30
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Dasar Remaja a. Definisi remaja Remaja adalah suatu tahap perkembangan pada individu, dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, dan sosial ekonomi dengan batasan usia antara 10-19 tahun (World Health Organization, 2014). . Remaja adalah seseorang yang berusia usia antara 10 sampai 18 tahun dan belum menikah (Kemenkes, 2014). . Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak- kanak ke masa dewasa, juga merupakan suatu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat, pada anak laki-laki untuk mempersiapkan menjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa. Remaja terdiri dari tiga fase yaitu, remaja awal (11-14 tahun), remaja pertengahan (15-17 tahun), remaja akhir (18-20 tahun) (Wong, 2009). . Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa dengan kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkesbdg.info/files/original/c19e3cc2059efdc72b6753… · TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Dasar Remaja a. Definisi remaja Remaja

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Konsep Dasar Remaja

    a. Definisi remaja

    Remaja adalah suatu tahap perkembangan pada individu, dimana

    remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, dan sosial

    ekonomi dengan batasan usia antara 10-19 tahun (World Health

    Organization, 2014). .

    Remaja adalah seseorang yang berusia usia antara 10 sampai 18

    tahun dan belum menikah (Kemenkes, 2014). .

    Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-

    kanak ke masa dewasa, juga merupakan suatu kematangan fisik,

    kognitif, sosial, dan emosional yang cepat, pada anak laki-laki untuk

    mempersiapkan menjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan

    untuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa. Remaja terdiri dari

    tiga fase yaitu, remaja awal (11-14 tahun), remaja pertengahan

    (15-17 tahun), remaja akhir (18-20 tahun) (Wong, 2009). .

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan

    suatu periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa dengan

    kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional.

  • 9

    b. Tahap pertumbuhan remaja

    Menurut Dian Adriana (2011), menyatakan bahwa pertumbuhan

    adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran. Pertumbuhan dapat diukur

    secara kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat

    badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi, berat (gram, pon, kilogram),

    ukuran panjang (centimeter, meter), umur tulang, dan keseimbangan

    metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

    Selama awal remaja, pertumbuhan berlangsung dengan cepat tetapi

    kecepatannya menurun di pertengahan dan akhir masa remaja. Tinggi

    badan pada anak laki-laki remaja berkisar dari 132 sampai 176,8 cm. Berat

    badan anak laki-laki berkisar dari 35,3 sampai 95,8 kg. Rata-rata, anak

    laki-laki akan mendapatkan tambahan 10 sampai 30 cm tinggi badan dan 7

    sampai 30 kg berat badan.

    Tinggi badan pada anak perempuan berkisar dari 144,8 samapi 173,6

    cm, dengan berat badan berkisar dari 27,24 sampai 82,47 kg. Rata-rata,

    anak perempuan akan mendapatkan tambahan tinggi badan sebesar 5-20

    cm dan 7 sampai 25 kg berat badan selama masa remaja (Kyle & Susan,

    2017).

    c. Tahap perkembangan remaja

    Menurut Kyle dan Carman (2017) menyatakan bahwa Setiap individu

    yang memasuki usia remaja akan mengalami berbagai perkembangan

    pada dirinya seperti:

  • 10

    a).Perkembangan biologis

    Perubahan biologis pada masa pubertas merupakan hasil

    perubahan hormonal yang berada dibawah pengaruh sistem saraf

    pusat. Perubahan biologis yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan

    fisik serta pada penampakan dan perkembangan karakterisitik seks

    sekunder. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan

    berdasarkan dua karakteristik, yaitu: (1) karakteristik seks primer

    merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi

    reproduksi (misal: ovarium, uterus, payudara, penis); dan (2) karakter

    seks sekunder yang merupakan perubahan di seluruh tubuh sebagai

    hasil dari perubahan hormonal (misal: perubahan suara, munculnya

    rambut pubertas, penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung

    dalam fungsi reproduksi. Kebutuhan sayur dan buah dibutuhkan

    remaja untuk pertumbuhan tulang, pertumbuhan berat badan,

    regenerasi sel tubuh, dan pertumbuhan organ-organ tubuh. ..

    b). Perkembangan Psikososial

    Menurut Erikson, selama masa remaja, remaja akan mencapai

    sensasi atau rasa identitas. Saat remaja mencoba banyak peran berbeda

    terkait dengan hubungannya dengan teman sebaya, keluarga,

    komunitas dan masyarakat, ia mengembangkan sensasi individual

    dirinya sendiri. Jika remaja tidak berhasil membentuk sensasi dirinya

    sendiri, ia akan mengalami sensasi kebingungan atau difusi peran.

