27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Sifat dari penelitian ini adalah deduktif, dengan mengacu kepada berbagai teori. Dalam bab ini akan memberikan gambaran mengenai pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik sampling, dan teknik analisis. Konsep pendekatan penelitian kuantitatif merupakan kerangka acuan peneliti dalam desain instrumen penelitian, konsep tersebut dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2004). Konsep juga dibangun dengan maksud memberikan pemahaman terhadap pengertian dan hubungan antar variabel, indikator, maupun skala pengukuran dalam penelitian yang dilakukan.Teori yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini merupakan teori- teori yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian yang dapat membantu sebagai landasan/pedoman, untuk menjelaskan, dan untuk meramalkan. Teori menjadi pedoman penting bagi peneliti untuk membangun pemahaman tentang karakteristik objek penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Sifat dari penelitian ini

adalah deduktif, dengan mengacu kepada berbagai teori. Dalam bab ini akan memberikan

gambaran mengenai pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik sampling, dan

teknik analisis.

Konsep pendekatan penelitian kuantitatif merupakan kerangka acuan peneliti dalam

desain instrumen penelitian, konsep tersebut dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk

menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2004). Konsep juga dibangun

dengan maksud memberikan pemahaman terhadap pengertian dan hubungan antar variabel,

indikator, maupun skala pengukuran dalam penelitian yang dilakukan.Teori yang digunakan

dalam kegiatan penelitian ini merupakan teori-teori yang terkait dengan pembahasan dalam

penelitian yang dapat membantu sebagai landasan/pedoman, untuk menjelaskan, dan untuk

meramalkan. Teori menjadi pedoman penting bagi peneliti untuk membangun pemahaman

tentang karakteristik objek penelitian.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif, dan data kualitatif serta tidak

tertutup kemungkinan data kualitatif yang dikuantitatifkan. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini terbagi dalam data sekunder dan data primer.

Page 2: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

3.2.2 Sumber Data

Adapun data-data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini didapatkan dari

Puskesmas Rajabasa di Bandar Lampung, dan masyarakat yang merupakan lansia di wilayah

kerja Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung. Sumber data juga berasal dari informan terpilih

lainnya yang ada di wilayah studi dan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti.

3.2.3 Kebutuhan Data

Tabel kebutuhan data adalah data yang berkaitan dengan variabel penelitian yang

akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian yang dapat mempermudah pengumpulan data

diperlukan. Tabel kebutuhan data menjelaskan semua hal tentang data tersebut, dimulai dari

sasaran,kebutuhan data, jenis data yang meliputi data primer: wawancara (ww), kuesioner

(kui), observasi lapangan (ol) dan data sekunder: dari instansi (ins), literatur (lit), terbitan

ilmiah (ilm), internet (int).

TABEL III.1

KEBUTUHAN DATA

N

o Tujuan

Khusus

Kebutuhan Data

Jenis Data

Data primer Data sekunder

W

w

Ku

i

O

l

Ins Lit Il

m

Int

1 Data

Demografi

Data Jumlah lansia

terakhir

Puskesmas

Rajabasa

Data tingkat pendidikan

lansia

Page 3: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Data mata pencaharian

lansia

2

Mengetahui

tingkat

pengetahuan

lansia tentang

osteoporosis

Pemahaman lansia

terhadap pengertian

osteoporosis

Pemahaman lansia

mengenai penyebab

osteoporosis

Pemahaman lansia

terhadap tulang dan

penyakitnya

Pemahaman lansia

terhadap hal-hal yang

berpengaruh positif dan

negatif terhadap

osteoporosis (asupan

makanan, olahraga, dll)

3

Mengetahui

Pencegahan

osteoporis

yang dilakukan

pada lansia

Aktivitas pencegahan yang

telah dilakukan;

Kebiasaan dan pola hidup

lansia;

