Upload
letram
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
46
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif karena menguji
secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan menguji
hipotesis hubungan sebab akibat (Sukmadinata, 2007). Tidak semua variabel
penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama yang diperlukan untuk
penelitian sehingga metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment
(Panggabean, 1996; Cohen et al., 2007:282).
Penelitian ini difokuskan pada penggunaan media simulasi virtual pada model
pembelajaran ECIRR untuk meningkatkan pemahaman konsep dan
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep perpindahan kalor. Variabel
bebas untuk penelitian ini adalah penggunaan media simulasi virtual pada model
pembelajaran ECIRR. Pemahaman konsep dan miskonsepsi fisika merupakan
variabel terikat dalam penelitian ini.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent pretest postest control
group design (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan dua kelas, masing-
masing akan menjadi satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperimen.
Kedua kelompok ini sama-sama menggunakan media simulasi virtual, bedanya
hanya kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu pembelajaran yang
menggunakan model ECIRR. Selain itu kedua kelompok ini juga diberikan pretest
pada awal pembelajaran dan posttest pada akhir pembelajaran. Pengamatan tidak
hanya diamati di kelas eksperimen saja tetapi kelas kontrol juga turut diamati
(Arikunto, 2010) dan apabila kelompok kontrol menerima sebuah perlakuan (yang
berbeda dari kelompok eksperimen) dapat dikatakan sebagai kelompok
pembanding daripada menyebutnya kelompok kontrol (Gall et al., 2003).
47
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara umum, desain penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O X1 O
Kontrol O X2 O
(Sugiyono, 2010)
Keterangan :
O : Pretest dan Posttest pemahaman konsep
X1 : Kegiatan Pembelajaran menggunakan model ECIRR berbantuan media
simulasi virtual
X2 : Kegiatan Pembelajaran menggunakan model tradisional berbantuan media
simulasi virtual
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Panggabean (2001), populasi merupakan totalitas semua nilai yang
mungkin baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang dibatasi
oleh kriterium atau pembatasan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
sampel ialah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili seluruh karakteristik
populasi (sampel representatif).
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Bandung
pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X IPA sebanyak dua kelas. Satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelasnya lagi sebagai kelas control yang belum mempelajari
konsep kalor.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan teknik ini biasanya dilakukan dengan
beberapa pertimbangan, misalkan alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2008 :
140). Teknik sampling ini dilakukan karena kesulitan peneliti untuk melakukan
sampling secara random di sekolah tempat penelitian karena pihak sekolah tidak
48
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengizinkan formasi kelas yang telah terbentuk secara acak untuk keperluan
penelitian.
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahan penafsiran
terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan
definisi operasional sebagai berikut ini:
1. Model Pembelajaran ECIRR
Model Pembelajaran ECIRR merupakan suatu model pembelajaran yang
dapat meningkatkan pemahaman konsep serta mengidentifikasi
miskonsepsi, karena model ini melatihkan aspek kognitif bloom dalam tiap
fasenya serta menghadirkan konflik kognitif untuk siswa pada salah satu
fasenya. Model pembelajaran ECIRR memiliki lima fase atau tahapan
yaitu fase elicit guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan aktivitas-aktivitas yang merangsang siswa untuk berpikir,
seperti memberikan pertanyaan. Fase ini memiliki tujuan untuk memeriksa
miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Kemudian dilanjutkan dengan fase
confront, pada fase ini guru mengkonfrontasi konsepsi awal siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan, demonstrasi, dan implikasi agar siswa mengalami
konflik kognitif. Pada fase identify, siswa harus menjelaskan konsepsi
awal yang mereka alami. Guru dalam hal ini mencatat miskonsepsi-
miskonsepsi yang diutarakan oleh siswa. Kemudian dalam tahap resolve
guru membimbing siswa untuk mengatasi miskonsepsi yang dimiliki siswa
melalui eksperimen, demonstrasi interaktif, simulasi, mengajukan
pertanyaan untuk menguji hipotesis. Pada fase reinforce, guru mereview
keberadaan konsepsi alternatif siswa diberbagai kondisi pada akhir
pelajaran. Review dilakukan dengan memberikan pertanyaan tentang
konsepsi-konsepsi alternatif siswa yang telah didiskusikan sebelumnya
(Wenning, 2008).
2. Media Simulasi Virtual
49
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Media simulasi virtual merupakan media pembelajaran dengan
menggunakan software flash pada program komputer. Media simulasi
virtual dapat menampilkan fenomena yang tidak memungkinkan untuk
dihadirkan di kelas secara nyata. Simulasi fenomena yang digunakan
dalam pembelajaran ini didapat dari berbagai situs internet dan selain itu
dibuat sendiri oleh peneliti, media simulasi digunakan pada fase resolve.
3. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam menafsirkan arti
dari suatu konsep. Indikator pemahaman konsep merujuk pada taksonomi
Bloom yang direvisi, atau sering dikenal dengan taksonomi Anderson
(2001: 70) yaitu: (1) mengartikan (interpreting); (2) mengklasifikasikan
(classifying); (3) menyimpulkan (inferring): (4)
membandingkan/membedakan (comparing); (5) menjelaskan (explaining);
(6) Memberikan contoh (exemplifying); (7) Meringkas (summarizing) yang
diukur menggunakan tes tertulis pretest dan postest berupa soal pilihan
ganda dengan pola three tier test.
4. Profil Miskonsepsi
Profil miskonsepsi dalam penelitian ini adalah jumlah konsepsi siswa
tentang konsep-konsep perpindahan kalor yang tidak sesuai dengan
konsepsi ahli atau ilmuwan. Miskonsepsi yang terjadi diidentifikasi
dengan tes diagnostik bernama three tier test yang dilakukan sesudah
pembelajaran model ECIRR menggunakan media simulasi virtual dengan
tujuan hanya untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa dibandingkan
dengan kelas kontrol.