  • 11

    c). Perkembangan kognitif

    Menurut Piaget, remaja berkembang dari kerangka kerja berpikir

    konkret menjadi kerangka berpikir abstrak. Selama periode ini, remaja

    mengembangkan kemampuan untuk berpikir di luar dari saat ini; yaitu,

    ia dapat menggambungkan konsep berpikir yang benar-benar ada dan

    konsep yang mungkin ada. Pemikiran remaja menjadi logis,

    terorganisasi, dan konsisten. Remaja mampu memikirkan sebuah

    masalah dari seluruh sudut pandang, mengurutkan kemungkinan solusi

    saat menyelesaikan masalah.

    Remaja mulai memiliki pemahaman mengenai kebutuhan gizi,

    menilai dan memilih makanan yang sehat untuk dikonsumsi,

    khususnya sayur dan buah.

    d). Perkembangan Moral

    Menurut Kohlberg, remaja mengalami tahap pasca konvensional,

    mempertahankan status quo, yaitu perkembangan moral dengan

    sebagian besar pilihan mereka berdasarkan emosi sementara mereka

    mempertanyakan standar masyarakat dengan mengajukan pertanyaan

    yang luas, biasanya pertanyaan yang tidak dapat menjawab mengenai

    kehidupan. Saat mereka mengalami kemajuan untuk mengembangakn

    serangkaian moral diri mereka sendiri, remaja menyadari bahwa

    keputusan moral berdasarkan pada hak, nilai, dan prinsip yang dapat

    disepakati oleh suatu masyarakat tertentu. Mereka juga menyadari

    bahwa hak, nilai, dan prinsip dapat menyebabkan perbedaan,

  • 12

    perbedaan ini dapat menyebabkan konflik dan membentuk pertemanan

    yang berbeda.

    e). Perkembangan Spiritual

    Menurut Ford, Remaja dapat juga mulai mempertanyakan praktik

    keagamaan formal mereka atau dalam beberapa kasus sangat taat

    terhadap praktik keagamaan tersebut. Saat mereka berkembang di

    sepanjang masa remaja, remaja menjadi lebih tertarik dalam

    spiritualisme agama mereka dibandingkan dalam praktik sebenarnya di

    agama mereka.

    Pada perkembangan ini remaja memiliki keyakinan untuk

    meningkatkan kesehatan dengan asupan gizi seimbang. Remaja mulai

    berfikir jika mengonsumsi makanan yang bergizi akan meningkatkan

    kesehatanya, apabila tidak mengonsumsi makanan yang bergizi akan

    menimbulkan dampak masalah kesehatan.

    f). Perkembangan sosial

    Perkembangan sosial remaja ditandai dengan kemampuan

    bersosialisasi yang kuat, mulai membiasakan diri dari dominasi

    keluarga, serta menetapkan identitas yang mandiri dan wewenang

    orang tua. Pada perkembangan sosial, remaja dapat bertukar informasi

    mengenai kebutuhan gizi khususnya sayur dan buah secara langsung

    seperti orang tua dan teman sebaya, maupun secara tidak langsung

    seperti internet, media cetak dan lain-lain.

  • 13

    d. Kebutuhan gizi remaja

    Perkembangan remaja terjadi secara cepat, sehingga membutuhkan

    asupan gizi yang relatif besar. Perkembangan tersebut jika tidak diimbangi

    dengan konsumsi zat gizi seimbang akan mengakibatkan defisiensi,

    terutama defisiensi vitamin-vitamin (Arisman, 2002 dalam Mardalena,

    2017).

    Pada fase remaja, pemberian makanan harus mengandung gizi

    seimbang seperti karbohidrat, lauk pauk, susu, sayur dan buah. Gizi

    seimbang bagi remaja adalah makanan yang di konsumsi remaja yang

    mengandung zat sumber tenaga, zat pembangun,dan zat pengatur serta

    beraneka ragam jenisnya (Pedoman Gizi Seimbang, 2014).

    Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada remaja menurut angka

    kecukupan gizi (AKG) (2013), masih mengacu pada kecepatan

    pertumbuhan berdasarkan usia kronologis. Untuk energi dan zat gizi

    seperti Vit.B1 (thiamin), Vit.B2 (riboflavin), Vit.B3 (Niasin), Vit.B,

    mineral dan seng (Zn) Kebutuhannya lebih tinggi remaja laki-laki dari

    pada remaja perempuan (Sandra dkk., 2017). Untuk lebih jelasnya dapat

    dilihat pada table 2.1 dibawah ini:

  • 14

    Tabel 2.1 Kebutuhan zat gizi pada remaja berdasarkan AKG (2013)

    Laki-laki Perempuan

    10-12

    tahun

    13-15

    tahun

    16-18

    tahun

    10-12

    tahun

    13-15

    tahun

    16-18

    tahun

    Energi (Kal) 2100 2475 2675 2000 2125 2125

    Protein (g) 56 72 66 60 69 59

    Lemak (g) 70 83 89 67 71 71

    Karbohidrat (g) 289 340 368 275 292 292

    Serat (g) 30 35 37 28 30 30

    Air (Ml) 1800 2000 2200 1800 2000 2100

    Vit.A (mcg) 600 600 600 600 600 600

    Vit.D (mcg) 15 15 15 15 15 15

    Vit.E (mg) 11 12 15 11 15 15

    Vit.K (mcg) 35 55 55 35 55 55

    Vit.B1 (mg) 1,1 1,2 1,3 1,0 1,1 1,1

    Vit.B2 (mg) 1,3 1,5 1,6 1,2 1,3 1,3

    Vit.B3 (mg) 12 14 15 11 12 12

    Vit.B5 (mg) 4 5 5 4 5 5

    Vit.B6 (mg) 1,3 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2

    Vit.B9 (mg) 400 400 400 400 400 400

    Vit.B12 (mg) 1,8 2,4 2,4 1,8 2,4 2,4

    Vit.C (mg) 50 75 90 50 65 75

    Besi (mg) 13 19 15 20 26 26

    Magnesium (mg) 150 200 250 155 200 220

    Fosfor (mg) 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200

    Natrium (mg) 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500

    Seng (mg) 14 18 17 13 16 14

    Sumber : Kementrian kesehatan republik Indonesia, 2013

  • 15

    2. Konsep Dasar Sayur dan Buah .

    a. Definisi sayur dan buah

    Sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang

    diperlukan oleh tubuh untuk mengatur proses biokimia dalam tubuh.

    Kebutuhan vitamin dan mineral relatif kecil, tetapi fungsinya didalam

    tubuh tidak dapat diganti oleh zat gizi lain. Defisiensi vitamin dan

    mineral dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dan daya

    tahan tubuh (Sukmawati dkk., 2016).

    Sayur adalah makanan rendah lemak dan kalori, kaya akan serat dan

    memberikan energi ekstra. Buah adalah makanan yang sangat berperan

    aktif dalam rangka melawan berbagai penyakit dengan kandungan yang

    dibawa masing-masing buah. Kandungan vitamin, mineral dan zat-zat

    lain dalam sayur dan buah memberikan asupan nutrisi penting untuk

    meningkatkan produksi energi dalam sel-sel otot (Musiatun, 2011).

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sayur dan buah adalah

    sumber vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh dan sebagai

    asupan penting untuk meningkatkan produksi energi dalam sel-sel otot.

    b. Jenis, kandungan pada sayur dan buah berdasarkan warnannya

    Warna-warni buah dan sayuran merupakan informasi kandungan

    nutrisinya. Buah jeruk yang berwarna kuning, semangka hijau, melon,

    kedondong, dan sebagainya yang memiliki warna-warna yang berbeda

    mengindikasikan kandungan nutrisi yang berbeda-beda pula (Musiatun,

    2011).

  • 16

    1). Warna hijau

    Warna hijau yang ada pada buah dan sayuran hijau terbentuk oleh

    klorofil. Semakin pekat atau gelap warna hijau yang terdapat pada

    buah dan sayuran. Maka kandungan vitamin dan mineralnya semakin

    banyak. Buah yang berwarna hijau banyak mengandung asam alegat

    yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asam alegat

    membantu menormalkan tekanan darah. Sayuran yang berwarna hijau

    banyak mengandung vitamin C dan B kompleks, kandungan zat besi,

    kalsium, magnesium fosfor, betakaroten, asam folat, asam oksalat,

    dan serat. Sayuran berwarna hijau ini sangat bermanfaat bagi

    kesehatan kulit, dan menjaga kesehatan pencernaan. .