Rutinitas lansia untuk

check up ke dokter

Langkah

pencegahan

Kebiasaan lansia untuk minum

susu berkalsium tinggi

Kebiasaan lansia untuk

Page 4: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

4

osteoporosis yang

meliputi

pengurangan,

faktor resiko,

nutrisi dan

olahraga

mengkonsumsi vitamin untuk

tulang

Kebiasaan lansia untuk olahraga

Kebiasaan lansia untuk menjaga

pola makanan bergizi

Kebiasaan lansia untuk

mengontrol asupan garam

Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2013

3.2.4 Tahap Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data penelitian terdiri dari dua tahap yaitu :

1. Tahap pra survey

Tahapan ini dilakukan sebagai langkah untuk mengumpulkan data dan informasi

awal terkait wilayah kerja Puskesmas Rajabasa dan untuk mendapatkan data jumlah

lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa di Bandar Lampung sebagai input dalam

penentuan populasi dan sampel penelitian.Tahapan pra survey mencakup persiapan

survey dengan mempersiapkan kebutuhan data, kuesioner, teks wawancara, perijinan

dan instrumen lain yang mendukung pelaksanaan penelitian.

2. Tahap survei

Tahapan kedua dari pengumpulan data yaitu tahap survei yang sudah menggunakan

panduan dari variabel-variabel penelitian yang dibangun dari kajian literatur

sebelumnya. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara primer dan sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi langsung, kuesioner dan

wawancara baik staff puskesmas Rajabasa maupun dengan lansia serta informan

(key person) terpilih.

Page 5: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

3.2.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan data yang akan

mendukung data primer. Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data secara langsung

diwilayah studi penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi-

informasi yang mungkin selama ini belum terpublikasi. Adapun bentuk dari teknik

pengumpulan data primer yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Observasi Lapangan

Observasi lapangan yang dilakukan ditujukan untuk melihat secara langsung

lansia yang menjadi objek penelitian.

b) Kuesioner

Kuesioner dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini untuk mendapatkan

informasi langsung yang tidak dimungkinkan dilakukan dalam wawancara.

Sifat dari kuesioner yang akan dilakukan berupa daftar pertanyaan pilihan

bersifat pertanyaan tertutup, yakni sebagai berikut:

Pemahaman lansia terhadap pengertian osteoporosis

Pemahaman lansia mengenai penyebab osteoporosis

Pemahaman lansia terhadap tulang dan penyakitnya

Pemahaman lansia terhadap hal-hal yang berpengaruh positif dan negatif

terhadap osteoporosis (asupan makanan, olahraga, dll)

Aktivitas pencegahan yang telah dilakukan;

Kebiasaan dan pola hidup lansia;

Rutinitas lansia untuk check up ke dokter

Kebiasaan lansia untuk minum susu berkalsium tinggi

Page 6: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Kebiasaan lansia untuk mengkonsumsi vitamin untuk tulang

Kebiasaan lansia untuk olahraga

Kebiasaan lansia untuk menjaga pola makanan bergizi

Kebiasaan lansia untuk mengontrol asupan garam

c) Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab dengan responden secara

tatap muka yang memungkinkan menggali informasi yang lebih mendalam.

Adapun wawancara yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian ini

bersifat pertanyaan terbuka. Wawancara dapat dilakukan kepada lansia yang

merupakan responden penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data secara tidak

langsung. Teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam kegiatan

penelitian ini merupakan studi dokumen instansional, studi literatur terkait

penelitian, terbitan ilmiah, internet dan data-data sekunder lainnya yang

mendukung proses kegiatan penelitian ada.Instansi yang menjadi target untuk

mendapatkan data tersebut yaitu Puskesmas Rajabasa di Bandar lampung.

3.3 Penentuan Ukuran Sampel

Teknik sampling yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah purposive

sampling. Menurut (Sangadji, et al., 2011) bahwa teknik purposive sampling digunakan

terhadap bagian populasi berdasarkan kriteria yang dibuat peneliti. Teknik pengambilan

sampling yang telah ditentukan yaitu purposive sampling akan menyesuaikan ukuran sampel.

