30
16 Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra perasa, dan indra peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam tindakan seseorang. Menurut Amsal Bahtiar, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Adapun menurut Maufur, pengetahuan adalah sesuatu atau semua yang diketahui dan dipahami atas dasar kemampuan kita berpikir, merasa, maupun mengindera, baik diperoleh secara sengaja maupun tidak sengaja (Susanto, 2011). Sedangkan Soerjono Soekanto, berpendapat bahwa pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (mis- informations) (Soekanto, 2010).

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

16 Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu

setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indra

penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra perasa, dan

indra peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam tindakan seseorang.

Menurut Amsal Bahtiar, pengetahuan merupakan hasil proses dari

usaha manusia untuk tahu. Adapun menurut Maufur, pengetahuan

adalah sesuatu atau semua yang diketahui dan dipahami atas dasar

kemampuan kita berpikir, merasa, maupun mengindera, baik diperoleh

secara sengaja maupun tidak sengaja (Susanto, 2011).

Sedangkan Soerjono Soekanto, berpendapat bahwa pengetahuan

adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca

inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul

(superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (mis-

informations) (Soekanto, 2010).

Page 2: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

17

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu dasar terbentuknya suatu perilaku

atau tindakan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki pengetahuan

yang kurang apabila orang tersebut tidak mampu mengenal,

menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan. Ada 6 tingkat

pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo

dalam (Dewanti, 2012), yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima.

Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menarik kesimpulan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur yang sama dan masih berkaitan

Page 3: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

18

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menggabungkan

bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang sudah ada.

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

menurut Budiman (2013) yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin

Page 4: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

19

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

tingggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut

untuk menerima informasi. Seseorang yang memiliki

pendidikan tinggi cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya.

2) Media masa / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Perkembangan teknologi

menyediakan bermacam-macam media masa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Media dalam penyampaian informasi merupakan tugas

utama, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Page 5: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

20

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berbeda dalam lingkungan tersebut.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengatahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman

belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional serta dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah

dan etik yang berasal dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Page 6: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

21

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan bertambah pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin baik. Akan tetapi pada umur-umur

tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau

mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan

pengetahuan (Notoatmodjo, 2011). Adapun beberapa tinkatan

pengetahuan yaitu :

1) Pengetahuan baik, apabila responden berpengetahuan antara

76% - 100%.

2) Pengetahuan cukup, apabila responden berpengetahuan antara

56% -75%.

3) Pengetahuan kurang, apabila responden berpengetahuan kurang

dari <56%.

Page 7: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

22

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2. Keperawatan

a. Pengertian keperawatan

Keperawatan sebagai profesi modern secara luas diyakini diawali

oleh Florence Nightale adalah seorang perempuan abad 19 yang

berpendidikan baik yang berasal dari keluarga kaya di Inggris. Dia

meyakini keperawatan merupakan kebutuhan dan panggilan sosial yang

terhormat bagi wanita yang saat itu belum banyak pilihan karir

(Sullivan, 2013)

Keperawatan menurut Asosiasi Perawat Amerika pada tahun 2012

adalah sebagai upaya perlindungan, promosi dan optimaliasi kesehatan

dan kemampuan pencegahan dari penyakit dan luka, kemudian

meringankan penderitaan melalui diagnosa dan upaya pengobatan

terhadap respon dan pendampingan atau asuhan individual, keluarga,

komunitas dan populasi (Sullivan, 2013).

Perawat adalah seseorang yang telah selesai serta lulus menempuh

pendidikan pada perguruan tinggi di bidang keperawatan baik di dalam

maupun luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan

ketentuan perundang undangan yang berlaku ( UU No 38 tahun 2014).

Page 8: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

23

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. Fungsi perawat

Dalam prakteknya, fungsi perawat terdiri atas tiga fungsi, yaitu

independen, interdependen, dan dependen (Praptianingsih, 2008).

1) Fungsi Independen

Fungsi Independen perawat adalah those activities that are

considered to be within nursing of diagnosis and treatment.

Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah

dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada

ilmuan dan kiat keperawatan. Oleh karena itu, perawat

bertanggung jawab terhadap akibat yang muncul daeri tindakan

yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam menjalankan

fungsi independen adalah: Pengkajian seluruh sejarah kesehatan

pasien/keluarganaya dan menguji secara fisik untuk menentukan

status kesehatan.

2) Fungsi Interdependen

Fungsi Interdependen perawat adalah carried out conjuction

with other health team members. Tindakan perawat berdasar

pada kerjasama dengan team perawat bersama tenaga kesehatan

lainnya berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien.

