32
46 Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif karena menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Sukmadinata, 2007). Tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama yang diperlukan untuk penelitian sehingga metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment (Panggabean, 1996; Cohen et al., 2007:282). Penelitian ini difokuskan pada penggunaan media simulasi virtual pada model pembelajaran ECIRR untuk meningkatkan pemahaman konsep dan mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep perpindahan kalor. Variabel bebas untuk penelitian ini adalah penggunaan media simulasi virtual pada model pembelajaran ECIRR. Pemahaman konsep dan miskonsepsi fisika merupakan variabel terikat dalam penelitian ini. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent pretest postest control group design (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan dua kelas, masing- masing akan menjadi satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperimen. Kedua kelompok ini sama-sama menggunakan media simulasi virtual, bedanya hanya kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu pembelajaran yang menggunakan model ECIRR. Selain itu kedua kelompok ini juga diberikan pretest pada awal pembelajaran dan posttest pada akhir pembelajaran. Pengamatan tidak hanya diamati di kelas eksperimen saja tetapi kelas kontrol juga turut diamati (Arikunto, 2010) dan apabila kelompok kontrol menerima sebuah perlakuan (yang berbeda dari kelompok eksperimen) dapat dikatakan sebagai kelompok pembanding daripada menyebutnya kelompok kontrol (Gall et al., 2003).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

  • Upload
    letram

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

46

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif karena menguji

secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan menguji

hipotesis hubungan sebab akibat (Sukmadinata, 2007). Tidak semua variabel

penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama yang diperlukan untuk

penelitian sehingga metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment

(Panggabean, 1996; Cohen et al., 2007:282).

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan media simulasi virtual pada model

pembelajaran ECIRR untuk meningkatkan pemahaman konsep dan

mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep perpindahan kalor. Variabel

bebas untuk penelitian ini adalah penggunaan media simulasi virtual pada model

pembelajaran ECIRR. Pemahaman konsep dan miskonsepsi fisika merupakan

variabel terikat dalam penelitian ini.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent pretest postest control

group design (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan dua kelas, masing-

masing akan menjadi satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperimen.

Kedua kelompok ini sama-sama menggunakan media simulasi virtual, bedanya

hanya kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu pembelajaran yang

menggunakan model ECIRR. Selain itu kedua kelompok ini juga diberikan pretest

pada awal pembelajaran dan posttest pada akhir pembelajaran. Pengamatan tidak

hanya diamati di kelas eksperimen saja tetapi kelas kontrol juga turut diamati

(Arikunto, 2010) dan apabila kelompok kontrol menerima sebuah perlakuan (yang

berbeda dari kelompok eksperimen) dapat dikatakan sebagai kelompok

pembanding daripada menyebutnya kelompok kontrol (Gall et al., 2003).

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

47

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum, desain penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O X1 O

Kontrol O X2 O

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

O : Pretest dan Posttest pemahaman konsep

X1 : Kegiatan Pembelajaran menggunakan model ECIRR berbantuan media

simulasi virtual

X2 : Kegiatan Pembelajaran menggunakan model tradisional berbantuan media

simulasi virtual

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Panggabean (2001), populasi merupakan totalitas semua nilai yang

mungkin baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun

kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang dibatasi

oleh kriterium atau pembatasan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan

sampel ialah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili seluruh karakteristik

populasi (sampel representatif).

Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Bandung

pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X IPA sebanyak dua kelas. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelasnya lagi sebagai kelas control yang belum mempelajari

konsep kalor.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan teknik ini biasanya dilakukan dengan

beberapa pertimbangan, misalkan alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2008 :

140). Teknik sampling ini dilakukan karena kesulitan peneliti untuk melakukan

sampling secara random di sekolah tempat penelitian karena pihak sekolah tidak

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

48

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengizinkan formasi kelas yang telah terbentuk secara acak untuk keperluan

penelitian.

D. Definisi Operasional

Untuk memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahan penafsiran

terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan

definisi operasional sebagai berikut ini:

1. Model Pembelajaran ECIRR

Model Pembelajaran ECIRR merupakan suatu model pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman konsep serta mengidentifikasi

miskonsepsi, karena model ini melatihkan aspek kognitif bloom dalam tiap

fasenya serta menghadirkan konflik kognitif untuk siswa pada salah satu

fasenya. Model pembelajaran ECIRR memiliki lima fase atau tahapan

yaitu fase elicit guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

memberikan aktivitas-aktivitas yang merangsang siswa untuk berpikir,

seperti memberikan pertanyaan. Fase ini memiliki tujuan untuk memeriksa

miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Kemudian dilanjutkan dengan fase

confront, pada fase ini guru mengkonfrontasi konsepsi awal siswa melalui

pertanyaan-pertanyaan, demonstrasi, dan implikasi agar siswa mengalami

konflik kognitif. Pada fase identify, siswa harus menjelaskan konsepsi

awal yang mereka alami. Guru dalam hal ini mencatat miskonsepsi-

miskonsepsi yang diutarakan oleh siswa. Kemudian dalam tahap resolve

guru membimbing siswa untuk mengatasi miskonsepsi yang dimiliki siswa

melalui eksperimen, demonstrasi interaktif, simulasi, mengajukan

pertanyaan untuk menguji hipotesis. Pada fase reinforce, guru mereview

keberadaan konsepsi alternatif siswa diberbagai kondisi pada akhir

pelajaran. Review dilakukan dengan memberikan pertanyaan tentang

konsepsi-konsepsi alternatif siswa yang telah didiskusikan sebelumnya

(Wenning, 2008).

2. Media Simulasi Virtual

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

49

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Media simulasi virtual merupakan media pembelajaran dengan

menggunakan software flash pada program komputer. Media simulasi

virtual dapat menampilkan fenomena yang tidak memungkinkan untuk

dihadirkan di kelas secara nyata. Simulasi fenomena yang digunakan

dalam pembelajaran ini didapat dari berbagai situs internet dan selain itu

dibuat sendiri oleh peneliti, media simulasi digunakan pada fase resolve.

3. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam menafsirkan arti

dari suatu konsep. Indikator pemahaman konsep merujuk pada taksonomi

Bloom yang direvisi, atau sering dikenal dengan taksonomi Anderson

(2001: 70) yaitu: (1) mengartikan (interpreting); (2) mengklasifikasikan

(classifying); (3) menyimpulkan (inferring): (4)

membandingkan/membedakan (comparing); (5) menjelaskan (explaining);

(6) Memberikan contoh (exemplifying); (7) Meringkas (summarizing) yang

diukur menggunakan tes tertulis pretest dan postest berupa soal pilihan

ganda dengan pola three tier test.

4. Profil Miskonsepsi

Profil miskonsepsi dalam penelitian ini adalah jumlah konsepsi siswa

tentang konsep-konsep perpindahan kalor yang tidak sesuai dengan

konsepsi ahli atau ilmuwan. Miskonsepsi yang terjadi diidentifikasi

dengan tes diagnostik bernama three tier test yang dilakukan sesudah

pembelajaran model ECIRR menggunakan media simulasi virtual dengan

tujuan hanya untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa dibandingkan

dengan kelas kontrol.

5. Materi Kalor

Materi kalor yang dimaksud adalah materi perpindahan kalor yang

didalamnya dipaparkan tiga metode perpindahan kalor yaitu konduksi,

konveksi, dan radiasi. Materi perpindahan kalor ini meliputi konduksi,

konveksi, dan radiasi serta mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang tertera dalam KTSP yang diajarkan pada

siswa kelas X semester genap.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

50

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar

keterlaksanaan model pembelajaran, tes pemahaman konsep, tes untuk

mengetahui miskonsepsi siswa dan skala sikap siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Keterangan

1 Pemahaman Konsep,

Kuantitas Miskonsepsi

Tes pilihan

berganda dengan

pola Three-tier Test

Pelaksanaan di awal dan

di akhir pembelajaran

3 Sikap siswa terhadap

pembelajaran

Skala sikap Pelaksanaan di akhir

pembelajaran (skala

sikap)

3 Keterlaksanaan model

pembelajaran oleh guru

dan siswa

Lembar Observasi Pelaksanaan selama

proses pembelajaran

(lembar observasi)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mengambil data yang diinginkan pada waktu

penelitian menggunakan suatu metode tertentu (Arikunto, 2010). Data yang

diperoleh dari penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes pemahaman

konsep dengan pola Three Tier Test yang sekaligus dapat mengidentifikasi

miskonsepsi siswa.

Lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam

penelitian:

1. Tes Pemahaman Konsep dengan Pola Three-tier Test

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Three-tier Test yang

berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan memahami dan mengidentifikasi

miskonsepsi siswa. Instrumen ini berbentuk pilihan ganda tiga tingkat dimana

pada soal tingkat keduanya disisipkan opsi berbentuk isian kosong (free

response). Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa mengalami

miskonsepsi baru atau miskonsepsi yang tidak terdapat dalam literatur

sebelumnya. Instrumen ini mengukur kemampuan memahami (C2) berdasarkan

taksonomi Anderson, yang meliputi proses kognitif (1) mengartikan

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

51

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(interpreting); (2) mengklasifikasikan (classifying); (3) menyimpulkan (inferring):

(4) membandingkan/membedakan (comparing); (5) menjelaskan (explaining); (6)

Memberikan contoh (exemplifying); dan (7) Meringkas (summarizing).

Peneliti mengadopsi dan mengadaptasi tahap pembuatan Two-tier Test yang

dibuat oleh Treagust (2007: 394) yang digambarkan dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bagan Tahap Pembuatan Three-tier Test

Tahap 1:

Menentukan isi

materi

Tahap 2:

Mengumpulkan

informasi

miskonsepsi siswa

Tahap 3:

Menyusun Two-tier

Test

Mengidentifikasi konsep esensial

Memilih Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar

Membuat Indikator soal

Telaah literatur melalui jurnal dan

buku yang memuat hasil penelitian

mengenai miskonsepsi

Membuat

kisi-kisi

instrumen

Membuat draft instrumen

Two-tier Test

Judgement validitas isi

dan konstruksi kepada

dosen ahli

Menambahkan

Confidence Rating

pada Two-tier Test

Perbaikan

instrumen

Tahap 4:

Menyusun Three-tier

Test

Uji coba instrumen

pertama

Uji coba instrumen

kedua

Instrumen Three-tier Test

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

52

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap pembuatan Three-tier Test tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Menentukan Konten atau Materi

Materi yang digunakan dalam tes ini adalah materi perpindahan kalor.

Setelah materi ditentukan, selanjutnya adalah mengidentifikasi konsep-

konsep esensial yang ada dalam materi tersebut. Selanjutnya peneliti

membuat indikator soal mengacu pada standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan konsep-konsep esensial yang sudah diidentifikasi.

b. Mengumpulkan Informasi Miskonsepsi

Peneliti melakukan telaah literatur untuk mengetahui miskonsepsi

mengenai kalor yang sering dialami oleh siswa berdasarkan penelitian

terdahulu. Informasi miskonsepsi ini digunakan untuk membuat distraktor

pada soal tingkat kedua (Second Tier).

c. Menyusun Two-tier Test

Soal pada Two-tier Test ini terdiri dari dua tingkat soal, yaitu soal tingkat

pertama (first tier) yang berfungsi untuk menilai pengetahuan deskriptif

siswa dan soal tingkat kedua (second tier) berbentuk butir-butir alasan atas

jawaban pada soal tingkat pertama yang berfungsi untuk menilai pola pikir

siswa. Soal tingkat kedua ini terdiri dari lima opsi jawaban, empat opsi

berupa pernyataan tertulis, sedangkan satu opsi lainnya dalam bentuk isian

kosong. Penggunaan opsi dalam bentuk isian kosong ini bertujuan untuk

mengidentifikasi konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan opsi-opsi yang

dicantumkan dan untuk menghindari jawaban yang ragu-ragu dari siswa

agar siswa benar-benar mengungkapkan konsep yang dipahaminya. Two-

tier Test yang sudah selesai dibuat kemudian dikonsultasikan kepada

empat dosen ahli untuk mengevaluasi validitas isi dan konstruksi soal-soal

dalam instrumen tersebut.