Page 7: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

n = N 1 + Ne2

Ukuran sampel yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini merupakan individu yang

berada dalam dua populasi yang telah ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria sebelumnya.

Kriteria yang ditetapkan yaitu :

1. Lansia berumur lebih dari 60 tahun;

2. Lansia yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Rajabasa, Bandar Lampung;

3. Lansia yang masuk dalam Kelompok Lansia (PKM) dalam data Puskesmas Rajabasa,

Bandar Lampung.

Semakin besar jumlah sampel yang akan di ambil maka akan semakin besar pula

peluang untuk terwakilinya sebuah populasi, namun sebaliknya semakin sedikit sampel yang

akan diambil maka akan semakin kecil pula peluang untuk terwakilinya sebuah populasi.

Untuk menentukan ukuran sampel, dapat menggunakan rumus yang telah ditentukan.

Menurut Slovin dalam (Sangadji, et al., 2011) untuk menentukan jumlah sampel dapat

menggunakan rumus :

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

e : Tingkat kesalahan (10%)

Page 8: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Dalam pengambilan sampel ini derajat kesalahan yang digunakan adalah 10% dengan

pertimbangan adanya keterbatasan sumberdaya, waktu dan tenaga sehingga dibutuhkan nilai

minimal untuk mampu mengakomodasi populasi. Ukuran populasi yang digunakan adalah

jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa pada Bulan September 2013. Berdasarkan

cara tersebut, maka ukuran populasi ditentukan sebagai berikut:

TABEL III.2

JUMLAH POPULASI DALAM PENELITIAN

Rentang Usia

Jenis Kelamin Lansia (jiwa)

TotalLaki-laki Perempuan

60 – 69 Tahun 115 125 240

Lebih 70 Tahun 26 27 53

TOTAL 141 152 293

Sumber: Data pencatatan hasil kegiatan kelompok usia lanjut Puskesmas Rajabasa Bulan September, 2013

TABEL III.3

JUMLAH SAMPEL DALAM PENELITIAN

POPULASI JUMLAH

SAMPEL

Jumlah lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa pada

n = 293 jiwa/ lansia

Jumlah sampel:

n = 293

1 + 293.0,01

Page 9: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Bulan September 2013 = 293 / 3,93

= 75

Jumlah keseluruhan sampel 75 responden (lansia)

Sumber : analisis penyusun, 2013

TABEL III.4

JUMLAH SAMPEL DALAM SETIAP KELOMPOK LANSIA

NO NAMA KELOMPOK LANSIA

DALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA

JUMLAH SAMPEL

(jiwa/ lansia)

1 BUNDA 7

2 RKS NADIRA 7

3 SUKAMAJU 7

4 KEPAYANG 6

5 SUMBER REJO 6

6 BAYUR 6

7 LINGSUH 6

8 SINAR HARAPAN 6

9 FLAMBOYAN 6

10 ABADI SEJAHTERA 6

11 TULIP 6

12 ANGGREK 6

TOTAL 75 lansia

Sumber : analisis penyusun berdasarkan data Puskesmas Rajabasa, 2013

Page 10: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

3.4 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang didapatkan dari pengumpulan data yakni data yang berasal dari hasil

observasi, wawancara, kuesioner, studi pustaka, studi instansional dan studi ilmiah. Data

tersebut tentunya ada jenis data kuantitatif dan kualitatif. Proses penyederhanaan informasi

yang akan dilakukan dimaksudkan agar orang selain peneliti mendapatkan persepsi yang

sama dengan peneliti. Untuk teknik penyajian data yang akan dilakukan adalah statistik

deskriptif, namun lebih khususnya dalam penyajian data-data yang berjenis kuantitatif akan

disajikan dengan tabel, chart, peta, dan diagram untuk memperjalas informasi apa yang

didapatkandari data tersebut. Sedangkan, untuk data-data yang berjenis kualitatif akan

disajikan dengan bentuk gambar, foto, bagan, dan menggunakan program SPSS 16,0 for

windows.

