Upload
phamphuc
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran
IPA, pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2014/2015 di SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Grobogan yang berlokasi di tengah hutan perbatasan antara kabupaten Boyolali
dan Kabupaten Grobogan. Karena letaknya lebih kurang 20 km dari pusat kota
kecamatan sarana dan prasarananya pun sangat jauh ketinggalan dengan sekolah-
sekolah lain. Tidak hanya itu, pola pikir masyarakat sekitar masih primitif yang
memandang pendidikan tidak begitu penting untuk kehidupan. Karena lingkungan
dan sarana prasarananya kurang mendukung maka pembelajaran yang dilakukan
guru masih kurang optimal dan cenderung menggunakan metode konvensional.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Gunungtumpeng
Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebanyak 18 siswa yang terdiri
dari 14 siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Jumlah laki-laki lebih
banyak daripada perempuan sehingga keramaian dan kegaduhan dalam
pembelajaran didominasi olah anak-laki-laki. Adapun jam efektif sekolah proses
pembelajaran yang dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB,
kecuali pada hari jum’at pembelajaran dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir
pada pukul 11.00 WIB.
Kecerdasan peserta siswa kelas V SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan
Karangrayung Kabupaten Grobogan berbeda-beda, ada yang cerdas dan aktif
namun ada pula peserta didik yang pasif. Mereka belajar hanya saat berangkat ke
sekolah. Sumber belajarnya sepenuhnya berasal dari guru karena tidak adanaya
buku pelajaran. Kondisi sosial ekonomi wali peserta didik heterogen, yakni
sebagian besar bekerja sebagai petani dan pekerja bangunan.
37
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni pendekatan inkuiri dengan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) sebagai variabel bebas dan
hasil belajar sebagai variabel terikat. Pendekatan inkuiri dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah sebuah kegiatan
pembelajaran mata pelajaran IPA melalui langkah-langkah pemberian rangsangan
(stimulus), membentuk kelompok, mengidentifikasi masalah, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data,kesimpulan,
pemberian pertanyaan, pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan, pemberian
tanggapan dari anggota lain, kesimpulan.
Hasil belajar adalah total skor dari skor tes formatif dan skor unjuk kerja
(mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, mengolah data, kesimpulan, pemberian pertanyaan,
pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan, pemberian tanggapan dari anggota
lain, kesimpulan).
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc.Taggart prosedur melalui 2
siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yakni perencanaan tindakan,
implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi (Hamzah. B. Uno, dkk.
2011:87). Prosedur pelaksanaan penelitian ditunjukkan melalui gambar 2 berikut :
Gambar 2 PTK Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart
38
Berdasarkan gambar prosedur pelaksanaan penelitian diatas dapat
dijelaskan secara rinci berikut :
A. Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan
untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (pra siklus). Siklus
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai. RPP disertai dengan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari materi, media, sumber belajar, alat dan bahan.
Perangkat evaluasi yang meliputi butir soal, rubrik penilaian dan lembar
observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait
pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT).
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah
disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi.
Kegiatan inti dalam pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kepala
sekolah dan guru kelas sebagai observer, bisa dilihat pada lampiran observasi.
c. Refleksi.
Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada
siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-
hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat
keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan
39
untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan
untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya.
B. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II
merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya.
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan langkah-
langkah berikut ini
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan dalam tahap ini sama dengan siklus I yaitu dimulai dengan
penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. RPP disertai dengan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi, media, sumber belajar, alat dan
bahan. Perangkat evaluasi yang meliputi butir soal, rubrik penilaian dan lembar
observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait dengan
pendekatan inkuiri dengan model pembeajaran Numbered Heads Together (NHT).
Perencanaan dalam siklus II ini dilakukan dengan mempertimbangkan
hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan
penambahan/ penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah
pada siklus I atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan RPP yang
telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Selama proses pembelajaran, perlu
dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan
data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti
dilakukan oleh peneliti dibantu oleh kepala sekolah dan guru kelas sebagai
observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, dapat dilihat
pada lampiran observasi.
40
c. Refleksi.
Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus I.
Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan
serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif yang berupa hasil
tes dan kualitatif melalui unjuk kerja.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data identitas siswa
kelas V SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Grobogan sebagai objek penelitian. Selain untuk mendapatkan data
metode dokumentasi juga digunakan untuk mendapatkan daftar nilai mata
pelajaran IPA.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati pemberian perlakuan pendekatan
inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
pada siswa kelas V SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan. Selain untuk mengamati pemberian perlakuan,
observasi digunakan untuk mendapatkan nilai unjuk kerja siswa.
c. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa siklus I
dan siklus II setelah diberi perlakuan pendekatan inkuiri dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
41
3.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
dan tes formatif. Lembar obervasi diisi pada saat pembelajaran dilaksanakan.
Obervasi dilaksanakan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan
keadaan yang diinginkan dan digunakan untuk mendapatkan nilai unjuk kerja
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Tes formatif digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar siswa siklus I dan siklus II setelah diberi perlakuan
pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Instrumen tes formatif yang digunakan dalam siklus I maupun siklus II
sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga instrumen tes
formatif yang digunakan valid dan reliabel. Sebelum membuat instrumen
penelitian baik lembar observasi maupun tes formatif peneliti menyusun kisi-kisi
observasi dan kisi-kisi tes formatif.
a. Kisi-kisi Observasi
Tabel 2
Kisi-kisi Tindakan Pembelajaran Pendekatan Inkuiri dengan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Aspek Indikator Pendekatan Inkuiri dengan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Item
Membuka
Pelajaran
Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran
1
Melakukan kegiatan apersepsi 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
Kegiatan
Pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-6 orang siswa
4
Guru membimbing siswa untuk mengamati lingkungan
sekitar tentang air . (Mengidentifikasi masalah)
5
Guru membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi
kelas mengenai air. (Merumuskan masalah)
6
Guru melakukan presentasi kelas dengan
menyampaikan materi mengenai Air.
(Merumuskan hipotesis)
7, 8, 9
Guru membimbing siswa melakukan praktikum
percobaan. (Mengumpulkan data)
10
42
Guru membimbing siswa membuat laporan pekerjaan.
(mengolah data)
11
Pemberian nomor siswa. (Numbered) 12
Pemanggilan nomor secara acak 13
Kegiatan
Akhir
Guru membimbing siswa dalam menjawab soal pada
saat nomornya dipanggil.
14
Guru membimbing siswa menyimpulkan jawaban dari
pertanyaan yang guru berikan.
15
Membimbing siswa menyimpulkan atas pembelajaran
yang telah dilakukan. (Kesimpulan)
16
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang
telah dialokasikan.
17
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa.
18, 19
Melaksanakan tindak lanjut. 20
Total Item 20
Tabel 3
Kisi-kisi Pengamatan Unjuk Kerja Siswa pada Pembelajaran Siklus I
Indikator Pengamatan Aktivitas Siswa Item
Mengidentifikasi lingkungan sekitar yang berkaitan dengan air 1
Mengidentifikasi manfaat air bagi kehidupan 2
Merumuskan masalah mengenai air. 3
Merumuskan hipotesis mengenai proses terjadinya daur air 4
Mengumpulkan data mengenai proses terjadinya daur air 5
Mengolah data tentang proses terjadinya daur air 6
Mengintepretasikan data tentang proses terjadinya daur air 7
Membuat kesimpulan tentang proses terjadinya daur air 8
Mempresentasikan hasil kerja kelompok 9
Menanggapi hasil kerja kelompok 10
Total Item 10
43
Tabel 4
Kisi-kisi Pengamatan Unjuk Kerja Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
Indikator Pengamatan Aktivitas Siswa Item
Mengidentifikasi lingkungan sekitar yang berkaitan dengan air 1
Mengidentifikasi manfaat air bagi kehidupan 2
Merumuskan masalah mengenai air. 3
Merumuskan hipotesis mengenai teknik penjernihan air 4
Mengumpulkan data mengenai penjernihan air 5
Mengolah data tentang penjernihan air 6
Mengintepretasikan data tentang penjernihan air 7
Membuat kesimpulan tentang penjernihan air 8
Mempresentasikan hasil kerja kelompok 9
Menanggapi hasil kerja kelompok 10
Total Item 10
b. Kisi-kisi Tes Formatif
Tabel 5
Kisi-kisi Tes Formatif Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok Indikator
Bentuk
Soal Item
Air
7.
Memahami
perubahan
yang terjadi
di alam dan
hubunganny
a dengan
penggunaan
sumber daya
alam
7.4
Mendeskripsi
kan proses
daur air dan
kegiatan
manusia yang
dapat
mempengaru
hinya.