    Buah-buahan dan sayuran yang termasuk dalam warna hijau ini

    adalah alpukat, melon, anggur hijau, bayam, sawi hijau, kangkung,

    daun katuk, dan lain-lain.

    2). Warna merah

    Warna merah yang terdapat pada buah dan sayur dibentuk oleh

    antosianin dan likopen. Antosianin adalah antioksidan yang bisa

    mencegah infeksi dan kanker kantong kemih. Kandungan likopen

    adalah senyawa yang larut dalam minyak yang juga merupakan

    antioksidan yang mampu mengurangi resiko kanker dan penyakit

    jantung. Buah-buahan dan sayuran yang termasuk ke dalam warna

    merah adalah semangka, stroberi, raspberi, tomat, jambu biji merah,

    kol merah, bayam merah, dan lain-lain.

  • 17

    3). Warna biru atau ungu

    Warna biru atau ungu yang ada pada sayur dan buah dibentuk oleh

    senyawa antosianin, berguna untuk menghambat terbentuknya

    gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga resiko penyakit jantung

    dan stroke berkurang. Buah-buahan dan sayuran yang masuk dalam

    jenis warna ini adalah cherry, blackberries, blueberries, plum, anggur

    merah, kol ungu, pir merah, dan cabai merah.

    4). Warna putih

    Sayur dan buah yang berwarna putih mempunyai kandungan serat

    dan vitamin C yang tinggi. Buah dan sayur jenis ini baik untuk

    menjaga kesehatan sistem pencernaan, dan meningkatkan ketahanan

    tubuh. Buah dan sayur yang masuk kedalam warna putih adalah

    sirsak, duku, kelengkeng, leci, taoge, kol, sawi putih, rebung, dan

    jamur.

    5). Warna jingga

    Warna jingga yang ada pada buah sayur adalah indikasi dari

    kandungan nutrisi dominan beta dan alfa karoten. Kandungan nutrisi

    ini bisa berfungsi untuk menghambat proses penuaan sel-sel tubuh,

    dan dapat juga membantu meremajakan sel-sel tubuh, memacu sistem

    kekebalan sehingga kita tidak mudah terserang penyakit.

    Sayur dan buah yang termasuk kedalam warna ini adalah ubi jalar,

  • 18

    wortel, manga dan melon jingga, labu kuning, papaya, jeruk, dan lain-

    lain.

    6).Warna kuning

    Buah-buahan dan sayuran yang berwarna kuning dianggap bisa

    mencegah penyakit stroke. Hal ini karena adanya kandungan kalium

    yang dimiliki buah dan sayuran yang berwarna kuning.

    Selain kandungan kalium, bahan makanan yang berwarna kuning juga

    mengandung pigmen lutein dan zeaxantin. Pigmen ini dapat berperan

    mencegah terjadinya kebutaan. Pigmen ini ditemukan pada jagung,

    labu, kuning telur, dan beberapa sayur yang berdaun hijau

    Buah dan sayuran yang termasuk kedalam warna kuning adalah

    nanas, pisang, belimbing buah, dan belimbing sayur. .

    c. Manfaat mengonsumsi sayur dan buah .

    Menurut Glori (2018) menyatakan bahwa mengonsumsi sayur dan

    buah memiliki banyak manfaat seperti (1) menyehatkan sistem

    pencernaan karena sayur dan buah memiliki serat alami, (2) membantu

    pertumbuhan tulang yang dapat membuat remaja menjadi tinggi, (3)

    menurunkan resiko penyakit jantung bagi seluruh usia, (4) menyehatkan

    mata, (5) melawan kanker, (6) membantu pertumbuhan sel otak dan

    syaraf, (7) membantu metabolisme tubuh.

  • 19

    d. Dampak kurang mengonsumsi sayur dan buah

    Dampak kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat memberikan

    dampak buruk pada mata, menyebabkan anemia dengan gejala seperti

    lemah, letih, lesu, kurang konsentrasi dan malas, remaja dapat

    mengalami konstipasi atau sembelit bila kurang mengonsumsi sayur dan

    buah (Musiatun, 2011).