3.5 Metode Analisis

Metode analisis merupakan tahapan yang penting dan menentukan. Pada tahapan

inilah bagaimana data akan dianalisis. Adapun dalam kegiatan penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif. Dalam analisis data yang akan ditentukan akan sangat tergantung pada

jenis data yang akan dikumpulkan oleh peneliti (Sangadji, et al., 2011). Dalam kegiatan

penelitian ini, data yang akan didapatkan adalah data yang berjenis kuantitatif dan berjenis

kualitatif.

3.5.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini akan

menggunakan analisis identifikasi, penilaian dan komparatif.

- Identifikasi

Page 11: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Identifikasi merupakan menelaah dari suatu data dan fakta sehingga didapatkan

informasi yang akan mendukung kegiatan penelitian. Tahapan identifikasi dimulai

dari mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data

dan informasi dari lapangan.

- Penilaian

Penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan tahapan menilai yang

dilakukan oleh peneliti terhadap objek penelitian. Penilaian yang dilakukan oleh

peneliti berdasarkan pengalaman dan opini berdasarkan fakta dari objek penelitian

(lansia). Menggunakan program SPSS 16,0 for windows

3.5.2 Alat Analisis

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis campuran

(kuantitatif dan kualitatif). Oleh karena itu, alat analisis dalam penelitian ini juga

menggunakan alat bantu statistik dan alat analisis kualitatif. Analisis kuantitatif akan

menggunakan alat bantu statistik yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis skala

likert.Kedua alat analisis tersebut digunakan untuk menghasilkan perhitungan kuantitatif dari

data sebagai pendukung dalam tahapan analisis yang telah dirancang. Sedangkan untuk

analisis kualitatif menggunakan deskripsi secara kualitatif dan menggambarkan bentuk

kondisi yang terjadi lapangan melalui bagan yang terstruktur.

- Statistik deskriptif

Statistik deskriptif merupakan alat bantu statistik yang berguna untuk pengumpulan,

penyusunan, dan penyajian data dari kegiatan penelitian. Tujuan dari alat analisis ini

adalah untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman data yang disajikan dalam

kegiatan penelitian ini. Proses dalam alat analisis statistik deskriptif ini yakni

Page 12: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

pengumpulan data, pengelompokkan data, pembuatan grafik, diagram dan gambar

berdasarkan data-data kuatitaif yang didapatkan. Adapun dalam kegiatan ini akan

menggunakan statistik deskriptif kuantitatif dan statistik deskriptif kualitatif.

Analisis kualitatif menggunakan deskripsi secara kualitatif serta menggambarkan

bentuk kondisi yang terjadi lapangan melalui bagan yang terstruktur. Perhitungan

dilakukan dengan program SPSS 16,0 for windows

- Skala Likert

Skala Likert merupakan alat bantu untuk melakukan penilaian melalui pembobotan.

Menurut Dijkatra (1991) bahwa ide utama dari teori skala likert bahwa posisi yang

tidak dapat diketahui seperti halnya disposisi, sikap, dan peran. Dengan demikian

diasumsikan bahwa setiap orang memiliki posisi, sikap dan peran yang tetap dan

bahwa reaksi atau pandangan orang luar terhadap hal tersebut akan selalu berbeda.

Setiap reaksi tersebut dapat diukur dengan penilaian melalui komponen skor yang

benar. Menurut John (2010) bahwa skala likert dapat mengukur sikap dan nilai yang

lebih luas. Skala likert juga dapat mengukur hal yang bersifat tidak dapat

diobservasi, fenomena-fenomena yang terjadi seperti sikap.