Mereka biasanya bergabung dalam sebuah team yang dipimpin

oleh seorang dokter. Sebagai tenaga kesehatan, masing-masing

tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk memberikan

pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai bidang ilmunya.

Page 9: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

24

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3) Fungsi Dependen

Fungsi dependen perawat adalah the performed based on the

phyician’s order. Dalam fungsi ini, perawat bertindak

membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan

tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya

dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, dan

melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan

medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat

yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak

pasien tidak termasuk dalam tanggung jawab perawat.

c. Peran Perawat

Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberi asuhan

keperawatan, praktek keperawatan, pengelola institusi keperawatan,

pendidikan klien, serta kegiatan penelitian di bidang keperawatan

(Nursalam, 2008) :

1) Peran Pelaksana

Peran ini dikenal dengan peran perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada

klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat dengan metoda

pendekatan pemecah masalah yang disebut proses keperawatan.

Dalam melaksanakan peran ini, perawat bertindak sebagai

comforter, protector, advocate, communicator dan rehabilitator.

Page 10: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

25

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan

rasa aman pada klien. Peran protector dan advocate lebih

berfokus kepada kemampuan perawat melindungi dan menjamin

hak dan kewajiban klien agar terlaksana dengan seimbang dalam

memperoleh pelayanan kesehatan. Peran sebagai communictor,

perawat bertindak sebagai penghubung antara klien dengan

anggota kesehatan lainnya. Peran ini erat kaitannya dengan

keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan

keperawatan selama 24 jam, sedangkan rehabilitator

berhubungan erat dengan tujuan pemberian keperawatan, yakni

mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan

dapat berfungsi normal.

2) Peran Pendidik

Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga kesehatan

yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa

penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu

kepada peserta didik keperawatan.

3) Peran Pengelola

Sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan dan

menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta

mengordinasikan dan mengendalikan sistem pelayanan

keperawatan. Secara umum, pengetahuan keperawatan tentang

Page 11: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

26

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

fungsi, posisi, lingkup, kewenangan, dan tanggung jawab,

sebagai pelaksana, belum maksimal. Mayoritas perawat hampir

tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan.

d. Karakteristik Perawat

1) Usia

Menurut Mangkunegara (2009) karyawan yang lebih tua

mempunyai pengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan

pekerjaannya sedangkan karyawan yang lebih muda cenderung

merasa kurang puas karena apa yang mereka harapkan lebih tinggi

sehingga harapan dan realita kerja terjadi kesenjangan atau

ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan perawat tidak puas.

2) Jenis Kelamin

Menurut Muadi (2009) menyatakan bahwa secara konsisten tidak

ada perbedaan antara kinerja laki-laki dan perempuan dalam

kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan

kompetisi, motivasi, dan kemampuan belajar.

3) Pendidikan

Individu yang lebih tinggi pendidikannya akan lebih mampu

berpikir luas dan memiliki inisiatif serta kreatif sehingga dapat

menemukan upaya-upaya yang lebih efesien dalam pekerjaan yang

menyebabkan terciptanya kepuasan kerja (Mangkunegara, 2009)

Page 12: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

27

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4) Lama Kerja

Menurut Robbins (2006), senioritas sebagai lama seseorang

menjalankan pekerjaan tertentu secara konsisten berhubungan

negatif dengan masuk keluarnya karyawan. Sedangkan menurut

Siagian (2009), lama kerja menyebabkan seseorang semakin

terampil dan berpengalaman dalam menyelesaikan problematika

kerja sehingga hasil kerja yang diperoleh mendatangkan kepuasan

kerja.

5) Level jenjang karier

Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan

meningkatkan kualitas kerja perawat, perawat akan berusaha untuk

mengontrol karirnya dan memilih karier yang lebih baik sehingga

akan terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja.

3. Puskesmas

a. Pengertian Puskesmas

Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan

dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di

wilayah kerjanya. Kunjungan masyarakat pada suatu unit pelayanan

kesehatan tidak saja dipengaruhi oleh kualitas pelayanan tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya: sumber daya manusia,

motivasi pasien, ketersediaan bahan dan alat, tarif dan lokasi.

Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat

yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

Page 13: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

28

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran

serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul

oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan

yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan

(Depkes RI, 2009).

Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka

peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistim

pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan

terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggung

jawab dalam menyelenggarakan pelayanan keperawatan.

b. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah

kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya (Trihono, 2010).

Page 14: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

29

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c. Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan

atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,

keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk

perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk

kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah

kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota

kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,

merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan

bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi

(Effendi, 2009).

Menurut Trihono (2010) puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu :

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang

berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

2) Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan diwilayah kerjanya.

