28
8 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian keluarga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena ada hubungan darah,perkawinan atau adopsi.Mereka saling berinteraksi satu dengan lainya,mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 dalam Murwani ,2007). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,ibu,adik,kakek,dan nenek. (Reisner,1980 dalam Murwani,2007). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua atau lebih individu yang mempunyai ikatan dan peranan untuk membentuk kebudayaan yang sehat. 2. Struktur keluarga Struktur keluarga terdiri atas: a. Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk : a) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. b) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan validasi.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

  • Upload
    votram

  • View
    223

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu

rumah tangga karena ada hubungan darah,perkawinan atau

adopsi.Mereka saling berinteraksi satu dengan lainya,mempunyai

peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya (Bailon dan Maglaya,1978 dalam Murwani ,2007).

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih

yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri

dari bapak,ibu,adik,kakek,dan nenek.

(Reisner,1980 dalam Murwani,2007).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan keluarga adalah bagian

dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua atau lebih individu

yang mempunyai ikatan dan peranan untuk membentuk kebudayaan

yang sehat.

2. Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur,

selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, tidak

mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

a) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu

atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas,

selalu meminta dan menerima umpan balik.

b) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan

balik, melakukan validasi.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

9

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya

sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini

tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.

Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka

entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual)

dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk

merubah perilaku orang lain kearah positif.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat

dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk

menyelesaikan masalah (Friedman, 1998 dalam Murwani, 2007).

3. Tipe dan bentuk keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan

orang yang mengelompokkan menurut (Friedman, 1998) tipe keluarga

ada tiga, yaitu :

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi

atau keduanya.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

10

b. keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di

dalamnya seseorang di lahirkan.

c. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan

darah (kakek, nenek, paman, bibi) (Friedman, 1998).

4. Fungsi keluarga.

Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, antara

lain:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal

keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga dalam

melaksanakan fungsi afektif adalah:

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,

saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih

sayang dan dukungan dari anggota yang lain.

2) Saling menghargai, bila anggota saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta

selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi akan

tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan

yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan

belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi di mulai sejak

manusia lahir, dan keluarga merupakan tempat individu untuk

belajar bersosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

11

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia, maka dengan ikatan suatu

perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis

pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah

meneruskan keturunan.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk

memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi

kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak

pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak

seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan

yang berujung pada perceraian.

e. Fungsi Perwatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan

praktik sauhan keperawatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan

kesehataan dan atau merawat anggota keluarga yang

sakit.kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

mempengaruhi setatus kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehataan dapat dilihat dari tugas

kesehataan keluarga yang di laksanakan. Keluarga yanh dapat

melaksanakan tugas kesehataan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan (Friedman,1986 dalam Murwani, 2007).

5. Tugas kesehatan keluarga

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan : kemampuan keluarga dalam

mengetahui penyebab, tanda gejala, komplikasi, serta pencegahan

suatu masalah kesehatan

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

12

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat : kemampuan

keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi suatu masalah

kesehatan

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit :

kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

dan upaya-upaya apa saja yang di lakukan untuk merawat anggota

keluarga yang sakit

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat :

kemampuan keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang

sakit dengan cara merubah atu memodifikasi tempat tinggal

e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat : kemampuan keluarga dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan misalnya puskesmas di

lingkungan tempat tinggalnya ( Friedman,1998 dalam Murwani,

2007).

6. Alasan keluarga menjadi fokus asuhan keperawan

a. Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera,

perpisahan) yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga,

dan dalam hal tertentu, sering kali akan mempengaruhi anggota

keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan. Keluarga

merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan bersifat

mandiri, dimana masalah-masalah seorang individu “menyusup”

dan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.

