36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS A. Definisi Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. (winjosastro,2007;h.709). Menurut Manuaba (2010) asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan oksigen dan makin meningkatkan karbon dioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Asfiksia neonatorum adalah di mana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.(Mochtar, 2012;h. 291). Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. (Prawiroharjo, 2008; h. 347). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara normal, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen kedalam tubuh. 9 Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

  • Upload
    buianh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN TEORI MEDIS

A. Definisi

Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat

segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir.

(winjosastro,2007;h.709).

Menurut Manuaba (2010) asfiksia neonatorum adalah keadaan

bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur, sehingga

dapat menurunkan oksigen dan makin meningkatkan karbon

dioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan

lebih lanjut.

Asfiksia neonatorum adalah di mana bayi yang baru dilahirkan

tidak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah

dilahirkan.(Mochtar, 2012;h. 291).

Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan

asidosis. (Prawiroharjo, 2008; h. 347).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asfiksia adalah

keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara

normal, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen

kedalam tubuh.

9

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

10

B. Etiologi

1. Gangguan sirkulasi menuju janin antara lain:

a. Gangguan aliran pada tali pusat (lilitan tali pusat, simpul

tali pusat, tekanan pada tali pusat, ketuban telah pecah,

kehamilan lewat bulan).

b. Adanya pengaruh obat, karena narkosa saat persalinan.

2. Faktor dari ibu

a. Gangguan his, misalnya karena atonia uteri

menyebabkan hipertoni.

b. Penurunan tekanan darah dapat mendadak perdarahan

pada plasenta previa dan solusio plasenta

c. Vasokontriksi arterial hipertensi pada hamil dan gestosis

pre eklamsi eklamsi

d. Gangguan pertukaran nutrisi atau O2 ?(solusio plasenta)

e. Meningkat 160 kali permenit tngkat permulaan

f. Mungkin jumlah sama dengan normal tetapi tidak teratur

g. Frekuensi denyut menurun kurang dari 100 kali permenit

apalagi disertai dengan irama yang tidak teratur.

(Manuaba,2010;h.421-422)

3. Towell (1966) mengajukan penggolongan penyebab

kegagalan perafasan pada bayi yang terdiri dari:

a. ibu

Oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat

hipoventilasi selama anestesi, penyakit jantung sianosis,

gagal pernafasan, keracunan karbon monoksida, dan

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

11

tekanan darah ibu yang rendah akan menyebabkan

asfiksia pada janin. Gangguan aliran darah uterus dapat

menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke

plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada:

gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni,hipotoni

atau tetani uterus akibat penyakit atau obat; hipotensi

mendadak pada ibu karena perdarahan.

b. Plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi

luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin dapat terjadi

bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,

misalnya: plasenta tipis, plasenta kecil, plsenta tidak

menempel, solusio plasenta, dan perdarahan plasenta.

c. Fetus

Kompresi umblikus dapat mengakibatkan

terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah

umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu

dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan

pada keadaan: tali pusat menumbung, tali pusat melilit

leher, kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir.

d. Neonatus

Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir

dapat terjadi oleh karena pemakaian obat anestesi atau

analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung

dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin,

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

12

maupun karena trauma yang terjadi pada persalinan,

misalnya perdarahan intrakranial. Kelainan konginental

pada bayi, misalnya hernia diafragmatika atresia atau

stenosis saluran pernafasan, dan lain-lain.

(FKUI,2007;h.1073).

e. Persalinan

Dapat disebabkan oleh :

1) Partus lama (CPD serviks kaku, dan atonia/ inersia

uteri)

2) Ruptur uteri yang membakat : kontraksi uterus yang

terus menerus menggangu sirkulasi darah ke

plasenta

3) Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta

4) Prolapsus; tali pusat akan tertekan antara kepala dan

panggul

5) Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak terlalu

tepat pada waktunya

6) Perdarahan banyak, misalnya plasenta previa dan

solusio plasenta

7) Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi postmaturitas

(serotinus), disfungsi uri.

8) Paralisis pusat pernapasan, akibat trauma dari luar

seperti karena tindakan forseps, atau trauma dari

dalam seperti akibat obat bius.

(Mochtar, 2012; h. 53).