5. Materi Kalor
Materi kalor yang dimaksud adalah materi perpindahan kalor yang
didalamnya dipaparkan tiga metode perpindahan kalor yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi. Materi perpindahan kalor ini meliputi konduksi,
konveksi, dan radiasi serta mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang tertera dalam KTSP yang diajarkan pada
siswa kelas X semester genap.
50
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar
keterlaksanaan model pembelajaran, tes pemahaman konsep, tes untuk
mengetahui miskonsepsi siswa dan skala sikap siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data
Keterangan
1 Pemahaman Konsep,
Kuantitas Miskonsepsi
Tes pilihan
berganda dengan
pola Three-tier Test
Pelaksanaan di awal dan
di akhir pembelajaran
3 Sikap siswa terhadap
pembelajaran
Skala sikap Pelaksanaan di akhir
pembelajaran (skala
sikap)
3 Keterlaksanaan model
pembelajaran oleh guru
dan siswa
Lembar Observasi Pelaksanaan selama
proses pembelajaran
(lembar observasi)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat untuk mengambil data yang diinginkan pada waktu
penelitian menggunakan suatu metode tertentu (Arikunto, 2010). Data yang
diperoleh dari penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes pemahaman
konsep dengan pola Three Tier Test yang sekaligus dapat mengidentifikasi
miskonsepsi siswa.
Lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam
penelitian:
1. Tes Pemahaman Konsep dengan Pola Three-tier Test
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Three-tier Test yang
berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan memahami dan mengidentifikasi
miskonsepsi siswa. Instrumen ini berbentuk pilihan ganda tiga tingkat dimana
pada soal tingkat keduanya disisipkan opsi berbentuk isian kosong (free
response). Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa mengalami
miskonsepsi baru atau miskonsepsi yang tidak terdapat dalam literatur
sebelumnya. Instrumen ini mengukur kemampuan memahami (C2) berdasarkan
taksonomi Anderson, yang meliputi proses kognitif (1) mengartikan
51
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(interpreting); (2) mengklasifikasikan (classifying); (3) menyimpulkan (inferring):
(4) membandingkan/membedakan (comparing); (5) menjelaskan (explaining); (6)
Memberikan contoh (exemplifying); dan (7) Meringkas (summarizing).
Peneliti mengadopsi dan mengadaptasi tahap pembuatan Two-tier Test yang
dibuat oleh Treagust (2007: 394) yang digambarkan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Tahap Pembuatan Three-tier Test
Tahap 1:
Menentukan isi
materi
Tahap 2:
Mengumpulkan
informasi
miskonsepsi siswa
Tahap 3:
Menyusun Two-tier
Test
Mengidentifikasi konsep esensial
Memilih Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar
Membuat Indikator soal
Telaah literatur melalui jurnal dan
buku yang memuat hasil penelitian
mengenai miskonsepsi
Membuat
kisi-kisi
instrumen
Membuat draft instrumen
Two-tier Test
Judgement validitas isi
dan konstruksi kepada
dosen ahli
Menambahkan
Confidence Rating
pada Two-tier Test
Perbaikan
instrumen
Tahap 4:
Menyusun Three-tier
Test
Uji coba instrumen
pertama
Uji coba instrumen
kedua
Instrumen Three-tier Test
52
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap pembuatan Three-tier Test tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Menentukan Konten atau Materi
Materi yang digunakan dalam tes ini adalah materi perpindahan kalor.
Setelah materi ditentukan, selanjutnya adalah mengidentifikasi konsep-
konsep esensial yang ada dalam materi tersebut. Selanjutnya peneliti
membuat indikator soal mengacu pada standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan konsep-konsep esensial yang sudah diidentifikasi.
b. Mengumpulkan Informasi Miskonsepsi
Peneliti melakukan telaah literatur untuk mengetahui miskonsepsi
mengenai kalor yang sering dialami oleh siswa berdasarkan penelitian
terdahulu. Informasi miskonsepsi ini digunakan untuk membuat distraktor
pada soal tingkat kedua (Second Tier).
c. Menyusun Two-tier Test
Soal pada Two-tier Test ini terdiri dari dua tingkat soal, yaitu soal tingkat
pertama (first tier) yang berfungsi untuk menilai pengetahuan deskriptif
siswa dan soal tingkat kedua (second tier) berbentuk butir-butir alasan atas
jawaban pada soal tingkat pertama yang berfungsi untuk menilai pola pikir
siswa. Soal tingkat kedua ini terdiri dari lima opsi jawaban, empat opsi
berupa pernyataan tertulis, sedangkan satu opsi lainnya dalam bentuk isian
kosong. Penggunaan opsi dalam bentuk isian kosong ini bertujuan untuk
mengidentifikasi konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan opsi-opsi yang
dicantumkan dan untuk menghindari jawaban yang ragu-ragu dari siswa
agar siswa benar-benar mengungkapkan konsep yang dipahaminya. Two-
tier Test yang sudah selesai dibuat kemudian dikonsultasikan kepada
empat dosen ahli untuk mengevaluasi validitas isi dan konstruksi soal-soal
dalam instrumen tersebut.
d. Menyusun Three-tier Test
Setelah melalui tahap validasi oleh ahli, Two-tier Test ini kemudian
ditambahkan dengan Confidence Rating dengan dua opsi jawaban, yaitu
tidak yakin dan yakin. Two-tier Test yang dikombinasikan dengan
53
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Confidence Rating ini selanjutnya dinamakan Three-tier Test. Setelah
selesai dibuat, Three-tier Test ini kemudian diujicobakan kepada siswa.