Selain itu, hal ini merupakan alat bantu untuk mengetahui pengaruh tingkat

pendidikan lansia terhadap cara pencegahan osteoporosis.

Dalam melakukan analisis skala likert, input data yang digunakan adalah data yang

berasal dari lansia sebagai objek penelitian. Setiap variabel dalam bentuk pertanyaan

kuesioner. Proses yang dilakukan adalah tabulasi data kuesioner, reduksi data

kuesioner dan menentukan average dalam setiap pertanyaan dalam 75 responden

(lansia).

Page 13: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Dalam memberikan penilaian ini, menggunakan metode skoring dan

pengklasifikasian data.Metode skoring digunakan untuk memberikan nilai/skor pada

indikator terkait penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Indikator yang telah

dimasukkan ke dalam kuesioner hasilnya akan dianalisis menggunakan metode ini.

Nilai/skor pada tiap indikator terdiri dari lima kategori, yaitu:

TABEL III.5

DAFTAR KUESIONER UNTUK SKALA LIKERT

No. Pernyataan JAWABAN SKOR

1. Membatasi konsumsi garam dalam pola makan Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

2. Membatasi kebiasaan merokok, minum alkohol dan minum

kopi

(jika tidak merokok, minum alkohol dan kopi pilih “sangat

sering”

Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

3. Membatasi mengkonsumsi obat dalam jangka panjang Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

4. Menjaga pola makan yang sehat Sangat sering 5

Page 14: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

No. Pernyataan JAWABAN SKOR

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

5. Sering mengkonsumsi susu berkalsium tinggi Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

6. Check up / konsultasi ke dokter Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

7. Olahraga yang baik dan teratur/ rutin Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

8. Jika ada faktor keturunan osteoporosis, apakah anda sering

berkonsultasi dengan dokter ?

Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

9. Jika pernah terjatuh dari tempat tinggi, apakah anda sring Sangat sering 5

Sering 4

Page 15: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

No. Pernyataan JAWABAN SKOR

berkonsultasi dengan dokter ?

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

10. Membatasi untuk melakukan pekerjaan keras atau berat (kuli,

angkat beban-beban berat, dll)

Sangat sering 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

Sumber : analisis penyusun, 2013

Dalam memberikan penilaian ini, menggunakan metode skoring dan pengklasifikasian data.

1) Metode skoring

Digunakan untuk memberikan nilai/skor pada indikator terkait penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya. Indikator yang telah dimasukkan ke dalam kuesioner hasilnya

akan dianalisis menggunakan metode ini. Nilai/skor pada tiap indikator terdiri dari

lima kategori.

2) Metode pengklasifikasian data

Digunakan untuk mengklasifikasikan atau mengkategorikan data, juga untuk

mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif yang bertujuan untuk memudahkan

dalam proses analisis data. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Sudjana,

1996):

Dari 10 indikator tersebut yang telah diberi skor, selanjutnya akan ditentukan nilai

terbesar dan terkecil dari data tersebut. Dalam penelitian ini, data terbesar didapatkan

Page 16: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

dari jumlah indikator dikalikan dengan skor terbesar, sedangkan data terkecil

didapatkan dari jumlah indikator dikalikan dengan skor terkecil.

Data terbesar = indikator x 5 Data terkecil = indikator x 1

= 10 x 5 = 50 = 10 x 1 = 10

- Setelah diketahui data terbesar dan terkecil, selanjutnya perlu menghitung rentang,

yaitu dengan cara data terbesar dikurangi data terkecil.

Rentang = Data terbesar - Data terkecil

= 50 – 10 = 40

- Sebelum mengkategorikan atau mengklasifikasikan data, perlu menentukan

banyaknya kategori atau kelas dari data tersebut. Cara yang ditempuh adalah

menggunakan aturan Sturges (Sudjana, 1996), yaitu:

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n; dengan n adalah jumlah indikator = 10,

maka hasilnya:

Banyak kelas = 1 + 3,3 log 10

= 1 + 3,3

= 4.3 atau 4 kelas/kategori

- Setelah menentukan banyaknya kelas adalah menentukan interval dari tiap

kelas/kategori tersebut. Interval dapat dihitung dengan membagi rentang dengan

banyak kelas.