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

13

C. Patofisiologi

Kondisi patofisiologis yang menyebabkan asfiksia meliputi

kurangnya oksigenasi sel, retensi karbon dioksida berlebihan

dan asidosis metabolik. kombinasi ketiga peristiwa itu

menyebabkan kerusakan sel dan lingkungan biokimia yang

tidak cocok dengan kehidupan. Tujuan resusitasi adalah

intervensi tepat waktu yang membalikkan efek-efek biokimia

asfiksia sehingga mecegah kerusakan otak dan organ yang

ireversibel, yang akibatnya akan ditanggung sepanjang hidup.

( Varney, 2007; h.900).

Bayi baru lahir (BBL) mempunyai karakteristik yang unik.

Transisi dari kehidupan janin intrauterin kehidupan bayi

ekstrauterin, menunjukkan perubahan sebagai berikut. Alveoli

paru janin dalam uterus berisi cairan paru. Pada saat lahir bayi

mengambil napas pertama, udara memasuki alveoli paru dan

cairan paru diabsorpsi oleh cairan paru. Pada napas kedua dan

berikutnya, udara yang masuk alveoli bertambah banyak dan

cairan paru diabsorpsi sehingga kemudian seluruh alveoli berisi

udara yang mengandung oksigen. Aliran darah paru meningkat

secara dramatis. Hal ini disebabkan ekspansi paru yang

membutuhkan tekanan puncak aspirasi ,inspirasi dan tekanan

akhir ekspirasi yang lebih tinggi. Ekspansi paru dan

peningkatan tekanan oksigen alveoli, ke duanya, menyebabkan

penurunan resistensivaskuler paru dan peningkatan aliran

darah paru setelah lahir. Aliran intrakardial dan ekstrakardial

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

14

mulai beralih arah yang kemudian diikuti penutupan dukus

arteriosus. Kegagalan penurunan resistensi vaskuler paru

menyebabkan hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru

lahir (Persisten Pulmonary Hypertension of the Neonate),

dengan aliran darah paru yang inadekuat dan hipoksemia

relatif. Ekspansi paru yang inadekuat menyebabkan gagal

napas.

(Sholeh,dkk,2010;h.104).

Sebagian besar pengetahuan mengenai respon terhadap

asfiksia akut pada janin dan bayi baru lahir berasal dari

penelitian pada hewan (Dawes, 1968). Dengan pembatasan

tertentu, hal ini memberi gambaran yang jelas tentang proses

asfiksia pada manusia dan juga dasar logis untuk resusitasi

neonatus. Gangguan suplai darah teroksigenasi melalui vena

umbilikal dapat terjadi pada saat antepartum, intrapartum, dan

tentunya, pascapartum saat tali pusat dipotong. Hal ini diikuti

oleh serangkaian kejadian berikut yang dapat diperkirakan

ketika asfiksia bertambah berat.

1. Awalnya hanya ada sedikit napas. Sedikit napas ini

dimaksudkan untuk mengembangkan paru, tetapi bila paru

mengembang saat kepala masih dijalan lahir, atau bila paru

tidak mengembang karena sesuatu hal, aktivitas singat ini

disebut apnea primer.

2. Setelah waktu yang singat asfiksia tidak dikaji dalam situasi

klinis karena dilakukan tindakan resusitasi yang sesuai

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

15

usaha bernapas otomatis dimulai. Hal ini hanya akan

membantu dalam waktu singkat, kemudian jika paru tidak

mengembang, secara bertahap terjadi penurunan kekuatan

dan frekuensi pernapasan. Selanjutnya, bayi akan memasuki

periode apnea terminal. Kecuali dilakukan resusitasi yang

tepat,pemulihan dari keadaan terminal ini tidak akan terjadi.

3. Frekuensi jantung menurun selama apnea primer dan

akhirnya turun di bawah 100 kali/ menit, yang dikenal secara

internasional sebagai titik aksi resusitasi.

Frekuensi jantung mungkin sedikit meningkat pada saat bayi

bernapas terengah-engah, tetapi bersama dengan menurun

dan berhentinya napas terengah-engah bayi, frekuensi

jantung terus berkurang. Keadaan asam basa semakin

memburuk, metabolisme selular gagal, dan jantung pun

berhenti. Keadaan ini akan terjadi dalam waktu yang cukup

lama.