Hasil uji coba dan hasil validasi ahli pada akhirnya dijadikan acuan untuk
menentukan soal mana saja yang layak digunakan dalam Three-tier Test
berdasarkan indeks kesukaran, dan daya pembeda tiap butir soal. Uji coba
diberikan sebanyak dua kali dengan menggunakan instrumen yang sama
(single test double trial) untuk menentukan reliabilitas eksternal Three-tier
Test. Uji coba instrumen diberikan pada siswa yang sama dan merupakan
siswa dari sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
2. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Menurut Gulo (2002), observasi merupakan metode pengumpulan data dimana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian. Jadi pada dasarnya, pengumpulan data melalui
observasi bertujuan untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi
keterlaksanaan model pembelajaran yang sedang diteliti.
Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah
tahapan-tahapan model pembelajaran yang diteliti telah dilaksanakan oleh guru
atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk cek (). Jadi dalam pengisiannya,
observer memberikan tanda cek () pada tahapan-tahapan model pembelajaran
yang sedang diteliti yang dilakukan guru.
3. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru secara langsung. Kegiatan
wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menjaring
beberapa informasi untuk studi pendahuluan antara lain: latar belakang pendidikan
guru, kondisi siswa secara umum, proses pembelajaran yang biasa dilakukan,
hasil belajar siswa, dan kondisi sekolah. Selain itu, setelah dilaksanakan
penelitian, wawancara dilakukan lagi untuk mengetahui tanggapan guru terhadap
pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian.
54
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Skala Sikap Siswa
Skala sikap ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan
siswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan model ECIRR berbantuan
media simulasi virtual dalam pembelajaran konsep suhu kalor serta
perpindahannya. Skala sikap ini memuat daftar pernyataan terkait pembelajaran
menggunakan model ECIRR berbantuan media simulasi virtual yang akan
dilaksanakan. Instrumen skala sikap tanggapan ini memuat kolom setuju (S) dan
tidak setuju (TS). Siswa diminta memberikan tanda cek () pada pernyataan yang
terdapat pada skala sikap
G. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang benar, yang dapat menggambarkan kemampuan
subyek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat (instrumen tes) yang benar
dan baik pula. Hal ini di tegaskan oleh Syambasri (2001) yang menyatakan bahwa
kualitas dari informasi/data-data yang dikumpulkan ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data (instrumen) dan pengumpul data (surveyor). Instrumen tes yang
baik dan benar dapat diperoleh dengan cara menguji coba dan menganalisis
instrumen tes tersebut sebelum dipakai dalam pengambilan data.
Pengembangan instrumen pemahaman konsep dilakukan dengan tahap-tahap:
a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji
coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal.
Data skor hasil uji coba tes kemudian dianalisis untuk mendapatkan keterangan
mengenai layak atau tidaknya instrumen tes dipakai dalam penelitian.
Adapun analisis yang dilakukan antara lain:
1. Validitas
Uji validitas yang peneliti gunakan adalah pengujian validitas konstrak. Untuk
menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgement
experts) (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga
55
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
orang dan umumnya mereka yang bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang
diteliti.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan
gambaran yang benar-benar dipercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujian
reliabilitas instrumen dilakukan dengan test-retest. Instrumen diuji dengan test-
retest dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen beberapa kali pada
responden yang sama. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama
akan tetapi waktunya berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2010).
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak berubah-
ubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Nilai reliabilitas dapat
ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas
Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment Pearson, seperti persamaan 3.1. (Arikunto, 2010)
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
…………………..(3.1)
Keterangan: xyr = koefisien korelasi antara tes pertama dan tes kedua
X = skor siswa pada tes pertama
Y = skor siswa pada tes kedua
N = jumlah siswa
Untuk mengklasifikasi koefisien korelasi dapat digunakan pedoman kategori
seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Korelasi Kriteria
0,81 1,00 Sangat Tinggi
0,61 0,80 Tinggi
56
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien Korelasi Kriteria
0,41 0,60 Cukup
0,21 0,40 Rendah
0,00 0,20 Sangat Rendah
3. Tingkat Kesukaran/Taraf Kemudahan Butir Soal
Karno To (1996) mengemukakan bahwa analisis tingkat kesukaran suatu butir
soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut tergolong mudah,
sedang atau sulit. Tingkat Kesukaran ini dapat juga disebut sebagai Taraf
Kemudahan, seperti yang dikemukakan oleh Syambasri (2001) “Taraf
Kemudahan suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang
menjawab benar pada butir soal tersebut”. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam
bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat kesukaran suatu butir soal semakin
mudah butir soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi di luar jangkauan (Arikunto, 2010). Tingkat kesukaran butir soal
atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal dapat ditentukan dengan rumus:
(Arikunto, 2010)
BP
JS
.......................(3.2)
Dengan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari
perhitungan di atas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan
pada tabel 3.4. (Arikunto, 2010)
Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal
57
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,01 - 0,29 Sukar
0,30 - 0,69 Sedang
0,70 -0,99 Mudah
1,00 Terlalu Mudah
4. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu instrumen tes untuk membedakan
antara siswa yang pandai (menguasai materi yang diteskan) dan siswa yang tidak
pandai (siswa yang tidak menguasai materi yang diteskan) (Arikunto, 2010).
Dengan kata lain, butir soal yang memiliki daya pembeda yang baik ialah butir
soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai dan tidak dapat
dijawab dengan benar oleh siswa yang kurang pandai. Hal ini ditegaskan oleh
Karno To (1996) yang menyatakan bahwa, analisis daya pembeda merupakan
analisis tes yang bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana butir soal dapat
membedakan siswa yang menguasai bahan (siswa pandai) dan siswa yang tidak
menguasai bahan (siswa yang kurang pandai). Untuk menentukan daya pembeda
tiap butir soal digunakan rumus: (Arikunto, 2010)
A BA B
A B
B BDP P P
J J
................(3.4)
Dengan :
DP = Daya pembeda butir soal
AJ = Banyaknya peserta kelompok atas
BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah
AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
AP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
58
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari
perhitungan di atas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang
ditunjukkan pada tabel 3.5. (Arikunto, 2010).