Jika seorang perawat hanya menilai seorang individu , bukan

keluarga, ia akan kehilangan bagian yang dibutuhkan untuk

memperoleh suatu pengkajian holistik. Salah satu prinsip terapi

keluarga penting adalah bahwa gejala-gejala dari seorang pasien

yang telah teridentifikasi (anggota keluarga dengan masalah-

masalah perilaku umum dan penyakit psikosomatis) adalah indeks

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

13

tingkat adaptasi keluarga , atau dalam kasus ini disebut

maladaptasi.

b. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status

kesehatan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting

bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara

individu, mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi .

mengkaji dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal

penting dalam membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai

suatu keadaan sehat hingga tingkat optimum.

c. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada

peningkatan, perawatan diri (self-care) , pendidikan kesehatan , dan

konseling keluarga, serta upaya-upaya yang berarti dapat

mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahya dari

lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan

keluarga secara menyeluruh , yang mana secara tidak langsung

mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga.

d. Upaya menemukan kasus merupakan satu alasan bagus lainnya

untuk memberikan perawatan kesehatan. Adanya masalah-masalah

kesehatan pada salah seorang anggota keluarga dapat menyebabkan

ditemukannya faktor-faktor resiko pada anggota lain. Ini sering

menjadi masalah ketika mengunjungi keluarga yang memiliki

masalah-masalah kesehatan yang kronis atau penyakit-penyakit

yang dapat menular. Perawat keluarga bekerja lewat keluarga

supaya dapat menyentuh seluruh anggota keluarga.

e. Seseorang dapat mnecapai suatu pemahaman yang lebih jelas

terhadap individu-individu dan berfungsinya mereka bila individu

tersebut dipandang dalam konteks keluarga mereka.

f. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi

individu-individu, sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu

dinilai .

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

14

g. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi

individu-individu, sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu

dinilai dan disatukan kedalam perencanaan tindakan bagi individu-

individu.

B. Konsep Tumbuh Kembang Balita

a. Perkembangan

Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan stuktur dan

Dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,jadi bersifat kualitatif yang

pengukuranya jauh lebih sulit dari pada pengukuran

pertumbuhan.Penggolongan periode perkembangan yang paling luas

digunakan menggambarkan perkembangan seorang anak secara

normal pada masa prenatal,neonatal,bayi,balita,dan prasekolah.

1) Masa prenatal adalah masa embrio yang dimulai sejak konsepsi

sampai kehamilan 8 minggu.Ovum yang telah dibuahi akan

menjadi cepat menjadi suatu organisme yang berdeferesiansi

secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.

2) Masa neonatal adalah adaptasi terhadap lingkungan,perubahan

sirkulasi darah,serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh.Saat

lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 3.000-

3.500 gram,tinggi badan sekitar 50 cm,dan besar otak sekitar 350

gram.Selama sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan

berat badan sekitar sepuluh persen dari berat badan lahir,kemudian

berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.

3) Masa bayi,1-12 bulan adalah pada masa bayi,pertumbuhan dan

perkembangan terjadi secara cepat.Pada umur 5 bulan,berat bada

anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,sementara pada umur 1

tahun,beratnya sudah menjadi 3 kali lipat.Sedangkan untuk panjang

badan,pada umur satu tahun sudah menjadi satu setengah kali

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

15

panjang badan saat lahir.Pertambahan lingkar kepala juga pesat.Pda

6 bulan pertama,pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai

50%.Oleh karena itu,diperlukan pemberian gizi yang baik,yaitu

dengan memperhatikann prinsip menu gizi seimbang.

4) Masa balita (1-3 tahun) adalah pada masa ini,pertumbuhan fisik

anak relatif lebih lambat dibandingkan dengan masa bayi,tetapi

perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat.Anak sering

mengalami penurunan nafsu makan sehingga tampak langsing dan

berotot,dan anak mulai belajar berjalan.