4. Selama apnea primer, tekanan darah meningkat bersama

dengan pelepasan katekolamin dan zat kimia stres lainnya.

Walaupun demikian, tekanan darah yang terkait erat dengan

frekuensi jantung, mengalami penurunan tajam selama

apnea terminal. Volume sekuncup pada neonatus tetap dan

curah jantung ditentukan hampir sepenuhnya oleh frekuensi

jantung.

5. Terjadi penurunan pH yang hampir linear sejak awitan

asfiksia. Hal yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

16

dan asam lainnya yang diproduksi oleh glikolisis anaerob

pada jaringan yang mengalami hipoksia. Meskipun demikian,

sayangnya, terdapat hubungan yang buruk antara pH arteri

umbilikal, keadaan klinis bayi saat itu, dan prognosis jangka

panjang. Pada satu penelitian terbaru, tidak ada bayi dengan

pH>7,00 mengalami komplikasi asfiksia. Dari 23 bayi dengan

pH<7,00, hanya dua yang mengalami komplikasi asfiksia

dan keduanya dapat dikenali secara klinis karena skor

Apgarnya terus- menerus rendah (winkler et al., 1991).

Apnea primer dan apnea terminal mungkin tidak selalu dapat

dibedakan. Pada umumnya, bradikardia berat dan kondisi

syok memperburuk apnea terminal. Dilihat dari panduan

resusitasi, pembedaan antara apnea primer dan terminal

tidak perlu dilakukan karena tindakan resusitasi ditentukan

oleh kondisi dan tingkat keparahan bradikardia.

Setelah resusitasi efektif dilakukan, jika hipoksia dan

asidosis tidak terlalu berat, biasanya terjadi peningkatan

frekuensi jantung yang cepat dan perbaikan asidosis

metabolik secara bertahap. Padahipoksia yang lebih berat

yang memerlukan kompresi dada akan terjadi perbaikan

secara bertahap pada parameter ini jika resusitasi berhasil.

Terjadinya pernapasan mandiri dan teratur bergantung pada

penyebab asfiksia, keparahan asfiksia, dan kondisi penyerta,

seperti prematuritas, sepsis, dan lain-lain.

( David,dkk, 2009; h. 9).

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

17

D. Tanda dan Gejala

Tabel 1. 1. Penilaian Apgar Score

Tanda 0 1 2

Frekuensi

jantung

Tidak ada Kurang dari

100x/ menit

Lebih dari

100x/

menit

Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak

teratur

Menangis

kuat

Tonus otot Lumpuh Ekstremitas

fleksi sedikit

Gerakan

kuat

Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Menangis

Warna kulit Biru/ pucat Tubuh

kemerahan,

ekstremitas biru

Tubuh dan

ekstremitas

kemerahan

Sumber : Ilmu Kesehatan Anak 3, Hassan, 2007; h. 1076.

Penilaian asfiksia dimulai dari menit pertama kelahiran dan

menit kelima yang dinilai yaitu bayi tidak menangis, bernapas

megap-megap, sianosis, tonus otot melemah.

1. Asfiksia berat

Jika nilai Appearence Pulse Grimace Activity Respiration

( APGAR) 0-3

Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,

sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan

segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat

adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.

b. Tidak ada usaha napas.

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

18

c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.

d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan

rangsangan.

e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.

f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum

atau sebelum persalinan.

2. Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6).

Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah

sebagai berikut:

a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali per menit

b. Usaha napas lambat

c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik

d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang

diberikan

e. Bayi tampak sianosis

f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna

selama proses persalinan

3. Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10).

Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul

adalah adalah sebagai berikut:

a. Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit

b. Bayi tampak sianosis

c. Adanya retraksi sela iga

d. Bayi merintih (grunting)

e. Adanya pernapasan cuping hidung

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

19

f. Bayi kurang aktivitas

g. Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi,

rales, dan wheezing positif (Mochtar,2007; h.293).

E. Diagnosis

1. Di dalam uterus

a. DJJ irreguler dan frekuensinya lebih dari 160 atau

kurang dari 100 kali per menit.

b. Terdapat mekonium dalam air ketuban ( letak kepala).

c. Analisa air ketuban/ amnioskopi

d. Kardiotokografi

e. Ultrasonografi

2. Setelah bayi lahir

a. Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak

bernapas.

b. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada

gejala neurologik seperti kejang, nistagmus,dan

menangis kurang baik/ tidak menangis.