Page 15: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

30

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3) Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan

puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya

agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat

termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan

melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,

keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan

kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

d. Tanggung jawab puskesmas

Menurut Effendi (2009) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

berarti puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi

tanggungjawab puskesmas meliputi :

1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi (privat goods) dengan tujuan utama yaitu pemeriksaan,

pengobatan penyakit, perawatan dan pemulihan kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan

Page 16: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

31

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan

rawat inap.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah

promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, kesejahteraan ibu dan anak, kebersihan dan sanitasi

lingkungan, pendidikan kesehatan pada masyarakat, perawatan

kesehatan masyarakat, peningkatan gizi, kesehatan jiwa,

kesehatan gigi dan mulut, kesehatan mata, kesehatan sekolah,

laboratorium, kesehatan olahraga, kesehatan usia lanjut,

pembinaan pengobatan tradisional.

e. Peran Puskesmas

Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi

pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan

wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan

dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang

matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta

sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,

Page 17: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

32

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi

informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara

komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).

Adapun syarat-syarat pelayanan kesehatan yang baik menurut

Azwar (2010) adalah :

1) Tersedia dan berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah

pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta

bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan

mudah dicapai oleh masyarakat.

2) Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa

yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat

wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak

bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,

kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.

3) Mudah dicapai

Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang

mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian

ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi.

Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.

Page 18: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

33

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4) Mudah dijangkau

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah

dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian

keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian

keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya.

Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan

pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan

diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

5) Bermutu

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang

bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang

menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para

pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang

telah ditetapkan.

4. Community Mental Heath Nursing (CMHN)

a. Pengertian CMHN

CMHN atau Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (KKJK)

merupakan salah satu upaya yang di gunakan untuk membantu

masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat konflik,

bencana alam, dan permasalahan sosial lainnya (Keliat et all, 2011).

Page 19: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

34

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

CMHN adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik

dan paripurna, pengabdian ini dilakukan sebagai upaya pengoptimalan

penanganan masalah kesehatan jiwa di masyarakat yang berfokus pada

masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stress dan sedang dalam

tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan agar pasien yang

mengalami gangguan jiwa dapat menjadi mandiri dan produktif,

mencegah terjadinya kekambuhan dan mendeteksi serta melakukan

intervensi untuk kelompok yang rentan terjadi gangguan jiwa. Perawat

bekerjasama dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya dalam

melakukan tindakan (Keliat, B.A. Daulima & Nurhaeni, 2011).

Sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan jiwa maka perawat

CMHN perlu dibekali pelatihan (pengetahuan dan kemampuan) untuk

menstimulasi perkembangan individu di masyarakat maupun

mengantisipasi dan mengatasi penyimpangan yang menyertai

perkembangan psikososial individu di masyarakat. Perawat CMHN

sebagai tenaga kesehatan yang bekerja dimasyarakat dan bersama

masyarakat harus mempunyai kemampuan melibatkan peran serta

masyarakat terutama tokoh masyarakat dengan cara melatih para tokoh

masyarakat untuk menjadi kader kesehatan jiwa (Depkes, 2009).

b. Tujuan CMHN

1) Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi

Page 20: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

35

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

masyarakat sehingga tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara

optimal

2) Tujuan Khusus

a) Menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas

b) Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan

pelayanan / asuhan keperawatan jiwa

c) Menjelaskan peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa dalam

memberikan pelayanan keperawatan

d) Bekerjasama dengan tim kesehatan dalam memberikan

pelayanan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya

e) Menerapkan konsep pengorganisasian masyarakat dalam

memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

f) Memberikan asuhan keperawatan pada anak dan remaja dengan

gangguan jiwa : depresi dan perilaku kekerasan

g) Memberikan asuhan keperawatan pada usia dewasa yang

gangguan jiwa dengan masalah : harga diri rendah, perilaku

kekerasan, resiko bunuh diri, isolasi diri, halusinasi, waham dan

defisit perawatan diri

h) Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan

jiwa : depresi dan demensia

i) Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa komunitas

Page 21: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

36

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c. Fungsi CMHN

1) Perencanaan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka pendek, menengah dan

panjang. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan

strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka

menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun sedangkan

perencanaan jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan satu tahun

(Marquia & Houston, 1998 dalam Depkes, 2009).