5) Masa prasekolah akhir(3-5 tahun) adalah pada masa ini

pertumbuhan gigi susu sudah lengkap pada masa ini.Anak

kelihatan lebih langsing.Pertumbuhan fisik juga relatif pelan,naik

turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri,demikian pula halnya

dengan berdiri dengan satu kaki secara bergantian atau

melompat.Anak mulai berkembang superegonya (suara hati),yaitu

merasa bersalah bila ada tindakanya yang keliru.

b. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interseluler,berarti bertambahnya ukuran fisik dan stuktur

tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan.jadi bersifat kuantitatif

sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan

satuan panjang atau satuan berat.Pertumbuhan pada masa kanak-kanak

mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya

usia anak.Secara umum,pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke

kaki(cephalokaodal).Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian

kepala berlangsung lebih dahulu,kemudian secara berangsur-angsur

diikuti oleh tubuh bagian bawah.Pada masa fetal(kehamilan 2

bulan),pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan masa setelah

lahir,yaitu merupakan 50% dari total panjang badan.(Nursalam,2005)

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

16

Pertumbuhan Balita (BB,PB,LK)

UMUR

BERAT

BADAN

PANJANG

BADAN

LINGKAR

KEPALA

( Kg) ( Cm) ( Cm)

1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 54.6 33 – 39

2 Bulan 3.6 – 5.2 52.8 – 58.1 35 – 41

3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43

4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44

5 Bulan 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45

6 Bulan 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46

7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5

8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5

9 Bulan 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48

10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5

11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49

12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5

15 Bulan 8.4 – 10.9 72.9 – 79.4 44 – 50

1½ Tahun 8.9 – 11.5 75.9 – 82.4 44.5 – 50.5

2 Tahun 9.9 – 12.3 79.2 – 85.6 45 – 51

2½ Tahun 10.8 – 13.5 83.7 – 90.4 45.5 – 52.5

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

17

C.Konsep Diare

1. Pengertian diare

Diare disebabkan oleh pelbagai infeksi,selain penyebab lain seperti

malabsorbsi.Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari

penyakit dari sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar

pencernaan(Ngastiyah,2005)

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan

yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar

dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Yuliani, 2006).

2. Etiologi

1.Faktor infeksi

a.infeksi eksternal,infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak.

b.infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan

seperti otitis media akut(OMA),tonsilitis,bronkopneumonia dan

sebagainya.

2.Faktor malabsorbsi

a.malabsorbsi karbonhidrat

b.malabsorbsi lemak

c.malabsorbsi protein.

3.Faktor makanan,basi,makanan beracun

4.Faktor psikologis,rasa takut dan cemas(Ngastiyah,2005)

3. Patofisiologi

Diare yang merupakan proses dari transport aktif akibat

rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel

dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi

cairan dan elektrolit. Meningkatnya motilitas dan cepatnya

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

18

pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi

dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan, sodium,

potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam

tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan

dapat terjadi asidosis metabolik.

Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal

sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas

intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini

terjadi pada sindrom malabsorbsi. Meningkatnya motilitas intestinal

dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal (Yuliani, 2006).

4. Manifestasi klinik

Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.

Kram abdominal, demam, mual dan muntah, anoreksia, lemah, pucat,

perubahan tanda vital: nadi dan pernafasan cepat (Yuliani, 2006).

5. Pemeriksaan Diagnostik

1.Pemeriksaan tinja, meliputi:

a.Makroskopis dan mikrokopis

b.pH dan kadar gula dalam tinja

c.Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah

Menentukan pH dan cadangan alkali dengan analisa gas darah

3.Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk pengetahuan faal

Faal ginjal

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

6. Komplikasi

Pada kasus diare biasanya disertai dengan Dehidrasi mulai dari

ringan sampai berat dan harus segera mendapatkan penanganan medis

di Rumah Sakit

7.Anatomi fisiologi lambung

a. Pendarahan dan Persarafan

di bawah arteri seliaka. Arteria ini mendarahi

kecuali duodenum yang diperdarahi oleh artenia gastroduodenalis

dan cabangnya, arteria pankreatiko duodenalis superior. Darah

dikembalikan lewat vena mesenterika superior yang menyatu

dengan vena lienalis membentuk vena porta.

otonom. Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi

dan motilitas, dan rangsangan simpatis menghantarkan nyeni,

sedangkan serabut

Suplai saraf intrinsik,

becrjalan melalui pleksus Auerbach yang terletak dalam lapisan

muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan submukosa

Wilson, 2006).