(Mochtar, 2012; h. 292).

F. Penatalaksanaan

Tindakan yang dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum

adalah sebagai berikut.

1. Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa

steril.

2. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan anti septik.

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

20

3. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/ kain kering

yang bersih dan hangat.

4. Nilai status pernapasan. Lakukan hal-hal berikut bila

ditemukan tanda-tanda asfiksia.

a. Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi

dan penolong berdiri di sisi kepala bayi dari sisa air

ketuban.

b. Miringkan kepala bayi.

c. Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari

telunjuk.

d. Isap cairan dari mulut dan hidung.

5. Lanjutkan menilai pernapasan.

Nilai setatus pernapasan apabila masih ada tanda

asfiksia, caranya dengan menggosok punggung bayi (

melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada perubahan

segera berikan napas buatan. (Vivian, 2011; h. 104)

G. Komplikasi

1. Ganguan homeostatis

Perubahan pertukaran gas dan transpor oksigen

selama kehamilan dan persalinan akan mempengaruhi

oksigenasi sel-sel tubuh yang selanjutnya akan

mengakibatkan gangguan fungsi sel. Gangguan fungsi ini

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

21

dapat ringan serta sementara atau menetap, tergantung

pada homeostatis yang terdapat pada janin. Perubahan

homeostatis ini berhubungan erat dengan beratnya dan

lamanya anoreksia atau hipoksia yang diderita.

(winjosastro.2006.h;710)

2. Pneumonia Kongenital

Infeksi biasanya terjadi intranatal karena hirupan

likuor amnii yang septik. Gejala pada waktu lahir sangat

menyerupai asfiksia neonatorum, penyakit membrana

hialin, atau perdarahan intrakranial

(Winjosastro.2006.h;743)

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

22

Tabel 2.1 Manajemen Asfiksia

MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

Y YA

SALAH SAT SALAH SATU ATAU TIDAK

BAYI LAHIR

PENILAIAN Sambil meletakkan & menyelimuti bayi diatas perut ibu atau dekat perineum,lakukan penilaian BBL:

1. Apakah bayi cukup bulan? 2. Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur mekonium 3. Apakah bayi bernafas atau menangis 4. Apakah bayi aktif?

Asuhan Bayi Normal

LANGKAH AWAL 1. Jaga bayi tetap hangat 2. Atur posisi bayi 3. Isap lendir 4. Keringkan dan rangsang

taktil 5. Reposisi

NILAI NAPAS

Bayi bernapas normal Bayi tidak bernapas/bernapas megap-megap

ASUHAN PASCA RESUSITASI 1. Pemantauan 2. Pencegahan hipotermi 3. Inisiasi menyusu dini 4. Pemberian vitamin K1 5. Pencegahan infeksi 6. Pemeriksaan fisik 7. Pencatatan &

Pelaporan

Ventilasi

1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan 2. Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air 3. Bila dada mengembang lakukan ventilasi

20x dengan tekanan 20cm air slama 30 detik

NILAI NAPAS

Bayi tidak bernapas/bernapas megap-megap

Bayi mulai bernapas

1. Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik

2. Hentikan ventilasi dan nilai kembali napas tiap 30 detik

3. Bila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan

1. Kionseling 2. Lanjutkan

resusitasi 3. Pemantaua

n 4. Pencegaha

n hipotermi 5. Pemberian

vitamin K1 6. Pencegaha

n infeksi 7. Pencatatan

Bila dirujuk Bila tidak mau dirujuk/ tidak berhasil

1. Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi

2. Konseling 3. Pencatatan & pelaporan

(APN,2008;h.158)

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

23

II. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

1. Teori Manajemen Kebidanan Varney

Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi, kegiatan

dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada

klien yang memiliki kebutuhan dan masalah kebidanan ( kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan

reproduksi, dan pelayanan kesehatan masyarakat).

Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan

proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan.

Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan

pengorganisasian, pemikiran dan tindakan- tindakan dengan urutan

yang logis dan menguntungan baik dari klien maupun dari tenaga

kesehatan.

Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang

berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik. proses

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka

lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi,

setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang

lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap, yaitu

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

24

1. Riwayat kesehatan

2. Pemeriksaan fisik sesui dengan kebutuhannya

3. Meninjau catatan terbaru dan catatan sebulumnya

4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan

hasil studi

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan

mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengajukan

komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam

manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Pada

keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan

langkah kelima dan keenam ( menjadi bagian dari langkah- langkah)

karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan

laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang-kadang

bidan perlu memulai manajemen dari langkah keempat untuk

mendapat data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.

Langkah 2. Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar

yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan

masalah atau diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan yaitu

diagnosis yang ditegakkan oleh profesi ( bidan) dalam ruang lingkup

praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur ( tata nama)

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

25

diagnosis kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan

tersebut adalah:

1. Diakui dan telah disyahkan oleh profesi.

2. Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan

3. Memiliki ciri khas kebidanan.

4. Didukung oleh clinical juggement dalam praktek kebidanan.

5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Langkah 3. Diagnosa potensial

Mengidetifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosa yang telah diidentifikasi. Langkah

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan bersiap-siap

bila diagnosa/ masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada

langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.

Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penangan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah

keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan.

Langkah 5. Perencanaan

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,

ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

26

diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data yang

tidak lengkap dapat dilengkapi.

Langkah 6.melaksanakan perencananan (pelaksanaan)

Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah

kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh

bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak

melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya, memastikan langkah- langkah

tersebut benar- benar terlaksana. Dalam situasi di mana bidan

berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani pasien yang

mengalami komplikasi, maka dalam keterlibatan manajemen asuhan

bagi pasien adalah tanggung jawab terhadap terlaksananya rencana

asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien

akan menyingkat waktu dan biaya serta menyingkat waktu dan biaya

serta meningkatkan mutu dari asuhan pasien.

Langkah 7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif.

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

27

Mengingat bahwa propses manajemen asuhan kebidanan ini

merupakan suatu hasil pola fikir bidan yang berkesinambungan,

maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak

efektif melalui proses manajemen untuk mengidetifikasi mengapa

proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada

rencana asuhan tersebut .

Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Karena proses

manjemen tersebut berlangsung di dalam situasi dan dua langkah

yang terakhir tergantung pada pasien dan situasi klinik, maka tidak

mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat

diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP , S adalah

data subjektif, O adalah data obyektif, A adalah analysis atau

assessment dan P adalah planning. Merupakan catatan yang

sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini

merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen

kebidanan.

S ( Data Subjektif)

Data subjektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini

berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi

pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

28

kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung

dengan diagnosis. Data subjektif nantinya akan menguatkan

diagnosis yang akan disusun.

O ( Data Objektif)

Data objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama ( pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau

pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari

keluarga atau orang lain dapat dimasukkan data objektif ini. Data ini

akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosis.

A (Assessment)

A (Analysis atau Assessment), merupakan pendokumentasian

hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan

objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan, karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan

akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data

objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data

yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan

pasien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data

pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien,

dapat terus diketahui dan diambil keputusan atau tindakan yang

tepat.

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

29

Analisis atau assessment merupakan pendokumentasian

manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kedua, ketiga

dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut: diagnosis atau

masalah kebidanan, diagnosa atau masalah potensial serta perlunya

mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi

diagnosis atau masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera

harus diidentifikasi menurut kemampuan bidan, meliputi: tindakan

mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk pasien.

P:Planning

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan

saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun

berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini

bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal

mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan

ini harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dipakai dalam batas

tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu

pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi

tenaga kesehatan lain, antara lain dokter.

Meskipun secara istilah, P adalah Planning perencanaan saja,

namun P dalam metode SOAP ini juga merupakan gambaran

gambaran pendokumentasian implementasi dan evaluasi. Dengan

kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima, keenam, ketujuh.

Pendokumentasian P dalam SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan

sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

30

dalam rangka mengatasi masalh pasien. Pelaksanaan tindakan harus

disetujui oleh pasien atau keluarga pasien, kecuali bila tindakan tidak

dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien.sebanyak

mungkin pasien harus dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila

kondisi pasien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan

maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah

atau harus disesuaikan.

Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluation atau

evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk

menilai efektivitas asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi

berisi analisis hasil yang dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai

tindakanatau asuhan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses

evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan

alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.untuk

mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan

perkembangan, dengan tetap mengacu pada metode SOAP.

