14
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 31 Januari 2013. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti, menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel, menguji hipotesis untuk memperkuat penerimaan atau mengadakan penolakan terhadap teori, dan membuat prediksi (Saragih dkk 1994). Survei bertujuan untuk meliputi banyak orang sehingga hasil survei dapat di pandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi (Istijanto 2005). 3.2.1 Sumber Data Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan atau dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sumber data dari wawancara disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Pihak-pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi nelayan, pengusaha pariwisata, wisatawan dan pemerintah terkait dari Dinas Kelautan Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dalam bentuk laporan atau publikasi lainnya. Data sekunder yang diambil bersumber dari dinas atau instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2006/230110066001_3_3410.pdf · Untuk mengetahui analisis usaha dari beberapa kegiatan

  • Upload
    lydat

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang

berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Waktu

penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 31 Januari

2013.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti,

menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel, menguji hipotesis untuk

memperkuat penerimaan atau mengadakan penolakan terhadap teori, dan

membuat prediksi (Saragih dkk 1994). Survei bertujuan untuk meliputi banyak

orang sehingga hasil survei dapat di pandang mewakili populasi atau merupakan

generalisasi (Istijanto 2005).

3.2.1 Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

melalui observasi lapangan atau dari hasil wawancara dengan menggunakan

kuesioner. Sumber data dari wawancara disebut responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik pertanyaan tertulis maupun

lisan. Pihak-pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi nelayan,

pengusaha pariwisata, wisatawan dan pemerintah terkait dari Dinas Kelautan

Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dalam

bentuk laporan atau publikasi lainnya. Data sekunder yang diambil bersumber dari

dinas atau instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas

17

Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kawasan

Konservasi Perairan Nasional, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa. Jenis data

primer dan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Data yang Dibutuhkan dalam Penelitian

Data yang dibutuhkan Jenis Data

A. Lembaga Pemerintah

1. Kondisi fisik lingkungan Data sekunder

2. Kualitas perairan Data sekunder

3. Indeks kesesuaian wisata Data sekunder

4. Demografi penduduk Data sekunder

5. Jumlah wisatawan Data sekunder

B. Nelayan

1. Jenis alat tangkap Data primer

2. Penerimaan Data primer

3. Pengeluaran Data primer

C. Pengusaha

1. Jenis kegiatan usaha Data primer

2. Penerimaan Data primer

3. Pengeluaran Data primer

D. Wisatawan

1. Profil wisatawan Data primer

2. Evaluasi tempat wisata oleh pengunjung Data primer

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan dua metode,

yaitu purposive sampling dan accidental sampling. Purposive sampling adalah

pengambilan sampel secara sengaja dimana anggota populasi dipilih untuk

memenuhi tujuan tertentu. Kriteria responden yang dipilih adalah:

1. Nelayan, sebagai pihak yang bergerak langsung di sektor perikanan.

2. Penginapan dan kapal penumpang, sebagai bentuk usaha yang perannya sangat

penting dalam jasa akomodasi dan transportasi di sektor pariwisata.

3. Penangkaran penyu, sebagai pemerhati perikanan sekaligus daya tarik

pariwisata yang sudah merupakan salah satu bentuk nyata dari minawisata

bahari.

18

4. Pihak Balai Kawasan Konservasi Perairan (BKKPN), Dinas Pariwisata

Kabupaten Lombok Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok

Utara serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

sebagai lembaga pemerintah yang terkait dalam pengelolaan di Taman Wisata

Perairan Gili Matra.

Accidental sampling adalah pengambilan sampel dimana anggota

populasinya dipilih secara acak. Kriteria responden dalam metode ini adalah

wisatawan domestik dan mancanegara yang kebetulan sedang melakukan aktivitas

wisata di Taman Wisata Perairan Gili Matra dan berusia 17 tahun ke atas

(dewasa).

Penentuan jumlah responden menggunakan dua cara. Responden yang

memiliki jumlah populasi kurang dari 10 digunakan cara sensus. Selain daripada

itu, digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Slovin (1960) dalam Sevilla et

al. (1993) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Banyaknya sampel yang diambil (orang)

N = Populasi (orang)

e = Persentase ketidaktelitian (persen)

Dengan persamaan di atas, peneliti dapat menentukan persentase

ketidaktelitian yang diinginkan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

perhitungan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan persentase

ketidaktelitian sebanyak 40% (Lampiran 3).