    Jika remaja kekurangan konsumsi sayur dan buah dalam waktu yang

    terus menerus, maka akan berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif

    (penyakit akibat pola makan yang tidak sehat). Hal ini sesuai dengan

    teori WHO (World Health organization) bahwa masyarakat yang kurang

    konsumsi sayur dan buah, maka akan menunjukkan risiko terjadinya

    perkembangan penyakit degeneratif seperti obesitas, Penyakit Jantung

    Koroner (PJK), diabetes, hipertensi, ambeyen, kanker usus besar dan

    lain-lain (Nurdianah dkk., 2014).

    3. Konsep Dasar Tingkat Konsumsi Sayur dan Buah

    a. Definisi tingkat konsumsi

    Konsumsi sayur dan buah merupakan susunan makanan berupa

    sayur dan buah yang mencakup jenis dan jumlah sayur dan buah rata-

    rata per orang per hari, yang umum dimakan penduduk dalam jangka

    waktu tertentu. .

    Tingkat konsumsi terbagi menjadi dua, yaitu tingkat konsumsi baik

    dan tingkat konsumsi tidak baik. Tentunya dari hal tersebut terdapat

  • 20

    perbedaan nilai dan konsumsi itu sendiri terhadap individu (Survey

    Konsumsi Makanan, 2018).

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi sayur & buah

    Menurut Ramussen (2011) mengemukakan bahwa faktor yang

    mempengaruhi rendahnya konsumsi sayur dan buah pada remaja

    dipengaruhi oleh:

    1).Faktor umur

    Salah satu kelompok usia yang paling rentan jika kurang

    konsumsi buah dan sayur yaitu remaja, karena masa remaja

    merupakan periode yang penting pada pertumbuhan dan kematangan

    manusia

    (Ryska dkk., 2014).

    2).Preferensi/ pilihan dan kesukaan terhadap sayur dan buah

    Hasil penelitian oleh Devi dan listiyani (2016) menyatakan bahwa

    siswa kurang mengonsumsi sayur dan buah dari rekomendasi sebesar

    80%. Siswa yang tidak menyukai sayur dan buah sebesar 25%,

    Siswa yang tidak mengonsumsi sayur sebesar 20%, dan tidak

    mengonsumsi buah sebesar 55%.

    3).Latar belakang budaya/sosial ekonomi

    Hasil penelitian oleh Devi dan listiyani (2016) menyatakan bahwa

    Remaja dengan pendapatan keluarga ≥ UMK memiliki jumlah rata-

    rata konsumsi sayur dan buah lebih besar dibandingkan dengan

    remaja dengan pendapatan keluarga

  • 21

    4).Uang saku

    Hasil penelitian oleh Devi dan listiyani (2016) menyatakan

    bahwa remaja dengan uang saku kategori “tinggi” memiliki jumlah

    rata-rata konsumsi sayur dan buah lebih besar dibandingkan dengan

    remaja dengan uang saku kategori “rendah”. Remaja dengan uang

    saku rendah memiliki jumlah rata-rata konsumsi sayur dan buah

    “kurang”. Menurut Suci (2011) menyatakan bahwa pengeluaran

    uang saku yang lebih banyak tidak menjamin keberagaman pola

    makan yang baik, faktor pribadi dan kesukaanlah yang

    mempengaruhi jumlah dan jenis yang dikonsumsi.

    5).Ketersediaan sayur dan buah

    Menurut Pearson (2008) dikutip oleh Devi dan listiyani (2016)

    menyatakan bahwa faktor orangtua merupakan faktor yang sangat

    penting dalam konsumsi sayur dan buah pada anak, karena anak

    sering berada di rumah sehingga ketika makanpun tergantung dengan

    apa yang disediakan di rumah.

    6).Pengaruh orangtua dan teman sebaya

    Kebiasaan orangtua akan menjadi pengaruh konsumsi yang baik

    apabila ketersediaan sayur dan buah baik. sedangkan dukungan

    orangtua menjadi pengaruh yang penting jika ketersediaan buah dan

    sayur rendah (Sandvik dkk., 2005) dikutip oleh Devi dan listiyani

    (2016).

  • 22

    7).Pengetahuan sayur dan buah

    Tingkat pengetahuan baik atau kurang, akan mempengaruhi

    seseorang dalam mengonsumi sayur dan buah, semakin tinggi

    pengetahuan semakin mempengaruhi seseorang dalam mengonsumsi

    sayur dan buah, karena mengetahui manfaat dan kandungan dari

    sayur dan buah. Jika tingkat pengetahuan yang kurang, akan

    mempengaruhi konsumsi sayur dan buah, kurangnya pengetahuan

    akan memberikan pengaruh terhadap konsumsi sayur dan buah

    (Ramussen, 2011).