(Mufdlilah.2009;h.113-125).

2. Teori Asuhan kebidanan pada BBL dengan Asfiksia

a. Pengkajian

1) Data Subyektif

(1) Umur

Persalinan pada umur kehamilan yang belum cukup

umur akan mengakibatkan asfiksia karena organ-

organ yang terbentuk belum sempurna.

(Notoatmodjo, Soekidjo.2007.h;20)

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

31

(2) Umur, orang tua

Umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35

tahun resiko tinggi terhadap kehamilannya akibatnya

dapat terjadi asfiksia bayi yang dilahirkan.

(Matondang,2009;h.6).

(3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan ibu

Menanyakan apakah ibu mempunyai penyakit

jantung sianosis, gagal pernafasan, dan tekanan

darah rendah karena kalau mempunyai penyakit

tersebut bisa menyebabkan bayinya asfiksia

(Matondang,2009;h.15)

b) Riwayat kesehatan sekarang (bayi)

Menilai apakah bayi tidak menangis, sianosis, dan

tidak ada reaksi jika ada tanda tersebut maka bayi

dikatakan asfiksia.

(Matondang,2009;h.12)

(4) Riwayat Obstetri

a) Riwayat kehamilan

Kehamilan yang lalu perlu dikaji karena apabila

kehamilan yang lalu mengalami his yang berlebihan

kemungkinan dapat berulang dalam kehamilan

selanjutnya dan his yang berlebihan dapat

menyebabkan asfiksia

(Wahidiyat,2009;h.12)

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

32

b) Riwayat persalinan

Untuk mengetahui apakah ibu pada saat persalinan

mengalami ruptur uteri, jika mengalami ruptur uteri

akan menyebabkan asfiksia karena kontraksi uterus

yang terus menerus mengganggu sirkulasi darah ke

plasenta

(Wahidiyat,2009;h.13)

2) Data Obyektif

(1) Keadaan Umum

Menilai apakah bayi tidak menangis, dan sianosis

(2) Tingkat Kesadaran

Pada bayi yang asfiksia cenderung kesadarannya yaitu

somnolen.

Somnolen adalah kesadaran lebih rendah dan tampak

mengantuk, selalu ingin tidur tidak responsif terhadap

rangsangan ringan tetapi memberikan respon terhadap

rangsangan yang kuat.

(Matondang,2009;24)

(3) Pemeriksaan fisik

Untuk menggetahui bayi asfiksia dengan tanda-

tanda yang tidak normal.

Menurut (Muslihatun,dkk,2009,h.183).

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

33

a) Dada

Pada bayi kesulitan bernafas dapat mengalami

adanyaretraksi dinding dada yang

berlebihan.(varney, 2008; h. 1197)

b) Warna kulit

Memeriksa warna kulit berwarna kebiruan atau

sianosis

(4) Reflek

Pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum

ditandai dengan tidak ada gerakan atau asimetis,

gerakan tidak teratur, tremor (gerakan tidak

sama),kekuatan dan tonus otot lemah.

(varney,2008;h.1196).

b. Interpretasi Data

a) Diagnosa

Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny M dengan asfiksia sedang

Data Dasar

Subyektif :Bayi tidak menangis dan bernafas megap-

megap

Obyektif : Kesadaran somnolen

Kulit sianosis, hidung ada secret atau

cairan ketuban, ada retraksi dinding dada.

b) Masalah

-

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

34

c. Diagnosa Potensial

1) Asfiksia berat

Jika nilai Appearence Pulse Grimace Activity Respiration

( APGAR) 0-3

Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,

sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif

dengan segera. Tanda dan gejala yang muncul pada

asfiksia berat adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.

b. Tidak ada usaha napas.

c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.

d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan

rangsangan.

e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.

f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum

atau sebelum persalinan.

d. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau Kolaborasi

dan Konsultasi.

Lakukan resusitasi

e. Perencanaan

1) Jelaskan kepada ibu tentang kondisi bayi

2) Jelaskan kepada keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan.

3) Lakukan manajemen asfiksia bayi baru lahir.