3.3 Metode Analisis

Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis

secara deskriptif. Analisis yang digunakan antara lain:

19

3.3.1 Analisis Indeks Kesesuaian Minawisata Bahari

Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan

potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai

persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang

akan dikembangkan. Kesesuaian yang akan dianalisis dalam penelitian ini

meliputi:

a. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Pancing

Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 3. (Haris

2012 dalam Jaelani dkk 2012):

Tabel 3. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Pancing

No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor

S Skor SB Skor TS Skor

1. Kelompok jenis

ikan 5

Ikan

target,

ikan

indikator,

ikan

mayor

3 Ikan target,

ikan

indikator, 2

Ikan

indikator,

ikan mayor 1

2. Kecepatan arus

(cm/det) 5 <20 3 200-100 2 >100 1

3. Tinggi gelombang

(cm) 5 <50 3 50-100 2 >100 1

4. Kecerahan

perairan (m) 3 <8 3 8-10 2 >10 1

5. Suhu perairan

(oC)

3 25-30 3 >30-36 2 <25

>32 1

6. Salinitas (o/oo) 3 20-32 3 >32-36 2

<20

>36 1

7. Kedalaman

perairan (m) 1 <10 3 10-15 2 >15 1

8.

Jarak dari alur

pelayaran dan

kawasan lain (m)

1 >500 3 300-500 2 <300 1

9. Dermaga kecil

(jetty) 2

Ada

(bahan

kayu) 3

Ada (bahan

beton) 2 Tidak ada 1

10. Perahu (boat) 2

Ada

(bahan

kayu,

tanpa

motor)

3 Ada (bahan

kayu,

bermotor) 2 Tidak ada 1

Sumber: Haris (2012) dalam Jaelani dkk (2012)

Nilai maksimum (bobotxskor) = 108

20

b. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata KJA

Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 4. (Haris

2012 dalam Jaelani dkk 2012):

Tabel 4. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata KJA

No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor

S Skor SB Skor TS Skor

1. Suhu perairan

(oC)

5 29-30 3 26-<29 2 <26

>30 1

2. Salinitas (o/oo) 5 25-30 3 >30-33 2

<25

>33 1

3. Kecepatan arus

(cm/det) 4 <0,75 3 0,76-1,0 2 >1,0 1

4. Tinggi gelombang

(cm) 4 <0,5 3 >0,50 2 >1,0 1

5.

Kedalaman air

dari dasar jaring

(m)

4 4,0-7,0 3 7,1-10,0 2 <4,0

>10,0 1

6. Oksigen terlarut

(mg/l) 3 >6 3 3-<6 2 <3 1

7. pH 3 6,6-8,0 3 6,0-6,5 2 <6,0

>8,0 1

8. Nitrat (mg/l) 2 <0,1 3 0,1-0,9 2 >0,9 1

9. Phospat (mg/l) 2 <0,1 3 0,1-0,9 2 >0,9 1

10.

Jarak dari alur

pelayaran dan

kawasan lain (m)

2 >500 3 300-500 2 <300 1

Sumber: Haris (2012) dalam Jaelani dkk (2012)

Nilai maksimum (bobotxskor) = 102

21

c. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Selam

Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 5. (Haris

2012 dalam Jaelani dkk 2012):

Tabel 5. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Selam

No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor

S Skor SB Skor TS Skor

1. Suhu perairan

(oC)

5 23-25 3 26-36 2 < 23

> 36 1

2. Salinitas (o/oo) 5 30-36 3 28-30 2

< 28

> 36 1

3. Kecerahan

perairan (m) 5 > 65 3 20-65 2 < 20 1

4. Kecepatan arus

(cm/det) 5 0-25 3 26-50 2 >50 1

5.

Tutupan

komunitas karang

(%)

4 > 65 3 25-65 2 < 25 1

6. Jenis life form

(sp) 4 > 10 3 4-10 2 < 4 1

7. Jenis ikan karang

(sp) 3 > 75 3 20-75 2 < 20 1

8.

Kedalaman

terumbu karang

(m)

3 3-20 3 21-30 2 < 3

> 30 1

9. Perahu (boat) 2

Ada

(bahan

kayu,

tanpa

motor)

3

Ada

(bahan

kayu,

bermotor)

2 Tidak ada 1

10. Peralatan selam

(scuba diving) 2

Ada

(lengkap) 3

Ada

(tidak

lengkap)

2 Tidak ada 1

11. Pemandu selam

(buddies) 2

Ada

(memiliki

lisensi) 3

Ada (tidak

memiliki

lisensi) 2 Tidak ada 1

Sumber: Haris (2012) dalam Jaelani dkk (2012)

Nilai maksimum (bobot x skor) = 126

22

d. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Snorkeling

Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 6.