d. Menyusun Three-tier Test

Setelah melalui tahap validasi oleh ahli, Two-tier Test ini kemudian

ditambahkan dengan Confidence Rating dengan dua opsi jawaban, yaitu

tidak yakin dan yakin. Two-tier Test yang dikombinasikan dengan

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

53

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Confidence Rating ini selanjutnya dinamakan Three-tier Test. Setelah

selesai dibuat, Three-tier Test ini kemudian diujicobakan kepada siswa.

Hasil uji coba dan hasil validasi ahli pada akhirnya dijadikan acuan untuk

menentukan soal mana saja yang layak digunakan dalam Three-tier Test

berdasarkan indeks kesukaran, dan daya pembeda tiap butir soal. Uji coba

diberikan sebanyak dua kali dengan menggunakan instrumen yang sama

(single test double trial) untuk menentukan reliabilitas eksternal Three-tier

Test. Uji coba instrumen diberikan pada siswa yang sama dan merupakan

siswa dari sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

2. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Menurut Gulo (2002), observasi merupakan metode pengumpulan data dimana

peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian. Jadi pada dasarnya, pengumpulan data melalui

observasi bertujuan untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi

keterlaksanaan model pembelajaran yang sedang diteliti.

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah

tahapan-tahapan model pembelajaran yang diteliti telah dilaksanakan oleh guru

atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk cek (). Jadi dalam pengisiannya,

observer memberikan tanda cek () pada tahapan-tahapan model pembelajaran

yang sedang diteliti yang dilakukan guru.

3. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru secara langsung. Kegiatan

wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menjaring

beberapa informasi untuk studi pendahuluan antara lain: latar belakang pendidikan

guru, kondisi siswa secara umum, proses pembelajaran yang biasa dilakukan,

hasil belajar siswa, dan kondisi sekolah. Selain itu, setelah dilaksanakan

penelitian, wawancara dilakukan lagi untuk mengetahui tanggapan guru terhadap

pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

54

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Skala Sikap Siswa

Skala sikap ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan

siswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan model ECIRR berbantuan

media simulasi virtual dalam pembelajaran konsep suhu kalor serta

perpindahannya. Skala sikap ini memuat daftar pernyataan terkait pembelajaran

menggunakan model ECIRR berbantuan media simulasi virtual yang akan

dilaksanakan. Instrumen skala sikap tanggapan ini memuat kolom setuju (S) dan

tidak setuju (TS). Siswa diminta memberikan tanda cek () pada pernyataan yang

terdapat pada skala sikap

G. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang benar, yang dapat menggambarkan kemampuan

subyek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat (instrumen tes) yang benar

dan baik pula. Hal ini di tegaskan oleh Syambasri (2001) yang menyatakan bahwa

kualitas dari informasi/data-data yang dikumpulkan ditentukan oleh kualitas alat

pengambil data (instrumen) dan pengumpul data (surveyor). Instrumen tes yang

baik dan benar dapat diperoleh dengan cara menguji coba dan menganalisis

instrumen tes tersebut sebelum dipakai dalam pengambilan data.

Pengembangan instrumen pemahaman konsep dilakukan dengan tahap-tahap:

a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji

coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal.

Data skor hasil uji coba tes kemudian dianalisis untuk mendapatkan keterangan

mengenai layak atau tidaknya instrumen tes dipakai dalam penelitian.

Adapun analisis yang dilakukan antara lain:

1. Validitas

Uji validitas yang peneliti gunakan adalah pengujian validitas konstrak. Untuk

menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgement

experts) (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang

aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka

selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

55

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang dan umumnya mereka yang bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang

diteliti.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan

gambaran yang benar-benar dipercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujian

reliabilitas instrumen dilakukan dengan test-retest. Instrumen diuji dengan test-

retest dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen beberapa kali pada

responden yang sama. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama

akan tetapi waktunya berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara

percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan

signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2010).

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana

suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak berubah-

ubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Nilai reliabilitas dapat

ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas

Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment Pearson, seperti persamaan 3.1. (Arikunto, 2010)

2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYNrxy

…………………..(3.1)

Keterangan: xyr = koefisien korelasi antara tes pertama dan tes kedua

X = skor siswa pada tes pertama

Y = skor siswa pada tes kedua

N = jumlah siswa

Untuk mengklasifikasi koefisien korelasi dapat digunakan pedoman kategori

seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Kriteria

0,81 1,00 Sangat Tinggi

0,61 0,80 Tinggi

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

56

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien Korelasi Kriteria

0,41 0,60 Cukup

0,21 0,40 Rendah

0,00 0,20 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran/Taraf Kemudahan Butir Soal

Karno To (1996) mengemukakan bahwa analisis tingkat kesukaran suatu butir

soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut tergolong mudah,

sedang atau sulit. Tingkat Kesukaran ini dapat juga disebut sebagai Taraf

Kemudahan, seperti yang dikemukakan oleh Syambasri (2001) “Taraf

Kemudahan suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang

menjawab benar pada butir soal tersebut”. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam

bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat kesukaran suatu butir soal semakin

mudah butir soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah

dan tidak terlalu sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk

mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

mencoba lagi di luar jangkauan (Arikunto, 2010). Tingkat kesukaran butir soal

atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal dapat ditentukan dengan rumus:

(Arikunto, 2010)

BP

JS

.......................(3.2)

Dengan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari

perhitungan di atas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan

pada tabel 3.4. (Arikunto, 2010)

Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

57

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,01 - 0,29 Sukar

0,30 - 0,69 Sedang

0,70 -0,99 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu instrumen tes untuk membedakan

antara siswa yang pandai (menguasai materi yang diteskan) dan siswa yang tidak

pandai (siswa yang tidak menguasai materi yang diteskan) (Arikunto, 2010).