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

35

(a) Penilaian pada bayi untuk menentukan keadaan bayi

apakah bernapas megap-megap

(b) Jaga bayi tetap hangat agar tidak terjadi hipotermi

(c) Atur posisi bayi untuk mempermudah pernapasan

(d) Isap lendir untuk membebaskan jalan napas

(e) Keringkan dan rangsang taktil untuk merangsang agar

bayi bisa menangis

(f) Reposisi untuk memudahkan tindakan pengisapan

lendir

(g) Nilai napas untuk menilai apakah bayi sudah menangis

atau belum

(h) Apabila tidak bernapas lakukan ventilasi

1) Pasang sungkup, perhatikan lekatan

2) Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air

3) Bila dada mengembang lakukan ventilasi 20x

dengan tekanan 20cm air selama 30 detik

(i) Nilai napas jika masih belum menangis atau masih

megap-megap lakukan ventilasi lagi

1) Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik

2) Hentikan ventilasi dan nilai kembali napas 30 detik

3) Bila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit

resusitasi, siapkan rujukan

(j) Bila tidak mau dirujuk & tidak berhasil

1) Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk

menghentikan resusitasi

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

36

2) Konseling

3) Pencatatan & pelaporan

f. Pelaksanaan

1) Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi bayi bahwa

bayinya mengalami gagal nafas atau asfiksia

2) Menjelaskan kepada keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan.

3) Melakukan manajemen asfiksia bayi baru lahir.

(a) Penilaian pada bayi yang pertama yaitu

1) Apakah bayi cukup bulan

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur

mekonium

3) Apakah tidak bernapas atau tidak menangis

4) Apakah bayi aktif

(b) Menjaga bayi tetap hangat

1) Meletakan bayi diatas kain yang ada di atas perut

ibu

2) Menyelimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan

perut tetap terbuka, potong tali pusat

3) Memindahkan bayi ke atas kain di tempat

resusitasi yang datar, rata, keras, bersih, kering

dan hangat

4) Menjaga bayi tetap diselimuti dan di bawah

pemancar panas atau lampu sorot

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

37

(c) Mengatur posisi bayi

1) Membaringkan bayi terlentang dengan kepala di

dekat penolong

2) Memposisikan kepala bayi pada posisi menghidu

dengan menempatkan ganjal bahu sehingga

kepala sedikit ekstensi

(d) Menghisap lendir

Menggunakan alat penghisap lendir DeLee dengan

cara sebagai berikut:

1) Menghisap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian

dari hidung

2) Melakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik

keluar, tidak pada waktu memasukkan

3) Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam

(jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih

dari 3 cm ke dalam hidung), hal ini dapat

menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat

atau bayi tiba-tiba berhenti napas.

Bila dengan balon karet dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1) Menekan bola di luar mulut

2) Memasukkan ujung penghisap di rongga mulut

dan lepaskan (lendir akan terhisap)

3) Untuk hidung, masukkan ke lubang hidung

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

38

(e) Mengeringkan dan merangsang taktil

1) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan

bagian tubuh lainnya dengan sedikit

tekanan,rangsangan tersebut dapat membantu BBL

mulai bernapas.

2) Melakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara

dibawah ini:

(a) Menepuk atau menyentil telapak kaki atau

menggosok punggung atau perut atau dada

atau tungkai kaki dengan telapak tangan

(f) Mengatur kembali posisi kepala bayi dan selimut bayi

1) Mengganti kain yang basah dengan yang kering di

bawahnya

2) Menyelimuti bayi dengan kain kering tersebut,

jangan menutupi muka dan dada agar bisa

memantau pernapasan bayi

3) Mengatur kembali posisi kepada bayi sehingga

kepala sedikit ekstensi

(g) Menilai napas jika bayi tidak bernapas melakukan

ventilasi

(h) Apabila tidak bernapas melakukan ventilasi

1) Memasang sungkup, memperhatikan

perlekatannya pegang sungkup agar menutupi

dagu, mulut, dan hidung

2) Mencoba Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

39

3) Apabila dada mengembang dilakukan ventilasi 20x

dengan tekanan 20cm air selama 30 detik

(i) Menilai napas jika masih belum menangis atau masih

megap-megap lakukan ventilasi lagi

1) mengulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik

2) Menghentikan ventilasi dan menilai kembali napas

30 detik

3) Apabila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2

menit resusitasi, siapkan rujukan

(j) Apabila tidak mau dirujuk & tidak berhasil

1) Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk

menghentikan resusitasi

2) Memberikan konseling kepada keluarga

3) Mencatat dan melaporkan

g. Evaluasi

Evaluasi merupakan hasil dari pelaksanan yaitu jika bayi tidak

bernapas maka lakukan ventilasi selama 20x dalam 30 detik,

menghentikan ventilasi dan menilai kembali selama 30detik,

apabila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit

resusitasi, siapkan rujukan.

h. Data Perkembangan

Subyektif : ibu mengatakan bayinya sudah bernapas

dan sudah menangis.