Manfaat
Air bagi
Kehidupa
n Manusia
Daur Air
Menyebutkan
manfaat air
bagi manusia
Pilihan
ganda
1, 2, 3,
16, 18
Uraian 1, 2
Menyebutkan
macam-macam
sumber air.
Pilihan
ganda
4, 5
Uraian 4
Mendeskripsik
an proses daur
air
Pilihan
ganda
6, 7, 8,
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 17,
19, 20
Uraian 3, 5, 6
44
Tabel 6
Kisi-kisi Tes Formatif Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok Indikator
Bentuk
Soal Item
Air
7.
Memahami
perubahan
yang terjadi
di alam dan
hubunganny
a dengan
penggunaan
sumber daya
alam
7.4
Mendeskripsi
kan proses
daur air dan
kegiatan
manusia
yang dapat
mempengaru
hinya.
7.5
Mendeskripsi
kan perlunya
penghematan
air.
Kegiatan
Manusia
yang dapat
mempenga
ruhi daur
air
Cara
penghemat
an air
Menjernih
kan
airkeruh/
kotor
secara
sederhana
Menyebutkan
kegiatan
manusia yang
mempengaruhi
daur air.
Pilihan
ganda
4, 12,
16, 17,
20
Uraian 1
Menyebutkan
cara-cara
penghematan
air.
Pilihan
ganda
1, 2, 3,
5, 6, 7,
8, 9,
10, 11,
13, 14,
15, 18,
19
Uraian 2, 3, 4,
5
3.5 Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar sebesar 80% dari 18 siswa dengan KKM 70.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif
yaitu membandingkan hasil penelitian antarsiklus disertai deskripsi.
3.7 Uji Prasyarat
3.7.1 Uji Validitas
Sugioyono (2010:173) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
45
Dengan demikian bahwa uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sulistiyana (2012: 44) uji validitas soal
dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap butir
soal dengan keseluruhan yang diperoleh.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistic
20 dengan teknik Corrected Item Total Correlation untuk mencari koefisien
korelasinya. Purwanto (2008 : 118) menyatakan pengujian signifikansi korelasi
dilakukan dengan membandingkan antara korelasi hitung (rXY) dengan r pada
tabel (rtabel). Pada korelasi positif, bila rXY > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa
X dan Y mempunyai korelasi positif secara signifikan.
Tabel 7
Rentang Indeks Validitas
No. Indeks Interpretasi
1. 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,61 – 0,80 Tinggi
3. 0,41 – 0,60 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya soal yang
akan digunakan dalam penelitian. Instrumen yang diuji adalah soal yang akan
digunakan untuk soal tes formatif siklus I dan soal yang digunakan untuk tes
formatif siklus II. Pengujian instrumen soal dilakukan di SD Negeri 1 Bologarang
Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Purwanto (2008 : 123)
menyatakan r hitung > r tabel maka kedua skor berkorelasi signifikan dan kedua
rater menilai bahwa tes hasil belajar mengukur hal yang sama, sehingga dapat
dikatakan bahwa tes hasil belajar mengukur keadaan yang ingin diukurnya (valid).
Hasil konfirmasi tabel untuk jumlah responden (N) 35 orang dengan taraf
kesalahan (a) 5% adalah 0,334.
46
Berdasarkan uji validitas instrumen yang menggunakan IBM SPSS
Statistic 20 dengan teknik Corrected Item Total Correlation dari 20 butir soal
pilihan ganda tes formatif siklus I terdapat 15 soal yang valid dan dari 6 butir soal
uraian tes formatif siklus I terdapat 5 soal yang valid. Hasil uji validitas tes
formatif siklus II dari 20 butir soal pilihan ganda terdapat 17 soal yang valid dan
dari 6 butir soal uaraian terdapat 5 soal yang valid. Untuk lebih jelasnya hasil uji
validitas instrumen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Soal Tes Formatif Siklus I
Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20
2, 3, 4, 5,6 ,7, 8, 9,
10, 12, 13, 14, 15,
16, 20
1, 11, 17, 18, 19
Uraian 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 3, 4, 5, 6 2
Hasil uji validitas soal tes formatif siklus I diatas menunjukkan bahwa
terdapat 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang valid. Peneliti mengambil
soal pilihan ganda yang valid yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
13, 14, 15, 16, 20. Untuk soal uraian peneliti mengambil soal yang valid yaitu
butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6.