Komplikasi

Pada kasus diare biasanya disertai dengan Dehidrasi mulai dari

sampai berat dan harus segera mendapatkan penanganan medis

di Rumah Sakit (Yuliani, 2006).

.Anatomi fisiologi lambung

Pendarahan dan Persarafan

Arteria mesenterika superior dicabangkan dan aorta tepat

di bawah arteri seliaka. Arteria ini mendarahi seluruh usus halus

kecuali duodenum yang diperdarahi oleh artenia gastroduodenalis

dan cabangnya, arteria pankreatiko duodenalis superior. Darah

dikembalikan lewat vena mesenterika superior yang menyatu

dengan vena lienalis membentuk vena porta.

Usus halus dipersarafi oleh cabang-cabang sistem saraf

otonom. Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi

dan motilitas, dan rangsangan simpatis menghantarkan nyeni,

sedangkan serabut-serabut parasimpatis mengatur refleks usus.

Suplai saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik,

becrjalan melalui pleksus Auerbach yang terletak dalam lapisan

muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan submukosa

Wilson, 2006).

Gambar 2.3: Usus Halus

(http:www.medicastore.com)

19

Pada kasus diare biasanya disertai dengan Dehidrasi mulai dari

sampai berat dan harus segera mendapatkan penanganan medis

Arteria mesenterika superior dicabangkan dan aorta tepat

seluruh usus halus

kecuali duodenum yang diperdarahi oleh artenia gastroduodenalis

dan cabangnya, arteria pankreatiko duodenalis superior. Darah

dikembalikan lewat vena mesenterika superior yang menyatu

cabang sistem saraf

otonom. Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi

dan motilitas, dan rangsangan simpatis menghantarkan nyeni,

serabut parasimpatis mengatur refleks usus.

yang menimbulkan fungsi motorik,

becrjalan melalui pleksus Auerbach yang terletak dalam lapisan

muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan submukosa (Price &

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

20

b) Fisiologi usus halus

Usus halus mempunyai dua fungsi utama:

a. Pencernaan, yaitu proses pemecahan makanan menjadi bentuk yang

dapat tercerna melalui kerja berbagai enzim dalam saluran

gastrointestinal.Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung

oleh kerja ptialin, HCI, pepsin, mukus, renin, dan lipase lambung

terhadap makanan yang masuk. Proses ini berlanjut dalam duodenum

terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis

karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana.

Mukus juga memberikan perlindungan terhadap asam. Sekresi empedu

dan hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak

sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase

pankreas.

Kerja empedu terjadi akibat sifat deterjen asam-asam empedu

yang dapat melarutkan zat-zat lemak dengan membentuk misel. Misel

merupakan agregat asam empedu dan molekul-moliekul lemak. Lemak

membentuk inti hidrofobik, sedangkan asam empedu karena

merupakan molekul polar, membentuk permukaan misel dengan ujung

hidrofobik mengarah ke dalam dan ujung hidrofilik menghadap ke luar

menuju medium cair. Bagian sentral misel juga melarutkan vitamin-

vitamin larut lemak dan kolesterol. Jadi, asam-asam lemak bebas,

gliserida dan vitamin larut-lemak dipertahankan dalam larutan sampai

dapat diabsorpsi oleh permukaan sel epitel (Price & Wilson, 2006).

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim yang

terdapat dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak enzim-enzim ini

terdapat pada brush border villi dan mencerna zat-zat makanan sambil

diabsorpsi (Price & Wilson, 2006). Dua hormon berperan penting

dalam pengaturan pencernaan usus. Lemak yang bersentuhan dengan

mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu yang

diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil pencernaan protein

tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang

sekresi getah pankreas yang kaya enzim: hal ini diperantarai oleh kerja

pankrezimin. Pankreaozimin dan kolesistokinin sekarang diduga

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

21

merupakan satu hormon yang sama dengan efek berbeda; hormon ini

disebut scbagai CCK (beberapa buku teks menyebut hormon ini CCK-

PZ). Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum (Price & Wilson,

2006).