Obyektif :pemeriksaa antopometri

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

40

1) Berat badan

Berat badan ditimbang pada saat

kondisi bayi sudah stabil normalnya

2500- 3000 garam

2) Panjang badan

Pengukuran panjang badan adalah

sederhana hasilnya dapat dikaitkan

dengan hasil pengukuran berat badan

akan memberikan informasi yang

bermakna tentang status nutrisi dan

pertumbuhan fisik bayi. Normal ukuran

panjang bayi setelah lahir adalah 45-52

cm (Matondang, 2009; h. 177).

3) Lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar

perut

Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar

perut dipengaruhi oleh status gizi.

Pemeriksaan ini rutin dilakukan untuk

menjaring kemungkinan adanya

penyebab lain yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan yang lain.

Normal pengukuran kepala yaitu 30-35

cm, apabila ukuran lingkar kepala lebih

besar 3 cm dari normal disebut

hidrosephalus sedangkan bila ukuran

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

41

kepala lebih kecil 3 cm dari normal

disebut mikrosepalus, lingkar dada 28-

33 cm dan lingkar perut 33-35 cm

(Matondang,2009;h.180)

Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Untuk mengetahui bentuk, warna

rambut, adanya benjolan atau tidak

2) Wajah

Tanda-tanda paralisis

3) Mata

Keluar abses, bengkak pada kelopak

mata, perdarahan konjungtiva dan

simetris

4) Hidung

Untuk mengetahui simetris atau tidak,

adakah secret atau tidak

5) Telinga

Kesimetrisan letak dihubungkan dengan

mata dan kepala

6) Mulut

Untuk mengetahui apakah ada labio

atau palatokisis, trush, sianosis, mukosa

kering atau basah

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

42

7) Leher

Untuk mengetahui apakah ada

pembengkakan atau ada benjolan

8) Dada

Bentuk dada, puting susu, bunyi jantung

dan pernafasan

9) Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada atau

tidak benjolan sekitar tali pusat pada

saat menangis, perdarahan pada tali

pusat, jumlah pembuluh darah pada tali

pusat, dinding perut dan adanya

benjolan, distensi, gastroskisis,

omfalokel, bentuk.

10) Genetalia

Untuk mengetahui bersih atau tidak,

kelamin laki-laki: testis berada

disekrotum, penis berlubang, dan

kelamin perempuan labia mayora sudah

menutupi labia minora

11) Ekstremitas

Gerakannya aktif

(muslihatun,dkk,2009;h.180)

Assesment :bayi Ny M umur 0 jam normal

Planning : Melakukan pemantauan kepada bayi.

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

43

Melakukan Pencegahan hipotermi yaitu

dengan cara menjaga kehangatan bayi

dengan selimut.

Melakukan Inisiasi menyusu dini.

Pemberian vitamin K1.

Melakukan pemeriksaan fisik

Mencatat dan melaporkan tindakan

B. Tinjauan Aspek Hukum

1. Peraturan- peraturan

Peraturan Menteri Kesekhatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/2010

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi:

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

Pasal 11

a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak

balita, dan anak pra sekolah.

b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI MEDIS Definisirepository.ump.ac.id/5395/3/Desiy Wulandari BAB II.pdf · I. TINJAUAN TEORI MEDIS . A. Definisi . Asfiksia neonatorum ialah

44

1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk

resusitasi, pencegahan hiportemi, inisiasi menyusu dini,

injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa

neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat

2) Penangan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera

merujuk

3) Penangan kegawat daruratan, dilanjutan dengan

perujukan

4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak

pra sekolah

6) Pemberian konseling dan penyuluhan

7) Pemberian surat keterangan kelahiran

8) Pemberian surat keterangan kematian

Asuhan Kebidanan pada..., Desiy Wulandari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013