Dengan kata lain, butir soal yang memiliki daya pembeda yang baik ialah butir

soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai dan tidak dapat

dijawab dengan benar oleh siswa yang kurang pandai. Hal ini ditegaskan oleh

Karno To (1996) yang menyatakan bahwa, analisis daya pembeda merupakan

analisis tes yang bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana butir soal dapat

membedakan siswa yang menguasai bahan (siswa pandai) dan siswa yang tidak

menguasai bahan (siswa yang kurang pandai). Untuk menentukan daya pembeda

tiap butir soal digunakan rumus: (Arikunto, 2010)

A BA B

A B

B BDP P P

J J

................(3.4)

Dengan :

DP = Daya pembeda butir soal

AJ = Banyaknya peserta kelompok atas

BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah

AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

AP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

58

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari

perhitungan di atas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang

ditunjukkan pada tabel 3.5. (Arikunto, 2010).

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,19 Jelek

0,20 – 0,39 Cukup

0,40 – 0,69 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

H. Hasil Uji Coba Instrumen

Ujicoba instrumen tes pemahaman konsep dilakukan kepada siswa di sekolah

yang sama tetapi beda kelas yang sudah mendapatkan materi pelajaran yang akan

diuji cobakan (perpindahan kalor). Instrumen yang diujicobakan diberikan dalam

bentuk Three-tier Test dan diujikan sebanyak dua kali karena peneliti

menggunakan uji reliabilitas test re-test. Siswa yang mengikuti uji coba instrumen

ini berjumlah 27 orang. Data hasil uji coba kemudian dianalisis meliputi uji

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran seperti yang dibahas

sebelumnya.

Hasil analisis terhadap uji coba instrumen tes pemahaman konsep yang

pertama dirangkum pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Pertama Instrumen Tes Pemahaman konsep

Nomor

Soal

Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang

2 0,78 Mudah 0,44 Baik Digunakan

3 0,74 Mudah 0,50 Baik Digunakan

4 0,70 Mudah 0,56 Baik Digunakan

5 0,00 Terlalu Sukar 0,00 Jelek Dibuang

6 0,22 Sukar -0,13 Sangat Jelek Dibuang

7 0,48 Sedang -0,56 Sangat Jelek Dibuang

8 0,74 Mudah 0,38 Cukup Digunakan

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

59

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar suatu soal mampu membedakan antara siswa berkemampuan rendah

dengan siswa berkemampuan tinggi, maka perlu diketahui nilai daya pembeda

butir soal. Berdasarkan tabel 3.6 daya pembeda yang dimiliki oleh hasil uji

instrumen yang pertama sebanyak 26 butir soal diujikan terbagi menjadi lima

kategori, yaitu : 3 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori negatif, 1

butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori jelek, 7 butir soal memiliki

daya pembeda dengan kategori cukup, 14 butir soal memiliki daya pembeda

dengan kategori baik, dan 1 memiliki daya pembeda dengan klasifikasi baik

sekali.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh hasil yaitu hampir semua soal

dapat membedakan antara siswa berkemampuan rendah dengan siswa

berkemampuan tinggi, tetapi ada tiga soal yang memiliki nilai negatif, sehingga

dua soal tersebut dibuang, karena soal tersebut tidak dapat membedakan antara

9 0,44 Sedang 0,75 Sangat Baik Digunakan

10 0,30 Sedang 0,50 Baik Digunakan

11 0,52 Sedang 0,50 Baik Digunakan

12 0,85 Mudah 0,56 Baik Digunakan

13 0,56 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

Nomor

Soal

Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan

Nilai Kategori Nilai Kategori

14 0,67 Sedang 0,50 Baik Digunakan

15 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang

16 0,04 Sukar -0,06 Sangat Jelek Dibuang

17 0,67 Sedang 0,88 Baik Digunakan

18 0,59 Sedang 0,69 Baik Digunakan

19 0,22 Sukar 0,38 Cukup Digunakan

20 0,63 Sedang 0,56 Baik Digunakan

21 0,93 Mudah 0,44 Baik Digunakan

22 0,19 Sukar 0,31 Cukup Digunakan

23 0,59 Sedang 0,50 Baik Digunakan

24 0,89 Mudah 0,50 Baik Digunakan

25 0,26 Sukar 0,44 Baik Digunakan

26 0,15 Sukar 0,25 Cukup Digunakan

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

60

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi. Soal yang

dimaksud adalah soal no 6, 7 dan 16.

Hasil analisis untuk tingkat kesukaran dari uji instrumen tes pertama yang

berjumlah 26 butir soal adalah 2 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan

kategori terlalu mudah, pada soal ini ditandai dengan semua siswa menjawab

benar, 7 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, 10 butir

soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, 6 butir soal memiliki

tingkat kesukaran dengan kategori sukar, dan 1 butir soal memiliki tingkat

kesukaran dengan kategori terlau sukar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

kesukaran soal bervariasi. Untuk kategori soal yang terlalu susah dan terlalu

mudah itu dibuang karena pengecohnya jelek sehingga siswa dapat menjawab

semua dengan benar, dan sebaliknya semua siswa menjawab soal dengan salah.

Soal yang dimaksud adalah 1,5 dan 15.

Hasil uji coba instrumen yang kedua tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan terlihat dari butir soal no 1,5,6,7,15 dan 16 masih dibuang dikarenakan

butir soal masih terlalu mudah atau terlalu sukar serta masih tidak dapat

membedakan siswa yang pintar dan yang bodoh, untuk selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Kedua Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Nomor

Soal

Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang

2 0,96 Mudah 0,25 Cukup Digunakan

3 0,70 Mudah 0,56 Baik Digunakan

4 0,67 Sedang 0,38 Cukup Digunakan

5 0,07 Sukar 0,00 Jelek Dibuang

6 0,56 Sedang -0,44 Sangat Jelek Dibuang

7 0,07 Sukar -0,13 Sangat Jelek Dibuang

8 0,85 Mudah 0,31 Cukup Digunakan

9 0,96 Mudah 0,25 Cukup Digunakan

10 0,41 Sedang 0,44 Baik Digunakan

11 0,96 Mudah 0,25 Cukup Digunakan

12 0,41 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

61

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.7 daya pembeda yang dimiliki oleh hasil uji instrumen

yang kedua sebanyak 26 butir soal diujikan terbagi menjadi lima kategori, yaitu :

2 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori negatif, 1 butir soal memiliki

daya pembeda dengan kategori jelek, 1 butir soal memiliki daya pembeda

dengan kategori jelek, 13 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori

cukup, 8 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik, dan 1 memiliki

daya pembeda dengan klasifikasi baik sekali.

Selanjutnya hasil analisis untuk tingkat kesukaran dari uji instrumen tes yang

kedua adalah 2 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori terlalu

mudah, 9 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, 9 butir

soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, 5 butir soal memiliki

tingkat kesukaran dengan kategori sukar, dan 1 butir soal memiliki tingkat

kesukaran dengan kategori terlau sukar.

Nilai koefisien reliabilitas instrumen ditunjukkan pada tabel 3.8 sebagai

berikut:.

Tabel 3.8 Reliabilitas Three-tier Test Berdasarkan Hasil Uji Coba Test Re-Test

Reliabilitas Indeks (rxy)

13 0,59 Sedang 0,38 Cukup Digunakan

14 0,81 Mudah 0,50 Baik Digunakan

15 0,59 Sedang 0,00 Sangat Jelek Dibuang

16 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang

17 0,56 Sedang 0,81 Sangat Baik Digunakan

18 0,63 Sedang 0,56 Baik Digunakan

19 0,26 Sukar 0,44 Baik Digunakan

20 0,74 Mudah 0,25 Cukup Digunakan

Nomor

Soal

Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan

Nilai Kategori Nilai Kategori

21 0,81 Mudah 0,38 Cukup Digunakan

22 0,96 Mudah 0,38 Cukup Digunakan

23 0,56 Sedang 0,69 Baik Digunakan

24 0,59 Sedang 0,50 Baik Digunakan

25 0,26 Sukar 0,44 Baik Digunakan

26 0,22 Sukar 0,38 Cukup Digunakan

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

62

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas Test-retest 0,9067

Reliabilitas Three-tier Test dapat diketahui dengan membandingkan indeks

reliabilitas hitung terhadap tabel harga kritik r Product Moment. Harga r pada

tabel dengan , menunjukkan harga dan .

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa indeks reliabilitas (r) hitung lebih besar dari harga

r pada tabel harga kritik r Product-Moment. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa Three-tier Test ini reliabel. Pengolahan data indeks kesukaran, daya

pembeda butir soal hasil uji coba instrumen pertama dan indeks kesukaran, daya

pembeda butir soal hasil uji coba instrumen kedua, serta reliabilitas eksternal

instrumen dapat dilihat pada Lampiran B.4, B.5, B.6, dan B.7.

Berdasarkan analisis di atas, maka sebanyak 20 butir soal tes pemahaman

konsep dinyatakan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan 6 butir soal

dibuang yaitu butir soal nomor 1, 5, 6, 7, 15, dan 16. Instrumen tes pemahaman

konsep dapat dilihat pada lampiran C.1, adapun rincian tes yang akan digunakan

dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Rincian Intrumen Tes Pemahaman Konsep Three Tier-Test

No Sub Konsep

Soal untuk tiap jenjang kognitif

Jumlah

soal/

Materi

Menafsir-

kan

Menyimpul-

kan Merangkum

Menjelas-

kan

Membanding-

kan

Mengklasi-

fikasikan

Mencontoh-

kan

No.

soal

Jml

soal

No.

soal

Jml

soal

No

soal

Jml

soal

No

soal

Jml

soal

No

soal

Jml

soal

No

soal

Jml

soal

No

soal

Jml

soal

1 Konduksi 1 1 0 7 1 10 1 13 1 15 1 18 1 6

2 Konveksi 2 1 4 1 6 1 9 1 14 1 16 1 19 1 7

3 Radiasi 3 1 5 1 0 8 1 11,

12 2 17 1 20 1 7

Jumlah Soal tiap

jenjang Kognitif 3 2 2 3 4 3 3

Total

= 20

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu:

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

63

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan

a. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran fisika, hasil belajar siswa, dan kendala yang dihadapi

guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan

cara mengamati pembelajaran, sarana dan sarana pendukung

pembelajaran, mewawancarai guru fisika, memberikan tes

pemahaman konsep kombinasi CRI pada konsep kalor dan

perpindahannya serta menyebarkan skala sikap kepada siswa.

Pemberian tes soal pemahaman konsep untuk materi kalor diberikan

pada siswa yang sudah belajar materi kalor dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman konsep dan miskonsepsi yang

dialami siswa. Selain melalui tes ini, informasi hasil belajar siswa

diperoleh dari guru melalui buku nilai. Selain itu juga dilakukan

wawancara juga tidak hanya dilakukan dengan guru fisika tetapi guru

TIK untuk mengetahui kemampuan awal dan respon siswa pada

pembelajaran yang berbasiskan komputerisasi.

b. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan

dengan pembelajaran model ECIRR, pembelajaran menggunakan

media simulasi virtual, pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa.

Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian

sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian

dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran.

c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal

penelitian.

d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

instrumen tes untuk materi kalor. Pembuatan RPP ini mengacu pada

Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan

oleh BSNP.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

64

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap

instrumen tes yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator

yang terpilih.

f. Uji coba instrumen tes yang dilakukan pada subyek yang pernah

mempelajari materi kalor. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat

kualitas instrumen tes yang meliputi reliabilitas tes, validitas, tingkat

kemudahan daya pembeda butir soal dalam tes.

g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan

sebagai instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes

pemahaman konsep dengan pola three-tier test bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa terhadap konsep

kalor.

b. Pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yaitu menerapkan

model ECIRR pada saat pembelajaran dengan berbantuan media

simulasi virtual.

c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kelas eksperimen

selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes pemahaman

konsep dengan pola three-tier test bertujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah penerapan pembelajaran dan mengetahui

profil jawaban-jawaban siswa agar dapat mengidentifikasi

miskonsepsi yang dialami siswa pada materi perpindahan kalor.

3. Tahap Analisis dan Pembahasan

a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data pemahaman

konsep.

b. Analisis perbandingan dua rerata baik posttest maupun N-gain (gain

yang ternormalisasi) pada pemahaman konsep. Analisis perbandingan

peningkatan meliputi pemahaman konsep secara keseluruhan dan

spesifik untuk kedua pemahaman.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

65

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Analisis data three tier test untuk mengetahui terdapatnya miskonsepsi

baru serta prevalensi miskonsepsinya..

d. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mempergunakan

kajian pustaka yang menunjang.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik

5. Tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan, dan

kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

66

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Secara umum, alur penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk bagan seperti

dalam gambar 3.2.

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian

STUDI PENDAHULUAN

TAHAP PERSIAPAN

Perizinan Penelitian Proposal penelitian

Seminar Proposal

Penyusunan Instrumen

RPP dan LKS,

Instrumen Tes

Simulasi Virtual

Judgment & Uji coba Revisi

Kelas Eksperimen

TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran menggunakan model ECIRR berbantuan

media simulasi virtual

Penjaringan Data Postest Pemahaman Konsep dan Miskonsepsi

TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN

TAHAP KESIMPULAN

TAHAP PENYUSUNAN TESIS

Penjaringan Data Pretest Pemahaman Konsep

Kelas Kontrol

Pembelajaran menggunakan model

tradisional berbantuan media simulasi virtual

Skala Sikap dan Lembar Observasi

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

67

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K. Teknik Pengolahan Data Hasil Instrumen Tes

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang kemudian akan diolah dan

di interpretasikan sehingga menjadi informasi yang penting untuk mencapai

tujuan penelitian, data-data tersebut antara lain : data nilai hasil tes (pemahaman

konsep dan identifikasi miskonsepsi), data hasil observasi keterlaksanaan model

pembelajaran, data hasil wawancara dan data hasil skala sikap siswa. Semua data

tersebut akan diolah dengan teknik yang berbeda-beda, berikut penjelasan teknik

pengolahan data yang dilakukan terhadap data-data di atas :

1. Data Nilai Tes

Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis. Adapun teknik analisis yang

dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Berikut pengolahan terhadap masing-

masing data nilai tes :

a. Pengolahan data hasil tes pemahaman konsep

Data nilai hasil tes pemahaman konsep akan diolah untuk mendapatkan

beberapa informasi yaitu :

1) Perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelas eksperiman dan kelas

kontrol (uji signifikansi perbedaan N-gain nilai postes), untuk menguji

hipotesis penelitian yang telah ditetapkan diawal.

2) Gambaran peningkatan pemahaman konsep yang dibagi menjadi 2 yaitu

peningkatan pemahaman konsep secara total dan peningkatan pada setiap

ranah kognitif. Hasil pengolahan tersebut dihubungan dengan effektifitas

pembelajaran terhadap peningkatan tersebut (rata-rata N-gain hake)

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

68

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan informasi di atas, berikut pemaparan proses pengolahan

data yang akan dilakukan:

1) Peningkatan pemahaman konsep siswa dan efektifitas kegiatan

pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman konsep.

Pengolah data ini dilakukan untuk mendapatkan informasi peningkatan

konsep siswa dan efektifitas kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan

pemahaman konsep tersebut (poin 2). Ada 2 data yang akan diolah, yaitu:

pengolahan data secara keseluruhan item soal tes dan pengolahan data

terhadap tiap aspek ranah kognitif Bloom Revisi. Rincian instrumen tes dapat

dilihat pada tabel 3.10.

Dalam prosesnya, ketiga pengolahan data tersebut dilakukan dengan

langkah-langkah yang sama, yaitu :

a) Memberi skor pretest dan posttest

Sebelum di lakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest

diperiksa dan di beri skor terlebih dahulu. Penskoran dilakukan dengan

metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu (+1) dan

jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol (0). Skor

setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.

b) Menghitung skor gain

Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir.

Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari

treatment (Luhut Panggabean, 1996).

Secara matematis dituliskan sebagi berikut :

f iG S S ..........................(3.5)

Keterangan :

G = gain

Sf = skor tes akhir

Si = skor tes awal

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

69

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Menghitung gain normal (N-gain)

Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang

diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh, secara

matematis dituliskan sebagai berikut: (Hake, 1997)

(% % )%

% (100 % )

f i

maks i

S SGg

G S

................(3.6)

Keterangan :

g = gain yang dinormalisasi

G = gain aktual

Gmaks= gain maksimum yang mungkin terjadi

Sf = skor tes akhir

Si = skor tes awal

d) Menentukan nilai rata-rata (mean) dari skor gain dinormalisasi (g)

e) Mengintrepetasikan nilai rata-rata skor gain dinormalisasi dengan

menggunakan tabel 3.10. (Hake, 1997)

Tabel 3.10 Kriteria efektivtas pembelajaran

Rata-rata skor gain

dinormalisasi Efektivitas

0,00 < g ≤ 0,30 Rendah

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

0,70 < g ≤1,00 Tinggi

2) Uji signifikansi perbedaan rata-rata

Uji signifikansi digunakan untuk menjaring informasi pada poin 1, yaitu

untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan pemahaman konsep

yang merupakan hipotesis penelitian yang telah ditetapkan diawal (uji

signifikansi perbedaan N-gain).