Asam lambung yang bersentuhan dengan mukosa usus

menyebabkan dikeluarkannya horrnon lain, yaitu sekretin, dan jumlah

yang dikeluarkan sebanding dengan jumlah asam yang mengalir

melalui duodenum. Sekretin merangsang sekresi getah yang

mengandung bikarbonat dan pankreas, merangsang sekresi empedu

dari hati, dan memperbesar kerja CCK.

Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang

dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan

pergerakan peristaltik mendorong isi dan salah satu ujung ke ujung lain

dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan asupan

kontinu isi lambung (Price & Wilson, 2006).

b. Absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air. Semua aktivitas lainnya

mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Absorpsi

adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak,

dan protein (gula sederhana, asam lemak, dan asam amino) melalui

dinding usus ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh

sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsorpsi air, elektrolit, dan vitamin.

Absorpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif

dan pasif yang sebagian besar belum begitu dipahami.

Walaupun banyak zat yang diabsorpsi di sepanjang usus halus,

namun terdapat tempat-tempat absorpsi khusus bagi zat-zat gizi

tertentu. Tempat-tempat absoprsi ini penting diketahui agar dapat

memahani proses terjadinya defisiensi nutrisi tertentu akibat penyakit

pada usus halus.

Absorpsi gula, asam amino, dan Jemak hampir selesai pada

saat kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian

besar diabsorpsi dalam duodenum dan jejunum, dan absorpsi kalsium

memerlukan vitamin D. Vitamin larut-lemak (A, D, F, dan K)

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

22

diabsorpsi dalam duodenum dan untuk absorpsi dibutuhkan garam-

garam empedu. Sebagian besar vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam

usus halus bagian atas. Absorpsi vitamin B12 berlangsung dalam ileum

terminalis melalui mekanisme transpor khusus yang membutuhkan

faktor intrinsik lambung. Sebagian besar asam empedu yang

dikeluarkan oleh kandung empedu ke dalam duodenum untuk

membantu pencernaan lemak, akan direabsorpsi dalam ileum terminalis

dan masuk kembali ke hati. Siklus ini disebut sebagai sirkulasi

enterohepatik garam empedu dan sangat penting untuk

mempertahankan cadangan empedu. Dengan demikian asam atau

garam empedu manipu bekerja untuk mencema lemak berkali-ka1i

sebelum dikeluarkan dalam feses. Penyakit atau reseksi pada ileum

terminalis dapat menyebabkan terjadinya defisiensi garam-garam

empedu dan mengganggu pencernaan lemak. Masuknya garam empedu

dalam jumlah besar ke dalam kolon menyebabkan terjadinya iritasi

kolon dan diare (Price & Wilson, 2006).

Dehidrasi adalah kelainan tubuh istolik yang disertai

kehilangan antrenium dan air dalam jumlah relatif lama.

Beberapa derajat dehidrasi sesuai dengan usia menurut

Ngastiyah (1997).

a. Derajat dehidrasi pada usia dibawah 2 tahun

Derajat ringan apabila previus water losses (cairan yang hilang

karena muntah) sebanyak 50 ml per kg BB, Normal water losses

(karena urine, penguapan kulit pernafasan) sebanyak 100 ml per

kg BB, dan concomitant water losses (karena diare dan muntah-

muntah terus) sebanyak 25 m1 per kg BB sehingga jika

dijumlahkan tubuh kehilangan cairan sebanyak 175 ml/kg.

Derajat sedang apabila previus water losses sebanyak 75 ml per

kg BB, normal water losses sebanyak 100 ml per kg BB dan

concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika

dijumlahkan tubuh kehilangan cairan sebanyak 200 ml per kg BB.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

23

Derajat berat apabila previus water losses sebanyak 125 ml per kg

BB, normal water losses sebanyak 200 ml per kg BB dan

concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika

dijumlahkan tubuh kehilangan cairan sebanyak 350 ml per kg BB.

b. Derajat dehidrasi pada anak usia 2 - 5 tahun

Derajat ringan apabila previus water losses sebanyak 30 ml per kg

BB normal water losses sebanyak 80 ml per kg BB dan

concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga

jika dijumlahkan tubuh kehilangan cairan sebanyak 135 ml per kg

BB.