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal Dibuang
0,00 – 0,19 Jelek
0,20 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
H. Hasil Uji Coba Instrumen
Ujicoba instrumen tes pemahaman konsep dilakukan kepada siswa di sekolah
yang sama tetapi beda kelas yang sudah mendapatkan materi pelajaran yang akan
diuji cobakan (perpindahan kalor). Instrumen yang diujicobakan diberikan dalam
bentuk Three-tier Test dan diujikan sebanyak dua kali karena peneliti
menggunakan uji reliabilitas test re-test. Siswa yang mengikuti uji coba instrumen
ini berjumlah 27 orang. Data hasil uji coba kemudian dianalisis meliputi uji
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran seperti yang dibahas
sebelumnya.
Hasil analisis terhadap uji coba instrumen tes pemahaman konsep yang
pertama dirangkum pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Pertama Instrumen Tes Pemahaman konsep
Nomor
Soal
Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan
Nilai Kategori Nilai Kategori
1 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang
2 0,78 Mudah 0,44 Baik Digunakan
3 0,74 Mudah 0,50 Baik Digunakan
4 0,70 Mudah 0,56 Baik Digunakan
5 0,00 Terlalu Sukar 0,00 Jelek Dibuang
6 0,22 Sukar -0,13 Sangat Jelek Dibuang
7 0,48 Sedang -0,56 Sangat Jelek Dibuang
8 0,74 Mudah 0,38 Cukup Digunakan
59
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar suatu soal mampu membedakan antara siswa berkemampuan rendah
dengan siswa berkemampuan tinggi, maka perlu diketahui nilai daya pembeda
butir soal. Berdasarkan tabel 3.6 daya pembeda yang dimiliki oleh hasil uji
instrumen yang pertama sebanyak 26 butir soal diujikan terbagi menjadi lima
kategori, yaitu : 3 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori negatif, 1
butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori jelek, 7 butir soal memiliki
daya pembeda dengan kategori cukup, 14 butir soal memiliki daya pembeda
dengan kategori baik, dan 1 memiliki daya pembeda dengan klasifikasi baik
sekali.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh hasil yaitu hampir semua soal
dapat membedakan antara siswa berkemampuan rendah dengan siswa
berkemampuan tinggi, tetapi ada tiga soal yang memiliki nilai negatif, sehingga
dua soal tersebut dibuang, karena soal tersebut tidak dapat membedakan antara
9 0,44 Sedang 0,75 Sangat Baik Digunakan
10 0,30 Sedang 0,50 Baik Digunakan
11 0,52 Sedang 0,50 Baik Digunakan
12 0,85 Mudah 0,56 Baik Digunakan
13 0,56 Sedang 0,31 Cukup Digunakan
Nomor
Soal
Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan
Nilai Kategori Nilai Kategori
14 0,67 Sedang 0,50 Baik Digunakan
15 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang
16 0,04 Sukar -0,06 Sangat Jelek Dibuang
17 0,67 Sedang 0,88 Baik Digunakan
18 0,59 Sedang 0,69 Baik Digunakan
19 0,22 Sukar 0,38 Cukup Digunakan
20 0,63 Sedang 0,56 Baik Digunakan
21 0,93 Mudah 0,44 Baik Digunakan
22 0,19 Sukar 0,31 Cukup Digunakan
23 0,59 Sedang 0,50 Baik Digunakan
24 0,89 Mudah 0,50 Baik Digunakan
25 0,26 Sukar 0,44 Baik Digunakan
26 0,15 Sukar 0,25 Cukup Digunakan
60
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi. Soal yang
dimaksud adalah soal no 6, 7 dan 16.
Hasil analisis untuk tingkat kesukaran dari uji instrumen tes pertama yang
berjumlah 26 butir soal adalah 2 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan
kategori terlalu mudah, pada soal ini ditandai dengan semua siswa menjawab
benar, 7 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, 10 butir
soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, 6 butir soal memiliki
tingkat kesukaran dengan kategori sukar, dan 1 butir soal memiliki tingkat
kesukaran dengan kategori terlau sukar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kesukaran soal bervariasi. Untuk kategori soal yang terlalu susah dan terlalu
mudah itu dibuang karena pengecohnya jelek sehingga siswa dapat menjawab
semua dengan benar, dan sebaliknya semua siswa menjawab soal dengan salah.
Soal yang dimaksud adalah 1,5 dan 15.
Hasil uji coba instrumen yang kedua tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan terlihat dari butir soal no 1,5,6,7,15 dan 16 masih dibuang dikarenakan
butir soal masih terlalu mudah atau terlalu sukar serta masih tidak dapat
membedakan siswa yang pintar dan yang bodoh, untuk selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Kedua Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Nomor
Soal
Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan
Nilai Kategori Nilai Kategori
1 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang
2 0,96 Mudah 0,25 Cukup Digunakan
3 0,70 Mudah 0,56 Baik Digunakan
4 0,67 Sedang 0,38 Cukup Digunakan
5 0,07 Sukar 0,00 Jelek Dibuang
6 0,56 Sedang -0,44 Sangat Jelek Dibuang
7 0,07 Sukar -0,13 Sangat Jelek Dibuang
8 0,85 Mudah 0,31 Cukup Digunakan
9 0,96 Mudah 0,25 Cukup Digunakan
10 0,41 Sedang 0,44 Baik Digunakan
11 0,96 Mudah 0,25 Cukup Digunakan
12 0,41 Sedang 0,31 Cukup Digunakan
61
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.7 daya pembeda yang dimiliki oleh hasil uji instrumen
yang kedua sebanyak 26 butir soal diujikan terbagi menjadi lima kategori, yaitu :
2 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori negatif, 1 butir soal memiliki
daya pembeda dengan kategori jelek, 1 butir soal memiliki daya pembeda
dengan kategori jelek, 13 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori
cukup, 8 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik, dan 1 memiliki
daya pembeda dengan klasifikasi baik sekali.
