002)

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo, 2005). Analisis ini

digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara sikap caring

perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Seluruh

pengolahan data/entry data dilakukan dengan program komputer.

Analisis menggunakan uji Chi-Square ( ), adapun rumus yang

Page 29: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

77

dipakai adalah Chi-Square Test dengan menggunakan tingkat

kepercayaan 95%atau nilai alpha 0,05 (5%).

Rumus Chi-Square :

Keterangan :

= nilai Chi-Square

= frekuensi yang di observasi

= frekuensi yang diharapkan

Adapun variabel yang dihubungkan adalah variabel dependen

yaitu pemenuhan kebutuhan spiritual pasien, dengan variabel

independen yaitu sikap caring perawat. Hasil perhitungan statistik

antara dua variabel dependen dan variabel independen dengan

menggunakan taraf signifikansi = 0.05, kriteria uji statistik

adalah:

a) Hubugan dikatakan bermakna apabila nilai lebih kecil

daripada alpha ( ) yaitu < 0,05.

b) Hubungan dikatakan tidak bermakna apabila nilai

lebih besar daripada alpha ( ) yaitu > 0,05.

Page 30: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

78

(Notoatmodjo, 2005)

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mengajukan permohonan

izin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat pesetujuan

barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah pada etika

penelitian (Hidayat, 2007), yaitu:

a. Informed Concent

Peneliti memberikan lembar prasetujuan kepada calon responden,

sebelum meminta calon responden mengisi lembar persetujuan peneliti

menjelaskan tentang tujuan, dan tata cara pengisian kepada calon

responden.

b. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti menjelaskan bahwa pada penelitian ini identitas calon

responden tidak perlu mencantumkan nama tetapi hanya inisial nama dan

dirahasiakan oleh peneliti.

c. Beneficient (prinsif manfaat)

Setiap penelitian yang dilakukan tidak memberikan atau

menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk

dieksploitasi dan penelitian yang dihasilkan memberikan manfaat.

d. Autonomy (prinsif menghormati hak asasi manusia)

Page 31: BAB III Revisi UP Lagi (Chisquare)

79

Responden berhak menentukan pikiran antara mau dan tidak mau

diikutsertakan menjadi subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak

memaksa dan menghormati hak-hak subjek penelitian.

e. Justice (prinsif keadilan)

Menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau

menjaga privacy manusia dan tidak berpihak dalam perilaku terhadap

subjek penelitian.

f. Confidentialy (kerahasiaan)

Memberikan jaminan, kerahasiaan hasil penelitian baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti