Upload
lydat
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang
berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,
Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Waktu
penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 31 Januari
2013.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti,
menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel, menguji hipotesis untuk
memperkuat penerimaan atau mengadakan penolakan terhadap teori, dan
membuat prediksi (Saragih dkk 1994). Survei bertujuan untuk meliputi banyak
orang sehingga hasil survei dapat di pandang mewakili populasi atau merupakan
generalisasi (Istijanto 2005).
3.2.1 Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
melalui observasi lapangan atau dari hasil wawancara dengan menggunakan
kuesioner. Sumber data dari wawancara disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan. Pihak-pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi nelayan,
pengusaha pariwisata, wisatawan dan pemerintah terkait dari Dinas Kelautan
Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dalam
bentuk laporan atau publikasi lainnya. Data sekunder yang diambil bersumber dari
dinas atau instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas
17
Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kawasan
Konservasi Perairan Nasional, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa. Jenis data
primer dan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Data yang Dibutuhkan dalam Penelitian
Data yang dibutuhkan Jenis Data
A. Lembaga Pemerintah
1. Kondisi fisik lingkungan Data sekunder
2. Kualitas perairan Data sekunder
3. Indeks kesesuaian wisata Data sekunder
4. Demografi penduduk Data sekunder
5. Jumlah wisatawan Data sekunder
B. Nelayan
1. Jenis alat tangkap Data primer
2. Penerimaan Data primer
3. Pengeluaran Data primer
C. Pengusaha
1. Jenis kegiatan usaha Data primer
2. Penerimaan Data primer
3. Pengeluaran Data primer
D. Wisatawan
1. Profil wisatawan Data primer
2. Evaluasi tempat wisata oleh pengunjung Data primer
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan dua metode,
yaitu purposive sampling dan accidental sampling. Purposive sampling adalah
pengambilan sampel secara sengaja dimana anggota populasi dipilih untuk
memenuhi tujuan tertentu. Kriteria responden yang dipilih adalah:
1. Nelayan, sebagai pihak yang bergerak langsung di sektor perikanan.
2. Penginapan dan kapal penumpang, sebagai bentuk usaha yang perannya sangat
penting dalam jasa akomodasi dan transportasi di sektor pariwisata.
3. Penangkaran penyu, sebagai pemerhati perikanan sekaligus daya tarik
pariwisata yang sudah merupakan salah satu bentuk nyata dari minawisata
bahari.
18
4. Pihak Balai Kawasan Konservasi Perairan (BKKPN), Dinas Pariwisata
Kabupaten Lombok Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok
Utara serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai lembaga pemerintah yang terkait dalam pengelolaan di Taman Wisata
Perairan Gili Matra.
Accidental sampling adalah pengambilan sampel dimana anggota
populasinya dipilih secara acak. Kriteria responden dalam metode ini adalah
wisatawan domestik dan mancanegara yang kebetulan sedang melakukan aktivitas
wisata di Taman Wisata Perairan Gili Matra dan berusia 17 tahun ke atas
(dewasa).
Penentuan jumlah responden menggunakan dua cara. Responden yang
memiliki jumlah populasi kurang dari 10 digunakan cara sensus. Selain daripada
itu, digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Slovin (1960) dalam Sevilla et
al. (1993) sebagai berikut:
Keterangan:
n = Banyaknya sampel yang diambil (orang)
N = Populasi (orang)
e = Persentase ketidaktelitian (persen)
Dengan persamaan di atas, peneliti dapat menentukan persentase
ketidaktelitian yang diinginkan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
perhitungan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan persentase
ketidaktelitian sebanyak 40% (Lampiran 3).
3.3 Metode Analisis
Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis
secara deskriptif. Analisis yang digunakan antara lain:
19
3.3.1 Analisis Indeks Kesesuaian Minawisata Bahari
Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan
potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai
persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang
akan dikembangkan. Kesesuaian yang akan dianalisis dalam penelitian ini
meliputi:
a. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Pancing
Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 3. (Haris
2012 dalam Jaelani dkk 2012):
Tabel 3. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Pancing
No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor
S Skor SB Skor TS Skor
1. Kelompok jenis
ikan 5
Ikan
target,
ikan
indikator,
ikan
mayor
3 Ikan target,
ikan
indikator, 2
Ikan
indikator,
ikan mayor 1
2. Kecepatan arus
(cm/det) 5 <20 3 200-100 2 >100 1
3. Tinggi gelombang
(cm) 5 <50 3 50-100 2 >100 1
4. Kecerahan
perairan (m) 3 <8 3 8-10 2 >10 1
5. Suhu perairan
(oC)
3 25-30 3 >30-36 2 <25
>32 1
6. Salinitas (o/oo) 3 20-32 3 >32-36 2
<20
>36 1
7. Kedalaman
perairan (m) 1 <10 3 10-15 2 >15 1
8.
Jarak dari alur
pelayaran dan
kawasan lain (m)
1 >500 3 300-500 2 <300 1
9. Dermaga kecil
(jetty) 2
Ada
(bahan
kayu) 3
Ada (bahan
beton) 2 Tidak ada 1
10. Perahu (boat) 2
Ada
(bahan
kayu,
tanpa
motor)
3 Ada (bahan
kayu,
bermotor) 2 Tidak ada 1
Sumber: Haris (2012) dalam Jaelani dkk (2012)
Nilai maksimum (bobotxskor) = 108
20
b. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata KJA
Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 4. (Haris
2012 dalam Jaelani dkk 2012):
Tabel 4. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata KJA
No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor
S Skor SB Skor TS Skor
1. Suhu perairan
(oC)
5 29-30 3 26-<29 2 <26
>30 1
2. Salinitas (o/oo) 5 25-30 3 >30-33 2
<25
>33 1
3. Kecepatan arus
(cm/det) 4 <0,75 3 0,76-1,0 2 >1,0 1
4. Tinggi gelombang
(cm) 4 <0,5 3 >0,50 2 >1,0 1
5.
Kedalaman air
dari dasar jaring
(m)
4 4,0-7,0 3 7,1-10,0 2 <4,0
>10,0 1
6. Oksigen terlarut
(mg/l) 3 >6 3 3-<6 2 <3 1
7. pH 3 6,6-8,0 3 6,0-6,5 2 <6,0
>8,0 1
8. Nitrat (mg/l) 2 <0,1 3 0,1-0,9 2 >0,9 1
9. Phospat (mg/l) 2 <0,1 3 0,1-0,9 2 >0,9 1
10.
Jarak dari alur
pelayaran dan
kawasan lain (m)
2 >500 3 300-500 2 <300 1
Sumber: Haris (2012) dalam Jaelani dkk (2012)
Nilai maksimum (bobotxskor) = 102
21
c. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Selam
Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 5. (Haris
2012 dalam Jaelani dkk 2012):
Tabel 5. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Selam
No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor
S Skor SB Skor TS Skor
1. Suhu perairan
(oC)
5 23-25 3 26-36 2 < 23
> 36 1
2. Salinitas (o/oo) 5 30-36 3 28-30 2
< 28
> 36 1
3. Kecerahan
perairan (m) 5 > 65 3 20-65 2 < 20 1
4. Kecepatan arus
(cm/det) 5 0-25 3 26-50 2 >50 1
5.
Tutupan
komunitas karang
(%)
4 > 65 3 25-65 2 < 25 1
6. Jenis life form
(sp) 4 > 10 3 4-10 2 < 4 1
7. Jenis ikan karang
(sp) 3 > 75 3 20-75 2 < 20 1
8.
Kedalaman
terumbu karang
(m)
3 3-20 3 21-30 2 < 3
> 30 1
9. Perahu (boat) 2
Ada
(bahan
kayu,
tanpa
motor)
3
Ada
(bahan
kayu,
bermotor)
2 Tidak ada 1
10. Peralatan selam
(scuba diving) 2
Ada
(lengkap) 3
Ada
(tidak
lengkap)
2 Tidak ada 1
11. Pemandu selam
(buddies) 2
Ada
(memiliki
lisensi) 3
Ada (tidak
memiliki
lisensi) 2 Tidak ada 1
Sumber: Haris (2012) dalam Jaelani dkk (2012)
Nilai maksimum (bobot x skor) = 126
22
d. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Snorkeling
Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 6.
(Yulianda 2011 dalam Jaelani dkk 2012):
Tabel 6. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Snorkeling
No. Parameter Bobot Kategori Skor
1. Kecerahan perairan (%) 5
100 3
80-<100 2
20-<80 1
< 20 0
2. Tutupan
komunitas karang (%) 5
>75 3
>50-75 2
25-50 1
<25 0
3. Jenis life form (sp) 3
>12 3
<7-12 2
7-4 1
<4 0
4. Jenis ikan karang (sp) 3
>50 3
30-50 2
30-<30 1
<10 0
5. Kecepatan arus (cm/det) 1
0-15 3
>15-30 2
>30-50 1
>50 0
6. Kedalaman terumbu karang
(m) 1
1-3 3
>3-6 2
>6-10 1
>10 ; <1 0
7. Lebar hamparan datar karang
(m) 1
>500 3
>100-500 2
20-100 1
<20 0
Sumber: Yulianda (2011) dalam Jaelani dkk (2012)
Nilai maksimum (bobot x skor) = 57
Setelah data dari masing-masing aktivitas minawisata di atas diperoleh,
kemudian dihitung indeks kesesuaian minawisata baharinya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Jaelani dkk 2012):
IKMB = (∑ Ni/ Nmaks) x 100%
23
Keterangan:
IKMB = Indeks Kesesuaian Minawisata Bahari
Ni = Nilai parameter ke-i (bobot x skor)
Nmaks = Nilai maksimum dari kategori minawisata
Evaluasi Kelayakan:
76% - 100% = Sesuai (S)
51% - 75% = Sesuai Bersyarat (SB)
50% = Tidak Sesuai (TS)
S : Kawasan ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan
perlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak
berarti atau tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan dan tidak akan
menaikkan masukan/tingkatan perlakuan yang diberikan.
SB : Kawasan ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk
mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Pembatas ini
akan lebih menaikan masukan/tingkatan perlakuan yang diperlukan.
TS : Kawasan ini mempunyai pembatas permanen, sehingga menghambat
segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut.
3.3.2 Analisis Daya Dukung Kawasan
Analisis daya dukung kawasan ditujukan pada pengembangan minawisata
bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari. Daya
Dukung Kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat
ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan
gangguan pada alam dan manusia. Persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut (Yulianda 2007 dalam Hertikawati 2011):
DDK = K x Lp/Lt x Wt/Wp
Keterangan:
DDK = Daya Dukung Kawasan (orang)
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)
Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt = Unit area untuk kategori tertentu
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu
hari (jam)
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
(jam)
24
Potensi ekologis pengunjung (K) adalah potensi lingkungan untuk
menampung pengunjung yang ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis
kegiatan yang dikembangkan. Unit area kegiatan (Lt) merupakan luas area yang
dapat digunakan oleh pengunjung dengan mempertimbangkan kemampuan
toleransi alam sehingga kelestarian teteap terjaga. Potensi ekologis pengunjung
dan unit area kegiatan dapat dilihat dalam Tabel 7.
Waktu kegiatan pengunjung (Wp) merupakan lamanya waktu yang
dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu yang
disediakan kawasan (Wt) merupakan lamanya waktu areal dibuka dalam satu hari
dengan rata-rata waktu kerja sekitar 8 jam, yaitu pukul 08.00 sampai dengan
pukul 16.00. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan usaha dapat
dilihat dalam Tabel 8.
Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Unit Area Kegiatan (Lt)
Jenis Kegiatan
Jumlah
Pengunjung
(orang)
Unit
Area Keterangan
Rekreasi Pantai 1 50 m 1 orang setiap 50 m panjang pantai
Wisata Olahraga 1 50 m 1 orang setiap 50 m panjang pantai
Selam 2 1000 m2
2 orang dalam 100 m x 10 m
Snorkling 1 250 m2 1 orang dalam 50 m x 5 m
Sumber: Yulianda (2007) dalam Hertikawati (2011)
Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Kegiatan Wisata
Jenis Kegiatan
Waktu Kegiatan
Pengunjung
(Jam)
Waktu Total 1 Hari
(Jam)
Rekreasi Pantai 3 6
Wisata Olahraga 2 4
Selam 2 8
Snorkling 3 6
Sumber: Yulianda (2007) dalam Hertikawati (2011)
25
3.3.3 Analisis Finansial Usaha
Untuk mengetahui analisis usaha dari beberapa kegiatan ekonomi yang
berlangsung di Taman Wisata Perairan Gili Matra digunakan analisis pendapatan
usaha, R/C ratio dan profitabilitas.
a. Analisis Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya.