Kegiatan perencanaan yang akan digunakan dipelayanan

keperawatan kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi,

misi, filosofi dan kebijakan. Untuk jenis perencanaan yang

diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi

rencana kegiatan tahunan dan bulanan. Perencanaan di pelayanan

keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah perencanaan kegiatan

yang akan dilakukan oleh perawat supervisor, perawat CMHN di

puskesmas dan kader kesehatan jiwa. Rencana jangka pendek yang

diterapkan pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

terdiri dari rencana bulanan dan tahunan (Keliat et.al, 2011).

a) Rencana bulanan perawat CMHN

Rencana bulanan adalah kegiatan yang akan dilaksanankan

oleh perawat CMHN dan kader dalam waktu satu bulan.

Rencana bulanan perawat meliputi dua aspek, yaitu kegiatan

managerial dan kegiatan keperawatan

Page 22: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

37

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b) Rencana tahunan perawat CMHN

Setiap akhir tahun perawat melakukan evaluasi hasil

kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan

rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahun

berikutna. Rencana kegiatan tahunan mencakup :

i. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang

kinerja pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

komunitas berupa kegiatan yang dilaksanakan dan

hasil evaluasi (wilayah kerja puskesmas dan Desa

Siaga Sehat Jiwa).

ii. Penyegaran terkait dengan materi pelayanan

keperawatan kesehatan jiwa komunitas khusus

kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini

bertujuan untuk memantapkan hal-hal yang masih

rendah.

iii. Pengembangan SDM (perawat CMHN dan kader

kesehatan jiwa) dalam bentuk rekomendasi untuk

melanjutkan pendidikan formal dan informal.

2) Pengorganisasian pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga dalam pelayanan kesehatan

jiwa komunitas menggunakan pendekatan lintas sektoral dan lintas

program. Setiap perawat CMHN di puskesmas bertanggung jawab

terhadap sejumlah desa yang menjadi area binaan. Desa siaga sehat

Page 23: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

38

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

jiwa dipimpin oleh perawat CMHN puskesmas yang bertanggung

jawab terhadap dua desa atau lebih. Tokoh masyarakat didesa

berperan sebagai penasehat dan penanggung jawab kader kesehatan

jiwa. Beberapa kader kesehatan jiwa bertanggung jawab terhadap

masing-masing dusun yang melakukan kegiatan desa siaga sehat

jiwa. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian desa siaga sehat

jiwa adalah :

a) Wilayah kerja puskesmas dibagi dua untuk 2 orang perawat

CMHN. Misalnya ada 20 desa maka masing-masing perawat

bertanggung jawab pada 10 desa

b) Perawat CMHN bersama tokoh masyarakat menetapkan satu

desa untuk dikembangkan menjadi desa siaga sehat jiwa.

c) Perawat CMHN bersama tokoh masyarakat pada tingkat

desa menetapkan calon kader kesehatan jiwa pada tingkat

dusun. Tiap dusun minimal 2 kader kesehatan jiwa.

3) Pengarahan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Kegiatan pengarahan yang akan dilaksanakan pada pelayanan

keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah menciptakan budaya

motivasi, menerapkan manajemen waktu, melaksanakan

pendelegasian, melaksanakan supervisi dan komunikasi yang

efektif, melakukan manajemen konflik.

Page 24: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

39

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

d. Jenis – jenis CMHN

1) Basic Course (BC) CMHN

Sasaran : Perawat puskesmas

Kegiatan : Perawat diberikan pelatihan cara memberikan

asuhan keperawatan (7 Dx Keperawatan) pada klien dan keluarga

pasien gangguan jiwa dirumah.

2) Intermediate Course (IC) CMHN

Sasaran : Kader Keswa dan Perawat Keswa (Puskesmas)

Kegiatan :

a) Membentuk desa siaga sehat jiwa

b) Merekrut dan melatih kader keswa untuk sekreening dan

pelatihan tentang gangguan jiwa di masyarakat, masalah

psikososial dan sehat jiwa.

c) Melatih perawat keswa mengintervensi klien dengan

masalah psikososial dan mengembangkan rehabilitasi pasien

gangguan jiwa.

3) Advance Course (AC) CMHN

Sasaran : individu, keluarga, staff puskesmas, kelompok

formal dan informal serta masyarakat luas

Kegiatan :

a) Manajemen keperawatan kesehatan jiwa

b) Kerjasama Lintas sektoral

Page 25: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

40

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

e. Tahapan pembentukan CMHN

Pembentukan Kader Sehat Jiwa yang meliputi : Pelatihan

Kompetensi Kader Sehat Jiwa (Deteksi Dini, TAK, Pendkes, Rujukan,

Dokumentasi Terbentuknya kader sehat jiwa per posyandu yang

memiliki skill terlatih di bidang kesehatan jiwa : Setiap dusun

memiliki kader kesehatan jiwa dengan rasio 1 kader terhadap 15-20

keluarga yang ada disekitar tempat tinggalnya Seluruh keluarga di

Desa Siaga Sehat Jiwa memiliki kader kesehatan jiwa.