(Yulianda 2011 dalam Jaelani dkk 2012):

Tabel 6. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Snorkeling

No. Parameter Bobot Kategori Skor

1. Kecerahan perairan (%) 5

100 3

80-<100 2

20-<80 1

< 20 0

2. Tutupan

komunitas karang (%) 5

>75 3

>50-75 2

25-50 1

<25 0

3. Jenis life form (sp) 3

>12 3

<7-12 2

7-4 1

<4 0

4. Jenis ikan karang (sp) 3

>50 3

30-50 2

30-<30 1

<10 0

5. Kecepatan arus (cm/det) 1

0-15 3

>15-30 2

>30-50 1

>50 0

6. Kedalaman terumbu karang

(m) 1

1-3 3

>3-6 2

>6-10 1

>10 ; <1 0

7. Lebar hamparan datar karang

(m) 1

>500 3

>100-500 2

20-100 1

<20 0

Sumber: Yulianda (2011) dalam Jaelani dkk (2012)

Nilai maksimum (bobot x skor) = 57

Setelah data dari masing-masing aktivitas minawisata di atas diperoleh,

kemudian dihitung indeks kesesuaian minawisata baharinya dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Jaelani dkk 2012):

IKMB = (∑ Ni/ Nmaks) x 100%

23

Keterangan:

IKMB = Indeks Kesesuaian Minawisata Bahari

Ni = Nilai parameter ke-i (bobot x skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari kategori minawisata

Evaluasi Kelayakan:

76% - 100% = Sesuai (S)

51% - 75% = Sesuai Bersyarat (SB)

50% = Tidak Sesuai (TS)

S : Kawasan ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan

perlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak

berarti atau tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan dan tidak akan

menaikkan masukan/tingkatan perlakuan yang diberikan.

SB : Kawasan ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk

mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Pembatas ini

akan lebih menaikan masukan/tingkatan perlakuan yang diperlukan.

TS : Kawasan ini mempunyai pembatas permanen, sehingga menghambat

segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut.

3.3.2 Analisis Daya Dukung Kawasan

Analisis daya dukung kawasan ditujukan pada pengembangan minawisata

bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari. Daya

Dukung Kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat

ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan

gangguan pada alam dan manusia. Persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut (Yulianda 2007 dalam Hertikawati 2011):

DDK = K x Lp/Lt x Wt/Wp

Keterangan:

DDK = Daya Dukung Kawasan (orang)

K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)

Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan

Lt = Unit area untuk kategori tertentu

Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu

hari (jam)

Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

(jam)

24

Potensi ekologis pengunjung (K) adalah potensi lingkungan untuk

menampung pengunjung yang ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis

kegiatan yang dikembangkan. Unit area kegiatan (Lt) merupakan luas area yang

dapat digunakan oleh pengunjung dengan mempertimbangkan kemampuan

toleransi alam sehingga kelestarian teteap terjaga. Potensi ekologis pengunjung

dan unit area kegiatan dapat dilihat dalam Tabel 7.

Waktu kegiatan pengunjung (Wp) merupakan lamanya waktu yang

dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu yang

disediakan kawasan (Wt) merupakan lamanya waktu areal dibuka dalam satu hari

dengan rata-rata waktu kerja sekitar 8 jam, yaitu pukul 08.00 sampai dengan

pukul 16.00. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan usaha dapat

dilihat dalam Tabel 8.

Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Unit Area Kegiatan (Lt)

Jenis Kegiatan

Jumlah

Pengunjung

(orang)

Unit

Area Keterangan

Rekreasi Pantai 1 50 m 1 orang setiap 50 m panjang pantai

Wisata Olahraga 1 50 m 1 orang setiap 50 m panjang pantai

Selam 2 1000 m2

2 orang dalam 100 m x 10 m

Snorkling 1 250 m2 1 orang dalam 50 m x 5 m

Sumber: Yulianda (2007) dalam Hertikawati (2011)

Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Kegiatan Wisata

Jenis Kegiatan

Waktu Kegiatan

Pengunjung

(Jam)

Waktu Total 1 Hari

(Jam)

Rekreasi Pantai 3 6

Wisata Olahraga 2 4

Selam 2 8

Snorkling 3 6

Sumber: Yulianda (2007) dalam Hertikawati (2011)

25

3.3.3 Analisis Finansial Usaha

Untuk mengetahui analisis usaha dari beberapa kegiatan ekonomi yang

berlangsung di Taman Wisata Perairan Gili Matra digunakan analisis pendapatan

usaha, R/C ratio dan profitabilitas.

a. Analisis Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya.

Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Lipsey dkk 1995):

Keterangan:

= Keuntungan usaha (Rupiah)

TR = Penerimaan total (Rupiah)

TC = Biaya total (Rupiah)

b. Revenue Cost Ratio (R/C ratio)

Analisis R/C ratio merupakan perbandingan antara pendapatan total dengan

biaya produksi secara keseluruhan. R/C ratio dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut (Rahim dan Astuti 2007):

Keterangan:

TR = Penerimaan total (Rupiah)

TC = Biaya total (Rupiah)

Dari hasil perhitungan, nantinya akan didapatkan kriteria usaha dengan

pembagian kategori sebagai berikut:

R/C > 1, usaha menguntungkan

R/C = 1, usaha impas

R/C < 1, usaha rugi

26

c. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan perhitungan yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada. Profitabilitas menggunakan persamaan sebagai berikut (Riyanto dalam

Wardani dkk 2012):

3.3.4 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Analisis yang digunakan untuk strategi pengembangan minawisata pada

penelitian ini menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi. Kekuatan (strenghts) adalah unsur-

unsur yang menjadi keunggulan kawasan wisata. Kelemahan (weaknesses) adalah

unsur yang menjadi keterbatasan wisata sehingga dapat menghambat kinerja

pengelola untuk mencapai keberhasilan pengelolaan. Peluang (opportunities)

adalah unsur lingkungan yang berasal dari luar yang dapat menguntungkan

pengelola. Ancaman (threats) adalah unsur lingkungan yang berasal dari luar

yang dapat menghambat atau merugikan pihak pengelola.

Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Dalam analisis ini akan disusun matriks SWOT yang akan

menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi sebagai berikut (Rangkuti

2003):

1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi

ancaman.

3. WO, yaitu strategi berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

meminimalkan kelemahan yang ada.

27

4. WT, yaitu strategi berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Adapun kerangka kerja dengan menggunakan analisis SWOT adalah

sebagai berikut (Rangkuti 2003):

1. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) (Tabel 9.),

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Membuat daftar critical access factors (faktor-faktor utama yang

mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang

menjadi kekuatan dan kelemahan.

b. Menentukan bobot dari critical access factors sesuai dengan tingkat

kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.

c. Memberi rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktor-

faktor tersebut terhadap kawasan (nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =

cukup penting, 1 = kurang penting).

d. Mengalikan antara bobot dengan rating lalu menjumlahkan semua skor.

2. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) (Tabel 10.),

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Membuat daftar critical access factors (faktor-faktor utama yang

mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang

menjadi peluang dan ancaman.

b. Menentukan bobot dari critical access factors sesuai dengan tingkat

kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.

c. Memberi rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktor-

faktor tersebut terhadap kawasan (nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =

cukup penting, 1 = kurang penting).

d. Mengalikan antara bobot dengan rating lalu menjumlahkan semua skor

3. Pembuatan Matriks SWOT (Tabel 11.) dengan menghubungkan setiap unsur

SWOT.

28

4. Pembuatan tabel ranking alternatif strategi (Tabel 12.) dengan cara

menampilkan setiap strategi beserta jumlah skornya untuk kemudian diranking

sehingga menghasilkan prioritas strategi yang dipilih.

Tabel 9. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor Strategis

Internal A B C ... Total Bobot

A X1

B X2

C X3

... X4

Total Xi 1

Sumber: Prakoso (2007)

Tabel 10. Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Faktor Strategis

Eksternal A B C ... Total Bobot

A X1

B X2

C X3

... X4

Total Xi 1

Sumber: Prakoso (2007)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel menggunakan rumus sebagai berikut

(Prakoso 2007):

ói =

Keterangan :

ói = bobot variabel ke-i

Xi = nilai variabel ke-i

i = 1,2,3, ... (faktor strategis internal atau eksternal)

n = jumlah variabel

29

Tabel 11. Matriks SWOT

IFE

EFE

Strenghts (S) Weaknesses (W)

Tentukan beberapa

faktor kekuatan

internal

Tentukan beberapa

faktor kelemahan

internal

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

Tentukan beberapa

faktor peluang eksternal

Strategi menggunakan

kekuatan untuk

memanfaatkan

peluang

Strategi meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Threats (T) Strategi ST Strategi WT

Tentukan beberapa

faktor ancaman

eksternal

Strategi menggunakan

kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Strategi meminimalkan

kelemahan untuk

menghindari ancaman

Sumber: David (2002)

Tabel 12. Alternatif Strategi

Unsur

SWOT Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Ranking

Strategi SO

Strategi ST

Strategi WO

Strategi WT

Sumber: David (2002)