    8).Penampilan fisik sayur dan buah

    Hasil penelitian oleh Ramussen (2011) menyatakan bahwa anak-

    anak 10-18 tahun menolak memakan buah yang memiliki kondisi

    fisik memar atau tidak sempurna. Selain itu warna dan bau dari sayur

    serta buah juga mempengaruhi anak-anak untuk mengonsumsi sayur

    dan buah.

    c. Metode pengukuran konsumsi sayur dan buah

    Menurut Survey konsumsi makanan individu (2016), metode

    pengukuran konsumsi terbagi menjadi dua jenis yaitu:

    1). Metode kualitatif .

    Merupakan kuesioner yang tidak memberikan porsi konsumsi.

    untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut

    jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan

    makan (food habits) metode Kualitatif terdiri dari: .

  • 23

    a).Metode frekuensi makanan (food frequency). .

    b).Metode dietary history. .

    c).Metode telepon. .

    d).Metode pendaftaran makanan (food list).

    2). Metode kuantitatif .

    Dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang

    dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan

    menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau

    daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga

    (URT), Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM) dan Daftar

    Penyerapan Minyak. Metode-metode untuk pengukuran tingkat

    konsumsi secara kuantitatif antara lain: .

    a).Metode recall 24 jam. .

    b).Perkiraan Makanan (estimated food records). .

    c).Penimbangan Makanan (food Weigthing). .

    d).Metode (food account). .

    e).Metode Inventaris (inventory method). .

    f).Pencatatan (household food records)

    d. Pemilihan metode pengukuran tingkat konsumsi sayur dan buah

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah FFQ (food

    frequency questionnaire) yaitu untuk memperoleh data tentang tingkat

    konsumsi sayur dan buah selama periode tertentu seperti hari,

  • 24

    minggu, atau bulan (Survey konsumsi makanan individu, 2016).

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 2.2 dibawah ini:

    Tabel 2.2 Penilaian tingkat konsumsi sayur dan buah

    Kategori Skor Keterangan

    A 50 >1X/ hari

    B 25 1x/ hari

    C 15 3-6 x/minggu

    D 10 1-2 x/ minggu

    E 5 2x/ bulan

    F 0 Tidak pernah

    Sumber: (Survey Konsumsi Makanan Individu, 2018)

    Menghitung skor konsumsi sayur dan buah adalah

    menjumlahkan semua skor konsumsi sayur dan buah berdasarkan

    jumlah skor kolom konsumsi untuk setiap pangan yang pernah

    dikonsumsi (Benítez-Arciniega et al.,2011). Total skor ditulis pada

    baris paling bawah (skor konsumsi pangan). Interpretasi skor ini

    harus didasarkan pada nilai rerata skor konsumsi sayur atau buah

    pada populasi. Jika nilai ini berada diatas median populasi maka

    skor konsumsi pangan baik. Jika nilai ini berada dibawah median

    populasi maka skor konsumsi pangan tidak baik Hal ini ditujukan

    untuk mengukur keragaman konsumsi pangan maka semakin tinggi

    skornya akan semakin beragam konsumsi sayur dan buah. (Survey

    konsumsi makanan individu, 2016).

  • 25

    a). Langkah-langkah Metode Frekuensi Makanan:

    (1).Membuat daftar bahan makanan, sesuaikan dengan waktu

    konsumsi populasi setempat.

    (2).Dari daftar makanan tertentu kelompok makanan/kelompok

    makanan yang disukai, mintalah responden untuk

    mengidentifikasi seberapa sering mereka biasanya

    mengonsumsi setiap item makanan.

    (3).Lima kategori untuk frekuensi makanan makanan yang

    tersedia: sehari-hari (D), mingguan (W), bulanan (M),

    tahunan (Y), jarang / tidak pernah (N). Responden memilih

    kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi setiap

    item makanan yang dipilih, dan mencatat jumlah setiap kali

    item makanan yang dikonsumsi dalam kotak yang sesuai.

    (4).Dalam konteks sederhana atau non-kuantitatif FFQ pilihan

    ukuran porsi tidak diberikan.

    b).Kelebihan metode frekuensi makanan

    (1).Relatif murah dan sederhana.