Selanjutnya hasil analisis untuk tingkat kesukaran dari uji instrumen tes yang
kedua adalah 2 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori terlalu
mudah, 9 butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, 9 butir
soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, 5 butir soal memiliki
tingkat kesukaran dengan kategori sukar, dan 1 butir soal memiliki tingkat
kesukaran dengan kategori terlau sukar.
Nilai koefisien reliabilitas instrumen ditunjukkan pada tabel 3.8 sebagai
berikut:.
Tabel 3.8 Reliabilitas Three-tier Test Berdasarkan Hasil Uji Coba Test Re-Test
Reliabilitas Indeks (rxy)
13 0,59 Sedang 0,38 Cukup Digunakan
14 0,81 Mudah 0,50 Baik Digunakan
15 0,59 Sedang 0,00 Sangat Jelek Dibuang
16 1,00 Terlalu Mudah 0,31 Cukup Dibuang
17 0,56 Sedang 0,81 Sangat Baik Digunakan
18 0,63 Sedang 0,56 Baik Digunakan
19 0,26 Sukar 0,44 Baik Digunakan
20 0,74 Mudah 0,25 Cukup Digunakan
Nomor
Soal
Tingkat kesukaran Daya Pembeda Keputusan
Nilai Kategori Nilai Kategori
21 0,81 Mudah 0,38 Cukup Digunakan
22 0,96 Mudah 0,38 Cukup Digunakan
23 0,56 Sedang 0,69 Baik Digunakan
24 0,59 Sedang 0,50 Baik Digunakan
25 0,26 Sukar 0,44 Baik Digunakan
26 0,22 Sukar 0,38 Cukup Digunakan
62
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas Test-retest 0,9067
Reliabilitas Three-tier Test dapat diketahui dengan membandingkan indeks
reliabilitas hitung terhadap tabel harga kritik r Product Moment. Harga r pada
tabel dengan , menunjukkan harga dan .
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa indeks reliabilitas (r) hitung lebih besar dari harga
r pada tabel harga kritik r Product-Moment. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Three-tier Test ini reliabel. Pengolahan data indeks kesukaran, daya
pembeda butir soal hasil uji coba instrumen pertama dan indeks kesukaran, daya
pembeda butir soal hasil uji coba instrumen kedua, serta reliabilitas eksternal
instrumen dapat dilihat pada Lampiran B.4, B.5, B.6, dan B.7.
Berdasarkan analisis di atas, maka sebanyak 20 butir soal tes pemahaman
konsep dinyatakan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan 6 butir soal
dibuang yaitu butir soal nomor 1, 5, 6, 7, 15, dan 16. Instrumen tes pemahaman
konsep dapat dilihat pada lampiran C.1, adapun rincian tes yang akan digunakan
dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Rincian Intrumen Tes Pemahaman Konsep Three Tier-Test
No Sub Konsep
Soal untuk tiap jenjang kognitif
Jumlah
soal/
Materi
Menafsir-
kan
Menyimpul-
kan Merangkum
Menjelas-
kan
Membanding-
kan
Mengklasi-
fikasikan
Mencontoh-
kan
No.
soal
Jml
soal
No.
soal
Jml
soal
No
soal
Jml
soal
No
soal
Jml
soal
No
soal
Jml
soal
No
soal
Jml
soal
No
soal
Jml
soal
1 Konduksi 1 1 0 7 1 10 1 13 1 15 1 18 1 6
2 Konveksi 2 1 4 1 6 1 9 1 14 1 16 1 19 1 7
3 Radiasi 3 1 5 1 0 8 1 11,
12 2 17 1 20 1 7
Jumlah Soal tiap
jenjang Kognitif 3 2 2 3 4 3 3
Total
= 20
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu:
63
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran fisika, hasil belajar siswa, dan kendala yang dihadapi
guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan
cara mengamati pembelajaran, sarana dan sarana pendukung
pembelajaran, mewawancarai guru fisika, memberikan tes
pemahaman konsep kombinasi CRI pada konsep kalor dan
perpindahannya serta menyebarkan skala sikap kepada siswa.
Pemberian tes soal pemahaman konsep untuk materi kalor diberikan
pada siswa yang sudah belajar materi kalor dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman konsep dan miskonsepsi yang
dialami siswa. Selain melalui tes ini, informasi hasil belajar siswa
diperoleh dari guru melalui buku nilai. Selain itu juga dilakukan
wawancara juga tidak hanya dilakukan dengan guru fisika tetapi guru
TIK untuk mengetahui kemampuan awal dan respon siswa pada
pembelajaran yang berbasiskan komputerisasi.
b. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran model ECIRR, pembelajaran menggunakan
media simulasi virtual, pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa.
Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian
sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian
dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran.
c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal
penelitian.
d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
instrumen tes untuk materi kalor. Pembuatan RPP ini mengacu pada
Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan
oleh BSNP.