Interval = Rentang : Banyak Kelas

= 40 : 4 = 10

- Dari hasil perhitungan rentang, banyaknya kelas/kategori dan interval, maka dapat

disimpulkan 4kelas/kategori untuk hasil penilaian terhadap indikator, yaitu sebagai

berikut:

Kecil : 10 - 20

Page 17: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

Sedang : 21 - 30

Besar : 31 - 40

Sangat Besar : 41 - 50

Selain itu, untuk melihat hubungan tingkat pendidikan dan cara pencegahan osteoporosis dari

objek penelitian yaitu lansia maka dilakukan perbandingan berdasarkan tingkat pendidikan.

Berikut ini merupakan tabel pembanding:

TABEL III. 6

PERBANDINGAN HASIL SKALA LIKERT BERDASARKAN TINGKAT

PENDIDIKAN LANSIA

TINGKAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI

KATEGORI (kecil/ sedang/

besar/ sangat

besar)

(kecil/ sedang/

besar/ sangat

besar)

(kecil/ sedang/

besar/ sangat

besar)

(kecil/ sedang/ besar/

sangat besar)

Sumber : hasil analisis penyusun, 2013

Keterangan : nilai kategori dihitung berdasarkan rata-rata apabila jumlah lebih dari 1

responden

3.6 TAHAPAN ANALISIS

Untuk tahapan analisis yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian ini terdiri dari

4 tahapan yaitu :

Page 18: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

1. Analisis tingkat pengetahuan lansia tentang osteoporosis di wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Bandar Lampung;

2. Analisis pencegahan osteoporis yang dilakukan pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung;

3. Analisis langkah pencegahan osteoporosis yang meliputi pengurangan, faktor resiko,

nutrisi dan olahraga;

4. Analisis pengaruh tingkat pendidikan lansia terhadap cara pencegahan osteoporosis.

Page 19: BAB III METODELOGI PENELITIAN furry.docx

3.7 KERANGKA ANALISIS

3.8

Sumber : hasil analisis penyusun, 2013

GAMBAR III.

KERANGKA ANALISIS PENELITIAN

Variabel

Alat Statistik

Analisis

Analisis tingkat pengetahuan lansia tentang osteoporosis di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

Analisis pencegahan osteoporis yang dilakukan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

Analisis langkah pencegahan osteoporosis yang meliputi pengurangan, faktor resiko, nutrisi dan olahraga

Analisis pengaruh tingkat pendidikan lansia terhadap cara pencegahan osteoporosis.

Mengkaji bagaimana hubungan antara pengetahuan lansia terhadap pencegahan osteoporosis yang dilakukan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa, Bandar Lampung.

Variabel :- Pemahaman lansia terhadap

pengertian osteoporosis- Pemahaman lansia mengenai

penyebab osteoporosis- Pemahaman lansia terhadap

tulang dan penyakitnya- Pemahaman lansia terhadap

hal-hal yang berpengaruh positif dan negatif terhadap osteoporosis (asupan makanan, olahraga, dll)

Variabel :- Aktivitas pencegahan

yang telah dilakukan- Kebiasaan dan pola

hidup lansia- Rutinitas lansia untuk

check up ke dokter

Variabel :- Kebiasaan lansia untuk

minum susu berkalsium tinggi

- Kebiasaan lansia untuk mengkonsumsi vitamin untuk tulang

- Kebiasaan lansia untuk olahraga

- Kebiasaan lansia untuk menjaga pola makanan bergizi

- Kebiasaan lansia untuk mengontrol asupan garam

Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dan Skala Likert

Objek Penelitian yaitu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa

Tinjauan pustaka (kajian literatur) terhadap osteoporosis