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Soal Tes Formatif Siklus II
Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20
1, 2, 3, 4, 5 ,6 ,7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 17, 18, 19, 20
14, 15, 16
Uraian 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 3, 4, 6 5
Hasil uji validitas soal tes formatif siklus II diatas menunjukkan bahwa
terdapat 17 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang valid. Tetapi peneliti hanya
mengambil 15 soal pilihan ganda dengan nilai validitas tertinggi yaitu butir soal
47
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 17, 18, 19, 20. Untuk soal uraian peneliti
mengambil soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Sugiyono (2010: 173) menyatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu intrumen memiliki keajegan menghasilkan data yang sama apabila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama. Menurut Sulistiyana
(2012: 44) reliabilitas diukur dengan menghitung korelasi skor butir soal dengan
komposit totalnya.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
Statistic 20 dengan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui nilai koefisien
Alpha Cronbach. Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan menurut pedoman
yang dikemukakan oleh Sekaran (Sulistiyana, 2012: 44) yang didasarkan pada
koefisien Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut :
α < 0,6 : Kurang Baik
0,6 < α < 0,8 : Diterima
α > 0,8 : Baik
Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
Statistic 20 dengan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui nilai koefisien
Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas soal tes formatif siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
48
Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Tes Formatif Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.917 .919 15
Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda tes formatif siklus I
yang terdiri dari 15 soal valid dinyatakan reliabel dengan nilai koefisien
Cronbach’s Alpha sebesar 0,917 dan masuk pada kategori baik.
Tabel 11
Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Tes Formatif Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.955 .955 5
Hasil uji reliabilitas soal uraian tes formatif siklus I yang terdiri dari 5
soal valid juga dinyatakan valid nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,955
dan masuk pada kategori baik.
Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Tes Formatif Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.925 .924 15
Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda tes formatif siklus II
yang terdiri dari 15 soal valid dinyatakan reliabel dengan nilai koefisien
Cronbach’s Alpha sebesar 0,927 dan masuk pada kategori baik.
49
Tabel 13
Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Tes Formatif Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.952 .953 5
Hasil uji reliabilitas soal uraian tes formatif siklus II yang terdiri dari 5
soal valid juga dinyatakan valid nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,952
dan masuk pada kategori baik.
3.7.3 Tingkat Kesukaran
Menurut Slameto dalam (Wardani Naniek Sulistya dkk. 2012) tingkat
kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab
betul suatu butir soal. Semakin besar nilai tingkat kesukaran maka semakin
mudah, demikian pula sebaiknya semakin kecil nilai tingkat kesukarannya berarti
soal itu semakin sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu dengan rumus:
P =
Keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran soal
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul.
N = jumlah peserta didik
Tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada rentang skor tingkat
kesukaran butir soal yang secara rinci disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 14
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Tingkat kesukaran
0,00-0,39 Tinggi
0,40-0,79 Sedang
0,80-1,00 Rendah
50
Uji tingkat kesukaran butir soal dilakukan setelah uji validitas dan uji
realiabilitas. Tingkat kesukaran butir soal tes formatif siklus I dan siklus II
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 15
Tingkat Kesukaran Soal Tes Formatif Siklus I
Tingkat kesukaran No Butir Soal Jumlah
Tinggi 5, 10, 20 3
Sedang 3, 4, 7, 8, 9, 12,
13, 14, 15, 16 10
Rendah 2, 6 2
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal tes formatif
siklus I dengan tingkat kesukaran tinggi sebanyak 3 soal yaitu butir soal nomor 5,
10, dan 20. Tingkat kesukaran sedang sebanyak 10 butir soal yaitu soal nomor 3,
4, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, dan 16. Sedangkan tingkat kesukaran rendah sebanyak 2
butir soal yaitu soal nomor 2 dan 6.
Tabel 16
Tingkat Kesukaran Soal Tes Formatif Siklus II
Tingkat kesukaran No Butir Soal Jumlah
Tinggi 1, 18 2
Sedang 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,
12, 17, 19, 20 11
Rendah 6, 10 2
Tabel 3.15 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal tes formatif
siklus I dengan tingkat kesukaran tinggi sebanyak 2 soal yaitu butir soal nomor 1
dan 18. Tingkat kesukaran sedang sebanyak 11 butir soal yaitu soal nomor 2, 3,
4, 5, 7, 8, 9, 12, 17, 19, dan 20. Sedangkan tingkat kesukaran rendah sebanyak 2
butir soal yaitu soal nomor 6 dan 10.