    (2).Dapat dilakukan sendiri oleh responden.

    (3).Tidak membutuhkan latihan khusus.

    (4).Dapat membantu menjelaskan antara penyakit dan makanan

  • 26

    c).Kekurangan metode frekuensi makanan

    (1).Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari.

    (2).Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data.

    (3).Cukup menjemukan bagi pewawancara.

    (4).Perlu membuat percobaan pendahuluan bahan makanan.

    Tabel 2.3 Food frequency questionnaire (FFQ)

    Jenis bahan

    makanan

    Waktu

    >1X/

    hari

    (50)

    1x/

    hari

    (25)

    3-6

    x/ming

    (15)

    1-2

    x/ming

    (10)

    2 x/

    bulan

    (5)

    Tidak

    pernah

    Sayuran

    Bayam

    Kangkung

    Daun singkong

    Sawi

    Gambas

    Kac. Panjang

    Wortel

    Nangka muda

    Buncis

    Toge

    Buah

    Apel

    Pisang

    Jambu Biji

    Jeruk

    Salak

    Rambutan

    Semangka

    Pepaya

    Mangga

    Buah Pir

    Jumlah

    Sumber: (Survey Konsumsi Makanan Individu, 2018)

  • 27

    4. Konsep Dasar Pengetahuan

    a. Definisi pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil „‟tahu‟‟ dan ini terjadi setelah

    orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

    Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni

    penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Pada waktu penginderaan

    sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

    intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

    b. Jenis pengetahuan

    Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2013) pemahaman masyarakat

    mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan sangat beraneka ragam.

    Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan. Jenis pengetahuan

    digambarkan sebagai berikut:

    1). Pengetahuan Implisit

    Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam

    dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang

    tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

    Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk di transfer ke orang lain

    baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali

    berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.

  • 28

    Contoh: Seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi

    kesehatan, namun ternyata dia merokok.

    2). Pengetahuan Ekspisit

    Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

    didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam

    wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam

    tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh

    sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok

    bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok.

    c. Tahapan pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2012), menyatakan pengetahuan yang

    dicakup didalam domain kognitif mempunyai ada 6 tahapan yaitu:

    1) Tahu (know), ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

    rendah dan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya.

    2) Memahami (comprehention), diartikan sebagai suatu kemampuan

    untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

    dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.

    3) Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

    sebenarnya.

    4) Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

    atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

  • 29

    didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

    satu sama lain.

    5) Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan

    untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

    suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    6) Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

    objek.

    c. Cara memperoleh pengetahuan pada remaja

    Menurut Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa cara yang

    digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat

    dikelompokkan menjadi dua:

    1). Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

    a). Cara coba salah (trial and error) .

    Cara coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

    kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

    kemungkinan itu tidak berhasil, dicoba kemungikanan yang lain.

    Apabila masih gagal akan dicoba kemungkinan ketiga dan

    seterusnya samai masalah itu dapat terpecahkahkan.

    b). Secara kebetulan

    Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

    ketidakasengajaan seseorang yang bersangkutan.

  • 30

    c). Cara kekuasaan atau otoritas .

    Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

    otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan,

    baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,

    maupun ahli pengetahuan atau ilmuan.

    d). Berdasarkan pengalaman pribadi .

    Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

    pengalaman merupakan suatu cara memperoleh kebenaran

    pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

    pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

    yang dihadapi pada masa lalu. Tetapi apabila ia gagal

    menggunkan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu.

    e). Cara akal sehat (common sense) .

    Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau

    kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua

    zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orangtuannya,

    atau agar disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya

    berbuat salah, misalnya dicubit. Ternyata cara ini berkembang

    sampai sekarang dan menjadi teori atau kebenaran, bahwa

    hukuman merupkan metode untuk mendidik anak meskipun bukan

    yang paling baik.

  • 31

    f). Kebenaran melalui wahyu .

    Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

    Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan

    diyakini oleh pengikut-pengkit agama yang bersangkutan,

    terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

    g). Kebenaran secara intuitif

    Kebenaran ini diperoleh sesorang hanya berdasarkan intuisi,

    suara hati atau bisikan hati saja.

    h). Melalui Jalan Pikir

    Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

    cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia

    telah mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh

    pengetahuannya.

    i). Induksi

    Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

    dari pernyataan - pernyataan khusus ke pernyataan - pernyataan

    umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

    kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman - pengalaman

    empiris yang ditangkap indera. Kemudian disimpulkan kedalam

    suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami

    suatu gejala.