Tahapan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa adalah

1) Rekruitment kader kesehatan jiwa

2) Pelatihan kader kesehatan jiwa

3) Deteksi keluarga di desa siaga sehat jiwa

4) Menggerakan keluarga sehat untuk mengikuti penyuluhan

kesehatan jiwa

5) Terbentuknya struktur organisasi kader kesehatan jiwa

f. Bentuk pelayanan keperawatan komprehensif CMHN

Pelayanan keperawatan komprehensif dapat diberikan pada

masyarakat pasca bencana dengan kondisi masyarakat yang sangat

beragam dalam rentang sehat-sakit yang memerlukan pelayanan

keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup

tingkat pencegahan yaitu :

Page 26: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

41

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

1) Pencegahan Primer

Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan

dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan

adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan

dan meningkatkan kesehatan jiwa. Target pelayanan yaitu

anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan sesuai

dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan

lanjut usia lanjut. Aktivitas pada pencegahan primer adalah

program pendidikan kesehatan, program stimulasi

perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa, manajemen

stress, persiapan menjadi orang tua. Beberapa kegiatan yang

dilakukan adalah :

a) Memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua.

b) Pendidikan kesehatan mengatasi stress.

c) Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim

piatu, individu yang kehilangan pasangan, pekerjaan,

kehilangan rumah/ tempat tinggal, yang semuanya ini

mungkin terjadi akibat bencana.

d) Program pencegahan penyalahgunaan obat / narkotika.

Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping

untuk mengtasi masalah.

Page 27: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

42

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

e) Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan

salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang

mengalami keputus asaan.

2) Pencegahan Sekunder

Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah

deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta

penanganan dengan segera. Tujuan pelayanan adalah

menurunkan kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan adalah

anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-

tanda masalah dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan

sekunder adalah: Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara

memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat,

tim kesehatan lain dan penemuan langsung serta melakukan

penjaringan kasus.

3) Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus

pelayana keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan

sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan

jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan atau

ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu

anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa pada tahap

pemulihan. Aktifitas pada pencegahan tersier meliputi :

Page 28: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

43

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a) Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-

sumber dimasyarakat seperti : sumber pendidikan,

dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat, tokoh

masyarakat), dan pelayan terdekat yang terjangkau

masyarakat

b) Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan

keluarga hingga mandiri berfokus pada kekuatan dan

kemampuan pasien dan keluarga.

c) Program sosialisasi

d) Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan

yang keliru dalam masyarakat terhadap gangguan jiwa,

oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah

stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi

terhadap pasien gangguan jiwa.

Page 29: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

44

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka teori modifikasi

Sumber : Notoatmodjo dalam Dewanti (2012), Dalami (2009), Nursalam (2008), Keliat et all (2011).

Community Mental

Health Nursing

Definisi CMHN

Pelaksanaan

CMHN

Sumber: Keliat et all

(2011)

Masalah Kesehatan Jiwa

Masyarakat

Skizofrenia

Depresi

Kecemasan

Gangguan kepribadian

Retradasi mental

Sumber: Dalami (2009)

Pilar-pilar keperawatan

CMHN

Perencana

Pengorganisasian

Pengarahan

DESA SIAGA

SEHAT JIWA

Peran Perawat jiwa

puskesmas

Sebagai Pelaksana

Sebagai Pendidik

Sebagai Pengelola

Sumber: (Nursalam, 2008)

Individu

Keluarga

Tokoh masyarakat

Tenaga kesehatan

Pengetahuan perawat

tentang model

keperawatan CMHN

Page 30: BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/Afif Agung Nugroho BAB II.pdf · Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan meningkatkan

45

Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian

= Area yang diteliti

= Area yang tidak titeliti

Bagan 2.2. dalam penelitian ini hanya terdiri dari satu variabel yaitu tingkat pengetahuan perawat. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif jadi tidak menggunakan hipotesa

Pilar CMHN

1. Perencanaan pelayanan

keperawatan

2. Pengorganisasian

pelayanan keperawatan

3. Pengarahan pelayanan

keperawatan

Baik

Cukup

Kurang

Pengetahuan perawat tentang

Pilar CMHN

1. Kegiatan perencanaan yang

akan digunakan

2. Mekanisme pengorganisasian

desa binaan (DSSJ)

3. Jenis kegiatan pengarahan

yang akan diterapkan

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan 1. Usia

2. Pendidikan

3. Jenis kelamin

4. Pengalaman kerja