Derajat sedang apabila previus water losses sebanyak 50 ml per

kg BB, normal water losses sebanyak 80 ml per kg BB dan

concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika

dijumlahkan tubuh kelebihan cairan sebanyak 155 ml per kg BB.

Derajat berat apabila previus water losses sebanyak 80 ml per kg

BB, normal water losses sebanyak 80 ml per kg BB dari

concomitant water losses sebanyak 25 m1 per kg BB sehingga

jika dijumlahkan tubuk kehilangan cairan sebanyak 105 ml per kg

BB.

D.Proses Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses pemecahan

masalah yang sistemastis yang digunakan saat melakukan asuhan

keparewatan keluarga. Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan

proses yang komplek yang menggunakan pendekatan sistematik untuk

bekerja sama dengan keluarga dan individu dan anggota keluarga.

Tahapan proses asuhan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Diare menurut (Friedman, 1998) antara lain

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

24

a) Identitas Data

Nama keluarga, alamat dan no telepon, komposisi keluarga, tipe bentuk

keluarga, latar belakang kebudayaan, identifikasi religi, status kelas

keluarga, dan aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang.

b) Tahap perkembangan dan riwayat keluarga

i. Tahap perkembangan keluarga saat ini .

ii. Jangkauan pencapaian tahap perkembangan : sejauh mana

keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai

dengan tahap perkembangan saat ini.

iii. Riwayat keluarga inti : riwayat keluarga mulai lahir hingga

saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian-

kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik

atau yang berkaitan dengan kesehatan.

iv. Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua : seperti apa

kehidupan keluarga asalnya, hubungan masa silam dan saat

orang tua dari kedua orang tua.

c) Data Lingkungan

i. Karakteristik rumah : Rumah yang kurang nyaman, serta

sanitasi yang kurang hygienis dapat mempengaruhi

kebersihan makanan dan minuman, Status rumah yang

dihuni keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa dapat

mempengaruhi keperdulian keluarga dalam menjaga

kebersihan.

ii. Karakteristik lingkungan, sekitar rumah dan lingkungan

yang lebih luas (tetangga dan masyarakat yang lebih luas :

Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak

terjaga, lingkungan dengan keluarga ekonomi menengah ke

bawah).

iii. Mobilitas geografis keluarga : sudah berapa lama keluarga

tinggal didaerah ini, bagaimana riwayat mobilitas geografis

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

25

dari keluarga ini, darimana keluarga tersebut pindah atau

bermigrasi?

iv. Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas : siapa

didalam keluarga yang menggunakan pelayanan apa atau

ketahui pada lembaga mana, berapa kali atau sejauh mana

mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas?

v. Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga : siapa

menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan

bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga

(menjaga anak, transportasi, dll).

d) Struktur Keluarga

Pola-pola komunikasi : bagaimana komunokasi fungsional

digunakan secara terus menerus?

Struktur kekuasaan : siapa yang membuat keputusan dan siapa

yang memutuskan?

Struktur peran :bagaimana setiap anggota keluarga melakukan

setiap peran secara kompeten?

Nilai-nilai keluarga : penggunaan metode “perbandingan” dan

“membedakan” memberikan kesan (dengan nilai-nilai dari

kebudayaan).

e) Fungsi-fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif : bagai mana kebutuhan-kebutuhan yang di

akui dari anggota keluarga penuhi oleh keluarga?

2) Fungsi sosialisasi: Seberapa adaptif praktik membesarkan

anak untuk sebuah bentuk keluarga dan situasi tertentu?