Secara umum pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara statistik

bisa dilakukan dengan uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik.

Diantara kedua jenis uji statistik ini, uji statistik parametrik merupakan suatu

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

70

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengujian yang paling kuat, dan hanya boleh digunakan bila asumsi-asumsi

statistiknya telah dipenuhi (Panggabean, 1996). Asumsi asumsi tersebut antara

lain sampel yang terdistribusi normal dan homogen. Jika asumsi tersebut tidak

terpenuhi, maka uji statistik parametrik tidak dapat digunakan dan sebagai

gantinya dipakai uji satatistik non-parametrik. Jadi sebelum melakukan uji

statsistik, kita harus melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih

dahulu untuk mengetahui karaktersitik distribusi dari sampel.

a) Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas yang akan digunakan ialah uji Chi-

Kuadrat 2( ) . Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menentukan banyak kelas (K) dengan rumus:

1 logK n ; n adalah jumlah siswa ...............(3.7)

2) Menentukan panjang kelas (P) dengan rumus:

R rentangP= =

K banyak kelas ; R = skor maksimum – skor minimum ..(3.8)

3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari data yang akan diuji

normalitasnya.

Untuk mengitung nilai rata-rata (mean) skor digunakan persamaan:

ixx

n

...............(3.9)

Sedangkan untuk menghitung besarnya simpangan baku digunakan

persamaan:

2

( 1)

ix xS

n

.............(3.10)

Keterangan :

x = nilai rata-rata

ix = nilai yang diperoleh siswa

n = jumlah siswa

S = simpangan baku

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

71

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Menentukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :

bk xz

S

; bk = batas kelas ..............(3.11)

5) Mencari luas daerah di bawah kurva normal (l) untuk setiap kelas

interval (luas kelas bawah dan atas dilihat dari tabel z), dengan rumus:

1 2l l l .............(3.12)

Keterangan:

l = luas kelas interval

1l = luas daerah batas bawah kelas interval

2l = luas daerah batas atas kelas interval

6) Mencari frekuensi observasi ( iO ) dengan menghitung banyaknya

respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.

7) Mencari frekuensi harapan iE

iE n l ..............(3.13)

8) Mencari harga Chi-Kuadrat 2( ) dengan menggunakan persamaan :

22

1

( )ki i

i i

O E

E

............(3.14)

Keterangan :

2

hitung = chi kuadrat hasil perhitungan

iO = frekuensi observasi

iE = frekuensi yang diharapkan

9) Membandingkan harga 2

hitung dengan 2

tabel

Jika 2 2

hitung tabel , maka data berdistribusi normal, sedangkan

Jika 2 2

hitung tabel , maka data tidak berdistribusi normal

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

72

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Uji Homogenitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah data-data nilai yang didapat

dari kedua kelompok ini memiliki kesamaan varians atau tidak. Langkah-

langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas ini adalah:

1) Menentukan varians dari data skor yang diperoleh oleh kelas

eksperimen dan kelas kontrol, varians merupakan kuadrat dari

simpangan baku yang tertera pada persamaan 3.10.

2) Menghitung nilai F dengan menggunakan persamaan:

2

2

b

k

sF

s

...........(3.15)

Keterangan :

2bs = Varians yang lebih besar

2ks = Varians yang lebih kecil

3) Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan derajat

kebebasan sebesar (dk) = n – 1

4) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel .

Jika hitung tabelF F , maka kedua sampel homogen.

Setelah dilakukan uji homogenitas dan uji normalistas, jika diperoleh

bahwa data skor kedua kelas tersebut terdistribusi normal dan dan memiliki

varians homogen, maka uji statistik parametrik dapat dilaksanakan. Uji

parametrik untuk mengetahui signifikansi perbedaan dua rata-rata pada sampel

besar (N 30), dapat digunakan uji t dengan rumus berikut: (Luhut

Panggabean, 2001)

2

2

2

1

2

1

21

N

s

N

s

MMt

..............(3.16)

Keterangan :

1M = rata-rata yang lebih besar

2M = rata-rata yang lebih kecil

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

73

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1N = 2N = Jumlah siswa pada masing-masing kelas 21S = varians untuk data M1

22S = varians untuk data M2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes satu

ekor. Cara untuk mengkonsultasikan hitungt dengan tabelt adalah sebagai

berikut:

a) Menentukan derajat kebebasan (dk) = 1 2 2N N

b) Melihat tabel distribusi t untuk tes satu ekor pada taraf signifikansi

tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95 %,

sehingga akan diperoleh nilai t dari tabel distribusi t dengan persamaan

(1 )( )tabel dkt t . Bila nilai t untuk dk yang diinginkan tidak ada pada tabel,

maka dilakukan proses interpolasi.

c) Kriteria hasil pengujian:

Hipotesis alternatif yang diajukan diterima jika hitung tabelt t

Jika distribusi datanya tidak normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan

uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang akan digunakan

jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U.

Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai dari sig<½ α, dengan α=0,05,

maka Hi diterima

b. Identifikasi miskonsepsi menggunakan three tier test

Selain untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan pemahaman konsep

antara kelas eksperiman dan kelas kontrol dari nilai N-gain, data hasil tes

pemahaman konsep juga akan diolah untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang

dialami siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan three tier

test.

a) Diagnosis miskonsepsi

Diagnosis miskonsepsi dilakukan peneliti dengan mengadopsi dan

mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban untuk mengidentifikasi

miskonsepsi siswa yang digunakan oleh Kaltakci dan Didi§ (2007: 500). Mereka

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

74

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan Three-tier Test dengan dua opsi tingkat keyakinan yaitu yakin dan

tidak yakin yang telah dirangkum dalam Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Teknik Analisis Kombinasi Jawaban pada Three-tier Test

Analisis

Tingkat

Soal

Kategori Tipe Jawaban

One-tier Memahami Konsep Jawaban benar

Miskonsepsi Jawaban salah

Two-tier

Memahami Konsep Jawaban benar + alasan benar

Error Jawaban salah + alasan benar

Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah

Jawaban salah + alasan salah

Three-tier

Memahami Konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin

Lack of Knowledge

Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin

Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin

Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin

Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin

Error Jawaban salah + alasan benar + yakin

Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + yakin

Jawaban salah + alasan salah + yakin

Untuk mempermudah peneliti dalam membedakan siswa yang mengalami

miskonsepsi, kurang paham konsep, tidak paham konsep dan menebak terdapat

beberapa kategori dalam Three Tier Test yang merujuk pada penjelasan Kutluay

(2005; 26). Berdasarkan adopsi Teknik Analisis Kombinasi Jawaban pada Three-

tier Test dari Kaltakci dan Didi§ serta penjelasan yang diberikan oleh Kutluay,

teknik analisis kombinasi jawaban pada Three-tier Test yang digunakan dalam

penelitian ini dirangkum dalam Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Teknik Analisis Kombinasi Jawaban pada Three-tier Test Hasil

Adaptasi dan Adopsi

Analisis

Tingkat

Soal

Kategori Tipe Jawaban Kode

Three-tier

Paham Konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin PK

Kurang paham

konsep

Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin KPK

Tidak paham

konsep

Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin TPK

Menebak Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin

Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Error

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

75

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis

Tingkat

Soal

Kategori Tipe Jawaban Kode

Miskonsepsi

Jawaban benar + alasan salah + yakin

Jawaban salah + alasan salah + yakin

Jawaban salah + alasan benar + yakin

M

b) Teknik pengolahan data miskonsepsi

Sebelum melakukan teknik pengolahan data, jawaban siswa pada Three-tier

Test dikelompokkan dalam variabel-variabel data berikut ini.

1. Two-tier Test (TT)

Pada variabel ini yang dinilai adalah jawaban siswa pada kedua tingkat

soal. Jika jawaban pada soal tingkat pertama benar dan alasan yang

dipilih pada soal tingkat kedua juga benar, maka siswa diberi skor 1.

Jika selain jawaban tersebut, maka siswa diberi skor 0.

2. Confidence Rating

Pada variabel ini yang dinilai adalah jawaban siswa pada soal tingkat

ketiga atau pada soal tingkat kepercayaan diri (Confidence Rating).

3. Siswa yang benar menjawab pada Two-tier Test dan yakin atas

jawabannya dikatakan memahami konsep dan diberi skor 1. Selain dari

jawaban itu, maka skornya adalah 0.

2. Data Observasi

Pada penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi keterlaksanaan

model pembelajaran ECIRR berbantuan simulasi virtual, data yang diperoleh

diolah dengan melihat tanda checklist pada format observasi dan selanjutnya

jawaban tersebut di buat dalam bentuk presentase untuk menggambarkan

keterlaksanaan tahapan-tahapan yang ada pada model pembelajaran ECIRR

berbantuan simulasi virtual yang dilakukan dalam penelitian. Adapun presentase

tersebut dihitung dengan menggunakan rumus

Tabel 3.13 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

SS (%) Kriteria

SS = 0 Tak satu kegiatan pun

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

76

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0<SS<25

25≤SS<50

SS=50

50<SS<75

75≤SS<100

SS=100

Sebagian kecil kegiatan

Hampir setengah kegiatan

Setengah kegiatan

Sebagian besar kegiatan

Hampir seluruh kegiatan

Seluruh kegiatan

3. Data Wawancara

Data wawancara diolah dengan cara melihat jawaban responden dalam hal ini

guru terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan kemudian di jabarkan

sebagai untuk mengetahui : kondisi siswa secara umum, proses pembelajaran yang

biasa dilakukan, hasil belajar siswa, dan kondisi sekolah, serta tanggapan guru

terhadap pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian

4. Skala Sikap Siswa

Data skala sikap siswa diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa

(jawaban “setuju” dan “tidak setuju”), selanjutnya jawaban tersebut di buat dalam

bentuk presentase untuk kemudian di uraikan sebagai gambaran mengenai respon

siswa terhadap mata pelajaran fisika dan model pembelajaran ECIRR berbantuan

simulasi virtual. Adapun presentase data skala sikap tersebut dihitung dengan

menggunakan rumus :

100%siswa

Setuju"Tidak "menjawabyangsiswaP(%)

D100%siswa

Setuju""menjawabyangsiswaP(%)

an

Tabel 3.14 Kriteria Skala Sikap Siswa

SS (%) Kriteria

S = 0

0<S<25

26≤S<50

S=50

51<S<75

76≤S<100

S=100

Tak satu siswa pun

Sebagian kecil siswa

Hampir setengah siswa

Setengah siswa

Sebagian besar siswa

Hampir seluruh siswa

Seluruh siswa

L. Jadwal Kegiatan

Keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini

dijadwalkan sebagai berikut:

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13779/6/T_IPA_1200885_Chapter3.pdfMETODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... masing akan menjadi satu kelompok

77

Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument Pemahaman Konsep

dan Miskonsepsi

No Kegiatan Nop Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1 Proposal v v v v

2 Instrumen

v v

3 Judgement tes dan Uji coba

instrumen v

4

Pengambilan data dan

implementasi

pembelajaran

v v

5 Pelaporan

v v

6 Pembimbingan artikel

v

Pengembangan Multimedia

No Kegiatan Nop Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1 Proposal v v v v

2 Menyusun Storyboard dan

Flowchart v

3 Pembuatan Media dan

perangkat pembelajaran v v

4 Judgement media dan

perangkat pembelajaran v v

5 Implementasi

Pembelajaran dan tes v v

6 Pelaporan

v v

7 Pembimbingan artikel

v