  • 32

    j). Deduksi

    Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan -

    pernyataan umum ke khusus. Aristoteles mengembangkan cara

    berpikir deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut

    “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi

    yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai

    kesimpulan yang lebih baik.

    2). Cara memperoleh kebenaran ilmiah .

    Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

    dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

    penelitian ilmiah atau lebih popular disebut dengan metodologi

    penelitian (research methodology). Namun mendapatkan pengetahuan

    dengan cara ini belum bisa dipastikan bahwa remaja dapat melakukan

    d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja

    Menurut Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa faktor-faktor

    yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari:

    1). Pendidikan

    Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan sesorang terhadap

    perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

    menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

    mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

    untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang

    kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan

  • 33

    dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

    akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan

    serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

    seseorang makin mudah menerima informasi.

    2). Informasi atau media masa

    Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

    menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengemukakan,

    menganailisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

    Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

    nonformal dapat memeberikan pengaruh jangka pendek (Immediate

    impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

    pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan

    bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

    pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Dalam penyampaian

    informasi sebagai tugas pokoknya, media massa juga membawa

    pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

    seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

    memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

    terhadap hal tersebut.

  • 34

    Sumber informasi menurut Tyastuti (2009) dibagi menjadi:

    a).Media Cetak (buku, koran, majalah). .

    b).Media Elektronik (televisi, radio, dan internet). .

    c).Media langsung (Orang tua, teman sebaya). .

    d).Tidak pernah

    3). Sosial, Budaya, dan ekonomi.

    Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

    melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

    demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

    tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

    tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu

    sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

    pengetahuan sesorang.

    4). Lingkungan

    Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

    baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

    berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

    individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

    karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan

    direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

  • 35

    5). Pengalaman

    Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

    untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

    kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

    yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

    dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

    professional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

    mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

    merupakan manifesteasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah

    dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

    6).Usia

    Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola seseorang.

    Semakin bertambah usia akan semakin berkembangan pula daya

    tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

    diperolehnya semakin membaik.

    e. Cara pengukuran pengetahuan

    Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

    menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

    responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan

    kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan (Riyanto dan

    Budiman 2013). .

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan

    seperangkat alat tes atau kuesioner tentang objek pengetahuan yang

  • 36

    akan dikur. Selanjutnya dilakukan penilaian dengan menggunakan skala

    Guttman, dimana setiap jawaban yang benar dari masing-masing

    pertanyaan diberi nilai 1 jika benar dan jika salah diberi nilai 0.

    Skema 2.1 Rumus Pengukuran Pengetahuan

    (Sumber: Notoatmodjo, 2010)

    Keterangan:

    N : Nilai perilaku

    Sp : Sikap yang didapat

    Sm : Skor tertinggi maksimum

    Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan dan dewi (2011)

    pengetahuan sesorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan

    skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

    Baik : Hasil presentasi 76% - 100%

    Cukup : Hasil presentasi 56% - 75%

    Kurang : Hasil presentasi < 56%

    Pengukuran pengetahuan juga dapat menggunakan skala

    Guttman, skala Guttman adalah skala yang hanya ada dua gradasi

    atau dua interval yaitu setuju atau tidak setuju, ya atau tidak, positif

    dan negatif (Hasmi, 2016).

    𝑁 =Sp

    Sm𝑥 100%

  • 37

    B.Kerangka teori

    Skema 2.2 Kerangka teori

    Sumber: Notoatmodjo (2012) dan Azwar, (2014)

    Sumber: Ramussen (2011)

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

    1.Pendidikan

    2.Pekerjaan

    3.Umur

    4.Media massa/Informasi

    5.Penghasilan/Ekonomi

    6.Lingkungan

    Pengetahuan,

    tingkat

    konsumsi

    sayur dan

    buah pada

    remaja

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi

    sayur dan buah:

    1. Umur

    2. Preferensi/ kesukaan terhadap sayur dan buah

    3. Latar belakang budaya/Sosial ekonomi

    4. Uang saku

    5. Ketersediaan sayur dan buah di rumah

    6. Pengaruh orangtua dan teman sebaya

    7. Pengetahuan sayur dan buah

    8. Penampilan fisik sayur dan buah