64
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap
instrumen tes yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator
yang terpilih.
f. Uji coba instrumen tes yang dilakukan pada subyek yang pernah
mempelajari materi kalor. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat
kualitas instrumen tes yang meliputi reliabilitas tes, validitas, tingkat
kemudahan daya pembeda butir soal dalam tes.
g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan
sebagai instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes
pemahaman konsep dengan pola three-tier test bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa terhadap konsep
kalor.
b. Pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yaitu menerapkan
model ECIRR pada saat pembelajaran dengan berbantuan media
simulasi virtual.
c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kelas eksperimen
selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes pemahaman
konsep dengan pola three-tier test bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah penerapan pembelajaran dan mengetahui
profil jawaban-jawaban siswa agar dapat mengidentifikasi
miskonsepsi yang dialami siswa pada materi perpindahan kalor.
3. Tahap Analisis dan Pembahasan
a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data pemahaman
konsep.
b. Analisis perbandingan dua rerata baik posttest maupun N-gain (gain
yang ternormalisasi) pada pemahaman konsep. Analisis perbandingan
peningkatan meliputi pemahaman konsep secara keseluruhan dan
spesifik untuk kedua pemahaman.
65
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Analisis data three tier test untuk mengetahui terdapatnya miskonsepsi
baru serta prevalensi miskonsepsinya..
d. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mempergunakan
kajian pustaka yang menunjang.
4. Tahap Pembuatan Kesimpulan
Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik
5. Tahap Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan, dan
kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.
66
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
J. Alur Penelitian
Secara umum, alur penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk bagan seperti
dalam gambar 3.2.
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian
STUDI PENDAHULUAN
TAHAP PERSIAPAN
Perizinan Penelitian Proposal penelitian
Seminar Proposal
Penyusunan Instrumen
RPP dan LKS,
Instrumen Tes
Simulasi Virtual
Judgment & Uji coba Revisi
Kelas Eksperimen
TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan model ECIRR berbantuan
media simulasi virtual
Penjaringan Data Postest Pemahaman Konsep dan Miskonsepsi
TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN
TAHAP KESIMPULAN
TAHAP PENYUSUNAN TESIS
Penjaringan Data Pretest Pemahaman Konsep
Kelas Kontrol
Pembelajaran menggunakan model
tradisional berbantuan media simulasi virtual
Skala Sikap dan Lembar Observasi
67
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
K. Teknik Pengolahan Data Hasil Instrumen Tes
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang kemudian akan diolah dan
di interpretasikan sehingga menjadi informasi yang penting untuk mencapai
tujuan penelitian, data-data tersebut antara lain : data nilai hasil tes (pemahaman
konsep dan identifikasi miskonsepsi), data hasil observasi keterlaksanaan model
pembelajaran, data hasil wawancara dan data hasil skala sikap siswa. Semua data
tersebut akan diolah dengan teknik yang berbeda-beda, berikut penjelasan teknik
pengolahan data yang dilakukan terhadap data-data di atas :
1. Data Nilai Tes
Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis. Adapun teknik analisis yang
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Berikut pengolahan terhadap masing-
masing data nilai tes :
a. Pengolahan data hasil tes pemahaman konsep
Data nilai hasil tes pemahaman konsep akan diolah untuk mendapatkan
beberapa informasi yaitu :
1) Perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelas eksperiman dan kelas
kontrol (uji signifikansi perbedaan N-gain nilai postes), untuk menguji
hipotesis penelitian yang telah ditetapkan diawal.
2) Gambaran peningkatan pemahaman konsep yang dibagi menjadi 2 yaitu
peningkatan pemahaman konsep secara total dan peningkatan pada setiap
ranah kognitif. Hasil pengolahan tersebut dihubungan dengan effektifitas
pembelajaran terhadap peningkatan tersebut (rata-rata N-gain hake)
68
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan informasi di atas, berikut pemaparan proses pengolahan
data yang akan dilakukan:
1) Peningkatan pemahaman konsep siswa dan efektifitas kegiatan
pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman konsep.
Pengolah data ini dilakukan untuk mendapatkan informasi peningkatan
konsep siswa dan efektifitas kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan
pemahaman konsep tersebut (poin 2). Ada 2 data yang akan diolah, yaitu:
pengolahan data secara keseluruhan item soal tes dan pengolahan data
terhadap tiap aspek ranah kognitif Bloom Revisi. Rincian instrumen tes dapat
dilihat pada tabel 3.10.
Dalam prosesnya, ketiga pengolahan data tersebut dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama, yaitu :
a) Memberi skor pretest dan posttest
Sebelum di lakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest
diperiksa dan di beri skor terlebih dahulu. Penskoran dilakukan dengan
metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu (+1) dan
jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol (0). Skor
setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.
b) Menghitung skor gain
Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir.
Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari
treatment (Luhut Panggabean, 1996).
Secara matematis dituliskan sebagi berikut :
f iG S S ..........................(3.5)
Keterangan :
G = gain
Sf = skor tes akhir
Si = skor tes awal
69
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Menghitung gain normal (N-gain)
Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang
diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh, secara
matematis dituliskan sebagai berikut: (Hake, 1997)
(% % )%
% (100 % )
f i
maks i
S SGg
G S
................(3.6)
Keterangan :
g = gain yang dinormalisasi
G = gain aktual
Gmaks= gain maksimum yang mungkin terjadi
Sf = skor tes akhir
Si = skor tes awal
d) Menentukan nilai rata-rata (mean) dari skor gain dinormalisasi (g)
e) Mengintrepetasikan nilai rata-rata skor gain dinormalisasi dengan
menggunakan tabel 3.10. (Hake, 1997)
Tabel 3.10 Kriteria efektivtas pembelajaran
Rata-rata skor gain
dinormalisasi Efektivitas
0,00 < g ≤ 0,30 Rendah
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang
0,70 < g ≤1,00 Tinggi
2) Uji signifikansi perbedaan rata-rata
Uji signifikansi digunakan untuk menjaring informasi pada poin 1, yaitu
untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan pemahaman konsep
yang merupakan hipotesis penelitian yang telah ditetapkan diawal (uji
signifikansi perbedaan N-gain).