3) Fungsi perawatan kesehatan : Status kesehatan keluarga dan

kerentanan terhadap sakit yang dirasa atau diketahui

(bagaimana keluarga mengkaji status kesehatan saat ini,

masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini di identifikasi

keluarga, terhadap masalah-masalah kesehatan yang serius

yang mana anggota keluarga merasa mereka mudah

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

26

terpengaruh rentan, apa persepsi-persepsi dari keluarga

tentang berapa banyak kontrol yang mereka lakukan

terhadap kesehatan mereka dengan melakukan tindakan-

tindakan kesehatan yang tepat.

f) Koping keluarga : bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi

yang penuh dengan stress (strategi-strategi apa yang dibuat)

(Friedman,1998).

g) Perumusan masalah

Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data

yang diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis

keperawatan Keluraga terdiri dari maslah (problem), penyebab

(etiologi) dan atau tanda atau gejala. Diagnosis keperwatan

keluarga merupakan respons keluarga terhadap masalah

kesehatan yang dialami, baik actual, risiko ataupun potensial,

yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri

maupun kolektif yang terdiri dari maslah, etiologi, serta tanda

dan gejala(PES) (Ester, 2007)

h) Penetapan prioritas masalah

Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah

dalam merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui

perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria

1) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3),

risiko (skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1,

pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi,

akan terjadi atau kearah pencapaian tingkat fungsi yang

lebih tinggi.

2) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah

dengan skala mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak

dapat (skor 0) dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang

dengan data pengetahuan (pengetahuan klien/keluarga,

teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah yang

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

27

ada), sumberdaya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan,

dan tenaga) sumber daya perawat (pengetahuan,

ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat

(dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan

sokongan masyarakat).

3) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan

skala skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor

1) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data dari

masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

Lamanya maslah (waktu masalah itu ada), tindakan yang

sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki

masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

4) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala

segera (skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak

dirasakan (skor 0) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang

dengan data persepsi kelurga dalam melihat masalah yang

ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam prioritas dapat

dilihat dalam tabel 2.2

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

28

T

a

b

e

l

2

.

2 skala untuk menentukan prioritas askep keluarga

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria

kemudian kita lakukan perhitungan menggunakan rumus berikut

untuk menetapkan nilai masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali

bobot, jumlahkan skor nya. skor tertinggi merupakan prioritas

diagnosis yang akan kita tanggulangi lebih dahulu.

(Ester, 2007).

NO KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN

1 Sifat maslah

Skala: aktual

Risiko

Potensial/wellness

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah

Skala: mudah

sebagian

tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensi masalah untuk

dicegah

Skala: tinggi

cukup

rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

Skala: segera

Tidak perlu segera

Tidak diraskan

2

1

0

1

Skor X Bobot

Skala tertinggi= Nilai masalah

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

29

i) Diagnosa keperawatan

Perumusan diagnose keperawatan keluarga dapat diarahkan

pada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnose

keperawatan meliputi masalah (Problem), Penyebab (etiologi),

dan atau tanda (sign) (Murwani, 2008).

j) Intervensi keperawatan

Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapka

tujuan, identifikasi, sumber daya keluarga dan menyeleksi

intervensi keperawatan (Murwani, 2008).

k) Implementasi keperawatan

Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan

mobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga,

masyarakat, pemerintah (Murwani, 2008).

l) Evaluasi

Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan (Murwani, 2008).

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

30

M.Pathways

BAGAN 2.1 Pathways keperawatan keluarga pada penderita diare

(Whalley and Wong’s, 1999)

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentangpenyakit diare

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dantindakan yang tepat

3. Ketidakamampuan keluarga merawat anggota keluargayang menderita diare

4. Ketidakmampuan memodifikasi lingkungan untukmengatasi masalah diare

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanankesehatan untuk memelihara kesehatan

Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsikarbohidrat

b. Malabsorbsi lemak

Perubahan nutrisi

: kurang dari

kebutuhan tubuh

Kekurangan

Volume

Dehidrasi

Defekasi sering

DIARE

Waktu Absorbsi

berkurang

Tekanan osmotik

usus meningkat

Pergeseran air dan

elektrolit ke dalam

rongga usus

Hipomotilitas

Hiperperistaltik

Kerusakan integritas kulit

Absorbsi

Toksin dari bakteri

dan virus

EnteralParenteral Peningkatan

hormon

adrenalin

Mempengaruhi

syaraf

parasimpatik

Hiperperistaltik

Faktor makanan

(makan basi,

beracun, alergi

terhadap makanan)

Faktor infeksi Faktor psikologis

(cemas, takut)

Hipermotilitas

Absorbsi

menurun

Bakteri tumbuh

berlebihan

Mukosa usus

rusakPeningkatan cairan

elektrolit didalam usus

Isi rongga usus

meningkat

Hospitalisasi

Cemas

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

31

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Gastroenteritis

menurut Whalley and Wong (1999):

a) Penurunan atau kekurangan cairan

b) Perubahan Nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh

c) Kerusakan integritas kulit

d) Kecemasan atau takut

Focus intervensi

1. Penurunan atau kekurangan cairan.

a. Pencegahan Primer

a) Berikan penyuluhan tentang pencegahan kekurangan cairan

b) Ajarkan cara membuat larutan gula garam (LGG)

c) Identifikasi adanya faktor-faktor dehidrasi

b. Pencegahan Sekunder

a) Kaji keadaan umum pasien

b) Beri minum sdikit tapi sering

c) Pantau tanda-tanda dehidrasi

c. Pencegahan Tersier

a) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila An. Mengalami tanda-

tanda dehidrasi berat

b) Kolaborasi pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan anak

2. Perubahan Nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh

a. Pencegahan Primer

a) Beri penyuluhan tentang pentingnya nutrisi

b) Ajarkan keluarga untuk susun menu seimbang untuk penderita

penyakit diare

b. Pencegahan Sekunder

a) Kaji selera makan klien

b) Anjurkan untuk tidak makan makanan yang pedas dan yang

menyebabkan kram abdomen

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

32

c) Anjurkan klien makan sedikit tetapi sering

d) Berikan dorongan kepada klien untuk makan makanan yang lebih

banyak dalam porsi kecil

e) Sajikan makanan dalam keadaan hangat, lembut, dan menarik

f) Beri tahu kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan oral

hygiene

c. Pencegahan Tersier

a) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila kondisi pasien semakin

memburuk

b) Kolaborasi dengan tim ahli gizi (bagaimana nutrisi yang baik)

3. Kerusakan integritas kulit.

a. Pencegahan Primer

a) Identifikasi adanya integritas kulit

b) Ajarkan cara mencegah terjadinya resiko kerusakan integritas

kulit.

b. Pencegahan Sekunder

a. Ajarkan membersihkan daerah anus dengan sabun non alkaline

dan air dengan hati-hati dan lembut, karena dapat berakibat

tinggi penyebab iritasi kulit.

b. tanda-tanda infeksi

c. Pencegahan Tersier

a) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila kondisi klien semakin

memburuk

b) Kolaborasi dengan Dokter tentang pemberian anti biotic

4. Cemas

a. Prevensi Primer

a) Penyuluhan dan pemberian informasi tentang pengertian, gejala-

gejala, tindakan, dan pencegahan yang perlu diketahui dan

dilakukan secara mandiri oleh anggota keluarga penderita diare

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

33

b) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan tenaga medis

c) Jelaskan tentang jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan

Tuberkulosis Paru.

b. Prevensi Sekunder

a) Anjurkan keluarga untuk selalu terlibat dalam perawatan secara

mandiri pada penderita, terutama sebagai pengawas minum obat

agar penderita tidak putus obat

b) Anjurkan penderita untuk teratur berobat dan meminum obat yang

diberikan agar mempercepat penyembuhan

c) Jelaskan tentang lamanya pengobatan agar penderita tidak merasa

cemas

c. Prevensi Tersier

a) Tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang penularan dan cara

pencegahan diare

b) Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

34

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig... · lahir,berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar ... panjang

35