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Lipsey dkk 1995):
Keterangan:
= Keuntungan usaha (Rupiah)
TR = Penerimaan total (Rupiah)
TC = Biaya total (Rupiah)
b. Revenue Cost Ratio (R/C ratio)
Analisis R/C ratio merupakan perbandingan antara pendapatan total dengan
biaya produksi secara keseluruhan. R/C ratio dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut (Rahim dan Astuti 2007):
Keterangan:
TR = Penerimaan total (Rupiah)
TC = Biaya total (Rupiah)
Dari hasil perhitungan, nantinya akan didapatkan kriteria usaha dengan
pembagian kategori sebagai berikut:
R/C > 1, usaha menguntungkan
R/C = 1, usaha impas
R/C < 1, usaha rugi
26
c. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan perhitungan yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang
ada. Profitabilitas menggunakan persamaan sebagai berikut (Riyanto dalam
Wardani dkk 2012):
3.3.4 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Analisis yang digunakan untuk strategi pengembangan minawisata pada
penelitian ini menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi. Kekuatan (strenghts) adalah unsur-
unsur yang menjadi keunggulan kawasan wisata. Kelemahan (weaknesses) adalah
unsur yang menjadi keterbatasan wisata sehingga dapat menghambat kinerja
pengelola untuk mencapai keberhasilan pengelolaan. Peluang (opportunities)
adalah unsur lingkungan yang berasal dari luar yang dapat menguntungkan
pengelola. Ancaman (threats) adalah unsur lingkungan yang berasal dari luar
yang dapat menghambat atau merugikan pihak pengelola.
Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Dalam analisis ini akan disusun matriks SWOT yang akan
menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi sebagai berikut (Rangkuti
2003):
1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman.
3. WO, yaitu strategi berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan yang ada.
27
4. WT, yaitu strategi berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Adapun kerangka kerja dengan menggunakan analisis SWOT adalah
sebagai berikut (Rangkuti 2003):
1. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) (Tabel 9.),
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Membuat daftar critical access factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang
menjadi kekuatan dan kelemahan.
b. Menentukan bobot dari critical access factors sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.
c. Memberi rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap kawasan (nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =
cukup penting, 1 = kurang penting).
d. Mengalikan antara bobot dengan rating lalu menjumlahkan semua skor.
2. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) (Tabel 10.),
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Membuat daftar critical access factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang
menjadi peluang dan ancaman.
b. Menentukan bobot dari critical access factors sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.
c. Memberi rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap kawasan (nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =
cukup penting, 1 = kurang penting).
d. Mengalikan antara bobot dengan rating lalu menjumlahkan semua skor
3. Pembuatan Matriks SWOT (Tabel 11.) dengan menghubungkan setiap unsur
SWOT.
28
4. Pembuatan tabel ranking alternatif strategi (Tabel 12.) dengan cara
menampilkan setiap strategi beserta jumlah skornya untuk kemudian diranking
sehingga menghasilkan prioritas strategi yang dipilih.
Tabel 9. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor Strategis
Internal A B C ... Total Bobot
A X1
B X2
C X3
... X4
Total Xi 1
Sumber: Prakoso (2007)
Tabel 10. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Faktor Strategis
Eksternal A B C ... Total Bobot
A X1
B X2
C X3
... X4
Total Xi 1
Sumber: Prakoso (2007)
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel menggunakan rumus sebagai berikut
(Prakoso 2007):
ói =
∑
Keterangan :
ói = bobot variabel ke-i
Xi = nilai variabel ke-i
i = 1,2,3, ... (faktor strategis internal atau eksternal)
n = jumlah variabel
29
Tabel 11. Matriks SWOT
IFE
EFE
Strenghts (S) Weaknesses (W)
Tentukan beberapa
faktor kekuatan
internal
Tentukan beberapa
faktor kelemahan
internal
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Tentukan beberapa
faktor peluang eksternal
Strategi menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Tentukan beberapa
faktor ancaman
eksternal
Strategi menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi meminimalkan
kelemahan untuk
menghindari ancaman
Sumber: David (2002)
Tabel 12. Alternatif Strategi
Unsur
SWOT Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Ranking
Strategi SO
Strategi ST
Strategi WO
Strategi WT
Sumber: David (2002)