Secara umum pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara statistik
bisa dilakukan dengan uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik.
Diantara kedua jenis uji statistik ini, uji statistik parametrik merupakan suatu
70
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengujian yang paling kuat, dan hanya boleh digunakan bila asumsi-asumsi
statistiknya telah dipenuhi (Panggabean, 1996). Asumsi asumsi tersebut antara
lain sampel yang terdistribusi normal dan homogen. Jika asumsi tersebut tidak
terpenuhi, maka uji statistik parametrik tidak dapat digunakan dan sebagai
gantinya dipakai uji satatistik non-parametrik. Jadi sebelum melakukan uji
statsistik, kita harus melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih
dahulu untuk mengetahui karaktersitik distribusi dari sampel.
a) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang akan digunakan ialah uji Chi-
Kuadrat 2( ) . Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Menentukan banyak kelas (K) dengan rumus:
1 logK n ; n adalah jumlah siswa ...............(3.7)
2) Menentukan panjang kelas (P) dengan rumus:
R rentangP= =
K banyak kelas ; R = skor maksimum – skor minimum ..(3.8)
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari data yang akan diuji
normalitasnya.
Untuk mengitung nilai rata-rata (mean) skor digunakan persamaan:
ixx
n
...............(3.9)
Sedangkan untuk menghitung besarnya simpangan baku digunakan
persamaan:
2
( 1)
ix xS
n
.............(3.10)
Keterangan :
x = nilai rata-rata
ix = nilai yang diperoleh siswa
n = jumlah siswa
S = simpangan baku
71
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Menentukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :
bk xz
S
; bk = batas kelas ..............(3.11)
5) Mencari luas daerah di bawah kurva normal (l) untuk setiap kelas
interval (luas kelas bawah dan atas dilihat dari tabel z), dengan rumus:
1 2l l l .............(3.12)
Keterangan:
l = luas kelas interval
1l = luas daerah batas bawah kelas interval
2l = luas daerah batas atas kelas interval
6) Mencari frekuensi observasi ( iO ) dengan menghitung banyaknya
respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.
7) Mencari frekuensi harapan iE
iE n l ..............(3.13)
8) Mencari harga Chi-Kuadrat 2( ) dengan menggunakan persamaan :
22
1
( )ki i
i i
O E
E
............(3.14)
Keterangan :
2
hitung = chi kuadrat hasil perhitungan
iO = frekuensi observasi
iE = frekuensi yang diharapkan
9) Membandingkan harga 2
hitung dengan 2
tabel
Jika 2 2
hitung tabel , maka data berdistribusi normal, sedangkan
Jika 2 2
hitung tabel , maka data tidak berdistribusi normal
72
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Uji Homogenitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah data-data nilai yang didapat
dari kedua kelompok ini memiliki kesamaan varians atau tidak. Langkah-
langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas ini adalah:
1) Menentukan varians dari data skor yang diperoleh oleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol, varians merupakan kuadrat dari
simpangan baku yang tertera pada persamaan 3.10.
2) Menghitung nilai F dengan menggunakan persamaan:
2
2
b
k
sF
s
...........(3.15)
Keterangan :
2bs = Varians yang lebih besar
2ks = Varians yang lebih kecil
3) Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan derajat
kebebasan sebesar (dk) = n – 1
4) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel .
Jika hitung tabelF F , maka kedua sampel homogen.
Setelah dilakukan uji homogenitas dan uji normalistas, jika diperoleh
bahwa data skor kedua kelas tersebut terdistribusi normal dan dan memiliki
varians homogen, maka uji statistik parametrik dapat dilaksanakan. Uji
parametrik untuk mengetahui signifikansi perbedaan dua rata-rata pada sampel
besar (N 30), dapat digunakan uji t dengan rumus berikut: (Luhut
Panggabean, 2001)
2
2
2
1
2
1
21
N
s
N
s
MMt
..............(3.16)
Keterangan :
1M = rata-rata yang lebih besar
2M = rata-rata yang lebih kecil
73
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1N = 2N = Jumlah siswa pada masing-masing kelas 21S = varians untuk data M1
22S = varians untuk data M2
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes satu
ekor. Cara untuk mengkonsultasikan hitungt dengan tabelt adalah sebagai
berikut:
a) Menentukan derajat kebebasan (dk) = 1 2 2N N
b) Melihat tabel distribusi t untuk tes satu ekor pada taraf signifikansi
tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95 %,
sehingga akan diperoleh nilai t dari tabel distribusi t dengan persamaan
(1 )( )tabel dkt t . Bila nilai t untuk dk yang diinginkan tidak ada pada tabel,
maka dilakukan proses interpolasi.
c) Kriteria hasil pengujian:
Hipotesis alternatif yang diajukan diterima jika hitung tabelt t
Jika distribusi datanya tidak normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan
uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang akan digunakan
jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U.
Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai dari sig<½ α, dengan α=0,05,
maka Hi diterima
b. Identifikasi miskonsepsi menggunakan three tier test
Selain untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan pemahaman konsep
antara kelas eksperiman dan kelas kontrol dari nilai N-gain, data hasil tes
pemahaman konsep juga akan diolah untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang
dialami siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan three tier
test.
a) Diagnosis miskonsepsi
Diagnosis miskonsepsi dilakukan peneliti dengan mengadopsi dan
mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa yang digunakan oleh Kaltakci dan Didi§ (2007: 500). Mereka
74
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan Three-tier Test dengan dua opsi tingkat keyakinan yaitu yakin dan
tidak yakin yang telah dirangkum dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Teknik Analisis Kombinasi Jawaban pada Three-tier Test
Analisis
Tingkat
Soal
Kategori Tipe Jawaban
One-tier Memahami Konsep Jawaban benar
Miskonsepsi Jawaban salah
Two-tier
Memahami Konsep Jawaban benar + alasan benar
Error Jawaban salah + alasan benar
Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah
Jawaban salah + alasan salah
Three-tier
Memahami Konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin
Lack of Knowledge
Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin
Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin
Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin
Error Jawaban salah + alasan benar + yakin
Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + yakin
Jawaban salah + alasan salah + yakin
Untuk mempermudah peneliti dalam membedakan siswa yang mengalami
miskonsepsi, kurang paham konsep, tidak paham konsep dan menebak terdapat
beberapa kategori dalam Three Tier Test yang merujuk pada penjelasan Kutluay
(2005; 26). Berdasarkan adopsi Teknik Analisis Kombinasi Jawaban pada Three-
tier Test dari Kaltakci dan Didi§ serta penjelasan yang diberikan oleh Kutluay,
teknik analisis kombinasi jawaban pada Three-tier Test yang digunakan dalam
penelitian ini dirangkum dalam Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Teknik Analisis Kombinasi Jawaban pada Three-tier Test Hasil
Adaptasi dan Adopsi
Analisis
Tingkat
Soal
Kategori Tipe Jawaban Kode
Three-tier
Paham Konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin PK
Kurang paham
konsep
Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin KPK
Tidak paham
konsep
Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin TPK
Menebak Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin
Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Error
75
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis
Tingkat
Soal
Kategori Tipe Jawaban Kode
Miskonsepsi
Jawaban benar + alasan salah + yakin
Jawaban salah + alasan salah + yakin
Jawaban salah + alasan benar + yakin
M
b) Teknik pengolahan data miskonsepsi
Sebelum melakukan teknik pengolahan data, jawaban siswa pada Three-tier
Test dikelompokkan dalam variabel-variabel data berikut ini.
1. Two-tier Test (TT)
Pada variabel ini yang dinilai adalah jawaban siswa pada kedua tingkat
soal. Jika jawaban pada soal tingkat pertama benar dan alasan yang
dipilih pada soal tingkat kedua juga benar, maka siswa diberi skor 1.
Jika selain jawaban tersebut, maka siswa diberi skor 0.
2. Confidence Rating
Pada variabel ini yang dinilai adalah jawaban siswa pada soal tingkat
ketiga atau pada soal tingkat kepercayaan diri (Confidence Rating).
3. Siswa yang benar menjawab pada Two-tier Test dan yakin atas
jawabannya dikatakan memahami konsep dan diberi skor 1. Selain dari
jawaban itu, maka skornya adalah 0.
2. Data Observasi
Pada penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi keterlaksanaan
model pembelajaran ECIRR berbantuan simulasi virtual, data yang diperoleh
diolah dengan melihat tanda checklist pada format observasi dan selanjutnya
jawaban tersebut di buat dalam bentuk presentase untuk menggambarkan
keterlaksanaan tahapan-tahapan yang ada pada model pembelajaran ECIRR
berbantuan simulasi virtual yang dilakukan dalam penelitian. Adapun presentase
tersebut dihitung dengan menggunakan rumus
∑
∑
Tabel 3.13 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran
SS (%) Kriteria
SS = 0 Tak satu kegiatan pun
76
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0<SS<25
25≤SS<50
SS=50
50<SS<75
75≤SS<100
SS=100
Sebagian kecil kegiatan
Hampir setengah kegiatan
Setengah kegiatan
Sebagian besar kegiatan
Hampir seluruh kegiatan
Seluruh kegiatan
3. Data Wawancara
Data wawancara diolah dengan cara melihat jawaban responden dalam hal ini
guru terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan kemudian di jabarkan
sebagai untuk mengetahui : kondisi siswa secara umum, proses pembelajaran yang
biasa dilakukan, hasil belajar siswa, dan kondisi sekolah, serta tanggapan guru
terhadap pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian
4. Skala Sikap Siswa
Data skala sikap siswa diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa
(jawaban “setuju” dan “tidak setuju”), selanjutnya jawaban tersebut di buat dalam
bentuk presentase untuk kemudian di uraikan sebagai gambaran mengenai respon
siswa terhadap mata pelajaran fisika dan model pembelajaran ECIRR berbantuan
simulasi virtual. Adapun presentase data skala sikap tersebut dihitung dengan
menggunakan rumus :
100%siswa
Setuju"Tidak "menjawabyangsiswaP(%)
D100%siswa
Setuju""menjawabyangsiswaP(%)
an
Tabel 3.14 Kriteria Skala Sikap Siswa
SS (%) Kriteria
S = 0
0<S<25
26≤S<50
S=50
51<S<75
76≤S<100
S=100
Tak satu siswa pun
Sebagian kecil siswa
Hampir setengah siswa
Setengah siswa
Sebagian besar siswa
Hampir seluruh siswa
Seluruh siswa
L. Jadwal Kegiatan
Keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini
dijadwalkan sebagai berikut:
77
Herni Yuniarti Suhendi, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Ecirr Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument Pemahaman Konsep
dan Miskonsepsi
No Kegiatan Nop Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli
1 Proposal v v v v
2 Instrumen
v v
3 Judgement tes dan Uji coba
instrumen v
4
Pengambilan data dan
implementasi
pembelajaran
v v
5 Pelaporan
v v
6 Pembimbingan artikel
v
Pengembangan Multimedia
No Kegiatan Nop Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli
1 Proposal v v v v
2 Menyusun Storyboard dan
Flowchart v
3 Pembuatan Media dan
perangkat pembelajaran v v
4 Judgement media dan
perangkat pembelajaran v v
5 Implementasi
Pembelajaran dan tes v v
6 Pelaporan
v v
7 Pembimbingan artikel
v